13
PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK) 104 PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI MAIMOL DI KABUPATEN ALOR Yudha Eka Nugraha 1 Pasifikus Mala Meko 2 Yerry B. G. Blegur 3 ABSTRAK Pemerintah Indonesia melalui UU No.10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui partisipasi aktif dalam kegiatan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pariwisata pada daya tarik wisata pantai Maimol berdasarkan faktor, bentuk dan tingkat partisipasi. Metode penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif melalui observasi dan wawancara kepada informan yakni pihak Pemerintah, pihak Pengelola pantai, masyarakat dan wisatawan, serta mengumpulkan bukti penelitian berupa dokumentasi gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat di sekitar pantai Maimol telah turut serta berpartisipasi secara individu maupun berkelompok. Partisipasi terlihat dari keikutsertaan masyarakat menyediakan makanan-minuman bagi wisatawan, membersihkan area pantai sebelum dan sesudah berjualan serta turut aktif dalam pengambilan keputusan pengelolaan destinasi Pantai Maimol. Tingkat partisipasi yang belum optimal perlu dukungan berbagai pihak terutama dari Dinas Pariwisata untuk turun tangan Bersama masyarakat mengelola Pantai Maimol menjadi destinasi unggulan di Kab. Alor. KATA KUNCI : Partisipasi Masyarakat, Pengembangan Wisata, Daya Tarik Wisata ABSTRACT According to Indonesian tourism policy in UU 10 year 2009, tourism will increase community welfare towards community participation. This research aims to identify community participation in tourism activity of Maimol beach using three main concepts namely: factors, forms and levels of participation. The method used was descriptive qualitative by conducting observations and direct interviews with predetermined informants such as the Government, the beach management, the community and tourists, as well as collecting research evidence in the form of image documentation. The results showed that the community around the Maimol beach had participated by working together for every decision was made, opened stalls selling various foods such as corn, peanuts, coconut and grilled fish, as well as participating in cleaning the beach area. Moreover, the level of participation is remaining low because it is constrained by the lack of cooperation between the government and Maimol Beach Management.. KEYWORDS: Community Participation, Tourism Development, Tourism Attraction 1 Dosen dan Peneliti Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang 2 Dosen dan Peneliti Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang 3 Alumni Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

104

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI MAIMOL DI KABUPATEN ALOR

Yudha Eka Nugraha1 Pasifikus Mala Meko2 Yerry B. G. Blegur3

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia melalui UU No.10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui partisipasi aktif dalam kegiatan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pariwisata pada daya tarik wisata pantai Maimol berdasarkan faktor, bentuk dan tingkat partisipasi. Metode penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif melalui observasi dan wawancara kepada informan yakni pihak Pemerintah, pihak Pengelola pantai, masyarakat dan wisatawan, serta mengumpulkan bukti penelitian berupa dokumentasi gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat di sekitar pantai Maimol telah turut serta berpartisipasi secara individu maupun berkelompok. Partisipasi terlihat dari keikutsertaan masyarakat menyediakan makanan-minuman bagi wisatawan, membersihkan area pantai sebelum dan sesudah berjualan serta turut aktif dalam pengambilan keputusan pengelolaan destinasi Pantai Maimol. Tingkat partisipasi yang belum optimal perlu dukungan berbagai pihak terutama dari Dinas Pariwisata untuk turun tangan Bersama masyarakat mengelola Pantai Maimol menjadi destinasi unggulan di Kab. Alor.

KATA KUNCI : Partisipasi Masyarakat, Pengembangan Wisata, Daya Tarik Wisata

ABSTRACT

According to Indonesian tourism policy in UU 10 year 2009, tourism will increase community welfare towards community participation. This research aims to identify community participation in tourism activity of Maimol beach using three main concepts namely: factors, forms and levels of participation. The method used was descriptive qualitative by conducting observations and direct interviews with predetermined informants such as the Government, the beach management, the community and tourists, as well as collecting research evidence in the form of image documentation. The results showed that the community around the Maimol beach had participated by working together for every decision was made, opened stalls selling various foods such as corn, peanuts, coconut and grilled fish, as well as participating in cleaning the beach area. Moreover, the level of participation is remaining low because it is constrained by the lack of cooperation between the government and Maimol Beach Management..

KEYWORDS: Community Participation, Tourism Development, Tourism Attraction

1 Dosen dan Peneliti Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang 2 Dosen dan Peneliti Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang 3 Alumni Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 21, NOMOR 2, OKTOBER 2020, 104-116

105

PENDAHULUAN Industri pariwisata di Indonesia dalam

beberapa tahun ini mengalami pertumbuhan yang pesat. Menurut World Travel & Tourism Council (WTTC: 2018), pertumbuhan pariwisata di Indonesia menjadi yang tercepat ke 9 di dunia, nomor 3 di Asia dan nomor 1 di Asia Tenggara. Bagi Indonesia sendiri, pariwisata merupakan kontributor terbesar ketiga untuk devisa Negara, setelah minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit (Pitana, 2005 dalam Nugraha, 2020). Menurut Kementerian Pariwisata (2016), kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2014 telah mencapai Rp. 120 Triliun. Keberhasilan kepariwisataan tidak hanya menjadikan target utama untuk menarik wisatawan mancanegara, tetapi lebih untuk mengembangkan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata dan diharapkan dapat memberikan dampak positif seperti terbukanya kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka wawasan masyarakat tentang dunia luar dengan adanya interaksi langsung antara wisatawan dengan masyarakat lokal.

Selama ini pengembangan pariwisata yang berorientasi pada masyarakat menggunakan pendekatan community based tourism, dimana masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pariwisata. Menurut Damanik, dkk, (2005) pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menegaskan bahwa masyarakat bukan lagi menjadi objek pembangunan akan tetapi sebagai penentu pembangunan itu sendiri. Maka, dalam pengembangan pariwisata harus direncanakan secara menyeluruh, sehingga dapat

memperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural.

Salah satu daya tarik wisata yang saat ini sedang gencar dalam pengembangan adalah pantai Maimol di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor. Menurut UU No. 10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Salah satunya adalah Pantai Maimol. Pantai ini memiliki keindahan dan keanekaragaman alam dan budaya. Pantai ini mempunyai jarak 8 KM dari kota Kalabahi atau sekitar 2 KM dari Bandar Udara Mali. Pantai Maimol merupakan pantai berpasir putih yang dihiasi perpaduan warna air biru laut jernih, dan bukit alami di depan pantai. Pepohonan kelapa yang berbaris rapi membuat suasana di pantai ini sangat sejuk ditambah dengan angin laut membuat siapa saja ingin berlama-lama berada di pantai ini. Sekitar lokasi sudah terdapat tempat peristirahatan berupa kursi-kursi dari bambu tepat di bawah rindangnya pepohonan kelapa dan beringin dan juga sudah tersedia toilet pagi pengunjung. Pepohonan sepanjang pesisir pantai begitu rindangnya terdiri dari beraneka ragam tumbuhan, diantaranya pohon beringin, ketapang dan pepohonan kelapa yang banyak jumlahnya.

Akses menuju pantai ini sudah baik, dilalui sebuah jalan provinsi dan akses angkutan umum. Selain angkutan umum, terdapat juga pengendara ojek yang dapat mengantarkan wisatawan ke Pantai Maimol. Fasilitas umum seperti toilet dan tempat

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

106

sampah sudah tersedia, hanya, fasilitas umum pendukung lainnya seperti cottage atau homestay belum ada. Pantai Maimol ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan (weekend) dan hari libur karena pantai ini merupakan salah satu pantai favorit bagi wisatawan di kabupaten Alor. Jumlah kunjungan wisatawan setiap tahun pada destinasi wisata pantai Maimol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan di Pantai

Maimol

No Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan

1 2015 2880 2 2016 2400 3 2017 3360 4 2018 3820 Sumber: Hasil olahan penelitian (2019 )

Pada data kunjungan tersebut,

jumlah kunjungan wisatawan selama 4 tahun di Pantai Maimol secara bertahap mengalami peningkatan, walaupun pada tahun 2016 jumlah kunjungan mengalami penurunan, namun pada tahun 2017 dan 2018 kembali mengalami peningkatan. Peningkatan kunjungan ini seharusnya memberikan dampak positif pada masyarakat yang tinggal di sekitar daya tarik wisata, yakni dapat mengambil peluang untuk membuka bisnis dan mendapat keuntungan. Sebab dalam pengembangan pariwisata yang berbasis pada masyarakat, seharusnya masyarakat memiliki peranan dan keterlibatan baik dalam pengambilan keputusan, pengelolaan maupun memasarkan produk-produk pariwisata agar dapat menjadi sumber potensial bagi daerah. Dengan adanya pariwisata tersebut berdampak

pada masyarakat di sekitaran daya tarik wisata pantai Maimol khususnya meningkatkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi.

Namun sayang, kesadaran masyarakat akan pengembangan pariwisata belum maksimal. Masyarakat di sekitar pantai Maimol yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan membiarkan perahu-perahu mereka berada di dalam area daya tarik wisata membuat pengunjung tidak leluasa untuk berenang dengan bebas. Selain itu mereka juga sering menjemur ikan hasil tangkapan di tempat yang tidak jauh dari area pantai mengakibatkan aroma tidak sedap tercium oleh wisatawan sehingga mereka merasa tidak nyaman.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pantai juga belum maksimal, hanya sebatas menjadi penjual jajanan makanan dan bahan mentah seperti jagung rebus, kelapa, kue dan ikan. Peluang lainnya yang tidak dimanfaatkan masyarakat adalah penyediaan lahan parkir kendaraan sebab wisatawan yang datang bebas memarkirkan kendaraan mereka dan tidak dipungut biaya. Potensi daya tarik wisata yang dimiliki pantai Maimol sangat menjanjikan, namun hal ini harus berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan untuk mengelola potensi yang ada. Sosialisasi dari pemerintah daerah dan pemerintah setempat sangat dibutuhkan agar membuka wawasan masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan mengelola aset pariwisata yang dimiliki guna meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. dengan kesediaan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan wisata di Pantai Maimol. Dalam penelitian ini, pertanyaan

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 21, NOMOR 2, OKTOBER 2020, 104-116

107

penelitian merujuk pada bagaimana bentuk, faktor, dan tingkat partisipasi masyarakat Pantai Maimol terhadap kegiatan wisata di Pantai Maimol?

Adapun tujuan penelitian ini mengidentifikasi partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pariwisata pada daya tarik wisata pantai Maimol berdasarkan faktor, bentuk dan tingkat partisipasi. 1. Partisipasi Masyarakat a. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Theresia (2014) mendefinisikan partisipasi masyarakat dalam pembangunan mencakup partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang program-program pembangunan setempat, partisipasi masyarakat sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga, uang ataupun dalam bentuk lainnya. Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku. b. Faktor-faktor Partisipasi Masyarakat

Theresia (2014) tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dapat ditentukan oleh tiga unsur pokok, yaitu: 1) Adanya kesempatan yang diberikan

kepada masyarakat untuk berpartisipasi. 2) Adanya kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi ditentukan dari mental yang dimiliki masyarakat

3) Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi memanfaatkan kesempatan yang disediakan.

c. Bentuk Partisipasi Masyarakat Berdasarkan bentuknya menurut

Theresia (2014) partisipasi masyarakat dapat berupa:

1) Menjadi kelompok-kelompok

2) Melibatkan diri pada diskusi kelompok 3) Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan

organisasi untuk menggerakan partisipasi-partisipasi masyarakat lain

4) Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan

5) Memanfaatkan hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.

d. Tingkatan Partisipasi Menurut Theresia (2014), ada lima tingkatan atau tahapan dalam partisipasi, yaitu:

1) Memberikan informasi 2) Konsultasi, yaitu menawarkan

pendapat, sebagai pendengar yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak terlibat dalam implementasi ide dan gagasan tersebut.

3) Pengambilan keputusan bersama, dalam arti tidak sekedar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dalam menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya.

4) Bertindak bersama, dalam arti tidak sekedar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dalam menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya.

5) Memberikan dukungan, yaitu dimana kelompok-kelompok lokal menawarkan pendanaan, nasihat dan dukungan untuk mengembangkan agenda kegiatan.

2. Pengembangan Daya Tarik Wisata

Pengembangan daya tarik wisata (Mengacu pada terminologi UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan) sebaiknya memperhatikan prinsip dasar pengembangan. Idealnya pengembangan daya tarik wisata berlandaskan pada 4 prinsip dasar sebagai

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

108

berikut (Yoeti, 2006): Pertama, adalah keberlangsungan

ekologi, yaitu sebuah pengembangan pariwisata harus mampu menjamin adanya pemeliharaan dan proteksi sumber-sumber daya yang ada.

Kedua, keberlangsungan kehidupan dan budaya, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui nilai-nilai yang telah diciptakan dan dianut bersama sebagai identitas dan kemandirian.

Ketiga keberlangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin adanya kesempatan bagi semua pihak untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi melalui suatu kompetisi yang ketat.

Keempat, memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam pengembangan kepariwisataan. 3. Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT) adalah salah satu jenis pariwisata yang memasukkan partisipasi masyarakat sebagai unsur utama dalam pariwisata guna mencapai tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan. (Telfer dan Sharpley, 2008)

Menurut Damanik, dkk, (2005) pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menegaskan bahwa masyarakat bukan lagi menjadi objek pembangunan akan tetapi sebagai penentu pembangunan itu sendiri. Penyusunan perencanaan dalam skala lokal merupakan syarat awal dalam upaya membangun pariwisata berbasis masyarakat

ini, yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan dalam jangka pendek, menengah dan panjang yang disusun bersama komunitas yang ada.

Masyarakat lokal memiliki kedudukan yang sama pentingnya sebagai salah satu stakeholder dalam pembangunan kepariwisataan, selain pihak pemerintah dan industri swasta. Berdasarkan konsep pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan maka upaya pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan pada hakikatnya harus diarahkan pada peningkatan kapasitas, peran dan inisiatif masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan, peningkatan posisi dan kualitas keterlibatan/partisipasi masyarakat dan peningkatan nilai positif pembangunan kepariwisataan bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat (Simbolon, 2017).

Pariwisata Berbasis Masyarakat bukan hanya sebagai sebuah harapan bagi negara-negara di dunia melainkan juga sebagai sebuah peluang, Pariwisata Berbasis Masyarakat memiliki ciri-ciri unik seperti yang dikemukakan (Nugraha, 2019) yaitu, karakternya yang lebih mudah diorganisasi di dalam skala yang kecil, jenis pariwisata ini pada dasarnya merupakan suatu jenis pariwisata yang bersahabat dengan lingkungan, secara ekologis aman dan tidak menimbulkan banyak dampak negatif seperti yang dihasilkan oleh jenis pariwisata konvensional yang berskala masif.

Ciri-ciri khusus dari Pariwisata Berbasis Masyarakat adalah berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dan adanya upaya perencanaan pendampingan yang membela masyarakat lokal serta kelompok lain memiliki ketertarikan/minat, yang memberi kontrol

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 21, NOMOR 2, OKTOBER 2020, 104-116

109

lebih besar dalam proses sosial untuk mewujudkan kesejahteraan (Pitana, 2005). menekankan strategi yang terfokus pada identifikasi tujuan masyarakat tuan rumah dan keinginan serta kemampuan mereka menyerap manfaat pariwisata. setiap masyarakat harus didorong untuk mengidentifikasi tujuannya sendiri dan mengarahkan pariwisata untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat lokal. Untuk itu dibutuhkan perencanaan sedemikian rupa sehingga aspek sosial dan lingkungan masuk dalam perencanaan dan industri pariwisata memperhatikan wisatawan dan juga masyarakat setempat. METODE Metode penelitian yang dipilih yaitu metode kualitatif deskriptif. Metode ini dilakukan sebagai upaya untuk mengungkapkan fenomena secara mendalam yang digali melalui pandangan dan pengalaman masyarakat (Sugiyono, 2015). Metode ini dipilih untuk mengungkapkan fenomena mengenai partisipasi masyarakat yang akan digali secara mendalam melalui pengalaman yang dialami oleh masyarakat di sekitar Pantai Maimol.

Penelitian dilakukan di Pantai Maimol Kelurahan Kabola Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun alasan pemilihan daya tarik wisata Pantai Maimol adalah atas dasar ditentukannya Pantai Maimol Alor sebagai destinasi pengembangan prioritas oleh Dinas Pariwisata Alor serta jumlah kunjungan wisatawan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode wawancara

mendalam Data primer diperoleh secara langsung melalui hasil wawancara. Keseluruhan jumlah informan dalam kajian ini berjumlah 6 orang yakni Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Lurah Kabola, Tokoh Masyarakat, Pengelola DTW Pantai Maimol, Masyarakat Setempat, dan Wisatawan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, dengan memperhatikan ciri-ciri subjek sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas informan (Herdiansyah, 2010). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dalam tiga tahap yaitu mereduksi data yang terkumpul, menyajikan data yang relevan dengan partisipasi masyarakat, dan melakukan penarikan kesimpulan. HASIL Bagian ini memaparkan mengenai hasil penelitian partisipasi masyarakat pada daya tarik wisata Pantai Maimol Alor yang terbagi atas gambaran umum lokasi, gambaran daya tarik wisata, dan gambaran partisipasi masyarakat di Pantai Maimol. 1. Gambaran Umum Lokasi Kelurahan Kabola

Pantai Maimol Alor berada di Kelurahan Kabola. Kelurahan Kabola secara administratif merupakan salah satu wilayah Pemerintah Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor yang terletak di bagian Utara Pulau Alor. Luas Wilayah Kelurahan Kabola adalah 20,81 Km2 atau sekitar 28,01% dari total luas wilayah Kecamatan Kabola dengan wilayah yang dihiasi oleh perbukitan, lembah dan garis pantai (yang terkenal disebut dengan Pantai Maimol) yang cukup panjang. Dataran rendah

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

110

di Kelurahan Kabola lebih sedikit dibandingkan dataran tinggi atau perbukitan hanya sekitar 20%, selebihnya merupakan dataran tinggi. Iklim di Kelurahan tidak berbeda dengan wilayah lainnya di Pulau Alor dimana musim penghujan relatif pendek bila dibanding kemarau serta curah hujan yang tidak merata setiap tahunnya.

Gambar 2. Peta Wilayah Administratif

Kelurahan Kabola Sumber: Kelurahan Kabola (2019)

Kelurahan Kabola memiliki wilayah

administratif yang terdiri dari 4 Rukun Warga (RW), 9 Rukun Tetangga (RT) dan luas wilayahnya 20,81 Km².

Jumlah penduduk di Kelurahan Kabola

pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3.563 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 1.773 dan perempuan sebanyak 1.790 orang. Jumlah rumah tangga sebanyak 739 rumah tangga dan jika dihitung kepadatan penduduk pada Kelurahan Kabola per Km² adalah sebanyak 171 orang. Penduduk di Kelurahan Kabola mayoritas beragama Kristen dengan Persentase 95% dan sisanya merupakan masyarakat yang beragama Islam dan Katolik. Jumlah tempat Ibadah di Kelurahan Kabola sebanyak 7 buah yang terdiri dari 6 buah Gereja dan 1 buah Masjid.

2. Gambaran Umum Daya Tarik Wisata Pantai Maimol

Pantai Maimol merupakan pantai berpasir putih yang memiliki perpaduan warna air biru laut jernih, dan pemandangan bukit berbaris di depan pantai. Pohon kelapa tumbuh berbaris di sepanjang bibir pantai. Angin laut senantiasa berhembus di siang hari sehingga pengunjung sekitar 70% datang pada waktu siang hari untuk beristirahat di pantai Maimol.

Pantai Maimol terletak di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor. Pantai Maimol mempunyai jarak yang kurang lebih sekitar 8 KM dari kota Kalabahi atau sekitar 2 KM dari Bandar Udara Mali.

Gambar 3. Lokasi Penelitian Pantai Maimol Sumber: Dokumentasi Penelitian (2020)

Pantai ini tepat berada di Teluk Benlelang sehingga memiliki ombak yang tenang dengan air yang jernih. Hamparan pasir putih dengan garis pantai hampir sekitar 1 kilometer memberikan keindahan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung (Hasil wawancara penelitian, 2019). Pepohonan sepanjang pesisir pantai begitu rindangnya terdiri dari beraneka ragam tumbuhan, diantaranya Pohon Beringin, ketapang dan Pohon Kelapa.

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 21, NOMOR 2, OKTOBER 2020, 104-116

111

Gambar 4. Keindahan Pantai Maimol Sumber: Dokumentasi Penelitian (2020)

Fasilitas yang ada di sekitar daya tarik wisata diantaranya terdapat tempat peristirahatan berupa kursi-kursi dari bambu di bawah pepohonan kelapa dan beringin, lopo (rumah adat NTT yang terbuat dari alang-alang) sebagai salah satu sarana peneduh bagi wisatawan yang berkunjung, dan juga sudah tersedia toilet bagi pengunjung yang ingin mengganti pakaian sebelum dan sesudah berenang di laut. Pantai Maimol pada awalnya dikelilingi oleh hutan jati dan kelapa. Hingga pada tahun 1986, tanah di pantai Maimol dibeli oleh Bapak J. K yang bertugas sebagai Polisi Masyarakat setempat dan mulai dijadikan sebagai destinasi wisata sejak tahun 2017. Pantai Maimol telah dibuka untuk umum sejak lama, tetapi tanah di area daya tarik wisata pantai Maimol baru terdaftar di kantor Pertanahan Kota Kalabahi dengan nomor: 137/2017 pada tanggal 20 Desember tahun 2017.

Wisatawan yang mengunjungi Pantai Maimol merasa bahwa akses jalan menuju pantai sangat mudah. Pantai ini bisa diakses dari Bandara Mali dengan jarak tempuh yang sangat singkat sekitar 10 menit (5.8 KM). Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke pantai Maimol dapat menggunakan kendaraan roda 2 dan 4 karena letak pantai yang berada di pinggir jalan sehingga sangat mudah untuk dikunjungi. Sedangkan wisatawan yang tidak

memiliki kendaraan pribadi dapat menggunakan jasa transportasi umum yakni mobil angkutan umum (Bemo) jalur Kalabahi - Mali dan jasa ojek.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan wisatawan, dapat diketahui bahwa pantai Maimol ramai dikunjungi karena telah memenuhi aspek daya tarik wisata. Pertama, memiliki atraksi yang bagus seperti pemandangan alam yang indah, pantai berpasir putih dan ombak yang tenang sehingga wisatawan yang berkunjung dapat menikmati keindahan pantai dan dapat berenang sepuasnya. Kedua, amenitas yang tersedia sudah cukup baik seperti fasilitas untuk menunjang wisatawan dan aneka makanan yang dijual oleh masyarakat. Ketiga, akses jalan yang sangat bagus dan mulus dari pusat Kota sampai ke daya tarik wisata pantai Maimol. 3. Gambaran Partisipasi Masyarakat Pada Daya Tarik Wisata Pantai Maimol Di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor Berdasarkan hasil temuan lapangan, partisipasi masyarakat lokal pada daya tarik wisata di Pantai Maimol Alor terdiri dari beberapa aktivitas kegiatan. Aktivitas kegiatan dalam gambaran partisipasi akan dipaparkan pada tabel berikut: Tabel 2. Gambaran Partisipasi Masyarakat di

Pantai Maimol No. Gambaran Partisipasi di

Pantai Maimol Tahapan Partisipasi

1 - Masyarakat lokal Bersama dengan pemilik lahan melakukan rembuk bersama untuk konsolidasi kerjasama melakukan usaha di

Partisipasi saat Pengambilan keputusan

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

112

DTW Pantai Maimol, - Masyarakat Lokal, pemilik lahan, dan pemerintah memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat mengenai penjagaan kebersihan di Pantai Maimol

2 - Masyarakat DTW Pantai Maimol antusias dan mengikuti program pelatihan sadar wisata dan kepemanduan wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata setempat - Masyarakat Lokal memiliki lapak berjualan di sekitar DTW Pantai Maimol dan mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung

Partisipasi Pelaksanaan

3 - Masyarakat Lokal dapat memperoleh manfaat langsung dari hasil berjualan di Pantai Maimol - Masyarakat dapat memperoleh manfaat langsung dari hasil pelatihan yang diadakan oleh dinas setempat

Partisipasi Pengambilan Manfaat

4 - Masyarakat lokal diikutsertakan dalam kegiatan pemerintah maupun kegiatan evaluasi terkait dengan DTW

Partisipasi dalam evaluasi

Sumber: olahan penelitian 2019

PEMBAHASAN Dalam pembangunan pariwisata

berbasis masyarakat, masyarakat memiliki peran yang sangat penting karena yang paling memahami kebutuhan dalam pembangunan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Adanya partisipasi dari masyarakat maka kegiatan pariwisata akan mampu berkembang dan membawa dampak positif dalam segala aspek, baik itu aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang bermukim di sekitar destinasi wisata. Pembahasan menitikberatkan pada hasil analisis gambaran partisipasi masyarakat di Pantai Maimol yang terbagi berdasarkan faktor partisipasi, bentuk partisipasi, dan tingkatan partisipasi. 1. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Maimol Di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor Faktor partisipasi merupakan hal-hal yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya partisipasi masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata (Theresia, 2014). Terkait dengan hal ini. Pemerintahan diwakili oleh pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Alor dengan gencar melakukan sosialisasi berupa program diantaranya sosialisasi sapta pesona, pelatihan pengelolaan daya tarik wisata, dan kepemanduan wisata. Masyarakat antusias mengikuti kegiatan tersebut namun untuk tindak lanjutnya belum dilakukan secara maksimal karena sampai saat ini pantai Maimol masih dikelola oleh perseorangan dan belum ada koordinasi atau bentuk kerjasama dengan pihak pemerintah. Pada sosialisasi ini, pemerintah setempat

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 21, NOMOR 2, OKTOBER 2020, 104-116

113

melalui kelurahan-kelurahan berusaha memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk bisa mengelola daya tarik wisata dengan penyadaran akan sumber daya pariwisata yang bisa mereka kelola

Partisipasi masyarakat terlihat pada terbukanya kesempatan untuk berpartisipasi oleh pihak pengelola dengan memberikan tempat untuk membuka lapak jualan di area pantai Maimol. Selain program yang digencarkan pemerintah dengan sosialisasi dan pelatihan. Pihak pengelola juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin menerima manfaat ekonomi dari Pantai Maimol. Beberapa masyarakat mau untuk berpartisipasi dan ikut membuka berbagai dagangan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung.

Tidak hanya itu, dari pemerintahan juga melalui Dinas Pekerjaan Umum telah membangun fasilitas penunjang berupa MCK di setiap objek wisata di Kelurahan Kabola, salah satunya di pantai Maimol. Selanjutnya pemberian fasilitas ini akan ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan melakukan pendekatan dengan pihak pengelola untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat terkait pengelolaan objek wisata dan bagaimana cara memanfaatkan potensi dan sumber daya yang mereka miliki agar dapat memaksimalkan partisipasi mereka dalam mengembangkan daya tarik wisata. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata adalah keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan daya tarik wisata yakni yang pertama, memberikan lahan kepada masyarakat untuk membuka usaha. Faktor

yang kedua adalah sosialisasi dan program dari pemerintah kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengelola daya tarik wisata. Faktor yang ketiga, program pembangunan fasilitas tambahan dari pemerintah dan yang terakhir koordinasi yang baik antara pemerintah dengan pihak pengelola untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. 2. Bentuk Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Daya Tarik Wisata Di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor

Bentuk partisipasi masyarakat sekitar yang paling terlihat adalah menjual jajanan makanan dan minuman. Secara berkelompok, para penjual dan pengelola berdiskusi untuk mendapatkan kesepakatan mengenai lokasi penjualan dan bagaimana teknis penjualan di daya tarik wisata Pantai Maimol. Tidak hanya itu, masyarakat juga ikut berpartisipasi memberikan masukan kepada pengelola sehingga keputusan-keputusan yang diambil oleh pengelola merupakan keputusan bersama Masyarakat Kecamatan Kabola. Setiap kali akan mulai menjual dan setelah menjual masyarakat setempat peduli dengan kebersihan, dibuktikan dengan kegiatan membersihkan area pantai dan memungut sampah yang dibuang oleh wisatawan di area pantai. Selain itu, Pantai Maimol memiliki kelompok masyarakat yang juga berfokus pada kegiatan kepariwisataan sekaligus kelautan di Kelurahan Kabola, yaitu Forum Komunikasi Nelayan Kabola (FKNK). Belum ada organisasi atau kelompok masyarakat yang khusus dibentuk guna pengembangan daya tarik wisata terutama pantai Maimol.

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

114

Meskipun begitu, adanya Forum Komunikasi Nelayan Kabola ini memberikan manfaat bagi bidang pariwisata. Salah satunya, para nelayan diberikan pemahaman tentang cara menangkap ikan dengan tidak menggunakan bom ikan agar tidak merusak terumbu karang dan ekosistem laut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa bentuk partisipasi masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata pantai Maimol saat ini adalah sebagai penjual makanan dan minuman, selalu membersihkan area di sekitar tempat mereka berjualan sebelum dan setelah berjualan, selalu membersihkan area di sekitar tempat mereka berjualan sebelum dan setelah berjualan, serta memungut sampah yang dibuang oleh wisatawan di tempat yang tidak seharusnya. Bila mengacu pada bentuk partisipasi masyarakat menurut Theresia (2014), maka bentuk partisipasi masyarakat di Pantai Maimol terlihat pada adanya kelompok usaha yang menjual makanan dan minuman, serta masyarakat yang aktif ikut serta pada kegiatan organisasi seperti membersihkan sampah-sampah sebelum dan setelah dilakukan aktivitas jual beli. Bentuk partisipasi yang ditemukan dilapangan belum mencakup keseluruhan, namun sudah terdapat partisipasi masyarakat pada aktivitas wisata di Pantai Maimol.

3. Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Daya Tarik Wisata Di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor Kesempatan yang diberikan oleh pengelola Pantai Maimol ditangkap oleh masyarakat setempat yang memiliki ide

berjualan di kawasan daya tarik wisata Pantai Maimol. Masyarakat yang mayoritas berkebun serta bertani memiliki kesempatan untuk menjual hasil panennya berupa jagung, kacang tanah, dan kelapa muda dengan harga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan dijual di pasar. Bila berminat, masyarakat yang ingin menjual berbagai macam hasil bumi dan sumber daya yang dimiliki wajib untuk melakukan diskusi terlebih dahulu dengan pengelola. Pihak pengelola yang merupakan polisi setempat, secara terbuka juga membuka berbagai masukan untuk dapat mengembangkan Pantai Maimol menjadi lebih baik. Caranya dengan melakukan pendataan masyarakat yang berminat berjualan dan menjadikan mereka sebagai pengelola destinasi juga di lapangan. Masyarakat selain berjualan juga rajin membersihkan pantai untuk menjaga agar wisatawan tetap nyaman melakukan aktivitas wisata. Antara masyarakat dan pihak pengelola selalu mengambil keputusan bersama-sama. Sehingga tidak terjadi ketimpangan di antara stakeholder. Hanya, keterbatasan investasi dari pihak swasta dan pemerintah membuat pengembangan daya tarik wisata Pantai Maimol ini masih terbatas sehingga masih dikembangkan secara swadaya masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, peneliti mengambil kesimpulan bila dihubungkan dengan teori tingkatan partisipasi (Theresia, 2014), maka pihak pengelola Pantai Maimol telah memberikan keterbukaan kesempatan untuk berpartisipasi melalui pembagian informasi kepada masyarakat yang ingin turut aktif mengembangkan daya tarik wisata. Selain itu, masyarakat juga melakukan konsultasi melalui kesepakatan melakukan

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 21, NOMOR 2, OKTOBER 2020, 104-116

115

penyediaan makan dan minum di Pantai Maimol Bersama pengelola Pantai. Pengambilan keputusan yang diambil dalam penyediaan makan dan minum menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peran dan bersama-sama pengelola menjalin kemitraan untuk meningkatkan aktivitas pariwisata di Pantai Maimol. Kemitraan yang ditunjukkan disini masih didukung sepenuhnya oleh masyarakat yang ingin menyediakan makanan dan minuman. Belum dibantu dalam hal pendanaan dalam pihak lain. Sehingga tingkat partisipasi yang ditunjukkan cukup aktif karena memenuhi empat dari lima tingkatan partisipasi. Tingkat partisipasi masyarakat yang belum ditingkatkan terjadi karena terkendala oleh beberapa hal, yang paling utama yakni belum adanya koordinasi yang harmonis antara pengelola daya tarik wisata dengan pihak pemerintah dan belum ada pembentukkan kelompok sadar wisata guna pengelolaan daya tarik wisata. PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang partisipasi masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata pantai Maimol di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola Kabupaten Alor, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata salah satunya adalah sosialisasi dan program dari pemerintah kepada masyarakat dalam rangka menambah pengetahuan masyarakat dalam mengelola daya tarik wisata. Namun sampai saat ini, belum ada program maupun sosialisasi yang dilakukan khusus

kepada masyarakat di sekitar pantai Maimol karena masih terkendala belum adanya kerjasama antara pemerintah dengan pihak pengelola.

2. Bentuk partisipasi masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata pantai Maimol saat ini adalah sebagai pemberi masukan kepada pengelola sekaligus penjual makanan dan minuman, selalu membersihkan area di sekitar tempat mereka berjualan sebelum dan setelah berjualan, selalu membersihkan area di sekitar tempat mereka berjualan sebelum dan setelah berjualan, serta memungut sampah yang dibuang oleh wisatawan di tempat yang tidak seharusnya.

3. Tingkat partisipasi masyarakat saat ini masih rendah atau belum begitu terlihat karena terkendala oleh beberapa faktor, yakni belum adanya kerjasama antara pengelola daya tarik wisata dengan pihak pemerintah dan belum ada pembentukkan kelompok sadar wisata guna pengelolaan daya tarik wisata.

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diajukan yaitu: 1. Masyarakat sekitar daya tarik wisata pantai

Maimol memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterlibatan dalam pengembangan pantai Maimol, salah satu caranya adalah dengan ikut menjaga kebersihan dan ketertiban di sekitaran pantai dan membentuk sebuah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) agar setiap kegiatan yang dilakukan dapat terkoordinasi dan dapat dikontrol dengan baik.

2. Kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Alor agar segera

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DAYA TARIK WISATA PANTAI (YUDHA EKA NUGRAHA DKK)

116

3. melakukan koordinasi dengan pihak pengelola untuk mengadakan kegiatan sosialisasi dan program pelatihan kepada masyarakat tentang bagaimana cara mengelola potensi dan sumber daya yang dimiliki.

4. Kepada pihak pengelola agar menambah kuantitas fasilitas pendukung bagi wisatawan seperti tempat sampah dan memperbanyak lopo – lopo (rumah beristirahat), serta menyediakan tempat parkir bagi wisatawan dan membuat tiket masuk daya tarik wisatawan agar naik dan turunnya jumlah kunjungan wisatawan dapat diketahui.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor (2019) Damanik, Junianton dan Hendrie, Ajie K.

(2005). Penanggulangan kemiskinan melalui pariwisata. Yogyakarta: Kepel

Herdiansyah, Haris. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Meray, Geraldy Josie. (2016). Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pariwisata Pantai Mahembang Kecamatan Kakas. Universitas Sam Ratulangi, Manado

Nugraha, Y. E. (2019). ANALISIS PASAR WISATAWAN MANCANEGARA PENGGUNA LAYANAN WISATA MEDIS DI BALI. Tourism-Jurnal Pariwisata, 2(2), 90-99.

Nugraha, Y. E., Kesos, S., & Par, M. (2020, June). Pengembangan Wisata Bahari Pantai Mulut Seribu Sebagai Daya Tarik Wisata Berkelanjutan Di

Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur. In Journey (Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management) (Vol. 2, No. 2, pp. 25-46).

Paturusi, Samsul A. (2001). Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pariwisata, Materi Kuliah Perencanaan Pariwisata, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar, Bali

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Sharpley, Richard dan Telfer, David J. (2008). Tourism and Development in the Developing World. Routledge, New York

Simbolon, Glori. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Pantai Pasir Putih Parbaba. Universitas Sumatera Utara, Medan

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Theresia, Aprillia, et al. (2014). Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

World Travel & Tourism Council (WTTC: 2018)

Yoeti, Oka A. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.