Upload
firda
View
230
Download
5
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dengan bertambahnya waktu maka kemajuan teknologi juga semakin
bertambah.Bukan hanya teknologi saja yang semakin maju melainkan
ilmu pengetahuan yang semakin meningkat dan semakin meluas.
Berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini diiringi
dengan penemuan-penemuan baru yang berhubungan dengan kedokteran
gigi.
Tujuan utama perawatan kedokteran gigi yaitu untuk mempertahankan
atau meningkatkan mutu kehidupan pasien kedokteran gigi. Tujuan ini
dapat dicapai dengan mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit,
memperbaiki efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan
memperbaiki estetika.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
restorasi..Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi,estetik,
dan bentuk jaringan gigi yang masih sehat. Namun sejalan dengan
kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu restorasi gigi,
penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan.
1.2 SKENARIO
Material Restorasi
Aminah seorang Sales Promotion Girl, berusia 31 tahun
memeriksakan giginya dibagian Konservasi gigi RSGMP FKG UMI.
Setelah dilakukan pemeriksaan ekstra oral tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan intra oral didapatkan restorasi Onlay Porselen pada gigi 16
restorasi Amalgam pada gigi 46, restorasi Inlay Komposit pada gigi 47 dan
restorasi Glass Ionomer pada gigi 35
1
1.3 BATASAN TOPIK
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang bahan restorasi,
klasifikasi bahan restorasi, komposisi bahan restorasi, sifat dari bahan
restorasi, syarat ideal seta indikasi dan kontra indikasi bahan restorasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi bahan restorasi
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak.Tujuan restorasi gigi tidak hanya
membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembalikaries, tetapi juga
mengembalikan fungsinya.
2.2 Klasifikasi Bahan Restorasi
2.2.1 Restorasi direct
Bahan restorasi secara langsung artinya bahan tambalan
diiletakkan segera kelubang gigi yang sudah dibersihkan dalam satu
kunjungan. Bahan yang termasuk dalam restorasi langsung adalah
amagam, glass ionomer, resin komposit:
a. Amalgam
Amalgam adalah suatu paduan dari merkuri dan logam lainnya.
Dental Amalgam diproduksi dengan mencampurkan cairan merkuri
dengan paduan partikel padat seperti perak, timah, tembaga, dan
kadang-kadang seng, paladium, indium, dan selenium.
b. Glass Ionomer Cement
Glass Ionomer Cement merupakan bahan restorasi yang
digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk luting material
restorasi logam dan basis material restorasi amalgam.
c. Resin komposit
Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin
yang didalamnya ditambahkan pasi anorganik ( quartz, partikel silica
koloidal ) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya
ditingkatkan.
3
2.2.2 Restorasi indirect
Bahan restorasi tidak langsung memerlukan dua atau lebih
kunjungan bentukya bias berupa crown, bridge, inay dan onlay.
Crown meliputi seluruh permukaan gigi yang tampaak
dirongga mulut, sedangkan inlay betknya lebih kecil dan melekat
meliputi bentuk gigi, onlay mirip dengan inlay tetapi lebih besar
meliputi sebagian atau seluruh permukaan. Sedangkan yang
dimaksud dengan bridge (jembatan) adalah restorasi yang
enggantikan satu atau lebih gigi yang sudah hilang serta meliputi gigi
disebelahnya yang digunakan sebagai penyangga.
Bahan yang digunakan pada restorasi indirect adalah:
a. Porselen
Porselen atau dental ceramic merupakan senyawa logam dan
non logam yang digunakan sebagai komposisi structural, seperti
yang dipakai pada inlay CAD-CAM atau sebagai salah satu dari
beberapa lapisan yang digunakan padaa pembuatan protesa
berbasis keramik
2.3 Komposisi Bahan Restorasi
2.3.1 Amalgam
a. Low Copper Amalgam
Low copper alloy ini mengandung silver (68-70%), tin (26-
27%), copper (4-5%), zinc (0-1%)
b. High copper amalgam
Mengandung silver (40-70%), tin (22-30%), copper (13-30%),
zinc (0-1%).
4
2.3.2 Glass Ionomer Cement
Glass ionomer terdiri dari 2 material utama yaitu powder da liquid
a. Powder : Calcium-Flour-Almunium Silicate glass
Ukuran maksimum partikel berkisar 13-19 µm
SiO2 29,0%
Al2O3 16,6%
CaF2 34,4%
AlPO4 9,9%
Na3AlF6 5,0%
b. Liquid : Asam polialkenoat
2.3.3 Resin Komposit
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen.
Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi
anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa komponen
lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan
bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untukmemberikan
ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga
aktivator-aktivator diperlukan.
2.3.4 Porselen
Keramik gigi adalah bahan non metal, struktur inorganic, dan
biasanya terbuat dari oksigen dengan satu atau dua elemen metal
atau non metal, diantaranya adalah feldspar, kaolin, silica (quartz),
alumina oksida, boric oksida, oksida, dan bahan pewarna.
Ingredients wt % Function
1. Feldspar 60-80 Basic glass former
2. Alumina 8-20 Strengthener, glass former, opacifier
3. Kaolin 3-5 Binder during firing
5
4. Quartz 15-20 Filler
5. Boric Oxide 2-7 Glass former, flux
6. Oxide (Na, K, Ca) 9-15 Glass modifiers, interrupter, fluxes
7. Metallic pigments <1% Colour matching (Oxide of Zn, Sn, Ti
as colour pigments and shade)
8. Many other oxide of ZrO2,
SnO2, BaO, TiO2, B2O3
TRAC
E
2.4 Sifat-Sifat Bahan Restorasi
2.4.1 Amalgam
a. Sifat Fisis
1. Perubahan Dimensi
Perubahan minimal dimensi setelah kondensasi penting.
Kontraksi berlebihan dapat menyebabkan kebocoran dan
sensitivitas. Ekspansi yang berlebihan juga dapat menyebabkan
sensitivitas. Dimensi perubahan dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti rasio merkuri / paduan serta trituration dan teknik
kondensasi. Hasil terbaik adalah diperoleh dengan mengikuti
rekomendasi pabrikan. .
2. Creep
Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan
dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material diberi
tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan
mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI-ADA
specification no.1 menganjurkan agar creep kurang dari 3%.
Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai
nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari
0,1%.
6
b. Sifat Mekanik
1. Strength
Semua bahan restorasi memerlukan kekuatan yang cukup
untuk menghindari terjadinya fraktur. Jika desain amalgam cukup
baik, kegagalan relatif dapat dihindari, sulit menemukan faktor
apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan.
Macam-macam strength pada amalgam.
Compressive strength
Compressive strength merupakan sesuatu yang berguna
untuk membandingkan material yang umumnya lemah
terhadap regangan seperti amalgam, semen, dan resin
komposit. Ketahanan terhadap gaya kompresi adalah kekuatan
yang paling menguntungkan karakteristik amalgam. Karena
amalgam terkuat di kompresi dan jauh lebih lemah pada
regangan dan pergeseran.
Tensile strength
Tensile strength terjadi jika, terjadi fraktur pada bahan yang
diberi kekuatan yang saling menjauh satu sama lain. Meskipun
tegangan utama yang terjadi selama pengunyahan adalah
tekanan kompresif, namun tekanan lain juga terjadi. Dan
ketika kekuatan tersebut mempengaruhi suatu tegangan tarik
(tensile stress) , fraktur akan mungkin terjadi. Amalgam
mempunyai tensile strength yang lebih kecil dari compressive
strength-nya. Tensile strength amalgam adalah sekitar 1/8
( 12,5 %) dari compressive strength-nya.
Flexural (transverse) strength
Nilai ini sering disamakan dengan modulus of rupture,
karena amalgam adalah bahan yang rapuh. Amalgam dapat
menahan perubahan bentuk selama uji transversal strength.
Flexural (transverse) strength dapat diartikan sebagai
kekuatan untuk menahan beban transversal yang terjadi
7
selama pengunyahan. Flexural strength pada low copper
amalgam adalah sekitar 120-130 MPa, sedangkan pada high
copper adalah sekitar 90-110MPa.
c. Sifat Kimia
1. Reaksi elektrokimia sel galvanic
Korosi galvanic terjadi ketika dua atau lebih alloy berkonntak
dalam larutan elektrolit, dalam hal ini saliva besarnya arus galvanic
dipengaruhi oleh usia retorasi perbedaan potennsial korosi sebelum
berkontak dan daerah permukaan.
2. Korosi
Reaksi elektrokimia yag bias menghasilkan degradasi struktur dan
property mekanis
2.4.2 Glass Ionomer Cement
a. Sifat Fisis
GIC digunakan sebagai bahan restorasi yang kekuatannya tahan
terhadap fraktur, lebih rentan terhadap keausan dibanding dengan
komposit, dapat melekat dengan email dan dentin dan bersifat anti
kariogenik.
b. Sifat Biologi
Mempunyai sifat antikaries yang sama dengan semen silikat. GIC
melepaskan fluoride yang dapat mencegah karies sekunder. GIC
bersifat biokompatibel non iritan dan non toksik.
c. Sifat Mekanis
1. Compressive strength atau kekuata kompresi
Berkisar antara 90-230 MPa. Modulus elastisitasnya 3,5-6,4
MPa sehingga tidak terlalu kaku dan lebih dekat terhadap
perubahan bentuk elastis.
8
2. Bond Strength (kekuatan ikat)
Kekuatan GIC untuk berikatan dengan dentin 1-3 MPa
2.4.3 Resin Komposit
a. Sifat fisis
1. Warna.
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang
disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan.Stabilitas
warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda
seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan
warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari
penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan
dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki
warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai
struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk
menyesuaikan dengan warna email dan dentin.
2. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih
rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan
untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan
dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.
3. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60
detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran.
Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam
beberapa detik setelah aplikasi sinar.
9
d. Sifat mekanis
1. Adhesi
Terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu
berkontak disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul
antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan
secara kimia dengan email.
2. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih
unggul dibanding dengan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit
dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan
bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi
memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks
yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.
2.4.4 Porselen
a. Sifat Mekanis
Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan suatu bahan
untuk menahan tekanan yang diberikan pada saat digunakan maupun
dalam proses pembuatannya. Sifat ini bergantung pada komposisi,
mikrostruktur dan daya alir.Sifat alamiah dan penambahan bahan
penguat yaitu fase kristalin juga memberi pengaruh terhadap sifat
mekanis bahan keramik gigi. Berikut ini akan dibahas sifat mekanis
keramik gigi yaitu strength, shrinkage dan hardness.1
1. Strength
Strength adalah stress maksimum yang dapat dikeluarkan
benda pada saat benda itu patah atau rusak total, biasanya juga
disebut Ultimate strength. Bila bahan tersebut memberikan stress
sebelum putus oleh karena suatu tension disebut sebagai Ultimate
10
Tensile Strength, sedangkan bila memberikan stress sebelum
hancur disebut Ultimate Compressive Strength1.
2. Shrinkage
Penyebab shrinkage selama pembakaran adalah adanya
hambatan pada saat kondensasi.Makin sedikit air yang tinggal
sewaktu pembakaran dimulai, maka makin sedikit terjadi
Shrinkage. Selama proses pembakaran keramik gigi akan terjadi
penyusutan sebanyak 30% - 40% dari volume awal. Oleh karena
itu, mahkota keramik harus dibuat lebih besar dari ukuran
sebelum pembakaran.
Jumlah Shrikage keramik gigi tergantung pada ukuran
distribusi partikel. Inti keramik yang lebih kecil diperoleh dari
distribusi partikel yang lebih besar, menghasilkan tegangan yang
lebih tinggi sehingga ,menyebabkan lebih banyak terjadi
penyusutan.
3. Hardness
Hardnessatau kekerasan bahan keramik gigi dapat diartikan
sebagai suatu karakteristik yang dihubungkan dengan kemampuan
bahan tersebut untuk bertahan terhadap penetrasi pada permukaan
yang dapat menyebabkan retak dan fraktur serta abrasi akibat
aliran yang plastis.
b. Sifat fisis
Sifat fisis keramik merupakan sifat yang berhubungan dengan
sifat sifat material yang ada didalam keramik tersebut. Berikut ini
akan diuraikan sifat fisis keramik yaitu mengenai Thermal ekspansi
dan warna.1
1. Thermal Ekspansi
Thermal ekspansi merupakan kemampuan suatu bahan untuk
ekspansi atau memuai bila dipanaskan dan akan menyusut bila
11
didinginkan. Bila ekspansi dan kontraksi akibat perubahan suhu
merupakan karakteristik penting. Ekspan dan kontraksi biasanya
diukur dan dinyatakan dalam koefisien linear thermal ekspansi
yang diartikan sebagai penambahan panjang suatu benda
dibandingkan dengan nilai panjang semula jika temperatur 1° C.1
2. Warna
Alasan utama pemeliharaan keramik gigi sebagai bahan
restorasi adalah kualitas estetis yang sebanding dengan struktur
gigi dalam hal translusensi, warna dan intensitasnya. Struktur
gigi akan mempengaruhi keramik gigi. Dentin biasanya lebih
opak dari email dan merefleksikan atau memantulkan cahaya.
Email merupaka lapisan Kristal diatas dentin dan dibentuk oleh
selapis tipis prisma bersama substansi organic. Indeks bias email
dan dentin adalah berbeda sehingga disebarkan melalui reflekkasi
dan refraksi atau pembiasan untuk menghasilkan efek
translusensi.1
c. Sifat Biologis
Biokompabilitas
Seluruh bahan restorasi bahan keramik gigi harus
dipertimbangkan penggunaannya terhadap stabilitas kesehatan
rongga mulut dan biokompabilitas yang baik. Biokompabilitas
diartikan sebagai kemampuan suatu bahan dapat bertahan terhadap
korosi, perubahan selama pemakaian serta tidak menimbulkan
reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh.7
2.5 Syarat Ideal bahan restorasi
1. Harus mudah digunakan dan tahan lama
2. Kekuatan tensil cukup
3. Tidak larut oleh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di dalam
rongga mulut
12
4. Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
5. Mudah dipotong dan dipoles
6. Derajat keausan sama dengan email
7. Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
8. Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
9. Daya penyerapan airnya rendah
10. Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi
11. Radiopaq
2.6 Indikasi dan Kontra-indikasi Bahan Restorasi
2.6.1 Amalgam
a. Indikasi
1. Untuk gigi posterior
2. Karies pit dan fissure gigi posterior, karies proksimal gigi
posterior, karies permukaan halus (sisi bukal/lingual)
3. Pasien dengan insdensi karies tinggi
b. Kontra-indikasi
Gigi yang memerlukan estetika baik ( terutama gigi anterior)
2.6.2 Glass Ionomer Cement
a. Indikasi
1. Untuk gigi posterior
2. Karies pit dan fissure gigi posterior, karies proksimal gigi
posterior, karies permukaan halus (sisi bukal/lingual)
3. Pasien dengan insdensi karies tinggi
b. Kontra-indikasi
Gigi yang memerlukan estetika baik ( terutama gigi anterior)
2.6.3 Resin Komposit
a. Indikasi:
13
1. Restorasi klas I, II, III, IV, dan V
2. Sebagai bahan base lining atau core builtup
3. Sebagai fissure sealant pada restorasi resin preventif
4. Restorasi estetik : seperti veneer, penutupan diastema, modifikai
kontur gigi
5. Semen untuk restorasi indirect resin
6. Splinting
b.Kontra indikasi :
1. Restorasi gigi posterior dengan beban pengunyahan yang berat
2. Kontrol cairan buruk
2.6.4 Porselen
a. Indikasi:
1. Mengoreksi diastema
2. Memperbaiki diskolorisasi gigi yang megalami erubahan warna
karena flourosis, tetrasiklin
3. Menutupi cacat pada email
4. Megoreksi betuk gigi seperti peg-shaped
5. Memerbaiki kerusakan struktur gigi, seperti gigi yang mengalami
fraktur
b.Kontra indikasi:
1. Penderita dengan kebiasaan buxism/aktiviitas fungsional yang
menyebabkan chipping
2. Gigi dengan email yang ttidak memadai untuk retensi yang cukup
3. Fraktur gigi yang parah
4. Celah interdental yang besar (diastema yang besar)
5. Gigi dengan mahkota yang pendek
6. Gigi dengan restorasi yang besar dan dalam
BAB III
14
PENUTUP
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak.Tujuan restorasi gigi tidak hanya
membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembalikaries, tetapi juga
mengembalikan fungsinya.
Bahan restorasi dibagi menjadi dua yaitu restorasi direct dan indirect.
Restorasi direct berupa amalgam, resin komposit, dan glass ionomer cement
sedangkan resorasi indirect berupa crown, inlay, onlay, bridge dan bahan
yang digunakan yaitu porselen.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Hidayat Ihmad. 2008.Bahan Restorasi. USU : Sumatera Utara.
2. Gladwin M, Bagby M. Clinical Aspects of Dental Materials. Fourth
Edition. 2004
3. Craig G Robert. Restorative Dental Materials.Mosby Texas. 2002.
4. Horsted-Bindslev, dkk. Tambalan Amalgam. EGC. Jakarta
5. Kidd. M.A, dkk. Dasar-Dasar Karies. EGC.Jakarta
6. McCabe F, Walls G W. Applied Dental Materials. Blackwell.
Australia
7. Bahan Restorasi Direct. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara
8. Adenan Aprilia.Seleksi Kasus-Kasus Veneer Porselen. Universitas
Indonesia.
16