Upload
putri-zahra
View
80
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Disusun oleh : Putri Zahra Nim : 04007158 / 041111044 Pembimbing: Drg. Andrian Nova F, Sp. PM
Xerostomia
bukan penyakit gejala / tanda karena berkurangnya sekresi saliva (Hasibuan dan sasanti, 2000).
Xerostomia kondisi kekeringan dalam mulut yang di tandai dengan menurunnya jumlah aliran saliva dari normal (Boedi, 2006).
A.
ETIOLOGI
Xerostomia dapat disebabkan : efek radioterapi, pengaruh farmakologis (obat), Dehidrasi, Psikogenik, Usia.(Boedi, 2006)
1.fisiologis
seperti berolahraga, berbicara terlalu lama.
2.patologis bernafas melalui mulut dan merokok yang berlebihan. adanya penyakit atau gangguan local pada kelenjar saliva yang meliputi agenesis kelenjar saliva, sialadentitis kronis, kista dan tumor kelenjar saliva, dan radioterapi pada daerah kepala dan leher. efek samping obat-obatan dan faktor-faktor psikis.
mukosa mulut kering
bau mulut
pemeriksaan dengan menempatkan kaca mulut pada mukosa pipi apakah kaca mulut tersebut akan lengket atau , dengan menggunakan sialometri untuk mengukur kecepatan aliran saliva, Ada karies servikal hampir seluruh gigi.
menyingkirkan
faktor-faktor yang menjadi etiologinya (cth: bernafas melalui hidung), permen karet bebas gula,
Mengunyah Sering
berkumur air putih,
Menggunakan
larutan saliva pengganti yang mengandung karboksil metilselulosa.
Xerostomia dapat terjadi akibat pemakaian obat sehingga menurunnya aliran saliva.
Penggunaan diuretik yang berlebihan dapat menimbulkan xerostomia. Pasien dengan mulut kering memiliki gejala: rasa terbakar, mukosa rapuh, kesehatan mulut buruk.
PENDAHULUAN
Merupakan kondisi keganasan yang ditandai oleh produksi berlebihan sel darah putih (langlais, 2000). Adanya sel-sel leukosit muda pada daerah tepi dan proliferasi jaringan leukopoetik dalam sumsum tulang yang jumlahnya abnormal, tidak terkoordinasi (Ruslijanto dan Liesdianingsih, 1986). Leukemia suatu keganasan organ pembentuk darah yang ditandai adanya proliferasi abnormal leukosit, terjadi infiltrasi ke berbagai jaringan tubuh (Udi dan Mediarty, 2001).
A.
Etiologi
belum diketahui di duga karena virus
Faktor
Eksogen
Faktor
Endogen
Sinar tembus, Sinar radioaktif, Hormon, Infeksi (virus, bakteri). Ras (jahudi), Kelainan kromosom, Herediter (kakak beradik atau kembar satu telur).
(Ruslijanto dan Liesdianingsih, 1986).
Leukemia Akut
sering pada anak kecil demam tinggi 39-40, disertai malaise, berkeringat, persendian dan tulang2 sakit, turunnya berat badan, terjadi pembesaran hati, limfa, dan ginjal
Leukemia
Kronis
sering pada dewasa dan tua, perdarahan gingiva, ulserasi, infeksi, penderita sulit makan, minum, berbicara, sulit memelihara kebersihan mulutnya.
Khas: Penebalan gusi Gusi mudah berdarah Ulkus nekrotik yang multipel pada gusi yang dapat meluas. Tidak Khas: Kehilangan tulang alveolar Abses pada pulpa.
Pemeliharaan
kebersihan mulut: sikat gigi teratur kumur dengan peroksida 1,5%, klorheksidin akueus 0,2% 4xsehari (menghambat pertumbuhan plak)
Menghilangkan
rasa sakit ulserasi luas : Lignokain HCL atau Xylotox oral iritasi pada lesi-lesi yang nekrotik
Menghilangkan
Leukemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh proliferasi neuplastik sel-sel pembentuk sel darah putih dalam sumsum tulang. Dan merupakan suatu keganasan. Pasien yang memiliki penyakit leukemia di sertai dengan tanda-tanda anemia, infeksi, perdarahan, ulserasi mulut.
Pendahuluan
Suatu penyakit autoimun yang di tandai dengan gambaran melepuh pada jaringan kulit dan mukosa membran (Saraventi, 2005).
kelainan autoimun yang melibatkan
suatu reaksi dari IgG terhadap substansi intraseluler dan mengakibatkan pemisahan sel terhadap sel epitel (Langlais dan Miller, 2000).
Etiologi
Autoimun 60% bermanifestasi dalam mukosa mulut. Wanita >> Banyak pada 40-50 tahun.(Saraventi dan Auerkari, 2005)
Faktor Etnik
genetik
/ Ras
lesi
bentuk ulser
didahului dengan
bulae. Mukosa
mulut (60%) Lesi awal (vesikel atau bulae)berisi cairan atau ulser dangkal. mudah rusak dan meninggalkan jaringan yang tidak terdukung Mudah diangkat dengan gaugesponge ulser berwarna merah dan sakit.
Bulae
Kortikosteroid
prednison / prednisolon (dengan dosis awal tinggi perlahan dikurangi)
Mekanisme kortikosteroid dalam menghambat sistem imun:1. 2. 3.
Menghambat proliferasi sel T Menghambat transkripsi gen IL-2 Menimbulkan efek anti inflamasi.
(Saraventi dan Auerkari, 2005)
Pemphigus Vulgaris merupakan penyakit autoimun yang ditandai pada kulit dan membran mukosa dengan terbentuknya bula. 50% terdapat pada lesi intra oral.
Dapat berakibat fatal jika tidak dilakukan perawatan.
Pendahuluan
Sindrom Behet sebuah multisistem, relaps, vaskulitis gangguan kronis dengan peradangan mukosa menonjol. Sindrom Behcet asal dokter Turki Pertama yg menguraikan kelainan ulseratif yg mengenai 3 daerah a. Mata b. Rongga mulut c. Kelamin. Dikatagorikan sebagai kompleks 3 gejala dengan manifestasi ulseratif.
Sindrom Behcet
Etiologi
tidak diketahui reaksi hipersensitivitas. pria >> dari wanita usia 20-30 tahun paling umum pada orang Asia dan Mediterania Timur(Langlais dan Miller, 2000)
gastrohep.com
Keturunan,
Faktor
lingkungan
infeksi mikroba.
dermatlas.med.jhmi.edu
Ulkus
oral paling sering, merupakan tanda awal dari penyakit. Khas Sekelompok ulkus mirip aphthosa pada mukosa pipi atau bibir. Ulkus
rata, Dangkal, Oval (ukuran bervariasi), Eksudat serofibrinosa menutupi permukaannya dan tepi-tepi merah, Berbatas jelas.
Tetes mata / salep kortikosteroid bisa membantu penyembuhan mata yang meradang dan luka di kulit. Peradangan mata / sistem saraf yang berat mungkin memerlukan prednison /kortikosteroid lain. Siklosporin (obat imunosupresan) jika masalah mata sangat berat atau jika prednison tidak mampu mengendalikan gejala-gejalanya.
Tata Laksana1. Kortikosteroid mengendalikan peradangan. 2. Obat imunosupresif menekan sistem kekebalan tubuh yang berlebihan. Obat imunosupresif penting dalam mengendalikan penyakit Behcet, yaitu: a. siklosporin azathioprine, b. cyclophosphamide (Cytoxan). Karena obat ini menekan sistem kekebalan tubuh, resiko infeksi dapat juga meningkat. 3. Obat lain yang telah digunakan untuk mengobati penyakit Behcet termasuk colchicine dan methotrexate.
Sindrom Behcet sering disebut sebagai penyakit mulisistemik. Sindrom Behcet merupakan kelainan atau penyakit multisistem karena melibatkan berbagai jaringan tubuh yang terdiri dari: a. Lesi pada mata b. Ulserasi pada mulut c. Ulserasi pada kelamin
Ulserasi pada mulut dapat berupa aftosa rekuren tipe minor ataupun mayor.