Upload
phungnhi
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
14 FIGURJuli 2015
Oleh Yuliani Tri Astuti
Demi pengembangan PelabuhanMuara Baru—kininamanya Pelabu
han Perikanan SamuderaNizam Zachman—konsultankonstruksi asal Jepang itupun rela menghabiskan separuh hidupnya di Indonesia.
Seharusnya bukan perkara mudah bagi Orishimo untuk membenahi pelabuhanyang semula kosong menjadipusat kegiatan perikanandi Jakarta. Namun ia justrumengaku sangat menikmatipekerjaannya.
“Sekarang di Muara Baruini, banyak kegiatan sepertipelelangan ikan, budi dayahasil perikanan, pelayananoperasional kapalkapalperikanan pengembanganusaha industri perikanan danekspor, ada juga wisata perikanan dan lainnya,” jelas Orishimo.
M e n g a w a l ipembangunanP e l a b u h a nMuarapadasaatberusiahun,
mengaku tak memiliki kesulitan yang berarti. Ia hanya agak susah memperolehbambu yang sesuai sebagaisalah satu bahan dasar pembuatan pondasi.
Kesulitan yang ia rasakanjustru saat pertama tinggal diIndonesia. “Pertama ke Indonesia, saya tinggal di kawasanKebayoran. Di rumah yangsaya tinggali, saya digangguhantu sehingga saya takutdan tidak betah. Untung adaparanormal yang menolongsaya sehingga hantu itu pergi,” cerita Orishimo.
Sang hantu pergi setelahselama 2,5 tahun, Orishimomenyediakan sesajen di halaman rumah yang ia tinggalisetiap malam Jumat. “Hampirsaja saya tidak betah,” imbuhdia.
Selama tinggal di Indonesia, setiap malam, lelaki lulusan Universitas Tokyo Metropolitan ini selalu memikirkankonsep pembangunan untuk Pelabuhan Muara Baru,
memfungsikankosong tersebut, se
daratan di sekitar80 ha semen
perairan kurang lebihberpendapat Muarasangat potensial dijadikan sebuah pusat
giatan perikananJakarta.Tentu dengan
bekal ilmu civile n g i n e e r i n gyang dimiliki,
Orishimo menjelaskan maket Muara Baru kepada mahasiswa
Pelabuhan Muara Baru kini
Dokumentasi Orishimo
Dokumentasi Orishimo
37 Tahun Membenahi Pelabuhan Muara BaruOrishimo Sadao
Pelabuhan Muara Baru, dahulu bukan apa-apa. Hanya sebuah pelabuhan kosong yang ditandai mercusuar Sunda Kelapa. Namun, laut yang dulu mengelilingi mercusuar kini berubah menjadi lahan luas berwujud kawasan industri khusus hasil laut. Perlu waktu hingga 37 tahun bagi Orishimo Sadao untuk membenahi pelabuhan yang terletak di bagian utara Jakarta ini.
PROFILNama : Orishimo SadaoTanggal Lahir : 5 Februari 19481967-1972 : Civil Engineering di Tokyo Metropolitan Uni-
versity1971 : Mengawali karir di Pacific Consultant International1978-2015 : Membangun Pelabuhan Muara BaruMemiliki 1 istri, 3 anak dan 4 cucu.
Me n g a w a l ipembangunanP e l a b u h a nMuara Barupada 1978,saat dirinyaberusia 30 tahun, Orishimo
tuk Pelabuhanbagaimana memfungsikanpelabuhan kosongmentara luas daratantak kurang dari 80tara luas perairan40 ha. Ia berpendapat
Baru sangatjadikankegiatandi Jakarta.
bekale ng i n e e r i n gyang
PROFILPROFILPROFILPROFILPROFILNama : Orishimo SadaoTanggal Lahir : 5 Februari 19481967-1972 :
Orishimo dapat menerapkankonsepkonsep yang ingin iawujudkan. Alhasil, kerja kerasnya selama 37 tahun seolah“menyihir” Muara Baru yangsemula bukan apaapa menjadipelabuhan dengan berbagai kegiatan industri perikanan.
Pada 1984, ia merasa mulailega karena Pelabuhan MuaraBaru diresmikan dengan namaPelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ). Selanjutnya sesuai SK Menteri Kelautan dan Perikanan No KEP.04/MEN2004 tentang PerubahanNama, maka nama PPSJ diganti menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam ZachmanJakarta (PPSNZJ).
Meski selama 37 tahunia terus berpikir keras untukmembenahi Pelabuhan MuaraBaru, Orishimo malah terlihat lebih muda dari usianya.Demikian pula, rambutnya masih berwana hitam pekat. Kebanyakan orang yang berusia67 tahun seperti dirinya sudahberuban.
Soal resep awet mudanya,Orishimo mengaku selain enjoy menikmati hidup ini, iarajin mengonsumsi ikan dansayuran serta berolahraga. Dia menyarankan agar tidakbanyak mengonsumsi dagingjika ingin awet muda.
TanggungjawabPelabuhan Muara Baru
layaknya rumah kedua bagiOrishimo. Makanya, ia sendiritak bisa menjawab kapan akan
kembali ke Jepang. “Belumtahu kapan akan kembali keJepang. Karena pekerjaan sayabelum selesai di sini (Indonesia). Target saya berikutnyaadalah membenahi Pasar Ikandi Jakarta,” katanya.
Ia merasa pasar yang adasekarang ini belum tertatabaik. Masih diperlukan sistemmanajeman mumpuni untukmenjadikan pasar ikan sebagaifish market yang benarbenarterkontrol baik.
Alasan lain, ia belum bisabenarbenar meninggalkanMuara Baru karena baginyakonsultan itu dikiaskan seperti orangtua dengan anak.“Ibarat anak, kalau anak kitakurang sesuatu harus kitabantu. Demikian juga denganpelabuhan itu. Sebagai konsultan saya harus mendukungnyajika memang bantuan saya diperlukan,” katanya.
Sebelum merasa benarbenar yakin Pelabuhan Muara
Baru tak lagi membutuhkantenaga dan pikirannya, iatak akan kembali ke Jepang.Baginya semua itu adalah tanggungjawab sebagaiseorang konsultan.
Di selasela kesibukannya membenahi Muara Baru,Orishimo sempat menulisbuku tentang pembangunankawasan tersebut dalam Bahasa Jepang. Ia juga kadangdiminta menjadi dosen tamudi kampuskampus yang adadi Indonesia. Sementara diwaktu luangnya, ia habiskanuntuk memotret.
Hasil jepretannya takkalah dengan fotograferprofesional. Dan PelabuhanMuara Baru menjadi salahsatu objek foto menarik bagiOrishimo. •Tanggungjawab kerja 仕事の責任
(Shigoto no sekinin)Pelabuhan perikanan 漁港 (Gyokō)
Orishimo Sadao
HaloJ
epan
g!Yu
liant
i Tri
Astu
ti
HaloJ
epan
g!Yu
liant
i Tri
Astu
ti