Patogenesis DBD Dr Andwi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

y43y4y4

Citation preview

Patogenesis.

Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme immunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever) dan sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome).

Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :

Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibodi. Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependant enhancement (ADE)

Limfosit T baik T-helper dan T-sitotoksik berperan dalam respon imun sleuler terhadap virus dengue. TH1 akan menghasilkan interferon gamma, IL2, dan limfokin. TH2 akan menghasilkan IL4, IL5, IL6, dan IL 10. Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibody. Namun proses ini menyebabkan pengingkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag.

Selain itu aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a1. C3a, C4a, dan C5a (fragmen-fragmen system komplemen (C)) dapat menyebabkan degranulasi (pengosongan vesikel yang mengandung granul (histamine)) sel mast dan basofil. Histamine yang dibebaskan kemudian meningkatkan permeabilitas vascular dan kontraksi otot polos2.

Pada tahun 1973 Halstead mengajukan hipotesis secondary heterologous infection yang menyatakan DHF terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan serotype yang berbeda. Pada tahun 1994 Kurane dan Ennis merangkum pernyataan Halstead yang menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang menfagositosis kompleks virus-antibody (antigen-antibody) no netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma ini akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflammasi seperti TNF (Tumor Necrosis Factor), IL1, PAF (Platelet Activating Factor), IL6 dan histamine yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadinya kebocoran plasma. Serotype DENV2 merupakan serotype dengue yang paling berbahaya.

Seperti yang disebutkan di atas, DHF muncul pada serangan kedua virus dengue dengan serotip yang berbeda. Penilitian menunjukkan bahwa terdapat paradoxical T-cell response dimana T-cell mempunyai afinitas yang rendah terhadap serotype dengue yang diderita sekarang, namun mempunyai afinitas yang besar pada jenis serotype dengue yang sudah pernah diderita. Paradoxical T-cell response ini akhirnya memperlambat eliminasi dari serotype ke-2 (yang menyerang sekarang), dan membiarkan mereka untuk berproliferasi dan menyebabkan tingginya kadar virus3.

Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :

Supresi sumsum tulang

Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.

Patologi.

Patofisiologi dari DBD adalah kebocoran plasma dan hemostasis yang abnormal. Bukti yang menguatkan kebocoran plasma adalah penngkatan hematokrit, efusi pleura, ascites, hypoproteinemia, dan penurunan kadar plasma. Kehilangan cairan plasma yang signifikan bisa menyebabkan hipovolemic shock dan kematian.

Kelainan hemostasis melibatkan komponen-komponen major :

Perubahan vascular, termasuk fragilitas kapiler, yang mengakibatkan tes tourquinet positif, dan mudah memar.

Trombopati dengan gangguan fungsi platelet dan trombositopenia dari sedang hingga parah. Koagulopati tampak pada kasus-kasus yang parah, sering disertai dengan renjatan (shock) dan bertanggung jawab pada perdarahan parah. Bukti yang mendukung adalah hipofibrinogen dan adanya fibrinogen degradation product (FDP). Factor-faktor pembekuan darah juga ditemukan rendah, seperti factor II, V, VII, IX, dan XII. Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penilitian menunjukkan terjadinya koagulopati konsumptif pada demam berdarah dengue pada stadium III dan IV. Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui aktivasi jalur ekstrinik (tissue factor pathway). Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi factor XIa namun tidak melalui aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex) Perubahan pada sumsum tulang, termasuk penurunan dari semua elemen sumsum tulang. Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (