32
PATOGENESIS INFEKSI BAKTERI Agustina Setiawati FAKTOR VIRULENSI

Mekanisme Patogenesis i

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mekanisme Patogenesis i

PATOGENESIS INFEKSI BAKTERI

Agustina Setiawati

FAKTOR VIRULENSI

Page 2: Mekanisme Patogenesis i

PENGANTAR

Total nilai = 50% Tugas = 10%, Kuis = 10%, UAS = 30%

Pertemuan 7x setelah USIP

Page 3: Mekanisme Patogenesis i

REFERENSI

Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, McGraw-Hill

Page 4: Mekanisme Patogenesis i

Disease Burden in Humans

Infection: # Deaths % of all Deaths

Lower Resp 3,745,000 7.2

Tuberculosis 2,910,000 5.6

Diarrheal 2,455,000 4.7

HIV/AIDS 2,300,000 4.4

Malaria 2,700,000 2.9-5.2

Measles 960,000 1.8

Hepatitis B 605,000 1.2

Pertussis 410,000 0.8

Dengue fever 140,000 0.3Principles & Practice of Infectious Diseases 5th Ed 2000, Mandell (ed)

Page 5: Mekanisme Patogenesis i

Global Causes of Death 1997

33%

29%

1%6%

7%

12%

12%

Maternal

Infectious &ParasiticCirculatory

Cancers

Other

Perinatal &NeonatalRespir. Dis

Principles and Practice of Infectious Diseases 5th ed 2000, Mandell (ed)

Page 6: Mekanisme Patogenesis i

Pendahuluan-Patogenesis

”Patogenesis infeksi bakteri diawali permulaan proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit”

1. Infeksi: pertumbuhan dan perbanyakan mikroba pada/dalam tubuh manusia dengan/tanpa menimbulkan penyakit.

2. Patogen: mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit

3. Patogenisitas: kemampuan agen infeksi untuk menimbulkan penyakit

4. Virulensi adalah kemampuan kuantitatif agen infeksi untuk menimbulkan penyakit, ukuran PATOGENISITAS suatu mikroba

Page 7: Mekanisme Patogenesis i

Patogen opportunistik biasanya adalah flora normal dan

menyebabkan penyakit bila

menyerang bagian yg tidak

terlindungi, biasanya terjadi pada

orang yg kondisinya tidak sehat.

Patogen virulen (lebih

berbahaya), dapat menimbulkan

penyakit pada tubuh kondisi

sehat/normal

Kategori Patogen

Patogen virulen

Patogen opportunistik

Patogen opportunistik

Page 8: Mekanisme Patogenesis i

Microbial Mechanisms of Pathogenicity: How Microorganisms Cause Disease

Page 9: Mekanisme Patogenesis i

FAKTOR VIRULENSI BAKTERI

Page 10: Mekanisme Patogenesis i

STEP-STEP PATOGENESIS BAKTERI

1. Bakteri masuk ke dalam tubuh

2. Adhesi-Kolonisasi

3. Invasi

4. Kehidupan intraseluler

5. Perusakan organ/jaringan

Page 11: Mekanisme Patogenesis i

I. Membran mukosa

a. Saluran pernafasan (paling sering)b. Saluran pencernaan: bakteri masuk melalui air,

makanan, jari kotor dsb. Bakteri tahan thp asam lambung, enzim dan empedu

c. Saluran kencing: penularan penyakit seksuak

d. Konjungtiva: membran yg melapisi bola mata

ORGAN TEMPAT PELEKATAN BAKTERI

Page 12: Mekanisme Patogenesis i

II. KulitBakteri tidak bisa terpenetrasi pada sel kulit yg sehat

Beberapa mikroba dapat menyerang melalui folikel rambut & kelenjar keringat

Beberapa fungi dapat tumbuh pada kulit karena mampu memproduksi enzim keratinase

ORGAN TEMPAT PELEKATAN BAKTERI…..

Page 13: Mekanisme Patogenesis i

III. Organ dalamMikroba dapat langsung beradhesi pada organ di bawah kulit atau membran mukosa melalui rute parenteral.

Ex: injeksi, gigitan, luka, sayatan, bedah dsb

Beberapa mikroba hanya dpt menimbulkan penyakit apabila masuk via rute parenteral Ex: Streptococcus pneumoniae menyebabkan pneumonia bila

terhirup; jika tertelan tidak menimbulkan penyakit.

ORGAN TEMPAT PELEKATAN BAKTERI…..

Page 14: Mekanisme Patogenesis i
Page 15: Mekanisme Patogenesis i

Examples RouteSalmonella sp., Shigella sp., Yersinia enterocolitica, ETEC, Vibrio sp., Campylobacter sp., Clostridium botulinum, Bacillus cereus, Listeria sp., Brucella sp.

Ingestion

Mycobacterium sp., Nocardia sp., Mycoplasma pneumoniae, Legionella sp., Bordetella, Chlamydia psittaci, Chlamydia pneumoniae, Streptococcus sp.

Inhalation

Clostridium tetani Trauma

S. aureus, Pseudomonas sp. Needle stick

Rickettsia, Ehrlichia, Coxiella, Francisella, and Borrelia spp., Yersinia pestis

Arthropod bite

Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Treponema pallidum

Sexual transmission

Page 16: Mekanisme Patogenesis i

ADHESI

ADHESI : proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan terjadi pada sel epitel

ADHESI bakteri ke permukaan sel inang memerlukan protein ADHESIN ADHESIN dibagi menjadi 2: FIMBRIAL dan AFIMBRIAL

Page 17: Mekanisme Patogenesis i

17

adhesin

EPITHELIUM

receptor

BACTERIUM

ADHESI

Page 18: Mekanisme Patogenesis i

ADHESI--FIMBRIAE

Nama lain : “FILI”adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada permukaan sel bakteri yang tersusun atas protein yang tersusun rapat dan memiliki bentuk silinder heliksMekanisme adhesi FILI:Fili bertindak sebagai ligan dan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada permukaan sel host.Fili sering dikenal sebagai ANTIGEN KOLONISASI karena peranannya sebagai alat penempelan pada sel lain

Contoh: Asam lipoteichoat menyebabkan pelekatan strepcoccus pd sel buccal dan protein M sebagai antifagositik

Page 19: Mekanisme Patogenesis i

ADHESI--FIMBRIAE

Page 20: Mekanisme Patogenesis i

ADHESI--AFIMBRIAE

Molekul adhesin AFIMBRIAE golongan berupa protein (polipeptida) dan polisakarida yg melekat pada membran sel bakteri

Polisakarida yg berperan dalam sel biasanya adl penyusun membran sel seperti:glikolipid, glikoprotein, matriks ekstraseluler (fibronectin, collagen).

Adhesin AFIMBRIAE srg juga disebut biofilm, contoh: plak gigi.Selain utk pelekatan yg membantu kolonisasi jg diperlukan utk resistensi antibiotik

Page 21: Mekanisme Patogenesis i

Bacterial Biofilm

Page 22: Mekanisme Patogenesis i

Exa

mples

of

Bacterial

Adherence

Mechanis

ms

Host Receptor Bacterial Adhesin Bacteria

Unknown LTA (lipo-teichoic acid) Staph. aureus

Unknown Slime Staph. sp.

Fibronectin LTA-M protein complex Strept. group A

N-acetylhexosamine-gal Protein M Strept. pneumoniae

d-Mannose Type 1 fimbriae E. coli GM ganglioside 1 Colonization factor

antigen fimbriae

P blood gp glycolipid P fimbriae

d-Mannose Type 1 fimbriae Enterobacteriaceae

GD1 ganglioside Fimbriae N. gonorrhoeae

Fibronectin P1, P2, P3 Treponema pallidum

N-acetylglucosamine Cell surface lectin Chlamydia sp.

Sialic acid Protein P1 Myco. pneumoniae

Frucose and mannose Type 4 pili V. cholerae

Page 23: Mekanisme Patogenesis i

INVASI

1. Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar ke seluruh tubuh; akses yang lebih mendalam dari bakteri supaya dapat memulai proses infeksi

2. Dibagi menjadi 2: EKSTRASELULER dan INTRASELULER

Page 24: Mekanisme Patogenesis i

INVASI EKSTRASELULER

1. INVASI EKSTRASELULER terjadi apabila mikroba merusak barrier jaringan untuk menyebar ke dalam ke dalam tubuh inang baik melalui peredaran darah maupun limfa

Page 25: Mekanisme Patogenesis i

INVASI INTRASELULER

1. INVASI INTRASELULER terjadi apabila mikroba benar-benar berpenetrasi dalam sel inang dan hidup di dalamnya

2. Sebagian besar bakteri gram negatif dan positif patogen mempunyai kemampuan ini

Page 26: Mekanisme Patogenesis i

Contoh:

• Staphylococcus aureus memproduksi beberapa enzim untuk degradasi molekul sel inang seperti

Hyaluronidase –hidrolisis asam hialuronat (bahan dasar jaringan ikat)

Lipase—degradasi lemak

Nuklease– degradasi RNA dan DNA

Koagulase—pembentukan benang fibrin di sekeliling bakteri shg mampu hidup dalam jaringan

•Psedomonas aeruginosa

Enzim elastase mendegradasi molekul ekstraseluler yg berperan dalam pelekatan sel

INVASI

1. Mikroba menghasilkan enzim pendegradasi jaringan

Page 27: Mekanisme Patogenesis i

INVASI

Page 28: Mekanisme Patogenesis i

INVASI

Tubuh apabila kemasukan mikroba maka akan dihasilkan antibodi (imunoglobulin/Ig).

Imunoglobulin yang disekrasikan adalah IgA padapermukaan mukosa

Ada 2 tipe IgA, yaitu: IgA1 dan IgA2

Bakteri patogen mempunyai enzim PROTEASE yg akan memecah ikatan spesifik prolin-threonin atau prolin-serin pada IgA1, sehingga IgA tidak aktif

2. Mikroba menghasilkan protease IgA

Page 29: Mekanisme Patogenesis i

KEHIDUPAN INTRASELULER

1. Setelah invasi, mikroba mampu bertahan hidup dan berkembang biak dalam sel inang

2. Mikroba mampu hidup dalam 2 tipe sel inang:Non-fagositik sel: sel epitel, sel endoteliatFagositik sel: makrofag, neutrofil

3. Bakteri bertahan hidup pada sitosol, vakuola makanan (lisosom), vakuola

4. Bakteri dapat membunuh sel inang dgn cara:Menurunkan pH vakuolaProduksi enzim protease

Page 30: Mekanisme Patogenesis i

KEHIDUPAN INTRASELULER

Dalam mempertahankan hidup, bakteri harus dapat bersaing utk mendapatkan nutrisi

Fe (besi) adalah nutrisi penting yg dibutuhkan dalam proses INFEKSI

Fe diperlukan sebagai Ko-faktor berbagai macam enzim metabolik

Konsentrasi besi utk pertumbuhan bakteri 0.4- 4 μmol/L

Fe yg diperlukan adalah Fe3+ dalam bentuk bebas yg ada dalam bentuk hidroksida, karbonat dan fosfat

Fe3+ dalam darah, limfa dan cairan ekstraseluler sangat rendah10-18 mol/L

Sebagian besar besi dalam tubuh berada dalam bentuk hemoglobin dan myoglobin shg TIDAK DAPAT DIGUNAKAN BAKTERI

“BAGAIMANA CARA BAKTERI DAPAT MEMPEROLEH BESI YG CUKUP UTK METABOLISMENYA?”

Page 31: Mekanisme Patogenesis i

SELESAI !!!!

Page 32: Mekanisme Patogenesis i

THANK YOU

NEXT WEEK: TOKSIN