15
1 Universitas Indonesia PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 TAHUN (KAJIAN SEFALOMETRI LATERAL) Marianti Enikawati, Hendrarlin Soenawan, Margaretha Suharsini Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia ABSTRAK Latar Belakang : Maloklusi merupakan masalah yang angka prevalensinya cukup besar di Indonesia. Perawatan terhadap maloklusi perlu dilakukan sejak dini. Selama pubertas, laju pertumbuhan kembali meningkat sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan maloklusi. Pengetahuan mengenai pertumbuhan tengkorak dan rahang, terutama maksila dan mandibula, menjadi sangat penting untuk menentukan rencana perawatan yang tepat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata panjang maksila dan mandibula pada anak laki-laki dan perempuan usia 10-16 tahun. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah analitik- deskriptif dengan desain potong lintang. Subjek penelitian berupa 211 radiograf sefalometri anak usia 10-16 tahun.Hasil : Pertambahan panjang maksila pada anak laki-laki yang paling besar terjadi pada usia 14 tahun ke 15 tahun. Pertambahan panjang maksila dan mandibula pada anak perempuan, serta mandibula pada anak laki-laki yang paling besar terjadi pada usia 13 tahun ke 14 tahun. Tidak terdapat perbedaan antara rerata panjang maksila maupun mandibula antara anak laki-laki dengan anak perempuan usia 10-13 tahun, sedangkan pada usia >13-16 tahun, terdapat perbedaan. Terdapat perbedaan pada rerata panjang maksila dan mandibula antara anak laki-laki usia 10-13 tahun dengan anak laki-laki usia >13-16 tahun, begitu juga pada anak perempuan. Kata kunci : anak usia 10-16 tahun ; maksila; mandibula; sefalometri ABSTRACT Background: Malocclusion prevalence rate is a quite large problem in Indonesia. Treatment of malocclusion should be done. During puberty, the growth rate increased so that it can be used to correct malocclusion. Knowledge of the growth of the skull and jaw, especially the maxilla and mandibular, becomes very important to determine proper treatment plan. Objective: The aim of this study was to determine the average length of maxilla and mandibular in 10-16 years old boys and girls. Methods: The method that is used in this research was descriptive with cross-sectional design. The subjects were 211 cephalometric radiographics of 10-16 years old children. Result: The highest growth rate of the maxilla in boys occurred at the age of 14 years to 15 years. The highest growth rate of maxilla and mandibular in girls, and the highest growth rate of mandibular in boys occurred at the age 13 to 14 years. The average length of the maxilla and mandibular between boys and girls 10-13 years old has no- difference, while there is a difference in >13-16 years old. There is a difference between the maxillary and mandibular length of 10-13 years old boys with >13-16 years old boys, and also for the girls. Key words : children 10-16years old ; Maxilla; mandibular; cephalometric, PENDAHULUAN Disharmoni dentofasial merupakan masalah kesehatan gigi yang cukup besar terjadi di Indonesia. Masalah ini menempati urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. 1 Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

1 Universitas Indonesia

PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA

PADA ANAK USIA 10-16 TAHUN

(KAJIAN SEFALOMETRI LATERAL)

Marianti Enikawati, Hendrarlin Soenawan, Margaretha Suharsini

Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang : Maloklusi merupakan masalah yang angka prevalensinya cukup besar di

Indonesia. Perawatan terhadap maloklusi perlu dilakukan sejak dini. Selama pubertas, laju

pertumbuhan kembali meningkat sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan maloklusi.

Pengetahuan mengenai pertumbuhan tengkorak dan rahang, terutama maksila dan mandibula,

menjadi sangat penting untuk menentukan rencana perawatan yang tepat. Tujuan: Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui rerata panjang maksila dan mandibula pada anak laki-laki dan

perempuan usia 10-16 tahun. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah analitik-

deskriptif dengan desain potong lintang. Subjek penelitian berupa 211 radiograf sefalometri

anak usia 10-16 tahun.Hasil : Pertambahan panjang maksila pada anak laki-laki yang paling

besar terjadi pada usia 14 tahun ke 15 tahun. Pertambahan panjang maksila dan mandibula

pada anak perempuan, serta mandibula pada anak laki-laki yang paling besar terjadi pada usia

13 tahun ke 14 tahun. Tidak terdapat perbedaan antara rerata panjang maksila maupun

mandibula antara anak laki-laki dengan anak perempuan usia 10-13 tahun, sedangkan pada

usia >13-16 tahun, terdapat perbedaan. Terdapat perbedaan pada rerata panjang maksila dan

mandibula antara anak laki-laki usia 10-13 tahun dengan anak laki-laki usia >13-16 tahun,

begitu juga pada anak perempuan.

Kata kunci : anak usia 10-16 tahun ; maksila; mandibula; sefalometri

ABSTRACT

Background: Malocclusion prevalence rate is a quite large problem in Indonesia. Treatment of

malocclusion should be done. During puberty, the growth rate increased so that it can be used

to correct malocclusion. Knowledge of the growth of the skull and jaw, especially the maxilla

and mandibular, becomes very important to determine proper treatment plan. Objective: The

aim of this study was to determine the average length of maxilla and mandibular in 10-16

years old boys and girls. Methods: The method that is used in this research was descriptive

with cross-sectional design. The subjects were 211 cephalometric radiographics of 10-16

years old children. Result: The highest growth rate of the maxilla in boys occurred at the age

of 14 years to 15 years. The highest growth rate of maxilla and mandibular in girls, and the

highest growth rate of mandibular in boys occurred at the age 13 to 14 years. The average

length of the maxilla and mandibular between boys and girls 10-13 years old has no-

difference, while there is a difference in >13-16 years old. There is a difference between the

maxillary and mandibular length of 10-13 years old boys with >13-16 years old boys, and

also for the girls.

Key words : children 10-16years old ; Maxilla; mandibular; cephalometric,

PENDAHULUAN

Disharmoni dentofasial merupakan masalah kesehatan gigi yang cukup besar terjadi di

Indonesia. Masalah ini menempati urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal.1

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 2: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

2 Universitas Indonesia

Penelitian mengenai maloklusi pada remaja usia 12–14 tahun di Jakarta menyatakan 83,3%

responden mengalami maloklusi.2 Perawatan terhadap maloklusi perlu dilakukan sejak dini

guna mencapai hasil perawatan yang maksimal karena sebelum mencapai maturitas,

pertumbuhan tulang di bagian kraniofasial lebih signifikan. Pertumbuhan tulang ini akan

menyediakan ruang untuk proses perbaikan maloklusi.3, 4

Pertumbuhan tulang fasial pada

bayi, berlangsung dengan kecepatan yang cukup tinggi, melambat secara progresif selama

masa kanak–kanak, dan mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju

pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan menjadi lambat selama

maturitas.5 Pengetahuan mengenai pertumbuhan tengkorak dan rahang, terutama maksila dan

mandibula, sangatlah penting agar bisa dijadikan sebagai panduan dalam menentukan rencana

perawatan yang tepat. dengan adanya suatu standar rata–rata panjang maksila dan mandibula,

dokter gigi dapat menentukan apakah kelainan yang ada pada anak memerlukan penanganan

yang lebih intensif dengan segera atau tidak dengan mempertimbangkan penambahan panjang

maksila atau mandibula.6 Masih sedikitnya penelitian mengenai panjang maksila dan

mandibula pada anak-anak di Indonesia mendorong penulis untuk melakukan penelitian

dengan topik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata panjang maksila serta

mandibula pada anak laki-laki dan perempuan usia 10-16 tahun, mengetahui apakah terdapat

perbedaan rerata panjang maksila maupun mandibula antara anak laki-laki usia 10-13 tahun

dengan anak laki-laki usia >13-16 tahun, mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata

panjang maksila maupun mandibula antara anak perempuan usia 10-13 tahun dengan anak

perempuan usia >13-16 tahun, mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata panjang baik

maksila maupun mandibula antara anak laki-laki dan perempuan pada kelompok usia 10-13

tahun, serta mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata panjang baik maksila maupun

mandibula antara anak laki-laki dan perempuan kelompok usia >13-16 tahun

.

TINJAUAN TEORITIS

Pertumbuhan dan Perkembangan Postnatal Tulang Kraniofasial

Proses pertumbuhan tulang tidak sama dengan proses pertumbuhan jaringan yang

bersifat langsung dan kumulatif. Pembentukan pada jaringan tulang yang baru akan diikuti

dengan proses lainnya berupa resorpsi tulang. Pertambahan tulang di satu sisi tulang kortikal

dan resorpsi dari sisi sebaliknya menghasilkan pergerakan pertumbuhan dan pertambahan

dimensi tulang secara progresif. Beberapa regio mengalami pertumbuhan yang lebih intensif

dibanding yang regio lainnya.

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 3: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

3 Universitas Indonesia

Deposisi dan resorpsi dari jaringan tulang menyebabkan pergerakan tulang kearah

permukaan yang mengalami deposisi (disebut drift). Drift terjadi pada semua area tulang yang

bertumbuh dan tidak terbatas pada daerah pusat pertumbuhan, terjadi secara simultan dengan

displacement, tetapi merupakan proses yang berbeda dengan displacement karena pergerakan

pertumbuhannya yang berbeda. Displacement merupakan pergerakan tulang secara utuh yang

disebabkan tarikan atau dorongan dari tulang lain dan jaringan lunaknya yang terus

membesar. Proses pertambahan ukuran kraniofasial merupakan gabungan dari drift dan

displacement, yang dapat terjadi pada arah yang sama maupun arah yang berlawanan.

Terdapat beberapa pusat pertumbuhan yang ada di kraniofasial, meliputi kondil

mandibula dan posterior border ramus, tuberositas lingual, tuberositas maksila, prossesus

alveolaris, sutura, septum nasalis, dan bagian permukaan.7 Proses pertumbuhan wajah dari

anak menjadi dewasa akan mengalami perubahan proporsi. Anak yang masih muda

dikarakteristikan dengan wajah yang terlihat lebar, karena basis kranium yang lebar dan tinggi

vertikal wajah yang pendek.3 Sewaktu lahir, kepala membentuk sekitar seperempat dari tinggi

total tubuh. Pada orang dewasa, kepala membentuk seperdelapan dari tinggi total tubuh.

Kranium tumbuh dengan cepat sebelum lahir, akan terus tumbuh dengan cepat sampai

usia 1 tahun untuk tempat otak. Sesudah itu, laju pertumbuhan akan menurun, dan pada usia 7

tahun kranium sudah mencapai 90% volume akhir. Sejak usia ini, kranium akan mengalami

pertumbuhan dengan perlahan sampai maturitas. Pada petumbuhan wajah, puncak

pertumbuhan terjadi sewaktu lahir dan menurun dengan tajam dan mencapai minimal pada

prapubertas. Anak perempuan mengalami pertumbuhan 2 tahun lebih cepat dibandingkan

anak laki–laki. Laju pertumbuhan kemudian meningkat mencapai puncaknya pada masa

pubertas, menurun lagi dan melambat sampai pertumbuhan berhenti pada akhir masa remaja5.

Puncak pertumbuhan anak perempuan terjadi pada usia 11 sampai 13 tahun.8

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 4: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

4 Universitas Indonesia

Gambar 2.4 Kecepatan pertumbuhan pada laki-laki dan perempuan4

Pertumbuhan kompleks nasomaksila dihasilkan oleh mekanisme pergeseran

(displacement), pertumbuhan sutura, dan remodelling pertumbuhan. Pergeseran posisi tulang

dapat terjadi dalam dua bentuk translasi, yaitu translasi primer dan translasi sekunder.

Translasi primer terjadi sebagai akibat dari perbesaran tulang sehingga mengubah posisi

maksila. Pergerakan maksila ke arah depan terjadi sesuai dengan pertumbuhan tuberositas

maksila dalam arah posterior. Besarnya pergerakan ke anterior sama dengan besar

perpanjangan ke posterior. Permukaan periosteal dari tuberositas secara berkelanjutan

menerima deposit dari tulang baru sehingga menghasilkan perpanjangan secara horizontal

dari lengkung maksila. Translasi sekunder pada komplek nasomaksila terjadi pada periode

gigi sulung. Maksila terikat ke basis kranium oleh sejumlah sutura sehingga pertumbuhan

basis kranium memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan nasomaksila. Komplek

nasomaksila tumbuh ke arah bawah dan ke depan karena pertumbuhan pada basis kranium.

Hal ini disebut sebagai pergeseran sekunder, karena pertumbuhan pada bagian ini sebenarnya

nasomaksila tidak terlibat secara langsung. Pergeseran pasif dari maksila merupakan

mekanisme pertumbuhan yang penting selama masa gigi sulung, namun menjadi kurang

penting ketika pertumbuhan basis kranium menjadi lambat.4, 9

Maksila terhubung ke kranium dan basis kranium oleh sejumlah sutura. Yang

berbentuk oblik/miring dan kurang lebih paralel satu sama lain. Hal ini memungkinkan

reposisi maksila ke arah bawah dan depan sebagai akibat dari pertumbuhan maksila. Proses

remodelling pada maksila yang diakibatkan deposisi dan resorpsi terlihat pada pertambahan

ukuran, perubahan bentuk tulang, serta perubahan hubungan fungsional.4

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 5: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

5 Universitas Indonesia

Mandibula tampak mengalami pertumbuhan ke arah depan dan bawah ketika

divisualisasikan dengan tracing sefalometri. Namun, pertumbuhan mandibula yang

sebenarnya terjadi dalam variasi arah yang begitu luas.7 Pertumbuhan mandibula terjadi ke

arah lateral, anteroposterior, dan vertikal.10

Setiap bagian dari tulang mengalami remodelling

mengikuti prinsip perluasan V, dimana bagian dalam mengalami aposisi dan terus tumbuh

mengikuti arah pertumbuhan, dan resoprsi pada bagian luarnya. Proses ini terjadi tidak hanya

berupa perluasan V tetapi juga pertumbuhan dibagian ujung V yang menyebabkan

pertambahan panjang dari tulang tersebut.11

Pertambahan panjang korpus mandibula terjadi

karena resorpsi dari anterior border ramus dan deposisi pada batas posterior. Ini menyebabkan

pertambahan panjang lengkung gigi untuk mengakomodasi gigi molar permanen. Konsep ini

dikemukakan oleh Hunter. Kemudian ditemukan bahwa pertumbuhan mandibula tidak dapat

disederhanakan hanya pada resorpsi anterior dan deposisi posterior ramus. Mandibula juga

mengalami pola pertumbuhan yang berotasi.

Gambar 2.6 Pertumbuhan mandibula menurut prinsip “V”11

Terdapat beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kraniofasial,

antara lain variasi ras, variasi individual, faktor lingkungan dan hormon pertumbuhan, dan

nutrisi. Kelompok etnik mempunyai kecenderungan untuk memiliki pola bentuk tengkorak

dan rahang tertentu, walaupun pola semacam itu seringkali dipengaruhi oleh variasi individu.

Ras mongolid cenderung mesognatik, sedangkan ras negroid cenderung prognatik. Meskipun

demikian, terdapat variasi individual yang cukup besar di antara kelompok etnik yang berasal

dari campuran populasi, dan variasi ras hanya bisa dijabarkan dalam lingkup yang sangat luas

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 6: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

6 Universitas Indonesia

Variasi pada bentuk dan ukuran tengkorak serta rahang di antara berbagai indvidu

merupakan hal yang sangat umum. Variasi ini sebagian besar ditentukan secara genetik, dan

anggapan ini juga telah didukung beberapa studi. Beberapa penulis melaporkan bahwa ada

pengaruh genetik yang kuat pada perkembangan bentuk dan hubungan wajah serta rahang.5

Faktor genetik berperan pada hasil akhir pertumbuhan serta pada kecepatan pertumbuhan.12

Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak merupakan lingkungan

biopsikososial, yang didalamnya tercakup komponen biologi, psikologs, ekonomi, sosial, dan

budaya.13

Hampir semua hormon endokrin memiliki pengaruh pada pertumbuhan. Pertumbuhan

postnatal dipengaruhi oleh konsentrasi hormon pertumbuhan (somatotropin). Semua jaringan

merespon hormon pertumbuhan dan memproduksi pertumbuhan tubuh yang proposional,

yang melambat saat pubertas ketika sekresi dari hormon menurun. Kekurangan hormon

pertumbuhan menyebabkan kekerdilan, sedangkan sekresi yang terus menerus menghasilkan

gigantisme.

Nutrisi yang tidak baik pada masa-masa yang penting dalam pertumbuhan dapat

secara permanen mengganggu pola perkembangan normal organ dan jaringan. Nutrisi yang

tepat sangat esensial bagi pertumbuhan postnatal yang normal. Kalsium, magnesium, fosfor,

dan fluoride sangat esensial bagi pertumbuhan tulang dan gigi yang tepat.9

Radiograf Sefalometri

Melalui analisis sefalometri dapat diketahui relasi antara tulang rahang terhadap kranium,

gigi-geligi terhadap tengkorak, kondius mandibula terhadap tengkorak, hubungan maksila dan

mandibula,14

hubungan skeletal dan dental, profil jaringan lunak serta derajat keparahan

kelainan.15

Radiograf sefalometri lateral dapat membantu dalam menganalisis pertumbuhan,

menegakkan diagnosis, menyusun rencana perawatan, memonitor jalanya perawatan, dan

mengevaluasi hasil perawatan. Sefalometrik menampilkan struktur kranial, fasial, dan

anatomi rongga mulut dari arah lateral. Titik – titik referensi yang ada dapat diukur jaraknya

baik secara angular maupun linier untuk menentukan pola pertumbuhan. 16

Ada berbagai macam sistem analisis sefalometri, yang menggunakan berbagai titik dan

outline pada radiograf. Titik sefalometri yang sering digunakan antara lain porion, orbitale ,

nasion, sella, pogonion, tiitk A (Subspinanasalis), tiitk B (supramentalis),5 gnation, menton,

Gonion, spina nasalis anterior (ANS) , spina nasalis posterior (PNS), Titik Bolton dll.

Sedangkan bidang yang sering digunakan dalam analisis sefalometri antara lain garis

frankfort, garis maksilaris, garis mandibula, garis sella-nasion, garis fasial, garis oklusal.5, 17

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 7: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

7 Universitas Indonesia

Ukuran maksila dapat diketahui dengan melakukan pengukuran panjang maksila. (maxillary

length) yaitu jarak antara tepi anterior maksila (anterior nasal spine/ANS) ke tepi posterior

(posterior nasal spine/PNS) sedangkan salah satu cara untuk mengetahui panjang mandibula

yaitu dengan mengukur jarak antara titik gonion dan menton.11, 18

Titik-titik pada sefalometri10

Gambar 2.15 Garis-garis pada sefalometri

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif analitik dengan metode potong lintang

(cross sectinal). Sampel penelitian adalah 211 sefalogram lateral yang terdiri dari 65 subjek

laki-laki dan 146 subjek perempuan usia 10-16 tahun dari salah satu klinik kesehatan di

Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menentukan titik-titik pada sefalogram dengan

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 8: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

8 Universitas Indonesia

menggunakan adobe photoshop CS4, kemudian dilakukan kalibrasi gambar menggunakan

Image Tool versi 3.0. Setelah itu dilakukan pengukuran jarak ANS-PNS dan Go-Me pada

setiap sefalogram menggunakan Image Tool versi 3.0. Data hasil perhitungan kemudian

dianalisis menggunakan T-Test tidak berpasangan dengan p < 0,05 untuk mengetahui

perbedaan antara dua variabel.

HASIL PENELITIAN

Penelitian deskriptif mengenai rerata panjang maksila dan mandibula pada anak usia

10-16 tahun telah dilakukan di klinik kesehatan di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan cara

mengambil data sekunder. Dari 227 subjek yang diperoleh, terdapat 211 subjek yang

memenuhi kriteria inklusif, terdiri dari 65 anak laki-laki, 146 anak perempuan.

Tabel 5.1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin anak usia 10 sampai 16

tahun

Laki - laki Perempuan Total keseluruhan

N % n % n %

10 tahun 4 40 10 60 14 6.7%

11 tahun 11 35.4 20 64.6 31 14.7%

12 tahun 12 28.6 29 69.0 41 19.6%

13 tahun 10 29.2 23 70.8 33 15.7%

14 tahun 7 22.5 24 77.5 31 14.7%

15 tahun 14 45.1 17 54.9 31 14.7%

16 tahun 7 23.3 23 76.7 30 13.9%

Jumlah 65 30.8 146 69.2 211 100%

Dari tabel 5.1 di atas, terlihat bahwa jumlah subjek perempuan (69.2%) lebih banyak

dibanding subjek laki-laki (30.8%). Total seluruh subjek yaitu 211 subjek,. Usia 12 tahun

memiliki subjek terbanyak dengan jumlah subjek 41 subjek, dan usia 10 tahun memiliki

subjek paling sedikit dengan jumlah subjek 14 subjek.

Setelah dilakukan pengukuran panjang maksila dan mandibula hasil foto selafometri

radiograf digital terhadap seluruh subjek, didapatkan hasil rerata dan simpang baku seperti

tersaji pada tabel 5.2 berikut ini.

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 9: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

9 Universitas Indonesia

Tabel 5.2 Rerata panjang maksila dan mandibula pada anak usia 10-16 tahun

Rerata Panjang (mm)

Usia Maksila

laki-laki

± SB maksila

perempuan

± SB mandibula

laki-laki

± SB mandibula

perempuan

± SB

10 43.69 3.25 40.94 3.05 56.17 1,17 57.21 2,48

11 43.85 4,18 42.56 3,34 57.75 4,13 58.54 4,08

12 44.20 2,70 43.05 2,68 59.57 3,75 58.56 4,43

13 45.13 3,41 43.25 5,98 60.70 2,73 59.42 4,27

14 45.71 1,62 45.25 2,61 64.81 2,94 62.69 3,86

15 48.52 2,63 45.97 2,78 65.58 2,88 62.95 5,84

16 50.25 5,63 46.71 2,24 69.48 5,12 64.29 5,02

Data pada tabel 5.2 memperlihatkan panjang maksila dan mandibula pada anak laki-

laki dan perempuan usia 10-16 tahun. Hasil pengukuran baik pada maksila maupun bidang

mandibula anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan hasil pengukuran pada anak

perempuan. Rerata panjang maksila dan mandibula pada masing-masing usia juga mengalami

pertambahan panjang dari usia 10 tahun ke 16 tahun. Data rerata panjang maksila dan

mandibula terkecil, baik pada anak laki-laki maupun perempuan, terdapat pada usia 10 tahun,

sedangkan rerata tertinggi ada pada usia 16 tahun.

Tabel 5.3 Hasil uji-t perbedaan rerata panjang maksila dan mandibula anak laki-laki terhadap

anak perempuan berdasarkan kelompok usia

Kelompok Usia (tahun) Nilai p

Maksila Mandibula

10-13 Tahun 0,23 0,861

>13-16 Tahun 0,01 0,03

Pada tiap kelompok umur dilakukan uji-t tidak berpasangan untuk mengetahui apakah rerata

panjang maksila dan mandibula anak laki-laki terhadap anak perempuan usia 10-13 tahun dan

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 10: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

10 Universitas Indonesia

usia >13-16 tahun terdapat perbedaan yang bermakna dengan p<0,05. Dari tabel di atas

terlihat bahwa rerata panjang maksila maupun mandibula pada anak laki-laki dan perempuan

pada usia 10-13 tahun memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Rerata panjang maksila

maupun mandibula antara anak laki-laki dan perempuan pada usia >13-16 tahun terdapat

perbedaan yang bermakna.

Tabel 5.4 Hasil uji-t perbedaan rerata panjang maksila dan mandibula pada anak usia 10-13

tahun terhadap anak laki-laki dan perempuan usia >13-16 Tahun

Laki-Laki Usia 10-13 tahun

terhadap usia >13-16 tahun Nilai p

Perempuan Usia 10-13 tahun

terhadap usia >13-16 tahun

Nilai

p

Maksila 0,001 Maksila 0,001

Mandibula 0,001 Mandibula 0,001

Pada rerata panjang maksila dan mandoibula yang diamati dilakukan uji-t tidak berpasangan

untuk mengetahui apakah rerata panjang maksila dan mandibula anak laki-laki usia 10-13

tahun terhadap anak laki-laki usia >13-16 tahun, serta anak perempuan usia 10-13 tahun

terhadap anak perempuan usia >13-16 tahun, memiliki perbedaan yang bermakna dengan

p<0,05. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata panjang

maksila maupun mandibula anak laki-laki usia 10-13 tahun terhadap anak laki-laki usia >13-

16 tahun, begitu juga pada anak perempuan.

PEMBAHASAN

Peneliti memilih subjek usia 10-16 tahun karena ketika memasuki growth spurt,

kecepatan pertumbuhan pada anak perempuan dan laki-laki akan mengalami percepatan.

Anak perempuan memulai growth spurt pada usia 10 tahun, lebih cepat 2 tahun dibandingkan

anak laki-laki. Pada usia 16 tahun, growth spurt anak laki-laki maupun perempuan telah

selesai. Masa pertengahan dan akhir pubertas menjadi hal yang menarik untuk diamati karena

pada masa ini jumlah hormon yang dapat memicu pertumbuhan tulang diproduksi lebih

banyak sehingga tulang bertumbuh dengan pesat.

Selain itu, peneliti juga melakukan uji-t untuk melihat apakah terdapat perbedaan

antara rerata panjang maksila dan mandibula anak laki-laki dan perempuan pada usia 10-13

tahun dengan usia >13-16 tahun. Pembagian kelompok umur ini didasarkan pada growth

spurt anak laki-laki dan perempuan. Pada kelompok umur yang pertama, anak perempuan

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 11: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

11 Universitas Indonesia

telah mengalami growth spurtnya sehingga mengalami percepatan pertumbuhan, sedangkan

anak laki-laki belum mengalami percepatan pertumbuhan. Pada kelompok umur yang kedua,

barulah anak laki-laki mengalami growth spurtnya., sedangkan anak perempuan telah

melewati tahap growth spurtnya.5, 19

Peneliti menggunakan radiograf digital dibandingkan dengan mencetak foto radiograf

karena penggunaannya yang relatif lebih murah, praktis, pemrosesan data dapat dilakukan

dengan lebih cepat, serta memudahkan proses penapakan dan pengukuran bidang.20-22

Pada

penelitian kali ini, peneliti menghindari pengambilan data secara primer guna menghindari

efek radiasi pada subjek penelitian karena bahaya dari efek radiasi sinar X bagi tubuh

manusia, baik dari tingkat sel sampai tingkat organ.23

Hasil penelitian pada tabel 5.2 memperlihatkan bahwa hasil pengukuran panjang, baik

maksila maupun mandibula pada anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan anak

perempuan. Hal ini didukung oleh banyak teori yang ada bahwa ukuran panjang tulang pada

laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.8, 24

Sebelumnya juga telah dilakukan

banyak penelitian mengenai analisis sefalometri, antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Krismiana (2001), Yi Ping Liu (2008), Al-Barakati dan Wu (2007), serta Shung ( 2010)25-29

,

yang menyatakan bahwa hasil pengukuran pada anak laki-laki lebih besar dibandingkan

dengan anak perempuan.

Sebelum melihat apakah terdapat perbedaan panjang maksila dan mandibula antara

anak laki-laki dan perempuan, peneliti terlebih dahulu melakukan penghitungan untuk melihat

apakah sebaran data yang dimiliki normal dengan menggunakan analisis Shapiro-Wilk. Dari

hasil penghitungan diketahui bahwa sebaran data yang ada normal sehingga analisis yang

digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan.digunakan analisis uji-t tidak berpasangan

(Independent T-test).

Tabel 5.3 memperlihatkan hasil uji Statistik untuk Perbedaan Rerata Panjang Maksila

dan Mandibula Anak Laki-laki terhadap anak Perempuan. Pada kelompok usia 10-13 tahun

didapatkan hasil perbedaan rerata panjang baik maksila (p=0,23) maupun mandibula

(p=0,861) antara anak laki-laki dan perempuan berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini

mungkin disebabkan tulang anak laki-laki lebih panjang dibandingkan anak perempuan.

Namun, pada usia ini, anak perempuan mengalami growth spurtnya sehingga terjadi

pertambahan panjang tulang maksila dan mandibula dengan pesat yang menyebabkan

perbedaan rerata panjang menjadi tidak bermakna. Pada kelompok usia >13-16 tahun,

terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata panjang maksila (p=0,01) maupun mandibula

(p=0,03) anak laki-laki dan perempuan. Hal ini mungkin terjadi karena pada usia ini, anak

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 12: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

12 Universitas Indonesia

laki-laki mengalami masa percepatan pertumbuhan sampai percepatanya menjadi stabil

kembali sehingga terjadi peningkatan panjang maksila dan mandibula, sedangkan anak

perempuan sudah tidak mengalami percepatan pertumbuhan pada usia ini.5, 8, 24

Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Adams (1982), dimana terdapat perbedaan yang

bermakna pada anak laki-laki dan perempuan usia 15-16 tahun, serta penelitian yang

dilakukan oleh Olga (2007) dan Rusjanti (2010) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan

bermakna antara laki-laki dan perempuan pada kelompok usia yang pertama.30, 31

Tabel 5.4 memperlihatkan hasil uji-t perbedaan rerata panjang maksila dan mandibula

anak laki-laki maupun perempuan antara kelompok usia 10-13 tahun kelompok usia >13-16

Tahun. Terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata panjang maksila (p=0,001) antara

anak laki-laki usia 10-13 tahun dengan anak laki-laki usia >13-16 tahun, maupun pada rerata

panjang mandibula (p=0,001). Hal serupa juga ditemukan pada anak perempuan. Hal ini

mungkin disebabkan pada kelompok umur yang pertama, anak laki-laki belum mengalami

percepatan pertumbuhan (growth spurt), sedangkan pada kelompok umur yang kedua, anak

laki-laki telah menyelesaikan growth spurtnya. Ketika berada pada masa growth spurtnya,

tulang bertumbuh lebih cepat sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan yang bermakna

antara dua kelompok umur tersebut. Begitu juga dengan anak perempuan dimana pada

kelompok umur yang pertama terjadi percepatan pertumbuhan dan pada kelompok umur yang

kedua tidak terjadi percepatan pertumbuhan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Rusjanti

(2010) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan rerata yang sangat bermakna

antarkelompok umur.5, 8, 30, 32

KESIMPULAN

Tidak terdapat perbedaan rerata panjang maksila maupun mandibula antara anak laki-laki dan

perempuan pada kelompok usia 10-13 tahun

Terdapat perbedaan rerata panjang maksila maupun mandibula antara anak laki-laki dan

perempuan kelompok usia >13-16 tahun

Terdapat perbedaan rerata panjang maksila antara anak laki-laki usia 10-13 tahun dengan

anak laki-laki usia >13-16 tahun, maupun pada rerata panjang mandibula

Terdapat perbedaan rerata panjang maksila antara anak perempuan usia 10-13 tahun dengan

anak perempuan usia >13-16 tahun, maupun pada rerata panjang mandibula

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 13: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

13 Universitas Indonesia

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan rentang usia subjek yang lebih besar dan

dengan jumlah subjek yang lebih banyak.

Subjek diambil dari beberapa klinik kesehatan guna mendapatkan data yang lebih

objektif.

Sebaiknya perbandingan jumlah subjek laki-laki dan perempuan lebih seimbang untuk

mendapatkan hasil yang lebih akurat.

KEPUSTAKAAN

1. Agusni T. Peran Ortodonsi dalam Menunjang Kedokteran Gigi Komunitas. Majalah

Kedokteran Gigi; Dental Journal 1992.

2. Satariah F. Skripsi Efek Xylitol Terhadap Risiko Karies Fitinjau dari pH Plak dan pH

Saliva pada Pasien yang Menggunakan Alat Ortodonti Cekat [Jakarta: Universitas

Indonesia; 2008.

3. Enlow DH, Hans MG. Essentials of Facial Growth. United States of America: W. B.

Saunders Company; 1996.

4. Rao A. Principle and Practice of Pedodontics. 2 ed. New Delhi: Japee Brothers

Medical Publisher; 2008.

5. Foster TD. Buku Ajar Ortodonsi. 3 ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1997.

6. Nanda R. Biomechanics and Esthetic Strategies in Clinical Ortodontics. St.Louis:

Elsevier Saunders; 2005.

7. Moyers RE. Handbook of Orthodontics. 4th ed. Chicago: Year Book Medical

Publishers, Inc.; 1988.

8. Neinstein LS Puberty - Normal Growth and Development. diunduh dari

http://www.usc.edu/student-affairs/Health_Center/adolhealth/content/a1.html:

University of Southern California 2004. Accessed 21-12-2012.

9. Phulari BS. Orthodontics Principles and Practice. 1 ed. New Delhi: Jaypee Brothers

Medical Publisher (P) Ltd; 2011.

10. Hayati R. Pola Deformitas Dentoskeletal pada Anak Talasemia dan Faktor

Determinanya [Jakarta: Universitas Indonesia.

11. Premkumar S. Textbook of Craniofacial Growth. 1 ed. New Delhi: JayPee Medical

Ltd; 2011.

12. Sinclair D. Human Growth After Birth. 4th ed: Oxford University Press; 1985.

13. Markum AH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit FKUI; 1991.

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 14: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

14 Universitas Indonesia

14. Sicher H. Growth of Mandible. 1 ed: American J Orthodontic; 1947. p. 108-21.

15. Profitt WR, Fields HW. Contemporary Orthodontics. St. Louis: Mosby Co; 2000.

16. Jarabak J, Fizzel J. Technique and Treatment with Light-wire Edgewise Appliances.

2nd ed: St. Louis; 1972.

17. Cobourne MT, Fleming PS, T A, Ahmad S. Clinical Cases in Orthodontics. 1st edition

ed. Oxford: Jhon Wiley & Sons; 2012.

18. Jacobson A. Radiographic Cephalometry from Basic to Videoimaging: Chicago

Quintenssence Publishing Co Inc; 1995.

19. Votroubek W, L J. Pediatric Home Care. 2nd edition ed. United States of America: An

Aspen Publication; 1997.

20. Kalra A, Goel S, Tadani M, et al. Comparison of Cephalometric Measurements

Obtained with Conventional and Digital Methods and Their Reproducibility. Journal

of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology 2010.

21. Paixão MB, Sobral MC, Vogel CJ, Araujo TMd. Comparative study between manual

and digital cephalometric tracing using Dolphin Imaging software with lateral

radiographs. Dental Press Journal Orthodontic 2010.

22. Chen Y-J, Chen S-K, Huang2 H-W, Yao C-C, Chang H-F. Reliability of landmark

identification in cephalometric radiography acquired by a storage phosphor imaging

system. The British Institute of Radiology Journals 2004;33:301–06.

23. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology. 5th edition ed. St.Louis: Mosby; 2004.

24. Subramaniam P, Naidu P. Mandibular dimensional changes and skeletal maturity.

Contemporary Clinical Dentistry 2010.

25. Lee BS-g. Timing of Peak Mandibular Growth in Different Facial Growth Patterns

and Resultant Mandibular Projection [University of Toronto; 2010.

26. Wu J, Hagg U, Rabbie ABM. Chinesse Norms of McNamara's Cephalometric

Analysis. 2007;77.

27. Al-Barakatti SF, Talik NF. Cephalometrics Norms for Saudi Sample using McNamara

Analysis. Saudi Dental Journals 2007;19.

28. Lasyia K. Analisis Sefalometri Komponen Antero-Posterior Maksila dan Mandibula

pada Anak Usia 12-14 Tahun [Universitas Indonesia; 2002.

29. Liu YP. An Infant And Early Childhood Mandibular Growth Maturity Gradient

[St.Louis: Saint Louis University; 2009.

30. Rusjanti J. Gambaran Sefalometri Komponen Mandibula pada Anak Umur 6-14

Tahun [Jakarta: Universitas Indonesia; 2010.

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013

Page 15: PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA 10-16 …

15 Universitas Indonesia

31. Hayati R. Dimorfisme Seksuall pada Regio Kraniofasial pada Masa Pubertas. Majalah

LPUI. Jakarta; 1995.

32. Ghom AG. Textbook of Oral Radiology. India: Elsevier 2008.

Panjang Maksila..., Marianti Enikawati, FKG UI, 2013