Upload
maha-satya-dwi-palguna
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Pathogenesis Keratitis
http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 1/4
Nama DM : I Made Maha Satya Dwi Palguna
NIM : 0902005036
Penguji : dr.Putu Yuliawati, Sp.M
1. Pathogenesis gejala- gejala keratitis
Kornea memiliki 3 sifat utama , yaitu transparan , avaskuler, dan banyak mengandung
ujung – ujung serabut saraf , dimana kornea sendiri dipersarafi oleh saraf trigeminus.
Jika terdapat lesi pada kornea maka akan muncul rasa nyeri dan akan direspon
dengan menutup mata secara involunter ( blefarospasme ) dan terus mengeluarkan air
mata beserta lisozim yang terkandung di dalamnya. Selain itu akan terasa silau karena
kornea menjadi fotophobia. Pasien juga akan sering mengeluh matanya menjadi kabur karena kornea yang seharusnya bersifat transparan bisa menjadi buram akibat dari
kegagalan endotel mengeluarkan kelebihan cairan stroma
2. Pembuluh darah pada konjungtiva
Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu :
1.Arteri Palpebralis
Pleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi oleh arkade marginal dan perifer dari palpebra superior akan memperdarahi konjungtiva palpebralis. Arteri yang
berasal dari arkade marginal palpebra akan melewati tarsus, mencapai ruang
subkonjungtiva pada daerah sulkus subtarsal membentuk pembuluh darah marginal
dan tarsal. Pembuluh darah dari arkade perifer palpebra akan menembus otot Muller
dan memperdarahi sebagian besar konjungtiva forniks. Arkade ini akan memberikan
cabang desenden untuk menyuplai konjungtiva tarsal dan juga akan mengadakan
anastomose dengan pembuluh darah dari arkade marginal serta cabang asenden yangmelalui forniks superior dan inferior untuk kemudian melanjutkan diri ke konjungtiva
bulbi sebagai arteri konjungtiva posterior.
2.Arteri Siliaris Anterior
Arteri siliaris anterior berjalan sepanjang tendon otot rektus dan memperca-bangkan
diri sebagai arteri konjungtiva anterior tepat sebelum menembus bola mata. Arteri ini
mengirim cabangnya ke pleksus perikorneal dan ke daerah konjungtiva bulbi sekitar
limbus. Pada daerah ini, terjadi anastomose antara pembuluh darah konjungtiva
7/22/2019 Pathogenesis Keratitis
http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 2/4
anterior dengan cabang terminal dari pembuluh darah konjungtiva posterior,
menghasilkan daerah yang disebut Palisades of Busacca.
Vena-vena konjungtiva lebih banyak dibandingkan arteri konjungtiva. Diameter vena-
vena ini bervariasi dari 0,01 hingga 0,1 mm dan dapat diidentifikasi dengan mudah.
Drainase utama dari konjungtiva talsalis dan konjungtiva bulbi langsung mengarah ke
vena-vena palpebralis. Beberapa vena tarsalis mengarah ke vena-vena oftalmikus
superior dan inferior, yang akan berakhir pada sinus kaverosus
3. Pembuluh darah pada episklera
Arteri ciliaris anterior.
4. Bagaimana cara menilai Bilik Mata Depan mata
Mata pasien di senter dari lateral dengan sudut 45 0, lalu perhatikan apakah seluruh
bagian mata terkena cahaya atau tidak.Bilik mata depan yang dalam biasanya
mengakibatkan bagian mata yang berlawanan dari arah senter ( nasal) tidak terkena
cahaya , begitu juga sebaliknya.
5. Bagaimana cara melakukan pengecatan gram
Cara kerja :
a. Mempersiapkan alat-alat yang akan diperlukan
b. Mempersiakan reagensia yang diperlukan
c. Membuat preparat / sediaaan
d. Mengeringkan dan memfiksasi preparat diatas nyla api spiritus
e. Melakukan pengecatan :
1. Meletakan preparat diatas jembatan pengecatan
2. Menuanggi preparat dengan larutan Gram A ( Carbol Gentian Violet)
selama 4 menit
3. Mencuci preparat dengan air mengalir sebentar lalu menuangginya
dengan larutan Gram b (lugol) selama 1 menit
4. Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan
larutan Gram C ( alkohol 95%) goyang-goyang
5. Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan
larutan Gram D ( Solution Fuchsin 1%) selama 5 menit
6. mencuci preparat deangan air mengalir lalu membiarkan mengering di
udara ( kering angin)
7/22/2019 Pathogenesis Keratitis
http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 3/4
f. Mengamati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat untuk mencari
adanya bakteri gram ( + ) dan Gram ( - ).
6. Hasil dari pemeriksaan KOH adalah
Pemeriksaan KOH dilakukan untuk melihat adanya hifa jamur pada sampel. Pada
keratitis jamur yang dapat menyebabkan infeksi kornea adalah filamentosa (misalnya
Aspergillus dan Fusarium), dan yeast (ragi, misalnya Candida dan Cryptococcus).
Fungi yang seringkali menyebabkan ulkus kornea adalah Aspergillus (paling sering),
Candida, dan Fusarium
7. Fungsi dan hasil dari pewarnaan giemsa
Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan untuk sitogenetik dan untuk diagnosis
histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya.Pewarnaan giemsa digunakan untuk
membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih,
trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik
pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam
darah (blood-borne parasite). Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam
yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di
dalam metanol
Hasil dari pewarnaan giemsa pada infeksi mata biasanya didapatkan sel-sel radang
leukosit dan PMN yang sangat banyak. Pada infeksi chlamydia biasanya ditemukan
adanya inclusion bodies
8. Preparat acyclovir salep
Hervis , Zovirax
9. Kandungan protagenta 0,5 ml eye drop
Zat yang terkandung di dalamnya adalah Polyvinylpyrrolidone 20,0 mg, Vitamin A,
dan Natrium Hyaluronat. Polyvinylpyrrolidone sebagai bahan yang mempunyai
keaktifan khas, suatu koloid protektif makromolekuler yang secar fisikokimia sangat
mirip protein. Obat ini juga dapat menstabilkan dan sekaligus sebagai pengganti
lapisan cairan mata pre corneal dan karena itu mendorong mempercepat
penyembuhan lesi epitel kornea,Karena fungsi koloid protektifnya. Diindikasikan
untuk menghilangkan gejala iritasi lokal yang disebabkan debu, gas, atau gangguan
lakrimasi. Manifestasi rangsangan pada mata disebabkan produksi cairan air mata
yang kurang atau tidak cukup (mata kering). Selain itu juga sebagai pelicin untuk
lensa kontak.
7/22/2019 Pathogenesis Keratitis
http://slidepdf.com/reader/full/pathogenesis-keratitis 4/4
10. Jenis sikatrik kornea
Jaringan sikatrik pada kornea dibagi menurut ketebalannya, yaitu :
1. Nebula, yaitu jaringan sikatrik paling tipis, tampak dengan pemeriksaan lampu
senter
2. Makula, lebih tebal dan bisa dilihat langsung dengan mata
3. Lekoma, jaringan sikatrik tebal dan bisa terlihat dari jarak ± 1 meter