Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Paket 3: Imunologi
HIV dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK
Sabtu, 25 Juni 2021
Sub-topik
• Pem. Lab. Immuno Defisiensi dan Reaksi Hipersensitivitas
• Pem. Lab. Penyakit Jaringan Ikat, Otoimun dan Penanda Tumor
• Pemeriksaan Imunologi Penyakit Infeksi & HIV
• Pemeriksaan Imunologi Transplantasi dan Sitokin
• Perbankan Darah dan Transfusi Darah
PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV & AIDS
Endang Retnowati
Departemen-Instalasi Patologi Klinik
Tim Medik AIDS
FK Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
2016
3
POKOK BAHASAN
I. Pendahuluan
II. Struktur virus
III. Perjalanan penyakit
IV. Karakteristik Tes HIV
V. Pemeriksaan Laboratorium
4
5
Siklus Pemeriksaan
HIV
Pengaturan
Data dan Lab
Keamanan
Layanan pelanggan
Persiapan pasien
Pengumpulan spesimen
Penerimaan Spesimen
Pengiriman
Spesimen
Kontrol Mutu
Penyimpanan
catatan
Pencatatan Kompetensi Staf
Evaluasi Pemeriksaan
Pemeriksaan
I. Pendahuluan
II. Struktur Virus
6
Struktur virus HIV (Rubbert A et al, 2007).
HIV-1 HIV-2
Inti p 24 p 26
Transmembran gp 41 gp 34
Membran luar gp 160/120 gp 140
7
Protein pada HIV-1 dan HIV-2
1
• Antigen yang dapat dideteksi pada pemeriksaan virus HIV antara lain, kecuali:
• A. p24
• B. NS1
• C. p26
• D. gp34
• E. gp41
2
• p24 adalah antigen pada HIV-1 yang terdapat pada bagian:
• A. inti
• B. transmembran
• C. membrane luar
• D. lipid layer
• E. semua benar
III. Perjalanan penyakit
1. Sindrom retroviral akut yang terjadi 2-3 minggu setelah infeksi HIV
2. Infeksi kronis HIV-asimtomatik : terjadi 2-3 minggu setelah tahap 1, gejala infeksi virus menghilang. Tahap ini berlangsung sekitar 10 tahun
3. Infeksi HIV/AIDS simtomatik : berlangsung sekitar 1-3 tahun dan keadaan tersebut dapat berakhir kematian.
10
11
Siklus Hidup HIV ( Schochetman G, 1994 )
12
Laboratory markers during HIV-1 disease progression
3
• Manifestasi klinis infeksi HIV yang benar adalah:
• A. sindrom retroviral akut terjadi 2-3 minggu setelah infeksi HIV
• B. sindrom retroviral akut terjadi 2-3 bulan setelah infeksi HIV
• C. sindrom retroviral akut terjadi 2-3 tahun setelah infeksi HIV
• D. sindrom retroviral akut terjadi 10-20 tahun setelah infeksi HIV
• E. infeksi kronis HIV-asimtomatik memberikan gejala flu-like syndrome
4
• Progress perjalanan penyakit pada infeksi HIV yang benar adalah:
• A. fase asimtomatik, fase akut, fase sindrom AIDS
• B. fase asimtomatik, fase akut, fase sindrom AIDS, fase konvalesens
• C. fase akut, fase asimtomatik, fase sindrom AIDS
• D. fase akut, fase sindrom AIDS, fase konvalesens
• E. semua benar
5
• Penanda yang digunakan pada infeksi HIV fase akut adalah:
• A. viral load
• B. hitung CD4
• C. antibodi anti-HIV
• D. A dan B benar
• E. A, B, dan C benar
16
Tujuan
pemeriksaan
Prevalensi
infeksi
Faktor
Risiko Strategi
pemeriksaan
Pemilihan Reagen
Keamanan
transfusi /
transplantasi
Semua
prevalensi I
Sensitivitas dan
spesifisitas > 99%
Surveilans
> 10 % I
< 10 % II
Sensitivitas > 99%
Spesifisitas > 98%
Diagnosis
Terdap
at
gejala
klinik
infeksi
HIV
> 30 % + I
< 30 % - II
Tanpa
gejala
klinik
infeksi
HIV
> 10 % + II
<10 % - III
Reagen I:
Sensitivitas > 99%
Reagen II:
Spesifisitas > 98%
Reagen III:
Spesifisitas > 99%
Rekomendasi pemakaian strategi pemeriksaan HIV dari dan WHO pada
berbagai tujuan pemeriksaan dan prevalensi infeksi dalam populasi
IDikutip dari WHO/BTS/99.1
6
• Yang digunakan untuk prosedur pre-transfusi dan transplantasi adalah:
• A. strategi pemeriksaan I
• B. strategi pemeriksaan II
• C. strategi pemeriksaan III
• D. strategi pemeriksaan IV
• E. strategi pemeriksaan V
7
• Yang digunakan untuk prosedur surveilans adalah:
• A. strategi pemeriksaan I
• B. strategi pemeriksaan II
• C. strategi pemeriksaan III
• D. strategi pemeriksaan I dan II
• E. strategi pemeriksaan II dan III
8
• Yang digunakan untuk prosedur diagnosis pada pasien dengan gejala klinis adalah:
• A. strategi pemeriksaan I
• B. strategi pemeriksaan II
• C. strategi pemeriksaan III
• D. strategi pemeriksaan I dan II
• E. strategi pemeriksaan II dan III
9
• Yang digunakan untuk prosedur diagnosis pada pasien dengan gejala klinis adalah:
• A. strategi pemeriksaan I
• B. strategi pemeriksaan II
• C. strategi pemeriksaan III
• D. strategi pemeriksaan I dan II
• E. strategi pemeriksaan II dan III
10.
• Syarat pemilihan reagen pada strategi I pemeriksaan HIV adalah:
• A. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%
• B. sensitivitas >98%, spesifisitas >99%
• C. sensitivitas >99%, spesifisitas >98%
• D. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%
• E. sensitivitas >97%, spesifisitas >98%
11
• Syarat pemilihan reagen kedua pada strategi II pemeriksaan HIV adalah:
• A. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%
• B. sensitivitas >98%, spesifisitas >99%
• C. sensitivitas >99%, spesifisitas >98%
• D. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%
• E. sensitivitas >97%, spesifisitas >98%
12
• Syarat pemilihan reagen pertama, kedua, dan ketiga pada strategi III pemeriksaan HIV secara berurutan adalah:
• A. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%, spesifisitas >99%
• B. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%, spesifisitas >98%
• C. sensitivitas >99%, spesifisitas >98%, spesifisitas >99%
• D. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%, spesifisitas >98%
• E. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%, spesifisitas >99%
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring darah donor & transplantasi organ
24
A1
A1 positif
Anggap
sebagai
“positif”
A1 negatif
Anggap
sebagai
“negatif”
Jangan dipakai !!
Darah di periksaan dg ELISA / Rapid dengan tes yg mempunyai sensitivitas tinggi.
Hasil Reaktif / tdk dapat ditentukan dianggap terinfeksi.
Hasil Non Reaktif tidak terinfeksi.
Strategi ini dipakai untuk :
Pelayanan transfusi / transplantasi.
Surveilans (di daerah prevalensi tinggi > 10%)
STRATEGI I
13
• Yang dilakukan pada sampel darah dari donor yang terdeteksi positif pada strategi I pemeriksaan HIV adalah:
• A. konfirmasi dengan pemeriksaan viral load
• B. mengukur kadar CD4 sampel
• C. tidak digunakan
• D. A dan B benar
• C. A, B, dan C benar
27
A1
A2
A1 positif A1 negatif
Lapor sebagai “Non-reaktif”
A1 pos, A2 neg
Ulangi A1 & A2
A1 neg, A2 neg
A1 pos, A2 pos
Lapor sebagai “Reaktif”
posA1 pos, A2 A1 pos, A2 neg
Lapor sebagai “Indeterminate”
STRATEGI II : Alur Pem Anti- HIV untuk Surveilans
Strategi ini dipakai untuk :
- Surveilans HIV
Seluruh hasil yg tidak dapat ditentukan, dilaporkan & dianalisis secara terpisah pada setiap pelaporan surveilans tahunan.
STRATEGI II
Pemilihan reagensia
Penyaring darah & produk darah
serta transplantasi (strategi I) :
- Sensitivitas tertinggi, sebaiknya > 99 %
Surveilans (strategi II) :
- Pertama : Sensitivitas > 99 %
- Kedua : Spesifisitas > 98 %
30
Bersedia di tes HIV
Tes Antibodi HIV A1
Reaktif Nonreaktif
Tes Antibodi HIV
A2
Reaktif Nonreaktif
Ulang tes HIV A1 dan A2
Hasil pengulangan
Keduanya Nonreaktif
Keduanya Reaktif
Salah satu Reaktif
Tes antibodi HIV A3
Reaktif Nonreaktif
A1 (+) A2 (+) A3 (+)
A1 (+)
A2 (-)
A3 (+)
A1 (+)
A2 (+)
A3 (-)
A1 (NR)
A2 (+)
A3 (+)
A1 (NR)
A2 (R)
A3 (NR)
A1 (R)
A2 (NR)
A3 (NR)
Hasil Pengulangan
A1 (NR)
A2 (NR)
A1 non
reaktif
HIV Negatif
Berisiko
Tidak Ya
Indeterminate HIV Positif
Keputusan klinis
Laporan laboratorium
Alur pemeriksaan Diagnosis HIV
14
• Pada strategi II pemeriksaan HIV, jika didapatkan hasil pada reagen pertama positif dan pada reagen kedua negatif, maka diinterpretasi sebagai:
• A. positif
• B. negatif
• C. indeterminate
• D. invalid
• E. serokonversi
15
• Pada strategi II pemeriksaan HIV, jika didapatkan hasil pada reagen pertama positif dan pada reagen kedua negatif, yang harus dilakukan adalah:
• A. mengulang pemeriksaan dengan strategi I
• B. mengulang pemeriksaan dengan strategi II
• C. mengulang pemeriksaan dengan strategi III
• D. melakukan pemeriksaan viral load
• E. melakukan pemeriksaan CD4
• Mirip strategi II, tp dilakukan pd seluruh sampel yg positif, termasuk sampel dg hasil yg berlawanan sesudah pengulangan pemeriksaan
• Ke 3 pemeriksaan harus menggunakan preparat & metode antigen yg berbeda.
• Bila salah 1 dari ke 3 pemeriksaan negatif, maka hasil pemeriksaan dianggap meragukan.
STRATEGI III
Reagen HIV yang digunakan • Bahan / reagen harus sudah terdaftar di Kemenkes
• Sudah dievaluasi oleh Lab. Rujukan Nasional
• Enzyme Immunoassay (EIA) and Rapid test
• Untuk diagnostik menggunakan 3 macam reagen HIV :
- Sensitivitas reagen I > 99%
- Spesifisitas reagen II > 98%
- Spesifisitas reagen III > 99%
• Ketidaksesuaian hasil <5%
• Preparasi Antigen atau prinsip tes berbeda
34
• Prinsip tes dari reagen 1,2 dan 3 tidak sama. Reagensia yang dipakai pada pemeriksaan 1, 2 atau 3 mempunyai prinsip pemeriksaan (misalnya EIA, dot blot, imunokromatografi atau aglutinasi) yang berbeda
atau
• menggunakan antigen yang berbeda asal atau jenisnya.
35
• Biological assays tidak tepat 100%. Masing-masing biological assay mempunyai potensi menghasilkan false positive atau false negative.
36
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN ANTI-HIV
Hasil positif
• Bila hasil A1 reaktif, A2 reaktif, A3 reaktif.
Hasil negatif
• Bila hasil A1 non-reaktif
• Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2 non-reaktif
• Bila salah satu reaktif, tetapi tidak berisiko.
Hasil indeterminate
• Bila 2 hasil tes reaktif
• Bila hanya 1 tes reaktif, tetapi berisiko atau pasangan berisiko.
37
TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ANTI-HIV (1)
Tindak lanjut hasil positif
• Rujuk ke pengobatan HIV.
Tindak lanjut hasil negatif
• Bila hasil negatif & berisiko dianjurkan pemeriksaan ulang minimum 3 bulan, 6 bulan & 12 bulan dari pemeriksaan pertama sampai 1 tahun
• Bila hasil negatif dan tidak berisiko dianjurkan perilaku hidup sehat.
38
TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ANTI-HIV (2) • Tindak lanjut hasil indeterminate
• Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimum setelah 2 minggu dari pemeriksaan yang pertama
• Bila hasil tetap indeterminate, dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR
• Bila sarana pemeriksaan PCR tidak memungkinkan, rapid test diulang 3 bulan, 6 bulan & 12 bulan dari pemeriksaan pertama.
Bila 1 tahun hasil tetap indeterminate dan faktor risiko rendah, hasil dapat dinyatakan sebagai negatif.
39
Catatan penting (1) • Pemeriksaan HIV untuk menegakkan
diagnosis HARUS dan HANYA BOLEH dilakukan atas pengetahuan dan persetujuan individu yang diperiksa.
• Bila individu yang bersangkutan menolak untuk dilakukan pemeriksaan, maka individu yang bersangkutan HARUS memberikan pernyataan penolakan secara TERTULIS.
40
Catatan penting (2)
• Untuk individu yang baru didiagnosis, hasil reaktif harus dilakukan pemeriksaan ulang dengan bahan pemeriksaan baru, pada kondisi:
• pasien dengan risiko rendah
• perbedaan gejala klinik dan hasil laboratorium
41
• Serial (bukan Paralel) ◦ Sampel diperiksa dengan uji/reagen
pertama
◦ Uji pertama menentukan apakah diperlukan uji tambahan, bila hasil positif → lanjut dengan tes 2 → 3
Strategi pemeriksaan
Kemungkinan hasil dalam Algoritma Serial
43
16
• Syarat reagen yang digunakan pada strategi III pemeriksaan HIV adalah:
• A. sudah terdaftar di Kemenkes
• B. sudah dievaluasi oleh lab rujukan nasional
• C. ketidaksesuaian hasil <5%
• D. menggunakan prinsip pemeriksaan atau antigen yang berbeda
• E. semua jawaban benar
17
• Pada strategi III pemeriksaan HIV, yang dapat diinterpretasi sebagai negatif adalah, kecuali:
• A. Bila hasil A1 non-reaktif
• B. Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2 non-reaktif
• C. Bila salah satu reaktif, tetapi tidak berisiko
• D. Bila salah satu reaktif, tetapi berisiko
• E. Bila ketiga reagen non-reaktif
18
• Pada strategi III pemeriksaan HIV, yang diinterpretasi sebagai indeterminate adalah, kecuali:
• A. Bila dua hasil tes reaktif
• B. Bila salah satu reaktif, tetapi berisiko
• C. Bila “garis kontrol” pada alat tidak berwarna merah
• D. A dan B benar
• E. A, B, dan C benar
19
• Yang benar pada pasien berisiko dengan hasil pemeriksaan HIV negatif adalah:
• A. mengulang pemeriksaan 1 tahun kemudian
• B. mengulang pemeriksaan 6 bulan kemudian
• C. mengulang pemeriksaan 3 bulan kemudian
• D. A dan B benar
• E. A, B, dan C benar
20
• Yang dilakukan pada pasien dengan hasil pemeriksaan indeterminate adalah, kecuali:
• A. mengulang pemeriksaan 2 minggu kemudian
• B. mengulang pemeriksaan 3 minggu kemudian
• C. mengulang pemeriksaan 1 bulan kemudian
• D. mengulang pemeriksaan 6 bulan kemudian
• E. mengulang pemeriksaan 12 bulan kemudian
V. Pemeriksaan laboratorium • Diagnosis HIV (Pemeriksaan
antibodi/antigen) • Enzyme Immunoassay (EIA)
• Pemeriksaan Rapid
• Western Blot (WB)
• Diagnosis awal untuk bayi • Antigen p24
• PCR DNA/RNA
• Mengawali dan memantau pengobatan • CD4
• Viral Load
49
• Penyaring : EIA, aglutinasi, dot-blot, imunokromatografi
• Konfirmasi : Western blot, imunofluoresensi.
Deteksi antibodi
EIA (Enzyme Immuno Assay) • memerlukan peralatan yang cangggih dan waktu
pemeriksaan yang cukup lama.
• Dapat mendeteksi antigen dan antibodi.
• Hasil : reaktif atau nonreaktif.
• Pemeriksaan antigen yang yang digunakan adalah p24 HIV.
• Antigen p24 biasanya dideteksi 1 - 3 minggu sesudah infeksi HIV. Namun deteksi antigen p24 belum dipakai sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis infeksi HIV.
51
Rapid test • mudah penggunaannya dan tidak
memerlukan peralatan yang canggih, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan relatif cepat sekitar 10-20 menit (misal : aglutinasi, imunodot, imunokromatografi).
• Tes ini mendeteksi antibodi, antibodi dan antigen p24
• Hasil reaktif atau nonreaktif.
• Meningkatkan akses untuk pencegahan (VCT/PITC) dan intervensi (PMTCT)
52
53
Rapid test
• Ada 3 kemungkinan hasil pemeriksaan untuk 1 pemeriksaan antibodi HIV pemeriksaan :
• Reaktif – ketika keduanya baik pita pemeriksaan dan pita kontrol tampak.
• Non-reaktif – ketika hanya pita kontrol yang tampak.
• Tidak sah/Invalid – ketika pita kontrol tidak tampak.
jika pemeriksaan menghasilkan hasil tidak sah, maka pemeriksaan ini gagal. Pemeriksaan HARUS diulangi.
54
55
Western Blot (WB)
• merupakan tes konfirmasi antibodi-HIV dan digunakan untuk menyelesaikan masalah hasil pemeriksaan yang indeterminate
56
Gambar 1. Struktur Virus HIV 57
PEMILIHAN EIA ATAU RAPID TEST 1. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
hasil
2. Jumlah spesimen yang diperiksa dalam satu kali pengerjaan
3. Sarana dan prasarana yang tersedia.
4. Reagensia dengan masa kadaluarsa yang lebih panjang
58
59
SENSITIVITAS
Sensitivitas epidemiologi/ klinikal : Kemampuan reagensia untuk mendeteksi semua individu yg telah terinfeksi (= setelah
melalui serokonversi).
Sensitivitas analitikal : Kemampuan reagensia untuk mendeteksi sejumlah kecil analit (mis : Ab), waktu
kemunculan tiap jenis Ab sangat berpengaruh, mis. pd inf HIV anti-p24 muncul lebih dulu
Jelaslah tidak semua reagensia mempunyai persamaan sensitivitas analitikal walaupun mempunyai sensitivitas epidemiologi yang sama.
SensitiVitas = __TP__ x 100%
TP+FN
• Sensitivitas : kemampuan kepekaan sebuah tes untuk mendeteksi. Tes dengan sensitivitas tinggi akan memberikan hasil “false negative” yang sangat kecil.
• Contoh : pelayanan transfusi darah.
60
61
SPESIFISITAS
Kemampuan assay menentukan individu yang benar- benar seronegatif.
Spesifisitas = __TN__ x 100%
TN+FP
Setiap hasil FP sebaiknya diulang duplicate, jika salah satu hasilnya positif maka tentukan hasil sebagai reaktif.
• Spesifisitas : menggambarkan kemampuan ketepatan tes sebagai ”true non-case”.
• Tes dengan spesifisitas tinggi akan memberikan hasil “false positive” sangat rendah.
62
HASIL EVALUASI REAGEN HIV DARI RSCM (Per Mei 2010)
N
o. Kit Manufacturer
Type of
kit Sensitivity Specificity Month
1 Abbott HIV 1/2 gO Abbott EIA 100.00 99.43 December 2001
2 Enzygnost anti-HIV 1/2 Plus Dade Behring EIA 99.34 98.30 December 2001
3 Murex HIV-1.2.O Abbott EIA 100.00 97.16 December 2001
4 HIV Uniform II Ag.Ab Organon Teknika EIA 98.68 96.59 December 2001
5 Vidas HIV Duo BioMerieux EIA 98.68 97.16 December 2001
6 Serodia HIV-1/2 Fujirebio Rapid 98.68 93.71 December 2001
7 Entebe HIV Dipstick Hepatika
Laboratories
Rapid 98.03 99.43 December 2001
8 Immunocomb II HIV 1&2
BiSpot
PBS Orgenics Rapid 98.68 99.43 December 2001
9 HIV Spot Genelabs
Diagnostics
Rapid 94.70 100.00 December 2001
10 Hexagon HIV Human Rapid 97.37 100.00 December 2001
11 Determine HIV ½ Abbott Rapid 98.68 100.00 December 2001
12 HIV 1&2 Antibody Rapid
Pemeriksaant
Oncoprobe Biotech Rapid 97.39 98.86 December 2001
13 Eucardio HIV EIA Lab Inc EIA 49.34 98.30 December 2001
14 HIVase 1+2 General Biologicals EIA 84.21 90.91 December 2001
15 dBest One Step HIV-1/HIV-2
Pemeriksaant Strip
AmeriTek Rapid 98.03 80.11 December 2001
16 Capillus HIV-1/HIV-2 Trinity Biotech Rapid 96.05 99.43 December 2001
17 Genie II HIV-1/HIV-2 BioRad Rapid 95.39 99.43 December 2001
Penyebab hasil positif palsu 1. kesalahan pada waktu penanganan sampel
(tertukar)
2. reaksi silang dengan antibodi HLA-DR
3. terjadi reaksi silang dengan antigen yang menggunakan viral lysate
4. otoreaktif antibodi, sampel yang dibekukan dan dicairkan berulangkali
5. penyakit hati yang berat
6. penyakit keganasan.
7. Epstein Barr Virus
8. Hiperbilirubinemia
9. Serum lipemik
10. Infeksi virus akut.
64
Hasil negatif palsu dapat disebabkan
1. kesalahan penanganan sampel
2. pemeriksaan yang terlalu dini (kadar antibodi HIV masih rendah) pada periode jendela,
3. disfungsi sel B
4. defek sintesis antibodi.
65
CD4
Bloods
RBC WBC
Lymphocytes
T cells
T
Helper/inducer
(CD4+)
T supressor/cytoto
xic
(CD8+)
B cells NK
cells
Monocytes granulocyte
s
Platelets
66
T – cell subsets
T
T T C H
CD3
CD3
CD3
CD8 CD4
67
CD4 - menentukan prognosis klinis,
- mengkaji kriteria inisiasi ARV,
- memonitor terapi.
Jumlah CD4 bisa dilakukan dengan metoda manual atau otomatis.
68
Viral Load • merupakan pengukuran kuantitatif molekuler
untuk menentukan jumlah HIV di dalam darah.
• Semakin tinggi viral load (jumlah HIV di dalam darah), semakin hebat progresivitas penyakit.
• Tes konfirmasi.
69
• Baseline viral load di plasma harus diukur sesaat sebelum pemberian ART yang dilanjutkan dengan monitoring secara berkala.
• Pemberian ART mengganggu replikasi virus yang menyebabkan penurunan kadar virion (partikel virus) pada aliran darah.
• ART akan memperlambat progresi penyakit serta me↑ prognosis pasien.
• Indikasi keberhasilan terapi dapat terlihat pada penurunan 1.5 sampai 2 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu.
70
• ART yang efektif →→viral load tidak terdeteksi (di bawah kadar batas yang dapat dideteksi oleh instrumen) dalam 4 - 6 bulan
↓
• merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi kegagalan terapi.
71
DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK
• Diagnosis dini HIV anak menentukan waktu mulainya pengobatan.
• Bayi dan anak lebih cepat progresivitas penyakit dibanding dewasa.
• Antibodi (Ab)-HIV maternal yang ditransfer secara pasif selama kehamilan dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan→ interpretasi hasil positif uji Ab HIV menjadi lebih sulit pada usia < 18 bulan
72
• Diagnosis HIV pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan adalah dengan pemeriksaan virologi :
- pemeriksaan HIV DNA-PCR
atau
- pemeriksaan HIV RNA.
73
Metode Pemeriksaan • PCR DNA kualitatif : mendeteksi adanya HIV
provirus DNA yaitu hasil integrasi DNA virus dengan DNA sel host.
• PCR RNA kuantitatif karena memiliki sensitifitas yang lebih rendah dari pada PCR DNA kualitatif.
74
Sampel
• Pemeriksaan PCR DNA
- darah (whole blood) dengan antikoagulan EDTA atau ACD (anticoagulant citrate dextrose)
- tetes darah kering/dried blood spots (DBS).
75
21
• Rumus untuk menghitung sensitivitas analitik adalah:
• A. TP/(TP+FN) x 100%
• B. TP/(TP+FP) x 100%
• C. TP/(TN+FN) x 100%
• D. TP/(TN+FP) x 100%
• E. TP/(TN+FN) x 100%
22
• Rumus untuk menghitung spesifisitas analitik adalah:
• A. TN/(TP+FN) x 100%
• B. TN/(TP+FP) x 100%
• C. TP/(TN+FP) x 100%
• D. TN/(TN+FP) x 100%
• E. TN/(TN+FN) x 100%
23
• Tujuan pemeriksaan CD4 pada infeksi HIV adalah:
• A. menegakkan diagnosis
• B. menentukan prognosis klinis
• C. mengkaji kriteria inisiasi ARV
• D. memonitor terapi
• E. semua jawaban benar
24
• Indikasi keberhasilan terapi dapat terlihat pada
• A. penurunan 0.5 – 1 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu
• B. penurunan 1 – 1.5 log pada viral load plasma dalam 1-2 minggu
• C. penurunan 1.5 – 2 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu
• D. penurunan 1.5 – 2 log pada viral load plasma dalam 1-2 minggu
• E. penurunan 1.5 – 2 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu
25
• Diagnosis HIV pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan adalah dengan pemeriksaan:
• A. hitung jumlah CD4
• B. rapid tes antigen p24
• C. ELISA antibodi anti-HIV
• D. HIV RNA
• E. HIV DNA
TERIMA KASIH
81