Nur Azizah Turohmah-fitk

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    1/187

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

    MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN

    PENDEKATAN OPEN ENDED  

    (Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

    Pendidikan

    Oleh

    Nur Azizah Turohmah

     NIM 109018300112

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    2/187

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    3/187

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    4/187

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    5/187

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    6/187

    i

    ABSTRAK

    Nur Azizah Turohmah (109018300112), Peningkatan Kemampuan

    Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended  

    ( Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat Tangerang Selatan), Skripsi

    Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan Open

     Ended  untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, aktivitas

     belajar siswa, dan respon siswa terhadap pendekatan Open Ended . Penelitian ini

    dilakukan di SD I Al Syukro kelas IV pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang

    digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yangdilaksanakan dalam dua siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap

     perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Instrumen

     penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar

    observasi aktivitas mengajar guru, jurnal harian, pedoman wawancara guru, tes

    kemampuan berpikir kritis matematis dan dokumentasi.

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan

    Open Ended   dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

    Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat dari peningkatan

    nilai rata-rata pada siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Selain itu

     penerapan pendekatan Open Ended  juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan

    respon siswa. Hal ini terlihat dari prosentase aktivitas belajar pada siklus I sebesar

    46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II, serta prosentase respon positif dengan

    menggunakan lembar jurnal harian siswa mengalami peningkatan pada siklus I

    sebesar 46,6% menjadi 71,60% pada siklus II.

    Kata kunci: pendekatan Open Ended , kemampuan berpikir kritis matematis

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    7/187

    ii

    ABSTRACT

    Nur Azizah Turohmah (109018300112), Implementation of Open Ended

    Approach To Improve Cri tical Th inking Mathematically of Students(Classroom

     Action Research in SD I Al Syukro Chester South Tangerang), Thesis Department

    of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiya and Teaching UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    This aims of research is analyze the application of Open Ended approach

    to improve students' mathematical critical thinking skills, student learning

    activities, and student responses to Open Ended approach. This research was

    conducted in SD I Al Syukro fourth grade in the academic year 2013/2014. The

    method of this research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted

    in two cycles using four stages : planning, implementation, observation and

    reflection. The instruments are observation sheet student learning activities,

    teacher observation sheet teaching activities, daily students journals, intervies,

    mathematical critical thinking skills test and documentation.

    The results of research are the aplication of Open Ended approach can

    improve students' mathematical critical thinking skills. Improved critical thinking

     skills can be seen from the mathematical average increase in value in the first

    cycle of 60.86 to 65.5 in the second cycle. Besides, the implementation of open-

    ended approach can also increase the activity of learning and student response.

    This can be seen from the percentage of learning activities in the first cycle by46.4% to 77.86% in the second cycle, as well as the percentage of positive

    responses by using a daily students journals sheets of students has increased in

    the first cycle of 46.6% to 71.60% in second cycle.

     Key words: Open Ended approach, the ability to think critically mathematical

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    8/187

    iii

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis

     panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah

    curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya

    yang senatiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

    Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

    memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan guru madrasahibtidaiyah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam

     penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

     pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

    maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

    Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulisa mengucapkan yang

    sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril

    dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis

    ssampaikan kepada:

    1.  Dr. fauzan, MA, ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

    yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi.

    2.  Asep Ediana Latip, M.Pd, sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah.

    3.  Dr. Kadir, Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan,

    masukan serta mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan lancar.

    4. 

    Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang

    telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan

    yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.

    5. 

    Syafi’i, S.Pd.I, kepala sekolah SD I Al Syukro yang telah mengizinkan

     penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Ari Pujianto, S.Pd

    selaku guru bidang studi SD I Al Syukro yang telah membantu dan

    membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    9/187

    iv

    6. 

    Teristimewa untuk kedua orang tua yang tiada hentinya mencurahkan

    kasih sayang, selalu mendo’akan serta memberikan dukungan moril dan

    materil kepada penulis. Adikku tersayang Siti Nurkhoyah Pelatun yang

    telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penulis skripsi ini.

    7.  Kepada kakek dan nenek yang tak henti-hentinya mendo’akan kepada

     penulis. Pa’de Poniman beserta keluarga, Lik Muryani beserta keluarga,

    Lik Supri beserta keluarga yang telah memberikan do’a ke pada penulis.

    8.  Teman-teman seperjuangan An-Nisa yang selalu memberikan motivasi

    dan do’a serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu

    memberikan semangat dan do’a kepada penulis, khususnya kelas C di

    Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat

    membangun demi penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi

    ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

    Jakarta, Mei 2014

    Penulis

     Nur Azizah Turohmah

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    10/187

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ....................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B.  Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................................... 5

    C.  Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................... 5

    D.  Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 5

    E. 

    Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................................... 6

    BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

    INTERVENSI TINDAKAN

    A.  Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 7

    1.  Pembelajaran Matematika ................................................................. 7

    a.  Pengertian Belajar ....................................................................... 7

     b. 

    Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika .................. 8

    2. 

    Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................................. 9

    a.  Pengertian Berpikir Kritis Matematis ......................................... 9

     b. 

    Indikator Berpikir Kritis Matematis ........................................... 11

    3.  Pendekatan Open Ended  ................................................................... 15

    a.  Pengertian Pendekatan Open Ended  ........................................... 15

     b. 

    Aspek-aspek Pendekatan Open Ended  ........................................ 17

    c.  Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended  ....... 18

    d. 

    Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended  ............. 20

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    11/187

    vi 

    B. 

    Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 21

    C.  Hipotesis tindakan ................................................................................. 22

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. 

    Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 23

    B.  Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................ 23

    C.  Subjek Penelitian ................................................................................... 26

    D. 

    Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................... 26

    E.  Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................ 26

    F.  Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ......................................... 30

    G. 

    Data dan Sumber Data .......................................................................... 30

    H.  Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 30

    I.  Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32

    J. 

    Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................... 33

    K.  Analisis Data dan Interpretasi Data....................................................... 36

    L.  Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................. 38

    BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

    A. 

    Deskrisi Data ......................................................................................... 39

    a.  Survei Pendahuluan ......................................................................... 39

     b. 

    Pelaksanaan Siklus I ........................................................................ 41

    c.  Pelaksanaan Siklus II ...................................................................... 58

    B.  Analisis data .......................................................................................... 75

    C. 

    Pembahasan ........................................................................................... 81

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. 

    Kesimpulan ........................................................................................... 88

    B.  Saran ...................................................................................................... 89

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 93

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    12/187

     

    vii 

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 93

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 101

    Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ...................................................... 108

    Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II..................................................... 120

    Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

    Siklus I ........................................................................................ 131

    Lampiran 6 Soal Tes Akhir Siklus I............................................................... 132

    Lampiran 7 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

    Siklus I ........................................................................................ 133

    Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

    Siklus II ...................................................................................... 135

    Lampiran 9 Soal Tes Akhir Siklus II ............................................................. 136

    Lampiran 10 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

    Siklus II ...................................................................................... 137

    Lampiran 11 Pedoman Wawancara ................................................................. 139

    Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa ............................. 141

    Lampiran 13 Lembar Obeservasi Kegiatan Mengajar Guru............................ 142

    Lampiran 14 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 143

    Lampiran 15 Hasil Wawancara Guru .............................................................. 144

    Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ....... 147

    Lampiran 17 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus I ........................ 148

    Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...... 151

    Lampiran 19 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus II ....................... 152

    Lampiran 20 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi

    Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ............................... 155

    Lampiran 21 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi

    Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II .............................. 157

    Lampiran 22 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ................................... 159

    Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II................................ 160

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    13/187

     

    viii 

    Lampiran 24 Hasil Daya Pembeda Butir Soal Siklus I dan Siklus II ............. 161

    Lampiran 25 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I dan siklus II............... 162

    Lampiran 26 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa Siklus I

    dan Siklus II ............................................................................... 163

    Lampiran 27 Hasil Lembar Jurnal Harian Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 165

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    14/187

    ix 

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1

    Tabel 3.2

    Tabel 3.3

    Tabel 3.4

    Tabel 3.5

    Tabel 3.6

    Tabel 3.7

    Tabel 4.1

    Tabel 4.2

    Tabel 4.3

    Tabel 4.4

    Tabel 4.5

    Tabel 4.6

    Tabel 4.7

    Tabel 4.8

    Tabel 4.9

    Tabel 4.10

    Tabel 4.11

    Tabel 4.12

    Tabel 4.13

    Tabel 4.14

    Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan .................................... 27

    Tahap Penelitian Siklus I ............................................................ 28

    Tahap Penelitian Siklus II ........................................................... 29

    Tabel Indeks Reliabilitas ............................................................. 34

    Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................... 35

    Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 36

    Pedoman Penskoran Butiran Item Tes Kemapuan Berpikir

    Kritis Matematis ......................................................................... 37

    Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian .............. 40

    Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ......... 49

    Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ................ 52

    Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa Siklus I .. 53

    Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ......... 55

    Hasil Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ................................. 57

    Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........ 66

    Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ................ 68

    Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa

    Siklus II ....................................................................................... 70

    Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II........ 71

    Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran

     pada Siklus I dan Siklus II .......................................................... 75

    Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir

    Kritis Matematis .......................................................................... 76

    Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

    Matematik Tes Siklus I dan Siklus II .......................................... 77

    Rata-Rata Prosentase Tanggapan Siswa ..................................... 79

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    15/187

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin .................................................. 24

    Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 25

    Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru ............................................... 43

    Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban ......................... 45

    Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah ........................................................... 47

    Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok .................................................. 62

    Gambar 4.5 Jawaban salah beberapa kelompok ............................................. 64Gambar 4.6 Hasil jawaban tes siklus II indikator memfokuskan pertanyaan . 86

    Gambar 4.7 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 86

    Gambar 4.8 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 87

    Gambar 4.9 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 87

    Gambar 4.10 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 88

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    16/187

    1

    ВАВ І  

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan,

    maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.

    Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan individu agar dapat

    membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu memecahkan

     permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusiuntuk permasalahan tersebut. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk

    memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat

     berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Di

    samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi

     persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.1  Pendidikan diarahkan

    kepada terbinanya manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan yang

    tercantum dalam  Permendiknas No.41 Tahun 2007 dalam standar proses

    yang berbunyi:2 

    Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan

    karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan

    yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus

    fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada

    setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,

    menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

     berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

    kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

     perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

    Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka

    diselenggarakanlah rangkaian kependidikan, baik formal maupun non formal.

    Pendidikan formal proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang

    ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan

    1 Umar Tirtaraharja dan S.L La Sulo,  Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta,

    2005) h. 2652

    Peraturan Menteri  pendidikan  Nasional  Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    17/187

    2

    matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi

    yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam

     pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding dengan jam

    mata pelajaran lainnya. Selain itu juga, matematika merupakan mata

     pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan

    dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi (PT). Namun,

    dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga

    merupakan mata pelajaran yang masih ditakuti oleh sebagian besar siswa.

    Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika sebagai

     pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan berbagai masalah yang sulit

    untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar

    siswa.

    Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan

    data 

    hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti

    siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan

    International Association for the Evaluation of Educational Achievement

    Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.

    Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386

    dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari

     penilaian tahun 2007.3 

    Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut bukan hanya

    disebabkan pelajaran matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh

     beberapa faktor yang meliputi berbagai hal seperti siswa itu sendiri, guru,

    Strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan

    satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa

    terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya anggapan/asumsi

    yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan

    matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran

    siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut

    3R. Rosnawati, “Kemampuan Penalaran MatematikaSiswa SMP Indonesia pada

    TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan danPenerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 18 Mei 2013.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    18/187

    3

    agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi informasi melainkan

    sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri

     pengetahuan matematikanya.

    Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar

    matematika, menurut Krulik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir

    dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.4  Wijaya mengatakan bahwa

    kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu

    dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-

     persoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan.5  Sehingga dalam

    memutuskan suatu permasalahan, tidak secara langsung mengarah

    kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya. Sesorang yang memiliki

    kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah,

    menentukan tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan

    yang diambil.

    Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah,

     jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam

    menghadapi suatu permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa

     pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat

    mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus

    dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat

    menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh

     penyelesaiannya.6 

    Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap

    guru mata pelajaran matematika kelas IV SD I Al Syukro ditemukan bahwa

    kemampuan berpikir kritis siswa rendah, terbukti pada saat proses

     pembelajaran berlangsung siswa menyelesaikan soal hanya menyelesaikan

     jawaban dengan satu cara yaitu yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak

    4 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi,  Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

     Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 63 5 Ibid ., h. 666

      Suparno,  Membangun Kompetensi Belajar . (Jakarta: Dirjen Pendidikan TinggiDepdiknas,2000), h.31

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    19/187

    4

    dituntut untuk menyelesaikan soal dengan mengkonstruksi pengetahuan yang

    dimilikinya. Sehingga saat diberikan soal berupa non rutin siswa akan merasa

    kesulitan menyelesaikannya. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan

     berpikir kritis matematis siswa.

    Untuk memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak

    diajarkan secara khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui setiap

    mata pelajaran aspek berpikir kritis mendapatkan tempat yang utama.

    Sehingga setiap kegiatan pembelajaran harus mampu menumbuhkan dan

    meningkatkan dimensi pemahaman, pengertian dan ketrampilan dari para

    siswa untuk memahami kenyataan dan permasalahan yang dihadapi dalam

    kehidupan kesehariannya di tengah keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

     pergaulan yang lebih luas dalam masyarakat. Atas dasar permasalahan

    tersebut mаka kemampuan berpikir matematis siswa harus ditingkatkan.

    Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilakukan

    dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal

    ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk

    mengkonstruksi pemikirannya baik dengan guru, teman maupun terhadap

    materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

    meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan

    menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.

    Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan

     penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa yaitu siswa secara aktif

    mengemukakan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan, atau

    mengaplikasikan pelajaran yang sudah dipelajari kedalam kehidupan sehari-

    hari. Selain itu, pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak

    hanya berdasarkan pada proses mendengarkan atau mencatat. Pembelajaran

    aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada

     proses pembelajaran. Salah satunya adalah pendekatan Open Ended .

    Pendekatan  Open Ended   merupakan salah satu model pembelajaran

    yang dapat membangun kreatifitas siswa dan pola pikir siswa yang

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    20/187

    5

    disesuaikan dengan kemampuan siswa.7  Dalam pembelajaran dengan

     pendekatan  Open Ended,  siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan

     jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban

    dengan menghubungkan pembelajaran matematika dengan konsep yang

    dimiliki oleh siswa, sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

    Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

     penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika

    siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya

    ilmiah yang berjudul  "Peningkatan Berpikir Kritis Matematis Siswa

    Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended   pada SD I Al Syukro

    Universal".

    B.  Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

    masalah diantaranya adalah:

    1. 

    Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.

    2.  Mata pelajaran matematika kurang diminati siswa.

    3. 

    Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga

    siswa lebih cenderung pasif.

    4.  Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah

    matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan

    kurang bervariasi.

    5. 

    Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku

     pada apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.

    7  Feni Rita fiantika,”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended  

    Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa” makalah disampaikan

     pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika, UNIPA Surabaya, Surabaya, 2010,h. 457

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    21/187

    6

    C.  Pembatasan Fokus Penelitian

    Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah

    yaitu:

    1. 

    Pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended  

    2.  Kemampuan yang akan dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis

     pada indikator,

    a.  Memfokuskan pertanyaan

     b.  Menentukan tindakan

    c.  Mengidentifikasi asumsi

    3. 

    Materi yang akan digunakan adalah operasi bilangan bulat.

    D.  Perumusan Masalah Penelitian

    Dari pembatasan masalah diatas, maka diperoleh pertanyaan yaitu:

    1. 

    Bagaimana penerapan pendekatan Open Ended   dapat meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis matematis siswa?

    2.  Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan

    Open Ended ?

    E. 

    Tujuan penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian

    Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

    1. 

    Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika

    siswa melalui pendekatan Open Ended .

    2.  Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan

     pendekatan Open Ended. 

    Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:

    1.  Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan

    Open Ended dalam pembelajaran matematika.

    2.  Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan

    mutu sumber daya manusia dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu 

     pendidikan.

    3.  Bagi siswa, merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat

    meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    22/187

    7

    BAB II

    KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

    INTERVENSI TINDAKAN

    A.  Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

    1.  Pembelajaran Matematika

    a.  Pengertian Belajar

    Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

    unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis

    dan jenjang pendidikan.8  Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya

     pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar

    yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

    lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Belajar dapat dipahami

    sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku sebagai hasil

     pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

    kognitif. Adapun proses kegiatan belajar mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan yang terjadi

     berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai usaha. Perubahan yang

    dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku dari ranah

    kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, perubahan tingkah

    laku yang didapat setelah proses belajar dapat diamati melalui tiga

    ranah yaitu meliputi:

    1.  Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang

    terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,

     pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan

     penilaian.

    2. 

    Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap

    dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi

    8

     Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru , (Bandung,:PT RemajaRosda Karya, 2010) ,h.87-90.

    7

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    23/187

    8

    kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai

    dan karakterisasi diri.

    3.  Ranah psikomotorik, berkenaan dengan kemampuan motorik

    menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.9 

    b.  Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika

    Berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan

    yang diperoleh dengan berpikir (bernalar).10  Menurut Ruseffendi,

    matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang

     berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.11  Pada tahap awal

    matematika terbentuk dari pengalaman maupun aktivitas manusia

    secara empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio,

    diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur

    kognitif sehingga pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep

    matematika. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah

     bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan

    hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi

    teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.12 Menurut James dan

    James, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

    susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan

    lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan

    geometri.13  Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup

    tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Aritmatika

    merupakan cabang matematika yang mencakup pengetahuan tentang

    9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 33.

    10 Erna Suwangsih dan Tiurlina,  Model Pembelajaran Matematika, (Bandung:UPI Press,

    2006) h.3.11

     Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA

    UPI, 2001), h. 18.12

      Mulyono Abdurrahman,  Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan

     Remediasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 202.13Suherman, loc. cit. 

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    24/187

    9

     bilangan, sedangkan aljabar berkenaan dengan penggunaan abjad

    dalam aritmatika, dan geometri berkenaan dengan titik dan garis.14 

    Menurut Mohammad Surya, pembelajaran adalah suatu proses

    yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

    yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.15  Dengan demikian

     pembelajaran matematika adalah suatu upaya membelajarkan siswa

    untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi

    dengan menghubungkan informasi maupun pengetahuan yang telah

    dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep-konsep matematika

    yang telah dimiliki.

    2.  Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

    a.  Pengertian Berpikir Kritis matematis

    Menurut Vincent ruggiero, berpikir sebagai segala aktivitas

    mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,

    membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami;

     bеrpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian

    makna.16  Berpikir adalah aktivitas jiwa yang mempunyai

    kecenderungan final yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi.17 

    Unsur unsur keterampilan berpikir diantaranya:  a) Mengamati, b)

    Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, c) Kemampuan untuk

     berpikir secara deduktif, d) Kemampuan untuk interpretasi yang logis,

    e) Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan

    yang kuat.18 

    14 Abdurrahman, op.cit ., h.204-205.

    15  Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat jenderal

     pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 7.16

      Elaine B. Johnson, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

     Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012) h.187.17

      Alisuf Basri,  Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV pedoman

    Ilmu Jaya, 2006) h. 77.18 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2010) h. 125.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    25/187

    10

    Berpikir merupakan aktivitas jiwa yang memiliki

    kecenderungan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi

    menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah ada pada diri

    manusia. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat

    dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian

    yang terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah

    kemampuan yang melibatkan aktivitas mental seseorang untuk

    merumuskan masalah, memecahkan maslah, membuat keputusan, atau

    memenuhi keinginan untuk memahami sesuatu.

    Kata “kritis” berarti “tepat” dan “tajam” dalam berpikir.19 

    Menurut Webster’s New Encyclopedic All New, kritis adalah

    menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan objektif.20 

    Sehingga berpikir kritis dapat diartikan berpikir yang membutuhkan

    kecermatan dalam membuat keputusan.

    Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis adalah proses yang

     bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai yang

    dipercayai dan dikerjakan.21  Gerhand mendefinisikan berpikir kritis

    sebagai proses komplek yang melibatkaan penerimaan dan penguasaan

    data, analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kuantitaif

    dan kualitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan

     berdasarkan hasil evaluasi. Glaser mendefinisikan berpikir kritis

    sebagai 1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-

    masalah dan hal-hal yang berbeda dalam jangkauan pengalaman

    seseorang. 2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan

     penalaran logis. 3) suatu keterampilan untuk menerapkan metode-

    metode tersebut.22  Dewey berpendapat bahwa berpikir kritis secara

    19 Johnson, loc. Cit.

    20 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

     Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 6221

      Ibid .22

      Alec Fisher,  Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Benyamin H (Jakarta:Eralngga, 2009), h. 3

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    26/187

    11

    esensial adalah sebuah proses aktif, proses dimana kita memikirkan

     berbagai hal secara lebih mendalam untuk diri kita, mengajukan

     berbagai pertanyaan untuk diri kita, menemukan informasi yang

    relevan untuk diri kita, dan seorang pemikir kritis tidak begitu saja

    menerima informasi dari orang lain secara pasif.23 

    Berpikir kritis adalah berpikir mendalam terhadap suatu

     permasalahan dengan melibatkan data yang ada untuk menghasilkan

    suatu kesimpulan yang logis. Seifert & Hoffnung, menyebutkan

     beberapa komponen pemikiran kritis, yaitu:

    1.   Basic operations of reasoning ,

    Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk

    menjelaskan, mengeneralisisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan

    merumuskan langkah-langkah logis lainnya secar mental.

    2. 

     Domain-spesific knowledge

    Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus memiliki

     pengetahuan tentang topic atau kontennya.

    3. 

     Metacognitive knowledge

    Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk

    memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu

    ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru, dan mereka-

    reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan

    mempelajari informasi tersebut.

    4. 

    Values, beliefs, and dispositions

    Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan

    obyektif.24 

    b.  Indikator berpikir kritis matematis

    Menurut Santock, untuk berpikir secara kritis, untuk

    memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah

    23  Ibid ., h. 2.

    24

     Desmita, Psikologi Perkembangan Anak , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.154.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    27/187

    12

     pengetahuan baru, siswa harus mengambil peran aktif di dalam belajar,

    dalam artian siswa harus berupaya mengembangkan sejumlah proses

     berpikir aktif, diantaranya:

    1. 

    Mendengarkan secara seksama

    2.  Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan

    3.  Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka

    4.  Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan

    5.  Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus)

    6.  Membedakan antara kesimpulan yang valid dan yang tidak valid

    secara logika

    7.  Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi

    (seperti "ара intinya?", "ара yang anda maksud dengan pertanyaan

    ini?", dan mengapa?").25 

    Sedangkan Untuk menilai tingkat kemampuan berpikir kritis

    seseorang diperlukan suatu indikator berpikir kritis. Menurut Watson

    dan Glaser  untuk menilai kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan

    dengan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator,

    yaitu:

    1. 

    Mengenal asumsi

    2.  Melakukan inferensi

    3.  Deduksi

    4. 

    Interpretasi

    5.  Mengevaluasi argumen26 

    Menurut Ennis, indikator kemampuan berpikir kritis

    dikelompokkan dalam lima aspek:

    1.  Memberikan penjelasan sederhana

    a.  Memfokuskan pertanyaan

     b.  Menganalisis pertanyaan

    25

      Ibid ., h. 15626 Amri, op. cit., h. 65.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    28/187

    13

    c. 

    Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan

    atau tantangan

    2. 

    Membangun ketrampilan dasar

    a. 

    Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.

     b.  Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil

    observasi

    3.  Menyimpulkan

    a.  Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

     b.  Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

    c. 

    Membuat dan menentukan nilai pertimbangan

    4. 

    Membuat penjelasan lebih lanjut

    a.  Mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi

     b. 

    Mengidentifikasi asumsi

    5. 

    Strategi dan taktik

    a.  Menentukan tindakan

     b.  Berinteraksi dengan orang lain.27

     

    Selain itu, Ennis menyatakan bahwa terdapat enam unsur dasar

    dalam berpikir kritis, yaitu:

    1. 

    Fokus ( Focus)

    Langkah awal dari berpikir kritis adalah mengidentifikasi

    masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi fokus bisa

    terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. Indikator fokus yang

    dimaksudkan adalah siswa mampu memfokuskan pertanyaan atau

    masalah dan menentukan konsep yang digunakan untuk

    menyelesaikan permasalahan.

    2.  Alasan ( Reason)

    Alasan yang diberikan harus logis untuk disimpulkan

    seperti yang tercantum dalam fokus. Alasan berasal dari informasi,

    teorema, atau sifat yang diketahui. Indikator reason  yang

    27Husnidar,dkk.,”penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan

    Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis siswa”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. I, No. I, April 2014, h. 74.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    29/187

    14

    dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan alasan mengenai

     jawaban yang dikemukakan.

    3.  Kesimpulan ( Inference)

    Penarikan kesimpulan yang benar harus didasarkan pada

    langkah-langkah dari alasan menuju kesimpulan yang masuk akal

    atau logis. Indikator   inference  yang dimaksudkan adalah siswa

    mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan

    dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian.

    4.  Situasi (Situation)

    Situasi yang dimaksud adalah mencocokkan dengan situasi

    yang sebenarnya. Indikator situation yang dimaksudkan adalah

    siswa mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat

    menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal- soal

    aplikasi.

    5.  Kejelasan (Clarity)

    Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang

    digunakan dalam argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan

    dalam membuat keputusan. Indikator clarity yang dimaksud adalah

    siswa mampu memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau

    keterkaitan konsep.

    6.  Tinjauan ulang (Overview)

    Indikator overview  yang dimaksud adalah siswa mampu

    mengecek apa yang telah ditemukan,diputuskan, dipertimbangkan,

    dipelajari dan disimpulkan.28 

    Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli,

     peneliti akan membatasi indikator berpikir kritis yang sesuai dengan

    kemampuan berpikir kritis tingkat sekolah dasar yaitu:

    1.  Memfokuskan pertanyaan

    2.  Mengidentifikasi asumsi

    3.  Menentukan tindakan

    28 Ahmadi, loc.cit

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    30/187

    15

    3.  Pendekatan Open Ended  

    a.  Pengertian pendekatan Open Ended  

    Istilah pendekataan secara harfiah dalam kamus besar Indonesia

    diartikan sebagai "proses, perbuatan, cara mendekati". Menurut sanjaya

     pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

    terhadap proses pembelajaran29. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik

    tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah

     pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses

    yang sifatnya masih sangat umum.30  pendekatan adalah suatu cara yang

    ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat

    dari sudut pandang bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran

    umum atau khusus dikelola.31 

    Dari pengertian pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan

     bahwa Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang

    ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat

    dari sudut begaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu untuk

    memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

    Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended   adalah

     pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki

     banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau incomplete) kepada

    siswa. Shimada berpendapat bahwa pendekatan Open Ended  adalah salah

    satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat dilakukan dengan cara

    mengkombinasikan antara pemahaman, kemampuan atau cara berpikir

    siswa yang telah dipelajari sebelumnya. Pendekatan ini memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman

    menemukan, mengenali dan dan memecahkan masalah dengan beberapa

    29  Dewi, op. cit., h. 38

    30  Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,.

    (Jakarta: Kencana, 2008) h. 12731

      Gusni Satriawati,  Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended pada

     Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam Pendekatan  Ваr и dalam PembelajaranSains dan Matematika Dasar, (Jakarta: IISEP, 2007) hal. 158

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    31/187

    16

    cara berbeda.32  Pendekatan Open Ended  merupakan salah satu pendekatan

    yang membatu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan

    menghargai keragaman berfikir yang mungkin timbul selama mengerjakan

    soal.33 

    Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open

     Ended , dimulai dengan pertanyaan dalam bentuk Open Ended   (soal yang

    memiliki banyak jawaban) yang diarahkan untuk menggiraing tumbuhnya

     pemahaman atas masalah yang diajukan. Bedger menyatakan bahwa

     pertanyaan Open Ended   bukanlah bentuk pertanyaan dengan banyak

     pilihan tanpa option. Juga bukan pertanyaan yang hanya memiliki satu

     jawaban yang benar. Namun lebih mengarah pada pertanyaan dimana

    siswa memiliki peluang untuk berpikir lebih leluasa, komprehensif tanpa

    harus kehilangan konteksnya. Keleluasaan berpikir yang ditawarkan

    kepada siswa jelas membutuhkan kepekaan guru untuk

    menginterpretasikan sekaligus mampu menggunakan banyak kritera dalam

    merespon jawaban siswa.

    Dasar keterbukaan dari pertanyaan Open Ended   dapat

    diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu : Process in open (proses terbuka)

    yaitu tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang

     benar  , end products are open  (hasil akhir yang terbuka) yaitu tipe soal

    yang diberikan mempunyai jawaban yang banyak,  ways to developare

    open (cara pengembangan lanjutannya terbuka) yaitu ketika siswa telah

    selesai menyelesaikan masalah awal mereka dapat menyelesaikan masalah

     barudengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama.34 

    Katsuro mengemukakan bahwa ada tiga perbedaan jawaban

    dalam pendekatan Open Ended , yaitu:

    a.  Siswa mengerti perbedaan jawaban-jawaban. Siswa mengetahui

    alasan-alasan dari perbedaan yang timbul dalam jawaban-jawaban

    siswa.

    32  Ibid ., h. 159

    33

      Ibid., h. 15534  Ibid., h. 160

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    32/187

    17

     b.  Siswa mengerti hubungan antara perbedaan jawaban-jawaban.

    c. 

    Siswa berkembang pengetahuan matematikanya dan berpikir

     berdasarkan perbedaan jawaban-jawaban.

    Dengan demikian untuk menyelesaikan pertanyaan Open Ended ,

    siswa dituntut untuk mengembangkan metode atau strategi dalam

    memperoleh jawaban yang benar. Sehingga siswa tidak hanya diminta

    untuk menjawab soal dengan benar, tetapi menjelaskan bagaimana proses

    menemukan jawaban yang benar.

    b. Aspek-Aspek Pendekatan Open Ended

    Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan matematika dan kegiatan

    siswa bisa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:35 

    1.  Kegiatan siswa harus terbuka 

    Yang dimaksud kegiatan harus terbuka ialah kegiatan pembelajaran

    harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan segala

    sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka. 

    2. 

    Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir  

    Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi

     proses pengabstraksian dalam pengalaman nyata dalam kegiatan

    sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya

    kegiatan matematika akan mengundang proses manipulasi dan

    manifestasi dalam dunia matematika. 

    Suatu pendekatan Open Ended dalam pembelajaran harus dibuat

    sedapat mungkin sebagai petunjuk dan pelengkap dari problem. Pada

    saat yang bersamaan kegiatan matematika yang lebih berharaga dan

    “kaya” dapat terselenggara melalui  problem tadi. Dalam

    menggunakan problem, kegiatan matematika dapat dipandang sebagai

    operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-sifat inhern.

    Analogi dan inferensi terkandung dalam situasi lain misalnya dari

     jumlah benda yang lebih besar. 

    35 Suherman, op.cit ., h. 125-127

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    33/187

    18

    3.  Kegiatan siswa dan kegiaan matematika merupakan satu kesatuan

    Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara

    simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika

    siswa terperhatika guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang

     bemanfaat untuk menjawab permasalahan yang lainnya. Dengan kata

    lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan

     permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong

     potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika pada tingkatan

     berpikir yang lebih tinggi.

    c.  Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended  

    Langkah penting lain yang harus dikembangkan guru dalam

     pembelajaran melalui pendekatan Open Ended   adalah menyusun rencana

     pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

     pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan pada siswa36, yakni :

    1)  Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan

     bernilai?

    Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari erbagai sudut

     pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep

    matematika yang sesuai dengan siswa berkemampuan rendah sampai

    tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya. 

    2) 

    Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan siswa? 

    Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan

     pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut

    diprediksi diluar jangakaun siswa, maka guru harus mengubahnya. 

    3)  Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika

    lebih lanjut?

    Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika lebih tinggi

    sehingga memacu siswa berpikir tingkat tinggi.

    36  Ibid ., h. 119

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    34/187

    19

    Sawada (Shimada dan Becker) menyarankan langkah-langkah

    dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Open Ended .

    Dalam pendekatan Open Ended, guru memberikan keadaan suatu masalah

    yang mana penyelesaian atau jawabannya tidak hanya satu cara. Langkah-

    langkah ini sekaligus merupakan kriteria evaluasi implementasi proses

     belajar mengajar dengan metode ini. Adapun langkah-langkah tersebut

    adalah”37 

    1.  Menyusun daftar respon yang diharapkan dari siswa.

    Siswa diharapkan merespon masalah yang diberikan dengan

     berbagai cara. Namun, mengingat kemampuan siswa dalam

    mengemukakan gagasan dan pikirannya masih terbatas, maka guru

     perlu menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal

    ini diperlukan sebagai upaya mengarahkan dan membantu siswa

    memecahkan masalah sesuai dengan cara dan kemampuannya.

    2.  Menetapkan tujuan yang hendak dicapai

    Guru harus benar-benar memahami peran masalah yang akan

    diberikan kepada siswa dalam keseluruhan pembelajaran. Apakah

    masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai

     pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar

    siswa. Berdasarkan berberapa hasil penelitian masalah Open Ended  

    efektif digunakan untuk pengenalan konsep baru atau dalam

    merangkum kegiatan belajar.

    3.  Bila perlu menggunakan alat-alat bantu atau media untuk membantu

    kelancaran metode penyampaian soal.

    4.  Mengkemas soal dalam bentuk semenarik mungkin

    Mengingat pemecahan masalah Open Ended   memerlukan waktu

    untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus

    dikenal baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta

    membangkitkan semangat intelektual.

    37 Satriawati, op. cit., h.162

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    35/187

    20

    5. 

    Mengalokasikan waktu secukupnya.

    Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk

    memahami masalah, mendiskusikan kemungkinan pemecahannya, dan

    merangkum apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu guru dapat

    membagi waktu dalam dua periode. Periode pertama, siswa bekerja

    secara individual atau kelompok dalam memecahkan masalah dan

    membuat rangkuman dari hasil pemecahan masalah. Periode kedua,

    digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta

     penyimpulan dari guru.

    d.  Keunggulan dan kelemahan pendekatan Open Ended  

    Dalam pendekatan Open Ended   guru memberikan permasalahan

    kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan

    hanya satu jalan/ cara. Oleh karena itu ada beberapa keunggulan

     pendekatan Open Ended  antara lain:

    1.  Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

    mengekspresikan idenya.

    2.  Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

     pengetahuan dan ketrampilan matematik secara komprehensif.

    3. 

    Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

     permasalahan dengan cara mereka sendiri.

    4.  Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberika bukti atau

     penjelasan.

    5. 

    Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam

    menjawab permasalahan.38 

    Selain keunggulan, pendekatan Open Ended   memiliki beberapa

    kelemahan, diantaranya:

    1.  Menyiapkan masalah matematikayang bermakna bukanlah pekerjaan

    yang mudah.

    38  Ibid., h.162

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    36/187

    21

    2. 

    Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat

    sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana

    merespon peemasalahan yang diberikan.

    3. 

    Siswa yang memiliki kemampuan tinggi bisa merasa ragu dengan

     jawaban mereka.

    4.  Memungkinkan ada beberapa siswa yang merasa bahwa kegiatan

     belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka

    hadapi.39 

    Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru harus memiliki

     perencanaan yang baik dan memahami pemecahan masalah dengan

     pendekatan Open Ended .

    B.  Hasil Penelitian yang Relevan

    Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini

    adalah:

    1.  Penelitian yang dilakukan oleh Lely Lailatus Syarifah yang berjudul

    “Pengaruh Pendekatan Open Ended  terhadap kemampuan berpikir kritis

    matematik siswa” yang dilakukan pada tahun 2012 di  SMPN 3

    Tangerang Selatan pada materi himpunan. Hasil penelitian menunjukkan

     bahwa pendekatan Open Ended   dapat meningkatkan kemampuan

     berpikir kritis siswa, hal ini ditunjukkan dengan analisis data

    menggunakan uji-t , data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua

    kelas diperoleh nilai t hitung sebesar 4,02, sedangkan t tabel dengan taraf

    signifikan 5 % dan derajat kebebasan (dk)= 78 adalah 1,66. Sehingga

    hipotesis alternatif (H1) diterima.

    2.  Penelitian yang dilakukan Elih Sholihat yang berjudul “  pendekatan

    Open Ended   terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar

    matematika” yang dilakukan pada tahun 2009 di MTsN Model Babakan

    Sirna Leuwisadeng Bogor pada materi segi empat. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended   dapat meningkatkan

    39 Suherman, op. cit., h. 121

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    37/187

    22

    kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan

    nilai rata-rata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas ekperimen,

    dimana nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 52,2 sedangkan nilai rata-rata

    kelas eksperimen 69,83.

    3.  Penelitian yang dilakukan oleh Suryani yang berjudul “ pengaruh metode

    Problem solving (Pemecahan Masalah) terhadap ketrampilan berpikir

    kritis siswa pada konsep listrik dinamis” yang dilakukan pada tahun 2009

    di SMA Hang Tuah 1 Jakarta, Kebayoran Lama  –  Jakarta Selatan. Hasil

     penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata  pretest  

    dan nilai rata-rata  posttest , dimana nilai rata-rata pretest sebesar 35,97

    dan nilai rata-rata posttest sebesar 58,83.

    C.  Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah

    dipaparkan diatas, maka pendekatan Open Ended   dapat meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV SD I AlSyukro.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    38/187

    23

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Tempat Dan Waktu Penelitian

    a.  Tempat penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Al-Syukro berlokasi di Gang

    Maung, Ciputat –  Tangerang Selatan di kelas IV semester 2.

    b. Waktu penelitian

    Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (Genap)Tahun ajaran 2013/2014.

    B.  Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian

    Metode yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas atau yang biasa

    dikenal Classroom Action Research  (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian

    tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan

     praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-

    tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksimereka mengenai hasil

    dari tindakan-tindakan tersebut.40 

    Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt

    Lewin, model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model

     penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena

    dialah yang pertama kali memperkenalkan  Action Research atau penelitian

    tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari

    empat komponen, yaitu perencanaan ( planning ), tindakan (acting ),

     pengamatan (observing ) dan refleksi (reflecting ).41 

    Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang

    digambar sebagai berikut:

    40  Rochiati Wiratmadja,  Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja

    Rosdakarya, 2009), h. 1241

     Djunaidy Ghony,  Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.64.

    23

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    39/187

    24

    Gambar 3.1

    Desain PTK Model Kurt Lewin

    Model ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat

    empat komponen yaitu:

    a. 

    Perencanaan

    1.  Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa

    2. 

    Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika

    3.  Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil

    wawancara dan disimpulkan

    4. 

    Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal

     penyebab masalah- masalah itu dengan menyiapkan RPP

    (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrument penelitian

     berupa pedoman wawancara, pedoman observasi terhadap guru

    dan siswa, catatan lapangan yang disusun bersama kolaborator.

     b.  Pelaksanaan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan ара

    yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan

     pendekatan Open Ended.  Dimana peneliti bertindak sebagai pelaku

    tindakan, dan guru bidang studi sebagai observer.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    40/187

    25

    c. 

    Observasi

    Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas

    mengajar dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan

    menggunakan lembar observasi. Selain itu, obsevasi berupa kegiatan

    mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segalaaktivitas siswa

    selama proses pembelajaran berdasarkan lembr observasi.

    d.  Refleksi

    Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan

    tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan

    dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah

    kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih

     perlu adanya perbaikan.

    Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

    digambarkan sebagai berikut:42 

    Gambar 3.2: alur penelitian tindakan kelas

    42 Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 16

    Kemampuan berpikir

    kritis siswa rendahPerencanaan

    siklus I

    Pelaksanaan

    siklus I yaitu

    melaksanakan pembelajaran

    Pengamatan

    siklus I

    Refleksi siklus I

    Kemampuan berpikir

    kritis siswa masih

    rendah

    Perencanaan

    siklus IIPelaksanaan

    siklus II yaitu

    melaksanakan

     pembelajaran

    Pengamatan

    siklus II

    Refleksi siklus II

    Kemampuan berpikir

    kritis siswa mencapai

    keberhasilan

    Jika belum mencapai

    keberhasilan, maka

    dilanjutkan ke siklus

     berikutnya

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    41/187

    26

    C.  Subyek Penelitian

    Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas IV dengan

     jumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 Perempuan.

    Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil pengamatan

    yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan guru kelas

     bahwa kemampuan berpikir kritis matematik di kelas tersebut rendah.

    Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi

    matematika. 

    D.  Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana

    kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan,

    melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta

    melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu

    oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran matematika

    kelas V yang bertindak sebagai observer  (pengamat).

    E.  Tahapan Intervensi Tindakan

    Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk

    melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah

    mendapat tindakan yaitu berupa pendekatan Open Ended . Setiap siklus dalam

     penelitian ini, peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam

    setiap tindakan pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan

     penilaian terhadap hasil belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat

    kekurangan, maka siklus II diarahkan untuk perbaikan.

    Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    42/187

    27

    Tabel 3.1

    Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan

    Pendahuluan

    1.  Observasi awal ke sekolah

    2. 

    Pembuatan surat izin penelitian

    3.  Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas

    4. 

    Menentukan subyek penelitian

    5.  Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa

    6.  Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada

    7. 

    Membuat instrumen dan perencanaan tindakan

    8.  Mensosialisasikan hasil obserasi kepada guru bidang studi

    matematika

    Obsevasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamatii

    keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas.

    Kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi matematika mengenai

     proses pembelajaran matematika dimana melihat kemampuan awal siswa

    dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kemudian dianalisi dan diperoleh

    sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan membahas

    mengenai materi yang akan dibahas.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    43/187

    28

    Tabel 3.2

    Tahap penelitian Siklus I

    Tahap Perencanaan

    1. 

    Menyiapkan kelas Penelitian

    2.  Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

    3.  Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

    4. 

    Menyiapkan ringkasan materi siklus 1

    5.  Membuat latihan Soal

    6. 

    Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan

    7.  Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

    8.  Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi

    9. 

    Menyiapkan soal tes akhir siklus 1

    10. Menyiapkan alat dokumentasi

    Tahap Pelaksanaan

    a.  Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran

    menggunakan pendekatan Open Ended   sesuai dengan RPP secara

    individual

     b.  Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang

    mengurkur kemampuan berpikir kritis matematis terdiri dari 5 soal.

    Tahap Pengamatan

    Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti

    mengamatiaktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran

     berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu

    guru.

    Tahap Refleksi

    Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended  

    menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada

    siklus I terdapat kekurangan maka dilanjutkan pada siklus II.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    44/187

    29

    Tabel 3.3

    Tabel Penelitian Siklus II

    Tahap Perencanaan

    1. 

    Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan

     perbaikan dari siklus I

    2.  Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan

    guru kolaborator

    3.  Menyiapkan ringkasan materi siklus 2

    4. 

    Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan5.  Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

    6.  Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi

    7. 

    Menyiapkan soal tes akhir siklus II

    8.  Menyiapkan alat dokumentasi

    Tahap pelaksanaan

    1.  Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran

    menggunakan pendekatan Open Ended   sesuai dengan RPP yang telahdibuat secara kelompok

    2.  Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian yang

    mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

    Tahap pengamatan

    Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses

     jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan

    kegiatan siswa.

    Tahap refleksi

    Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended  

    menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan

     berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    45/187

    30

    F.  Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

    Keberhasilan penelitian ini adalah dapat meningkatkan ketrampilan

     berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan Open Ended  pada

     pembelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan

     bilangan bulat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

    a. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang

    menunjukkan rata-rata nilai kelas diperoleh mencapai 65.

     b. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukkan

    skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70%.

    c. 

    Hasil pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan 70% siswa

    memberikan respon positif.

    G.  Data dan Sumber Data

    Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan

    data kuantitatif

    a.  Data kualitatif  

    Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa

    dan aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, pedoman

    wawancara terhadap guru, hasil dokumentasi selama proses

     pembelajaran berlangsung, hasil jurnal harian siswa . 

    b.  Data kuantitatif  

    Data kuantitaif diperoleh dari hasil tes kemampuaan berpikir kritis

    siswa pada setiap siklus yang dikerjakan siswa. 

    Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV,

    dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.

    H.  Instrumen Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen

     pengumpul data yang digunakan antara lain:

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    46/187

    31

    a. 

    Tes

    Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu

    ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,

    tes berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan uraian yang dapat

    menunjukan dan mengambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang

    harus dijawab dan dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran

    instrumen tes tersebut. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

    nilai variabel yang diteliti, maka setiap instrumen harus mempunyai Skala

     pengukuran yang terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating

     scale  dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian

    ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.43  Yang terpenting adalah harus

    dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban

     pada setiap item instrumen.

     b.  Non tes

    1.  Lembar Observasi

    Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya,

    dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu.

    Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu

    atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam

    situasi yang sebenarnya, maupun dalam situasi buatan.44 

    2.  Lembar Jurnal Harian

    Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis

    untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran siswa.

    3. 

    Lembar Wawancara

    Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan,

    dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan

    secara tuntas.

    4.  Dokumentasi

    43 Sugiyono,  Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

    (Bandung:Alfabeta, 2010), h.141.44 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.76.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    47/187

    32

    Dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan

    mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.

    I.  Teknik pengumpulan data

    Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

    langkah-langkah sebagai berikut:

    a. 

    Observasi proses pembelajaran Open Ended  

    Data hasil observasi dalam penelitian ini ada dua.  Pertama,  data

    observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh

    observer. Pedoman observasi pada peneliti digunakan untuk menilai

     proses mengajar peneliti  Kedua,  data dari hasil observasi proses

     pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer, pedoman

    observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat

     b.  Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.

    Instrument yang digunakan adalah lembar soal uraian yang

    digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa

    dengan melihat indikatornya setelah diberi pelakuan. Agar kemampuan

     berpikir kritis matematis siswa dapat terlihat maka tes dibuat dalam

     bentuk uraian berupa soal pemecahan masalah matematika materi operasi

     bilangan bulat.

    Untuk memperolah soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus diuji

    Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.

    c.  Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi di

    awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan

    untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar matematika

    siswa, tingkat kemampuan berpikir kritis matematika siswa, dan strategi

     belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di akhir penelitian

    dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan

     pendekatan Open Ended .

    d.  Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang

    diambil pada saat pembelajaran berlangsung.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    48/187

    33

    e. 

    Jurnal harian; jurnal harian dibuat untuk mengetahui tanggapan dan sikap

    siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open

     Ended   dan mengetahui pengaruh terhadap peningkatan kemampuan

     berpikir kritis matematis siswa. Siswa mengisi jurnal harian pada setiap

    akhir proses pembelajaran.

    Setelah lembar jurnal terkumpul dan dikelompokkan respon siswa

    yang memiliki kesamaan terhadap pembelajaran, maka data yang didapat

    dibuat dalam tabel frekuensi yang dilengkapi dengan presentase, dalam hal

    ini menggunakan rumus sebagai berikut:

    Keterangan:

    P = Presentase

    F = Frekuensi Jawaban Responden

     N = Jumlah Responden

    J.  Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

    Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk

    mengetahui dan mengukur validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf

    kesukaran soal. Adapun perhitungan dilakukan dengan menggunakan

    miscrosoft excel .

    1.  Uji Validitas 

    Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid atau

    tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan

    dan tujuan pembelajaran. Untuk pengujiannya menggunakan rumus 

     product moment  sebagai berikut:45 

    45  Ibid., h. 72

    %100 x N 

     F  P  

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    49/187

    34

    Keterangan:

    r  xy  : Koefisien kolerasi

    n : Banyaknya subyek

     ΣX   : Jumlah seluruh skor X

     ΣY   : Jumlah seluruh skor Y

     ΣXY   : Jumlah Hasil perkalian tiap -tiap skor asli dari x dan у 

    Ftabel = r (α , dk) = r (α , n –  2)

    Untuk menentukan kriteria uji instrumennya, jika:

    r hitung< r tabel maka butir item dinyatakan tidak valid

    r hitung> r tabel maka butir item dinyatakan valid

    2.  Uji Reliabilitas 

    Untuk mengukur koefisien reliabilitas tes uraian kemampuan

     berpikir kritis matematis denganmenggunakan rumus Alpha:46 

    r 11 =

    r 11  = Koefisien reliabilitas tes

    n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

    1 = Bilangan konstan

    = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

    = Varian total

    Untuk menghitung S i2dan S t 

     2 gunakan rumus varians berikut ini:

    S 2  =

    Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :47 Tabel 3.4

    Indeks Reliabilitas

    r 11  Keterangan

    r < 0,20 Sangat rendah

    0,20 < r < 0,40 Rendah

    0,40 < r < 0,70 Sedang

    0,70 < r < 0,90 Tinggi

    0,90 < r < 1,00 Sangat tinggi

    46

     Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.20847 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Persindo, 2008), cet, h. 181

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    50/187

    35

    3.  Tingkat Kesukaran

    Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai

    dengan criteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur taraf

    kesukaran digunakan rumus :48 

     P = 

    Keterangan :

    P = Indeks kesukaran

    B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

    JS = Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa

     peserta tes

    Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal

    yang digunakan adalah sebagai berikut:49 

    Tabel 3.5

    Klasifikasi Tingkat Kesukaran

     Nilai (P) Kategori

    0,00 –  0,30 Sukar

    0,31 –  0,70 Sedang

    0,71 –  1,00 Mudah

    4.  Daya Pembeda

    Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk

    membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan

    tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah).

    Untuk mengetahui daya pembeda dalam instrumen penelitian ini, maka

    digunakan rumus sebagai berikut:

    D p  = -

    48 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) , 

    Ed. 2,h. 22349 Ibid.,h. 225.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    51/187

    36

    Keterangan:

    D p  = Daya pembeda

    BA = Jumlah skor siswa kelompok atas

    BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah

    JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas

    JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah

    Patokan yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui klasifikasi daya

     pembeda pada butir-butir item hasil tes adalah sebagai berikut:50

     

    Tabel 3.6

    Klasifikasi Daya Pembeda

    Nilai (D) Kategori

    0,00 –  0,20 Jelek

    0,21 –  0,40 Cukup

    0,41 –  0,70 Baik

    0,71 –  1,00 Baik Sekali

     Negatif Tidak Baik

    K. Analisis Data dan Interpretasi Data

    Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

    menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data

    tersebut. Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan

    dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif.. Sedangkan analisis data

    kuantitatif menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes

    kemampuan berpikir kritis dengan melihat indikatornya.

    50  Ibid.,h. 232.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    52/187

    37

    Tabel 3.7

    Pedoman Penskoran Butir Item Tes

    Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

    Aspek yang

    diukur

    Skor Respon siswa pada masalah

    Memfokuskan

     pertanyaan

    0 Tidak menjawab

    1 Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep

    atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal

    yang diberikan

    2 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang

    digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan

    3 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yangdigunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan

    tetapi salah dalam perhitungan

    4 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang

    digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan

    serta benar dalam perhitungan

    Menentukan

    tindakan

    0 Tidak menjawab

    1 Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal

    (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)

    2 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

    kecukupan unsur) dengan benar

    3 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

    kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan

    kesalahan dalam perhitungan

    4 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

    kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan

     perhitungan yang tepat.Mengidentifik 

    asi asumsi

    0 Tidak menjawab

    1 Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep

    atau informasi dari soal yang diberikan.

    2 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari

    soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan

    antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk

    menyelesaikan soal yang diberikan

    3 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    53/187

    38

    soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara

    fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk

    menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat.

    4 Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal

    yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta,

    konsep dan informasi yang didapat untuk

    menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa

    memberikan alasan dan penjelasan yang akurat.

    Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor.

    Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah

    menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan

    menggunakan rumus sebagai berikut:

    Jawaban = x 100 %

    L. Pengembangan perencanaan tindakan 

    Setelah tindakan pertama (sikus 1) telah dilakukan dan hasil tindakan

     belum mencapa kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan

     berpikir kritis matematis siswa, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan

    tindakan selanjutnya sesuai rencana perbaikan pembelajaran.siklus ini terdiri

    dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan

    refleksi.

    Setelah dianalisis dan refleksi pada siklus I, akan tetapi kriteria

    keberhasilan belum tercapai maka akan dilakukan siklus II dengan

     berkelompok. Penelitian akan berakhir jika peneliti kriteria keberhasilan telah

     berhasil diuji degan penerapan pendekatan Open Ended  dalam meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis matematis.

  • 8/18/2019 Nur Azizah Turohmah-fitk

    54/187

    39

    BAB IV

    DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

    A.  Deskripsi Data

    1.  Survei Pendahuluan

    Pada tanggal 5 Februari 2014 peneliti melakukan observasi

     pembelajaran matematika di kelas IV SDI Al-Syukro.Kegiatan ini

    merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan

     penelitian