17
Osilasi (Getaran) Osilasi : gerak bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama). Osilasi disebut juga sebagai gerak harmonik (selaras). Contoh osilasi: - bandul jam yang bergerak ke kiri dan ke akan - senar gitar yang yang bergetar - osilasi molekul udara dalam gelombang bunyi - osilasi medan listrik dan medan magnet dalam gelombang elektromagnet - osilasi arus listrik pada perangkat radio dan televisi 1 Gerak Harmonik Sederhana Gerak harmonik sederhana adalah suatu jenis osilasi benda yang (diasumsikan) merasakan gaya pemulih yang linear tidak mengalami gesekan dan sehingga tidak mengalami dissipasi tenaga. Ditinjau : Sistem massa-pegas yang terletak di atas permukaan datar yang licin (tanpa gesekan) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1. Pada pada keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda, dan benda berada di titik x = 0. 1

Osilasi Gelombang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

matakuliah fisika 2

Citation preview

Osilasi

Osilasi (Getaran)

Osilasi: gerak bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama).

Osilasi disebut juga sebagai gerak harmonik (selaras).

Contoh osilasi:

bandul jam yang bergerak ke kiri dan ke akan

senar gitar yang yang bergetar

osilasi molekul udara dalam gelombang bunyi

osilasi medan listrik dan medan magnet dalam gelombang elektromagnet

osilasi arus listrik pada perangkat radio dan televisi

1 Gerak Harmonik Sederhana

Gerak harmonik sederhana adalah suatu jenis osilasi benda yang (diasumsikan) merasakan gaya pemulih yang linear tidak mengalami gesekan dan sehingga tidak mengalami dissipasi tenaga.

Ditinjau: Sistem massa-pegas yang terletak di atas permukaan datar yang licin

(tanpa gesekan) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.

Pada pada keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda, dan benda berada di titik x = 0. Jika benda disimpangkan sejauh x dari titik setimbangnya, maka pegas mengerjakan gaya pada benda sebesar

,(1)

Gambar 1. Sistem massa-pegas di atas permukaan licin datar.

dengan k adalah tetapan pegas. Tanda negatif ( menunjukkan bahwa gaya pegas ini (disebut juga gaya pemulih, restoring force) memiliki arah yang berlawanan terhadap simpangan benda.

Dengan menggunakan hukum kedua Newton (F = ma), maka persamaan (1) dapat ditulis menjadi

.(2)

dengan a adalah percepatan benda. Jadi, diperoleh

,(3)

yang menunjukkan bahwa percepatan benda sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan.

Mengingat percepatan adalah turunan (derivatif) kedua pergeseran terhadap waktu, yaitu , maka persamaan (2) dapat ditulis sebagai

(4)

atau.(5)

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan diferensial gerak harmonik sederhana, dan salah satu bentuk penyelesaiannya adalah

(6)

dengan A, (, dan ( adalah tetapan-tetapan. Tetapan A disebut amplitudo, yaitu simpangan maksimum benda dari titik setimbangnya. Argumen fungsi cosinus ini, yaitu ((t + (), disebut fase gerak, dan tetapan ( disebut tetapan fase atau fase awal.

Gerak harmonik sederhana yang diungkapkan oleh persamaan (6) dapat pula dituliskan dalam fungsi sinus misalnya sebagai:

(7)

dengan dalam hubungannya dengan persamaan (6).

Grafik persamaan (6) dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Simpangan benda yang bergerak harmonik sederhana sebagai fungsi waktu.

Tampak pada Gambar 2 bahwa gerak benda berulang setelah fasenya bertambah sebesar 2(, karena , yaitu antara titik A dan titik B. Benda dikatakan telah bergerak selama satu siklus atau satu periode T. Fase gerak saat t + T sama dengan 2( ditambah dengan fase gerak saat t, yaitu

,

sehingga diperoleh

atau periode osilasi:

.(8)

Tetapan ( (= 2(/T) disebut frekuensi sudut dan memiliki satuan radian per sekon (rad/s). Frekuensi sudut berhubungan dengan frekunsi linear f (satuan: hertz, Hz) melalui persamaan( = 2(f,(9)

Dengan hasil-hasil ini, persamaan (6) dapat ditulis sebagai

.(10)

Tetapan fase atau fase awal ( bergantung pada keadaan awal gerak benda. Sebagai contoh, untuk persamaan (6) atau persamaan (10), jika pada saat awal (t = 0) benda berada di x = x(0) = A, maka ( = 0; tetapi jika pada saat t = 0 benda berada di x = 0, maka ( = (/2.

Periode osilasi (T):

( Waktu yang diperlukan benda (sistem) untuk melakukan satu kali osilasi penuh

(satu siklus).

( Satuannya dalam SI adalah sekon (s) atau detik.

Frekuensi osilasi (f ):

( Banyaknya osilasi yang dilakukan benda (sistem) dalam satu satuan waktu.

( Satuannya dalam SI adalah 1/sekon = 1 Hz (hertz).

Frekuensi adalah kebalikan periode:

.(11)

Kecepatan benda diperoleh dari turunan pertama dari x(t) terhadap waktu t, dan dari persamaan (6) dapat diperoleh

.(12)

Jadi, kecepatan benda berbeda fase dengan letak benda sebesar (/2. Saat benda berada di x = 0 (titik setimbang), benda memiliki kecepatan yang maksimum; saat benda berada di x = ( A (di simpangan terjauh), kecepatan benda adalah nol.

Percepatan benda diperoleh dari turuan kedua dari x(t) atau turunan pertama dari v(t) terhadap waktu t. Dari persamaan (6) atau persamaan (12) dapat diperoleh

(13)

atau

.(14)

Untuk sistem massa-pegas, dengan a = ((k/m) x pada persamaan (3), diperoleh hubungan

.(15)

Dengan demikian, frekuensi dan periode osilasi sistem massa pegas berturut-turut adalah

f = (1/2()((k/m) (16)

dan

.(17)

Tenaga Gerak Harmonik Sederhana

Pada sistem massa-pegas yang bergerak harmonik sederhana, tenaga kinetik dan tenaga potensial berubah terhadap waktu (berarti juga terhadap letak massa), sedangkan jumlah keduanya, yaitu tenaga total sistem, bernilai tetap.

Tenaga potensial:

Tenaga potensial pegas diperoleh dari definisi , sehingga diperoleh

,(18)

atau

(19)

dengan menggunakan persamaan (6).

Tenaga kinetik:

,(20)

atau

(21)

dengan menggunakan persamaan (12) dan persamaan (15).

Tenaga total:

(22)

=

Jadi, jelas bahwa tenaga total gerak harmonik sederhana bernilai tetap (kekal / lestari) dan berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo.

Sistem Massa-Pegas Vertikal

Ketika sebuah massa m digantung pada pegas (tetapan pegas: k) secara vertikal seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.b, maka efeknya adalah bahwa letak titik setimbang sistem sekarang telah bergeser sejauh y0 ke bawah dari titik A (lihat Gambar 3.a dan 3.b), dengan y0 memenuhi hubungan

,(23)

atau

,(24)

dengan g adalah percepatan gravitasi.

Jika kita memilih tenaga potensial bernilai nol di titik setimbang y0, dan mengukur simpangan y( dari titik setimbang ini, maka kita punya

(U = 0 di y( = 0 atau y = y0).(25)

Gambar 3. Sistem massa-pegas vertikal.

Bandul

A. Bandul Sederhana

Bandul sederhana terbuat dari sebuah titik massa m yang tergantung vertikal dengan sebuah tali dengan panjang l dan massa yang diabaikan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.

Gambar 4. Bandul sederhana.

Periode osilasi bandul sederhana, untuk sudut simpangan yang kecil (( < 10():

.(26)

Persamaan gerak bandul sederhana diungkapkan dalam sudut simpangan (:

,(27)

dengan (0 adalah amplitudo osilasi.

B. Bandul Fisis

Bandul fisis terdiri dari sebuah benda tegar yang digantungkan pada titik pada benda (sebagai poros) yang bukan merupakan titik pusat massa benda. Seperti ditunjukkan oleh Gambar 5.

Periode osilasi bandul fisis, untuk sudut simpangan yang kecil (( < 10():

,(28)

dengan I adalah momen inersia benda,

M adalah massa benda, dan

D adalah jarak antara poros dan pusat massa benda.

Persamaan geraknya juga diungkapkan oleh persamaan (27).

Gambar 5. Bandul fisis.

C. Bandul Puntir

Sebuah contoh bandul puntir ditunjukkan oleh Gambar 6, terdiri dari sebuah kawat vertikal yang diujungnya tergantung sebuah batang (benda) yang diikat secara harisontal. Osilasi terjadi dalam bidang horisontal, dengan simpangan berupa sudut puntir sebesar (.

Gambar 6. Bandul puntir.

Periode osilasi bandul puntir, untuk sudut simpangan yang kecil (( < 10():

,(29)

dengan I adalah momen inersia benda,

( adalah tetapan puntir kawat, dan

Persamaan geraknya juga diungkapkan oleh persamaan (27).2 Gerak Harmonik Teredam

Jika gesekan yang dialami oleh sistem yang berosilasi juga ditinjau ( ini yang terjadi dalam keseharian ( maka osilasi akan mengalami redaman, geraknya disebut gerak harmonik teredam. Sebagai contoh, redaman dapat berasal dari gesekan dengan udara, atau air, seperti ditunjukkan oleh Gambar 7. Karena sistem mengalami gesekan, maka tenaganya mengalami dissipasi dan berkurang terus menerus, sehingga amplitudo osilasi terus berkurang.

Gambar 7. Sistem mengalami gerak harmonik teredam.

Umumnya, gaya gesek fg sebanding dengan kecepatan benda v, ditulis:

,(22)

dengan c adalah tetapan kesebandingan.

Gerak harmonik teredam dibagi menjadi 3 kelompok:

1. Sangat teredam (overdamping)

2. Teredam kritis (critical damping)

3. Kurang teredam (underdamping)

Berikut ini kita tinjau ketiga kelompok tersebut untuk sistem massa-pegas pada Gambar 7.

1. Sangat Teredam (overdamping)

- Ini terjadi jika

- Persamaan gerak:

(23)

dengan

(24.a)

(24.b)

adalah tetapan-tetapan redaman, dan tetapan-tetapan A1 dan A2 diperoleh dari kondisi awal gerak sistem.

2. Teredam kritis (critical damping)

- Ini terjadi jika

- Persamaan gerak:

(25)

dengan ( = c/2m adalah tetapan redaman, A dan B adalah tetapan-tetapan yang ditentukan dari keadaan awal sistem.

3. Kurang teredam (underdamping)

- Ini terjadi jika

- Persamaan gerak:

,(26)

dengan ( = c/2m adalah tetapan redaman, A adalah amplitudo awal, dan (d adalah frekuensi osilasi kurang teredam yang memenuhi:

.(27)

Besaran disebut frekuensi alamiah sistem.

Secara grafik, ketiga gerak harmonik teredam tersebut di atas diperlihatkan oleh Gambar 8.

(a)

(b)

Gambar 8. Grafik simpangan terhadap waktu dalam gerak harmonik teredam.

3 Gerak Hamonik Teredam Terpaksa dan Resonansi

Dalam osilasi teredam, tenaga terdissipasi secara kontinyu sehingga amplitudo osilasi berkurang. Untuk mempertahankan sistem yang teredam ini agar tetap berosilasi, maka tenaga harus dipasok kepadanya. Dalam hal ini, sistem dikatakan mengalami osilasi terpaksa.

Kita anggap gaya pemakasa (gaya luar) memiliki bentuk persamaan:

,(28)

dengan F0 adalah amplitudo gaya pemaksa, dan ( disebut frekuensi sudut paksa.

Persamaan gerak sistem:

,(29)

dengan

- amplitudo

,(30)

- tetapan fase ( memenuhi hubungan

.(31)

Jika frekuensi sudut paksa ( hampir sama dengan frekuensi alamiah sistem (0, yaitu (( ( (0), maka daya rerata yang diberikan oleh gaya pemaksa kepada sistem menjadi maksimum. Inilah yang dinamakan sebagai resonansi, dan (0 dinamakan juga sebagai frekuensi resonansi.

Gambar 9 memperlihatkan grafik amplitudo osilasi A(() versus frekuensi gaya pemaksa ( menurut persamaan (30)

Faktor kualitas Q adalah ukuran ketajaman resonansi, yang dirumuskan sebagai

,(32)

dengan (( disebut sebagai lebar resonansi, yang ditentukan sebagai lebar kurva resonansi di ketinggian tinggi puncak kurva resonansi.

Gambar 9. Kurva resonansi.

PAGE 3

_1147063937.unknown

_1147066868.unknown

_1147068629.unknown

_1181360675.unknown

_1181362546.unknown

_1181362605.unknown

_1181409002.unknown

_1181363216.unknown

_1181362557.unknown

_1181361070.unknown

_1181362364.unknown

_1181361069.unknown

_1147154096.unknown

_1147154103.unknown

_1147159476.unknown

_1147068883.unknown

_1147068999.unknown

_1147069643.unknown

_1147068800.unknown

_1147067277.unknown

_1147067589.unknown

_1147067598.unknown

_1147067336.unknown

_1147067091.unknown

_1147067143.unknown

_1147066945.unknown

_1147065321.unknown

_1147066718.unknown

_1147066795.unknown

_1147066376.unknown

_1147064526.unknown

_1147064896.unknown

_1147064380.unknown

_1147060867.unknown

_1147062478.unknown

_1147063609.unknown

_1147063675.unknown

_1147062555.unknown

_1147062192.unknown

_1147062304.unknown

_1147061661.unknown

_1147004950.unknown

_1147007332.unknown

_1147060327.unknown

_1147060846.unknown

_1147006902.unknown

_1147007036.unknown

_1147006597.unknown

_1147004806.unknown

_1147004919.unknown

_1146932038.unknown

_1146932937.unknown