9
Delapan Membangun Paradigma Gerakan Renaisans Gerakan Renaisans Islam yang sebenarnya atau gerakan perubahan dan perombakan total berdasarkan nilai-nilai keagungan ajaran Islam yang senantiasa mengutamakan keadilan, kedamaian, persamaan, kemakmuran dan keselamatan adalah gerakan yang sangat sesuai untuk menyembuhkan krisis multi dimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Karena gerakan ini bukan semata-mata gerakan tambal sulam seperti gerakan reformasi ataupun gerakan sporadis ektrim seperti gerakan revolusi yang menyulut dendam dan permusuhan. Gerakan ini adalah sebuah gerakan tatolitas dengan pendekatan yang sesuai dengan fitrah dan kebutuhan umat manusia yang telah diajarkan Sang Pencipta kepada para utusan-Nya, yang dipenuhi dengan nilai-nilai keagungan moral yang bertujuan memberikan rahmat dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa membedakan ras, suku dan golongan mereka. Gerakan renaisans Islam adalah gerakan penyembuhan total, terencana, memiliki tahapan-tahapan dan tujuan yang jelas, sebagaimana terang dan jelasnya ajaran Islam. Gerakan yang menuntut para penggeraknya untuk mencerahkan dan merubah dirinya terlebih dahulu, baik dalam kesucian jiwa, kebeningan fikiran, kebersihan cita-cita dan tujuan serta kelurusan jalan hidupnya sebelum merubah masyarakatnya. Demikian pula gerakan ini bukan hanya sebuah gerakan yang akan menumbangkan seorang tiran dan menggantikannya dengan tiran baru, namun pada hakikatnya gerakan ini adalah gerakan yang bertujuan untuk membentuk manusia-manusia unggul yang memiliki kesempurnaan intelektualitas, ketinggian moralitas dan keagungan spiritualitas sebagaimana yang digambarkan para generasi shahabat yang dibina Muhammad Rasulullah. Diatas keagungan pribadi-pribadi inilah kemudian dibangun sebuah tatanan masyarakat utama yang menegakkan ajaran-ajaran Tuhannya. Gerakan renaisans adalah gerakan yang merombak seluruh kehidupan manusia, baik keyakinannya, moralnya, karakternya, budayanya, orientasinya, idiologinya, tata kehidupannya, kebiasaannya, ekonominya dan seluruh sisi kehiduapan lainnya. Itulah sebabnya gerakan ini sangat sesuai untuk bangsa Indonesia yang terpuruk dengan berbagai krisis yang dideritanya saat ini. Gerakan renaisans Islam yang sebenarnya dengan segala keutamaan dan kesempurnaannya akan menjadi terapi yang ampuh dan tepat bagi kebangkitan Indonesia menuju Indonesia Baru yang dicita-citakan. Setelah mencermati karakteristik gerakan perubahan dalam Islam yang dicontohkan Rasulullah saw dalam membangun sebuah masyarakat baru dengan peradabannya dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, maka dapat disusun sebuah paradigma dan pokok-pokok pikiran

PARADIGMA RENAISENS 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paradigma mengenai kemajuan peradaban di eropa pada abad pertengahan

Citation preview

  • DelapanMembangun Paradigma Gerakan Renaisans

    Gerakan Renaisans Islam yang sebenarnya atau gerakan perubahan dan perombakan total

    berdasarkan nilai-nilai keagungan ajaran Islam yang senantiasa mengutamakan keadilan,

    kedamaian, persamaan, kemakmuran dan keselamatan adalah gerakan yang sangat sesuai untuk

    menyembuhkan krisis multi dimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Karena gerakan ini bukan

    semata-mata gerakan tambal sulam seperti gerakan reformasi ataupun gerakan sporadis ektrim

    seperti gerakan revolusi yang menyulut dendam dan permusuhan. Gerakan ini adalah sebuah

    gerakan tatolitas dengan pendekatan yang sesuai dengan fitrah dan kebutuhan umat manusia

    yang telah diajarkan Sang Pencipta kepada para utusan-Nya, yang dipenuhi dengan nilai-nilai

    keagungan moral yang bertujuan memberikan rahmat dan kasih sayang kepada seluruh umat

    manusia, tanpa membedakan ras, suku dan golongan mereka. Gerakan renaisans Islam adalah

    gerakan penyembuhan total, terencana, memiliki tahapan-tahapan dan tujuan yang jelas,

    sebagaimana terang dan jelasnya ajaran Islam. Gerakan yang menuntut para penggeraknya

    untuk mencerahkan dan merubah dirinya terlebih dahulu, baik dalam kesucian jiwa, kebeningan

    fikiran, kebersihan cita-cita dan tujuan serta kelurusan jalan hidupnya sebelum merubah

    masyarakatnya. Demikian pula gerakan ini bukan hanya sebuah gerakan yang akan

    menumbangkan seorang tiran dan menggantikannya dengan tiran baru, namun pada hakikatnya

    gerakan ini adalah gerakan yang bertujuan untuk membentuk manusia-manusia unggul yang

    memiliki kesempurnaan intelektualitas, ketinggian moralitas dan keagungan spiritualitas

    sebagaimana yang digambarkan para generasi shahabat yang dibina Muhammad Rasulullah.

    Diatas keagungan pribadi-pribadi inilah kemudian dibangun sebuah tatanan masyarakat utama

    yang menegakkan ajaran-ajaran Tuhannya. Gerakan renaisans adalah gerakan yang merombak

    seluruh kehidupan manusia, baik keyakinannya, moralnya, karakternya, budayanya,

    orientasinya, idiologinya, tata kehidupannya, kebiasaannya, ekonominya dan seluruh sisi

    kehiduapan lainnya. Itulah sebabnya gerakan ini sangat sesuai untuk bangsa Indonesia yang

    terpuruk dengan berbagai krisis yang dideritanya saat ini. Gerakan renaisans Islam yang

    sebenarnya dengan segala keutamaan dan kesempurnaannya akan menjadi terapi yang ampuh

    dan tepat bagi kebangkitan Indonesia menuju Indonesia Baru yang dicita-citakan.

    Setelah mencermati karakteristik gerakan perubahan dalam Islam yang dicontohkan

    Rasulullah saw dalam membangun sebuah masyarakat baru dengan peradabannya dan sejarah

    perjuangan bangsa Indonesia, maka dapat disusun sebuah paradigma dan pokok-pokok pikiran

  • yang akan menjadi landasan dalam menyusun sebuah gerakan perubahan atau gerakan

    renaisans, gerakan kebangkitan kembali yang berdasarkan Islam namun berhubungan dengan

    dinamika sejarah bangsa Indonesia. Diantara kerangka dasar dan pokok-pokok pikiran tersebut

    haruslah mencerminkan kenyataan seperti di bawah ini.

    Gerakan Renaisans Indonesia adalah Kelanjutan Dari Pergerakan Islam Indonesia

    Gerakan Renaisans di Indonesia adalah kelanjutan dari pergerakan dan perjuangan

    panjang para pendakwah, penyeru dan pejuang Islam, mujahidin, yang telah berupaya

    menegakkan ajaran Islam dengan segala daya kemampuan mereka sejak Islam pertama kali

    masuk ke Indonesia sampai saat ini. Gerakan Islami ini bukan sebuah pergerakan yang berdiri

    sendiri dan muncul secara tiba-tiba, namun sebuah kelanjutan estafet perjuangan panjang para

    pejuang Islam yang memiliki akar sejarah pada bangsa Indonesia. Gerakan perubahan ini bukan

    sebuah cangkokan dari berbagai bentuk perubahan ataupun revolusi, baik yang berada di Barat

    maupun di Timur, namun gerakan perubahan ini lahir dari dinamika sejarah dan pergerakan

    bangsa Indonesia yang kaya tradisi dan budaya, bangsa yang besar dan memiliki peradaban

    agung. Gerakan perubahan ini adalah puncak perjuangan para penyeru dan pembela Islam yang

    akan menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh komponen bangsa Indonesia, sebagaimana

    tujuan Islam di turunkan di atas bumi oleh Allah Yang Maha Esa sebagaimana telah

    diperjuangkan generasi demi generasi dengan segala suka dan dukanya. Gerakan renaisans ini

    adalah sebuah rangkuman dari perjuangan panjang para pejuang Islam bangsa Indonesia yang

    telah mengorbankan segala-galanya untuk tegaknya Islam.

    Dengan demikian gerakan renaisans di Indonesia adalah sebuah perubahan yang berakar

    kuat pada perjuangan para mujahidin di jalan Allah, yaitu para mujahidin awal yang telah

    membawa masuk Islam ke bumi Nusantara sekitar awal abad pertama hijriah atau sekitar abad 7

    masehi dan dilanjutkan dengan pergerakan Wali Songo yang menegakkan pemerintahan Islam

    ala Indonesia dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa mayoritas muslim. Gerakan

    kebangkitan kembali ini adalah warisan semangat para pejuang revolusioner Islam yang telah

    mempertahankan tanah air dan mengusir penjajah kafir Barat seperti Pangeran Dipenogoro,

    Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar, Tjut Nyak Dien dan lainnya. Demikian pula

    gerakan ini adalah cerminan dari perjuangan agung para pembela Islam di zaman Indonesia

    modern seperti HOS. Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asyary, Syekh Ahmad

    Surkaty, Agus Salim, M. Natsir, SM. Kartosuwirjo, M. Roem, A. Hassan dan mereka yang telah

    berjuang menjadikan Islam sebagai dasar berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dan gerakan ini 2

  • adalah akumulasi dan kesimpulan dari perjuangan panjang kalangan modernis, fundamentalis,

    neo-modernis dan neo-fundamentalis Islam yang telah merumuskan perjuangan Islam dengan

    segala suka dukanya selama dalam pemerintahan rezim Soeharto. Ahirnya gerakan renaisans ini

    adalah kelanjutan dari gerakan reformasi yang telah memberi arah baru bangsa Indonesia.

    Gerakan Renaisans Indonesia adalah Perombakan Peradaban Bangsa Indonesia

    Gerakan perubahan yang akan digerakkan bukan seperti gerakan revolusi yang akan

    mengantarkan bangsa Indonesia menuju bangsa hancur porak poranda yang penuh dengan

    konflik dan peperangan serta pertentangan antar klas. Namun gerakan ini adalah gerakan

    perombakan yang akan mendorong, merespon, membimbing dan mengantarkan bangsa

    Indonesia sebagai bangsa yang maju dan beradab dengan dengan pencapaian-pencapain

    maksimal, baik dalam pengetahuan, teknologi, peradaban, ekonomi, politik, pendidikan, budaya

    dan sebagainya. Itulah sebabnya gerakan renaisans akan menggerakkan beberapa jenis

    perombakan dan pembangunan kembali untuk kebangkitan/kelahiran kembali (reconstruction

    and renavation for revival/rebirth), dalam bidang sosial-politik, pemikiran, moral, pengetahuan-

    teknologi, industri, budaya, ekonomi, pendidikan, peradaban dan perombakan-perombakan

    dalam bidang lainnya dengan agenda-agenda yang menyertainya. Namun perombakan besar ini

    mau tidak mau harus dimulai dengan menggerakkan perombakan sistem yang mendasari

    tatanan masyarakat bangsa Indonesia. Sistem dalam tatanan masyarakat yang selama ini menjadi

    biang kerok kemandekan bangsa Indonesia perlu dirombak dan diganti dengan sistem yang

    sesuai dengan corak, sejarah, tradisi dan kepribadian bangsa Indonesia yang mayoritas muslim.

    Gerakan Perubahan Yang Mengutamakan Keselamatan, Keamanan dan Kedamaian

    Gerakan Renaisans Indonesia adalah sebuah gerakan perubahan yang menganjurkan dan

    mengutamakan keselamatan dan kedamaian sebagaimana ciri khas dan karakteristik ajaran Islam

    yang senantiasa menuntut pemeluknya memberikan rahmat keselamatan dan kedamaian pada

    seluruh umat manusia tanpa membedakan mereka. Namun dalam kenyataannya, tidak semua

    manusia bertoleransi dan mau menerima kebenaran yang dibawakan kepadanya, sebagaimana

    ditunjukkan oleh sikap tiran diktator Namrud, Firaun dan para bangsawan berjouis Makkah

    yang menetang keras bahkan melakukan perlawanan terhadap para nabi dan pengikutnya yang

    mengajak mereka menuju kebenaran dan keselamatan. Maka jika hal ini terjadi, gerakan

    renaisans akan mengambil sikap sebagaimana sikap para nabi-perubah yang dengan bimbingan

    wahyu Allah memerintahkan mereka menghadapi kesombongan dan kesesatan. Para penentang 3

  • ini harus disadarkan dengan hujjah-hujjah yang nyata dengan dialog-dialog yang tulus ikhlas,

    memberikan peringatan dan ancaman serta diminta jangan menghalang-halangi perjuangan suci

    pembebasan ini. Jika mereka telah diberi peringatan, diajak bermusyawarah dengan baik, namun

    tetap keras kepala dan menolak bahkan memerangi gerakan penyelamatan dan pembebasan ini,

    maka sikap yang akan diambil oleh gerakan kaum perubah adalah sikap yang telah diajarkan

    Allah Sang Pencipta alam kepada nabi agung-Nya, Muhammad saw sebagaimana disebutkan al-

    Quran :

    Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh

    jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal

    ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah : 216).

    Berperang, menumpahkan darah, mencelakakan, membuat cacat, memusnahkan

    peradaban bahkan membunuh manusia adalah sesuatu yang mengerikan dan dibenci oleh hati

    nurani manusia. Hati kecil tidak akan menerima sebuah upaya pembunuhan dan pemusnahan

    peradaban, sementara gerakan perubahan bertujuan untuk menghidupkan dan membangun

    peradaban sebagaimana dinyatakan Albert Camus dalam karya agungnya The Rebel

    (Pemberontak). Namun disinilah, Allah Yang Maha Mengetahui sangat memahami karakteristik

    manusia yang diciptakan-Nya. Nurani tidak menyukai peperangan dan pembunuhan, namun

    jika dilihat hikmahnya, bahwa boleh jadi untuk menuju kehidupan dan perkembangan

    peradaban diperlukan sebuah peperangan dan pembunuhan sebagai jalan yang harus ditempuh,

    sebagaimana dikatakan al-Quran : bahwa pada pembunuhan itu ada kehidupan. Kematian bagi

    seorang tiran, diktator, eksploitator yang jumlahnya kecil adalah kehidupan bagi kaum tertindas

    yang jumlahnya besar dan mayoritas. Kenapa hati nurani mesti menolak memerangi dan

    pembunuhan segelintir penguasa tiran dan antek-anteknya untuk menghidupkan mayoritas

    rakyat yang tertindas, jika peperangan dan pembunuhan sebagai jalan satu-satu menuju

    pembebasan.

    Mengomentari ayat ini, salah seorang pejuang Islam yang syahid menegakkan

    keyakinannya, Sayyid Qutb dalam tafsirnya fi dhilal al-Quran menulis : Berperang di jalan Allah

    merupakan suatu kefardhuan yang sangat berat, tetapi ia merupakan suatu kefardhuan yang wajib

    ditunaikan. Wajib ditunaikan, karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak bagi setiap muslim,

    kaum muslimin, semua manusia, kebenaran, kebaikan dan kesalehan.

    4

  • Gerakan Perubahan Yang Menolak Cara-cara Anakhis dan Menghalalkan Segala Cara

    Gerakan Renaisans Islam yang agung dan mulia sudah sepatutnya menolak segala bentuk

    cara-cara perjuangan yang anarkhis, kotor, teror, intrik, menghalalkan segala cara, menimbulkan

    kekacauan dan kerugian masyarakat dan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai agung

    ajaran Islam. Karena gerakan perubahan ini adalah pergerakan agung yang dilandasi oleh nilai-

    nilai perjuangan agung, yang digerakkan oleh semangat keagungan dan kesuciam tujuan. Cara-

    cara perjuangan yang akan digunakan adalah cara-cara yang tetap berpegang pada garis koridor

    yang telah diajarkan Islam yang senantiasa mendahulukan kepentingan umum daripada

    kepentingan pribadi dan kelompok, mengedepankan moral dan menjauhkan pertentangan yang

    tidak perlu. Jikapun diperlukan pertentangan dan pergolakan massa dalam mencapai tujuan,

    tetap dalam koridor ajaran Islam. Bahkan jika dikehendaki perang dalam menempuh perubahan,

    maka perang itu adalah sebuah perang suci yang berlandaskan doktrin jihad fi sabilillah yang akan

    menjamin keselamatan manusia dan mendapat imbalan syurga bagi pelakunya. Dengan

    demikian perubahan ini mengadopsi cara-cara yang sesuai dengan ajaran Islam yang senantiasa

    mengedepankan kemulian dan keagungan. Gerakan perubahan yang menerima cara-cara

    bersemangat kaum revolusioner ataupun ketangkasan ilmiayah rasional para intelektual

    sebagaimana menerima perang gerilya para tentara profesional. Gerakan yang menerima seruan-

    seruan mulia penuh kasih sayang para kaum moralis sebagaimana menerima cara-cara radikal

    kaum demontran pemberontak. Cara dalam menegakkan perubahan adalah seluas jangkauan

    kehidupan manusia, selama berada dalam batas-batas ajaran Islam.

    Gerakan Perubahan Yang Memahami Keadaan dan Tingkat Masyarakat Indonesia

    Hakikat masyarakat bangsa Indonesia, jika dihubungkan dengan sejarah pergerakan

    perubahan yang telah dilakukan Rasulullah, bukanlah sebuah masyarakat jahiliyah 100 %

    sebagaimana yang dihadapi gerakan perubahan Islam di Makkah. Mengklaim masyarakat

    Indonesia sebagai sebuah masyarakat jahiliyah 100% akan menimbukan implikasi sosiologis yang

    akan menafikan jasa para pejuang terdahulu. Karena masyarakat bangsa Indonesia hari ini,

    berbeda secara struktur sosiologis dengan masyarakat Makkah di mana Rasulullah memulai

    gerakannya yang berhadapan dengan tatanan masyarakat yang secara aqidah kepercayaan

    adalah masyarakat musyrikin yang dengan penuh pengetahuan dan kesadaran menyembah

    tuhan-tuhan nyata, berbentuk patung berhala, selain daripada Allah Yang Esa. Itulah sebabnya

    ketika Rasulullah menyerukan la ilaha illallah, sebuah gerakan perubahan radikal yang akan

    menafikan dan membuang semua tuhan-tuhan sesembahan mereka dan menggantikannya 5

  • dengan aqidah tauhid yanga hanya mengesakan Allah saja, kaum musyrikin bangkit berontak

    menentang gerakan Muhammad Rasulullah dan memeranginya dengan segala cara.

    Masyarakat bangsa Indonesia saat ini adalah kelanjutan sebuah tatanan masyarakat yang

    telah mengakui keagungan Islam sebagai agamanya dan menyatakan kepercayaan kepada Tuhan

    Yang Esa sebagaimana yang diajarkan Islam, namun mereka belum memahami secara benar dan

    mendalam hakekat la ilaha illallah yang senantiasa mereka proklamirkan dengan segala

    implikasi logisnya akibat kebodohan mereka ataupun kepicikan pengetahuan para penyeru

    Islam. Kebodohan inilah yang akhirnya mengantarkan mereka kepada prilaku-prilaku yang

    dapat mengakibatkan tergelincir kepada perbuatan syirik dan murtad secara tidak sadar. Lebih

    jauh keadaan ini membawa implikasi yang telah meredupkan bahkan menghilangkan jiwa tauhid

    yang senantiasa menjadi sistem penggerak utama dalam tatanan masyarakat muslim yang akan

    membebaskan mereka dari segala bentuk belenggu serta mendorong mereka untuk berkarya dan

    berprestasi. Tercabutnya jiwa tauhid dalam masyarakat berarti terbelenggunya masyarakat

    dalam kejumudan dan kebodohan sebagai masyarakat statis yang tidak berdaya dan tidak

    mampu berkereasi lagi serta menimbulkan berbagai dilema dan krisis. Sehingga struktur dan

    citra masyarakat ini, walaupun menamakan diri sebagai masyarakat muslim, sangat mendekati

    tipe masyarakat jahili yang digambarkan Islam. Keadaan ini telah membingungkan sebagian

    penyeru Islam dalam mengklassifikasikan bangsa Indonesia, apakah masyarakat jahili yang

    harus diperangi atau masyarakat madani yang perlu dibela.

    Melihat kenyataan sejarah dan struktur sosiologis masyarakat bangsa Indonesia dari segi

    Islam, maka keseluruhan tatanan masyarakat Indonesia dapat dikategorikan sebagai sebuah

    masyarakat yang berada dalam persimpangan antara masyarakat jahili dan masyarakat madani

    yang sedang mengalami kerancuan dan kebingungan. Tidak dapat sepenuhnya dikatakan

    masyarakat jahili dan juga tidak sepenuhnya dapat dikatakan masyarakat madani. Kerancuan

    dan kebingungan dalam lapangan teologis maupun sosiologis telah menjadikan bangsa Indonesia

    mengalami kemadekan dan kejumudan dalam berfikir, bertingkah laku ataupun

    mengembangkan kereasi-kreasi agung yang dapat dibanggakan. Pemahaman-pemahaman keliru

    dalam mengartikan ajaran-ajaran kunci Islam, baik dalam bidang teologi, syariat, muamalat,

    akhlak dan lainnya telah menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa muslim yang jumud,

    sebagaimana dikemukakan Jamaluddin al-Afghani : Umat Islam lemah karena kebenaran Islam telah

    dirusak oleh gelombang kesalahan yang bertubi-tubi. Demikian pula pemaksaan para tiran dalam

    menerapkan Pancasila dan UUD 45 terhadap kaum muslimin menjadikan mereka sebagai

    6

  • masyarakat yang bertambah jauh dari citra tauhid yang dikehendaki Islam dan menimbulkan

    krisis dan dilema yang berkepanjangan.

    Keadaan masyarakat ini dikemukakan Alwi Sihab dalam desertasinya Membendung Arus

    yang menulis : Hampir 90 persen penduduk Indonesia mengaku beragama Islam. Tetapi, pelaksanaan

    ajaran-ajaran Islam oleh mereka jelas tampak bertingkat-tingkat, sangat bervariasi dari satu kelompok ke

    kelompok lain atau dari satu wilayah ke wilayah lain. Ada yang menerima dan menjalankan secara taat

    prasyarat mutlak yang dituntut dalam keimanan Islam dan ada pula mereka yang, sementara terus

    menegaskan diri sebagai penganut Islam, tidak menjalankan praktik-praktik keislaman sepenuhnya. Pada

    satu sisi, terdapat mereka yang berusaha, jika memungkinkan, membangun masyarakat mereka sejalan

    dengan citra Islam yang paling ekstrem dan mendirikan negara Islam; sedangkan pada sisi lain terdapat

    kelompok yang msih sangat tertarik kepada kebudayaan-kebudayaan masa lalu, dan tidak lebih dari sekedar

    kaum Muslim nominal.

    Menggerakkan sebuah perubahan dalam masyarakat Islam yang jumud dan dalam

    persimpangan jalan, sebagaimana di alami bangsa Indonesia tidak mesti sama persis seperti yang

    dilakukan Rasulullah terhadap masyarakat jahiliyah Makkah, karena kedua masyarakat ini, baik

    struktur sosial-politik ataupun pemahaman teologisnya berbeda satu dengan lainnya.

    Masyarakat jahiliyah Makkah masa itu adalah masyarakat yang secara totalitas dan mayoritas

    dalam kekafiran dan kemusyrikan yang menolak ajaran tauhid, sementara masyarakat bangsa

    Indonesia adalah masyarakat yang sedang mengalami kerancuan dan kebingungan serta diantara

    mereka masih terdapat para ulama, intelektual dan orang-orang ikhlas, istiqamah yang

    menjalankan ajaran Islam sesuai kemampuannya. Memvonis masyarakat bangsa Indonesia

    sebagai masyarakat jahili dikwatirkan akan mengarah pada pengkafiran mereka. Untuk itu perlu

    dikembangkan sebuah konsep pemikiran yang berlandaskan nila-nilai ajaran Islam yang

    dicontohkan Rasulullah dan para shahabatnya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

    bangsa Indonesia. Namun konsep ini tidak boleh merupakan sebuah jiplakan dari konsep-konsep

    pemikir Islam yang telah menemui kegagalan dan kemandekan akibat ketidaksesuaiannya

    dengan dinamika sejarah dan tradisi bangsa Indonesia. Dalam keadaan seperti ini, gerakan

    renaisans Islam berarti gerakan yang akan meluruskan kembali (taslim), menghidupkan kembali

    (tajdid), memperbaiki kembali (islah) serta membangun kembali (ijtihad) masyarakat yang sudah

    ada dengan mencabut unsur-unsur jahiliyah dan digantikan dengan Islam.

    7

  • Perubahan Yang Menggerakkan Pembaruan

    Gerakan renaisans ini adalah gerakan pembaruan dalam artinya yang luas, sebuah

    gerakan yang mewarisi gerakan-gerakan pembaruan sebelumnya yang kumandangkan para

    pembaru di Indonesia sejak zaman harimau nan salapan pimpinan Haji Miskin, HOS.

    Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, Syekh Ahmad Surkaty sampai zamannya Nurcholis Madjid

    yang telah menghasilkan pemikiran-pemikiran cemerlang untuk pembangunan bangsanya.

    Namun gerakan ini tidak hanya menjadi gerakan yang menerima apa adanya segala pemikiran

    yang dikemukakan terdahulu sebelum diadakan dekonstruksi yang akan menilai relevansinya

    dengan keadaan masyarakat bangsa Indonesia saat ini. Demikian pula gerakan ini adalah

    gerakan yang akan menjadi wadah mata rantai dalam mempelajari, menganalisis, mengkritik dan

    mengembangkan pemikiran-pemikiran cemerlang dari gerakan pembaruan pemikiran Islam,

    baik yang dilakukan oleh kelompok tradisionalis, modernis, fundamentalis, neo-modernis, neo-

    fundamentalis, post-modernis, post-fundamentalis dan lainnya.

    Gerakan Perubahan Yang Melahirkan Gerakan Kesadaran Kolektif Bangsa Indonesia

    Gerakan Renaisans Indonesia diharapkan akan melahirkan sebuah gerakan alternatif bagi

    masyarakat bangsa Indonesia, namun tidak mengulangi kesalahan-kesalahan gerakan terdahulu

    yang telah menumbuhkan semangat fanatisme kelompok pada pengikutnya. Fanatisme dalam

    artiannya yang positif harus ditumbuh kembangkankan, namun fanatisme pada Islam dan

    bukannya pada kelompok ataupun figurnya. Gerakan massa yang akan mentranformasikan

    kesadaran individual yang sedang berkembang pesat di tengah-tengah pergumulan

    masyarakat menjadi kesadaran kolektif yang akan mampu menggerakkan perubahan total.

    Sebuah gerakan perubahan modern yang menitikberatkan pada kekuatan jaringan kordinasi dan

    kerjasama seperti sebuah oraganisasi dinamis dalam sistem internet, dimana setiap gerakan yang

    sudah ada diberikan tumbuh berkembang sesuai dengan identitasnya dan tujuannya masing-

    masing, namun pada saat bersaman menjadi sebuah gerakan bersama yang dinamis dengan

    keutamaannya masing-masing bergerak menuju tujuan pembangunan masyarakat Indonesia

    Baru. Sebuah gerakan perubahan dinamis yang mengambil unsur-unsur positif dan nilai-nilai

    utama gerakan-gerakan Islam terdahulu, baik gerakan Syarikat Islam, Muhammadiyah, Nahdatul

    Ulama, Masyumi, Darul Islam, Persatuan Islam, Al-Irsyad, Gerakan Ahlul Bayt para Habaib dan

    lainnya, dikombinasikan dengan gerakan moral aktif gerakan-gerakan sufi dan tariqat mutabar

    serta gerakan-gerakan revolusioner seperti Ikhwan al-Muslimun, Hizb al-Tahrir, Salafi, Jamaah

    Tabligh, maupun Mujahidin. Dengan demikian gerakan ini akan menjadi sebuah gerakan 8

  • dinamis yang berakar pada gerakan tradisional yang memelihara warisan Islam, gerakan

    pembaruan pemikiran kontemporer, gerakan profesional modern, gerakan moralis ala sufi,

    gerakan radikal revolusioner sampai kepada gerakan gerilya dan tentara profesional kaum

    mujahidin.

    Gerakan perubahan yang akan dapat mengantarkan bangsa Indonesia menuju tata baru

    hanya sebuah gerakan yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam dan lahir dari dinamika sejarah

    bangsa Indonesia. Setiap gerakan perubahan, apapun bentuk dan namanya, selain daripada

    gerakan yang berdasarkan Islam dan tradisi Indonesia tidak mungkin akan berkembang dan

    mencapai tujuannya. Revolusi Prancis hanya sesuai dengan kondisi masyarakat Prancis, revolusi

    Kuba hanya sesuai untuk masyarakat Kuba, demikian pula revolusi Islam Iran hanya hanya

    sesuai dengan kondisi masyarakat Islam Iran yang memiliki dinamika sejarah dan tradisi yang

    berbeda dengan bangsa Indonesia. Setiap upaya yang memaksakan sebuah perubahan yang asing

    bagi bangsa Indonesia, baik nilai-nilai maupun tradisinya, akan mengalami kegagalan dan akan

    menambah penderitaan rakyat yang penuh dengan penderitaan, dan menambah kebingungan di

    atas kebingungan mereka. Untuk itu, dalam upaya mencapai tujuan terbentuknya sebuah

    gerakan perubahan yang akan mengantarkan masyarakat bangsa Indonesia menuju cita-cita

    Indonesia baru, perlu dikembangkan sebuah agenda umum gerakan perubahan sebagai petunjuk

    dalam pelaksanaannya secara terperinci sesuai dengan keperluan-keperluan mendesak saat ini.

    9

    Gerakan Perubahan Yang Menolak Cara-cara Anakhis dan Menghalalkan Segala CaraGerakan Perubahan Yang Memahami Keadaan dan Tingkat Masyarakat IndonesiaPerubahan Yang Menggerakkan PembaruanGerakan Perubahan Yang Melahirkan Gerakan Kesadaran Kolektif Bangsa Indonesia