Upload
juniar-ginting
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
1/187
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN OPEN ENDED
(Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Nur Azizah Turohmah
NIM 109018300112
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
2/187
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
3/187
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
4/187
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
5/187
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
6/187
i
ABSTRAK
Nur Azizah Turohmah (109018300112), Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended
( Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat Tangerang Selatan), Skripsi
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan Open
Ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, aktivitas
belajar siswa, dan respon siswa terhadap pendekatan Open Ended . Penelitian ini
dilakukan di SD I Al Syukro kelas IV pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yangdilaksanakan dalam dua siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar
observasi aktivitas mengajar guru, jurnal harian, pedoman wawancara guru, tes
kemampuan berpikir kritis matematis dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat dari peningkatan
nilai rata-rata pada siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Selain itu
penerapan pendekatan Open Ended juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
respon siswa. Hal ini terlihat dari prosentase aktivitas belajar pada siklus I sebesar
46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II, serta prosentase respon positif dengan
menggunakan lembar jurnal harian siswa mengalami peningkatan pada siklus I
sebesar 46,6% menjadi 71,60% pada siklus II.
Kata kunci: pendekatan Open Ended , kemampuan berpikir kritis matematis
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
7/187
ii
ABSTRACT
Nur Azizah Turohmah (109018300112), Implementation of Open Ended
Approach To Improve Cri tical Th inking Mathematically of Students(Classroom
Action Research in SD I Al Syukro Chester South Tangerang), Thesis Department
of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiya and Teaching UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
This aims of research is analyze the application of Open Ended approach
to improve students' mathematical critical thinking skills, student learning
activities, and student responses to Open Ended approach. This research was
conducted in SD I Al Syukro fourth grade in the academic year 2013/2014. The
method of this research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted
in two cycles using four stages : planning, implementation, observation and
reflection. The instruments are observation sheet student learning activities,
teacher observation sheet teaching activities, daily students journals, intervies,
mathematical critical thinking skills test and documentation.
The results of research are the aplication of Open Ended approach can
improve students' mathematical critical thinking skills. Improved critical thinking
skills can be seen from the mathematical average increase in value in the first
cycle of 60.86 to 65.5 in the second cycle. Besides, the implementation of open-
ended approach can also increase the activity of learning and student response.
This can be seen from the percentage of learning activities in the first cycle by46.4% to 77.86% in the second cycle, as well as the percentage of positive
responses by using a daily students journals sheets of students has increased in
the first cycle of 46.6% to 71.60% in second cycle.
Key words: Open Ended approach, the ability to think critically mathematical
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
8/187
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senatiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan guru madrasahibtidaiyah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam
penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulisa mengucapkan yang
sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril
dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis
ssampaikan kepada:
1. Dr. fauzan, MA, ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi.
2. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Dr. Kadir, Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan,
masukan serta mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar.
4.
Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan
yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.
5.
Syafi’i, S.Pd.I, kepala sekolah SD I Al Syukro yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Ari Pujianto, S.Pd
selaku guru bidang studi SD I Al Syukro yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
9/187
iv
6.
Teristimewa untuk kedua orang tua yang tiada hentinya mencurahkan
kasih sayang, selalu mendo’akan serta memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis. Adikku tersayang Siti Nurkhoyah Pelatun yang
telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penulis skripsi ini.
7. Kepada kakek dan nenek yang tak henti-hentinya mendo’akan kepada
penulis. Pa’de Poniman beserta keluarga, Lik Muryani beserta keluarga,
Lik Supri beserta keluarga yang telah memberikan do’a ke pada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan An-Nisa yang selalu memberikan motivasi
dan do’a serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu
memberikan semangat dan do’a kepada penulis, khususnya kelas C di
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
Nur Azizah Turohmah
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
10/187
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 5
E.
Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 7
1. Pembelajaran Matematika ................................................................. 7
a. Pengertian Belajar ....................................................................... 7
b.
Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika .................. 8
2.
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................................. 9
a. Pengertian Berpikir Kritis Matematis ......................................... 9
b.
Indikator Berpikir Kritis Matematis ........................................... 11
3. Pendekatan Open Ended ................................................................... 15
a. Pengertian Pendekatan Open Ended ........................................... 15
b.
Aspek-aspek Pendekatan Open Ended ........................................ 17
c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended ....... 18
d.
Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended ............. 20
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
11/187
vi
B.
Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 21
C. Hipotesis tindakan ................................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................ 23
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 26
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................... 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................ 26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ......................................... 30
G.
Data dan Sumber Data .......................................................................... 30
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 30
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................... 33
K. Analisis Data dan Interpretasi Data....................................................... 36
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................. 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A.
Deskrisi Data ......................................................................................... 39
a. Survei Pendahuluan ......................................................................... 39
b.
Pelaksanaan Siklus I ........................................................................ 41
c. Pelaksanaan Siklus II ...................................................................... 58
B. Analisis data .......................................................................................... 75
C.
Pembahasan ........................................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ........................................................................................... 88
B. Saran ...................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90
LAMPIRAN ..................................................................................................... 93
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
12/187
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 93
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 101
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ...................................................... 108
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II..................................................... 120
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ........................................................................................ 131
Lampiran 6 Soal Tes Akhir Siklus I............................................................... 132
Lampiran 7 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ........................................................................................ 133
Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II ...................................................................................... 135
Lampiran 9 Soal Tes Akhir Siklus II ............................................................. 136
Lampiran 10 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II ...................................................................................... 137
Lampiran 11 Pedoman Wawancara ................................................................. 139
Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa ............................. 141
Lampiran 13 Lembar Obeservasi Kegiatan Mengajar Guru............................ 142
Lampiran 14 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 143
Lampiran 15 Hasil Wawancara Guru .............................................................. 144
Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ....... 147
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus I ........................ 148
Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...... 151
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus II ....................... 152
Lampiran 20 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ............................... 155
Lampiran 21 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II .............................. 157
Lampiran 22 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ................................... 159
Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II................................ 160
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
13/187
viii
Lampiran 24 Hasil Daya Pembeda Butir Soal Siklus I dan Siklus II ............. 161
Lampiran 25 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I dan siklus II............... 162
Lampiran 26 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa Siklus I
dan Siklus II ............................................................................... 163
Lampiran 27 Hasil Lembar Jurnal Harian Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 165
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
14/187
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan .................................... 27
Tahap Penelitian Siklus I ............................................................ 28
Tahap Penelitian Siklus II ........................................................... 29
Tabel Indeks Reliabilitas ............................................................. 34
Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................... 35
Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 36
Pedoman Penskoran Butiran Item Tes Kemapuan Berpikir
Kritis Matematis ......................................................................... 37
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian .............. 40
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ......... 49
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ................ 52
Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa Siklus I .. 53
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ......... 55
Hasil Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ................................. 57
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........ 66
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ................ 68
Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa
Siklus II ....................................................................................... 70
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II........ 71
Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran
pada Siklus I dan Siklus II .......................................................... 75
Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis .......................................................................... 76
Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Matematik Tes Siklus I dan Siklus II .......................................... 77
Rata-Rata Prosentase Tanggapan Siswa ..................................... 79
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
15/187
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin .................................................. 24
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 25
Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru ............................................... 43
Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban ......................... 45
Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah ........................................................... 47
Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok .................................................. 62
Gambar 4.5 Jawaban salah beberapa kelompok ............................................. 64Gambar 4.6 Hasil jawaban tes siklus II indikator memfokuskan pertanyaan . 86
Gambar 4.7 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 86
Gambar 4.8 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 87
Gambar 4.9 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 87
Gambar 4.10 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 88
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
16/187
1
ВАВ І
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan,
maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.
Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan individu agar dapat
membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu memecahkan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusiuntuk permasalahan tersebut. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk
memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Di
samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.1 Pendidikan diarahkan
kepada terbinanya manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan yang
tercantum dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 dalam standar proses
yang berbunyi:2
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
diselenggarakanlah rangkaian kependidikan, baik formal maupun non formal.
Pendidikan formal proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang
ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan
1 Umar Tirtaraharja dan S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta,
2005) h. 2652
Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
17/187
2
matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi
yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam
pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding dengan jam
mata pelajaran lainnya. Selain itu juga, matematika merupakan mata
pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi (PT). Namun,
dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga
merupakan mata pelajaran yang masih ditakuti oleh sebagian besar siswa.
Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika sebagai
pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan berbagai masalah yang sulit
untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar
siswa.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan
data
hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti
siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation of Educational Achievement
Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.
Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386
dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari
penilaian tahun 2007.3
Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut bukan hanya
disebabkan pelajaran matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh
beberapa faktor yang meliputi berbagai hal seperti siswa itu sendiri, guru,
Strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan
satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa
terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya anggapan/asumsi
yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan
matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran
siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut
3R. Rosnawati, “Kemampuan Penalaran MatematikaSiswa SMP Indonesia pada
TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan danPenerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 18 Mei 2013.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
18/187
3
agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi informasi melainkan
sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri
pengetahuan matematikanya.
Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar
matematika, menurut Krulik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir
dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.4 Wijaya mengatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-
persoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan.5 Sehingga dalam
memutuskan suatu permasalahan, tidak secara langsung mengarah
kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya. Sesorang yang memiliki
kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah,
menentukan tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan
yang diambil.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah,
jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam
menghadapi suatu permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa
pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat
mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus
dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat
menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh
penyelesaiannya.6
Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap
guru mata pelajaran matematika kelas IV SD I Al Syukro ditemukan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa rendah, terbukti pada saat proses
pembelajaran berlangsung siswa menyelesaikan soal hanya menyelesaikan
jawaban dengan satu cara yaitu yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak
4 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 63 5 Ibid ., h. 666
Suparno, Membangun Kompetensi Belajar . (Jakarta: Dirjen Pendidikan TinggiDepdiknas,2000), h.31
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
19/187
4
dituntut untuk menyelesaikan soal dengan mengkonstruksi pengetahuan yang
dimilikinya. Sehingga saat diberikan soal berupa non rutin siswa akan merasa
kesulitan menyelesaikannya. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan
berpikir kritis matematis siswa.
Untuk memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak
diajarkan secara khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui setiap
mata pelajaran aspek berpikir kritis mendapatkan tempat yang utama.
Sehingga setiap kegiatan pembelajaran harus mampu menumbuhkan dan
meningkatkan dimensi pemahaman, pengertian dan ketrampilan dari para
siswa untuk memahami kenyataan dan permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan kesehariannya di tengah keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
pergaulan yang lebih luas dalam masyarakat. Atas dasar permasalahan
tersebut mаka kemampuan berpikir matematis siswa harus ditingkatkan.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilakukan
dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal
ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk
mengkonstruksi pemikirannya baik dengan guru, teman maupun terhadap
materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa yaitu siswa secara aktif
mengemukakan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan pelajaran yang sudah dipelajari kedalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak
hanya berdasarkan pada proses mendengarkan atau mencatat. Pembelajaran
aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada
proses pembelajaran. Salah satunya adalah pendekatan Open Ended .
Pendekatan Open Ended merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat membangun kreatifitas siswa dan pola pikir siswa yang
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
20/187
5
disesuaikan dengan kemampuan siswa.7 Dalam pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended, siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban
dengan menghubungkan pembelajaran matematika dengan konsep yang
dimiliki oleh siswa, sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya
ilmiah yang berjudul "Peningkatan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended pada SD I Al Syukro
Universal".
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah diantaranya adalah:
1.
Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.
2. Mata pelajaran matematika kurang diminati siswa.
3.
Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga
siswa lebih cenderung pasif.
4. Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah
matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan
kurang bervariasi.
5.
Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku
pada apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.
7 Feni Rita fiantika,”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended
Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa” makalah disampaikan
pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika, UNIPA Surabaya, Surabaya, 2010,h. 457
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
21/187
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah
yaitu:
1.
Pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
2. Kemampuan yang akan dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis
pada indikator,
a. Memfokuskan pertanyaan
b. Menentukan tindakan
c. Mengidentifikasi asumsi
3.
Materi yang akan digunakan adalah operasi bilangan bulat.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Dari pembatasan masalah diatas, maka diperoleh pertanyaan yaitu:
1.
Bagaimana penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan
Open Ended ?
E.
Tujuan penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa melalui pendekatan Open Ended .
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan
pendekatan Open Ended.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1. Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan
Open Ended dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan
mutu sumber daya manusia dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan.
3. Bagi siswa, merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
22/187
7
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan.8 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Adapun proses kegiatan belajar mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan yang terjadi
berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai usaha. Perubahan yang
dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, perubahan tingkah
laku yang didapat setelah proses belajar dapat diamati melalui tiga
ranah yaitu meliputi:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan
penilaian.
2.
Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap
dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru , (Bandung,:PT RemajaRosda Karya, 2010) ,h.87-90.
7
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
23/187
8
kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai
dan karakterisasi diri.
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan kemampuan motorik
menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.9
b. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika
Berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan berpikir (bernalar).10 Menurut Ruseffendi,
matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.11 Pada tahap awal
matematika terbentuk dari pengalaman maupun aktivitas manusia
secara empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio,
diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur
kognitif sehingga pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep
matematika. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.12 Menurut James dan
James, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan
geometri.13 Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup
tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Aritmatika
merupakan cabang matematika yang mencakup pengetahuan tentang
9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 33.
10 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung:UPI Press,
2006) h.3.11
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA
UPI, 2001), h. 18.12
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 202.13Suherman, loc. cit.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
24/187
9
bilangan, sedangkan aljabar berkenaan dengan penggunaan abjad
dalam aritmatika, dan geometri berkenaan dengan titik dan garis.14
Menurut Mohammad Surya, pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.15 Dengan demikian
pembelajaran matematika adalah suatu upaya membelajarkan siswa
untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi
dengan menghubungkan informasi maupun pengetahuan yang telah
dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep-konsep matematika
yang telah dimiliki.
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
a. Pengertian Berpikir Kritis matematis
Menurut Vincent ruggiero, berpikir sebagai segala aktivitas
mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami;
bеrpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian
makna.16 Berpikir adalah aktivitas jiwa yang mempunyai
kecenderungan final yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi.17
Unsur unsur keterampilan berpikir diantaranya: a) Mengamati, b)
Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, c) Kemampuan untuk
berpikir secara deduktif, d) Kemampuan untuk interpretasi yang logis,
e) Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan
yang kuat.18
14 Abdurrahman, op.cit ., h.204-205.
15 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat jenderal
pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 7.16
Elaine B. Johnson, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012) h.187.17
Alisuf Basri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV pedoman
Ilmu Jaya, 2006) h. 77.18 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2010) h. 125.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
25/187
10
Berpikir merupakan aktivitas jiwa yang memiliki
kecenderungan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi
menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah ada pada diri
manusia. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat
dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian
yang terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah
kemampuan yang melibatkan aktivitas mental seseorang untuk
merumuskan masalah, memecahkan maslah, membuat keputusan, atau
memenuhi keinginan untuk memahami sesuatu.
Kata “kritis” berarti “tepat” dan “tajam” dalam berpikir.19
Menurut Webster’s New Encyclopedic All New, kritis adalah
menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan objektif.20
Sehingga berpikir kritis dapat diartikan berpikir yang membutuhkan
kecermatan dalam membuat keputusan.
Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis adalah proses yang
bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai yang
dipercayai dan dikerjakan.21 Gerhand mendefinisikan berpikir kritis
sebagai proses komplek yang melibatkaan penerimaan dan penguasaan
data, analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kuantitaif
dan kualitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan
berdasarkan hasil evaluasi. Glaser mendefinisikan berpikir kritis
sebagai 1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-
masalah dan hal-hal yang berbeda dalam jangkauan pengalaman
seseorang. 2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan
penalaran logis. 3) suatu keterampilan untuk menerapkan metode-
metode tersebut.22 Dewey berpendapat bahwa berpikir kritis secara
19 Johnson, loc. Cit.
20 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 6221
Ibid .22
Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Benyamin H (Jakarta:Eralngga, 2009), h. 3
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
26/187
11
esensial adalah sebuah proses aktif, proses dimana kita memikirkan
berbagai hal secara lebih mendalam untuk diri kita, mengajukan
berbagai pertanyaan untuk diri kita, menemukan informasi yang
relevan untuk diri kita, dan seorang pemikir kritis tidak begitu saja
menerima informasi dari orang lain secara pasif.23
Berpikir kritis adalah berpikir mendalam terhadap suatu
permasalahan dengan melibatkan data yang ada untuk menghasilkan
suatu kesimpulan yang logis. Seifert & Hoffnung, menyebutkan
beberapa komponen pemikiran kritis, yaitu:
1. Basic operations of reasoning ,
Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, mengeneralisisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan
merumuskan langkah-langkah logis lainnya secar mental.
2.
Domain-spesific knowledge
Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus memiliki
pengetahuan tentang topic atau kontennya.
3.
Metacognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk
memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu
ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru, dan mereka-
reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.
4.
Values, beliefs, and dispositions
Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan
obyektif.24
b. Indikator berpikir kritis matematis
Menurut Santock, untuk berpikir secara kritis, untuk
memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah
23 Ibid ., h. 2.
24
Desmita, Psikologi Perkembangan Anak , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.154.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
27/187
12
pengetahuan baru, siswa harus mengambil peran aktif di dalam belajar,
dalam artian siswa harus berupaya mengembangkan sejumlah proses
berpikir aktif, diantaranya:
1.
Mendengarkan secara seksama
2. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan
3. Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka
4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
5. Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus)
6. Membedakan antara kesimpulan yang valid dan yang tidak valid
secara logika
7. Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi
(seperti "ара intinya?", "ара yang anda maksud dengan pertanyaan
ini?", dan mengapa?").25
Sedangkan Untuk menilai tingkat kemampuan berpikir kritis
seseorang diperlukan suatu indikator berpikir kritis. Menurut Watson
dan Glaser untuk menilai kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan
dengan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator,
yaitu:
1.
Mengenal asumsi
2. Melakukan inferensi
3. Deduksi
4.
Interpretasi
5. Mengevaluasi argumen26
Menurut Ennis, indikator kemampuan berpikir kritis
dikelompokkan dalam lima aspek:
1. Memberikan penjelasan sederhana
a. Memfokuskan pertanyaan
b. Menganalisis pertanyaan
25
Ibid ., h. 15626 Amri, op. cit., h. 65.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
28/187
13
c.
Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
atau tantangan
2.
Membangun ketrampilan dasar
a.
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.
b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil
observasi
3. Menyimpulkan
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
c.
Membuat dan menentukan nilai pertimbangan
4.
Membuat penjelasan lebih lanjut
a. Mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi
b.
Mengidentifikasi asumsi
5.
Strategi dan taktik
a. Menentukan tindakan
b. Berinteraksi dengan orang lain.27
Selain itu, Ennis menyatakan bahwa terdapat enam unsur dasar
dalam berpikir kritis, yaitu:
1.
Fokus ( Focus)
Langkah awal dari berpikir kritis adalah mengidentifikasi
masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi fokus bisa
terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. Indikator fokus yang
dimaksudkan adalah siswa mampu memfokuskan pertanyaan atau
masalah dan menentukan konsep yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan.
2. Alasan ( Reason)
Alasan yang diberikan harus logis untuk disimpulkan
seperti yang tercantum dalam fokus. Alasan berasal dari informasi,
teorema, atau sifat yang diketahui. Indikator reason yang
27Husnidar,dkk.,”penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis siswa”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. I, No. I, April 2014, h. 74.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
29/187
14
dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan alasan mengenai
jawaban yang dikemukakan.
3. Kesimpulan ( Inference)
Penarikan kesimpulan yang benar harus didasarkan pada
langkah-langkah dari alasan menuju kesimpulan yang masuk akal
atau logis. Indikator inference yang dimaksudkan adalah siswa
mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan
dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian.
4. Situasi (Situation)
Situasi yang dimaksud adalah mencocokkan dengan situasi
yang sebenarnya. Indikator situation yang dimaksudkan adalah
siswa mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat
menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal- soal
aplikasi.
5. Kejelasan (Clarity)
Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang
digunakan dalam argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam membuat keputusan. Indikator clarity yang dimaksud adalah
siswa mampu memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau
keterkaitan konsep.
6. Tinjauan ulang (Overview)
Indikator overview yang dimaksud adalah siswa mampu
mengecek apa yang telah ditemukan,diputuskan, dipertimbangkan,
dipelajari dan disimpulkan.28
Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
peneliti akan membatasi indikator berpikir kritis yang sesuai dengan
kemampuan berpikir kritis tingkat sekolah dasar yaitu:
1. Memfokuskan pertanyaan
2. Mengidentifikasi asumsi
3. Menentukan tindakan
28 Ahmadi, loc.cit
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
30/187
15
3. Pendekatan Open Ended
a. Pengertian pendekatan Open Ended
Istilah pendekataan secara harfiah dalam kamus besar Indonesia
diartikan sebagai "proses, perbuatan, cara mendekati". Menurut sanjaya
pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran29. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum.30 pendekatan adalah suatu cara yang
ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat
dari sudut pandang bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran
umum atau khusus dikelola.31
Dari pengertian pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang
ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat
dari sudut begaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended adalah
pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki
banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau incomplete) kepada
siswa. Shimada berpendapat bahwa pendekatan Open Ended adalah salah
satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan antara pemahaman, kemampuan atau cara berpikir
siswa yang telah dipelajari sebelumnya. Pendekatan ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman
menemukan, mengenali dan dan memecahkan masalah dengan beberapa
29 Dewi, op. cit., h. 38
30 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,.
(Jakarta: Kencana, 2008) h. 12731
Gusni Satriawati, Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended pada
Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam Pendekatan Ваr и dalam PembelajaranSains dan Matematika Dasar, (Jakarta: IISEP, 2007) hal. 158
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
31/187
16
cara berbeda.32 Pendekatan Open Ended merupakan salah satu pendekatan
yang membatu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan
menghargai keragaman berfikir yang mungkin timbul selama mengerjakan
soal.33
Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open
Ended , dimulai dengan pertanyaan dalam bentuk Open Ended (soal yang
memiliki banyak jawaban) yang diarahkan untuk menggiraing tumbuhnya
pemahaman atas masalah yang diajukan. Bedger menyatakan bahwa
pertanyaan Open Ended bukanlah bentuk pertanyaan dengan banyak
pilihan tanpa option. Juga bukan pertanyaan yang hanya memiliki satu
jawaban yang benar. Namun lebih mengarah pada pertanyaan dimana
siswa memiliki peluang untuk berpikir lebih leluasa, komprehensif tanpa
harus kehilangan konteksnya. Keleluasaan berpikir yang ditawarkan
kepada siswa jelas membutuhkan kepekaan guru untuk
menginterpretasikan sekaligus mampu menggunakan banyak kritera dalam
merespon jawaban siswa.
Dasar keterbukaan dari pertanyaan Open Ended dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu : Process in open (proses terbuka)
yaitu tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang
benar , end products are open (hasil akhir yang terbuka) yaitu tipe soal
yang diberikan mempunyai jawaban yang banyak, ways to developare
open (cara pengembangan lanjutannya terbuka) yaitu ketika siswa telah
selesai menyelesaikan masalah awal mereka dapat menyelesaikan masalah
barudengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama.34
Katsuro mengemukakan bahwa ada tiga perbedaan jawaban
dalam pendekatan Open Ended , yaitu:
a. Siswa mengerti perbedaan jawaban-jawaban. Siswa mengetahui
alasan-alasan dari perbedaan yang timbul dalam jawaban-jawaban
siswa.
32 Ibid ., h. 159
33
Ibid., h. 15534 Ibid., h. 160
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
32/187
17
b. Siswa mengerti hubungan antara perbedaan jawaban-jawaban.
c.
Siswa berkembang pengetahuan matematikanya dan berpikir
berdasarkan perbedaan jawaban-jawaban.
Dengan demikian untuk menyelesaikan pertanyaan Open Ended ,
siswa dituntut untuk mengembangkan metode atau strategi dalam
memperoleh jawaban yang benar. Sehingga siswa tidak hanya diminta
untuk menjawab soal dengan benar, tetapi menjelaskan bagaimana proses
menemukan jawaban yang benar.
b. Aspek-Aspek Pendekatan Open Ended
Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan matematika dan kegiatan
siswa bisa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:35
1. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan harus terbuka ialah kegiatan pembelajaran
harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan segala
sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
2.
Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi
proses pengabstraksian dalam pengalaman nyata dalam kegiatan
sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya
kegiatan matematika akan mengundang proses manipulasi dan
manifestasi dalam dunia matematika.
Suatu pendekatan Open Ended dalam pembelajaran harus dibuat
sedapat mungkin sebagai petunjuk dan pelengkap dari problem. Pada
saat yang bersamaan kegiatan matematika yang lebih berharaga dan
“kaya” dapat terselenggara melalui problem tadi. Dalam
menggunakan problem, kegiatan matematika dapat dipandang sebagai
operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-sifat inhern.
Analogi dan inferensi terkandung dalam situasi lain misalnya dari
jumlah benda yang lebih besar.
35 Suherman, op.cit ., h. 125-127
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
33/187
18
3. Kegiatan siswa dan kegiaan matematika merupakan satu kesatuan
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara
simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika
siswa terperhatika guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang
bemanfaat untuk menjawab permasalahan yang lainnya. Dengan kata
lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong
potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika pada tingkatan
berpikir yang lebih tinggi.
c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended
Langkah penting lain yang harus dikembangkan guru dalam
pembelajaran melalui pendekatan Open Ended adalah menyusun rencana
pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan pada siswa36, yakni :
1) Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan
bernilai?
Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari erbagai sudut
pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep
matematika yang sesuai dengan siswa berkemampuan rendah sampai
tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya.
2)
Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan siswa?
Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut
diprediksi diluar jangakaun siswa, maka guru harus mengubahnya.
3) Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika
lebih lanjut?
Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika lebih tinggi
sehingga memacu siswa berpikir tingkat tinggi.
36 Ibid ., h. 119
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
34/187
19
Sawada (Shimada dan Becker) menyarankan langkah-langkah
dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Open Ended .
Dalam pendekatan Open Ended, guru memberikan keadaan suatu masalah
yang mana penyelesaian atau jawabannya tidak hanya satu cara. Langkah-
langkah ini sekaligus merupakan kriteria evaluasi implementasi proses
belajar mengajar dengan metode ini. Adapun langkah-langkah tersebut
adalah”37
1. Menyusun daftar respon yang diharapkan dari siswa.
Siswa diharapkan merespon masalah yang diberikan dengan
berbagai cara. Namun, mengingat kemampuan siswa dalam
mengemukakan gagasan dan pikirannya masih terbatas, maka guru
perlu menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal
ini diperlukan sebagai upaya mengarahkan dan membantu siswa
memecahkan masalah sesuai dengan cara dan kemampuannya.
2. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai
Guru harus benar-benar memahami peran masalah yang akan
diberikan kepada siswa dalam keseluruhan pembelajaran. Apakah
masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai
pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar
siswa. Berdasarkan berberapa hasil penelitian masalah Open Ended
efektif digunakan untuk pengenalan konsep baru atau dalam
merangkum kegiatan belajar.
3. Bila perlu menggunakan alat-alat bantu atau media untuk membantu
kelancaran metode penyampaian soal.
4. Mengkemas soal dalam bentuk semenarik mungkin
Mengingat pemecahan masalah Open Ended memerlukan waktu
untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus
dikenal baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta
membangkitkan semangat intelektual.
37 Satriawati, op. cit., h.162
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
35/187
20
5.
Mengalokasikan waktu secukupnya.
Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk
memahami masalah, mendiskusikan kemungkinan pemecahannya, dan
merangkum apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu guru dapat
membagi waktu dalam dua periode. Periode pertama, siswa bekerja
secara individual atau kelompok dalam memecahkan masalah dan
membuat rangkuman dari hasil pemecahan masalah. Periode kedua,
digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta
penyimpulan dari guru.
d. Keunggulan dan kelemahan pendekatan Open Ended
Dalam pendekatan Open Ended guru memberikan permasalahan
kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan
hanya satu jalan/ cara. Oleh karena itu ada beberapa keunggulan
pendekatan Open Ended antara lain:
1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan ketrampilan matematik secara komprehensif.
3.
Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4. Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberika bukti atau
penjelasan.
5.
Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.38
Selain keunggulan, pendekatan Open Ended memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
1. Menyiapkan masalah matematikayang bermakna bukanlah pekerjaan
yang mudah.
38 Ibid., h.162
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
36/187
21
2.
Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat
sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana
merespon peemasalahan yang diberikan.
3.
Siswa yang memiliki kemampuan tinggi bisa merasa ragu dengan
jawaban mereka.
4. Memungkinkan ada beberapa siswa yang merasa bahwa kegiatan
belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka
hadapi.39
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru harus memiliki
perencanaan yang baik dan memahami pemecahan masalah dengan
pendekatan Open Ended .
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini
adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lely Lailatus Syarifah yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Open Ended terhadap kemampuan berpikir kritis
matematik siswa” yang dilakukan pada tahun 2012 di SMPN 3
Tangerang Selatan pada materi himpunan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa, hal ini ditunjukkan dengan analisis data
menggunakan uji-t , data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua
kelas diperoleh nilai t hitung sebesar 4,02, sedangkan t tabel dengan taraf
signifikan 5 % dan derajat kebebasan (dk)= 78 adalah 1,66. Sehingga
hipotesis alternatif (H1) diterima.
2. Penelitian yang dilakukan Elih Sholihat yang berjudul “ pendekatan
Open Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika” yang dilakukan pada tahun 2009 di MTsN Model Babakan
Sirna Leuwisadeng Bogor pada materi segi empat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan
39 Suherman, op. cit., h. 121
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
37/187
22
kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan
nilai rata-rata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas ekperimen,
dimana nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 52,2 sedangkan nilai rata-rata
kelas eksperimen 69,83.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani yang berjudul “ pengaruh metode
Problem solving (Pemecahan Masalah) terhadap ketrampilan berpikir
kritis siswa pada konsep listrik dinamis” yang dilakukan pada tahun 2009
di SMA Hang Tuah 1 Jakarta, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest
dan nilai rata-rata posttest , dimana nilai rata-rata pretest sebesar 35,97
dan nilai rata-rata posttest sebesar 58,83.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah
dipaparkan diatas, maka pendekatan Open Ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV SD I AlSyukro.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
38/187
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Al-Syukro berlokasi di Gang
Maung, Ciputat – Tangerang Selatan di kelas IV semester 2.
b. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (Genap)Tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas atau yang biasa
dikenal Classroom Action Research (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian
tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-
tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksimereka mengenai hasil
dari tindakan-tindakan tersebut.40
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt
Lewin, model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model
penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian
tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan ( planning ), tindakan (acting ),
pengamatan (observing ) dan refleksi (reflecting ).41
Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang
digambar sebagai berikut:
40 Rochiati Wiratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 1241
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.64.
23
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
39/187
24
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin
Model ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat
empat komponen yaitu:
a.
Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa
2.
Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika
3. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil
wawancara dan disimpulkan
4.
Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal
penyebab masalah- masalah itu dengan menyiapkan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrument penelitian
berupa pedoman wawancara, pedoman observasi terhadap guru
dan siswa, catatan lapangan yang disusun bersama kolaborator.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan ара
yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan
pendekatan Open Ended. Dimana peneliti bertindak sebagai pelaku
tindakan, dan guru bidang studi sebagai observer.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
40/187
25
c.
Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi. Selain itu, obsevasi berupa kegiatan
mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segalaaktivitas siswa
selama proses pembelajaran berdasarkan lembr observasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih
perlu adanya perbaikan.
Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut:42
Gambar 3.2: alur penelitian tindakan kelas
42 Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 16
Kemampuan berpikir
kritis siswa rendahPerencanaan
siklus I
Pelaksanaan
siklus I yaitu
melaksanakan pembelajaran
Pengamatan
siklus I
Refleksi siklus I
Kemampuan berpikir
kritis siswa masih
rendah
Perencanaan
siklus IIPelaksanaan
siklus II yaitu
melaksanakan
pembelajaran
Pengamatan
siklus II
Refleksi siklus II
Kemampuan berpikir
kritis siswa mencapai
keberhasilan
Jika belum mencapai
keberhasilan, maka
dilanjutkan ke siklus
berikutnya
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
41/187
26
C. Subyek Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas IV dengan
jumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 Perempuan.
Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan guru kelas
bahwa kemampuan berpikir kritis matematik di kelas tersebut rendah.
Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi
matematika.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta
melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu
oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran matematika
kelas V yang bertindak sebagai observer (pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk
melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah
mendapat tindakan yaitu berupa pendekatan Open Ended . Setiap siklus dalam
penelitian ini, peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam
setiap tindakan pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat
kekurangan, maka siklus II diarahkan untuk perbaikan.
Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
42/187
27
Tabel 3.1
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan
1. Observasi awal ke sekolah
2.
Pembuatan surat izin penelitian
3. Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas
4.
Menentukan subyek penelitian
5. Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa
6. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada
7.
Membuat instrumen dan perencanaan tindakan
8. Mensosialisasikan hasil obserasi kepada guru bidang studi
matematika
Obsevasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamatii
keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas.
Kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi matematika mengenai
proses pembelajaran matematika dimana melihat kemampuan awal siswa
dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kemudian dianalisi dan diperoleh
sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan membahas
mengenai materi yang akan dibahas.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
43/187
28
Tabel 3.2
Tahap penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1.
Menyiapkan kelas Penelitian
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4.
Menyiapkan ringkasan materi siklus 1
5. Membuat latihan Soal
6.
Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan
7. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
8. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi
9.
Menyiapkan soal tes akhir siklus 1
10. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP secara
individual
b. Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang
mengurkur kemampuan berpikir kritis matematis terdiri dari 5 soal.
Tahap Pengamatan
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti
mengamatiaktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran
berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu
guru.
Tahap Refleksi
Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada
siklus I terdapat kekurangan maka dilanjutkan pada siklus II.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
44/187
29
Tabel 3.3
Tabel Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
1.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan
perbaikan dari siklus I
2. Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan
guru kolaborator
3. Menyiapkan ringkasan materi siklus 2
4.
Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan5. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
6. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi
7.
Menyiapkan soal tes akhir siklus II
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap pelaksanaan
1. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP yang telahdibuat secara kelompok
2. Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian yang
mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Tahap pengamatan
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses
jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan
kegiatan siswa.
Tahap refleksi
Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan
berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
45/187
30
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Keberhasilan penelitian ini adalah dapat meningkatkan ketrampilan
berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada
pembelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:
a. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
menunjukkan rata-rata nilai kelas diperoleh mencapai 65.
b. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukkan
skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70%.
c.
Hasil pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan 70% siswa
memberikan respon positif.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif
a. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa
dan aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, pedoman
wawancara terhadap guru, hasil dokumentasi selama proses
pembelajaran berlangsung, hasil jurnal harian siswa .
b. Data kuantitatif
Data kuantitaif diperoleh dari hasil tes kemampuaan berpikir kritis
siswa pada setiap siklus yang dikerjakan siswa.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV,
dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen
pengumpul data yang digunakan antara lain:
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
46/187
31
a.
Tes
Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
tes berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan uraian yang dapat
menunjukan dan mengambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang
harus dijawab dan dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran
instrumen tes tersebut. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur
nilai variabel yang diteliti, maka setiap instrumen harus mempunyai Skala
pengukuran yang terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating
scale dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.43 Yang terpenting adalah harus
dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban
pada setiap item instrumen.
b. Non tes
1. Lembar Observasi
Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya,
dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu.
Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu
atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam
situasi yang sebenarnya, maupun dalam situasi buatan.44
2. Lembar Jurnal Harian
Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis
untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran siswa.
3.
Lembar Wawancara
Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan,
dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan
secara tuntas.
4. Dokumentasi
43 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2010), h.141.44 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.76.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
47/187
32
Dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan
mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.
I. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Observasi proses pembelajaran Open Ended
Data hasil observasi dalam penelitian ini ada dua. Pertama, data
observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh
observer. Pedoman observasi pada peneliti digunakan untuk menilai
proses mengajar peneliti Kedua, data dari hasil observasi proses
pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer, pedoman
observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat
b. Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.
Instrument yang digunakan adalah lembar soal uraian yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa
dengan melihat indikatornya setelah diberi pelakuan. Agar kemampuan
berpikir kritis matematis siswa dapat terlihat maka tes dibuat dalam
bentuk uraian berupa soal pemecahan masalah matematika materi operasi
bilangan bulat.
Untuk memperolah soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus diuji
Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
c. Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi di
awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan
untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar matematika
siswa, tingkat kemampuan berpikir kritis matematika siswa, dan strategi
belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di akhir penelitian
dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan
pendekatan Open Ended .
d. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
48/187
33
e.
Jurnal harian; jurnal harian dibuat untuk mengetahui tanggapan dan sikap
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open
Ended dan mengetahui pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa. Siswa mengisi jurnal harian pada setiap
akhir proses pembelajaran.
Setelah lembar jurnal terkumpul dan dikelompokkan respon siswa
yang memiliki kesamaan terhadap pembelajaran, maka data yang didapat
dibuat dalam tabel frekuensi yang dilengkapi dengan presentase, dalam hal
ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Jumlah Responden
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk
mengetahui dan mengukur validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf
kesukaran soal. Adapun perhitungan dilakukan dengan menggunakan
miscrosoft excel .
1. Uji Validitas
Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid atau
tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan
dan tujuan pembelajaran. Untuk pengujiannya menggunakan rumus
product moment sebagai berikut:45
45 Ibid., h. 72
%100 x N
F P
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
49/187
34
Keterangan:
r xy : Koefisien kolerasi
n : Banyaknya subyek
ΣX : Jumlah seluruh skor X
ΣY : Jumlah seluruh skor Y
ΣXY : Jumlah Hasil perkalian tiap -tiap skor asli dari x dan у
Ftabel = r (α , dk) = r (α , n – 2)
Untuk menentukan kriteria uji instrumennya, jika:
r hitung< r tabel maka butir item dinyatakan tidak valid
r hitung> r tabel maka butir item dinyatakan valid
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengukur koefisien reliabilitas tes uraian kemampuan
berpikir kritis matematis denganmenggunakan rumus Alpha:46
r 11 =
r 11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = Bilangan konstan
= Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
= Varian total
Untuk menghitung S i2dan S t
2 gunakan rumus varians berikut ini:
S 2 =
Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :47 Tabel 3.4
Indeks Reliabilitas
r 11 Keterangan
r < 0,20 Sangat rendah
0,20 < r < 0,40 Rendah
0,40 < r < 0,70 Sedang
0,70 < r < 0,90 Tinggi
0,90 < r < 1,00 Sangat tinggi
46
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.20847 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Persindo, 2008), cet, h. 181
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
50/187
35
3. Tingkat Kesukaran
Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai
dengan criteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur taraf
kesukaran digunakan rumus :48
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa
peserta tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut:49
Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai (P) Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk
membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah).
Untuk mengetahui daya pembeda dalam instrumen penelitian ini, maka
digunakan rumus sebagai berikut:
D p = -
48 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) ,
Ed. 2,h. 22349 Ibid.,h. 225.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
51/187
36
Keterangan:
D p = Daya pembeda
BA = Jumlah skor siswa kelompok atas
BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah
JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas
JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Patokan yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui klasifikasi daya
pembeda pada butir-butir item hasil tes adalah sebagai berikut:50
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai (D) Kategori
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data
tersebut. Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan
dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif.. Sedangkan analisis data
kuantitatif menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes
kemampuan berpikir kritis dengan melihat indikatornya.
50 Ibid.,h. 232.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
52/187
37
Tabel 3.7
Pedoman Penskoran Butir Item Tes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Aspek yang
diukur
Skor Respon siswa pada masalah
Memfokuskan
pertanyaan
0 Tidak menjawab
1 Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep
atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal
yang diberikan
2 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang
digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
3 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yangdigunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
tetapi salah dalam perhitungan
4 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang
digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
serta benar dalam perhitungan
Menentukan
tindakan
0 Tidak menjawab
1 Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal
(diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)
2 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur) dengan benar
3 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan
kesalahan dalam perhitungan
4 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan
perhitungan yang tepat.Mengidentifik
asi asumsi
0 Tidak menjawab
1 Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep
atau informasi dari soal yang diberikan.
2 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari
soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan
antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk
menyelesaikan soal yang diberikan
3 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
53/187
38
soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara
fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk
menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat.
4 Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal
yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta,
konsep dan informasi yang didapat untuk
menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa
memberikan alasan dan penjelasan yang akurat.
Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor.
Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jawaban = x 100 %
L. Pengembangan perencanaan tindakan
Setelah tindakan pertama (sikus 1) telah dilakukan dan hasil tindakan
belum mencapa kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan
berpikir kritis matematis siswa, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan
tindakan selanjutnya sesuai rencana perbaikan pembelajaran.siklus ini terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan
refleksi.
Setelah dianalisis dan refleksi pada siklus I, akan tetapi kriteria
keberhasilan belum tercapai maka akan dilakukan siklus II dengan
berkelompok. Penelitian akan berakhir jika peneliti kriteria keberhasilan telah
berhasil diuji degan penerapan pendekatan Open Ended dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis.
8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk
54/187
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Survei Pendahuluan
Pada tanggal 5 Februari 2014 peneliti melakukan observasi
pembelajaran matematika di kelas IV SDI Al-Syukro.Kegiatan ini
merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan
penelitian