6
OPEN ACCES Vol. 13 No. 1: 91-96 Mei 2020 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.1.91-96 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata di Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah ( Community Participation in the Development of Tourism Destinations in Natsepa Beach Salahutu District, Central Mollucas Regency) Lucas P. Molle 1 1 Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon, Indonesia, Email : [email protected] 2 Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia, Email : [email protected] Info Artikel: Diterima: 26 Juni 2020 Disetujui: 5 Agustus 2020 Dipublikasi: 6 Agustus 2020 Artikel Penelitian Keyword: Pengembangan Pariwisata, Partisipasi Masyarakat, Kekuatan Publik. Korespondensi: Lucas P. Molle Univ. Kristen Indonesia Maluku Ambon, Indonesia Email: m[email protected] Copyright© Mei 2020 AGRIKAN Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bentuk dan tingkatan partisipasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi program pengembangan pariwisata, dengan menguraikan proses terbentuknya partisipasi serta proses peralihan bentuk partisipasi dari tingkat individu (pengusaha pariwisata) menjadi komunitas (Kelompok Sadar Wisata), dari tingkat individu menjadi organisasi (Badan Usaha Milik Desa), serta dari tingkat komunitas menjadi organisasi pariwisata maupun proses pengorganisasian individu, kelompok dan organisasi untuk mencapai tahap kekuatan publik (citizen power) dalam setiap tahap pembangunan (perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi) pada destinasi wisata Pantai Natsepa Suli, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk menguraikan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasi dan evaluasi program pengembangan pariwisata. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan studi dokumen. Selain itu, Peneliti menyelenggarakan Focus Group Disscussion (FGD) untuk mendiskusikan hal-hal terkait permasalahan pengembangan objek wisata maupun terkait dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat partisipasi. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pariwisata, dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan gagasan dan harapan terkait dengan pengembangan pariwisata sehingga program pengembangan pariwisata yang dilaksanakan mampu menjawab kebutuhan masyarakat lokal, serta diharapkan hasil penelitian ini dapat diterima dipublikasikan pada jurnal Nasional. Abstract. This study aims to describe the forms and levels of participation at the planning, implementation, enjoying the results and evaluation of tourism development programs, by describing the process of forming participation and the process of transitioning participation forms from individual level (tourism entrepreneurs) to communities (Tourism Aware Groups), from the level individuals become organizations (Village-Owned Enterprises), as well as from the community level into tourism organizations and the process of organizing individuals, groups and organizations to reach the stage of public power (citizen power) in each stage of development (planning, implementation, enjoying the results and evaluation) at the destination tour of Natsepa Suli Beach, Central Mollucas Regency. This research will use qualitative research methods, to describe community participation in planning, implementing, enjoying the results and evaluating tourism development programs. Data collection techniques in this study used in-depth interviews (in-depth interviews), observation and document study. In addition, the Researcher organized a Focus Group Discussion (FGD) to discuss matters related to tourism development issues as well as related to factors supporting and inhibiting participation. Thus, it is expected that with the participation of the community in the tourism planning process, it can provide an opportunity for the community to express ideas and expectations related to tourism development so that the tourism development program implemented is able to answer the needs of the local community, and it is hoped that the results of this study can be accepted published in the National Journal.. I. PENDAHULUAN Dewasa ini, perkembangan pariwisata internasional telah mempengaruhi berbagai negara di dunia untuk berupaya mengembangkan sektor pariwisata, karena sektor ini dianggap sangat menguntungkan baik dari sisi penerimaan negara, tetapi juga dari sisi penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat lokal yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraannya. Begitupun juga, dalam perkembangan saat ini telah terjadi transformasi ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) ke dalam pasar tunggal, yakni

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

OPEN ACCES

Vol. 13 No. 1: 91-96 Mei 2020

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.13.1.91-96

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata di Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah

(Community Participation in the Development of Tourism Destinations

in Natsepa Beach Salahutu District, Central Mollucas Regency)

Lucas P. Molle 1

1Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon, Indonesia,

Email : [email protected] 2Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia,

Email : [email protected] Info Artikel:

Diterima: 26 Juni 2020

Disetujui: 5 Agustus 2020

Dipublikasi: 6 Agustus 2020

Artikel Penelitian

Keyword:

Pengembangan Pariwisata,

Partisipasi Masyarakat,

Kekuatan Publik.

Korespondensi:

Lucas P. Molle

Univ. Kristen Indonesia

Maluku Ambon, Indonesia

Email: [email protected]

Copyright© Mei 2020

AGRIKAN

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bentuk dan tingkatan partisipasi pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi program pengembangan pariwisata, dengan

menguraikan proses terbentuknya partisipasi serta proses peralihan bentuk partisipasi dari tingkat individu

(pengusaha pariwisata) menjadi komunitas (Kelompok Sadar Wisata), dari tingkat individu menjadi organisasi

(Badan Usaha Milik Desa), serta dari tingkat komunitas menjadi organisasi pariwisata maupun proses

pengorganisasian individu, kelompok dan organisasi untuk mencapai tahap kekuatan publik (citizen power)

dalam setiap tahap pembangunan (perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi) pada destinasi

wisata Pantai Natsepa Suli, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian

kualitatif, untuk menguraikan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasi dan

evaluasi program pengembangan pariwisata. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan studi dokumen. Selain itu, Peneliti

menyelenggarakan Focus Group Disscussion (FGD) untuk mendiskusikan hal-hal terkait permasalahan

pengembangan objek wisata maupun terkait dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat partisipasi.

Dengan demikian, diharapkan dengan adanya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pariwisata,

dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan gagasan dan harapan terkait dengan

pengembangan pariwisata sehingga program pengembangan pariwisata yang dilaksanakan mampu menjawab

kebutuhan masyarakat lokal, serta diharapkan hasil penelitian ini dapat diterima dipublikasikan pada jurnal

Nasional.

Abstract. This study aims to describe the forms and levels of participation at the planning, implementation,

enjoying the results and evaluation of tourism development programs, by describing the process of forming

participation and the process of transitioning participation forms from individual level (tourism entrepreneurs)

to communities (Tourism Aware Groups), from the level individuals become organizations (Village-Owned

Enterprises), as well as from the community level into tourism organizations and the process of organizing

individuals, groups and organizations to reach the stage of public power (citizen power) in each stage of

development (planning, implementation, enjoying the results and evaluation) at the destination tour of

Natsepa Suli Beach, Central Mollucas Regency. This research will use qualitative research methods, to describe

community participation in planning, implementing, enjoying the results and evaluating tourism development

programs. Data collection techniques in this study used in-depth interviews (in-depth interviews), observation

and document study. In addition, the Researcher organized a Focus Group Discussion (FGD) to discuss

matters related to tourism development issues as well as related to factors supporting and inhibiting

participation. Thus, it is expected that with the participation of the community in the tourism planning

process, it can provide an opportunity for the community to express ideas and expectations related to tourism

development so that the tourism development program implemented is able to answer the needs of the local

community, and it is hoped that the results of this study can be accepted published in the National Journal..

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini, perkembangan pariwisata

internasional telah mempengaruhi berbagai

negara di dunia untuk berupaya mengembangkan

sektor pariwisata, karena sektor ini dianggap

sangat menguntungkan baik dari sisi penerimaan

negara, tetapi juga dari sisi penyerapan tenaga

kerja bagi masyarakat lokal yang pada gilirannya

dapat meningkatkan kesejahteraannya. Begitupun

juga, dalam perkembangan saat ini telah terjadi

transformasi ASEAN (Association of Southeast

Asian Nations) ke dalam pasar tunggal, yakni

Page 2: Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)

92

dengan adanya pola kerja sama Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA)/AEC (Asean Economic

Community), yang dituangkan dalam cetak biru

MEA, dimana sektor jasa pariwisata termasuk

dalam salah salah satu dari empat sektor prioritas

dengan tiga sektor jasa lainnya, seperti : sektor

transportasi udara, e-ASEAN, dan kesehatan

(Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN, 2009).

Secara operasional, pengembangan

kerjasama pariwisata ASEAN, sebetulnya telah

dituangkan dalam ASEAN Tourism Strategic Plan

(ASTP) 2016 – 2025, yang memiliki visi, untuk

pariwisata ASEAN selama dekade berikutnya

untuk 2025 adalah (Executive Summary, ASEAN

Tourism Strategic 2011-2015) : "Pada tahun 2025,

ASEAN akan menjadi tujuan wisata yang

menawarkan kualitas yang unik, beragam

Pengalaman ASEAN, dan akan berkomitmen

untuk bertanggung jawab, berkelanjutan, inklusif

dan pengembangan pariwisata yang seimbang,

sehingga dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap sosial ekonomi kesejahteraan

masyarakat ASEAN". Sedikitnya terdapat dua arah

strategis yang dipersiapkan untuk mencapai visi

dimaksud, yaitu : pertama, meningkatkan daya

saing ASEAN sebagai destinasi pariwisata tunggal;

dan kedua, memastikan bahwa pariwisata ASEAN

apakah berkelanjutan dan inklusif.

Menghadapi tantangan di atas, telah

mendorong pemerintah Indonesia menempatkan

sektor pariwisata menjadi sektor andalan dalam

menopang perekonomian nasional, dengan

menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara

untuk lima tahun ke depan (2015-2019) akan

mencapai 20 juta, dan pergerakan wisatawan

nusantara sebanyak 275 juta perjalanan dengan

perolehan devisa sebesar Rp 280 triliun tahun 2019,

dengan kontribusi pariwisata terhadap PDB

nasional akan meningkat menjadi 5%; dan akan

terjadi penciptaan jumlah lapangan kerja menjadi

11,7 juta tenaga kerja (Ratman, 2016).

Data di atas menunujukan bahwa selain

manfaat ekonomi dari sektor pariwisata,

pengembangan pariwisata juga memiliki

pengaruh terhadap sosial dan lingkungan.

Manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata

ialah peluang untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat dari belanja wisatawan (Ayuningtyas,

2011) serta ketersediaan lapangan pekerjaan

(Hijriati dan Mardiana, 2014). Meskipun demikian,

pariwisata juga berdampak negatif bagi

lingkungan (Ardarini, 2012). Bahkan

menyebabkan terjadinya akultuasi budaya

(Budarma, 2012; Sidarta, 2012).

Mempertimbangkan adanya dampak negatif dan

positif dari pengembangan pariwisata, para ahli

mengembangkan konsep pariwisata berbasis

masyarakat dengan harapan bahwa masyarakat

mampu mengendalikan arah pengembangan

pariwisata dengan meminimalisir dampak

negatifnya (Patterson, 2015).

Penelitian berbasis masyarakat, juga pernah

dilakukan oleh Nurdin (2016), dengan

menggunakan analisis SWOT (Strengths,

Weakness, Opportunities, Threats), telah

menganalisis strategi pengembangan pariwisata

berbasis masyarakat di Pulau Samalona, Makassar.

Disimpulkan bahwa, dalam pengembangan

pariwisata berbasis masyarakat di Pulau

Samalona, dimana ditemukan partisipasi

masyarakat baik itu secara langsung maupun tidak

lansung dapat menunjang pengembangan

pariwisata berbasis masyarakat di Pulau

Samalona. Hal tersebut menjadi kekuatan dalam

pengembangan meskipun terdapat beberapa

kendala diantaranya; sumber daya manusia,

manajemen destinasi pariwisata, masih rendahnya

kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan

dan kelestarian lingkungan. Begitupun Barus, dan

Afifuddin (2013), menemukan bahwa dalam

perkembangannya partisipasi masyarakat

memiliki peran yang sangat esensial dalam konsep

pariwisata berbasis masyarakat.

Dari berbagai penelitian di atas, belum

menguraikan dinamika atau proses terbentuknya

partisipasi, maupun proses peralihan partisipasi

dari tingkat individu menjadi tingkat komunitas

atau dari tingkat individu menjadi tingkat

organisasi. Hal ini menunjukan adanya peluang

untuk mendalami proses terbentuknya partisipasi

masyarakat dalam pariwisata, proses peralihan

bentuk partisipasi dari tingkat individu menjadi

komunitas, dari tingkat individu menjadi

organisasi serta dari tingkat komunitas menjadi

organisasi. Mempertimbangkan hal tersebut

penelitian ini akan mendalami lebih lanjut dalam

hal proses terbentuknya partisipasi masyarakat

dalam pariwisata serta menguraikan proses

peralihan bentuk partisipasi pada tingkat individu

menjadi komunitas, dari tingkat individu menjadi

organisasi, serta dari tingkat komunitas menjadi

organisasi, hal ini terjadi juga di Daerah Maluku

Tengah khsusunya pada destinasi wisata Pantai

Natsepa yang berlokasi di Desa Suli, diamana

sasaran dari Pemerintah Daerah, pantai natsepa

dibangun dan ditata secara baik, terlepas dari

Page 3: Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)

93

pengembangan Pariwisata di wilayah Maluku

tetapi juga dapat menghidupakan masyarakat

setempat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap,

untuk itu diperlukan partisipasi kekuatan publik

(citizen power), perhatian penuh dan kesadaran

dari semua lapisan masyarakat untuk menjaga,

merawat bahkan melesatarikan dan

pengembangan tempat wisata tersebut, sehingga

selain dinikmati oleh masyarakat local, tetapi juga

menjadi sasaran berkunjungnya para wisatawan

mancanegara.

Kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan

apa yang diharapkan, karena kurang adanya

tanggung jawab dan partisipasi masyarakat secara

penuh dalam mengembangkan tempat Wisata

Pantai Natespa tersebut, baik dalam bentuk

pelestarian (menjaga dan merawat) maupun dalam

segi pengelolaan, yang sasarannya untuk

pengembangan sector pariwisata di wilayah

Maluku. Terhadap hal dimaksud, peneliti akan

menguraikan secara mendalam proses

pengorganisasian individu, kelompok dan

organisasi dalam upaya mencapai tingkatan

partisipasi kekuatan publik (citizen power) pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil

dan mengevaluasi program pengembangan

pariwisata pada destinasi wisata Pantai Natsepa di

Kabupaten Maluku Tengah.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan

di wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Desa Suli,

Kecamatan Salahutu, Tepatnya di Pantai Wisata

Natsepa. Waktu yang diguanakan untuk peneltian

selam 3 minggu, Penelitian ini menggunakan

sumber data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh dengan menggunakan metode observasi

dan wawancara. Data sekunder dalam penelitian

ini adalah segala hal yang berhubungan dengan

konsep, teori, referensi-referensi, baik yang

bersumber dari buku, majalah, jurnal, maupun

hasil penelitian lainnya. Selain itu, peneliti juga

menggunakan dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan penelitian ini. Informan

dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat sekitar

objek wisata Pantai Natsepa, Staf Pemerintah

Desa Suli dan Pengelolah Pantai Natsepa.

Instrumen utama pengumpulan data adalah

peneliti sendiri, sedangkan metode pengumpulan

data yang digunakan ialah wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi. Penelitian ini

memfokuskan pada partisipasi masyarakat dalam

pengembangan potensi pariwisata di Pantai

Natsepa Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku

Tengah. Untuk meneliti focus dari penelitian ini

maka peneliti memutuskan untuk menggunakan

tiga unsur pokok partisipasi masyarakat menurut

Slamet dalam Theresia, A., et al. (2014), yaitu:

1. Adanya kesempatan yang diberikan kepada

masyarakat untuk berpartisipasi;

2. Adanya kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi; dan

3. Adanya kemampuan masyarakat untuk

berpartisipasi.

Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan

demikian data yang terkumpul dalam penelitian

ini diolah dan dianalisis juga secara kualitatif

dengan menggunakan kata-kata yang disusun

kedalam teks yang diperluas. Analisis data dalam

penelitian ini dimulai dengan menelaah semua

data yang telah tersedia dari berbagai sumber baik

melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Kemudian data yang diperoleh direduksi untuk

kemudian disajikan dan ditarik kesimpulan dan

verifikasi.Waktu penelitian dilaksanakan selama 1

Bulan bulan yaitu bulan Oktober sampai dengan

Nopember 2019.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. karakteristik Responden

3.1.1. Umur

Distribusi karakteristik responden

berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada

Tabel 1, dimana Berdasarkan tabel 1 terlihat

dengan jelas bahwa penduduk Desa Suli yang

berketagori umur tertinggi adalah 31-45 dan 45-60

tahun yaitu sebanyak 652 jiwa atau sebesar 22,07

%, dan penduduk yang berkategori umur 16-30

tahun menempati urutan terkecil yaitu sebanyak

500 jiwa atau sebesar 17,41 %.

Page 4: Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)

94

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Suli Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2019

Kategori

Umur

Laki-Laki Perempuan Total %

Jumlah % Jumlah %

0 – 15 Tahun 319 20,99 237 17,69 556 19,36

16 – 30 Tahun 232 15,26 268 20,00 500 17,41

31-45 Tahun 348 22,89 292 21,79 652 22,07

45-60 Tahun 321 21,12 331 24,07 652 22,07

> 61 Tahun 300 19,74 212 15,82 512 17,83

Total 1.520 100,00 1.340 100,00 2.872 100,00

3.1.2. Jenis Pekerjaan

Jenis perkerjaan yang digeluti masyarakat

Desa Suli bervariasi, namun untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 2, dimana terlihat bahwa,

sebagian besar masyarakat Desa Suli, bekerja

sebagai pegawai negeri/swasta yaitu sebesar 454

(38,38%), sedangkan yang bekerja sebagai

Nelayan menempati urutan terkecil yaitu

sebanyak 33 orang (2,79 %).

3.1.3. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian peneliti,

tentang pendidikan formal masyarakat Desa Suli,

Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah

dapat dirinci pada Tabel 3, dimana terlihat bahwa,

penduduk yang pendidikan SMA/Sederajat

lebih banyak yaitu 1.170 orang (40,74%),

sedangkan pendidikan taman kanak-kanak

menempati urutan terkecil yaitu 246 orang

(8,57%).

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Suli Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2019

Jenis Pekerjaan Jumlah %

Pegawai Negeri/Swasta 454 38,38

TNI-Polri 140 11,83

Wiraswasta 314 26,54

Pengemudi 54 4,56

Nelayan 33 2,79

Petani 63 5,33

Pedagang 125 10,57

Total 1.183 100,00

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Suli Berdasarkan Pendidikan FormalTahun 2019

Jenis Pendidikan Jumlah %

≤ Taman Kanak-Kanak 246 8,57

Sekolah Dasar 475 16,54

SMP / Sederajat 450 15,67

SMA / Sederajat 1.170 40,74

Pendidikan Tinggi 531 18,49

Total 2.872 100,00

3.2. Pembahasan

3.2.1. Latar Belakang Pengembangan Objek Wisata

Pantai Natsepa

Objek wisata Pantai Natsepa terletak di

Desa Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten

Maluku Tengah, Provinsi Maluku dengan titik

koordinat GPS: 7º 37’ 52.68” LS dan 111º 7’ 37.24”

BT. Pantai Natsepa berjarak sekitar 41 km dari

Kota Ambon. Dulunya sebelum resmi dibuka

untuk umum Pantai Natsepa di bagian dalam

tidak terawat sama sekali, kemudian warga dan

pemerintah desa (Pemdes) Suli bergotong royong

untuk membersihkan Lokasi tempat wisata pantai

Natsepa.

Tahun 2004 awal, sampai dengan tahun 2006,

objek wisata Pantai Natsepa sepi pengunjung

dikarenakan konflik Maluku yang

berkepanjangan, dan pada tahun 2007 aktifitas

kembali menjadi Normal. Aktifitas Masyarakat di

Pantai Natsepa kembali menjadi normal, namun

penataan Lokasi Pantai belum memadai dan

maksimal (selayaknya sebuah tempat wisata),

Pantai Natsepa pada akhirnya diperhatikan oleh

Dinas Pariwisata, dengan menyediakan tempat

yang layak untuk para pedagang maupun untuk

pengunjung yang mengunjung di pantai Natsepa,

baik pengunjung lokal maupun maupun para

wisatawan.

Page 5: Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)

95

3.2.2. Partisipasi Masyarakat terhadap

Pegembangan Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

partisipasi merupakan turut berperan serta dalam

suatu kegiatan (Iwan Gayo,2015). Partisipasi

memang merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam kepemimpinan yang efektif, seperti yang

kita ketahui bahwa partisipasi sendiri

mengandung potensi yang luar biasa untuk

membina kerjasama semua unsur di dalamnya,

disamping itu segala bentuk partsipasi tidak

diterapkan dengan baik, maka tidak menutup

kemungkinan bahwa hasil yang akan

diperolehpun juga akan baik, seperti adanya

perubahan dan keikatan terhadap tujuan yang

mendorong timbulnya pencapaian yang lebih

baik.

Partisipasi yang terjadi di Desa Suli

Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah

dalam hal pengembangan objek wisata Pantai

Natsepa dibagi menjadi empat jenis, yaitu

partisipasi dalam pengambilan keputusan,

partisipasi dalam kegiatan, partisipasi dalam

pemantauan evaluasi dan partisipasi pemanfaatan

hasil.

3.2.3. Dampak Pengembangan Objek Wisata

terhadap Perekonomian Warga

Pengembangan objek wisata Pantai Natsepa

secara tidak langsung telah memberikan dampak

yang positif bagi kehidupan masyarakat Desa Suli,

maupun warga sekitar, terkhususnya dalam

membrantas masalah ekonomi, dan membantu

pemerintah mengurangi tingkat penganguran.

Masayarakat Desa Suli awal mulanya

sebagian bekerja sebagai petani, nelayan, ada juga

masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan

tetap, akan tetapi sejak berkembangnya Pantai

Natsepa, masyarakat desa Suli mulai membuka

diri untuk bekerja sebagai pedagang di tempat

wisata pantai natsepa dengan menghilangkan rasa

malu. hal itu ditandai dengan banyaknya warga

yang bekerja dan berjualan di sana. Hasil yang

didapati selama melakukan penelitian, bahwa

banyak pengunjung yang mengunjungi pantai

Natsepa dan hal itu turut mempengaruhi

kondisi ekonomi masayarakat Desa Suli, maupun

masyarakat-masayarakat sekitar.

Pengembangan Destinasi wisata Pantai

Natsepa, selain memberikan kontribusi yang

positif kepada warga, juga meningkatkan

pendapatan daerah, karana banyaknya wisatawan

mancanegara yang datang ke Maluku dan

mengunjungi tempat-tempat wisata di Maluku

termasuk di dalamnya Pantai Natsepa.

IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa Partisipasi

masyarakat Desa Suli terhadap pengembangan

objek wisata Pantai Natsepa sangat baik. Hal itu

bisa dilihat dari : (a). Partisipasi masyarakat dalam

proses pengambilan keputusan, keberhasilan ini

bisa dilihat pada saat ada rapat untuk

membicarakan kegiatan/progam pada objek wisata

masyarakat terlibat secara langsung; (b).

Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan,

keberhasilan dari tahap partisipasi ini bisa dilihat

dari masyarakat yang mau untuk bergotong

royong secara suka rela; (c). Partisipasi dalam

pemantauan evaluasi, keberhasilan partisipasi ini

bisa dilihat melalui studi banding yang dilakukan

pihak pengelola, agar pengembangan wisata bisa

berjalan ke arah yang lebih baik; (d). Partisipasi

pemanfaatan hasil, keberhasilan partisipasi ini

ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan.

Pengembangan objek wisata Pantai

Natsepa memberikan dampak positif terhadap

peningkatan kondisi ekonomi masayarakat

sekitar, selain itu membantu pemerintah untuk

mengurangi tingat pengangguran.

REFERENSI

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Athfal, N. (2016). Dampak Objek Wisata Alam Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat yang Bekerja di

Sektor Pariwisata Desa Jembangan Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. Universitas

Negeri Yogyakarta.

Caria, N. (2016). Sinergitas Industri Kreatif Berbasis Pariwisata Dengan Strategi Pembangunan Industri

Nasional Menuju Globalisasi.

Page 6: Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata

JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)

96

I Gusti ,B.RU. (2014). Dimensi Ekonomi Pariwisata Kajian Dampak Ekonomi dan Keunggulan Pariwisata

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Jurnal Pariwisata. Universitas Udayana.

Irawan. (2013). Peran Serta Masyarakat dalam Penyediaan Prasarana Perkotaan melalui Comunity Contract

di Kota Pontianak.

Mareta, dkk. (2017). Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Wisata Bahari di Pantai Sadranan

Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prasetyo. (2011). Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Santoso, Sastropoetro. (2015). Parrtisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan

Nasional. Bandung: Alumni.

Sigit, T. (2015). Analisis Strategi Penguatan Kelembagaan Desa Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif ,

Universitas Gadjah Mada.

Straus, A. & Corbin, J. (2013). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tata Langkah dan Teknis-Teknis Data.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.