8
PBL B WEEK 10 KLINIK Unclear Term 1. Combustio grade II AB 20% Luka bakar sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) dengan kelas 2 Area Burn 20% (Area yang terbakar) (Rahayuningsih, 2012) 2. PDW Platelet Disribution Width PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis,sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil (Mulyatno, Tanpa Tahun) 3. MPV Mean Platelet Volume Merupakan pemeriksaan darah lengkap yang dapat mendeteksi Gangguan trombosit yang relatif umum dalam praktek umum kedokteran. Dalam rangka membantu dalam menjelaskan penyebab gangguan ini dan membantu dalam beberapa kasus dengan diagnosis. (Metromedlab, 2009) 4. GCS Digunakan untuk menilai secara kuantitatif kelainan neurologis dan dipakai secara umum dalam deskripsi beratnya penderta cedera kepala. Penilaian GCS terdiri atas 3 komponen diantaranya respon membuka mata, respon motorik dan respon verbal. (Aritonang, 2007) Cues

Pbl b Dk 1 Week 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

combutio jawaban

Citation preview

PBL B WEEK 10 KLINIK

Unclear Term

1. Combustio grade II AB 20%

Luka bakar sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) dengan kelas 2 Area Burn 20% (Area yang terbakar)

(Rahayuningsih, 2012)

2. PDW Platelet Disribution Width

PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis,sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil

(Mulyatno, Tanpa Tahun)

3. MPV Mean Platelet Volume

Merupakan pemeriksaan darah lengkap yang dapat mendeteksi Gangguan trombosit yang relatif umum dalam praktek umum kedokteran. Dalam rangka membantu dalam menjelaskan penyebab gangguan ini dan membantu dalam beberapa kasus dengan diagnosis.

(Metromedlab, 2009)

4. GCS

Digunakan untuk menilai secara kuantitatif kelainan neurologis dan dipakai secara umum dalam deskripsi beratnya penderta cedera kepala. Penilaian GCS terdiri atas 3 komponen diantaranya respon membuka mata, respon motorik dan respon verbal.

(Aritonang, 2007)

Cues

AG mampu melakukan asuhan gizi pada Tn. S yg terdiagnosa combustio grade 2 AB 20% post debridement hari ke 7 dan serta mendokumentasikan asuhan gizinya dalam format yang baku.

Problem Identification

1. gambaran umum (etiologi, dampak terkait gizi, dan perubahan metab)

a. Etiologi

Luka bakar termal : akibat terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya

Luka bakar kimia : akibat kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Ini dapat terjadi misal karena kontak dengan zat-zat pembersih yang seringkali dipergunakan untuk keperluan RT dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer..

Luka bakar Elektrik : akibat panas yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage, dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

Luka bakar radiasi : akibat terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluann terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi

(Rahayuningsih, 2012)

b. Masalah gizi

Penurunan zat besi, seng, selenium, vitamin C, tokoferol, retinol, vitamin A, dan peningkatan Tembaga. Gangguan metabolisme lemak dan protein.

(Liliasari, 2011)

c. Perubahan metabolisme

(Lilisari, 2011)

2. Klasifikasi luka bakar dan persentase

a. Klasifikasi luka bakar

i. Kedalaman luka bakar

(Lilisari, 2011)

ii. Luas Luka bakar

Ada beberapa metode untuk mengukur prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dan perhitungan bervariasi meiputi :

Rule of nine : tubuh dibagi kedalaman bagian-bagian anatomic , dimana setiap bagian mewakili 9% kecuali daerah genetalia 1%

Lund and Browder : modifikasi dari persenasi bagian-bagian tubuh menurut usi. (ada di pustaka unpad + adult : 3% , 4% , 5%)

Hand palm : luas atau persentasi luka bakar menggunakan telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1% dari permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.

iii. Lokasi Luka bakar (Bagian tubuh yang terkena)

Luka bakar yang mengenai kepala, leher, dan dada seringkali berkaitan dengan komplikasi pulmoner. Luka bakar yang mengenai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau ketidak mampuan untuk bekerja secara permanen. Luka bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine atau feces. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi dinding dada dan terjadi insufisiensi pulmoner.

iv. Mekanisme injury

Pada luka bakar elektrik : injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi kerusakan otot dan jaringan lunak dapat terjad lebih luas. Khususnya injury elektrik dengan voltage tinggi. Oleh karena itu voltage, tipe arus (direct atau alternating), tempat kontak, dan lamanya kontak adalah sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbiditi.

AC (alternating current) lebih berbahaya daripada DC (direct current) . ini seringkali berhubungan dengan terjadinya kardiac arrest (henti jantung), fibrilasi ventrikel, kontraksi otot tetani, dan fraktur kompresi tulang-tulang panjang atau vertebra.

Pada luka bakar karena zat kimia keracunan sistemik akibat absorbsi oleh kulit dapat terjadi

(Rahayuningsih, 2012)

3. bgmn asuhan gizi nya sesuai format yg terpilih

a. bgmn analisa data ABCD

i. Antropometri

ii. Biokimia

iii. Clinical

iv. Dietary

v. Sosek

b. bgmn diagnosa yg tepat utk pasien

i. Septya : peningkatan keb cairan disebabkan kondisi pasien luka bakar ditandai dg peningkatan suhu tubuh

ii. Unun : peningkatan keb protein sebab perubahan metab ditandai dg data lab abnormal

iii. Ulfa : peningkatan keb energi sebab peningkatan metab ditandai dg peningkatan suhu

iv. Dhandy : kurangnya dukungan utk intrv sebab tidak adanya dukungan keluarga ditandai dg keadaan stress

v. Unun : Perubahan data lab

c. bgmn intervensi yg tepat ( T,P,S, perhitungan energi, BM, cairan, zat gizi mikro)

MEALS AND SNACK

i. Perhitungan energi

ii. Tujuan

1. memberikan makanan cukup utk mempertahankan status gizi, mempertahankan kesiembangan cairan n elektrolit, mencegah infeksi dan komplikasi

2. memberikan makanan sesuai keb utk mencegah malnutrisi

3. memberikan makanan utk mengoptimalkan status gizi

iii. Prinsip

1. TETP

iv. Syarat

v. Bahan makanan

EDUKASI GIZI

edukasi ttg pola makan yg benar, utk diet saat di luar RS, edukasi dukungan keluarga

d. Monev

indikator

Target

Frekuensi

Dhandy : Intake oral

80%

Setiap hari

Dhandy : edukasi

Pasien dapat mengerti 90% materi

1 x/mgg

Dhandy : biokimia

elektrolit

Normal

1 x/mgg

Dhandy : fisik klinis

Suhu tubuh n TD

Normal

1x/hari

4. Bagaimana IOM dari obat ranitidine

Interaksi dengan vit. B12 mengurangi absorbsi obat ranitidine jika dikonsumsi bersamaan.

(Bobroff et all, 2009)

5. indikasi obat yg diberikan bgmn efek samping obat jk dikaitkan dg problem gizi yg dialami pasien ( 2 obat yg diinjeksi )

a. Antrain

b. Ceftriaxone

LEARNING OBJECTIVE ( untuk detail jawaban ( bayangan jawaban ) silahkan cek jawaban2 diatas, semoga catatannya membantu hahahahaha :D )

a. Unclear Term :

a. Combustio grade II AB 20%

b. PDW

c. MPV

d. GCS

b. Problem Identification

1. gambaran umum (etiologi, dampak terkait gizi, dan perubahan metab)

2. Klasifikasi luka bakar dan persentase

3. ASUHAN GIZI PASIEN

a. ( boleh dengan tabel (NCP) ataupun tidak dengan tabel (dijabarkan)

b. Intervensi gizi : diet dan edukasi

4. Bagaimana IOM dari obat ranitidine

5. indikasi obat yg diberikan bgmn efek samping obat jk dikaitkan dg problem gizi yg dialami pasien ( 2 obat yg diinjeksi )

misal malnutrisi efek samping obat karena mual muntah