23
PATOLOGI KEHAMILAN DAN PENATALAKSANAANNYA Dr. A. Rusdhy H. Hamid, SpOG

Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

patologi kehamilan

Citation preview

Page 1: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

PATOLOGI KEHAMILAN DAN PENATALAKSANAANNYA

Dr. A. Rusdhy H. Hamid, SpOG

Page 2: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

HIPEREMESIS DALAM KEHAMILAN

Pengertian Muntah yang berlebihan dalam kehamilan

(> 10x/hari) yang menyebabkan gangguan kesehatan penderita berupa terjadinyaKetonuriaPenurunan berat badan > 5 %

Page 3: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Prinsip dasar Muntah dan enek adalah bagian dari adaptasi / reaksi

fisiologi kehamilan akibat adanya pengaruh hormone kehamilan seperti : Progesteron, hCG dll.

Hiperemesis dapat merupakan gejala penyakit – penyakit : Mola hidatidosa Hipertiroid Defisiensi vitamin B kompleks Stress berat

Setiap liter cairan lambung yang dimuntahkan mengandung 40 mEq kalium.

HIPEREMESIS DALAM KEHAMILAN

Page 4: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan fisik Laboratorium :

Urinalisa lengkap Gula darah Elektrolit Fungsi hati Fungsi ginjal

USG : menilai dan memastikan kehamilan

HIPEREMESIS DALAM KEHAMILAN

Page 5: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Manajemen

Atasi dehidrasi dan ketosis Berikan infus Dx 10% + B Kompleks IV Lanjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi kalori dan elektrolit

yang memadai seperti : KaEN Mg 3, Trifuchsin dll. Balans cairan ketat hingga tidak dijumpai lagi ketosis dan deficit elektrolit Berikan obat anti muntah : Metochlorpropamid, Largactil anti HT3 Jika kehamilannya patologis (misal: Mola Hidatidosa) lakukan evakuasi Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang

dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan) Infus dilepas bila kondisi pasien benar – benar telah segar dan dapat makan

dengan porsi wajar dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas.

HIPEREMESIS DALAM KEHAMILAN

Page 6: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

PRE EKLAMPSIA RINGAN

Batasan Timbulnya hipertensi ≥ 140/90 mm Hg sampai < 160/110

mm Hg yang disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu.

Gejala Klinis Hipertensi

Tekanan darah ≥ 140/90mmHg sampai < 160/110 mmHg

Proteinuria 0,3 gr / dalam 24 jam atau secara kualitatif ( + + )

Page 7: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Penatalaksanaan1. Rawat jalan Cukup istirahat Diet biasa ( tidak perlu diet rendah garam ) Tidak perlu diberi obat-obatan Pantau tekanan darah, pemeriksaan urin (proteinuria),

refleks patella dan kondisi janin. Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda

bahaya pre eklampsia berat dan eklampsia Kunjungan ulang setiap 1 minggu

PRE EKLAMPSIA RINGAN

Page 8: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

2. Rawat inapa. Kriteria rawat inap : Bila dalam pengobatan 2 minggu tidak ada perbaikan Cenderung menuju gejala pre eklampsia berat Hasil pemeriksaan kesejahteraan janin meragukan atau jelek

(USG/KTG)

b. Pengobatan / evaluasi selama rawat inap : Tirah baring. Pemeriksaan laboratorium : Hb, Hematokrit, Urine lengkap, asam urat

darah, trombosit, fungsi hati, fungsi ginjal.

c. Konsultasi dengan Bagian lain SMF Mata SMF Penyakit Dalam SMF Penyakit Jantung, dll

PRE EKLAMPSIA RINGAN

Page 9: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Evaluasi hasil pengobatan Pemeriksaan kesejahteraan janin ( “fetal well being” ) Bila jelek : Terminasi kehamilan Bila ragu : Ulangi pemeriksaan kesejahteraan janin Bila baik :

Usia kehamilan < 37 mingguBila tensi normal, persalinan ditunggu sampai atermBila tensi turun tetapi tidak mencapai normal, kehamilan dapat diakhiri pada umur kehamilan > 37 minggu

Usia kehamilan ≥ 37 mingguBila tensi normal, persalinan ditunggu sampai inpartu. Bila tensi tidak mencapai normal dilakukan terminasi

Cara persalinan Pervaginam bila tidak ada kontra indikasi Bila perlu mempercepat kala II (Ekstraksi Vakum/Forseps)

PRE EKLAMPSIA RINGAN

Page 10: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

PRE EKLAMPSIA BERAT

Batasan Timbulnya hipertensi ≥ 160 /110 mmHg

disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan setelah 20 minggu.

Page 11: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Gejala klinisBila didapatkan hipertensi dalam kehamilan dengan satu atau lebih gejala di

bawah ini : Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110

mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun walaupun ibu hamil sudah dirawat dan menjalani tirah baring.

Proteinuria > 5 gram / 24 jam atau kualitatif ( ++++ ) Oliguria, jumlah produksi urine < 500 cc / 24 jam yang disertai kenaikan

kadar kreatinin darah. Gangguan visus : mata berkunang-kunang Gangguan Serebral : kepala pusing Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen Edema paru dan sianosis Pertumbuhan janin terhambat ( IUGR ) Adanya Sindrom HELLP ( H : Hemolysis, EL : Elevated Liver Enzyme, LP :

Low Platelet Count)

PRE EKLAMPSIA BERAT

Page 12: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

PenatalaksanaanA. Perawatan Konservatif Bila umur kehamilan < 37 minggu, tanpa adanya keluhan

subyektif dengan keadaan janin baik. Pengobatan dilakukan di Kamar Bersalin / Ruang Isolasi

a. Tirah baring dengan miring ke satu sisi ( kiri )b. Infus Dekstrose 5 %, 20 tts/menitc. Pasang kateter tetapd. Pemberian obat anti kejang : Magnesium Sulfat (

MgSo4 )

PRE EKLAMPSIA BERAT

Page 13: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Perawatan Konservatif dianggap gagal bila : Adanya tanda-tanda “ Impending

Eklampsia “ ( keluhan subyektif ) Penilaian kesejahteraan janin jelek Kenaikan tekanan darah progresif Adanya Sindroma HELLP Adanya kelainan fungsi ginjal

PRE EKLAMPSIA BERAT

Page 14: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

B. Perawatan Aktifa. Indikasi Penilaian kesejahteraan janin jelek Adanya keluhan subyektif ( “Impending Eklampsia” ) Adanya sindroma HELLP Kehamilan Aterm Perawatan konservatif gagal Perawatan selama 24 jam, tekanan darah tetap ≥ 160 / 110

mmHg

b. Pengobatan Medikamentosa Tirah baring miring ke satu sisi ( kiri ) Infus Dekstrose 5% 20 tetes / menit Pemberian MgSO4

PRE EKLAMPSIA BERAT

Page 15: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

c. Terminasi kehamilan Induksi persalinan dengan drips Oksitosin bila

Kesejahteraan janin baik Skor pelvik ( Bishop ) ≥ 5

Operasi Seksio Sesarea bila Kesejahteraan janin jelek Skor pelvik ( Bishop ) < 5

PRE EKLAMPSIA BERAT

Page 16: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

EKLAMPSIA

BatasanKelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau nifas ditandai kejang dan atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia (hamil > 20 minggu, hipertensi, proteinuria dan atau edema).

Gejala klinis Umur kehamilan > 20 minggu Tanda-tanda pre eklampsia Kejang dan atau koma saat hamil, persalinan atau

sampai 10 hari masa nifas. Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.

Page 17: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Penatalaksanaan : Prinsip Pengobatan :

Menghentikan kejang dan mencegah kejang ulangan Mencegah dan mengatasi komplikasi Memperbaiki keadaan umum ibu maupun janin

seoptimal mungkin Terminasi kehamilan / persalinan dengan

mempertimbangkan keadaan ibu (vital score)

EKLAMPSIA

Page 18: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

A. Pemberian Obat Anti Kejang ( Magnesium Sulfat ) Berikan MgSO4 20% 4gr IV pelan-pelan Langsung berikan dosis pemeliharaan MgSO4 2 g/jam IV Bila timbul kejang lagi dapat diberikan MgSO4 20% 2gr IV

pelan-pelan (1/2 dosis) dan bila masih timbul kejang lagi maka diberikan Pentotal 5mg/kg BB/IV pelan-pelan (Konsul Anestesiologi).

Bila timbul tanda-tanda intoksikasi MgSO4 segera berikan Calcium Gluconas 10%, 1gr dalam 10cc IV pelan-pelan selama 3 menit.

Bila sebelum pengobatan MgSO4 telah diberikan Diazepam maka dilanjutkan pengobatan dengan MgSO4.

EKLAMPSIA

Page 19: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

B. Mencegah Komplikasi Obat-obat anti hipertensi Bila tensi ≥ 180 /110 mm Hg diberikan injeksi Clonidin (lihat

penatalaksanaan pre eklampsia berat). Antibiotik injeksi Antipiretika (bila febris) Kardiotonika Konsultasi dengan Kardiologi bila ditemukan tanda-tanda gagal

jantung. Diuretika diberikan bila terjadi edema paru. Perawatan ICU dengan pemasangan CVP.

EKLAMPSIA

Page 20: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Terminasi kehamilan dilakukan apabila sudah terjadi Stabilisasi/ pemulihan ibu.

Stabilisasi hemodinamika dan metabolisme ibu dicapai dalam 4 – 8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah ini:1. Pemberian obat anti kejang terakhir 2. Kejang terakhir3. Pemberian obat anti hipertensi terakhir4. Penderita mulai sadar.

EKLAMPSIA

Page 21: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

Cara Terminasi Kehamilan : Indikasi persalian dengan drip oksitosin bila

Kardiotokograf (KTG) normal dan skor pelvik (Biskop) ≥ 5.

Kala II dipercepat dengan ekstraksi vakum. Seksio Sesarea bila :

Adanya kontra indikasi drip oksitosin. Drip oksitosin tidak memenuhi syarat. Setelah 6 jam drip oksitosin belum memasuki fase aktif. Gawat janin (Fetal distress).

EKLAMPSIA

Page 22: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya

PrognosisPrognosis eklampsia ditentukan oleh “Kriteria Eden” Koma yang lama Nadi diatas 120 / menit Suhu diatas 39,5 oC Tekanan darah sistolik diatas 200 min Hg Kejang lebih dari 10 kali Protein lebih dari 10 gr / liter Tidak ada edema

Bila didapatkan 2 atau lebih dari gejala tersebut, maka prognosis ibu adalah buruk.

EKLAMPSIA

Page 23: Patologi Kehamilan Dan Penatalaksanaannya