26
PALSI SEREBRAL Khairunnisa

Palsi Serebral Final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Palsi Serebral Final

Citation preview

PALSI SEREBRAL

Khairunnisa

Cerebral palsy

Gangguan dari gerakan dan postur yang diakibatkan lesi/cedera non-progresif pada otak yang imatur/sedang berkembang. Walau lesi bersifat statis, manifestasi muskuloskeletal berubah seiring waktu/usia dan terjadinya komplikasi sekunder.

Highlight

• Insiden cenderung meningkat --- deteksi high risk

• Permasalahan ( primer dan sekunder ) sejalan dg pertambahan usia, tumbuh kembang neuromuskuloskeletal

• !! Penatalaksanaan multidisiplin termasuk orangtua

The child’s whole development depends largely on his ability to move and explore his environment.

Velikovic TD, Peral MV. Basic Principles of Neuro-developmental Treatment. Medicina 2005; 42(41): 112-20

P o s t u r a l C o n t r o l

A better postural control influences the quality of breathing, phonation, eating and drinking, which are important factors in the development of comprehensible speech

Keller, 1997;Leeuwenburg-Grijseels, 1997; Meek, 1997;

Mueller,1999

Abnormal Posture

Postural tone

too high (spasticity)

too low (hypotonicity)

fluctuating (athetosis)

Paucity of Movement

Prevent exploring the environment

Lack of experience

Limited in the acquisition of sensations

Appear to have defects of perception

Retards the development of language & speech

Satisfying emotional & Social experiences

Appear to be mentally retarded

Affect general behavior

Etiologi

• Prenatal• Malformasi kongenital, pemakaian bahan/obat – obatan

teratogenik, trauma, infeksi (Rubella, Citomegalo Virus, Toksoplasma, dll), hipertiroidism, multipara, trauma abdomen, dll.

• Perinatal• Prematur terutama < 32 minggu, BBLR < 1500 gram,

presentasi abnormal, perdarahan intrakranial, infeksi, kejang, asfiksia, hiperbilirubinemia, dll.

• Postnatal• Trauma, infeksi, perdarahan intrakranial, gangguan

pembekuan darah, dll.

Tanda klinis kecurigaan terhadap adanya kemungkinan gangguan motorik dan postur

Tonus otot abnormal

– Tonus atau pola gerakan asimetris.

– Ketidakseimbangan tonus ekstensor dan fleksor dari leher dan batang tubuh.

– Postur ekstensor batang tubuh dan retraksi bahu yang berlebihan saat istirahat atau ketika ditarik untuk duduk

– Tangan posisi mengepal

Tanda klinis kecurigaan terhadap adanya kemungkinan gangguan motorik dan postur

• Pemeriksaan pasif pada anggota gerak atas, tonus otot fleksor lebih besar dari otot ekstensor

• Kaki plantarfleksi (seperti posisi jinjit)

• Hipotonus (floppines) batang tubuh.

• Bayi merosot dari tangan orangtua atau pemeriksa saat ditahan dibawah ketiak pada posisi tegak

Tanda klinis kecurigaan terhadap adanya kemungkinan gangguan motorik dan postur

Perkembangan motorik tidak sesuai tahapan

– Kemampuan berguling terjadi lebih dini (anak dengan postur ekstensor batang tubuh dan anggota gerak sering berbalik badan atau log roll dalam usia 2 bulan pertama)

– Cenderung berdiri terlebih dahulu di banding duduk (karena kekakuannya)

– Cenderung lebih mudah berjalan dengan bantuan, dibandingkan merangkak (karena kekakuannya)

IDENTIFYING YOUNG CHILDREN WHO HAVE A MOTOR DISORDER

Positive Support Reflex

A positive support reflex consists of full extension of knees and ankles followed by bending. A response of holding the legs straight for greater than 30 seconds is abnormal at any age

IDENTIFYING YOUNG CHILDREN WHO HAVE A MOTOR DISORDER

Asymmetric Tonic Neck Reflex (ATNR)

Turning the child’s head to one side when the child is lying on its back triggers the “fencer’s posture”. This reflex, when strong and persistent past 6 months, often results in asymmetric posture and lack of variability of arm and leg movements. When this posture lasts for greater than 30 seconds at any age, it is considered abnormal

IDENTIFYING YOUNG CHILDREN WHO HAVE A MOTOR DISORDER

Extension Tonic Labyrinthine Reflex (TLR)

Extension of the neck results in pulling the shoulders back and extending the legs out away from the body

Development of muscle tone

• Poor perceptual motor Midline orientation Head control, body alignment Lack of information of the

body Body awareness• Lack of sensorimotor

experience• Too much asymmetry• Associated reaction• Problems of bone growth• Less affected side: stability

and mobility• Poor concentration

Beberapa gejala yang umumnya dikeluhkan oleh orang tua

– Mudah kaget – Punggung melengkung ke belakang dan tampak

kaku– Bayi tampak layuh (floppy)– Bergerak dengan hentakan– Lebih sering bergerak satu sisi tubuh dibanding sisi

lain– Ada masalah makan, terutama setelah usia 6 bulan– Batang tubuh jatuh ke belakang saat posisi duduk– Merangkak seperti kodok melompat– Berjalan dengan pola jinjit

KELAINAN PENYERTA

• Mental retardasi (50-70%)• Masalah penglihatan (± 40%)• Gangguan pendengaran (3-10%)• Gangguan bicara dan bahasa • Epilepsi (50%)• Kesulitan makan (mengisap, mengunyah,

menelan), ngeces berlebihan.

Konsekuensi akibat gangguan motorik

– Drooling/ngeces (kontrol saliva buruk). – Gangguan bicara– Kesulitan makan– Inkontinensia– Masalah pada sendi dapat berupa kontraktur

(keterbatasan lingkup gerak sendi), subluksasi, dislokasi. Kontraktur dapat terjadi pada sendi bahu, siku, pergelangan tangan, jari – jari tangan, panggul, lutut dan pergelangan kaki

– Skoliosis

KOMPLIKASI

• Saluran pernapasan Aspirasi ---- kesulitan makan, Gastroesofageal refluks• Kerusakan gigi• Kesulitan buang air besar/konstipasi• Spastisitas yang kuat pada otot – otot anggota gerak bawah

terutama otot aduktor panggul sering menyebabkan subluksasi dan dislokasi sendi panggul. Anak-anak yang dapat ambulasi jarang menimbulkan masalah panggul.

• Skoliosis • Kontraktur fleksi pada lutut. • Deformitas equinus pada kaki.• Osteoporosis dan fraktur patologis dapat terjadi pada Palsi Serebral

yang berat.

TATALAKSANA KOMPREHENSIF

Diagnosis akurat

Bila memungkinkan tetapkan penyebab dari Palsi Serebral melalui penilaian:

– Riwayat persalinan, kelahiran dan periode neonatal– Pemeriksaan fisik– Pemeriksaan laboratorium– Pemeriksaan radiologis : USG kepala, CT-scan

Penanganan gangguan motorik dan postur

– Membutuhkan pendekatan tim. Bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan fungsi, kenyamanan dan perawatan.

– Pengaturan posisi yang tepat saat menggendong, cara memberi makan, tidur, toilet training, mandi, memakai baju, makan, di dudukan di kursi dorong dan di kendaraan.

– Terapi latihan meliputi: intervensi sensori motor, neuro motor, massage.

– Intervensi latihan spesifik: hidroterapi , hippoterapi– Pemasangan ortosis , splint dan alat bantu fungsional – Obat-obatan oral: diazepam, dantrolen sodium dan baclofen.– EDUKASI ORANGTUA

Penanganan Disabilitas penyerta

– Pemeriksaan pendengaran dan penglihatan– Nilai dan evaluasi penggunaan

antikonvulsan untuk epilepsi– Penilaian kognitif secara formal, terutama

pada anak-anak yang membutuhkan program edukasi

Penanganan masalah kesehatan

– Monitor pertumbuhan dan berikan nasihat diet.– Sering ditemukan gagal tumbuh. Pertimbangkan

makan melalui nasogastrik bila sulit untuk mendapatkan penambahan berat badan yang adekuat, atau bila ada masalah makan yang berat.

– Sebaliknya pada beberapa anak dapat terjadi obesitas yang akan menambah gangguan ketrampilan perkembangan motorik.

Penanganan

– Waspadai --- aspirasi yang ditandai dengan tersedak/terbatuk saat atau setelah makan, napas sesak, suara napas seperti berkumur (gurgling)

– Konstipasi yang dapat memperberat derajat spastisitas

– Monitor kesehatan gigi

– Waspadai kemungkinan masalah kontrol emosi karena kesulitan dalam berkomunikasi (bicara-bahasa), sosialisasi dan kesulitan dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari – hari

Kriteria Rujukan

• Riwayat kehamilan, persalinan, pasca persalinan beresiko tinggi (lihat etiologi)

• Ada gangguan gerak dan postur dicurigai tidak normal (lihat gejala klinis gangguan motorik dan postur)

• Terjadi komplikasi.