79
LAPORAN HASIL PENELITIAN KUALITATIF Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten? Disusun oleh : Kelompok 7 Maulina Hasan/Maul (17/409932/SP/27777) Naufal Ro’isul Amien/ Naufal (17/413259/SP/27976) Ana Ndari Pertiwi/Ana (17/414946/SP/28073) Findya Rosa/Findya (17/414953/SP/28080) Kadek Dita Krismaya Sari/ Maya (17/414955/SP/28082) 1 | Persepsi Pengasuh terhadap Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak di Desa Nologaten

praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

LAPORAN HASIL PENELITIAN KUALITATIF

Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di

Desa Nologaten?

Disusun oleh : Kelompok 7

Maulina Hasan/Maul (17/409932/SP/27777)

Naufal Ro’isul Amien/ Naufal (17/413259/SP/27976)

Ana Ndari Pertiwi/Ana (17/414946/SP/28073)

Findya Rosa/Findya (17/414953/SP/28080)

Kadek Dita Krismaya Sari/ Maya (17/414955/SP/28082)

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN AJARAN 2018-2019

1 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 2: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman yang serba cepat menuntut begitu banyak perubahan dalam gaya hidup.

Termasuk gaya hidup dalam konteks makanan. Hal ini disertai dengan menjamurnya

industri makanan, seperti katering, kafetaria dan restoran, termasuk restoran siap saji.

Perkembangan makanan cepat saji dimulai pada abad-20, saat itu outlet makanan cepat

saji semakin menyebar hingga kepenjuru kota.

Hadirnya restoran siap saji di ruang umum mendapat respon yang baik dari

masyarakat. Kemajuan dalam berbagai bidangpun ikut mendukung adanya restoran siap

saji, salah satunya adalah kemajuan dalam bidang iptek dan komunikasi. Seiring dengan

perkembangan tersebut, iklan berperan signifikan dalam memengaruhi orang untuk

menjadikan RSS sebagai pilihan untuk makan di luar (eating out), terutama dengan

berbagai promosi yang ditawarkan,mulai dari paket hemat, hingga paket makanan plus

mainan yang menyasar anak-anak (Sihaloho 2012), tapi juga keluarga, terutama ibu-ibu.

Terlebih RSS dipadati anak-anak usia sekolah dan pengasuhnya. Saat ini,

pengasuh anak sudah tidak lagi terlalu khawatir akan gizi dan gaya hidup yang akan

tertanam pada diri anak karena dalam perkembangannya restoran siap saji justru menjadi

alternatif tempat rekreasi keluarga. Hal ini dapat memicu intensitas anak pengonsumsi

makanan cepat saji. Intensitas anak mengkonsumsi makanan cepat saji atau restoran siap

saji salah satunya dibawa oleh pengasuh. Kesibukan pengasuh yang tidak sempat

menyiapkan makanan rumah menjadikan anak memilih restoran siap saji sebagai tujuan

yang ditunjang oleh keadaan sosial ekonomi dan kepraktisan penyajian makanan. Restoran

siap saji juga dijadikan upaya bagi pengasuh sebagai penyemangat dalam mengerjakan

tugas sekolah, dan berperilaku baik bagi anak-anak karena dijanjikan akan eating out ke

restoran siap saji.

Penelitian ini peneliti lakukan mengingat adanya keterkaitan yang erat antara

persepsi pengasuh terhadap konsumsi makanan anak, sehingga persepsi pengasuh tentang

baik atau buruknya suatu makanan menentukan batasan boleh tidaknya anak mengonsumsi

makanan tersebut, termasuk dalam hal makanan cepat saji ala barat.Karena ada empat

aspek yang memotivasi orang mengonsumsi makanan siap saji, yakni: meniru orang lain,

pergaulan, ajakan teman, dan kesenangan (Intihari 2012 dan Jackson 2003). Dalam

2 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 3: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

penelitan ini peneliti

memfokuskan penelitian pada anak

yang tinggal bersama pengasuh

dan bukan dengan orangtuanya.

Pengertian pengasuh menurut

KBBI adalah orang yang

mengasuh; wali (orang tua dan

sebagainya) namun dalam kasus

ini peneliti membatasi

pengertian pengasuh sebagai pihak diluar orang tua yang bertanggungjawab secara

langsung dan tinggal bersama anak tersebut. Dalam definisi menurut KBBI di atas

"pengasuh" memiliki makna dan artian yang sama dengan "wali". Akan tetapi "Pengasuh"

kerap diidentikan atau justru disamakan dengan asisten rumah tangga atau ART. Oleh

karena itu, untuk menghindari kesalahan dalam pemaknaan, kami sepakat memberi

batasan dalam istilah"pengasuh". Pengasuh anak bisa jadi adalah Paman, Bibi, Kakek,

Nenek, Pihak keluarga lain atau bisa juga pihak diluar keluarga yang diberi wewenang.

Namun, Kristianti (2009) menemukan bahwa remaja cenderung mengonsumsi makanan

siap saji karena kesibukan orang tua, terutama ibu yang tidak sempat menyiapkan

makanan di rumah, sehingga makanan siap saji menjadi alternatif yang ditunjang oleh

kondisi sosial ekonomi dan kepraktisan penyajian makanan dan waktu. Pengasuh

menganggap bahwa restoran siap saji sangat di minati oleh anak-anak karena promosinya

yang menarik dan memiliki suasana yang mendukung sebagai arena bermain. Akan tetapi

terlepas dari ketertarikan anak akan hal tersebut, restoran siap saji juga memiliki dampak

yang kurang baik bagi kesehatan anak dan hal ini kurang begitu diperhatikan oleh

pengasuh. Dalam satu kasus, menurut Ibu Flamboyan (35 tahun), sepanjang tidak

menjadikan makanan siap saji sebagai makanan rutin, maka itu dianggapnya tidak

berbahaya bagi kesehatan. Namun, ia mengakui bahwa RSS adalah pilihan utama

keluarganya, terutama anak-anaknya, sehingga setiap kali mereka berjalan-jalan keluar

rumah, maka biasanya mereka akan berakhir di Restoran Siap Saji (RSS).

Melihat adanya celah dimana kurangnya literatur dan yang membahas mengenai

konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak dari perspektif pengasuh, peneliti

memutuskan untuk mengambil peluang tersebut dan mencoba mengisi kekosongan celah

tersebut melalui penelitian yang berjudul “Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat

3 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 4: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?”. Melalui ini peneliti

ingin mengetahui sejauh mana persepsi pengasuh dapat berkaitan pada anak dalam hal

konsumsi makanan cepat saji ala barat.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi pengasuh dalam memberikan makanan cepat saji ala barat pada anak

di Desa Nologaten?

C. Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui persepsi pengasuh dalam memberikan makanan cepat saji ala barat

pada anak di Desa Nologaten.

D. Tujuan Penelitian

Untuk memberikan informasi mengenai persepsi pengasuh dalam memberikan makanan

cepat saji ala barat pada anak di Desa Nologaten.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis model penelitian kualitatif. Model Penelitian

kualitatif merupakan suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan

memahami suatu gejala sentral (Creswell, 2008), dapat di artikan pula Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,

menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial

yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif

(Saryono,2010). Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai

suatu hal menurut pandangan masyarakat yang diteliti, berhubungan dengan persepsi

informan yang dirancang untuk memberikan pengalaman senyatanya dan menangkap

makna sebagaimana yang tercipta di lapangan pada penelitian melalui interaksi

langsung antara peneliti dan yang diteliti.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Tanggal 14 April 2018 di Desa Nologaten.

Tanggal 15 April 2018 di Desa Nologaten.

3. Narasumber / Informan

Anak-anak usia 7-18 tahun

Pengasuh

(Nenek/Kakek/Kakak/Bibi/Orang yang bertanggungjawab atas anak tersebut).

4. Teknik Pengumpulan Data

4 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 5: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam,

observasi, dan dokumentasi.

Wawancara mendalam : Peneliti memberikan kebebasan diri pada informan

untuk secara luas dan mendalam menjawab

pertanyaan dari pewawancara.

Observasi : Peneliti mengamati kejadian, lingkungan, pose dan

gestur tubuh informan .

Dokumentasi : Pegambilan foto/ gambar, rekaman video, rekaman

audio, dan catatan.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah Transkip hasil wawancara, reduksi data

(indexing, coding, menulis memo), dan pembuatan Data networking/ Mind mapping.

Dalam penelitian ini, data akan di analisa secara deskriptif yang mana akan

memberikan gambaran tentang persepsi pengasuh terhadap konsumsi makanan cepat

saji ala barat berdasarkan kenyataan yang ditemui dilapangan serta penjelasan yang

mendukung.

5 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 6: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

BAB II

LATAR SOSIAL

Penelitian di lakukan di Desa Nologaten. Desa yang berada ditengah-tengah Kota

Yogyakarta, Desa ini berada tidak jauh dari gerai makanan cepat saji seperti KFC, McD,

Pizza Hut, dll karena letaknya berdekatan dengan Ambarukmo Plazza yang merupakan

salah satu Mall terbesar di Yogyakarta. Namun, meski berada didekat kawasan elit desa ini

tetap terlihat sederhana. Rumah-rumah masih terlihat sederhana dan aktifitas yang berjalan

masih bersifat kekeluargaan. Dari pengamatan kesederhanaan tersebut tercermin ketika

pewawancara sedang mewawancarai salah satu informan tetangganya/ warga lewat dan

mereka saling tegur sapa, hal ini juga bisa didasari dari rumah yang ada di Desa Nologaten

antarsatu rumah dengan rumah lainnya hampir tidak ada jarak/ saling berhimpitan.

Kehidupan kesederhanaan mereka terlihat bahagia, bersyukur, dan terlihat apa adanya.

Tapi, kesederhanaan itu tidak lepas membuat para pengasuh masih sangat mengutamakan

kesehatan terlebih pada makanan.

6 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 7: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Gambar 2.1 Peta Jl. Nologaten, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta 55281

Gambar 2.2 Lapangan dimana biasanya banyak anak-anak bermain

Gambar 2.3 Kenampakan Rumah Masyarakat Desa Nologaten yang Saling Berdekatan

7 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 8: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Peneliti juga menemukan bahwa kebanyakan pengasuh tidak menyukai makanan

cepat saji ala barat. Mereka lebih memilih memasak sendiri di rumah ataupun apabila

mereka tidak memiliki waktu untuk memasak, mereka akan lebih memilih untuk membeli

di warung-warung terdekat ketimbang membeli makanan di restoran siap saji ala barat.

Alasannya beragam, beberapa alasan tersebut antara lain “tidak sehat”, “mahal”, hingga

“tidak enak”. Tetapi dari berbagai alasan tersebut, terdapat satu alasan yang menarik bagi

peneliti yaitu alasan tidak menyukai makanan cepat saji ala barat karena “tidak enak”.

Bukan berarti mengesampingkan aspek subyektivitas informan, namun alasan ini

berbanding terbalik dengan suatu hal yang sudah menjadi rahasia umum, yaitu hampir

semua anak-anak menyukai makanan cepat saji. Apabila benar makanan cepat saji

memang tidak enak, maka anak-anak pun tentunya akan menjawab hal yang serupa.

Namun dalam hal ini mengapa seolah-olah para orangtua & pengasuh kompak menjawab

“tidak enak” padahal di sisi lain anak-anak sangat menyukai makanan cepat saji?. Peneliti

berspekulasi bahwa telah terjadi perbedaan kultur antara generasi orangtua & pengasuh

dengan generasi muda & anak-anak di dusun Nologaten. Di satu sisi anak mulai menyukai

dan mendefinisikan rasa “enak” adalah seperti rasa makanan cepat saji ala barat,

sedangkan di sisi lain para orangtua yang notabene dari generasi yang berbeda

mendefinisikan rasa “enak” adalah seperti makanan-makanan jawa atau makanan-

makanan rumahan yang sehat dan dengan gizi seimbang. Spekulasi lain adalah mungkin

saja generasi orangtua & pengasuh mengakui bahwa makanan cepat saji memiliki rasa

yang “enak”, namun mereka berusaha mengkonstruksikan dan meyakinkan dirinya bahwa

makanan-makanan lokal seperti misalnya Gudeg, Jadah tempe, dan Ayam ingkung jauh

lebih enak daripada makanan—makanan cepat saji ala barat. Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa setting sosial dari penelitian ini adalah terjadinya perbedaan kultur

antar generasi muda dan generasi tua, tiap-tiap generasi berusaha mempertahankan

eksistensi kultural mereka masing-masing. Terlepas dari apa yang terjadi di dusun

Nologaten, hal tersebut adalah hasil observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian

8 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 9: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

BAB III

ANALISIS

A. Persepsi Pengasuh terhadap Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak di

Desa Nologaten

Pada topik ini, peneliti membagi hasil temuan lapangan menjadi 5 bagian/kategorisasi

yang didalamnya mengandung penjelasan mengenai persepsi pengasuh terhadap makanan

cepat saji ala barat pada anak di Desa Nologaten yang mana saling berasosiasi antara

persepsi pengasuh dengan konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak, sebagai

berikut :

1. Orangtua

Bahasan Persepsi pengasuh tidak lepas dari kaitannya dengan Orangtua. Inilah yang peneliti temukan dalam lapangan. Dalam lapangan peneliti menemukan fakta bahwa sebagian besar dari informan (pengasuh) yang diwawancarai memaparkan tentang adanya kaitan antara pola asuh yang diterapkannya dengan pola asuh orangtua dari anak tersebut. Melalui wawancara dengan informan peneliti secara tersurat menemukan suatu informasi bahwa perlu adanya pola asuh yang saling mendukung antara orangtua dan pengasuh sehingga menunjang adanya pemahaman anak terutama dalam konsumsi makanan cepat saji ala barat. Berdasarkan yang peneliti dapatkan dari wawancara dengan informan mengenai adanya kaitan yang erat antara orangtua dan pengasuh membuat peneliti menulis bahasan khusus mengenai peran “Orangtua” menurut informan yang mana akan dijelaskan pada point berikut.

Dari wawancara peneliti bersama dengan pengasuh/informan, peneliti menemukan berbagai sebab dan alasan mengapa orangtua

9 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 10: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

menitipkan anak-anak mereka pada pengasuh. Sebagian besar dikarenakan oleh kesibukan kedua orangtuanya yang menyebabkan mereka tidak mampu mengawasi dan mengasuh anak hingga menitipkannya pada pengasuh. Selain itu, peneliti menemukan bahwa terdapat juga kondisi-kondisi lain yang menyebabkan seorang anak terpaksa harus dititipkan pada pengasuh. Salah satunya adalah seperti yang ada di story box berikut.

Story BoxSalah satu anak asuh dari informan peneliti, memiliki kondisi keluarga yang kurang kodusif. Ibunya memutuskan pergi dan tinggal di ibukota sedangkan ia tinggal bersama dengan ayahnya di Nologaten. Beruntung ia tinggal di lingkungan dimana keluarga besarnya masih tinggal bertetangga. bibi dari anak tersebut merasa iba dan kasihan melihat kondisi keluarga anak tersebut sehingga ia memutuskan untuk menjadi pengasuh anak tersebut selagi ayahnya pergi bekerja.

Seperti yang bias dibaca pada story box diatas, kondisi keluarga yang sudah tidak lagi harmonis menyebabkan kedua orangtua terpaksa berpisah dan tidak tinggal se-atap lagi.Akibatnya salah satu pihak dari kedua orangtua tersebut menjadi single parent dan memiliki peran ganda. Di satu sisi single parent berperan sebagai kepala keluarga yang berkewajiban mencukupi nafkah bagi anak-anaknya, namun disisi lain single parent juga harus bisa menjadi seorang ibu yang mampu mengurus anak. Namun karena tuntutan biaya hidup yang semakin tinggi ditambah dengan biaya pendidikan anak-anaknya, terkadang single parent lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja daripada meluangkan waktu untuk sekedar berkumpul bersama anak-anak. Oleh karena itu saat dalam kesibukan bekerja dan mencari nafkah seorang single parent terpaksa menitipkan anaknya kepada pengasuh agar tetap ada yang mengurus dan mengawasi anaknya .

10 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 11: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Orangtua yang sibuk bekerja biasanya fokus dalam tugas pekerjaanya sehingga kurang memperhatikan hal-hal yang secara tidak langsung berkaitan dengan anak-anak mereka. Hal ini termasuk juga  dalam hal konsumsi makanan terutama makanan cepat saji yang berkaitan dengan kesehatan dalam jangka panjang. Melalui wawancara dengan berbagai informan, peneliti dapat mengatakan bahwa terdapat sebagian orangtua yang sibuk bekerja membolehkan anak-anaknya mengonsumsi makanan cepat saji ala barat dan bahkan membelikan anak-anak mereka makanan cepat saji ala barat dengan tujuan tertentu. Makanan cepat saji ala barat memang banyak digemari anak-anak sehingga ada kemungkinan bahwa motif dari pemberian makanan cepat saji oleh orangtua adalah sebagai bentuk kompensasi dari waktu kebersamaan antara orangtua dan anak yang tersita oleh kesibukan bekerja. Makanan cepat saji ala barat dipilih karena sangat disukai anak-anak sehingga makanan tersebut dirasa tepat sebagai bentuk representasi atas kasih sayang mereka yang tersita atas kesibukan bekerja. Dalam segi harga, harga makanan cepat saji cukup beragam tergantung dari merek dan brand makanan cepat sajiala barat itu sendiri. Bagi orangtua yang berasal dari kalangan menengah keatas pasti tidak sulit untuk membelikan anaknya makanan-makanan cepat saji ala barat seperti MC’D ataupun KFC. Namun bagi orangtua yang berasal dari kalangan menengah kebawah tersedia juga alternatif makanan cepat saji yang berasal dari brand-brand lokal seperti Popeye, Olive, dan Jogja Chicken yang harganya jauh lebuh tejangkau apabila dibandingkan dengan brand-brand diatas.

11 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 12: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Gambar 3.1 Orangtua yang mengajak anak-anaknya makan di restoran fast food

Sumber: https//depositophotos.com//Paragraf diatas menunjukkan bahwa meski sebagian besar

waktu anak dihabiskan dengan pengasuh tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat peran orangtua yang kuat dalam menentukan setiap perilaku anak termasuk dalam konsumsi makanan cepat saji ala barat.Sehingga meski anak tersebut tidak mengonsumsi makanan cepat saji selama dalam pengawasan pengasuh, sangat dimungkinkan konsumsi makanan cepat saji anak justru diberikan oleh orangtua dalam pengawasan orangtua. Hal demikian juga dikatakan oleh ibu sardi selaku pengasuh dari seorang anak bernama Fatah

Verbatim Box...misalkan yo mas cireng karo chicken ki berbahaya tapi wong tuwane gawene nukokke yo podho wae ho’o toh......misalkan ya mas, cireng dan chicken(fastfood) itu berbahaya tapi orangtuanya membelikan terus ya sama saja iya kan?

Ibu SardiAdanya kaitan antara pola asuh orangtua dan pola asuh

pengasuh dalam menentukan perilaku anak juga didukung oleh jurnal milik Istina Rakhmawati yang menyatakan bahwa Orangtua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya dalam keluarga. Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan oleh

12 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 13: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Hurlock(1978) yang menyatakan bahwa orang yang paling penting bagi anak adalah orangtua, guru dan teman sebaya(peer group).

2. Pengasuh

Pola pikir, sikap, dan perbuatan anak tidak akan lepas dari keterkaitan persepsi

pengasuh. Status pengasuh yang disandangnya menyebabkan timbul keinginan terbaik

untuk masa depan anak-anaknya. Pengasuh akan menyiapkan segala hal yang sesuai

untuk tumbuh kembang dan masa depan anak-anaknya, terlebih pada pola konsumsi

makanannya. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa dalam prosesnya terdapat

keterkaitan antara persepsi pengasuh terhadap konsumsi makanan anak. Persepsi yang

ada pada pengasuh mengenai baik dan buruknya makanan menentukan batasan anak

untuk mengkonsumsi makanan , termasuk dalam urusan makanan cepat saji ala barat.

Bahasan mengenai persepsi pengasuh terhadap konsumsi makanan cepat saji ala

barat pada anak khususnya di Desa Nologaten tidak terlepas dari alasan mengapa

pengasuh masih memperbolehkan anaknya untuk mengkonsumsi makanan tersebut

dengan berbagai alasan pendukung, meskipun melalui informan yang peneliti temui

keseluruhan melarang anak-anaknya untuk mengkonsumsi makanan tersebut.

13 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Story Box

Siang itu sekitar pukul 13.45 Nenek Kartini pengasuh dari Satria dan 2 cucu perempuan lainnya sedang menyuapi makan siang cucu-cucunya. Saat peneliti datang Ibu Kartini sangat antusias ingin menjadi informan

Saat wawancara dimulai, terlihat bahwa pengasuh tersebut sangat menyayangi cucunya terlihat dari perhatian dan tingkah laku cucu-cucunya terhadap sang pengasuh. Di tengah perbincangan membahas mengenai cara menanggulangi masalah konsumsi makanan cepat saji pada satria sang nenek menjawab “ya lebih karena terpaksa” “ Kalau bisa pasti di masakkan dirumah” sontak ini membuat pewawancara berfikir bahwa Etic yang saya bangun sedikit berbeda. Dan ketika saya membahas mengenai tanggapan konsumsi makanan cepat saji ala barat pengasuh menjawab “ ya rocket itu”, “gak enak””mahal” “gak sehat”. Bagi pengasuh makanan cepat saji adalah makanan yang bukan di konsumsi oleh keluarganya karena banyak alasan yang mendasarinya.

Hubungan yang dijalin antara cucu dan neneknya sangatlah kental terlebih karena

sang nenek memang menjaganya dengan penuh perhatian. Mengenai konsumsi

makanan cepat saji ala barat pada anak, generasi tua (pengasuh) sangat tidak

menyetujui dan berusaha menghalangi cucu-cucunya untuk mengkonsumsi itu

dengan cara selalu memasakkannya dirumah, Namun jika memang sangat

terpaksa maka sang pengasuh tetap memperbolehkan cucunya mengkonsumsi

makanan cepat saji namun dengan batasan-batasannya.

Page 14: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Melalui informan yang telah diwawancarai yaitu pengasuh yang kebanyakan

adalah seorang nenek dan kakek ditemukan fakta bahwa mereka membatasi anak-

anaknya untuk makan diluar rumah dengan cara sebisa mungkin memasak makanan

dirumah, sehingga kemungkinan anak untuk membeli makanan cepat saji ala barat

sangatlah jarang. Inilah yang dikatakan salah satu informan yaitu ibu kartini : “ya

cuman lebih karena terpaksa sih mbak, kalau bisa dimasakan ya pasti masak kok

mbak. Lagian ya gak baik juga to mbak buat kesehatan ya jadinya gimana kalau harus

di bolehin”. Pembatasan ini juga tidak hanya berasal dari pengasuh namun juga dari

orang tua anak. Pembatasan yang dilakukan pengasuh juga didasari oleh usia mereka

yang dibilang sudah lanjut usia/ tua dan anggapan tentang diri mereka yang kuno.

Anggapan kekunoan pada diri pengasuh membawa karakter lidah mereka untuk tidak

cocok memakan makanan tersebut dan cenderung lebih sensitif terhadap segala apa

yang di konsumsi oleh anak-anaknya.

Menurut informan yang diwawancarai mereka mengartikan makanan cepat saji

sebagai makanan yang tidak layak dikonsumsi dalam jangka panjang. Ditemui pula

informasi dilapangan bahwa tidak semua pengasuh mengartikan makanan cepat saji

ala barat sesuai dengan batasan ala barat yang sesungguhnya. Masih ada informan

yang mengartikan makanan cepat saji ala barat sama dengan makanan cepat saji ala

lokal/ brand lokal. Bagi mereka segala makanan cepat saji merupakan makanan ala

barat yaitu makanan yang diadopsi dari luar. Hal ini dikarenakan pengasuh membawa

kultur lama yaitu makanan lokal/ makanan tradisional sebagai makanan zaman dulu

yang di buat dengan bahan dasar sehat dan perlu waktu sedikit lama untuk

memprosesnya menjadi makanan. Makanan lokal yang diartikan pengasuh tidak

mutlak makanan sehat karena dalam wawancara ditemui bahwa mereka menyebut

ayam goreng, batagor, cireng, es cream, bakso, dan mie ayam sebagai makanan

lokal/tradisional yang mana sebenarnya makanan-makanan tersebut juga makanan

cepat saji. Ketidaksadaran tersebut dijadikan sebagai kebiasaan dan dikonsumsi setiap

harinya oleh pengasuh dan anak. Ditambah pula informan menyebutkan makanan yang

memang dikatakan sebagai makanan sehat seperti telor, sayur, sayur bayam, sop, ayam

bakar lalapan, tumis dan kangkung sebagai makanan yang dimasak dirumah dan

14 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 15: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

dikonsumsi setiap hari. Makanan inilah yang menjadi titik silang dari

diperbolehkannya anak mengkonsumsi makanan cepat saji.

Melalui penjelasan diatas diketahui bahwa keseluruhan pengasuh benar-benar

membatasi persepsi dan perilaku mereka mengenai makanan cepat saji ala barat

sehingga anak-anak pun secara tidak sadar melakukan hal yang sama dengan yang

dilakukan pengasuh. Kemudian ketika pengasuh diwawancarai mengenai tanggapan

mereka tentang makanan cepat saji ala barat dengan batasan sebenarnya keseluruhan

menjawab melarang namun juga memperbolehkan dengan berbagai alasan pendukung

yang memang masuk akal.

Dari informan diketahui bahwa mereka melarang anak untuk mengkonsumsi

makanan cepat saji ala barat seperti KFC, McD, Burger King, dll dikarenakan persepsi

mereka bahwa 1. makanan tersebut adalah makanan yang tidak sehat dengan artian

ayam yang dipakai adalah ayam suntikan, minyak yang digunakan untuk menggoreng

dipakai 3 kali lebih yang mana sebenarnya baiknya minyak goreng digunakan 2-3 kali

penggorengan saja, 2. kemasan yang digunakan untuk membungkus ayam tersebut jika

dibungkus/ dibawa pulang juga bukan dari bahan plastik yang sehat diketahui karena

salah satu dari informan pernah bekerja dipabrik plastik atau pembungkus yang

digunakan sebagai kemasan makanan cepat saji ala barat ,dan yang ke 3. bahwa

makanan cepat saji ala barat adalah makanan yang berbahaya/ beresiko yang mereka

mendapat informasinya melalui televisi-televisi, koran, dan percakapan satuorang

dengan orang lainnya. Sehingga mereka dapat menasehati, dan memberitahu dampak

bagi kesehatan pada anak-anaknya dan menjadikan mereka mengkonsumsi makanan

sehat/ makanan non cepat saji ala barat.

Tidak hanya melarang secara mutlak, namun pengasuh tetep memperbolehkan anak-

anaknya untuk mengkonsumsi makanan cepat saji ala barat dalam intensitas jarang

dengan pertimbangan 1. Puasa, ketika anak berpuasa maka keinginan mereka untuk

membeli makanan cepat saji ala barat lebih besar dikarenakan saat berpuasa ditemui

dipinggiran jalan makanan-makanan tersebut dijual dengan kemasan menarik dan juga

diskon-diskon yang fantastis untuk membuat daya tarik tersendiri, 2. Menahan lapar

dan terpaksa, tidak 24 jam makanan sehat yang di masak dirumah akan selalu ada,

karena akan ada waktu dimana makanan itu habis atau bahan yang digunakan habis

sehingga tidak tersedia makanan dirumah yang kemudian anak akan merasa lapar.

Untuk menghindari kelaparan sang anak terlebih ketika jam makan siang maka

15 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 16: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

pengasuh memperbolehkan anak mereka makan makanan cepat saji, 3. Berprestasi,

ketika anak mendapatkan prestasi maka secara langsung anak akan meminta imbalan

dari apa yang mereka usahakan dan kebanyakan dari mereka akan meminta untuk

dibelikan makanan cepat saji ala barat. Pengasuh akan membelikan makanan tersebut

dengan cara mengantarkannya ke restoran siap saji, dengan alasan ketika pengasuh

mengantarkan anak maka pengasuh tetep bisa membatasi konsumsi makanan mereka

dan membuat mereka merasa senang.

Dari penjelasan-penjelasan di atas peneliti mendapatkan informasi tentang konsumsi

makanan cepat saji ala barat pada anak melalui persepsi pengasuh khususnya di Desa

Nologaten bahwa pengasuh selalu mengusahakan anak-anaknya untuk makan

makanan yang sehat yang mana diselingi oleh pembolehan mengkonsumsi makanan

cepat saji ala barat dengan intensitas jarang dan alasan yang masuk akal.

3. Makanan Cepat Saji ala Barat

Fast Food Ala Barat pada dasarnya merupakan makanan cepat saji yang berasal

dari barat seperti Mc’D, KFC, Burger King, dan lain-lain. Di negara asalnya sendiri,

makanan seperti ini dikonsumsi karena harganya murah dan porsinya banyak, sehingga

konsumenya rata-rata adalah orang dengan pendapatan yang rendah dan minim akan

kesadaran kesehatannya. Berbeda dengan Indonesia yang menganggap makanan

seperti itu adalah makanan untuk kelas atas dikarenakan harganya yang tergolong

mahal. Namun makanan cepat saji itu sendiripun sudah diadaptasi oleh masyarakat

lokal dengan menghadirkan makanan cepat saji serupa dengan merk lokal dan harga

yang lebih murah, contohnya di Kota Yogyakarta ini sendiri banyak sekali gerai

makanan cepat saji lokal seperti Popeye, Olive, dan sebagainya. Masyarakat di Desa

Nologaten lebih akrab dengan makanan cepat saji lokal seperti Popeye, Olive, Rocket

Chicken dikarenakan harganya yang lebih terjangkau dan letak gerainya pun sangat

dekat dengan tempat tinggal warga. Jika harga makanan cepat saji ala barat dengan

merk luar seperti Mc’D contohnya yang berkisaran Rp.25.000 ke atas, makanan cepat

saji dengan merk lokal berkisar dari mulai Rp.10.000 yang tentunya jauh lebih murah

walaupun fasilitas dan letak gerai juga cenderung berbeda dengan gerai makanan cepat

saji ala barat. Gerai makanan cepat saji lokal biasanya terdapat dimana saja bahkan di

jalan-jalan sempit dengan fasilitas seadanya, berbeda dengan gerai makanan cepat saji

ala barat yang biasanya terdapat di mall atau pinggir jalan besar dengan fasilitas seperti

pendingin ruangan, Wifii, dan parkir yang luas. Terlepas dari tempatnya, ada pula

16 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 17: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

informan yang memahami makanan cepat saji ala barat yaitu sebagai ayam goreng,

minuman kemasan, ataupun makanan kaleng asalkan yang menurut mereka praktis.

Pandangan informan mengenai makanan cepat saji itu sendiripun berbeda-beda. Bagi

para pengasuh yang kami wawancarai yang rata-rata memiliki usia lanjut berpendapat

bahwa rasa dari makanan cepat saji itu tidak cocok dengan lidah mereka yang

“Indonesia” dan lebih memilih untuk memakan makanan rumah seperti sayur-sayuran

seperti yang dikatakan oleh salah seorang informan yang berusia lanjut dalam verbatim

box berikut.

Verbatim Box

“…saya itu ya misalnya saya itu ndak makan sayur tiga hari ijo ijo an itu aja sayur sayur apa bentuk daun pepaya, daun apa sawi apa apa itu aja kayak orang apa punya orok itu lo punya bayi kecil itu kan kalau nggak makan sayuran kan saya kayak gitu misalnya dua hari tiga hari nggak ketemu sama sayur”

IbuHarjani

Lain halnya dengan cucu-cucu mereka yang sebagian besar mengakui bahwa rasa

dari makanan cepat saji itu memang enak. Selain dari rasanya, para informan baik

pengasuh maupun anak pada dasarnya sadar akan dampak buruk makanan cepat saji

tersebut. Rata-rata dari mereka memilih makanan cepat saji hanya sebagai menu

alternatif ketika tidak ada makanan di rumah ataupun karena terpaksa.

Verbatim Box

“Duh mbak saya itu pokoknya ndak suka mbak makanan kayak gitu itu. Gak enak enakan masakan rumah trus juga mahal toh mbak sayang uangnya mbak mending buat cucu aja jajan mbak. Gak sehat juga mbak gak ada sayur-sayurnya gitu toh padahal kalau seumur saya sama cucu ini kan harus banyak makan sayuran toh mbak biar sehat jauh juga mbak..........”,

Ibu Kartini

Verbatim Box

“Oh...mahal banget, ternyata gara-gara opo? Kakehan mangan chicken (kebanyakan makan chicken/fast food)...memang anak itu nek digawekke ora gelem, gelem e chicken yo kuwi pokoke, mangan e kuwi kuwi kuwi kuwi kuwi (memang anak itu kalau dibuatkan makan nggak mau, maunya ya chicken/fast food, makannya ya itu-itu saja) sebegitu saya sampai terkejutnya”.

Ibu Sardi

Contohnya seperti saat sarapan dan terburu-buru maka akan dibekali makanan

cepat saji, atau mungkin jika semua sibuk dan tidak ada waktu untuk memasak, maka

agar lebih praktis dan cepat mereka membeli makanan cepat saji. Ada pula yang 17 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 18: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

membeli makanan cepat saji karena keinginan sendiri namun hal tersebut jarang

dilakukan dikarenakan pengasuh yang juga membatasi konsumsi makanan cepat saji

atas beberapa alasan yaitu kesehatan, lokasi gerai, dan harga. Dari segi kesehatan, rata-

rata menyebutkan tidak sehatnya makanan cepat saji yaitu karena tidak segar dan

mendengar dari berbagai informasi seperti televisi bahwa ada yang dinamakan “ayam

suntik” , ada pula yang melihat tetangganya terkena penyakit akibat terlalu banyak

mengkonsumsi makanan cepat saji ,seperti cerita salah satu informan yang mengku

bahwa ada tetangganya yang memiliki rambut pitak di karenakan mengkonsumsi

makanan cepat saji secara berlebihan.

Lalu ada yang beralasan karena banyak bahan pengawet, dan karena menurut

mereka minyak yang digunakan dalam makanan cepat saji itu tidak sehat. Bagi

pengasuh yang lanjut usiapun makanan cepat saji dapat menyebabkan kolesterol

karena minyaknya dan ayamnya. Ada pula pengasuh yang melarang cucunya membeli

makanan cepat saji ala barat karena lokasinya yang jauh. Selain itu, menurut informan

harga makanan cepat saji cenderung mahal terutama yang dikatakan sebagai makanan

cepat saji ala barat yaitu Mc’D, KFC, sebab itu mereka cenderung memilih popeye,

rocket chicken yang lebih murah atau dikarenakan pula yang mereka ketahui sebagai

makanan cepat saji hanyalah merk tersebut. Bagi yang gemar mengkonsumsi makanan

cepat saji, mereka berpendapat bahwa tempat yang disediakan oleh gerai makanan

cepat saji cukup nyaman terutama bagi anak-anak, mereka berpendapat bahwa gerai

makanan cepat saji yang memiliki tempat bermain seperti Mc’D itu menyenangkan.

Namun kebanyakan dari mereka terutama yang mengkonsumsi popeye ataupun rocket

chicken memilih untuk menyantap makanannya di rumah masing-masing atau

istilahnya di bungkus karena merasa lebih nyaman ketika makan di rumah sendiri.

Ketika kami mulai membahas mengenai iklan, rata-rata informan melihatnya melalui

televisi. Tidak hanya itu, ada pula yang mengamati iklan melalui baliho-baliho di

jalan. Salah satu informan yang merupakan seorang anak berpendapat bahwa iklan

yang ia ingat adalah iklan KFC dikarenakan ayamnya yang menggoda dan terlihat

enak.

Persepsi warga tentang makanan cepat saji cenderung sama yaitu berbahaya jika

dikonsumsi berlebihan, entah informasinya mereka dapatkan melalui televisi, internet,

maupun melalui omongan orang-orang terutama warga sekitar atau teman sepergaulan.

Ada pula yang membandingkan makanan cepat saji dengan jajanan-jajanan pinggir

18 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 19: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

jalan yang tidak higenis dan murah, yang sering dikonsumsi anak-anak terutama yang

terdapat pada pinggir jalan dekat sekolah. Menurut informan tersebut makanan cepat

saji dan jajanan pinggir jalan sama saja, contohnya sama-sama tidak higenis dan tidak

sehat karena tidak jelas cara memasaknya dan bahan-bahan yang digunakan untuk

membuat, hanya saja harganya berbeda karena jajanan pinggir jalan tentu jauh lebih

murah menyesuaikan kantong anak-anak. Pada intinya, pemahaman masyarakat Desa

Nologaten mengenai arti dari “makanan cepat saji ala barat” masih kurang, karena bagi

mereka semua makanan ataupun minuman yang dianggap tahan lama dan praktis

adalah makanan cepat saji ala barat. Mengenai persepsi tentang konsumsi makanan

cepat saji, bagi mereka sama saja bahwa makanan cepat saji cenderung berdampak

negatif dan tidak sehat, namun tetap dikonsumsi atas dasar terpaksa maupun

memenuhi keinginan anak namun tetap membatasi.

4. Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak

Gambar 3.2 Anak yang sangat gemar mengonsumsi fast food

Sumber: https//fokusjambi.com/

Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji saat ini memang sudah tidak dapat

dipungkiri lagi. Hal tersebut dikarenakan seiring berkembangnya zaman, kini restoran

siap saji dapat ditemukan dengan mudah. Keberadaannya yang mudah ditemukan dan

selalu memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen dan menjadikan seseorang

untuk terus mengkonsumsi makanan cepat saji tanpa harus berfikir panjang. Sebagian

besar orang pasti menilai bahwa makanan cepat saji memiliki rasa yang lezat apalagi

bagi anak-anak yang memang pada dasarnya menyukai makanan yang menarik dengan

tempat yang nyaman, bersih, dan tanpa harus menunggu lama dalam penyajiannya.

19 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 20: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Hal tersebut tentunya akan berkaitan dengan bagaimana konsumsi makanan cepat saji

ala barat pada anak.

Membahas tentang konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak tentunya

tidak terlepas dari berbagai macam alasan mendasar dalam diri seorang anak mengapa

ia menjadikan makanan cepat saji ala barat sebuah pilihan bagi mereka. Selain alasan

mendasar dalam diri mereka, konsumsi makanan cepat saji ala barat ini juga tidak

terlepas dari peran lingkungan yang dapat mempengaruhi pola konsumsi pada anak.

Peran penting lingkungan tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara terhadap

informan mengenai bagaimana peran pengasuh terhadap konsumsi makanan cepat saji

ala barat pada anak. Pengasuh sebagai informan yang dimaksud yaitu anggota keluarga

selain orangtua dan asisten rumah tangga. Hasil wawancara tersebut membuktikan

bahwa pengasuh memiliki peran yang penting dalam pola konsumsi anak terhadap

makanan cepat saji.

Berbagaimacam isu tentang bahaya makanan cepat saji (fast food) yang termasuk

makanan tidak sehat memang bukan lagi rahasia umum, bahkan hamper semua orang

mengetahuinya. Isu-isu di media banyak membahas tentang berbagai macam penyakit

yang di sebabkan oleh konsumsi makanan cepat saji ala barat secara berlebihan seperti

contohnya banyak anak yang terkena obesitas, dan juga seseorang dapat menderita

kolestrol karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji ala barat. Isu

tentang bahayanya fast food ternyata sudah tersebar di berbagai kalangan.Hal tersebut

ditunjukkan dengan jawaban-jawaban yang dilontarkan oleh informan pengasuh yang

telah diwawancari, dan semua pengasuh menganggap bahwa makanan cepat saji

merupakan makanan yang tidak sehat sehingga dapat menyebabkan munculnya

berbagai macam penyakit. Salah satu seorang informan nenek yang bernama Harjani,

menjelaskan bahwa beliau mengetahui kandungan-kandungan berbahaya dalam

makanan cepat saji terutama yang berbahan dasar ayam (ayamsuntik) dari acara

televisi seperti Dokter Oz yang sering beliau saksikan. Sehingga acara televisi tersebut

dianggap dapat menambah informasi dan juga pengetahuan untuk mendidik,

menasihati, dan sekaligus mengatur intensitas konsumsi anak pada makanan cepat saji.

Selain itu, informan lain menjelaskan bahwa beliau memperbolehkan anak untuk

mengonsumsi makanan cepat saji pada acara tertentu, seperti acara keluarga, dan

acara ulang tahun teman.

20 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 21: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Verbatim Boxmisalnya ki SD-SD kene iki misale”pak aku ra maem je” si fatah”aku ra maem” ”ngopo?” “kancaku ngko ulang tahun nah terus ngko aku arep nang nggone popeye” gimana coba? Wis piye? [kan di sana misalnya anak-anak SD sini misalnya”pak aku nggak makan ya” si fatah “aku nggak makan” “kenapa?” “temanku nanti ulang tahun terus aku mau ke tempat popeye” gimana coba? Nah gimana?]...orang tuanya ora repot bocahe seneng...

IbuSardiTidak hanya pada kesempatan itu saja, namun ketika seorang anak berprestasi tak

jarang pengasuh memberikannya hadiah berupa makanan cepat saji atas prestasinya

tersebut. Beliau juga menjelaskan bahwa kadangkala ketika tidak ada makanan di

rumah, maka memperbolehkan si anak tersebut untuk mengonsumsi makanan cepat

saji.

Sebagian besar anak memang lebih menyukai makanan cepat saji dibandingkan

dengan makanan yang lain. Maka dalam hal ini peran pengasuh sangat dibutuhkan

untuk mengontrol konsumsi anak terhadap makanan cepat saji. Salah satu informan

kakek yang bernama Jawadi menjelaskan bahwa bahwa cucunya sangat menyukai

makanan cepat saji dan sering dalam mengonsumsinya, hal tersebut ternyata

dikarenakan oleh kedua orangtuanya yang tidak mendukung untuk mengkonsumsi

makanan yang sehat seperti sayur-sayuran walaupun beliau seorang kakeknya juga

tidak setuju apabila cucunya terus menerus untuk mengonsumsi makanan cepat saji. Di

samping ketidaksetujuannya terhadap hal tersebut, tetapi beliau juga beranggapan

bahwa sekarang ini memang zamannya untuk makan makanan cepat saji yang tentunya

akan berkaitannya dengan pergaulan si anak. Pergaulan tersebut yang telah dijelaskan

oleh infoman pengasuh contohnya seperti apabila seorang teman mereka membeli

makanan cepat saji maka ia akan merasa pengen juga dan ikut-ikutan untuk

membelinya.

Story Box

Salah satu informan peneliti yaitu seorang anak kecil bernama fadhil mengaku

menyukai makanan cepats aji ala barat karena rasanya yang enak dan gurih terlebih

pada bagian kulitnya yang tebal

21 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 22: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Berdasarkan informan anak, mereka merasa senang apabila mengonsumsi

makanan cepat saji ala barat karena rasanya yang enak, ayamnya yang menggoda

apalagi bagian kulitnya yang gurih dan renyah. Mereka juga menjelaskan bahwa

alasan mereka untuk mengkonsumsi makanan cepat saji yaitu kepraktisannya,

pendapat itu tentunya sesuai dengan definisi makanan cepat saji itusendiri. Mudahnya

memperoleh makanan tersebut di pasaran yang menyediakan variasi makanan sesuai

selera dan daya beli masyarakat dan penyajiannya lebih cepat, sangat membantu bagi

mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaannya (Sulistijani, 2002).

Alasan karena kepraktisan tersebut diungkapkan oleh salah satu informan anak

kelas X SMA yang bernama Ayu, ketika hendak keluar bersama teman-temannya, dan

mereka mengkonsumsi makanan cepat saji apabila mereka merasa bosan dengan

masakan rumah, sehingga memutuskan untuk membeli makanan cepat saji dari pada

makanan yang lainnya. Namun, beberapa informan anak lainnya menjelaskan bahwa

mereka merasa takut dan was-was ketika mengonsumsi makanan cepat saji karena

mereka telah diberitahu bahwa makanan cepat saji itu berbahaya dan dapat

memberikan dampak buruk yang tidak diinginkan sama sekali, Beberapa contohnya

seperti salahsatu informan pengasuh bernama Sardi melihat salah satu tetangganya

yang memiliki orangtua dengan latarbelakang secara intelektual cukup bagus, tetapi

anaknya yang masih SD justru rambutnya pitak (botak) karena terlalu banyak

mengkonsumsi makanan cepat saji (terutama yang berbahan dasar ayam)

Verbatim Box“pernah ya, saya itu ada tetangga dia itu ibunya sibuk terus ibunya sibuk eee padahal dari keluarga secara intelektual itu bagus nah to tiba-tiba si anak itu entah usianya berapa ya masih SD kok...petak mas...ternyata gara-gara opo? Kakehan mangan chicken[kebanyakan makan chicken/fast food]

IbuSardiAnggapan-anggapan tersebutlah tentunya mendorong pengasuh untuk mengontrol

seorang anak agar tidak mengonsumsi makanan cepat saji terus menerus mungkin

seminggu hanya sekali atau dua minggu sekali.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa pengasuh dan anak di Desa

Nologaten, mereka mengaku jarang dalam mengonsumsi makanan cepat saji dan juga

tidak membiasakan untuk mengonsumsi makanan cepat saji pada anggota keluarga

mereka. Hal tersebutdikarenakan mereka telah mengetahui bahaya yang ditimbulkan

apabila mengonsumsi makanan cepat saji terus menerus. Jadi mereka pun

22 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 23: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

mengonsumsi makanan cepat saji dengan alasan-alasan tertentu seperti yang telah

dijelaskan di atas, dan tentunya konsumsi anak pada makanan cepat saji di Desa

Nologaten ini sangat didorong oleh peran pengasuh.

5. Dampak Konsumsi Makanan Cepat saji ala Barat pada Anak

Fast food sering dikatakan sebagai makanan cepat saji. Makanan cepat saji

artinya praktis, mudah, dan diolah dengan cara yang sederhana. Bertram (1975)

mendefinisikan makanan cepat saji merupakan makanan yang dapat disiapkan dan

dikonsumsi dalam waktu yang singkat. Makanan yang disajikan secara cepat dan

mudah selalu terindikasi tidak sehat. Lalu apakah makanan cepat saji juga tergolong

kategori makanan tidak sehat? apa yang menyebabkan makanan cepat saji menjadi

makanan tidak sehat? Apa saja dampak dari konsumsi makanan cepat saji ala barat?

Dan bagaimana persepsi pengasuh dalam hal ini kaitannya dengan kakek, nenek, atau

siapapun yang mengasuh anak tetapi masih anggota keluarga dan bukan orangtua nya

menggambarkan dampak dari makanan tersebut?

Segala sesuatu pasti memiliki dampak, begitu pula dengan konsumsi makanan

cepat saji pada anak. Menurut informasi dari informan anak, makanan cepat saji ialah

makanan yang tidak sehat karena menurut dia makanan cepat saji dapat menyebabkan

sakit perut. Meskipun begitu dia tetap saja tertarik pada makanan cepat saji ala barat

ini. Bahkan menurut neneknya ayam yang menjadi bahan dasar pembuatan makanan

cepat saji ala barat seperti McD, KFC merupakan ayam suntikan dan dapat

menyebabkan sakit perut. Meskipun begitu informan masih saja mengonsumsi

makanan cepat saji ala barat dengan alasan rasanya yang enak dan teman-temannya

juga mengonsumsi. Informan juga mengatakan bahwa ayam McD, KFC juga

mengandung cacing, jadi apabila dia akan mengonsumsi ayam kfc maupun mcd dia

akan mengecek terlebih dahulu ayam itu dan dilihat apakah benar ada cacingnya atau

tidak.

Dari perspektif pengasuh dalam hal ini adalah nenek, beliau mengatakan bahwa

makanan cepat saji ala barat ini merupakan makanan yang tidak sehat. maka dari itu

beliau memperbolehkan cucunya mengonsumsi makanan cepat saji hanya karena kalau

ingin saja, itupun jarang-jarang. Seminggu mungkin hanya sekali atau dua minggu.

23 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 24: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Nenek merasa kasihan kalau cucunya benar-benar dilarang untuk mengonsumi

makanan cepat saji karena melihat teman-teman cucunya juga mengonsumsi.

Dalam hal ini pengasuh tidak hanya seorang nenek namun ada juga kakek. Jadi

perspektif seorang kakek mengatakan bahwa makanan cepat saji ala barat juga

merupakan makanan yang tidak sehat

“Emang sekarang itu ya, makanan-makanan sekarang banyak mengandung apa pengawet”.

“Lahiya mba, makanan-makanan seperti itu dari bungkus nya aja yang kaya minyak itu udah bahaya banget”.

“Ya saya kasih tahu bahayanya, terus kalo minta gak saya kasih”. “Pernah mba, tapi ke orangtuanya. Kalo saya si mending anaknya nangis kejer

gapapa asal tidak makan racun.”Bapak jawadi

Dari verbatim box di atas bahkan beliau mengatakan makanan cepat saji ala barat

seperti KFC dan McD sudah tidak sehat mulai dari kemasannya, katanya lapisan

plastik dalam kemasan sangat berbahaya bagi tubuh, lalau juga pengawet yang

terkandung dalam makanan cepat saji ala barat tentu berbahaya juga bagi kesehatan.

Mengapa beliau berkata demikian? Karena beberapa tahun yang lalau beliau pernah

bekerja dalam bidang percetakan bungkus di Yogyakarta. Maka dari itu beliau sangat

melarang cucunya untuk mengonsumsi makanan cepat saji ala barat. Beliau

mengatakan bahwa lebih baik cucunya menangis daripada harus membelikannya

racun. Artinya sang kakek sebagai pengasuh sudah menyadari adanya bahaya yang

cukup mengkhawatirkan akibat konsumsi makanan cepat saji ala barat.

Kakek juga mengatakan bahwa dampak dari konsumsi makanan cepat saji ala

barat ini memang tidak langsung terasa, namun efeknya akan berasa beberapa puluh

tahun kemudian. Menurut kakek, zat-zat kimia yang terkandung dalam makanan cepat

saji ala barat akan mengendap dan nantinya akan muncul setelah beberapa tahun

lamanya. Dampak ini yang kemudian membuat kakek sangat tidak menyarankan

cucunya mengkonsumi makanan cepat saji ala barat. Meskipun kakek tahu untuk tidak

mengonsumsi itu sangat tidak mungkin bagi anak zaman sekarang

24 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 25: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Gambar 3.3 Anak yang sedang mengecek kadar gula darahnya

Sumber: https//I.ytimg.com/

Lain sumber mungkin lain perspektif, namun dari ketiga sumber diatas yaitu satu

informan anak dan dua informan pengasuh yang terdiri kakek dan nenek mengatakan

hal yang sama, yaitu makanan cepat saji ala barat merupakan hal yang tidak sehat.

satu lagi, perspektif pengasuh dari budhe juga mengatakan bahwa makanan cepat saji

ala barat juga merupakan makanan yang tidak sehat. budhe ini merawat keponakannya

sejak kelas 5 SD dan sekarang sudah kelas 6 SD karena kedua orang tuanya telah

bercerai dan ibunya tidak tahu kemana perginya. Menurut informan ke empat ini yaitu

budhe, makanan cepat saji ala barat dapat menyebabkan penyakit gula dan

menganggu kesehatan ginjal. Beliau mengatakan seperti itu karena ada anak smp

yang terkena gula dan harus cuci darah. Beliau mengatakan ini merupakan efek dari

makanan cepat saji ala barat.

Pengetahuan yang didapat dari para informan tentang makanan cepat saji ala

barat ada 2, yaitu yang pertama makanan cepat saji ala barat merupakan makanan

yang tidak sehat, dan yang kedua makanan cepat saji ala barat merupakan makanan

yang mengandung resiko. Dua pengetahuan tersebut yang menyebabkan para

informan tidak melulu mengonsumsi dan menyarankan memakan makanan cepat saji

ala barat. Informan hanya mengonsumsi makanan cepat saji ala barat hanya jika ada

keinginan sesaat. Tidak harus setiap hari, bahkan satu minggu sekali pun jarang.

Intinya, dari pendapat informan tidak ada yang benar-benar setuju dengan

konsumsi makanan cepat saji ala barat. Bahkan informan memang tidak menyukai itu

karena faktor kesehatan. Dampak yang ditimbulkan oleh makanan cepat saji ala barat

sangat menggangu bagi kesehatan. Seperti yang sudah di jelaskan di atas ada penyakit

gula, ginjal, dan sakit perut. Misalkan informan mengonsumsi itu hanya sesekali

25 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 26: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

karena rasanya yang enak dan praktis. Kepraktisan ini juga bisa jadi pemicu

mengonsumsi makanan cepat saji ala barat.

Dampak-dampak tersebut nampaknya sudah disadari informan lebih dini sehingga

lebih sadar akan bahaya makanan cepat saji dan dapat mencegahnya dengan tidak

terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji ala barat.

B. Story Box

Hubungan yang dijalin antara cucu dan neneknya sangatlah kental terlebih karena sang nenek memang menjaganya dengan penuh perhatian. Mengenai konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak, generasi tua (pengasuh) sangat tidak menyetujui dan berusaha menghalangi cucu-cucunya untuk mengkomsi itu dengan cara selalu memasakkannya dirumah, Namun jika memang sangat terpaksa maka sang pengasuh tetap memperbolehkan cucunya mengkonsumsi makanan cepat saji namun dengan batasan-batasannya.

26 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Siang itu sekitar pukul 13.45 Nenek Kartini pengasuh dari Satria dan 2 cucu perempuan lainnya sedang menyuapi makan siang cucu-cucunya. Saat peneliti datang Ibu Kartini sangat antusias ingin menjadi informan

Saat wawancara dimulai terlihat bahwa pengasuh tersebut sangat menyayangi cucunya terlihat dari perhatian dan tingkah laku cucu-cucunya terhadap sang pengasuh. Di tengah perbincangan membahas mengenai cara menanggulangi masalah konsumsi makanan cepat saji pada satria sang nenek menjawab “ya lebih karena terpaksa” “ Kalau bisa pasti di masakkan dirumah” sontak ini membuat pewawancara berfikir bahwa Etic yang saya bangun sedikit berbeda. Dan ketika saya membahas mengenai tanggapan konsumsi makanan cepat saji ala barat pengasuh menjawab “ ya rocket itu”, “gak enak””mahal” “gak sehat”. Bagi pengasuh makanan cepat saji adalah makanan yang bukan di konsumsi oleh keluarganya karena banyak alasan yang mendasarinya.

Pada hari sabtu 14 apriil 2018 pukul 11.00 wib peneliti mendatangi sebuah rumah yang kala itu ada 2 orang kakek yang sedang berbincang di teras rumah. Peneliti kemudian memohon izin untuk melakukan wawancara dan kemudian dipersilahkan masuk. Akhirnya peneliti memulai wawancara dengan salah satu kakek ini yang tinggal serumah dengan cucunya kelas 2 smp. Kakek ini mengerti apa itu makanan cepat saji ala barat dalam hal ini seperti KFC atau McD karena rumah kakek ini dekat dengan dua gerai tersebut. Namun, kakek juga sangat menyadari bahaya akan makanan cepat saji ala barat sehingga beliau sangat tidak menyarankan cucunya untuk mengkonsumsi

Saat pewawancara dating ibu sardi tengah bersiap untuk memasak, ibu sardi tinggal di tengah lingkungan yang dikelilingi oleh keluarganya dimana terdapat pula seorang anak yang ayahnya sibuk bekerja dan ibunya pergi kejakarta. Anak tersebut adalah fatah, keponakan ibu sardi. Sehari-hari fatah tinggal dengan ayah dan kakak perempuannya dan jika ayahya bekerja maka ia dalam pengawasan ibu sardi. Ibu sardi Nampak dekat dengan fatah. Selain keponakannya, ia juga anak bimbingannya di bimbingan belajar untuk sekolah dasar. Pewawancara berbincang banyak dengan ibu sardi dan suaminya. Hingga sepertinya ibu sardi tidak jadi memasak.

Page 27: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

27 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Pada hari sabtu 14 apriil 2018 pukul 11.00 wib peneliti mendatangi sebuah rumah yang kala itu ada 2 orang kakek yang sedang berbincang di teras rumah. Peneliti kemudian memohon izin untuk melakukan wawancara dan kemudian dipersilahkan masuk. Akhirnya peneliti memulai wawancara dengan salah satu kakek ini yang tinggal serumah dengan cucunya kelas 2 smp. Kakek ini mengerti apa itu makanan cepat saji ala barat dalam hal ini seperti KFC atau McD karena rumah kakek ini dekat dengan dua gerai tersebut. Namun, kakek juga sangat menyadari bahaya akan makanan cepat saji ala barat sehingga beliau sangat tidak menyarankan cucunya untuk mengkonsumsi

Setelah menemukan rumah informan yang dicari yaitu Ibu Harjani, kemudian peneliti langsung mengucapkan permisi dan memastikan apakah benar ini rumah dari Ibu Harjani kepada beberapa orang perempuan yang terlihat sedang mengobrol di depan rumah. Tidak lama kemudian, ketika peneliti bertanya, tiba-tiba keluarlah Ibu Harjani dan langsung mempersilahkan peneliti untuk duduk dengan rasa penasaran di raut wajahnya seperti hendak menanyakan ada kepentingan apa kemari.

Setelah peneliti menjelaskan, Ibu Harjani terlihat sangat mengerti dan sangat welcome terhadap peneliti. Pada saat wawancara Ibu Harjani menjelaskan pula bahwa ternyata perempuan-perempuan yang sedang duduk mengobrol itu tadi adalah cucu-cucunya.

Ketika peneliti menenanyakan tentang makanan cepat saji Ibu Harjani nampak sedikit kebingungan, kemudian saya menjelaskan ulang bahwa makanan cepat saji yang dimaksud ialah seperti Popeye mungkin atau McD. Setelah saya menjelaskan, Ibu Harjani ternyata tidak mengetahui apa itu McD dan hanya mengetahui sebatas Popeye saja, dan terlihat dari jawaban Ibu Harjani bahwa beliau sangat jarang dalam mengkonsumsi makanan cepat saji karena beliau menganggap bahwa makanan yang berbahan dasar ayam itu tidak sehat dan harganya mahal.

Ibu Harjani menganggap bahwa mengkonsumsi ayam terus menerus itu tidak baik untuk kesehatan terlebih apabila kita membelinya dalam keadaan matang, yang tidak tau asal-usul ayamnya dan bagaimana pengolahannya. Beliau mengungkapkan sering mendapatkan informasi mengenai makanan-makanan tersebut melalui acara televisi yang sering beliau saksikan, karena demi kesehatannya yang sudah berumur dan tidak lagi muda. Berdasarkan acara televisi tersebut Ibu Harjani menjelaskan bahwa ayam pada zaman sekarang banyak mengandung zat-zat yang berbahaya seperti disuntik, dan menjelaskan juga bagian ayam yang paling tidak sehat untuk dikonsumsi yaitu bagian kulitnya (ceker dan kepala).

Beliau juga mengungkapkan bahwa tidak terlalu menyukai makanan yang berbahan dasar ayam, tidak hanya beliau tetapi cucu-cucunya juga yang katanya ketika mengkonsumsi ayam dangingnya pasti dipetani (dikuliti) dulu karena ada perasaan was-was dan takut apabila terdapat sesuatu didalam daging ayam yang hendak dikonsumsi tersebut.Dalam hal makanan Ibu Harjani sangat menyukai sayur-sayuran demi kesehatan beliau. Beliau mengungkapkan apabila tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dalam tiga hari saja di tubuh terasa seperti orok (bayi kecil).

Page 28: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Ibu Suryani memiliki warung makan di depan rumahnya yang menjual makanan seperti lotek, dan sebagainya. Karena itu, ia lebih sering memberi makan cucunya makanan buatannya sendiri. Namun, jika cucunya ingin membeli makanan cepat saji ia membolehkan walau hal tersebut jarang terjadi. Keluarga inipun memiliki kesadaran yang cukup terhadap bahaya makanan cepat saji dan berusaha membatasi konsumsi terhadap makanan cepat saji itu sendiri

28 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Pertemuan pewawancara dan Informan terjadi secara tidak sengaja. Siang itu pewawancara bermaksud untuk menanyakan alamat informan yang lain kepada Ibu Suryani. Namun ketika melihat keluarga Ibu Suryani yang dirasa cocok untuk dijadikan informan, pewawancara secara spontan meminta izin untuk mewawancarai Ibu Suryani dan cucunya, lalu mereka dengan ramah menerima kami. Padahal, siang itu sebenarnya mereka baru saja sampai di rumah selepas dari perjalanan jauh dari Jawa Timur.

Pada saat wawancara, Ibu Suryani dan cucunya menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lancar dan memberi tanggapan baik terhadap pewawancara. Namun karena melihat kondisi mereka yang baru pulang dari perjalanan jauh, pewawancarapun hanya menanyakan pertanyaan inti dan menyingkat waktu wawancara agar tidak mengganggu waktu istirahat mereka terlalu lama.

Page 29: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desa Nologaten merupakan desa di tengah-tengah kota Yogyakarta yang mana

memiliki akses tercepat menuju gerai restoran siap saji, Namun para pengasuh di desa ini

memiliki kebiasaan yang baik dalam mengkonsumsi makanan sehingga para pengasuh

melarang anak-anaknya untuk mengkonsumsi makanan cepat saji ala barat meskipun

tetap memperbolehkan tapi dengan berbagai alasan yang masuk akal dan dengan intensitas

yang jarang.

Dalam batasannya pengasuh mengartikan makanan cepat saji ala barat sama

dengan makanan cepat saji ala lokal , informan juga beranggapan bahwa makanan cepat

saji ala barat adalah makanan yang tidak layak dikonsumsi dalam jangka panjang,

harganya mahal, bungkusnya tidak sehat, minyak yang digunakan tidak sehat (digunakan

untuk menggorang berkali-kali), dan khususnya pada ayam para pengasuh banyak yang

beranggapan bahwa makanan cepat saji merupakan ayam suntikan.

B. Kritik dan Saran

Masyarakat di Desa Nologaten terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda-

beda. Maka dari itu, tak heran jika mereka memiliki pengetahuan yang berbeda pula

tentang hal-hal tertentu, khususnya dalam hal ini mengenai makanan cepat saji (fastfood).

Pengetahuan tentang makanan cepat saji ini sendiri sesungguhnya sangat diperlukan

berhubung pada area tersebut banyak sekali gerai-gerai makanan cepat saji dengan merk

lokal maupun asing. Oleh karena itu, maka pemerintah sebaiknya melakukan sosialisasi

tentang makanan cepat saji agar warga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

29 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 30: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

kandungan gizi, dan apa saja efek baik maupun buruk yang akan terjadi saat

mengkonsumsi makanan cepat saji terutama jika berlebihan. Sosialisasi ini dapat diberikan

pada pengasuh maupun anak-anak yang biasanya menjadi sasaran utama untuk dijadikan

konsumen. Tindakan ini merupakan bagian dari edukasi kesehatan yang bermanfaat bagi

masyarakat dan dengan ini akan membantu masyarakat dalam menentukan pilihan menu

makanan sehari-hari dengan mempertimbangkan gizi dan kesehatannya.

Pemerintah setempat diharapkan untuk tidak menyepelekan hal seperti ini karena

menyangkut kesehatan masyarakat berhubung banyak sekali kasus seperti obesitas, dan

penyakit seperti gangguan pencernaan hingga kanker akibat lalai dalam memperhatikan

kandungan makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan ketidaktahuan akan efek yang dapat

ditimbulkan dari apa saja yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Dengan ini pula akan

mendidik generasi muda untuk memperhatikan kesehatannya sejak dini.

30 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 31: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Daftar Pustaka

Fast Food Dan Junk Food. http://repository.unpas.ac.id/28077/4/BAB%20II.pdf . 19 Mei

2018

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA REMAJA DAN ORANG TUA

http://eprints.ums.ac.id/21451/14/NASKAH_PUBLIKASI_TOTAL.pdf . 19 Mei 2018

Rosalyn Anwar,C 2016, “Food: Gaya Hidup dan Promosi Makanan Siap Saji”, ETNOSIA

Jurnal Etnografi Indonesia, vol.1, no.2, hh. 54-65.

31 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 32: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Lampiran

A. Data Informan, tanggal wawancara, tempat wawancara, dan pewawancara

Informan : Sardi (Bibi dari Fatah)Tanggal Wawancara : 15 April 2018Tempat Wawancara : Rumah Ibu Sardi (Nologaten)Pewawancara : Naufal Ro’isul Amien Informan : Kartini (Nenek dari Satria)Tanggal Wawancara : 15 April 2018Tempat Wawancara : Rumah Ibu Kartini (Nologaten)Pewawancara : Maulina HasanInforman : Bapak JawadiTanggal Wawancara : 15 April 2018Tempat Wawancara : Rumah Bapak JawadiPewawancara : Ana Ndari PratiwiInforman : Ibu Harjani & Islamita Ayu Wardani

Tanggal Wawancara : 15 April 2018Tempat Wawancara : Rumah Ibu Harjani (Nologaten)

Pewawancara : Findya rosaInforman : FadhilTanggal Wawancara : 15 April 2018Tempat Wawancara : Rumah Ibu SuryaniPewawancara : Kadek Dita Krismaya

B. Verbatim Box

32 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 33: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Pewawancara 1 : Naufal Informan 1 : Ibu Sardi- Suami Ibu Sardi.Pewawancara 2 :Maul Informan 2 : Ibu Kartini- Satria. Pewawancara 3 :Maya Informan 3: Ibu Suryani- Fadhil.Pewawancara 4 :Findya Informan 4 : Ibu Harjani- Ayu.Pewawancara 5 :Ana Informan 5 : Bapak Jawadi- istri Bapak Jawadi.1. Topik Orangtua

2. Topik Pengasuh

3. Topik Makanan Cepat Saji ala Barat

33 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Pewawancara1...misalkan yo mas cireng karo chicken ki berbahaya tapi wong tuwane gawene nukokke yo podho wae ho’o toh......misalkan ya mas, cireng dan chicken(fastfood) itu berbahaya tapi orangtuanya membelikan terus ya sama saja iya kan?

Informan 1

Pewawancara 2

“ya cuman lebih karena terpaksa sih mbak, kalau bisa dimasakan ya pasti masak kok mbak. Lagian ya gak baik juga to mbak buat kesehatan ya jadinya gimana kalau harus di bolehin”.

Informan 2

Pewawancara 4

“…saya itu ya misalnya saya itu ndak makan sayur tiga hari ijo ijo an itu aja sayur sayur apa bentuk daun pepaya, daun apa sawi apa apa itu aja kayak orang apa punya orok itu lo punya bayi kecil itu kan kalau nggak makan sayuran kan saya kayak gitu misalnya dua hari tiga hari nggak ketemu sama sayur”

Informan 4

Pewawancara 2 “Duh mbak saya itu pokoknya ndak suka mbak makanan kayak gitu itu. Gak enak enakan masakan rumah trus juga mahal toh mbak sayang uangnya mbak mending buat cucu aja jajan mbak. Gak sehat juga mbak gak ada sayur-sayurnya gitu toh padahal kalau seumur saya sama cucu ini kan harus banyak makan sayuran toh mbak biar sehat jauh juga mbak..........”,

Informan 2

Pewawancara 1

“Oh...mahal banget, ternyata gara-gara opo? Kakehan mangan chicken (kebanyakan makan chicken/fast food)...memang anak itu nek digawekke ora gelem, gelem e chicken yo kuwi pokoke, mangan e kuwi kuwi kuwi kuwi kuwi (memang anak itu kalau dibuatkan makan nggak mau, maunya ya chicken/fast food, makannya ya itu-itu saja) sebegitu saya sampai terkejutnya”.

Informan 1

Page 34: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

4. Topik Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak

5. Topik Dampak Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak

C. Visual Etnografi/ Hasil Observasi

34 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Pewawancara 1misalnya ki SD-SD kene iki misale”pak aku ra maem je” si fatah”aku ra maem” ”ngopo?” “kancaku ngko ulang tahun nah terus ngko aku arep nang nggone popeye” gimana coba? Wis piye? [kan di sana misalnya anak-anak SD sini misalnya”pak aku nggak makan ya” si fatah “aku nggak makan” “kenapa?” “temanku nanti ulang tahun terus aku mau ke tempat popeye” gimana coba? Nah gimana?]...orang tuanya ora repot bocahe

Pewawancara 1“pernah ya, saya itu ada tetangga dia itu ibunya sibuk terus ibunya sibuk eee padahal dari keluarga secara intelektual itu bagus nah to tiba-tiba si anak itu entah usianya berapa ya masih SD kok...petak mas...ternyata gara-gara opo? Kakehan mangan chicken[kebanyakan makan chicken/fast food]

Informan 1

Pewawancara 5 “Emang sekarang itu ya, makanan-makanan sekarang banyak mengandung apa

pengawet”. “Lahiya mba, makanan-makanan seperti itu dari bungkus nya aja yang kaya

minyak itu udah bahaya banget”. “Ya saya kasih tahu bahayanya, terus kalo minta gak saya kasih”. “Pernah mba, tapi ke orangtuanya. Kalo saya si mending anaknya nangis kejer

gapapa asal tidak makan racun.”Informan 5

Page 35: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

35 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Restoran Siap Saji Lokal

Evaluasi sore oleh dosen

Page 36: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

36 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Burjo menjadi salahsatu alternatif apabilia tidak ada makanan dirumah

Warung Makan Lokal yang masih eksis

SDN Carturtunggal 4

Page 37: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

37 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Lapangan dimana biasanya banyak anak-anak bermain

Page 38: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

38 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Kenampakan Rumah

Informan, suasana saat

wawancara

Page 39: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

D. Data Networking Tugas Kelompok

39 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Kenampakan rumah informan

Page 40: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Per kategorisasi

1) Orangtua

40 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 41: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

2) Pengasuh

41 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 42: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

3)

Makanan Cepat Saji ala Barat

42 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 43: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

4) Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak

5)

Dampak Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak

43 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 44: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

E. Data Networking Individu

1. Naufal

44 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 45: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

2. Maulina

3. Ana

45 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 46: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

4.

Findya

46 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 47: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

5. Maya47 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 48: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

F. Daftar Data Kompilasi Tugas Individu

Nama Tugas Sudah mengumpulkan

Naufal Ro’isul Amien Verbatim Transkrip VReflection Diary VIndexing VCoding VData Networking V

Maulina Hasan Verbatim Transkrip VReflection Diary VIndexing VCoding VData Networking V

Kadek Dita Krismaya Sari Verbatim Transkrip VReflection Diary VIndexing VCoding VData Networking V

Findya Rosa Verbatim Transkrip VReflection Diary VIndexing VCoding VData Networking V

Ana Ndari Pertiwi Verbatim Transkrip VReflection Diary VIndexing VCoding VData Networking V

G. Daftar Penulisan Sub-Bab

Orangtua : Naufal Ro’isul Amien/ Naufal

Pengasuh : Maulina Hasan/Maul

Makanan cepat saji ala barat : Kadek Dita Krismaya Sari/ Maya

Konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak : Findya Rosa/Findya

48 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 49: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

Dampak Konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak : Ana Ndari Pertiwi/Ana

H. Observation Point

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi secara terus terang

pada informan dengan mengajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk wawancara. Selain

itu, peneliti juga menggunakan metode observasi tersamar berupa pengamatan untuk

mengetahui berbagai aspek yang sifatnya sensitif. Sedangkan untuk ruang lingkup

observasi, kami memilih tiga lingkup yang peneliti anggap sangat berperan dalam

mengkonstruksikan persepsi pengasuh tentang makanan cepat saji ala barat pada anak

yaitu :

Lingkup Rumah

Dalam observasi, kami akan meneliti apakah lingkungan rumah dan anggota keluarga

lain memiliki keterikatan terhadap munculnya alasan pengasuh untuk mengajak anak-

anak makan di restoran siap saji.

Lingkup Pergaulan dalam RT

Menyadari kuatnya dorongan orang lain dalam pengambilan keputusan, kami

melakukan penelitian terhadap lingkungan pertemanan pengasuh dalam skala RT. Hal

ini dikarenakan kemungkinan penggunaan simbol atapun kelas tertentu dalam

pergaulan yang menuntut pengasuh memperbolehkan konsumsi makanan cepat saji

pada anak.

Lingkup Media Sosial

Di era globalisasi ini dunia komunikasi bisa diakses dengan mudah dan cepat. Oleh

karena itu dalam kasus ini tidak menutup kemungkinan alasan pengasuh didasari oleh

orang-orang yang secara fakta berjauhan namun saling terikat komunikasi satu sama

lain dengan adanya media sosial.

Lokasi Daerah Nologaten.

Target Anak-anak usia 7-18 tahun dan

pengasuh(nenek/kakek/kakak/bibi/orang yang bertanggungjawab

atas anak tersebut).

Waktu Sekitar tanggal 14-15 April 2018.

Media/ alat -Handphone (alat perekam),

49 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 50: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

pendukung -Kamera (menggambil gambar*jika dibutuhkan),

-Alat tulis (mencatat informasi yang dipaparkan informan).

Poin Observasi Tujuan

Persepsi

Pengasuh

Melihat alasan dibalik diperbolehkannya anak makan makanan

cepat saji ala barat.

Waktu Melihat dijam atau hari apa yang menjadi target pengasuh untuk

mengajak anaknya makan direstoran siap saji.

Kegiatan di

rumah

Menanyakan kepada pengasuh kegiatan apa yang paling menjadi

fokus pengasuh dalam memberikan makanan tersebut.

Kegiatan diluar Kegiatan apa saja yang dilakukan saat anak dan pengasuh pergi

kerestoran siap saji.

I. Interview Guide

Subjek : Pengasuh dan anak-anak usia 7-18 tahun yang pernah mengonsumsi ataupun

yang hanya sekedar mengetahui makanan cepat saji ala barat.

(pertanyaan dibawah akan berubah sesuai kondisi dan respon dari informan)

Anak-anak Pengasuh

*menanyakanidentitas (perkenalan diawal)

1.Apakah Anda pernah mengkonsumsi

makanan cepat saji ala barat?

2. Seberapa sering Anda makan makanan

*menanyakan identitas (perkenalan

diawal)

1.Apakah Anda pernah mengkonsumsi

makanan cepat saji ala barat?

50 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n

Page 51: praktikumsosiologiugm.files.wordpress.com …  · Web viewKonsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat pada Anak, Bagaimana Persepsi Pengasuh di Desa Nologaten?

cepat saji ala barat?

3.Apakah Anda merasa senang ketika

mengkonsumsi makanan cepat saji ala

barat? Jelaskan!

4. Siapa yang paling sering mengajak

kerestoran siap saji? Anda atau Pengasuh

Anda?

5. Apa yang membuat Anda sangat

menyukai makanan cepat saji?

6. Bagaimana hubungan Anda dengan

pengasuh Anda setelah pergi kerestoran siap

saji? Semakin dekatkah atau bagaimana?

Jelaskan!

7. Apakah anda tau apa dampak negatif dari

mengonsumsi makanan cepat saji?

8. Apakah pengasuh pernah menjelaskan

dampak negatif dari mengkonsumsi

makanan cepat saji?

9. Apakah pengasuh memberi batasan

dalam mengkonsumsi makanan cepat saji?

2.Seberapa sering Anda makan makanan

cepat saji ala barat?

3.Apakah Anda mengetahui informasi

mengenai makanan cepat saji ala barat?

4.Apakah hanya Anda yang mengajak

anak makan direstoran siap saji? Atau

bahkan sebaliknya?

5.Bagaimana bentuk dari alasan yang

mendasari Anda memperbolehkan anak

mengkonsumsi makanan tersebut?

6. Apa masalah yang ditimbulkan dari

persepsi Anda dalam pemberian makanan

tersebut?

7. Apa setelah anda mengetahui resiko

mengkonsumsi makanan tersebut anda

tetap memperbolehkan anak Anda untuk

memakannya? Jelaskan!

8. Bagaimana cara anda mengatasi

masalah yang disebabkan oleh persepsi

Anda diawal?

9. Apakah ada pengaruh dari luar yang

mendasari alasan anda memperbolehkan

anak mengkonsumsi makanan tersebut?

10. Bagaimana hubungan Anda dengan

anak setelah memperbolehkannya makan

makanan tersebut?

11. Seperti apa lingkungan disekitar

rumah Anda? Apakah mendukung

persepsi Anda atau tidak? Jelaskan!

51 | P e r s e p s i P e n g a s u h t e r h a d a p K o n s u m s i M a k a n a n C e p a t S a j i a l a B a r a t p a d a A n a k d i D e s a N o l o g a t e n