Upload
sigitsurya
View
902
Download
121
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Praktikum Fisika dasar Osilasi UGM
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
“OSILASI”
Disusun oleh
Nama : Milya Dwi Lestari
NIM : 14/362714/PA/15789
Golongan : 48 A
Asisten : Intan Paramudita
LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan ilmu fisika tidak lepas dari kehidupan sehari-hari di sekitar kita.
Salah satu penerapan ilmu fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
yaitu masalah ayunan sederhana atau sering disebut dengan osilasi. Osilasi adalah
variasi periodik – umumnya terhadap waktu – dari suatu hasil pengukuran,
contohnya pada sebuah benda yang dapat digantungkan dengan tali yang ringan,
jika diberikan gaya tarikan atau dorongan dari posisi awal yang seimbang kemudian
dilepaskan maka secara otomatis benda tersebut akan berayun dalam bidang
vertikal ataupun horizontal dengan gerakan periodik.
Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya
vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis. Osilasi adalah gerak
bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan lintasan yang sama
secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama). Osilasi disebut juga
sebagai gerak harmonik (selaras). Osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik,
tapi bisa juga pada sistem biologi dan bahkan dalam masyarakat. Osilasi terbagi
menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks.
Pada praktikum kali ini osilasi yang terjadi adalah osilasi harmonis sederhana.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab osilasi, diharapkan dapat bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari. Pada percobaan ini diamati pengaruh vibrasi
terhadap panjang tali dan jarak tali terhadap periode.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum osilasi ini adalah :
1. Belajar menerapkan dan menginterpretasikan grafik
2. Menentukan hubungan antara periode osiladi dengan panjang tali dan jarak tali
secara grafis.
BAB II
DASAR TEORI
Gerak osilasi adalah gerak berulang-ulang seperti maju-mundur, atas-
bawah (pergerakannya kembali ke posisi awal). Contoh dari gerakan osilasi ini
adalah sistem pegas, bandul fisis, dan bandul matematis. Osilasi ada dua yaitu
osilasi harmonik sederhana dan osilasi harmonik teredam. Osilasi harmonik
sederhana adalah gerak bolak-balik yang terjadi di sekitar titik kesetimbangan.
Contoh dari osilasi harmonik sederhana adalah bandul yang diayunkan. Sedangkan
pengertian dari osilasi harmonik teredam adalah osilasi yang seiring berjalannya
waktu akan berhenti.
Amplitudo osilasi adalah parameter yang bervariasi dengan waktu dan ini
terletak pada sumbu y dari grafik osilasi. Salah satu sifat yang paling penting dari
osilasi adalah frekuensi yaitu jumlah osilasi yang lengkap untuk satu detiknya.
Frekuensi disimbulkan dengan f dan mempunyai satuan SI hertz (Hz).
yang berhubungan dengan frekuensi adalah periode T, yaitu selang waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu getaran. Dengan demikian, secara matematis
hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut:
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
n : jumlah gerakan osilasi
tn : waktu yang diperlukan sistem untuk melakukan n kali osilasi
T : periode osilasi
Gambar 1. Gaya pada pendulum sederhana
Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali
dengan panjang L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola
pendulum adalah gaya berat (w = mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat
memiliki komponen mg cos yang searah tali dan mg sin yang tegak lurus tali.
Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin. Karena tidak ada
gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang busur lingkaran
dengan besar amplitudo tetap sama.
Hubungan antara panjang busur x dengan sudut dinyatakan dengan
persamaan :
(ingat bahwa sudut 0 adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum
berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar
simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah panjang tali L).
Syarat sebuah benda melakukan Gerak Harmonik Sederhana adalah apabila
gaya pemulih sebanding dengan simpangannya. Apabila gaya pemulih sebanding
dengan simpangan x atau sudut 0⁰ maka pendulum melakukan Gerak Harmonik
Sederhana.
Gaya pemulih pada sebuah ayunan menyebabkannya selalu bergerak
menuju titik setimbangnya. Periode ayunan tidak berhubungan dengan dengan
amplitudo, akan tetapi ditentukan oleh parameter internal yang berkait dengan
gaya pemulih pada ayunan tersebut.
Gaya pemulih yang bekerja pada pendulum adalah -mg sin 0. Secara
matematis ditulis :
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang
berlawanan dengan simpangan sudut 0⁰. Berdasarkan persamaan ini, tampak
bahwa gaya pemulih sebanding dengan sin 0, bukan dengan 0. Karena gaya
pemulih F berbanding lurus dengan sin 0 bukan dengan 0 maka gerakan tersebut
bukan merupakan Gerak Harmonik Sederhana. Alasannya jika sudut 0 kecil, maka
panjang busur x (x = L kali 0 ) hampir sama dengan panjang L sin 0 (garis putus-
putus pada arah horisontal). Dengan demikian untuk sudut yang kecil, lebih baik
kita menggunakan pendekatan:
Periode pendulum dapat kita tentukan menggunakan persamaan:
Persamaan (15) merupakan persamaan frekuensi pendulum sederhana.
Keterangan : T = periode (s), f = frekuensi (Hz), L = panjang tali (m), g = percepatan
gravitasi (m/s²). Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa periode dan
frekuensi getaran pendulum sederhana bergantung pada panjang tali dan
percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi bernilai tetap, maka periode
sepenuhnya hanya bergantung pada panjang tali (L).
Dengan kata lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung pada
massa beban alias bola pendulum. Sedangkan untuk periode osilasi pada tongkat
horizontal dapat dinyatakan dengan :
T = αDᵃL²ᵇ ....................................................................(16)
T : periode osilasi
D : jarak antar kedua tali
L : panjang tali
a,b : eksponen
α : konstanta
BAB III
METODE EKSPERIMEN A. Alat dan Bahan
1. 2 buah statis (1 batang panjangnya 70cm)
2. 2 potong benang (masing-masing 1m)
3. 1 batang osilasi 50cm
4. 1 stopwatch
5. 1 mistar gulung
6. 1 mistar siku
B. Skema Percobaan Gambar 2. Skema Osilasi
D. Tata Laksana Percobaan
a. Percobaan Pertama ( Variasi D)
1. Alat dan bahan disusun seperti pada skema percobaan .
2. Panjang tali (L) diukur sepanjang 30 cm dan jarak tali (D) diukur sepanjang 45
cm menggunakan mistar gulung.
3. Panjang tali (L) (dikedua sisi kanan kiri) dan jarak tali (D) di kedua sisi (atas
dan bawah) dipastikan sama besar.
4. Batang osilasi diberi simpangan dengan cara memegang bagian tengah
batang kemudian dilepaskan perlahan.
5. Waktu tempuh dicatat tiap batang osilasi melakukan 10 kali getaran pertama
dan 10 kali getaran kedua.
6. Percobaan diulang kembali sampai memperoleh 10 data percobaan dengan
D divariasikan sebesar 2,5 cm.
b. Percobaan Kedua (Variasi L)
1. Alat dan bahan disusun seperti pada skema percobaan .
2. Jarak tali (D) diukur sepanjang 35 cm dan panjang tali diukur sepanjang 40
cm menggunakan mistar gulung.
3. Panjang tali (L) (dikedua sisi kanan kiri) dan jarak tali (D) di kedua sisi (atas
dan bawah) dipastikan sama besar.
4. Batang osilasi diberi simpangan dengan cara memegang bagian tengah
batang kemudian dilepaskan perlahan.
5. Waktu tempuh dicatat tiap batang osilasi melakukan 10 kali getaran pertama
dan 10 kali getaran kedua.
6. Percobaan diulang kembali sampai memperoleh 10 data percobaan dengan
L divariasikan sebesar 2 cm.
E. Analisa Data
a. Variasi D dengan L = 30 cm
No D (cm) t₁ (s) t₂ (s)
T ± ΔT ln D ln T
T = αDᵃL²ᵇ
ln T = a ln D + ln α + 2b ln L ↓ ↓ ↓ ↓ y m x c
= a
= Δa
∴ = ..... ± .....
∴ a ± Δa = ..... ± .....
b. Variasi L dengan D = 35 cm
No D (cm) t₁ (s) t₂ (s)
T ± ΔT ln D ln T
T = αDᵃL²ᵇ
ln T = 2b ln L + a ln D + ln α ↓ ↓ ↓ ↓ y m x c
= 2b
b = Δb =
∴ = ..... ± .....
∴ b ± Δb = ..... ± .....
T =
ΔT =
c. Mencari nilai α
Variasi D
T = α₁L²ᵇDᵃ ↓ ↓ ↓ y x
α₁ = Δ α₁ =
∴ α₁ ± Δ α₁ = .... ± ....
∴ ± = .... ± ....
Variasi L
T = α₁ DᵃL²ᵇ ↓ ↓ ↓ y x
α₂ = Δα₂ =
∴ α₂ ± Δ α₂ = .... ± ....
∴ ± = .... ± ....
Grafik
Dᵃ T
L²ᵇ T
Rumus Regresi
No X y x2 y2 xy
Σ
=
Sy² =
= Sy
BAB IV
DATA, GRAFIK DAN PERHITUNGAN
A. Data
a. Percobaan 1 (Variasi D dengan L = 30 cm)
Tabel 1. Data Percobaan 1
No D (cm) t₁ (s) t₂ (s)
T ± ΔT ln D ln T
1 45 6,50 7,06 6,78 ± 0,28 0,68 ± 0,03 3,80 -0,39
2 42,5 7,59 6,87 7,23 ± 0,36 0,72 ± 0,04 3,75 -0,32
3 40 7,87 7,16 7,51 ± 0,35 0,75 ± 0,03 3,69 -0,29
4 37,5 8,00 7,62 7,81 ± 0,19 0,78 ± 0,02 3,62 -0,25
5 35 8,22 8,50 8,36 ± 0,14 0,84 ± 0,01 3,56 -0,18
6 32,5 9,31 9,04 9,17 ± 0,13 0,92 ± 0,01 3,49 -0,08
7 30 10,75 10,60 10,67 ± 0,07 1,07 ± 0,01 3,40 0,07
8 27,5 11,75 11,72 11,73 ± 0,01 1,17 ± 0,002 3,31 0,16
9 25 12,03 12,00 12,01 ± 0,01 1,20 ± 0,002 3,22 0,18
10 22,5 13,53 13,10 13,31 ± 0,21 1,33 ± 0,02 3,11 -0,81
b. Percobaan 2 ( Variasi L dengan D = 35 cm)
Tabel 2. Data Percobaan 2
No L (cm) t₁ (s) t₂ (s) T ± ΔT ln L ln T
1 40 10,37 10,53 10,45 ± 0,08 1,05 ± 0,01 3,69 0,04
2 38 10,22 10,15 10,19 ± 0,04 1,02 ± 0,003 3,64 0,02
3 36 9,79 9,84 9,81 ± 0,02 0,98 ± 0,002 3,58 -0,02
4 34 8,84 9,69 9,26 ± 0,42 0,92 ± 0,042 3,53 -0,08
5 32 9,31 9,28 9,29 ± 0,01 0,93 ± 0,001 3,47 -0,07
6 30 8,13 8,50 8,31 ± 0,19 0,83 ± 0,019 3,40 -0,18
7 28 8,22 8,16 8,19 ± 0,03 0,82 ± 0,003 3,33 -0,20
8 26 7,97 8,25 8,11 ± 0,14 0,81 ± 0,014 3,26 -0,21
9 24 8,03 7,90 7,96 ± 0,06 0,80 ± 0,006 3,18 -0,23
10 22 6,91 7,15 7,03 ± 0,12 0,70 ± 0,012 3,09 -0,35
c. Mencari nilai α
Variasi D (a = -1,04)
Tabel 3. Data Variasi D
Variasi L (b = 0,305)
Tabel 4. Data Variasi L
Dᵃ T
2,29 0,68
2,44 0,72
2,59 0,75
2,78 0,78
2,99 0,84
3,23 0,92
3,51 1,07
3,84 1,17
4,24 1,20
4,73 1,33
L²ᵇ T
0,57 1,05
0,55 1,02
0,53 0,98
0,52 0,92
0,50 0,93
0,48 0,83
0,46 0,82
0,44 0,81
0,42 0,80
0,40 0,70
B. Grafik
C. Perhitungan
a. Percobaan 1 (Variasi D dengan L = 30 cm)
No X y x2 y2 Xy
1 3,80 -0,39 14,44 0,1521 -1,482
2 3,75 -0,32 14,0625 0,1024 -1,2
3 3,69 -0,29 13,6161 0,0841 -1,0701
4 3,62 -0,25 13,1044 0,0625 -0,905
5 3,56 -0,18 12,6736 0,0324 -0,6408
6 3,49 -0,08 12,17312 0,0064 -0,2792
7 3,40 0,07 11,56 0,0049 0,238
8 3,31 0,16 10,9561 0,0256 0,5296
9 3,22 0,18 10,3684 0,0324 0,5796
10 3,11 0,29 9,6721 0,0841 0,9019
Σ 34,95 -0,81 122,6263 0,5869 -3,328
Tabel 5. Perhitungan Percobaan 1
T = αDᵃL²ᵇ
ln T = a ln D + ln α + 2b ln L ↓ ↓ ↓ ↓ y m x c
=
=
= -1,04
Sy² =
Sy² = Sy² = 0,0002 Sy = 0,01
= Sy
= 0,01
=0,01 . 1,45
= 0,01
= a = -1,04
= Δa = 0,01
∴ = -1,04 ± 0,01
∴ a ± Δa = -1,04 ± 0,01
b. Percobaan 2 (Variasi L dengan D = 35 cm)
No X y x2 y2 xy
1 3,69 0,04 13,6161 0,0016 0,1476
2 3,64 0,02 13,2496 0,0004 0,0728
3 3,58 -0,02 12,8164 0,0004 -0,0716
4 3,53 -0,08 12,4609 0,0064 -0,2824
5 3,47 -0,07 12,0409 0,0049 -0,2429
6 3,4 -0,18 11,56 0,0324 -0,612
7 3,33 -0,2 11,0889 0,04 -0,666
8 3,26 -0,21 10,6276 0,0441 -0,6846
9 3,18 -0,23 10,1124 0,0529 -0,7314
10 3,09 -0,35 9,5481 0,1225 -1,0815
Σ 34,17 -1,28 117,1209 0,3056 -4,152
Tabel 6. Perhitungan Percobaan 2
T = αDᵃL²ᵇ
ln T = 2b ln L + a ln D + ln α ↓ ↓ ↓ ↓ y m x c
=
=
= 0,61
Sy² =
Sy² =
Sy² = 0,0007
Sy = 0,03
= Sy
= 0,03
= 0,03 . 1,66
= 0,05
= 2b
b = = = 0,305
Δb = = = 0,025
∴ = 0,61 ± 0,05
∴ b ± Δb = 0,305 ± 0,025
c. Mencari nilai α
Variasi D
No X y x2 y2 xy
1 2,29 0,68 5,2441 0,4624 1,5572
2 2,44 0,72 5,9536 0,5184 1,7568
3 2,59 0,75 6,7081 0,5625 1,9425
4 2,78 0,78 7,7284 0,6084 2,1684
5 2,99 0,84 8,9401 0,7056 2,5116
6 3,23 0,92 10,4329 0,8464 2,9716
7 3,51 1,07 12,3201 1,1449 3,7557
8 3,84 1,17 14,7456 1,3689 4,4928
9 4,24 1,2 17,9776 1,44 5,088
10 4,73 1,33 22,3729 1,7689 6,2909
Σ 32,64 9,46 112,4234 9,4264 32,5355
Tabel 7. Data Perhitungan Variasi D
T = α₁L²ᵇDᵃ ↓ ↓ ↓ y x
=
=
= 0,28
Sy² =
Sy² =
Sy² = 0,001
Sy = 0,03
= Sy
= 0,03
= 0,03 . 0,41
= 0,01
α₁ =
α₁ =
α₁ =
α₁ = 0,58
Δ α₁ =
Δ α₁ =
Δ α₁ =
Δ α₁ = 0,02
∴ α₁ ± Δ α₁ = 0,58 ± 0,02
∴ ± = 0,28 ± 0,01
Variasi L
No X y x2 y2 xy
1 0,57 1,05 0,3249 1,1025 0,5985
2 0,55 1,02 0,3025 1,0404 0,561
3 0,53 0,98 0,2809 0,9604 0,5194
4 0,52 0,92 0,2704 0,8464 0,4784
5 0,50 0,93 0,25 0,8649 0,465
6 0,48 0,83 0,2304 0,6889 0,3984
7 0,46 0,82 0,2116 0,6724 0,3772
8 0,44 0,81 0,1936 0,6561 0,3564
9 0,42 0,8 0,1764 0,64 0,336
10 0,40 0,7 0,16 0,49 0,28
Σ 4,87 8,86 2,4007 7,962 4,3703
Tabel 8. Data Variasi L
T = α₁ DᵃL²ᵇ ↓ ↓ ↓ y x
=
=
= 1,91
Sy² =
Sy² =
Sy² = 0,0007
Sy = 0,03
= Sy
= 0,03
= 0,03 . 5,87
= 0,17
α₂ =
α₂ =
α₂ = 0,64
Δ α₂ =
Δ α₂ =
Δ α₂ = 0,06
∴ α₂ ± Δ α₂ = 0,64 ± 0,06
∴ ± = 1,91 ± 0,17
BAB V
PEMBAHASAN
a. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode
Metode dalam percobaan Osilasi cukup sederhana. Praktikan melakukan
percobaan dan penyajian hasil dengan menggunakan metode grafik. Dengan
menggunakan grafik, penggambaran hasil percobaan terlihat jelas dan langsung
menghasilkan persamaan fungsi yang sudah sangat familiar untuk problem
linear. Selain itu penyajian data dapat diinterpretasikan ke banyak hal dan
metode ini memperlihatkan dengan jelas jika terjadi penyimpangan kesalahan
pada titik-titik data. Tetapi grafik juga memiliki kelemahan, yaitu ketika terjadi
kesalahan kecil pada saat pengambilan data, maka hasilnya akan sangat
mempengaruhi bentuk grafik. Serta mempengaruhi pula hasil yang akan dicari
karena hasil atau objek yang dicari semuanya berhubungan dengan grafik.
Pada percobaan kali ini, terdapat empat grafik. Grafik yang pertama
menggambarkan hubungan ln D dengan ln T. Berdasarkan grafik tersebut,
terdapat hubungan bahwa ln D berbanding terbalik dengan ln T. Semakin besar
nilai ln D maka nilai ln T semakin kecil. Grafik berupa garis lurus ke arah kanan
bawah dengan nilai m sebesar = -1,04 ± 0,01.
Grafik yang kedua menggambarkan hubungan ln L dengan ln T. Pada grafik
yang kedua, nilai ln L berbanding lurus dengan nilai ln T. Semakin besar nilai ln L
maka semakin besar pula nilai ln T. Grafik berupa garis lurus ke arah kanan atas
dengan nilai m sebesar = 0,61 ± 0,05.
Grafik yang ketiga menggambarkan hubungan Dᵃ dengan T. Pada grafik yang
ketiga ini dapat dijelaskan bahwa Dᵃ berbanding lurus dengan T. Semakin besar
nilai Dᵃ maka semakin besar pula nilai T. Grafik berupa garis lurus ke arah kanan
atas dengan nilai m sebesar ± = 0,28 ± 0,01.
Grafik yang terakhir menggambarkan hubungan L²ᵇ dengan T. Sama halnya
dengan grafik kedua dan ketiga, bahwa nilai L²ᵇ berbanding lurus dengan nilai
T. Semakin besar nilai L²ᵇ maka semakin besar pula nilai T. Grafik berupa garis
lurus ke arah kanan atas dengan nilai m sebesar ± = 1,91 ± 0,17.
b. Tinjauan Terhadap Eksperimen
Dalam praktikum ini, praktikan melakukan eksperimen sebanyak dua kali,
yaitu yang pertama dengan panjang tali konstan (L) dan jarak antar tali (D)
divariasi dan yang kedua jarak antar tali (D) konstan dan panjang tali (L)
divariasi. Masing-masing eksperimen memperoleh dua puluh data, yaitu sepuluh
data untuk t₁ dan sepuluh data untuk t₂. Dari data-data tersebut, diperoleh
persamaan sebagai berikut :
T =
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin besar panjang tali
yang digunakan maka waktu (periode) yang dibutuhkan semakin besar. Dengan
kata lain hubungan antara L dan T berbanding lurus. Selain itu, semakin besar
jarak antar tali maka waktu (periode) yang dibutuhkan semakin kecil. Dengan
demikian, hubungan D dan T berbanding terbalik.
Selain persamaan diatas, melalui perhitungan regresi linier diperoleh
eksponen dan konstanta. Pada percobaan pertama tentang pengaruh jarak tali
terhadap periode diperoleh konstanta sebesar α₁ ± Δ α₁ = 0,58 ± 0,02. Pada
percobaan kedua mengenai pengaruh panjang tali terhadap periode diperoleh
konstanta sebesar α₂ ± Δ α₂ = 0,64 ± 0,06.
Nilai kedua konstanta tersebut tidak jauh berbeda. Perbedaan tersebut
mungkin terjadi karena adanya kesalahan pada praktikum. Kesalahan-kesalahan
yang muncul mungkin saja disebabkan oleh kesalahan pengukuran, ketelitian
alat (stopwatch/mistar), kesalahan pada saat memberi simpangan pada batang
osilasi, kesalahan pada saat memulai perhitungan selang waktu getaran serta
kesalahan dalam skema percobaan.
Eksponen a yang didapat sebesar a = -1,04. Eksponen a bernilai negatif
sehingga menggambarkan hubungan antara D yang berbanding terbalik dengan
T. Lalu, eksponen b yang didapat sebesar b = 0,61. Eksponen b bernilai positif
sehingga menggambarkan hubungan antara L dan T yang berbanding lurus.
c. Tinjauan dan Perbandingan Terhadap Referensi
Dalam rumus pada persamaan (16) tersirat bahwa nilai T berbanding lurus
dengan D. Pada percobaan, nilai D berbanding terbalik dengan nilai T yang
berarti nilai pangkat a yang diperoleh bernilai negatif. Dari hasil perhitungan
data, nilai a yang dihasilkan bernilai negatif. Hal ini berarti hasil dari data
percobaan maupun teori sama. Dari data percobaan variasi L dimana D konstan,
semakin kecil nilai L maka nilai periode juga semakin kecil. Hal ini membuktikan
bahwa periode (T) berbanding lurus dengan L, dimana L dipengaruhi oleh
eksponen b yang didapat dari perhitungan bernilai positif.
T =
Terlihat bahwa memang benar nilai T berbanding lurus terhadap nilai L dan
berbanding terbalik terhadap nilai D, dan rumusan tersebut sesuai dengan
referensi yang ada.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Berdasarkan grafik yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa
Semakin besar jarak tali maka periode yang dibutuhkan semakin kecil.
Semakin besar panjang tali maka periode yang dibutuhkan semakin besar
Besarnya konstanta dan eksponen ditentukan melalui gradien pada grafik.
Eksponen a bernilai negatif, grafik ke arah kanan bawah.
Eksponen b bernilai positif, grafik ke arah kanan atas.
2. Periode osilasi batang berbanding tebalik terhadap jarak antar tali dan
berbanding lurus terhadap panjang tali.
3. Besar konstanta yang diperoleh :
∴ α₁ ± Δ α₁ = 0,58 ± 0,02 ( L konstan)
∴ α₂ ± Δ α₂ = 0,64 ± 0,06 (D konstan)
4. Besar eksponen yang diperoleh :
∴ a ± Δa = -1,04 ± 0,01
∴ b ± Δb = 0,305 ± 0,025
5. Persamaan periode yang diperoleh :
T =
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Staff Laboratorium Fisika Dasar. 2014. Panduan Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta:
Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UGM.
2. Tipler,Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga.
3. http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/14001-6-252043015673.doc
(tanggal akses : 25 November 2014)
BAB VIII
LEMBAR PENGESAHAN
Demikian laporan praktikum osilasi ini saya buat untuk memenuhi praktikum Fisika
Dasar 1.
Yogyakarta, 11 Desember 2014
Asisten Praktikum, Praktikan,
Intan Paramudita Milya Dwi Lestari
LAMPIRAN