4
Nama DM : I Made Maha Satya Dwi Palguna NIM : 0902005036 Penguji : dr.Putu Yuliawati, Sp.M 1. Pathogenesis gejala- gejala keratitis Kornea memiliki 3 sifat utama , yaitu transparan , avaskuler, dan banyak mengandung ujung   ujung serabut saraf , dimana kornea sendiri dipersarafi oleh saraf trigeminus. Jika terdapat lesi pada k ornea maka akan muncul rasa nyeri dan akan direspon dengan menutup mata secara involunter ( blefarospasme ) dan terus mengeluarkan air mata beserta lisozim yang terkandung di dalamnya. Selain itu akan terasa silau karena kornea menjadi fotophobia. Pasien juga akan sering mengeluh matanya menjadi kabur karena kornea yang seharusnya bersifat transparan bisa menjadi buram akibat dari kegagalan endotel mengeluarkan kelebihan cairan stroma 2. Pembuluh darah pada konjungtiva Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu : 1.Arteri Palpebralis Pleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi oleh arkade marginal dan perifer dari palpebra superior akan memperdarahi konjungtiva palpebralis. Arteri yang  berasal dari arkade marginal palpebra akan melewati tarsus, mencapai ruang subkonjungtiva pada daerah sulkus subtarsal membentuk pembuluh darah marginal dan tarsal. Pembuluh darah dari arkade perifer palpebra akan menembus otot Muller dan memperdarahi sebagian besar konjungtiva forniks. Arkade ini akan memberikan cabang desenden untuk menyuplai konjungtiva tarsal dan juga akan mengadakan anastomose dengan pembuluh darah dari arkade marginal serta cabang asenden yang melalui forniks superior dan inferior untuk kemudian melanjutkan diri ke konjungtiva  bulbi sebagai arteri konjungtiva posterior. 2.Arteri Siliaris Anterior Arteri siliaris anterior berjalan sepanjang tendon otot rektus dan memperca-bangkan diri sebagai arteri konjungtiva anterior tepat sebelum menembus bola mata. Arteri ini mengirim cabangnya ke pleksus perikorneal dan ke daerah konjungtiva bulbi sekitar limbus. Pada daerah ini, terjadi anastomose antara pembuluh darah konjungtiva

Pathogenesis Keratitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pathogenesis Keratitis

7/22/2019 Pathogenesis Keratitis

http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 1/4

Nama DM : I Made Maha Satya Dwi Palguna

NIM : 0902005036

Penguji : dr.Putu Yuliawati, Sp.M

1. Pathogenesis gejala- gejala keratitis

Kornea memiliki 3 sifat utama , yaitu transparan , avaskuler, dan banyak mengandung

ujung – ujung serabut saraf , dimana kornea sendiri dipersarafi oleh saraf trigeminus.

Jika terdapat lesi pada kornea maka akan muncul rasa nyeri dan akan direspon

dengan menutup mata secara involunter ( blefarospasme ) dan terus mengeluarkan air

mata beserta lisozim yang terkandung di dalamnya. Selain itu akan terasa silau karena

kornea menjadi fotophobia. Pasien juga akan sering mengeluh matanya menjadi kabur karena kornea yang seharusnya bersifat transparan bisa menjadi buram akibat dari

kegagalan endotel mengeluarkan kelebihan cairan stroma

2. Pembuluh darah pada konjungtiva

Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu :

1.Arteri Palpebralis

Pleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi oleh arkade marginal dan perifer dari palpebra superior akan memperdarahi konjungtiva palpebralis. Arteri yang

berasal dari arkade marginal palpebra akan melewati tarsus, mencapai ruang

subkonjungtiva pada daerah sulkus subtarsal membentuk pembuluh darah marginal

dan tarsal. Pembuluh darah dari arkade perifer palpebra akan menembus otot Muller

dan memperdarahi sebagian besar konjungtiva forniks. Arkade ini akan memberikan

cabang desenden untuk menyuplai konjungtiva tarsal dan juga akan mengadakan

anastomose dengan pembuluh darah dari arkade marginal serta cabang asenden yangmelalui forniks superior dan inferior untuk kemudian melanjutkan diri ke konjungtiva

bulbi sebagai arteri konjungtiva posterior.

2.Arteri Siliaris Anterior

Arteri siliaris anterior berjalan sepanjang tendon otot rektus dan memperca-bangkan

diri sebagai arteri konjungtiva anterior tepat sebelum menembus bola mata. Arteri ini

mengirim cabangnya ke pleksus perikorneal dan ke daerah konjungtiva bulbi sekitar

limbus. Pada daerah ini, terjadi anastomose antara pembuluh darah konjungtiva

Page 2: Pathogenesis Keratitis

7/22/2019 Pathogenesis Keratitis

http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 2/4

anterior dengan cabang terminal dari pembuluh darah konjungtiva posterior,

menghasilkan daerah yang disebut Palisades of Busacca.

Vena-vena konjungtiva lebih banyak dibandingkan arteri konjungtiva. Diameter vena-

vena ini bervariasi dari 0,01 hingga 0,1 mm dan dapat diidentifikasi dengan mudah.

Drainase utama dari konjungtiva talsalis dan konjungtiva bulbi langsung mengarah ke

vena-vena palpebralis. Beberapa vena tarsalis mengarah ke vena-vena oftalmikus

superior dan inferior, yang akan berakhir pada sinus kaverosus

3. Pembuluh darah pada episklera

Arteri ciliaris anterior.

4. Bagaimana cara menilai Bilik Mata Depan mata

Mata pasien di senter dari lateral dengan sudut 45 0, lalu perhatikan apakah seluruh

bagian mata terkena cahaya atau tidak.Bilik mata depan yang dalam biasanya

mengakibatkan bagian mata yang berlawanan dari arah senter ( nasal) tidak terkena

cahaya , begitu juga sebaliknya.

5. Bagaimana cara melakukan pengecatan gram

Cara kerja :

a. Mempersiapkan alat-alat yang akan diperlukan

b. Mempersiakan reagensia yang diperlukan

c. Membuat preparat / sediaaan

d. Mengeringkan dan memfiksasi preparat diatas nyla api spiritus

e. Melakukan pengecatan :

1. Meletakan preparat diatas jembatan pengecatan

2. Menuanggi preparat dengan larutan Gram A ( Carbol Gentian Violet)

selama 4 menit

3. Mencuci preparat dengan air mengalir sebentar lalu menuangginya

dengan larutan Gram b (lugol) selama 1 menit

4. Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan

larutan Gram C ( alkohol 95%) goyang-goyang

5. Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan

larutan Gram D ( Solution Fuchsin 1%) selama 5 menit

6. mencuci preparat deangan air mengalir lalu membiarkan mengering di

udara ( kering angin)

Page 3: Pathogenesis Keratitis

7/22/2019 Pathogenesis Keratitis

http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 3/4

f. Mengamati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat untuk mencari

adanya bakteri gram ( + ) dan Gram ( - ).

6. Hasil dari pemeriksaan KOH adalah

Pemeriksaan KOH dilakukan untuk melihat adanya hifa jamur pada sampel. Pada

keratitis jamur yang dapat menyebabkan infeksi kornea adalah filamentosa (misalnya

Aspergillus dan Fusarium), dan yeast (ragi, misalnya Candida dan Cryptococcus).

Fungi yang seringkali menyebabkan ulkus kornea adalah Aspergillus (paling sering),

Candida, dan Fusarium

7. Fungsi dan hasil dari pewarnaan giemsa

Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan untuk sitogenetik dan untuk diagnosis

histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya.Pewarnaan giemsa digunakan untuk

membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih,

trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik

pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam

darah (blood-borne parasite). Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam

yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di

dalam metanol

Hasil dari pewarnaan giemsa pada infeksi mata biasanya didapatkan sel-sel radang

leukosit dan PMN yang sangat banyak. Pada infeksi chlamydia biasanya ditemukan

adanya inclusion bodies

8. Preparat acyclovir salep

Hervis , Zovirax

9. Kandungan protagenta 0,5 ml eye drop

Zat yang terkandung di dalamnya adalah Polyvinylpyrrolidone 20,0 mg, Vitamin A,

dan Natrium Hyaluronat. Polyvinylpyrrolidone sebagai bahan yang mempunyai

keaktifan khas, suatu koloid protektif makromolekuler yang secar fisikokimia sangat

mirip protein. Obat ini juga dapat menstabilkan dan sekaligus sebagai pengganti

lapisan cairan mata pre corneal dan karena itu mendorong mempercepat

penyembuhan lesi epitel kornea,Karena fungsi koloid protektifnya. Diindikasikan

untuk menghilangkan gejala iritasi lokal yang disebabkan debu, gas, atau gangguan

lakrimasi. Manifestasi rangsangan pada mata disebabkan produksi cairan air mata

yang kurang atau tidak cukup (mata kering). Selain itu juga sebagai pelicin untuk

lensa kontak.

Page 4: Pathogenesis Keratitis

7/22/2019 Pathogenesis Keratitis

http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 4/4

10. Jenis sikatrik kornea

Jaringan sikatrik pada kornea dibagi menurut ketebalannya, yaitu :

1. Nebula, yaitu jaringan sikatrik paling tipis, tampak dengan pemeriksaan lampu

senter

2. Makula, lebih tebal dan bisa dilihat langsung dengan mata

3. Lekoma, jaringan sikatrik tebal dan bisa terlihat dari jarak ± 1 meter