Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRIPEDESAAN (PNPM-MP)
DI DESA PARAMBAMBE KECAMATAN GALESONG
KABUPATEN TAKALAR
OLEH: NURALAMNomor Stambuk : 10561 3047 08
PROGRAM STUDIILMU ADMINISTRASINEGARA FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
ii
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKATMANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP)
DIDESA PARAMBAMBE KECAMATAN GALESONGKABUPATEN TAKALAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh:
NURALAMNomor Staaibuk: 10561 3047 08
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNTVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2012
ii
iii
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Parambambe
Kecamatan Galesong Kab .Takalar
Nama Mahasiswa : Nur Alam
Nomor Stambuk : 105 613047 08
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyetujui
Pembimbing I
Pre. Parakkasi Tiaiia. M.Si
Pembimbing II
Drs.Alimuddin Said. M.Pd
Mengetahui :
Dekan, Fisipol Unismuh
Makassar
Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Negara
4
5
ABSTRAK
NUR ALAM. 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa
Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. (Dibuhbihg oleh
Parakkasi Tjaija dan Alimuddin Said).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Partisipasi Masyarakat
Dalam Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Parambambe Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar.
Tipe penelitian ini adalah penelitian dimana teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi analisis deskriptif kualitatif
dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuesioner.
Berdasarkan hasii penelitian yang ditunjukkan dengan kutipan beberapa pelaku
PNPM-MP serta setiap musyawarah yang dilakukan, menunjukkan bahwa terjadi
penmgkatan partisipasi masyarakat yang eukup sighifikan dalam pelaksanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa
Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa
masyarakat adalah pelaku utama PNPM Mandiri Perdesaan mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya di
desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya berfungsi sebagai pelaksana,
fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dan
mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan tercapai dan dilaksanakan secara benar dan
konsisten. Ini terbukti dengan peran dan partisipasi masyarakat secara aktif dalam
setiap musyawarah dan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
Keyword : Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perciesaan
v
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulilla penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
rrielirripaKkari rahmat dan KidayaK-Nya seKingga penulis dapaf menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul "Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di
Desa Parambambe Kecamatari Galesdrig Kabupateri Takalar.
Skripsi ini merupakan iugas akbir yang diajukan untuk memenubi salab
satu syarat untuk memperoleK gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenubnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dari berbagai pibak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
periulis ingiri meriyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyab
Makassar.
2. Bapak Dr. H. MuKlis Madani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
3. Bapak BurKanuddin, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi
Ilmu Administrasi Negara.
4. Bapak Drs. Parakkasi Tjaija, M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Drs.
Alimuddin Said, M.Pd, selaku pembimbing II yang telaK banyak
memberikan bimbirigari, rriasukari dari arahari derigan teliti.
vi
7
5. Para Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara, terima kasih selama ini telah
memberi bahyak ilmu perigefahuah dengan tulus dan sabar.
6. Keluarga tercinta, suamiku Asri yang selalu memberiku dukungan, motivasi
dan semangat pada penulis.
7. IbuhdaTcu tercinta Kebo Nurung yang sehantiasa mehjadi suri tauladaii
dalam mengarungi bahtera hidup.
8. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan spirit dan motivasi dalam
mehyelesaikah studiku.
9. Teman-teman seangkatan, sekampus, dan sejawat yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang selalu memberikan motivasi dan dorongan
dalam mehyelesaikah perididikan.
10. Sahabatku Asriyani dan yuyunk atas dukungannya.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun sangat periulis
harapkan. Senioga slcripsi ini dapaT memberi rhahfaat, baik bagi penulis sendhi
maupun pihak-pihak yang membutuhkan. Amin.
Makassar,
Penulis
vii
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ffi
PENERIMAAN TIM................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
KATAPENGANTAR.............................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ I
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 8
D. Kegunaari Penalitiari........................................................................... 9
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 10
A. Kajian Pustaka...................................................................................... 10
B. Kerangfoi PiMr..................................................................................... 39
C. Definisi Operasional............................................................................. 40
BAB DT METODE PENELITIAN ....................................................... 43
A. Lokasi penelitian ................................................................................ 43
B. Tine penelitian dan dasar penelitian ................................................... 43
viii
9
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 44
D. Tehnik Perigumpulan Data ................................................................. 44
E. Populasi dan Sampel .......................................................................... 45
F. Tipe dan jenis Penelitian..................................................................... 45
G. Tehnik Analisi Data ........................................................................... 46
H. Jadwal Penelitian.................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 48
B. Partisipasi Masyarakat Daiam PNPM MP di Desa Parambambe .. 51
C. Faktor-faktor Pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan
PNPM MP................................................................................................ 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 67
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran................................................................................................... 68
D AFTAR PUSTAKA............................................................................. 70
ix
10
DAFTARTABEL
Halaman
1.1 Jumlah Penduduk Desa Parambanbe Tahun 2012 ................. 46
1.2 Tanggapan responden tentang pelaksanaan PNPM-MP
Di Desa Parambambe .............................................................. 50
1.3 Tanggapan responden tentang perlunya melakukan perencanaan
Dalam PNPM-MP.................................................................... 54
1. 4 Alokasi Dana PNPM-MP Desa Parambanbe Tahun
2010-2011 ................................................................................ 57
1.5 Tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Parambanbe dalam
Pelaksanaan PNPM-MP 2010-2011 ........................................ 59
1.6 Tanggapan responden tentang bagaimana pelakasanaan
PNPM-MP di Desa Parambambe ............................................ 61
1.7 Tanggapan responden tentang tujuan pelestarian PNPM-MP
Di desa Parambambe ............................................................... 63
x
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Bagan Kerangka Pikir ............................................................................ 40
Straktur Organisasi Pemerintahan Desa Parambambe............................
Keeamatan Galesong Kab. Takalar......................................................... 47
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan
di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,
kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran
lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di
perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi
disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus
memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 mulai dengan Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan
masyarakat di perdesaan beserta program pengdukungnya seperti PNPM
perdesaan, program pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan (PNPM
Mandiri Perkotaan), dan percepatan pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
(P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal pasca bencana dan konflik.
Pada pasal 11 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah menegaskan bahwa : 1. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelaksanaan
hubungan kewenangan antara
2
2. pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi, kabupatefi dan kota atau antar
pemerintah daerah yang paling terkait, tergantung dan sinergis sebagai satu
sistem pemerintahan.
3. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah yang
diselenggarakan berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Sebagai konsekuensi adanya desentralisasi pelaksanaan
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam arti
terjadinya pergeseran, kewenangan dari pemerintah kepada daerah maka
diperlukan managerial, finansial, teknologi dan sumber daya, manusia dalam
memanfaatkan secara arif dan optimal sumber daya lokal yang tersedia.
Sejalan dengan upaya desentralisasi dalam rangka mengurangi ketergantungan
dari pemerintah, perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan daerah. Pengembangan swadaya gotong royong masyarakat
perlu terus digalakkan menuju pada tingkat perkembangan yang mampu tumbuh
dan berkembang secara mandiri (self reliance) sehingga pada saatnya secara
interkoneksitasakanmenghasilkan kekuatan ekonomi daerah, regional dan
nasional dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kemandirian berarti mampu
mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di
3
lingkimgannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta
mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi
PNPM Mandiri Perdesaan adalah : (1) Peningkatan kapasitas masyarakat dan
kelembagaan, (2) Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif, (3)
Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, (4) Peningkatan kualitas dan
kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat, (5)
Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi
yang dikembangkan PNPM mandiri Perdesaan yaitu menjadikan Rumah Tangga
Miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran menguatkan sistem pembangunan
partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa.
Berdasarkan visi misi dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri
Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang
dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat
menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian.
Proses pembangunan berkelanjutan dalam era otonomi daerah adalah
menuju masyarakat madani (civil society) yakni masyarakat yang memiliki
kemampuan dan keingjnan untuk mengontrol jalan hidupnya sendiri sehingga
bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Peranan aparatur pemerintah
tidak iagi dominan sebagai unsur pendorong dan pembaharu tetapi lebih beriungsi
sebagai dinarnisaiur dan kaialisator. Dalam konteks ini neranan dan dominasi
oemerintah diusahakan untuk semakin dikurangi seialan denean semakin
4
menguatnya kemampuan masyarakat dan. swasta dalam menggerakkan roda
pembangunan di daerah.
Walaupun berbagai program diluncurkan oleh pemerintah seperti proyek
CBD-P3KT, Pembangunan Kawasan Terpadu (PKT), program Inpres Desa
Tertinggal (IDT), dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang bertujuan
untuk memecahkan masalah perdesaan seperti kesulitan air bersih, air limbah,
sampah dan drainase. Namun upaya tersebut tidak secara tuntas memecahkan
permasalahan hidup, karena Cara dan pendekatan pembangunan yang
dilaksanakan kesempatan bagi masyarakat untuk menyatakan dan mewujudkan
apa yang sesungguhnya mereka butuhkan. Program-program pembangunan yang
diarahkan masyarakat sebagai penerima yang pasif tanpa ada keterlibatan aktif
didalamnya.Hal ini menimbulkan kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
sangat besar dan harus ditanggung atau menjadi beban pemerintah.
Memperhatikan kondisi tersebut maka pemerintah pusat dan daerah telah
menginformasikan suatu program yang berbasis pada konsep pembangunan yang
bertumpu pada peran serta masyarakat. Program dimaksud adalah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri) yang
telah dilaksanakan hampir di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Takalar.
Konsep PNPM Mandiri Perdesaan sebagai suatu pendekatan inovasi adalah
(kaedah jalan untuk menghasilkan
5
produkperkhidmatan yang lebih baik sama melalui pengubahsuaian atau
penambahbaikan) yang berupaya melibatkan peran serta masyarakat mulai pada
tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan, diharapkan dapat berperan sebagai langkah awal menuju konsep
manajemen perdesaan terpadu yang mengisyaratkan perlunya peningkatan
perpaduan(produktivitas) yang integratif dengan lingkungan.
Pada tahun 2009, lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi
seluruh kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap khususnya di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. PNPM
Mandiri Perdesaan ini merupakan program pertama yang dilaksanakan di
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, setelah terbentuknya pemekaran
kecamatan. Kecamatan Galesong merupakan pemekaran atau pecahan dari
Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara.
Keberhasilan suatu program yang terus dilakukan oleh pemerintah
Indonesia belum sepadan dengan investasi karena tidak ada/kurangnya partisipasi
masyarakat, sehingga dengan demikian diperlukan adanya/peningkatan partisipasi
masyarakat melalui pendekatan-pendekatan yang pelaksanaannya
mengikutsertakan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam program ini artinya
keterlibatan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan program
yakni dimulai sejak tahap perencanaan,
6
pelaksanaan hingga pada tahap pelestarian/pemeliharaan kegiatan. Sebagaimana
dalam Undang-undang (UU) No. 25 Tahun 2004, secara tegas mensyaratkan
keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Dengan
demikian, partisipasi masyarakat adalah hak asasi, sehingga masyarakat harus
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam setiap program terkhusus melalui
PNPM Mandiri Perdesaan. Kesempatan tersebut perlu diberikan kepada
masyarakat dalam program ini guna meningkatkan partisipasi masyarakat dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan.
PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pemerintah yang mengarah
kepada masyarakat untuk senantisa berpartisipasi dan berperan aktif dalam proses
atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi,
perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan
sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil.
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sudah terlihat
sejak dilakukannya kegiatan sosialisasi tingkat kecamatan dan tingkat desa,
dimana dapat dilihat besarnya jumlah kehadiran peserta yang menunjukkan minat
serta kebutuhan informasi yang cukup besar. Selain itu kegiatan lainnya yang
mengikut sertakan keterlibatan masyarakat adalah diskusi atau musyawarah desa
yang menjaring segenap usulan desa dimana dihasilkan sejumlah usulan yang
menjadi cikal bakal kegiatan masyarakat. Menyadari bahwa sesungguhnya
masyarakat lebih mengetahui situasi geografis dan kapasitas mereka sendiri, maka
melalui PNPM Mandiri
7
Perdesaaan, mereka diajak untuk berpartisipasi aktif dan belajar untuk
mengidentifikasi serta mengupayakan solusi atas persoalan-persoalan yang
mereka hadapi. Dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam Program
Nasiaonal Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan baik pada tahap
sosioliasi dan perencanaan maupun tahap pelaksanaan dan pegawasannya cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan dan peran aktif masyarakat dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan. program ini juga dapat dikatakan membawa
perubahan yang positif baik dari segi lingkungan, pembangunan manusia, dan
perihal pemberdayaan manusia, dan perihal pemberdayaan masyarakat. Namun,
ada sebagaian masyarakat lebih meningkatkan kepentingan pribadi dari pada
kepentingan kelompok. Artinya tidak semua masyarakat berpartisipasi dengan
tujuan kesejahteraan kelompok melamkan karena upah atau imbalan. Disamping
itu, adanya ketidak percayaan masyarakat terhadap kader atau pelaku kegiatan di
perdesaan. Hal ini terjadi karena hanya sebagian kecil yang memperhatikan
informasi yang disampaikan melalui papan informasi, yang merapakan sebagai
pusat informasi dan transportasi pelaksanaan kegiatan. Hambatan lain adalah
pengerjaan proyek pembangunan fisik drenase belum sampai pada tahap
penyelesaian tetapi dana sudah habis di sebabkan karena pihak tertentu
menyalagunakan dana tersebut.
Berdasarkan dari uraian tersebut diatas, maka penulis terinspirasi untuk
melakukan penelitian dengan judul "Partisipasi Masyarakat Dalam
Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri
8
Perdesaan Di Desa parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten
Takalar
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka masalah
pokok yang akan dibahas yakni:
1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di
desa Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa
Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui sejauhmana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Paranbambe Kecamatan Gaiesong
Kabupaten Takalar.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi pengdukung dan
penghambat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan di Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Menjadi bahan kajian pustaka bagi semua pihak yang ingin mengkaji
masalah yang sama serta sebagai sumbangan pemikiran bagi masyarakat
tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan.
9
b. menjadi bahan masukan bagi pelaku dan sasaran PNPM Mandiri Perdesaan di
Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA
a. Konsepsi Partisipasi Masyarakat
Kata oartisipasi telah banvak sekali digunakan baik dalam pidato ceramah,
seminar loka karya media massa maupun dalam kehidupan sehari-hari meskipun
pada mulanya memang berasal dari kata inggris "participation" yang telah di
Indonesiakan, pada kata partisipasi ini adalah "Peran Serta" serine diartikan
b. "Keikutsertaan" atau pelibatan diri dalam suatu kegiatan.
Khairuddin (2000 :12) mengemukakan bahwa di tinjau dari segi
motivasinya partisipasi anggota masyarakat terjadi karena : a. takut/terpaksa ; b.
ikut-ikutan; dan
c. kesadaran.
Partisipasi vans dilakukan dencan teroaksa atau takut biasanva akibat adanya
perintah yang kaku dari atasan. sehingga masyarakat seakan-akan terpaksa untuk
meiaksanakan rencana yang teiah di tentukan sedangkan hanya mendorong
keikutsertaan rasa solidaritas diantara sesama anggota masvarakat sehingea
keikutsertaan mereka karena dorongan hati sending tetapi merupakan
perwujudan kebersamaan saja dan motovasi partisipasi karena kehendak dari
pribadi anggota masvarakat. Hai ini diiandasi oieh dorongan yang timbui
dan hati nurani anggota
11
karena mereka sadar bahwa pembangunan tersebut semata-mata untuk
kepentingan mereka juga. Partisipasi bentuk inilah yang sesungguhnya sangat
diharapkan dapat berkembang dalam masyarakat.
Menurut Tikson (2001:6) merumuskan bahwa partisipasi memiliki banyak unsur
sebagai berikut:
a. Partisipasi secara aktif masyarakat di dalam setiap langkah siklus proyek,
rnulai dari pembuatan keputusan. perencanaan sampai monitoring dan
evaluasi.
b. Penggalangan berbagai kekuatan masyarakat (tenaga, pikiran. dan sumber
daya) dan penggunaannya dalam pembangunan, sehingga peranan mereka
menjadi lebih penting.
c. Menggunakan beberapa metode. prosedur teknik-teknik tertentu untuk
meniasiiitasi dan menggaiakkan Kegiatan partisipasi.
d. Adauva oembualan keputusan van a dilakukan oleh masyarakat sendiri
tanna teriaiu banyak di bantu oieh pihak iuar.
e. Institusional Kemandirian aaiam menenmkan nasib dan
pertumbuhan akan meniadi rutin dalam setiap keaiatan manajemen dan
pembangunan kota.
Pada umumnya setiap pembangunan yans dilakukan merupakan
pembangunan diperlakukan partisipasi masyarakat baik dalam mengambil
12
tersebut. Partisipasi masyarakat pada dasarnya bagian dari interansi social atas
adanya kelompok atau antara kelompok dengan kelompok berdasarkan potensi
atau kekuatan masing-masing.
Supriatna (2000:209) Menjelaskan beberapa alasan pembenaran bagi
partisipasi rakyat dalam pembangunan yaitu :
1) Rakyat adalah fokus sentral dan tujuan terakhir-pembangunan, partisipasi
merupakan akibat logis dari dalil tersebut.
2) Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi untuk dapat turut
serta dalam keputusan penting yang menyangkut masyarakat.
3) Pariisioasj meneiplakan suatu linekungan umpan balik arus informasi tentang
sikap, aspirasi. kebutuhan dan kondisi daerah vang tanpa keberadaan, akan
tidak terungkap.
4) Pembantmnan dilaksanakan lebih balk denean di nmlal dari dimana rakvat
berada dan dari pada apa mereka miiiki.
5) Partisipasi menopang pembangunan,
6) potensi manusia maupun pertumbuhan manusia.
7) Partisipasi merupakan cara yang etektii membangun kemampuan masyarakat
untuk daerah .
Sedangkan Mikkelsen (2001 : 64) menjelaskan kata partisipasi merupakan kata
vans sanaat serins di sunakan dalam Dembaneunan memiiiki
13
banyak makna yang berbeda. Pelbagai kalian di buku penunjang tafsiran yang
sangat beragam".
Berdasarkan sejumlah definisi yang di kemukaan , maka partisipasi pada
pokoknya adalah:
1. Kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam
pengembilan keputusan.
2. Suatu proses yang aktif mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang
terkait, mengambil inisiatif dan meggunakan kebebasannya untuk melakukan
hai itu.
3. Pemantapan dialong antara masyarakat setempat dengan para staff yang
melakukan persiapan. pelaksanan, monitoring proyek. agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteksi iokai, dampak sosial.
4. Partisipasi sukarela oleh masyarakat dalam perubahaan yang ditentukannya
sendiri.
5. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan
mereka.
Pada hakikainya bahwa iiwa masyarakat benar-benar di beri kesempatan
untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan. Pembangunan di perkirakan akan
beriangsung lebih eieKtii dan eiisien.
Secara ooerasional pengertian rjarlisioasi atau oeran saran adalah keikut
sertaan masyarakat secara aktif dalam suatu proses pencapaian tujuan yang di
lakukan yang memadai, turut serta memuiuskan tujuan dengan rasa tanggung
14
2. Partisipasi masyarakat membuka kemungkinan keputusan yang di ambil di
dasarkan pada kebutuhan, proritas dan kemampuan masyarakat. Hal ini akan
dapat menghasilkan rancangan, rencana program dan kebijaksanaan yang
lebih realistis. Selain itu memperbesar kemungkinan masyarakat bersedia,
mampu menyumbangkan sumber daya mereka seperti uang, tenaga bagi
pelaksanan operasi dan pemeliharan.
3. Masyarakat meujamin penerimaan dan apresasi yang lebih besar terhadap segala
sesuatu yang dibangun. Hal ini akanmerangsang pemeliharaan yang baik dan
bahkan menimbuikan kebanggaan.
Berdasarkaa nanaran di atas maka partisipasi adalah merupakan salah satu cam
untuk memotivasi vane mempunyai ciri khas yang lain dari pada yang lain. Hal ini
di sebabkan peningkatan partisipasi tidak di tekankan pada segi psikologis dari
pada sedi materi di dalamnya maka orang tersebut akan merasa
bertanggungiawab.
b. Konsen Program Nasional Pemberdavaan MasYarakat CPNPM)
Dasar dan acuan pelaksanaan program-program penangulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. PrsPivi diiaksanakan meiaiui harmonisai
Drosedur program, penvediaan pendapongan. dan pendanaan stiemulan untuk
mendorong praKarsa dan inovasi masyarakat daiam upaya penangguiangan
15
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/
meningkatkaii kapasitas masyrakat. baik secara individu maupun berkelompok.
dalam memecahkan berbagai persoalan tekaiat upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan
keterlibtan yang lebuh besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagi pihak
untuk mmemberika kesempatan dan menjamin keberianjutan berbagai hasil yang
dicapai.
Menurut Raharjo (2006:35) bahwa pemberdayaan masyrakat adalah upaya
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya masyarakat secara lebih efektif dan
efesieu. baik dari (a) aspek rnasukan atau input ( SDM, dan. peralatan/saranadata
rencana dan teknologi), (b) Aspek proses (pelaksanaan. monitorin dan
pengawasan), maupu dari (c) Aspek keiuaran atau output
rasio realisasi dengan target ( vang direncanakan). sedangkan efesiensi
dimaksudkan adaiah tercapainya penghematan atau penekanan pemborosan.
masvarakat Mandiri adalah program Nasional Penaneeulanean kemiskinan
terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. kemiskinan berbasis
pemberdavaan masvarakat. Program ini berupava untuk
menciptakan/meningkatkan kuiitas masyarakat, baik secara individu maupun
16
kelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait pada upaya untuk
meningkatkan kualitas kehidupan. kemandirian dan keseiahteraan.
Sclain program-program yang berbasis pemberdayaan, masih terdapat program
penanggulangan kemiskinan lainnya yang diperuntukkan langsung bagi rumah
tangga miskin, seperti Program Beras Miskin (Raskin), Asuransi Kesehatan
Keluarga Miskin (Askeskm) dan Program Keiuarga Harapan, serta program-
program terkait peuyediaan kredil muikro dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).
Ada dua kategori program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri yailu
PNPM Mandiri inti dari program nasional pemberdayau masyarakat mandiri.
Penguatan PNPM Mandiri inti terdiri atas program / keeiatan pemberdayaan
masyarakat yang berbasis kewiiayan sperti PNPM Mandiri
khusus (' P2DTK ). PNPM infrastruktur perdesaan ( PPIP ) dan PNPM
inirastrukmr sosiai ekonomi wilayah).
dan Penanesulanaan Kemiskinan55 dikatakan bahwa para pelaku proeram
pemberdayaan, harus protesionai dan komitmen untuk mewujudkan seiuruh
PNPM Mandiri Perdesaan dalam Buku Pemberdavaan Masvarkat (2004)
17
masyarakat dapat, berperan aktif dalara proses pengambilan
keputusanpembangunan sarana dan prasarana perdesaan, mulai dari musyawarah,
penelitian lokasi, jenis kegiataii yang akan dilaksanakan dan pelaksanaan,
keteriibatan dalam melaksanakan, bentuk dan cara memanfaatkan serta
memelihara prasarana yang telah terbangun, meningkatkan kemandirian
masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dipedesaan. b. PNPM
Mandiri Perdesaan bukan hanya bicara urusan fisik, tetapi juga bicara urusan
manusianya Bukan hanya masyarakat penerima program yang akan Sementara
diberdayakan, juga meningkatkan kapasitas keiembagaan dan aparat pelaku
PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM penguatan terdiri alas program pemberdayaan
masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan serta khusus mendukung
penanggulangan kemiskinan yang peiaksanan terkait pencapaian tareet te'rtetitu.
TennaRsud dalam PNPM penuuatari adalah program pengembanaan usaha
aeribisnis pedesaan ( PUAP ). bantuan langsun masyarakat untuk keringganan
investasi pertaniaan ( BLM - KIP ) dan lain-
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan memerlukan keteriibatan dari
diperlukan untuk meniamin keberlaniutan hasil vang dicapai. Guna
memperoieh dukungan dan keteriibatan oerbagai pihak tersebut diperlukan
konsep. mekanisme dan hasil-hasii PNPM Mandiri Perdesaan meialui kesiatan
komunikasi dan sosialisasi yang efektif.
18
Pembangunan dewasa ini dihadapkan pada beberapa masalah, di antaranya
adalah perkembangan sosial ekonomi masyarakat yang relatif tertinggal. Hal
tersebut dapat dilihat proporsi penduduk miskin diperaesaan rata-rata 60% lebih
besar dibandingkan dengan keadaan kota; kesenjangan perkembangan kegiatan
ekonomi; ketersediaan prasarana dan sarana sosial ekonomi, serta kelembagaan
masyarakat dalam pembangunan di perdesaan, yang menunjukkan adanya
ketintpangau pembangunan antard kota dan desa. Didaerah perdesaan, sektor
ekonomi hanya bertumpu pada produksi pertanian dan perkebunan, demikian pula
terhadap prasarana dan sarana sosiai terbatas, seperti sarana jaian, Kesehatan,
uasai. SIM!! lttin-lalii. Seuariukau di daciun uerRuutan
penibaugunaubidangproduksi dan sosial senantiasa berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat dikedepankan mulai dari tahaoan perencanaan. tahapan
pelaksanaanhingga tahapanpemeiiharaan. program pemberdavaan masvarakat
dalam PNPM Mandiri diiakukan harmonisasi pada aspek-aspek sebagai
berikut:
Harmonisasi sasaran dituiukan untuk memadukan aspek wiiavah dan
keiompok masyarakat penerima maniaat. LoKasi PiSPM Mandiri diutamakan
19
miskin yang cukup besar, b) tingkat pelayanan dasar rendah, c) tingkat kapasitas
fiskal rendah, dan d) memiliki desa / kelurahan tertinggal.
Penentuan lokasi PNPM-Inti ditetapkan oleh Tim Pengendali PNPM
Mandiri. Lokasi PNPM penguatan diarahkan kelokasi PNPM-Inti dengan
mempertimbangkan usulan sektor dan daerah, efisiensi dan efektivitas
penanggulangan kemiskinan, serta mengurangi kesenjangan antar kecamatan. 2.
Kelembagaan Masyarakat
Harmonisasi kelembagaan masyarakat bertujuan untuk:
a. Mewujudkan kepemimpinan masyarakat yang terpercaya, berbasis nilai, dan
mengakar.
b. Efisiensi dan tata kelola.
c. Efektivitas program penanggulangan kemiskinan,
Mendorong kepemerintahan yang tanggap terhadap persoalan kemiskinan dan
upaya penanggulangannya. PNPM Mandiri diarahkan menggunakan dan
pengembangan secara optimal kelembagaan masyarakat yang telah adtt5 sepanjang
disepakati masyarakat dan bersifat terbuka bagi seluruh warga.
Dimensi kelembagaan masyarakat meiiputi proses pengambilan keputusan dan
lindakan koleklif, organisasi, serta aluran main, Harmonisasi kelembagaan
dilakukan melalui:
a. Pengembangan dan penguatan kapasitas kelembagaan dengan cara
meningkatkan kapasitas pengelola. memperbaiki kinerja dan etika iembaga,
dan meningkatkan tingkat keterwakiian berbagai iembaga yang ada.
20
b. Peningkatan kerjasama antar desa/kelurahan. Musyawarah Antar
desa/kelurahan. Konsilidasi organisasi pelaksana program sektor yang bersifat
ad-hoc dan koordinasi berbagai kelompok masyarakat yang ada oleh lembaga
keswadayaan masyarakat di desa/kelurahan.
3. Pendanaan
Harminisasi berbagai sumber pendanaan PNPM Mandiri bertujuan untuk
efektivitas upaya penanggulangan. kemisikinan melealui pemberdayaan eir
masyarakat. Hormonisasi pendanaan dikoordinasikan oleh Tim Pengendali
PNPM Mandiri, Tun Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta lembaga
masyarakat. Harmonisasi pendanaan dilakukan dengan cara konsolidasi
berbagai sumber dan penggunaan dana, pembiayaan aktivitas yang tumpang
tindih, serta distribusi pelaku dan fungsi kinerja program.
4. Pelaksanaan
Tahun 2008 merupakan masa transisi proses harmonisasi pelaksanaan
program-program pemberdayaaan masyarakat yang meletakkan masyarakat
sebagai pengambil keputusan pelaksanaan berbagai program tersebut di
wilayalmya. Mulai tahun 2009, pelaksanaan PNPM Mandiri akan merujuk
kepada rancangan mekanisme pelaksanaan PNPM Mandiri pada tahun 2009-
2015. Untuk itu, harmonisasi peiaksanaan PNPM Mandiri pada tahun 2008
dilakukan melalui:
a. Pelaksanaan berbasai program pemberdayaan masyarakat mengacu pada
strategi, prinsip, pendekatan, dan dasar hukum PNPM Mandiri
sebagaimana yang diielaskan pada;
21
b. Pelaksanaan kegiatan kecamatan berdasar pada visi/rencana kerja kecamatan,
sedangkan desa/kelurahan berdesar pada hasil perencanaan masyarakat aspek-
aspek pengelolaan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri;
c. Lokasi PNPM Mandiri pengutan diarahkan kelokasi PNPM-Inti. Untuk itu perlu
dirangkaikan secara konsilidasi data, informasi rencana dan kegiatan serta sasaran,
agar harmonisasi pelaksanaan program dapat terjadi
d. Pengembangan sistem basis data dan informasi PNPM Mandiri yang dilakukan
secara terintegrasi dan terbuka antar berbagai program pemberdayaan masyarakat,
termasuk PNPM-Penguatan;
e. Pelaksanaan monitoring dasn evaluasi berdasar pada metodologi dan indicator
keberhasilan, serta kerangka kerja dan waktu yang dikembangkan ole PNPM
Mandiri;
f. Pemenuhan kebutuhan fasilitator beserta pembagian tugas dan fungsi antara
tenaga fasilitator masyarakat dan penyuluh teknis dan lapangan. Pemenuhan
kebutuhan fasilitator dan pemberdayaan masyarakat menjadi tanggungjawab
PNPM-Inti. Sedangkan ntuk penyuluh teknis lapangan dapat disediakan oleh
sektor;
g. Pengembangan standarisasi kurikulum, modul pelatihan, dan kompetensi
pemandu yang mengacu pada pedoman pelaksanaan pelatihan PNPM-Mandiri;
h. Pengelolaan pengaduan masyarakat yang mengacu pada pedoman pelaksanaan
pengelolaan pengaduan masyarakat PNPM Mandiri;
i. Strategi sosialisasi dan dan komunikasi yang mengacu pada strategi sosialisasi
dan komunikasi PNPM Mandiri;
22
j. Sinkronjgjsi perencanaan sektoral tahun anggaran 2009 dengan hasil
perencanaan partisipatif PNPM Mandiri tahun 2007 yang dilaksanakan pada
tahun 2Q08 tmekanisme musrembang). Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan
berbasis masyarakat selama ini sering ditemukan kualitas pemberdayaan
masyarakat yang tidak memadai. Fasilitator yang mendampingi masyarakat
hanya berfungsi sebagai tenaga penyuluh teknis terkait sektor tertentu tanpa
keahlian mengembangkan kapasitas kelembagaan masyarakat. Di sisi
masyarakat, hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap program sehingga
menimbulkan masalah terkait keberlanjutan pasca program atau proyek
berakhir. Beragamnya program dan proyek berbasis pemberdayaan
masyarakat yang dilengkapi oleh biaya untuk anara lain tenaga
fasilitator/penyuluh, pelatihan, operasional kegiatan di setiap jenjang
pemerintahan, monitoring dan evaluasi, dan sebagainya juga menimbulkan
pemborosan biaya pembangunan mengikat tahun 2008 merupakan masa
transisi proses harmonisasi antara PNPM-Inti dan PNPM penguatan, beberapa
kemungkinan permasalahan berikut dapat terjadi.
c. Komponen Program Dan Harmonisasi Program
1. Pengembangan masyarakat
Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian
kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat
yang terdiri dari pemeteaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat,
perencannan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya,
pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai. Untuk
mendukung rangkaian
23
kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat,
pengembangan relawan, dan opersional pendampingan masyarakat, dan fasilitator,
pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada
saat awal pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat yang utama sebagai
motor penggerak masyarakat diwilayahnya.
2. Bantuan Langsung Masyarakat
Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan
keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai
sebagai kegiatan yang direncanakan olehmasyarakat dalam rangka peningkatan
kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.
3. Peningkatan Kapasitas pemerintahan Dan Pelaku Lokal
Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah
serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku
lokal/kelompok peduli lainnya agar manpu menciptakan kondisi yang kondisif
dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam
menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen itu
antara lain seminar, pelatihan , lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan
secara selektif, dan sebagainya.
4. Bantuan Pengelolaan Dan Pengembangan Program
Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi kegiatan-
kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli lainnya
dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen,
pengendaliaan mutu, evaluasi, dan pengembangn program.
24
d. Partisipasi dan Pendekatan Terhadap Masyarakat
Partisipasi artinya mengambil bagian atau turut serta dalam suatu kegiatan.
Partisipasi merupakan suatu proses, maka diperlukan pendekatan pendahuluan
yaitu perkenalan dan sosialisasi kegiatan (Wahyuni, Sianturi, 2000). Jadi
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terdapat dua kegiatan yang perlu
dilakukan sebelum mengimplementasikan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan yaitu perkenalan dan sosialisasi program
secara teoritis, ada dua jenis pendekatan dalam partisipasi masyarakat yakni
pendekatan cultural dan pendekatan struktural.
1. Partisipasi Masyarakat melalui pendekatan kultural
Kebudayaan adalah perilaku berpola yang ada dalam kelompok tertentu yang
anggotanya memiliki makna, simbol dan cara yang sama untuk
mengkomunikasikan makna tersebut. Unsur-unsur kebudayaan tersebut
meliputi prata atau aturan tersurat maupun tersiratdalam kehidupan sosial,
ekonomi, politik, dan agama. Kebudayaan umumnya terbentuk dalam waktu
yang lama danterinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari dan tercermin
dalam perilaku (termasuk dalam kegiatan program) suatu individu dan
masyarakat. Dengan demikian setiap usaha memperkenalkan suatu program
kepada masyarakat harus mempertimbangkan kebudayaan yang berlaku dan
dianut mereka sehingga diketahui strategi yang tepat dalam
memperkenalkannya.
2. Partisipasi masyarakat melalui pendekatan struktural.
Pendekatan struktural penting dalam meningkatkan pembangunan program
adalah mengikutsertakan kelembagaan desa dan aparat desa dalam
pelaksanaan
25
program. Dikatakan penting karena peluang ketidak berhasilan program sangat
besar tanpa mengikutsertakan pemimpin formal atau non formal ditingkat desa.
Selanjutnya dengan mengikutsertakan dan menjalin hubungan kerja terhadap
mereka dalam program, dapat berperan sebagai penggerak dalam partisipasi yang
dianjurkan (Wiryawan, Herman S, 2000) e. Pemberdayaan Masyarakat dalam
Mengdukung Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan.
Pemberdayaan dari asal kata daya artinya kekuatan, sehingga
pemberdayaan adalah penguatan. Dengan demikian pemberdayaan masyakat
adalah penguatan masyarakat yang lemah.yang dimaksud masyarakat yang lemah
adalah lemah secara politik, lemah secara ekonomi, dan lemah secara sosial
budaya. Jadi pemberdayaan masyarakat adalah pengutan masyarakat di bidang
politik, ekonomi dan sosial budaya. Serta mengandung adanya pengutan moral.
Kaitan antara pemberdayaan masyarakat dengan pelestarian Program
PNPM Mandiri Perdesaan dalam Buku Pemberdayaan masyarakat (2004) adalah:
a. PNPM Mandiri Perdesaan mencakup bagaimana melalui program ini
masyarakat dapat, berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan
pembangunan sarana dan prasarana perdesaan. Mulai dari musyawarah, penelitian
lokasi, jenis kegiatan yang dilaksanakan dan pelaksanaan, keterlibatan dalam
melaksanakan, bentuk dan cara memanfaatkan serta
26
memelihara prasarana yang telah terbangun, meningkatkan kemandirian
masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperdesaan. b. PNPM
Mandiri Perdesaan bukah hanya bicara urusan fisik, tetapi juga berbicara urusan
manusianya. Bukan hanya masyarakat penerima program yang akan
diberdayakkan, juga meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparat pelaku
PNPM Mandiri Perdesaan.
Sumber daya manusia merupakan modal yang penting dalam melakukan
pembangunan. Keterkaitan masalah ini dengan pemberdayaan masyarakat sangat
besar. Dampak pemberdayaan masyarakat adalah kemandirian masyarakat dalam
mengatasi permasalahan mereka melalui prakarsa dan kreatifitas untuk
meningkatkan kualitas hidup. Tentunya membutuhkan masyarakat yang
mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk keluar dari permasalahan
mereka.
Beberapa program memadukan kegiatan peningkatan kapasitas sumber
daya manusia ini pada program kesehatan, air bersih, keluarga berencana maupun
program nutrisi. Sasaran utamanya tentunya adalah peningkatan produktifitas
masyarakat miskin perdesaan untuk meningkatkan peluang dan kesempatan
mereka memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik.
Dengan berkembangnya konsep "gender and development", perhatian
proses peningkatan kapasitas masyarakat sudah semakin merata baik terhadap
laki-laki dan perempuan. Dorongan yang kuat karena kesetaraan akan
membangun relasi yang adil, maka kesempatan pendidikan peluangnya sama bagi
laki-laki
27
dan perempuan. Walaupun sering berbenturan dengan budaya dan kebiasaan
masyarakat setempat.
Syarat mutlak program pemberdayaan adalah orientasinya yang selalu
tertuju kepada kemandirian, kesinambungan, dan keberlanjutan. Kemandirian
adalah sikap yang bersumber pada kepercayaan diri. Kemandirian juga adalah
kemampuan (mental dan fisik) untuk :
1. Memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri;
2. Memperhitungkan kesempatan dan ancaman llingkungan; dan
3. Memilih berbagai alternatif yang bersedia untuk mengatasi persoalan dan
sekaligus mengembangkan kehidupan secara serasi dan berkesinambungan.
Jelas kiranya bahwa pemberdayaan pada akhirnya bukan hanya sekedar
berorientasi pada proses tetapijuga pada hasil itu sendiri. Kegiatan yang
berorientasi pemberdayaan dimulai dengan kegiatan development, yaitu
pengembangan konsep sesuai dengan tujuan dan sasaran program, bbersamaan
dengan tahap ini adalah mengikutsertakan (melibatkan peran
komunitas/masyarakat)atau lazim disebut dengan involve.
Tahap selanjutnya adalah mensosialisasikan (Socialize) program kepada
seluruh komunitas, agar dan untuk tujuan mereka merasa memiliki program
sekaligus ikut bertanggungjawab terhadap pelaksanaan keberhasilan program.
Pada tahap ini musyawarah memegang peranan yang sangat penting sebagai
sarana komunikasi. menginjak tahap pelaksanaan, terdapat beberapa hal yang
penting untuk diperhatikan; yaitu : Cater berarti program-program yang disajikan
harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta
28
memperhatikan potensi lokal dan Utilize, yang berarti sedapat mungkin
melipatkan tenaga kerja setempat dalam pelaksanaan program.
Selanjutnya harus dikembangkan kepekaart (sensitive) dalam memehami
suatu psikologis, sosial, dan budaya yang tengah berkembang di masyarakat
sasaran. Kemudian yang terakhir adalah sosialize., dalam artian melakukan
sosialisasi program pada pihak luar melalui media-media tertentu.
Pemberdayaan adalah sebagai proses. Keberhasilan proses ini bukan hanya karena
faham terhadap pengetahuan dan ketrampilan menyangkut pemberdayaan dan
pembangunan, akan tetapi seluruhunsur terkait dalam program harus komitmen
dengan beberapa hal antara lain :
a. Komitmen pada propesionalisme
b. Komitmen pada keterbukaan
c. Komitmen pada kejujuran
d. Komitmen pada kebersamaan dan kerjasama
e. Komitmen pada kemitraan, dan
f. Komitmen pada kepentingan pembelajaran-.--dan mencari keuntungan
bersama dalam bentuk pola horizoontal.
f. Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Tujuan umum dari PNPM Mandiri perdesaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan
mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan.
29
Sedangkan tujuan khusus meliputi peningkatan partisipasi seluruh
masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan, dalam
pengembilan keputusan perencanaan, pelaksanaan pemantauan, dan pelestarian
pembangunan, pelembagaan pengelolaan pembangunan partisipatif dan
mendayagunakan sumber daya lokal. Pengembangan kapasitas pemerintah desa
dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.
Selanjutnya penyediaan prasarana sosial dasar dan ekonomi yang di
prioritaskan oleh masyarakat dan melembagakan pengelolaan dana bergulir serta
mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD),
terakhir adalah pengembangan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam
upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan. Adapun tujuan dari PNPMMandiri
Perdesaan adalah:
a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.
b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal.
c. Mengembangkan kapasitas pemerintah desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
d. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat, dan -
e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
30
i. Mendoront terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa
dalam pengelolaan pembangunan.
j. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam mupaya
penaggulangan kemiskinan.
Tujuan dari PNPM Mandiri Perdesaanadalahmeningkatnya kesejahteraan dan
kesempata kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian
dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri
untuk memobilisasi sumber daya yang ada dilingkungannya, serta mengelola
sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri
Perdesaan adalah :
a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya;
b. Pelembagaaan dan pembangunan partisipatif; c Pengeftifan funsi dan
peran pemerintah lokal;
c. Peningkatang kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan
ekonomi masyarakat;
d. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi
yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu
31
menjadikan rumah tangga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan
sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama
antar desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM
Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai
pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan
masyarakat dapat menuntaskan tahapan pembelajjaran dilakukan melalui Program
Pengembangan Kecamatan (PPK).
f. Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan
Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan terbagi atas dua bagian yaitu mengenai
lokasi sasaran dan kelompok sasaran. Lokasi sasarannya.
a. Lokasi sasaran yaitu :
1. Kecamatan-Kecamatan yang tidak termasuk kategori "Kecamatan
bermasalah dalam PPK".
2. Kecamatan-kacamatan yang di usulkan oleh pemerintah daerah dalam
skema kontribusi pendanaan.
b. Kelompok Sasaran yaitu:
1. Rumah tangga miskin (RTM) di perdesaan
2. Kelembagaan masyarakat di perdesaan
3. Kelembagaan pemerintah lokal
g. Alur Tahapan PNPM Mandiri Perdesaan
Alur kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan
dan pelestarian kegiatan. Sebelum memulai tahap perencanaan,
32
hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan orientasi atau
pengenalan kondisi yang ada di desa dan kecamatan. Kegiatan yang dilakukan
dalam rangka pengenalan desa diantaranya adalah:
a. Mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang dapat mendukung
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat desa, termasuk pelaku-
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap sebelumnya;
b. Kondisi kegiatan atau bangunan yang telah dibiayai melalui PNPM
Mandiri Perdesaan tahap sebelumnya;
c. Inventarisasi dokumen rencana pembangunan desa (tahunan atau jangka
menengah);
d. Inventarisasi data kependudukan, program selain PNPM Mandiri
Perdesaan yang akan masuk ke desa, dan Iain-lain.
Sistem kelembagaan lokal dan pertemuan informal masyarakat seperti:
pertemuan keagamaan, pertemuan adat istiadat, merupakan alternatif untuk
menyebarluasan informasi PNPM Mandiri Perdesaan dan media penerapan
prinsip transparansi. Media cetak, seperti koran dan tabloid, serta media
elektronika, seperti radio dan TV, dapat digunakan untuk menyebarluaskan
informasi PNPM Mandiri Perdesaan.
1. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan meliputi tahap persiapan dan sosialisasi awal, serta
""perencanaan di desa, di kecamatan, dan di kabupaten. Tahap persiapan dan
sosialisasi awal dimulai dari MAD Sosialisasi sampai dengan Pelatihan KPMD/K.
Perencanaan kegiatan di desa, dimulai dengan tahap penggalian
33
gagasan sampai dengan musdes perencanaan atau dikenal dengan istilah
Menggagas Masa Depan Desa (MMDD).
a. Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi
MAD sosialisasi merupakan pertemuan antar desa untuk sosialisasi awal tentang
tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan
PNPM Mandiri Perdesaan serta untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan
antar desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. „b. Musyawarah Desa
(Musdes) Sosialisasi
Musdes sosialisasi merupakan pertemuan masyarakat desa sebagai ajang
sosialisasi atau penyebarluasan informasi PNPM Mandiri Perdesaan di desa.
Fasilitator dalam musdes sosialisasi adalah FK/FT atau PjOK. Fasilitator perlu
mengupayakan seoptimal mungkin agar sekurang-kurangnya 40% dari peserta
Musdes Sosialisasi adalah perempuan.
c. Pelatihan Kader P ember dayaan Masyarakat Desa/Kelurahan
KPMD/K yang telah terpilih dalam musyawarah desa sosialisasi, akan
memandu serangkaian tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang diawali
dengan proses penggalian gagasan di tingkat dusun dan kelompok masyarakat.
Sebelum melakukan tugasnya, KPM D/K akan mendapat pelatihan. Sedangkan
pendanaan atas penyelenggaraan pelatihan Kader berasal dari DOK Perencanaan
PNPM Mandiri Perdesaan, swadaya desa atau masyarakat, serta dari APBD.
34
d. Penggalian Gagasan
Penggalian gagasan adalah proses untuk menemukenali gagasan-gagasan
kegiatan atau kebutuhan masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan
kemiskinan yang dihadapi dan mengembangkan potensi yang ada di masyarakat.
Tahapan dalam penggalian gagasan meliputiTahap awal dari proses penggalian
gagasan adalah mengadakan pertemuan di dusun untuk membuat peta sosial
kemiskinan bersama-sama dengan warga dusun setempat.
2. Musyawarah Penggalian Gagasan
Musyawarah penggalian gagasan adalan pertemuan kelompok-kelompok
untuk menemukan gagasan-gagasan sesuai kebutuhan masyarakat terutama RTM.
Gagasan-gagasan yang disampaikan oleh masyarakat tidak sekedar gagasan
kegiatan yang diajukan dalam rangka mendapatkan dana PNPM Mandiri
Perdesaan, tetapi berupa gagasan-gagasan dalam kaitan langsung penanggulangan
kemiskinan.
Kelompok yang dimaksud dalam proses penggalian gagasan adalah
sekumpulan warga masyarakat (laki-laki, perempuan, atau campuran) yang
tergabung dalam: (a) Ikatan kemasyarakatan yang berlatar belakang wilayah
seperti RT, RW, RK, Dusun,Kampung, jurong, banjar atau yang lainnya; (b)
Kelompok-kelompok informal di masyarakat seperti kelompok arisan, kelompok
usaha bersama, atau kelompok keagamaan; (c) Pengelompokan masyarakat
lainnya sesuai keadaan setempat.
Musyawarah penggalian gagasan dilakukan dengan memanfaatkan
pertemuan rutin kelompok yang sudah ada (formal maupun informal). Bahan
35
yang diperlukan adalah peta sosial dusun, daftar rumah tangga miskin dan sangat
miskin di dusun berikut kriterianya, serta lembar diagram Venn kelembagaan. H.
Kegiatan Yang Dilakukan PNPM Mandiri Perdesaan
Kegiatan yang dilakukan PNPM mandiri Perdesaan mempunyai beberapa jenis-
jenis kegiatan antara lain :
a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat
memberikan manfaat langsung secara ekanomi bagi RTM
b. Kegiatan peningkatan dibidang Pelayanan kesehatan dan pendidikan,
termasuk kegiatan pelatihan dan pengembangan ketrampilan masyarakat
(pendidikan nonformal)
c. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilankelompok usaha ekonomi
terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis
sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal)
d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan.
B. KERANGKA PIKIR
PNPM Mandiri Perdesaan merupakan salah satu program pembangunan yang
sarat dengan konsep pemberdayaan masyarakat di mana peran masyarakat lebih
dikedepankan mulai dari tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan hingga
tahapan pemeliharaan.
Tujuan umum dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan
dan kesempatan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
36
Partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur
tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan,
dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga pikiran atau
dalam bentuk materi. Kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik
laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan
program dan dalam menikmati kegiatan manfaat pembangunan, kesetaraan juga
dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konplik.
Berdasarkan hal tersebut kerangka pikir penelitian dapat
digambarkan sebagai mana pada halaman berikut:
Gambar 1 Kerangka Pikir
37
C. DEFENISI OPERASIONAL
Adapun beberapa defenisi operasional berdasarkan uraian diatas adalah :
1. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pemerintah untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan
yang pada prinsipnya meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja
masyarakat miskin perdesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi
masyarakat (terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan dan
komunitas/kelompok yang terpinggirkan), meningkatnya kapasitas
kelembagaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya modal sosial
masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna di perdesaan
dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
2. Sosialisasi merupakan bagian dari kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang
bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang tujuan, prinsip,
kebijakan, prosedur maupun hal - hal lain yang berkaitan dengan PNPM
Mandiri Perdesaan serta untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan dalam
melaksanakan program tersebut.
3. Perencanaan merupakan suatu tindakan masyarakat dalam menentukan apa
yang harus dikerjakan/dilaksanakan oleh PNPM Mandiri Perdesaan melalui
usulan kegiatan dari hasil proses penggalian gagasan di kelompok-
kelompok/dusun, desa dan kecamatan.
4. Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan konstruksi prasarana dan sarana di
lapangan yang harus dilaksanakan oleh masyarakat sendiri sesuai dengan azas
38
5. "Dari Oleh dan Untuk Masyarakat", sehingga ada rasa memiliki terhadap
kegiatan/program tersebut. 5 Pelestarian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, pelestarian merupakan
tahap pasca pelaksanaan yang wajib dioperasikan, dikelola dan
dipertanggungjawabkan oleh masyarakat bersama pemerintah agar kegiatan
ini mempunyai nilai manfaat yang dapat terus berlangsung dan berkembang.
6. Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan memiliki dua faktor, diantaranya faktor
pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung adalah hal-hal yang
menjadi pendukung partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar pada studi kasus
simpan pinjam kelompok perempuan di desa Parambambe. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah hal-hal yang menjadi penghambat partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.
7. Peningkatan partisipasi masyarakat pada kegiatan prasarana dan sarana bagi
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, haras mempertimbangkan metode
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang haras difokuskan untuk
menumbuhkan rasa memiliki oleh masyarakat, seperti meningkatkan keahlian
masyarakat teratama dalam bidang teknis dan administrasi kegiatan.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Galesong,
Kabupaten Takalar tepatnya di Desa Parambambe, dengan pertimbangan
bahwa partisipasi dan respon masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan di Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar
pelaksanaan penelitian diamati proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pelestarian hasil program PNPM Mandiri Perdesaan.
B. TIPE DAN DASAR PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian adalah desktiptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang
berusaha memberikan penjelasan dan gambaran mengenai berbagai
macam data yang telah di kumpulkan dan objek penelitian yang berkaitan
dengan partisipasi masyarakat dalam pelaksanan PNPM Mandiri pedesaan
2. Dasar Penelitian
Dasar Penelitian adalah survey langsung untuk mengetahui partisipasi
masyarakat dalam pelaksanan PNPM Mandiri pedesaan. Adapun survey
yang dimaksud dala dm penelitian ini yakni mencari informasi dengan
memberikan beberapa pertayaan kepada respondent
40
C. JENIS DAN SUMBER DATA
1. Jenis Data
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar
yang dapat dijadikan sebagai penjelasan dan keterangan mengenai partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. b. Data kuantitatif
adalah data dalam bentuk angka-angka nominal maupun bilangan yang
menunjukkan jumlah atau kuantitas suatu benda atau objek yang
adahubungannya dengan objek penelitian.
2. Sumber Data
a. Data primer yaitu data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara
dan pengamatan langsung terhadap subjek ataupun objek yang diteliti.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari sumber asli atau
pertama tetapi bersumber dari bahan bacaan atau dokumentasi yang
berhubungan dengan objek penelitian.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu melalui
Observasi, wawancara dan Kuesioner.
a. Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung lapangan, dengan melakukan pencatatan terhadap
gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara langsung pada
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Parambambe Kecamatan
Galesong Kabupaten Takalar.
41
b. Wawancara yaitu tekhnik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
terhadap responden guna mendapatkan/memperoleh hal-hal yang penting dari
responden secara mendalarn.
c. Kuesioner yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan bersifat tertutup
kepada responden yang bersangkutan dengan setiap pertanyaan disediakan
pilihan jawaban, sehingga responden bersangkutan tinggal memilih salah satu
jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan.
E. POPULASI DAN PEMILIHAN SAMPEL
1. Populasi
Penelitian adalah seiuruh masyarakat yang mendapat program
pemberdayaan masyarakat mandiri di Desa parambambe Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar sebanyak 3.160 orang.
2. Sampel
Tehnik penarikan dilakukan secara random sampling atau tehnik penarikan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara '
demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen dengan
pertimbangan tersebut dipilih responden sebanyak 25 orang. Ditambah dengan
informan 6 orang yaitu : Kerua TPK 1 orang, Kepala Desa 1 orang, Tokoh
Masyrakat 2 orang, Fasilitator Desa 2 orang.
F. TIPE DAN JENIS PENELITIAN
Tipe penelitian ini adalah penelitian servey langsung ke objek penelitian dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu berusaha dan mengungkapkan
setiap gejala-geja dan fakta-fakta yang berhubungan dengan
42
program pemberdayaan masyarakat mandiri.Sedangkan dasar penelitian adalah
survey yakni pengumpulan data dilakukan langsung dari responden dan
pengamatan lapangan.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif dimana data yang dengan dikumpulkan di lapangan,
dideskripsikan dan juga dituangkan kedalam tabel, dan persentase. Analisis data
dilakukan setelah semua data primer dan data sekunder terkumpul. Setelah itu,
data-data tersebut melalui proses tabulasi disajikan dalam bentuk frekuensi atau
persentase berdasarkan jawaban maupun data-data yang didapatkan atau yang
telah diberikan oleh responden/informan.
H. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dijadwalkan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, yakni akhir
bulan Juni 2012 sampai dengan pertengahan bulan Agustus 2012 yang dibagi atas
bebeapa tahapan dengan perincian sebagai berikut:
a. Tahap persiapan; pengurusan perizinan/rekomendasi dan penyusunan
instrumen penelitian selama + 2 (dua) minggu yaitu minggu pertama sampai
minggu ketiga bulan Juni 2012.
b. Tahap pelaksanaan; pengumpulan dan pengolahan dara (klasipikasi dan
tabulasi data) serta analisis dan penarikan kesimpulan selama + 4 (empat)
minggu yaitu minggu keempat bulan Juni sampai dengan minggu keempat
bulan juli 2012.
43
Tahap Penyelesaian ; penulisan laporan penelitian/skripsi, perbaikan -perbaikan
hingga penggandaan laporan selama + 6 (enam) minggu yaitu dari minggu
keempat bulan Juli hingga minggu ketiga bulan Agustus 2012
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Kondisi Geografis Masyarakat Desa Parambambe
Desa Parambambe terletak di wilayah pemerintah Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar. Jarak dari ibu kota Kecamatan + 2,5 Km dan jarak dari ibu
kota Kabupaten + 14 Km. Adapun luas wilayah Desa Parambambe 7,5 km dengan
batas sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pattinoang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bontomangape
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parangmata
d. Sebelah Timor berbatasan dengan Desa Bulogading Kab. Gowa
Desa Parambambe merupakan wilayali dataran rendah yang terdiri dari
pemukiman warga dan persawahan. Desa Parambambe beriklim tropis dengan dua
musin yaitu musim kemarau dan musin hujan. Sehingga secara geografis desa
Parambambe terletak pada daerah yang menjanjikan harapan lebih pada
masyarakat.
Potensi lahan pada wilayah Desa Parambambe sangat memungkinkan untuk
dikembangkan. Sehingga perlu penanganan khusus dan pelatihan untuk
perkembangan dengan tetap mengacu kepada konsep pembangunan yang
berwawasan lingkungan, perekonomian, agrobisnis, dan agroindustri.
45
Sedangkan secara administratif desa Parambambe memiliki 5 dusun yakni:
Dusun Parambambe, dusun Ma'minasa, dusun Paku, dusun Masino, dan dusun
Batetanaya. Adapun populasi penduduk di desa Parambambe diklasifikasikan ke
dalam jumlah kepala keluarga (kk) dan jumlah perjiwa, keadaan penduduk di desa
Parambambe dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Desa Parambambe Tahun 2012
Nama Dusun Jumlah kk Jumlah Penduduk
Persentase Penduduk
L/P L/P L/P
Parambambe 150 611 20%
Ma'minasa 120 558 15%
Paku 170 713 25%
Masino 190 836 30%
Batetanaya 90 442 10%
Jumlah 720 3.160 100%
Sumber Data : Data Kependudukan Kantor Desa Parambambe Bulan Juni 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat di gambarkan bahwa jumlah peenduduk desa
Parambambe perdusun tidak merata. Namun secara umum masyarakat desa
parambambe bermata pencaharian petani, pembuat batu bata, pedagang,
pengusaha, PNS (Guru, TNI, POLRI, Pegawai Sipil). Sehingga masyarakat desa
Parambambe juga memiliki beberapa tingkatan sosial yaitu kaya dan miskin.
2. Keadaan Organisasi Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kab.Takalar
46
Desa Parambambe dipimpin seorang kepala desa. Dalam melaksanakan
tugas pemerintahan sehari-hari, maka kepala desa di bantu oleh seorang sekretaris
desa, dua orang kaur dan tiga orang kasi yaitu kaur keuangan, kaur umum dan
kasi pembangunan, kasi pemberdayaan masyarakat dan kasi pemerintahan. Kepala
desa juga membawahi lima orang kepala dusun yang membantu tugas kepala desa
dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat dusun, yaitu Dusun parambambe,
Dusun ma'minasa, Dusun paku, Dusun masino dan Dusun batetanaya.
a. Struktur organisasi Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kab. Takalar.
b. Tugas dan fungsi struktur organisasi pemerintahan desa 1) Tugas dan fungsi
kepala desa
Tugas pokok kepala desa adalah membantu camat dalam
menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan
47
kemasyarakatan dalam wilayah pedesaan. Adapun fungsinya adalah sebagai
berikut:
Mengkoordinasikan penyeienggaraan pemenntahan di tingkat desa
Melaksanakan wewenang yang di limpahkan oleh camat untuk
menangani otonomi desa
Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan teknik kewilayaan meliputi
tugas umum pemenntahan yang di limpahkan oleh camat
2) Tugas dan fungsi sekretaris desa
Tugas pokok sekretaris desa adalah melaksanakan sebagian tugas kepala desa
dalam melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh organisasi pemerintahan desa. Adapun fungsinya
adalah sebagai berikut:
Penyeienggaraan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan
administrasi kepegawaian
Penyeienggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan
kemasyarakatan
Penyeienggaraan kearsipan dan perpustakaan
Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan unit kerja
3) Unsur pelaksanaan teknis
Unsur pelaksanaan teknis meliputi:
a) Kaur keuangan
b) Kaur umum
48
c) Kasi pembangunan
d) Kasi pemberdayaan masyarakat
e) Kasi pemerintahan
3. Pelaksanaan PNPM- MP di Desa Parambambe
Persoalan kemiskinan dan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya
kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di pedesaan. Upaya untuk
menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaaan. Pemberdayaan yang tepat yakni memadukan aspek-
aspek penyadaran, peningkatan kapasitas dan pendayagunaan.
Pemerintah Indonesia sejak mulai ta hun 2007 mencanangkan Progaram
Nasional, Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang salah satunva adalah
PNPM Mandiri Perdesaan merupakan Program pemerintah untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan yang pada
prinsipnya meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin
perdesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat (terutama
masyarakat miskin, kelompok perempuan, pendidikan dan kesehatan masyarakat).
Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat, pemerintah, meningkatnya
modal sosial masyarakat, inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna di
perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolan pembangunan.
Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Parambambe selama ini sangat membantu
pemerintah desa. Oleh karena selain mengerjakan program fisik juga pemberian
modal usaha kepada kelompok perempuan. Berdasarkan hasil
49
penelitian penulis dana PNPM-PM yang diberikan kepada masyarakat sekitar
75% untuk fisik dan 25% untuk SPP.
Menyangkut Program fisik PNPM-MP meiibatkan masyarakat miskin di
desa Parambambe, mulai dari tahap perencanaan kegiatan, tahap pelaksanaan
kegiatan sampai pada tahap pengawasan dan pelestarian, masyarakat selalu
dilibatkan, sehingga masyarakat sangat merasakan manfaatnya. Dan pihak pelaku
PNPM-MP sendiri berusaha semaksimalkan mungkin untuk lebih
memprioritaskan masyarakat miskin dan berusaha untuk menjaga agar tidak ada
kebocoran dana. Untuk mengetahui apakah masyarakat tersebut sudah maerasakan
manfaat dari pelaksanaanPNPM-MP, dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Tanggapan responden tentang pelaksanaan PNPM-MP di Desa
Parambambe.
Sumber Data: berdasarkan angket pada PNPM-MP 2012.
Berdasarkan hasil olahan angket tabel diatas dapat dipahami bahwa 31 orang atau
100% yang menjawab mereka merasakan manfaatnya, dan 0% yang menjawab
tidak merasakan, kurang tahu, serta tidak menjawab. Hal ini berarti
50
dan seterusnya hanya berfungsi sebagai pelaksana, fasilisator, pembimbing dan
Pembinaagar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PNPM Mandiri
Perdesaan tercapai dan dilaksanakan secara benar dan konsisten.
Alur kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan
dan pelesterian kegiatan. Bahwa sebelum memulai tahap perencanaan, hal penting
yang dilakukan oleh para pelaku PNPM adalah melakukan orientasi atau
pengenalan kondisi yang ada di desa dan kecamatan. Kegiatan yang dilakukan
dalam rangka pengenalan desa di antaranya adalah :
a. Mengidentifikasikan potensi dan sumber daya yang dapat mendukung
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan ditingkatkan desa, termasuk pelaku-
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap sebelumnya.
b. Mengidentifikasi Kondisi kegiatan atau bangunan yang telah dibiayai
rnelalui PNPM Mandiri Perdesaan tahap sebelumnya.
c. Menginvetarisasi dokumen rencana pembangunan desa (tahunan atau jangka
menengah)
d. Menginventarisasi data kependudukan, program selain PNPM Mandiri
Perdesaan yang akan masuk ke desa dan Iain-lain.
Dalam masa pengenalan kondisi desa sekaligus juga melakukan sosialisasi PNPM
Mandiri Perdesaan secara informal kepada masyarakat. Pada tahap ini harus
dimanfaatkan oleh seluruh pelaku PNPM mandiri Perdesaan di semua tingkatan
sebagai upaya untuk mendorong partisipasi dan pengawasan dari semua pihak.
Sehingga semua pelaku PNPM Mandiri Perdesaan memiliki pemahaman atau
persepsi yang sama terhadap program. Pada dasarnya
51
sosialisasi dapat dilakukan pada setiap saat atau kesempatan oleh pelaku-pelaku
PNPM Mandiri Perdesaan.
Sistem kelembagaan lokal dan pertemuan informal masyarakat seperti
pertemuan keagamaan, pertemuan atau upacara adat istiadat, gotong royong,
arisan dan Iain-lain. Hal ini merupakan alternatif untuk menyebarluaskan
informasi PNPM Mandiri Perdesaan dan media penerapan prinsip transparansi,
dengan menggunakan beberapa media seperti koran, tabloid spanduk dan papan
pengumuman. Dan bisa juga melalui media elektronik seperti radio dan TV semua
itu dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi PNPM Mandiri Perdesaan.
Seperti yang diterapkan di desa Parambambe olehh PNPM Mandiri
Perdesaan masyarakat selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan. Karena masyarakat sangat mendukung setiap Program PNPM Mandiri
Perdesaan. Hal ini terjadi kerena masyarakat sudah memahami bahwa Program
PNPM Mandiri Perdesaan adalah untuk membantu rakyat yang kurang mampu
atau miskin dan sekaligus untuk memajukan pembangunan daerahnya.
Sebagaimana telah dikutip dari hasil wawancara penulis kepada bapak
A.M (45 Tahun) dan sekaligus KPMD desa Parambambe, pada tanggal 04
Agustus 2012 mengatakan bahwa:
" Dalam setiap musyawarah, baik itu yang dilakukan di tingkat dusun maupun di
tingkat desa, selalu dipadati oleh masyarakat untuk mengeluarkan usulan dan
pendapat mereka masing-masing. Hal ini
52
membuktikan bahwa masyarakat sangat mendukung terhadap program PNPM
Mandiri Perdesaan yang ada di desa Parambambe dan tentu saja hal ini sangat
membantu dan memudahkan tugas kami sebagai kader pemberdayaan masyarakat
dalam menggali potensi dari bawah".
Sedangkan hasil Wawancara kepala Dusun BR (40 tahun) pada hari selasa 28
Agustus 2012 yang menyatakan bahwa :
"Masyarakat Desa Parambambe sudah mulai berkembang pemahamannya
tentang PNPM-MP, hal mi disebabkan sudah ada keinginan untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PNPM-MP."
Adapun partisipasi masyarakat desa Parambambe dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Dan untuk
mengetahui apakah masyarakat perlu melakukan tahap perencanaan PNPM-MP
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3 Tanggapan responden tentang perlunya melakukan perencanaan dalam
PNPM-MP
Berdasarkan tabel diatas maka dapatlah dikatakan bahwa 11 orang atau 46% yang menjawab bahwa mereka sangat setuju, 20 orang atau 54% yang menjawab setuju, 0 orang atau 0% yang menjawab kurang setuju dan 0% yang
53
tidak setuju. Ini berarti sebagian masyarakat desa parambambe melakukan tahap perencanaan.
Tingkat partisipasi masyarakat desa Parambambe dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yaitu pada tahap
kegiatan perencanaan antara lain :
a. Masyarakat hadir dan ikut berperan aktif dalam MAD sosialisasi
b. Masyarakat hadir dalam setiap musyawarah desa yang dilaksanakan PNPM-
MP
c. Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan musyawarah penggalian
gagasan, musyawarah perencanaan, penulisan usulan dan pengesahan
dokumen PNPM-MP.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Masyarakat Desa Parambambe
dalam kegiatan perencanaan antara lain dengan ikut terlibat dalam proses
persiapan pelaksanaan pekerjaan seperti rapat koordinasi awal di kantor desa
ataupun di kantor kecamatan dan, ikut rapat persiapan di desa Selain itu juga
terlibat dalam proses pengukuran hingga pada tahap pekerjaan.
2. Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan Kegiatan PNPM Mandiri
perdesaan
Tahap pelaksanaan kegiatan merupakan tahapan seluruh rencana yang
telah disepakati dalam pertemuan MAD penetapan usulan dan musdes informasi
serta rapat-rapat persiapan pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan di Desa
Parambambe PNPM-MP sangat memperhatikan masyarakat setempat karena
54
PNPM sadar bahwa masyarakat sebagai pemilik kegiatan, sehingga keputusan
pelaksanaan dan tanggungjawab ada pada masyarakat dan masyarakat desa
mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam pelaksanaan kegiatan, terutama
masyarakat miskin atau anggota RTM. Dalam menggunakan dana harus sesuai
dengan rencana kegiatan agar mencapai hasil yang memuaskan dan tepat waktu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, baik dengan mclslui wawancara
dengan pelaku kegiatan maupun dengan pengamatan langsung dilapangan
menunjukkan bahwa secara umum peran serta masyarakat dalam semua tahapan
pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sudah cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah peserta rapat atau musyawarah yang dilaksanakan baik
ditingkat dusun maupun ditingkat desa dan kecamatan.
Sebagaimana telah dikutip dari hasil wawancara dengan bapak Muhammad
Amir, BA sekaligus ketua PJOK, tanggal 05 Agustus 2012, mengemukakan
bahwa:
" Masyarakat yang ada di Desa Parambambe cukup apresiasif dan antusias terhadap semua pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik program Pembangunan fisik maupun non fisik karena menyentuh dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat".
Demikian juga dikemukakan oleh H.J (45 tahun) salah satu masyarakat Desa
Parambambe pada hari Selasa 26 Agustus 2012 bahwa:
"Bahwa PNPM-MP sudah melakukan kerjasama antar pemerintah desa Parambambe dengan masyarakat setempat mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan PNPM-MP terutama di bidang fisik dan nonfisik."
55
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
antara lain masyarakat terlibat langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan
dengan ikut serta dalam pekerjaan baik secara fisik secara swadaya maupun non
fisik. Kemudian penyaluran dana atau penggunaan dana dijelaskan secara
transparan, sehingga masyarakat merasa puas. Adapun alokasi Dana PNPM
mandiri Perdesaan Desa Parambambe tahun anggaran 2010-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1.4 Alokasi Dana PNPM-Mandiri Perdesaan Desa Parambambe Tahun .
Anggaran 2010-2011.
Tahun Alokasi DBL (Rp)
Sarana /prasarana
kesehatan UEF (SPP) Lain-Iain Total
2010 250.000.000 55.000.000 200.000.000 35.000.000 540.000.0002011 300.000.000 75.000.000 250.000.000 40.000.000 600.000.000Surplus 50.000.000 20.000.000 50.000.000 5.000.000 60.000.000
Sumber data : Data arsip PNPM-MP Kantor Desa Parambambe Tahun bulan Juni2011 •
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 totol dana
bantuan langsung yang masuk di desa parambambe sebesar Rp.
540.000.000,-(Lima ratus empat puluh juta rupiah), namun di tahun 2011
meningkat menjadi Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), atau terjadi
peningkatan sebesar Rp. 60.000.000,- (Enam puluh juta rupiah). Adapun
jenis dana bantuan ini di alokasikan menjadi 4 (empat) item kegiatan
dengan diperuntukkan :
1. Sarana dan Prasarana
2. Kesehatan
56
Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Parambambe Dalam
Pelaksanaan PNPM-MP 2010-2011.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihatbahwa tingkat partisipasi masyarakat
secara umum dalam pelaksanaan PNPM-MP dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
yakni dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yakni terjadi peningkatan partisipasi sebesar 100 jiwa atau sebesar 40 %.
Dimana pada tahun 2010 akumulasi dari partisipasi masyarakat adalah sebanyak
150 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 80 jiwa atau 65 % dan perempuan
sebanyak 70 jiwa atau 55 %, sedangkan RTM sebanyak 60 jiwa atau 45 %.
Kemudian tahun 2011 partisipasi masyarakat adalah sebanyak 250 jiwa yang
terdiri laki-laki 150 jiwa atau 85 % dan perempuan sebanyak 100 atau 75 %,
sedangkan RTM sebanyak 70 jiwa atau 55 %. Hal ini menunjukkan bahwa
partisipasi masyarakat dari kaum laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, tetapi
keduanya tetap mengalami peningkatan, demikian pula pada rumah ttangga
miskin (RTM) juga mengalami peningkatan.
Sehingga wajar apabila dalam pelaksanaan kegiatan PNPM-MP di desa
Parambambe cukup berkembang. Karena partisipasi masyarakat sangat
57
Tabel 1.6 Tanggapan responden tentang pelaksanaan PNPM-MP di Desa Parambambe.
Berdasarkan tabel di atas maka dapatlah dikatakan bahwa 26 orang atau
82% yang menjaweab bahwa pelaksanaan PNPM-MP di Desa Parambambe sudah
baik, 0 % yang menjawab buruk atau kurang tahu, serta 5 orang atau 18 % yang
tidak menjawab. Ini berarti bahwa pelaksanaan PNPM-MP di Desa Parambambe
sudah baik. Adapun yang tidak menjawab beralasan bahwa mereka tidak
mengetahui apakah pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik atau tidak. 3.
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelestarian PNPM-MP
Tahap pelestarian adalah suatu tahap kegiatan pasca pelaksanaan kegiatan
yang dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil kegiatan PNPM
Mandiri Perdesaan baik yang berupa sarana/prasarana umum seperti jalanan dan
drainase, kesehatan seperti posyandu, simpan pinjam terhadap kelompok
masyarakat kurang mampu maupun kegiatan lainnya. Dengan maksud agar dapat
memberi manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan.
58
Namun pelestarian tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama antara
masyarakat, pelaku PNPM-MP dan pemerintah setempat. Sehingga hasil-hasil
kegiatan yang telali dilaksanakan PNPM-MP dan masyarakat bisa terus
merasakan manfaatnya oleh masyarakat itu sendiri. Seperti yang terjadi dalam
menjaga dan pelestarian hasil-hasil kegiatan masyarakat Desa Parambambe dan
PNPM Mandiri Perdesaan telah mengambil langkah-langkah dalam menjaga
pelestarian hasil-hasil kegiatan.
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan masyarakat Desa
Parambambe dan PNPM-MP dalam menjaga pelestarian kegiatan yaitu:
a. Membentuk Tim penanggungjawab pemeliharaan hasil-hasil kegiatan dengan
merekrut tokoh masyarakat di Desa Parambambe karena tokoh masyarakat
sangat dihargai. Karena pada dasarnya masyarakat akan dapat memahami
kepentingan pemeliharaan, asalkan dijelaskan oleh tokoh-tokoh yang
dihormati. Walaupun sebenarnya masyarakat mengtahui pelestarian tetapi
tanpa pengarahan dari tokoh-tokoh yang dihormati dan disegani maka
masyarakat tidak akan peduli.
b. Untuk mewujudkan pemeliharaan prasarana yang efektif dan baik, maka
PNPM-MP dan masyarakat desa Parambambe mempunyai organisasi atau tim
yang rajin terjun kelapangan untuk mencari data tentang status dan kebutuhan
pemeliharaan, tim ini diisi oleh tenaga mudah potensial yang selalu siap terjun
kelapangan kapanpun diperlukan dan juga langsung memeriksa hasil-hasil
kegiatan.
59
c. Mengadakan pertemuan rutin dengan masyarakat sebagai penerima dan
pemelihara prasarana dan PNPM-MP . dalam pertemuan yang dibahas tentang
tata cara pemeliharaan prasarana agar bisa terus dirasakan manfaatnya.
d. Dana yang disediakan untuk memelihara benar-benar digunakan sebagaimana
mestinya. Oleh kerena itu dana ini telah diawasi langsung masyarakat untuk
bisa mengetaui alur penggunaannya. Jangan sampai disalah gunakan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Kesimpulannya bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap pelestarian hasil-
hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan adalah benar-benar tercapai dan dapat
dilihat di Desa Parambambe. Untuk mengetahui apakah tujuan dari PNPM-MP
tersebut sudah bisa dikatakan tercapai dengan baik di Desa Parambambe pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.7 Tanggapan responden tentang tujuan PNPM-MP di Desa
Parambambe
NO Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sudah tercapai 26 82
2. Belum tercapai - -
3. Kurang tahu - -
4. Tidak menjawab 5 18
Jumlah 31 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapatlah dikatakan bahwa 26 orang atau 82 persen yang menjawab bahwa tujuan dari pelaksanaan PNPM-MP sudah
60
tercapai di Desa Parambambe, 0 persen yang menjawab belum tercapai dan
kurang tahu, serta 5 orang atau 18 persen yang tidak menjawab. Ini berarti bahwa
tujuan dari PNPM-MP sudah bisa di katakan tercapai dengan baik di Desa
Parambambe. Adapun yang tidak menjawab beralasan bahwa mereka tidak
mengetahui apakah tujuannya sudah tercapai atau tidak.
Menurut hasil wawancara dengan R ( 40 tahun ) pada hari senin tanggal 28
Agustus 2012 yang menyatakan bahwa:
"Dengan melihat keberhasilan pelaksanaan program PNPM-MP di Desa Parambambe maka kami beranggapan bahwa tujuan dari program tersebut sudah bisa di katakan tercapai dengan baik, walaupun demikian, kami selaku masyarakat ingin memberikan masukan kepada pemerintah Desa supaya dalam pelaksanaan selanjutnya agar lebih di perhatikan . hal ini bertujuan agar PNPM-MP selanjutnya dapat lebih baik"
Hal inipun dikemukakan oleh ketua UPK Kecamatan Galesong, bapak
Muhammad Safri bahwa:
" Masyarakat Desa Parambambe sangat berpartisipasi dalam pelestarian hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan PNPM-MP, hal ini terjadi kerena masyarakat Desa Parambambe merasa bahwa semua hasil kegiatan PNPM-MP, baik itu berupa pembangunan fisik maupun nonfisik adalah mempakan aset dan milik masyarakat secara luas. Sehingga dengan sendirinya timbul rasa kepedulian dan rasa memiliki".
C. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
DALAM PELAKSANAAN PNPM-MP
1. Faktor-faktor Pendukung Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Masyarakt Desa Parambambe merupakan masyarakat sebagian besar sudah
berpendidikan, sehingga tidak terlalu sulit untukdiberikan pemahaman tentang
sesuatu hal yang sifatnya barudan membangun. Seperti masuknya PNPM
61
mandiri Perdesaan ke daerahnya mereka langsung menyambut dengan tanggapan
yang positif dan ikut membantu pelaksanaan kegiatannya. Sehingga mcuurut hasil
pengamatan penulis dan berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa
Parambambe dan beberapa pelaku PNPM Mandiri Perdesaan ditemukan ada
beberapa faktor yang menjadi pendukung keberhasilan dalam pelaksanaan PNPM
mandiri Perdesaan.
Adapun beberapa faktor pendukung pelaksanaan kegiatan PNPM mandiri
Perdesaan adalah:
a. Hubungan kerja sama antar masyarakat, pemerintah setempat dan pelaku
PNPM Mandiri Perdesaan berjajalan dengan baik dan lancar. Hal ini terjjadi
karena pelaku PNPM Mandiri Perdesaan sebagian adalah anggota masyarakat
Desa Parambambe. Demikian pula yang menjabat sebagai kepaia pemerintah
atau Kepaia Desa di desa Parambambe adalah dari kalangan masyarakat desa
Parambambe sendiri. Sehingga pendekatan yang dipakai adalah bersifat
kekeluargaan.
b. Terjadinya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara
masyarakat setempat sebagai komunitas penerima manfaat, baik secara
langsung dengan pelaku PNPM Mandiri perdesaan meresa juga di untungkan
dengan tugasdan perkerjaan mereka yang telah di bantu oleh masyarakat
setempat, sehingga semua pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.
c. Tanggapan positip masyarakat terhadap Program yang direncanakan dan
dilaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan serta dengan mengadakan pelestarian
hasil-hasil kegiatan, sudah dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh
62
masyarakat setempat. Sehingga program PNPM Mandiri Perdesaan adalah
program yang bersentuhan langsung dengan program masyarakat.
2. Faktor-faktor penghambat dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai macam karakter
lingkungan yang berbeda, sehingga biasa terjadi perbedaan pandangan
terhadap sesuatu hal yang menurut hasil pemikiran kurang sesuai dengan
keinginan, lingkungan dan pandangan inilah yang menjadi penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Parambambe.
Adapun beberapa faktor penghambat pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan adalah:
a. Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan belum menyentuh secara
merata keseluruh lapisan masyarakat Desa Parambambe. Sehingga
terkadang muncul kecemburuan sosial di dalam masyarakat karena
menganggap hanya masyarakat tertentu saja yang diperhatikan.
b. Penggunaan dana pelaksanaan kegiatan yang kurang transparan kepada
masyarakat sehingga muncul rasa kurang percaya terhadap pelaku PNPM
Mandiri Perdesaan, akibatnya pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan terhambat karena masyarakat tidak mau membantu di dalam
proses pelaksanaan kegiatan.
c. Sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat tentang Program PNPM
Mandiri Perdesaan belum berjalan secara maksimal. Sehingga masyarakat
yang belum mengetahui tentang PNPM Mandiri Perdesaan tidak mau ikut
bergabung.
63
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara serta pengolahan data tentang
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Parambambe Kecamatan
Galesong Kabupaten Takalar. Maka di bab ini akan dikemukakan kesimpulan
sesuai dengan rumusan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Parambambe berjalan dengan baik sesuai
yang diharapkan PNPM-MP dan masyarakat sangat antusias serta berpikiran
positif dalam menanggapi dan menerima semua program yang
direncanakan, dan dilaksanakan PNPM mandiri Perdesaan.
2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terjadi peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun ketahun. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
bahkan pada tahap pelestarian masyarakat ikut berpartisipasi. Hal ini dapat
terlihat dari peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan-kegiatan yang di
laksanakan di Desa Parambambe seperti MD penggalian gagasan sampai
MAD penetapan usulan dan lain sebagainya.
3. Terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dari partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Parambambe
Kecamatan Galesong
64
Kabupaten Takalar. Faktor-faktor pengdukung inilah yang memperlancar
proses pelaksanaan kegiatan PNPM-MP dan terdapat pula faktor-faktor
penghambat dalam pelaksanaan kegiatan PNPM-MP. Namun faktor penghambat
inilah yang semakin memacu semangat masyarakat dan pelaku PNPM-MP agar
bisa merencanakan program secara matang dan terencana agar bisa mengurangi
hambatan dan bisa lebih sukses melaksanakan program kegiatan kedepan.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang bagaimana Partisipasi Masyarakat
Dalam PelaksanaanProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Madiri
Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten
Takalar, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Para pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat maupun kader
pemberdayaan masyarakat desa harus mengedepankan azas kekeluargaan,
gotong royong dengan metode persuasif dan partisipatif terhadap masyarakat
agar dapat menarik perhatian dan simpati masyarakat.
2. Dalam pelaksanaan kegiatan pelaku PNPM-MP harus mengutamakan
kepetingan masyarakat umum dan bukan kepentingan pribadi atau golongan
tertentu.
3. Penentuan usulan masyarakat umum yang dianggap penting dan mendesak
diprioritaskan untuk diajukan sebagai program kerja dalam kegiatan.
Sebingga masyarakat benar-benar merasa diperhatikan oleh pelaku PNPM-
MP.
65
4. Setelah program pembangunan secara fisik dilaksanakan oleh PNPM-MP,
maka sebaiknya program pembangunan non fisik juga harus dilaksanakan
agar di dalam masyarakat bisa tercipta sumber daya manusia yang handal dan
bisa membantu PNPM-MP ke depan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, 2009, Manajemen Proyek. CV. Andi Offset, Yogyakarta
AbduIIah,2000. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, UGM.
Badan Pusat Statistik kabupaten Takalar, 2010. Kecamatan Galesong Dalam Angka. Katalog BPS, Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar.
Departemen Dalam Negeri Indonesia, 2008. Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan. TK PNPM Mandiri Perdesaan, Jakarta.
Dewi R. Sri Wahyuni, 2000JPemberdayaan Kelompok Wanita. ISDP-Puslingbantan, Bogor
Rahardjo 2006, Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Jakarta, Grasindo Utama.
Ramlah, Irwindi Bakti, 2010. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), Fasilitator Kecamatan Galesong kabupaten takalar.
Rukmana Nana D.W, 2003. Manajemen Pembangunan Prasarana Perkotaan,lp3es. JakartaHusein,
Hasibuan, Malayu, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta
Jamasy Owin, 2004, Keadilan Pemberdayaaan Dan Penanggutangan Kemiskinan, Blantika Mizan.
Tikson Dedy, 2001. Partisipasi Masyarakat Dalam Manajemen Perkotaan .Makalah di sajikan dalam loka karya ppis tanggal 4-9 juni 2001. Makassar
Khairuddin H, 2000. Pembangunan Masyarakat, Liberty, Yogyakarta.
Laloasa, 2001, Implementasi Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Usaha, Kendari, Tests Program Pasca Sarjana, Unhas Makassar.
Magruhah, Izza, 2009. Multidimensi Kemiskinan, Surakarta, Uns Press.Mikkelsen, Brita 2000. Metode Penelitian Partisipasi Dan Upaya-upaya
Pemberdayaan Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
67
Moleong, Lexy j, 2007, Metodologo Penelitan Kualitatif, Bandung, Remaja Karya.
Nasir Moh, 2005, Metode Penelitian, Bogor Ghalia Indo.
Ndraha Talisindhuru, 2000. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Bina Aksara Jakarta.
Sarman Muktar Dan Sajogjo, 2000. Masalah Penanggulangan Kemiskinan, Puspa Swara, Kawasan Timur Indonesia.
Soeharto. Edi, 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.. Bandung, Refika Aditama.
Soegiyono, 2001, Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta
Supriatna T.s.u, 2000. Strategi Pembagunan Dan Kemiskinan. Rineka Cipta. Jakarta
Syukur Abdullah 2001. Fungsi-fungsi Manajemen Perusahaan. Bandung Balai Pengembangan Manajemen Administrasi LAN.
Tjokroamidjqjo, Bintoro, 2001. Partisipasi Masyarakat Dalam PembangunanJakarta Balai Pustaka
Wiryawan. I. G., jHerman S, Sri Wahyuni, Erna Tamara dan Suwalan, 2000.
Rekayasa Kelembagaan dan pengembangan Modal dan Kelompok Usaha, Kuala Tungkal, Jambi.