20
1 DASAR SANITASI TERKAIT KESEHATAN LINGKUNGAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI WANITA (KTW) DUSUN JANTUR DESA GUNUNG SARIKECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU LAPORAN OBSERVASI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Kesehatan Lingkungan Yang dibina oleh Ibu Septa Katmawanti,S.Gz.,M.Kes Disusun Oleh : Avi Inayatul Islamiah (14061260116 9)  Nilna Farichatul Wachidah (14061260360 1) Restu Kurniawati (140612602675 ) Sonia Rahma (14061260128 8) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT NOVEMBER 2015

Observe Kesling dinas Peternakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 1/20

1

DASAR SANITASI TERKAIT KESEHATAN LINGKUNGAN

PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI WANITA

(KTW)

DUSUN JANTUR DESA GUNUNG SARIKECAMATAN BUMIAJI KOTA

BATU

LAPORAN OBSERVASI

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Kesehatan Lingkungan

Yang dibina oleh Ibu Septa Katmawanti,S.Gz.,M.Kes

Disusun Oleh :

Avi Inayatul Islamiah (140612601169)

 Nilna Farichatul Wachidah (140612603601)

Restu Kurniawati (140612602675)

Sonia Rahma (140612601288)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

NOVEMBER 2015

Page 2: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 2/20

2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah memberikan kami kesehatan

dan kesempatan sehingga kami dapat melakukan kunjungan ke Dinas Peternakan

dan observasi ke Kelompok Tani Wanita (KTW) yang bergerak di bidang

 peternakan sapi perah tanpa mengalami suatu hambatan yang berarti.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes.

selaku dosen mata kuliah kesehatan lingkungan yang telah membimbing kami

dalam melakukan observasi ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dinas

Peternakan Kota Batu, khususnya Ibu Azizah yang telah mengantar kami

menemui peternak di Kota Batu dan banyak membantu dalam melakukan

observasi ini. Terima kasih kepada Ibu Kasiami yang telah berkenan untuk

menjadi narasumber dalam observasi yang kami lakukan. Terakhir, terima kasih

kepada para anggota yang telah bekerja sama tanpa lelah dalam menyelesaikan

observasi ini.

Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam kesempurnaan

laporan penelitian ini.

Malang, 20 November 2015

Penulis

Page 3: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 3/20

3

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Tempat Observasi.............................................................................4

1.2 Letak Tempat Observasi................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Lingkungan..................................................................................5

2.2 Pengelolaan Limbah......................................................................................5

2.3 Pencemaran Lingkungan...............................................................................5

2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................................6

2.5 Pengelolaan Sampah.....................................................................................7

2.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman............................................................7

2.7 Pengendalian Vektor Penyakit......................................................................8

BABIII PERBANDINGAN

3.1 Perbandingan dengan Kriteria yang Sudah Terstandar.................................9

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan......................................................................................................11

4.2 Saran............................................................................................................11

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Undang-Undang

Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan

Page 4: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 4/20

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 

Sejarah Tempat Observasi

Peternakan sapi perah yang berada dibawah naungan Dinas Peternakan

Kota Batu, yang mana Dinas Peternakan Kota Batu sekarang tergabung di dalam

Dinas Pertanian dan Kehutanan dan dikelola oleh Kelompok Tani Wanita (KTW)

Margi Rahayu 06 ini pada awalnya terbentuk karena dilatarbelakangi oleh

 perlunya pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelolah salah

satu komoditi khas Kota Wisata Batu yaitu susu sapi dan pemberdayaan SDM

tersebut difokuskan kepada para wanita khususnya ibu rumah tangga yang tidak

 produktif secara ekonomi agar nantinya dapat membantu perekonomian keluarga.

Selain mengelola peternakan sapi perah, sebenarnya Kelompok Tani

Wanita (KTW) Margi Rahayu 06 ini juga mengelola pembibitan dan penjualan

 bunga mawar beserta bonsai untuk mengoptimalkan produktivitas dari para

wanita di Desa Jantur. Ditinjau dari segi geografisnya memang lokasi peternakan

dan perkebunan tersebut berada di dataran tinggi Kota Batu yang berada di kaki

Pegunungan Banyak. Daerah tersebut memiliki iklim yang sejuk dan jauh dari

 jalan raya utama sehingga paparan polusi udara sangat minim sehingga daerah

tersebut sangat cocok dipergunakan untuk beternak dan berkebun.

1.2 Letak Tempat Observasi

Tempat yang menjadi sasaran observasi kami adalah peternakan sapi perah

yang berada dibawah naungan Dinas Peternakan Kota Batu dan dikelola oleh

Kelompok Tani Wanita (KTW) Margi Rahayu 06 dibawah pimpinan dan pemantauan dari Ibu Azizah, salah satu pekerja di Dinas Peternakan Kota Batu.

Lokasi tersebut terletak di kaki Pegunungan Banyak, tepatnya di Dusun Jantur

Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 

Page 5: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 5/20

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Lingkungan

Peternakan sapi perah ini berada dibawah naungan Dinas Peternakan Kota

Batu tetapi dikelola oleh Kelompok Tani Wanita (KTW) Margi Rahayu 06 yang

 beranggotakan 29 orang peternak wanita. Semua anggota dari KTW tersebut

 bertempat tinggal di sekitar peternakan. Oleh karena itu lingkungan peternakan

merupakan lingkungan yang padat penduduk. Lokasi dari kandang peternakan

sapi perah itu sendiri berada tepat dibelakang rumah salah seorang anggota,

sehingga jarak antara peternakan dan pemukiman sangat dekat, tidak mencapai

satu meter.

Lingkungan tempat peternakan ini memiliki udara yang sejuk dan bebas

 polusi karena jauh dari hiruk pikuk kota dan pabrik-pabrik. Beberapa meter dari

 peternakan juga terdapat perkebunan bunga. Lingkungan ini memang cocok untuk

 beternak dan berkebun.

2.2 Pengelolaan Limbah

Peternakan sapi perah ini menghasilkan beberapa limbah seperti kotoran

sapi dan sisa makanan sapi. Untuk pengelolaan limbah-limbah tersebut para

 peternak melakukannya secara mandiri. Limbah yang berupa kotoran sapi

 biasanya ada yang dibuang ke sungai, langsung dijadikan pupuk dan diolah

sendiri untuk menjadi biogas menggunakan alat yang telah disediakan oleh Dinas

Peternakan Kota Batu (terdapat enam alat pengolahan biogas yang disediakanuntuk satu peternakan dengan jumlah sapi 24 ekor). Selain itu untuk limbah

makanan sapi yang tersisa biasanya langsung dijadikan pupuk juga atau dibakar.

Cara pembuatan Biogas Dari Kotoran Sapi.

Biogas kotoran sapi didapat dari dekomposisi anaerobik dengan

 pertolongan mikroorganisme. Pembuatan biogas dari kotoran sapi mesti dalam

situasi anaerobik (tertutup dari angin bebas) untuk membuahkan gas yang

Page 6: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 6/20

6

 beberapa besar yaitu berbentuk gas metan (yang mempunyai karakter gampang

terbakar) serta karbon dioksida, gas inilah yang

dimaksud biogas.

Sistem fermentasi untuk pembentukan biogas optimal pada suhu 30-55 C, di mana

 pada suhu itu mikroorganisme dapat merombak bahan bahan organik dengan cara

maksimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri yaitu gas metan.

2.3 Pencemaran Lingkungan

Peternakan sapi perah ini menimbulkan beberapa pencemaran lingkungan

yang cukup mengganggu antara lain bau dari kotoran sapi dan limbah yang

dibuang ke sungai. Masyarakat petenak tersebut masih minim pengetahuan akan

damapak negatif dari pembuangan sampah di sungai. Mengingat jarak antara

 peternakan (kandang) dan pemukiman penduduk tidak lebih dari satu meter maka

tentunya bau dari kotoran sapi sangat menyengat dan suara dari sapi-sapi tersebut

terdengar sangat jelas sehingga menimbulkan polusi suara bagi penduduk

disekitar peternakan. Di sekitar kandang juga terdapat banyak sekali lalat yang

dapat masuk ke pemukiman penduduk dan mampu menjadi vektor penyakit.

Menurut pengakuan narasumber, sebenarnya para warga di sekitar peternakan

terganggu oleh hal ini tapi mereka sudah memaklumi dan sudah terbiasa,

mengingat para warga tersebut juga berprofesi sebagai peternak.

Untuk pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah

ke sungai ini juga berbahaya. Selain merusak keseimbangan ekosistem sungai,

limbah juga dapat merusak kualitas air sungai dan menjadi sarang penyakit bagi

warga yang menggunakan air sungai tersebut.

2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di peternakan sapi perah ini masih

 belum memenuhi syarat yang memadai. Ketika proses pemerahan susu sapi,

 peternak masih enggan menggunakan sarung tangan yang berfungsi sebagai Alat

Pelindung Diri (APD) bertujuan untuk menjaga sterilisasi dan kualitas susu.

Peternak masih beranggapan bahwa memakai sarung tangan akan meperlambat

 proses pemerahan susu. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) juga masih belum

Page 7: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 7/20

7

dilaksanakan oleh peternak sehingga peternak sering mengalami kecelakaan

akibat kerja seperti halnya sapi yang menendang peternak saat memerah susu.

Dilihat dari segi kebersihan kandang sapi juga masih belum dikatakan memadai.

Bagian lantai kandang terlihat lembab akibat air minum dan air yang digunakan

untuk memandikan sapi dan kotoran sapi terlihat di beberapa susut-sudut kandang

dapat memicu Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan bahaya Akibat Kerja (BAK)

yang dapat berupa pekerja yng terpeleset atau penyakit yang mengganggu saluran

 pernapasan bagi masyarakat sekitar peternakan.

2.5 Pengelolaan Sampah

Sampah yang biasanya dihasilkan dari peternakan sapi perah ini ialah

 berupa tebon (sisa makanan sapi perah). Faktor yang mempengaruhi kuantitas dari

sampah itu sendiri yaitu dari banyaknya jumlah sapi yang ada. Semakin banyak

sapi yang dipelihara, semakin banyak pula sampah sisa pakan ternak yang

terbuang. Pengelolaan dari sampah tebon tersebut yaitu dibakar langsung dan

 biasanya dibuat pupuk hijau.

Berikut adalah cara pembuatan pupuk hijau organik:

Hijau daun dalam hal ini tebon dan sampah dapur dicacah dan dibasahi.

Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau

gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan

gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan  bakteri dan gula disiramkan

 pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata,  kemudian

digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam 

waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.

2.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Keaadan lingkungan sekitar pemukiman sangat padat dan dekat dengan

kandang hewan ternak dapat dikatakan kurang sehat. Limbah ternak masih

mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan

 jasad renik yang menimbulkan pencemaran. Limbah dalam bentuk kering pun

dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Salah satu

akibat dari pencemaran air ialah meningkatnya kadar nitrogen sebagai polutan ,

Page 8: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 8/20

8

dimana kehadirannya dapat menimbulkan penurunan kualitas perairan akibat

terjadinya proses eutrofikasi, penurunan konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil

 proses nitrifikasi. Penyehatan lingkungan di peternakan sapi perah di Dusun

Jantur Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang mayoritas

memelihara ternak sapi dilakukan dengan cara pengalihan fungsi limbah ternak

menjadi biogas. Penyehatan lingkungan ini dilakukan oleh semua kepala warga di

dusun tersebut dengan bantuan para istri maupun anaknya. Akan tetapi proses

 pengolahan limbah yang dilakukan belum maksimal disebabkan terbatasnya

waktu karena faktor kesadaran dari individu yang masih belum bisa menajemen

waktu dengan baik. Tidak ada masyarakat lain yang terdampak dari limbah karena

mereka sudah terbiasa terpapar dengan polutan seperti polusi udara seperti bau

tidak sedap serta lalat yang bertebaran.

2.7 Pengendalian Vektor Penyakit

Jumlah ternak di peternakan ini sebanyak 24 jenis sapi perah. Sistem

 pemeliharan ternak sapi yakni berada diruang tertutup dan berada di pekarangan

 belakang rumah. Penyakit yang sering menyerang sapi adalah hematitis,

kembung, dan mencret. Selama pemeliharaan di peternakan ini belum pernah ada

kasus Kejadian Luar Biasa yang menyebabkan kematian sapi yang cukup banyak,

hanya saja kematian yang tinggi biasanya terjadi pada anak sapi yang masih

 berumur 2 sampai 4 bulan yang diakibatkan kurang bisa beradaptasi di lingkungan

tersebut. Sedangkan untuk kematian jenis sapi perah dewasa yang sering terjadi

disebabkan oleh penyakit cacing hati. Pengendalian dari vektor penyakit yang

dilakukan adalah dengan vaksinasi sebanyak 4 bulan sekali, serta vaksinasi untuk

mencegah penyakit cacing hati diberikan vaksinasi barsiolosis setiap 6 bulansekali.

Page 9: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 9/20

9

BAB III

PERBANDINGAN

3.1 Perbandingan dengan Kriteria yang Sudah Terstandar

No. Variabel yang

dibandingkan

Kondisi di lapangan Kondisi Ideal

1. Pengelolaan

Limbah

Di peternakan sapi perah

ini limbah dikelola secara

mandiri dengan cara diolah

menjadi biogas, menjadi

 pupuk, dibakar, dan

dibuang ke sungai

PERMEN Lingkungan

Hidup No. 11 tahun 2009

Pasal 2 Ayat 1-4 tentang

Baku Mutu Air Limbah

Untuk Peternakan

2. K3 K3 di peternakan ini masih

 belum memenuhi syarat.

Saat memerah susu,

 peternak tidak

menggunakan sarung

tangan, sering terjadi

kecelakaan kerja seperti

sapi menendang peternak

saat memerah susu. Selain

itu, kondisi kandang juga

lembab dan terdapat

kotoran sapi di sudut-

sudutnya, sehinggamengganggu dalam

 bekerja.

1) UU No. 6 Tahun 1967

Pasal 20 tentang

Kesejahteraan Hewan

3. Pengelolaan

sampah

Sampah dikelola mandiri

yaitu dengan cara dibakar

dan diolah menjadi pupuk

hijau.

UU RI NO. 18 Tahun 2008

Pasal 3-7 tentang

Pengelolaan Sampah.

4 Penyehatan Penyehatan lingkungan UU No. 6 Tahun 1967 Pasal

Page 10: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 10/20

10

Lingkungan

Pemukiman

 pemukiman di peternakan

ini dilakukan dengan

mengolah limbah menjadi

 biogas dan pupuk. Tetapi

kegiatan tersebut belum

dilakukan dengan

maksimal karena

keterbatasan alat dan

waktu.

9 ayat 4 : Usaha-usaha

 peternakan diadakan

dengan tidak mengganggu

ketenteraman masyarakat

umum.

5. Pengendalian

Vektor Penyakit

Pengendalian dari vektor

 penyakit yang dilakukan

adalah dengan vaksinasi

sebanyak 4 bulan sekali,

serta vaksinasi untuk

mencegah penyakit cacing

hati diberikan vaksinasi

 barsiolosis setiap 6 bulan

sekali.

UU No. 6 Tahun 1967 pasal

20 ayat 1-4 tentang

Penolakan. Pencegahan,

Pemberantasan, dan

Pengobatan penyakit hewan

ternak.

Page 11: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 11/20

11

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Peternakan sapi perah berada dibawah naungan Dinas Peternakan Kota

Batu tetapi dikelola oleh Kelompok Tani Wanita (KTW) Margi Rahayu 26 yang

 berada di Dusun jantur desa Gunung Sari Kecamatan Bumi Aji Kota Batu terletak

di daerah yang beriklim sejuk dan bebas polusi namun padat penduduk. Jarak

antara kandang dan pemukiman tidak lebih dari satu meter.

Beberapa cara pengelolaan limbah dan sampah sudah benar yaitu

dilakukan dengan mengolahnya menjadi biogas dan pupuk, tetapi terkadang

 pengelolaan dilakukan dengan membakar langsung atau membuangnya ke sungai.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di peternakan ini juga belum

memenuhi syarat. Peternak tidak pernah memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat

memerah susu sapi, akibatnya sering terjadi kecelakaan kerja. Selain itu, kondisi

lingkungan yanitu lantai kandang sapi terlihat lembab dan terdapat kotoran sapi di

sudut kandang, hal ini tentunya mengganggu peternak saat memerah susu sapi.

Penyehatan lingkungan di peternakan sapi perah di ini dilakukan dengan

cara pengalihan fungsi limbah ternak menjadi biogas. Akan tetapi proses

 pengolahan limbah yang dilakukan belum maksimal disebabkan terbatasnya

waktu karena faktor kesadaran dari individu yang masih belum bisa menajemen

waktu dengan baik. 

Pengendalian dari vektor penyakit yang dilakukan adalah dengan vaksinasi

sebanyak 4 bulan sekali, serta vaksinasi untuk mencegah penyakit cacing hati

diberikan vaksinasi barsiolosis setiap 6 bulan sekali.

4.2 Saran

Bagi para peternak tersebut, sebaiknya kebersihan, keselamatan dan

kesehatan kerja baik dari sisi lingkungan dan dari sisi pekerja hendaknya lebih

dioptimalkan . Pengelolaan limbah dan sampah cukup baik, tapi mengingat

dampak dari pembuangan di sungai dan pembakaran limbah yang merugikan,

lebih baik semua sampah dan limbah dijadikan pupuk atau biogas.

Page 12: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 12/20

12

LAMPIRAN 1 : Undang Undang

1. Peraturan Untuk Pengolahan Limbah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2009 Pasal 2

Tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Peternakan

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi wajib menaati baku

mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi sebagaimana dimaksud

 pada ayat (1) yang:

a. telah beroperasi sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, berlaku baku

mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan wajib memenuhi

 baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan

Menteri ini paling lama tanggal 1 Januari tahun 2014;

 b. beroperasi setelah diberlakukannya Peraturan Menteri ini, berlaku baku mutu

air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.

(3) Baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga

diberlakukan bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi yang

membuang air limbahnya ke laut;

(4) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan kadar maksimum,

kuantitas air limbah maksimum dan beban pencemaran maksimum.

2. UU Untuk K3

UU No. 6 Tahun 1967 Pasal 22Tentang Kesejahteraan Hewan.

Untuk kepentingan kesejahteraan hewan, maka dengan Peraturan Pemerintah

ditetapkan ketentuan-ketentuan tentang:

a. Tempat dan perkandangan;

 b. Pemeliharaan dan perawatan;

c. Pengangkutan;

d. Penggunaan dan pemanfaatan;

Page 13: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 13/20

13

e. Cara pemotongan dan pembunuhan;

f. Perlakuan dan pengayoman yang wajar oleh manusia terhadap hewan.

3. Peraturan Untuk Pengelolaan SampahUU RI NO. 18 Tahun 2008 

Pasal 3

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas

 berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan,

asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.

Pasal 4

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan

kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Pasal 5

Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas menjamin terselenggaranya

 pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Pasal 6

Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

terdiri atas:

a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

 pengelolaan sampah;

 b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan

sampah;

c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,

 penanganan, dan pemanfaatan sampah;

d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan

sarana pengelolaan sampah;

e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan

sampah;

f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada

masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan

g. melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha

agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Page 14: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 14/20

14

Pasal 7

Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah, Pemerintah mempunyai

kewenangan:

a. menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah;

 b. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sampah;

c. memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan

 jejaring dalam pengelolaan sampah;

d. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah

daerah dalam pengelolaan sampah; dan

e. menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam pengelolaan

sampah.

4. UU Untuk Pengendalian Vektor

UU No. 6 Tahun 1967 Pasal 20

Tentang Penyakit hewan.

Ayat

(1) Penolakan penyakit hewan meliputi kegiatan-kegiatan penolakan masuknya

suatu penyakit hewan ke dalam wilayah Republik Indonesia.

(2) Pencegahan penyakit hewan meliputi:

a. karantina;

 b. pengawasan lalu-lintas hewan;

c. pengawasan atas impor dan ekspor hewan;

d. pengebalan hewan;

e. pemeriksaan dan pengujian penyakit;

f. tindakan hygiene.(3) Pemberantasan penyakit hewan meliputi usaha-usaha:

a. penutupan suatu daerah tertentu untuk keluar dan masuknya hewan;

 b. pembatasan bergerak dari hewan di daerah itu;

c. pengasingan hewan sakit atau yang tersangka sakit;

d. pembinasaan hewan hidup atau mati, yang ternyata dihinggapi penyakit

menular.

(4) Pengobatan penyakit hewan meliputi usaha-usaha:

Page 15: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 15/20

15

a. pengawasan dan pemeriksaan hewan;

 b. penyediaan obat-obatan dan immum-sera oleh Pemerintah atau swasta, baik

dari dalam maupun luar negeri;

c. urusan-urusan pemakaian obat-obatan dan immum-sera.

Page 16: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 16/20

16

LAMPIRAN 2: Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2.1 Pintu Masuk Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu. Diambil

sewaktu observasi tahap awal guna meminta izin kepada dinas terkait.

Gambar 2.2 Kegiatan wawancara di rumah narasumber. Ibu Kasiami sebagai

narasumber (Kiri), Ibu Azizah petugas lapangan dari Dinas Peternakan Kota Batu

(kanan)

Page 17: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 17/20

17

Gambar 2.3 Anggota kelompok terlihat antusias dalam bertanya, mencatat, dan

merekam hal-hal yang disampaikan oleh narasumber

Gambar 2.4 Jarak antara kandang sapi dan rumah warga yang sangat dekat.

Kandang sapi (kiri) rumah warga (kanan)

Page 18: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 18/20

18

Gambar 2.5 sapi-sapi yang berada di dalam peternakan dan kondisi lantai kandang

yang lembab

Page 19: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 19/20

19

Gambar 2.6 Suasana di dalam peternakan

Gambar 2.7 Makanan sapi yang berserakan di sudut kandang

Page 20: Observe Kesling dinas Peternakan

7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan

http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 20/20

20

Gambar 2.8 Narasumber dan seluruh anggota kelompok berfoto bersama di dalam

 peternakan sapi