Upload
ipank-zain
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 1/148
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SMP GLOBAL ISLAMIC SCHOOL JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidkan (S.Pd)
Disusun Oleh :
NOVITA CHAERANI
NIM. 103017027202
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011 M/ 1432 H
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 2/148
ABSTRAK
Novita Chaerani ( 103017027202 ), “Hubungan Motivasi Berprestasi
Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan
adalah metode korelasional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara
cluster random sampling dengan mengambil sampel 40% dari seluruh siswa kelas
IX. Instrumen penelitian yang diberikan berupa tes sebanyak 22 soal tipe pilihan
ganda dan angket motivasi berprestasi sebanyak 20 butir pertanyaan. Uji prasyarat
analisis dengan menggunakan uji liliefors menyimpulkan galat tafsiran regresi Y
atas X berdistribusi normal. Bersamaan regresi ini bertujuan untukmengetahui
apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar
matematika. Persamaan regresi yang didapat Y ̂= -48,12 + 1,42X Uji keberartian
regresi diperoleh Fhit (159,44)>Ftabel (4,10). Ini membuktikan bahwa regresi
berarti. Sedangkan uji kelinieran menghasilkan Fhit (1,63) < Ftab (2,19). Ini berarti
model regresi yang dipakai linier. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menghitung koefisien korelasi antara X dan Y dengan menggunakan rumus
“ pearson product moment ” . Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai
r xy= 0,899 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikan 0.05
diperoleh nilai r tabel = 0,320, karena r xy > r tabel atau 0,899 > 0,320 maka H 1
diterima, maka terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan hasil
belajar matematika siswa.
Kata Kunci : Motivasi Berprestasi, Hasil Belajar
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 3/148
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan segala nikmat, kesempatan, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya yang telah membimbing seluruh umat manusia ke arah kebenaran
yang hakiki, amin.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit
hambatan dan kendala yang penulis alami, namun berk at do’a, kesungguhan hati,
ketekunan, kesabaran, kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala ketulusan hati ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah berjasa dalam membantu penulis, khususnya kepada :
1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yaitu Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Marematika
sekaligus dosen pembimbing akademik serta dosen pembimbing II yang
dengan sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan dan
saran serta selalu memberikan semangat selama penulis menjalani
perkuliahan dan selama penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan
Marematika.
4.
Bapak Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang
dengan sabar membimbing, memberikan saran dan masukan serta selalu
memberikan semangat selama penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen pendidikan matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakartayang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 4/148
selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang bapak dan ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Teristimewa, kedua orangtuaku tercinta, Bapak H. Asmuni dan Ibu
Maryam yang telah membesarkan, mendidik serta mendo’akan, juga
memberikan dorongan dan semangat baik secara moril dan materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas dengan keridhaan-Nya. Amiin.
7. Dan juga untuk orangtuaku H. Abdul Mukti dan Ibu Marhumah yang telah
berjasa memberikan dorongan dan semangat penulis dalam menyelesaikan
kuliah sehingga dapat mencapai tahapan penyelesaian skripsi ini.
8. Untuk suami dan anak-anakku tercinta, Hilalunnuri, Innani Hadani dan
Haniya Mahmudah yang selalu memotivasi penulis untuk terus berjuang
menyelesaikan skripsi ini.
9. Untuk Kakak – kakakku, Ahmad Fikri, Ahmad Zaki, Neneng Febriana,
Ahmad Sukri, dan Ahmad Faisal, beserta Kakak – kakak Iparku, yang telah
memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.
Bapak Kepala Sekolah SMP Global Islamic School Jakarta Timur, serta
Bapak Aqso T Afino yang telah memberikan jalan kemudahan penulis
dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan
untuk skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku seperjuangan (Atik, Tuti, Indah, Yuyun, Ka Alfi, Fita,
serta Adikku Dewi),………Dan semua teman-teman yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan
mereka semua dengan pahala yang berlipat ganda.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 5/148
Serta semua pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini, yang
memberikan sumbangsihnya baik moril maupun materil, semoga Allah membalas
kebaikan mereka dengan limpahan pahala. Akhirnya penulis berharap semoga
karya ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan dunia
pendidikan pada umumya. Amiin Yaa Rabbal ‘ Alaamiin.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 6/148
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Novita Chaerani
NIM : 103017027202
Jurusan : Pendidikan Matematika/S1
Alamat : Jl.DD Rt.08 Rw.05 No.43
Suk-Sel Kebon Jeruk Jakarta-Barat 11560
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa SMP Global Islamic School Jakarta adalah benar hasil karya
sendiri di bawah bimbingan:
1. Nama : Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd
NIP : 194803231982031001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika2. Nama : Dra.Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP : 197005281996032002
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Februari 2011
Yang menyatakan,
Novita Chaerani
NIM: 103017027202
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 7/148
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Matematika
Siswa” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTTK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal
15 November 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak mendapat
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang pendidikan matematika.
Jakarta, November 2010
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Maifalinda Fatra, M.Pd ………. ………………
NIP. 19700528.199603.2.002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Otong Suhyanto, M.Si ………. ………………
NIP.
Penguji I,
………. ………………
NIP.
Penguji II,………. ………………
NIP
Mengetahui,
Dekan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof Dr Dede Rosyada M A
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 8/148
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................
ABSTRAK …………………………………………………..................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………….….. v
DAFTAR ISI …………………………………………………………...... viii
DAFTAR TABEL ........………………………………………………...... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………............................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………... 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………..… 9
C.
Pembatasan Masalah ....................................................... 9
D. Perumusan Masalah ………............................................. 9
E.
Tujuan Penelitian ............................................................. 9
F. Kegunaan Penelitian …………………….….................... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teoritis ………...……………………………..… 11
1.Belajar dan Pembelajaran Matematika ...…………......... 11
a. Konsep Belajar dan Prinsip Belajar ……………….... 11
b. Pembelajaran Matematika………………………….... 17
c. Hasil Belajar Matematika…………………………… 22
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses
dan Hasil Belajar ……………………………………. 26
2.Motivasi Berprestasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika .................................................................... 29
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 9/148
a. Pengertian Motivasi Berprestasi................................. 29
b. Faktor-faktor Pendukung Motivasi Berprestasi......... 29
c. Motivasi Berprestasi Dalam Belajar Matematika....... 32
B.
Kerangka Berpik ir…….………………………………….. 38
C. Pengajuan Hipotesis.….………………………………….. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………….............. 41
B. Metode dan Desain Penelitian….....………………….... 41
C.
Populasi dan Sampel……….…………………............... 41
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 42
1. Definisi Konse ptual dan Operasional……………….. 42
2. Instrumen Penelitian……………………………….… 46
a. Validitas………………………………………….… 46
b. Relia bilitas……………………………………….… 47
c. Taraf Kesukaran………………………………….… 48
d. Daya Pembeda……………………………………... 49
E. Teknik Analisis Data..........................………….……... 50
F.
Hipotesis Statistik.....………………………………….... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data ................................................................... 53
1. Motivasi Berprestasi ...................................................... 53
2. Hasil Belajar Matematika Siswa……………………..… 55
B. Pengujian Data ………………………………………........ 57
1. Pengujian Prasyarat Analisis …………………………... 57
a. Uji normalitas ……………………………………….. 57
b. Uji linieritas regresi …………………………………. 57
2. Uji keberartian regresi ….……………………………… 58
C. Pengujian Hipotesis ..……………………......................... 59
D.
Pembahasan Hasil Penelitian.............................................. 60
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 10/148
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………. 61
B. Saran……………………………………………............... 61
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 63
LAMPIRAN – LAMPIRAN..................................................................... 66
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 11/148
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi............... 43
2 Keterangan Skor Jawaban………………………………….. 46
3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran………………………. 49
4 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen….….……………… 50
5 Data Motivasi Berprestasi Siswa (X) dan Hasil Belajar
Matematika Siswa (Y)…………………………………..…. 83
6 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi………………… 54
7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika…………… 55
8 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar
Matematika………………………………………………… . 56
9 Uji Normalitas Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar …… 88
10 Perhitungan Regresi Linier Sederhana …………….………. 92
11 Hasil Uji Normalitas Motivasi Berprestasi terhadap
Hasil Belajar Matematika …………………….…………… . 57
12 Analisis Varians ( ANAVA ) Linearitas Regresi…………… 58
13 Analisis Varians ( ANAVA ) Keberartian Regresi……….… 59
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 12/148
DAFTAR GAMBAR
Judul Halaman
Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 39
Histogram dan Poligon Frekuensi Motivasi Berprestasi ............... 54
Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Matematika ...….. 56
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 13/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 14/148
20 Tabel t …………………….……………………………………. 107
21 Distribusi Normal Kumulatif Z…………………………………. 108
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 15/148
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan
pendidikan merupakan hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti, perbaikan pendidikan pada semuatingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa
depan.
Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan
hidup suatu bangsa dan negara, dan untuk mengembangkan kualitas sumber
daya manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung
jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi objek
yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang kreatif, mandiri,dan profesional dibidangnya masing-masing.
Berbagai upaya dilakukan seseorang untuk mendapatkan pendidikan.
Dengan pendidikan seseorang akan mendapat ilmu pengetahuan. Dengan ilmu
pengetahuan manusia akan berkembang menuju kematangan. Tetapi, masih
banyak hal yang harus dibenahi, mengingat pendidikan adalah investasi masa
depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan gerak
langkah kehidupan bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berpendidikan
serta bermoral.1 Dengan kata lain, masa depan bangsa ini sangat tergantung
kepada kondisi pendidikan.
Pada Negara-negara yang sudah berkembang ataupun yang sudah
mengalami stabilitas politik dan agama, pendidikan menjadi perhatian penting
bagi masyarakat.2 Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di
1
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), h.52 Soemanto Wasty, Psikologi Pendidikan,(Jakarta : Bina Aksara, 1987 ), hal. 1
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 16/148
2
masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi
peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan
memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, antara lain mengeluarkan peraturan
perundang-undangan yang baru, memperbaiki kurikulum, meningkatkan
kemampuan pendidik, serta memperbaiki sarana dan prasarana penunjang
pendidikan. Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan akan terjadi proses
belajar mengajar yang lebih baik yang pada akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh fungsi-fungsi
yang terdapat dalam sistem pembelajaran, baik fungsi belajar yang dilakukan
oleh peserta didik, fungsi pembelajaran dan fungsi evaluasi yang dilakukan
oleh pendidik.3
Hasil studi United Nations for Development Programme (UNDP) tahun
2010 tentang indeks pembangunan manusia menempatkan Indonesia pada
peringkat ke-108 dari 169 negara, sementara negara tetangga seperti Malaysia,Brunei Darussalam, Singapura dan Australia memiliki peringkat yang lebih
baik.4 Sementara laporan The Thirtd International Mathematic and Science
Study (TIMMS) tahun 2009 bahwa prestasi siswa Indonesia dalam bidang
matematika berada jauh di bawah Cina (600), bahkan dibandingkan Singapura
(562) dan Hongkong (555), Indonesia masih dibawah negara-negara ASEAN.5
Prestasi yang masih jauh tertinggal tersebut dapat dimaklumi, hal ini
karena pelajaran matematika sering dikeluhkan sebagai mata pelajaran yang
sulit dipahami oleh siswa. Rumus-rumus yang rumit dan soal-soal yang sulit
dipecahkan membuat siswa takut pada pelajaran matematika. Bahkan
Russefendi mengemukakan pendapat bahwa pelajaran matematika pada
umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi dan yang paling dibenci
3 Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: UHAMKA Press,
1996 ), h.154
www.jevuska.com/.../peringkat+undp+kualitas+manusia+2010.html5 http://en.wikipedia.org/wiki/Programme_for_International_Student_Assessment
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 17/148
3
oleh anak-anak. Hal ini, menyebabkan siswa tidak memiliki minat terhadap
matematika. Sikap negatif ini tentunya berdampak pada pencapaian hasil
belajar yang rendah. Siswa yang tidak menyukai matematika dan
membencinya, akan menghindari matematika. Hal ini senada dengan
ungkapan Sujono bahwa banyak orang takut terhadap matematika dan sejauh
mungkin berusaha menghindari bilangan dan operasi-operasi bilangan. Siswa
cenderung kurang memberikan perhatian ketika guru menjelaskan materi
pelajaran matematika. Kurangnya perhatian ini disebabkan siswa tidak
memiliki minat dan motivasi yang tinggi.
Disamping itu peranan seorang guru dalam mengatasi persoalan ini
akan tergantung pada kreativitasnya menyajikan materi berupa penggunaan
pola-pola atau metode pengajaran yang dapat menarik minat peserta didik
dalam mempelajari matematika. Ruseffendi mengatakan bahwa sistem
pengajaran kita ditentukan oleh pemerintah. Bila pemerintah menginginkan
pembaharuan, maka pemerintah menugaskan orang-orang yang ahli untuk
mengadakan perubahan.6
Lebih lanjut Ruseffendi menjelaskan bahwa sistem ini bila
pemilihannya tepat, adalah cara yang baik. Sebab kita dapat melakukan
perubahan dalam waktu yang relative singkat. Misalnya, pemerintah dan para
ahlinya menginginkan agar sistem desimal, kalkulator dan komputer itu
diterapkan di sekolah-sekolah. Kenyataannya masih banyak sekolah yang
tidak melaksanakan. Begitu pula masyarakat ( persekolahan ) kita pada masa
ini masih mengutamakan ujian yang penekanannya mengutamakan kegiatan
kognitif, ingatan sementara yang ada pada saat siswa menempuh ujian.
Tingkat penguasaan dasar siswa sekolah dasar juga dapat memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar di sekolah menengah pertama untuk mata
pelajaran yang sama.
6
Ruseffendi E.T., Pengajaran matematika modern untuk orangtua murid, guru dan SPG,Tarsito Bandung, 1985, hal. 47
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 18/148
4
Untuk mencapai tujuan pendidikan maka diselenggarakan rangkaian
kependidikan secara sengaja, berencana, terarah, berjenjang dan sistematis
melalui pendidikan formal seperti sekolah. Tidaklah sederhana untuk
mengetahui tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan, termasuk untuk
menentukan kualitas pembelajaran matematika sekarang.
Dampak dari kualitas pembelajaran matematika tersebut dan kesadaran
semua pihak akan pentingnya pembelajaran matematika yang berkualitas, telah
mendongkrak berbagai upaya pembenahan pembelajaran matematika. Namun
sayang, upaya tersebut sampai saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan.
Hampir tiga dekade pelaksanaan kurikulum bermuatan modern, tetapi
keberhasilan belajar siswa belum tercapai secara optimal. Kualitas hasil
pembelajaran matematika sekolah, masih memprihatinkan baik dalam hasil
belajar siswa maupun dalam proses pembelajarannya.
Di sekolah, siswa mempelajari beberapa mata pelajaran salah satunya
adalah matematika. Pelajaran matematika diajarkan di setiap jenjang
pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan
menengah. Diberikannya matematika di setiap jenjang pendidikan dengan
bobot yang kuat menunjukkan bahwa matematika sebagai salah satu bidang
pelajaran yang mempunyai kedudukan yang amat penting.
Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.7
Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, karena
matematika merupakan: sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-
pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan
kreatifitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
Materi matematika membutuhkan daya ingat dan nalar yang cukup
tinggi sehingga membuat siswa sulit mempelajarinya. Karena pada umumnya
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah pembelajaran dengan
7
Dr.Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2003), Cet.ke-2, h.253
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 19/148
5
metode konvensional dan bersifat teacher oriented, yaitu metode dimana
pembelajaran hanya berpusat pada guru.
Matematika mempunyai nilai strategis dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Keterampilan matematika merupakan salah satu
kunci keberhasilan dalam menghadapi berbagai pekerjaan penting di
masyarakat sekarang yang sarat teknologi tinggi. Mengingat pentingnya
matematika dalam dunia ilmu pengetahuan serta dalam kehidupan pada
umumnya, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan
masyarakat terutama siswa sekolah formal.
Matematika disebut sebagai ratunya ilmu. Jadi, matematika merupakan
kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah.
Tujuan dari pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah menekankan pada penataan nalar dan pembentukan
kepribadian (sikap) siswa agar dapat menerapkan atau menggunakan
matematika dalam kehidupannya . Dengan demikian matematika menjadi mata
pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan dan wajib dipelajari pada
setiap jenjang pendidikan. Setiap individu mempunyai pandangan yang
berbeda tentang pelajaran matematika. Ada yang memandang matematika
sebagai mata pelajaran yang menyenangkan dan ada juga yang memandang
matematika sebagai pelajaran yang sulit. Bagi yang menganggap matematika
menyenangkan maka akan tumbuh motivasi dalam diri individu tersebut untuk
mempelajari matematika dan optimis dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang bersifat menantang dalam pelajaran matematika. Sebaliknya, bagi yang
menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, maka individu tersebut
akan bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah matematika dan kurang
termotivasi untuk mempelajarinya. Sikap-sikap tersebut tentunya akan
mempengaruhi hasil yang akan mereka capai dalam belajar.
Pada umumnya, dalam pelajaran matematika di sekolah anak-anak
terlihat enggan untuk mempelajari tetapi ada pula yang sangat antusias untuk
mempelajari matematika, sehingga sangat berpengaruh dengan hasil belajar
matematika mereka. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 20/148
6
siswa yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi
kompetensi guru , sarana dan prasarana sekolah, kesejahteraan keluarga dan
sebagainya. Sedangkan faktor internal meliputi kecerdasan, emosional,
intelegensi, motivasi, kebiasaan,minat, dan sebagainya.
Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru.
Aktivitas pengajaran guru yang tidak dikelola secara terprogram, tidak teratur
dan tidak mengikuti prinsi-prinsip pengelolaan serta kaidah-kaidah pengajaran
yang baik merupakan masalah krusial terhadap pelaksanaan pengajaran. Guru
yang hanya menuntut menghapal bahan mata pelajaran dari buku, jarang
hadir, hubungan personal dengan siswa tidak baik dan tidak mau belajar lagi
membenahi diri akan menyebabkan hasil belajar siswa/i rendah. Seorang guru
yang memberikan mata pelajaran dengan menggunakan metode dan media
yang tidak menarik akan mengakibatkan keengganan siswa/i untuk mengikuti
pelajaran tersebut. Ketidaktertarikan siswa/i terhadap materi pelajaran yang
disajikan menjadikan siswa/i sulit untuk memahami materi
Fasilitas yang minim di sekolah turut mempengaruhi hasil belajar
siswa. Keterbatasan fasilitas laboratorium, buku-buku di perpustakaan, kamar
mandi, kantin, kelas yang tidak memenuhi standar kesehatan sedikit banyak
berpengaruh terhadap proses belajar siswa/i. Tersedianya sarana/fasilitas
pendidikan seperti: laboratorium dan perpustakaan yang lengkap dapat
meningkatkan keinginan siswa/i untuk belajar. Sekolah tinggi yang sedikit
memiliki laboratorium dan buku-buku di perpustakaan yang kurang memadai
membuat siswanya sedikit mendapat sumber bacaan dan pengalaman
bereksperimen dalam laboratorium.
Kecerdasan emosional yang labil seperti kecemasaan mendalam yang
disebabkan menghadapi masa depan, konflik yang terpendam yang bertalian
dengan orang tuanya sendiri, dan masalah pergaulan sosial dan cinta.
Kecemasan yang berulang kali terjadi pada diri siswa/i tersebut akan
mengganggu proses berpikir yang normal sehingga siswa/i hasil belajarnya
rendah.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 21/148
7
Intelegensi juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Bila intelegensi rendah
umumnya penangkapan/pemahaman mata pelajaran rendah. Hal tersebut
mengakibatkan rendahnya hasil belajar dan lamanya adaptasi/daya tangkap.
Intelegensi yang rendah akan menyebabkan siswa sulit untuk memahami mata
pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah (PR).
Orang tua jarang memantau prestasi belajar anaknya karena beranggapan
anak di sekolah sudah seratus persen tanggung jawab guru atau anak sudah
diangggap mandiri dalam belajar. Kurang sadarnya orang tua akan tanggung
jawab mereka dapat menyebabkan kesalahpahaman. Sebagai contoh adanya
orang tua yang selalu menyalahkan guru apabila anaknya tidak memperoleh
prestasi belajar yang baik.
Sungguh pun begitu, guru tidak menutup mata bahwa diantara sekelompok
anak didik yang mempunyai motivasi untuk belajar, ada sekelompok anak
didik lain yang belum bermotivasi untuk belajar. Ketika seorang guru melihat
perilaku anak didik seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah yang
dapat menimbulkan motivasi untuk belajar bagi anak didik tersebut.
Pencapaian hasil belajar yang berkualitas merupakan salah satu tujuan
pembelajaran berbagai mata pelajaran. Demikian pula pada mata pelajaran
matematika yang merupakan pokok bahasan dalam penelitian ini. Hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika yang tinggi merupakan harapan bagi
semua siswa, orangtua dan guru mata pelajaran tersebut. Selanjutnya
pertanyaan yang cukup mendasar adalah bagaimana siswa agar terdorong
untuk belajar matematika dengan baik? Motivasi dapat muncul dengan
sendirinya, jika siswa merasa membutuhkan ilmu matematika. Tugas guru
mata pelajaran matematika untuk menumbuhkan dan mengakomodasi
motivasi berprestasi siswa, agar merasa tertantang untuk mempelajari dan
membutuhkan pelajaran matematika tersebut.
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar
guna mencapai prestasi yang diharapkan. Ini dikarenakan motivasi merupakan
pendorong dan penggerak individu yang dapat menimbulkan dan memberikan
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 22/148
8
arah bagi individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
mencapai tujuannya. Standar nilai baik nilai ketuntasan belajar maupun
kelulusan yang ditetapkan secara nasional yang harus dicapai oleh siswa dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan berprestasi. Serta membuat
siswa tertuntut untuk mengubah kebiasaan belajarnya ke arah yang lebih baik.
Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang
bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan sejak lahir,
melainkan kebiasaan itu dapat dibentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan
pendukungnya. Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai
dapat mendorong seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu
agar apa yang diinginkannya tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang
baik akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya kebiasaan
belajar yang tidak baik cenderung menyebabkan prestasi belajar siswa
menjadi rendah.
Motivasi berprestasi adalah rangkaian dorongan yang menggerakkan
seseorang untuk melakukan keinginan yang dilandasi adanya tujuan mencapai
prestasi yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin sering kita saksikan
orang-orang yang begitu aktif dan penuh vitalitas dalam bekerja. Bila anda
seorang guru, akan menemukan murid-murid yang berlainan intensitas dan
cara kerjanya dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk
mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang
nampaknya tidak ada gairah.
Terkait dengan motivasi berprestasi pada setiap individu, dalam
bahasan ini khususnya pada murid merupakan hal yang penting dalam
hubungannya dengan hasil belajar matematika siswa. Berangkat dari
pemikiran tersebut peneliti memilih judul “Hubungan Motivasi Berprestasi
dengan Hasil Belajar Matematika Siswa di SMP Global Islamic School
Jakarta Kelas 9 Semester I”.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 23/148
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka hasil belajar dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Kompetensi guru yang rendah
2. Sarana dan prasarana sekolah yang minim
3. Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah
4.
Kecerdasan emosional yang labil
5. Intelegensi siswa yang rendah
6. Sikap belajar yang negatif
7.
Motivasi berprestasi yang rendah
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini maka masalah
yang akan dibahas dibatasi dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Masalah yang diteliti dibatasi pada: Adakah hubungan antara motivasi
berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa.
2.
Motivasi yang dimaksud adalah motivasi berprestasi untuk mencapai
prestasi yang baik.
3.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada aspek kognitif
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi
siswa dengan hasil belajar matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan
antara motivasi berprestasi siswa dengan hasil belajar matematika siswa.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 24/148
10
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa; agar dapat membantu siswa dalam motivasi berprestasi untuk
meningkatkan hasil belajarnya
2. Bagi guru dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswanya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
3.
Bagi peneliti; sebagai tambahan wawasan pengetahuan untuk menangani
masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika, sehingga
dapat menerapkan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar
4.
Bagi sekolah; hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
pada sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umumnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 25/148
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis
1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
a. Konsep Belajar dan Prinsip Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang
vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan
mengembangkan dirinya dalam kehidupan masyarakat dan
bernegara, karena belajar selalu berhubungan dengan perubahan
yang terjadi pada segala aspek kehidupan jasmaniah dan rohaniah.
Dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup.
Menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psycologi
mengemukakan definisi belajar : “ Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience”.1
Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar
mempergunakan panca indranya. Sesuai dengan pendapat ini adalah
pendapatnya Harold Spears. Spears menyatakan bahwa:
“ Learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction”.2
W. Stren juga mengemukakan definisi belajar :“ Learn” ist
kenntnisserweb durch wiedurholte darbeitunge“, yang dalam arti
luasnya juga meliputi derAnsignung neur Fertigkeiten durch
Wiederhelung die Rede. Dari definisi-definisi tersebut dapat
disimpulkan :
a) bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavior
changes, actual maupun potensial ),
1
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002),hal.2312 Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan……….. , hal.231
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 26/148
12
b)
bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan
kecakapan baru ( dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit)
c) bahwa perubahan itu terjadi karena usaha( dengan sengaja ).3
Proses perubahan yang terjadi pada manusia mengarah
kepada kemampuan yang lebih tinggi. Tanpa belajar manusia
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, tuntutan hidup, dan kehidupan yang senantiasa
berubah. Jadi belajar merupakan suatu kebutuhan yang dirasakan
sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang hayat manusia.
Belajar adalah aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Melalui proses belajar, maka seorang siswa akan
mendapatkan pengetahuan dari berbagai pengalaman yang
dialaminya. “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
mantap berkat latihan dan pengalaman”.4 Belajar sesungguhnya
adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan
binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagiandari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana
saja, baik disekolah, di kelas, di jalan dalam waktu yang tak dapat
ditentukan sebelumnya.
“Belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah
perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang
diperoleh dari pengalaman- pengalaman”.5 Belajar merupakan salah
satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi)
dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia
bertahan hidup.
3 Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan………. , hal.232
4 Prof.DR.Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h.1545
Zikri Neni Iska, Psikologi Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s,2006), h.76
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 27/148
13
Fontana ber pandangan bahwa “belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari
pengalaman”, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar progam belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal.6
Belajar atau learning oleh Percival dan Ellington diartikan
sebagai:
a) perubahan yang terjadi dari hubungan yang stabil antara stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh organism (mahluk hidup) secara
individual dan respon (jawaban)-nya yang sifatnya tersamar
(tersembunyi) maupun jawaban yang terbuka,
b) adalah perubahan prilaku yang relative permanen sebagai akibat
(hasil) dari pengalaman masa lalu yang diperoleh secara hati-hati
maupun dengan sengaja.7
Good dan Brophy mengartikan belajar yaitu “learning is the
development of few associations or a result of experience .” Beranjakdari definisi yang dikemukakan oleh Good dan Brophy selanjutnya
menjelaskan bahwa belajar itu satu proses yang benar-benar bersifat
internal (a purely internal event ). Suatu proses yang tidak dapat
dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri seseorang yang
sedang mengalami belajar.
Muhibbin mengatakan bahwa banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar, terdiri dari :
1) faktor internal, yaitu keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa,
2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa,
6 Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika kontemporer, (Bandung: UPI,
3003) ,h. 77 Fread Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, Terj. Sudjarwa S.( Jakarta:
Gelora Aksara Pratama, 1994 ),h. 190.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 28/148
14
3)
faktor pendekatan belajar (approach to learning ), yaitu jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran.8
Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses
belajar pada siswa berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan
belajar, proses belajar, guru yang memberi pelajaran, teman belajar
dan bergaul, serta program belajar yang ditempuh merupakan faktor
yang mempunyai pertalian erat satu dengan yang lain.9
Faktor-faktor di atas dalam beberapa hal sering saling
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa akan
berhasil apabila didukung oleh motivasi, minat, IQ yang semuanya
berada dalam diri sendiri (internal) dan peranan yang berada di luar
(ekternal), yaitu peran guru, orang tua, lingkungan, kurikulum.
Para ahli yang menganut aliran tingkah laku yang ditemukan
dan dikembangkan oleh Thorndike mengatakan bahwa belajar adalahhubungan antara stimulasi dan respons. Perubahan perilaku yang
dialami siswa dalam kemampuan tertentu sebagai hasil interaksi
antara stimulas dan respon. Teori ini menggambarkan seakan-akan
stimulasi yang dimaksud adalah berupa guru, sarana prasarana,
lingkungan yang berada di luar sedangkan respons di sini adalah
siswa.
Hal senada juga diungkapkan oleh Skinner, bahwa timbulnya
tingkah laku disebabkan adanya hubungan antara stimulus dengan
respon. Skinner membedakan adanya dua macam respons, yaitu (a).
Respondent response (reflexive response), yaitu respon yang
ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Misalnya, air liur
yang keluar setelah melihat makanan tertentu. (b). Operant response
(instrumental respons), yaitu respon yang timbul dan
8
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar ,( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001 )h. 1309 Sumiati, Asra, Metode pembelajaran, ( Bandung: CV Wacana prima, 2007), hal. 60
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 29/148
15
berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.
Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimulasi atau
reinforcer , karena perangsang itu memperkuat respon yang telah
dilakukan oleh organism. Contoh, seorang anak yang belajar diberi
hadiah, maka belajarnya akan tambah giat dan rajin. Ini berarti
responnya lebih kuat.10
Ada dua hal yang sangat penting dalam proses belajar
menurut Hull, yaitu adanya incentive motivation (motivasi insentif)
dan drive stimulus reduction (penguruangan stimulus pendorong).
Kecepatan merespon berubah bila besarnya hadiah berubah.11
Dalam belajar yang dikemukan oleh Gagne sebagaimana
dikutip Rasyad, dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar
diri dan keduanya saling berinteraksi. Lebih lanjut konsep belajar
Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan
aliran instrumentalisme. Ada delapan macam proses yang terjadi
dalam belajar, yaitu:
a)
Signal learning atau belajar melalui isyarat atau sinyal. Misalnya
bila melihat tanda merah pada strika listrik menandakan strum
listrik sudah mengalir dan sebentar lagi strika akan panas, maka
sudah siap untuk menyetrika baju.
b) Stimulus respons learning. Misalnya mendengarkan bel berbunyi
semua peserta didik berbaris untuk masuk kelas.
c) Chaining, belajar tipe ini disebut skill learning. Misalnya belajar
berpikir dengan menguhubung-hubungkan varial cairan merah di
lantai dengan pisau silet dan jarum benang, maka terjadilah
proses berpikir dan berkesimpulan ada orang luka sedang
menjahit.
d) Verbal association. Misalnya nama suatu benda bola.
10 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h 95-
96 11 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…………, h 97-98
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 30/148
16
e)
Multiple discrimination. Misalnya peserta didik belajar
membedakan berbagai suku bangsa di Indonesia, mulai dari suku
Aceh, Melayu, Minangkabau sampai ke suku di Papua.
f)
Concept learning . Misalnya seseorang peserta didik memberi
nama sebuah kotak dan juga menamakan sebuah balok bersegi
empat.
g)
Principle learning , yaitu belajar berdasarkan azas.
h) Problem solving , adalah belajar memecahkan masalah. Belajar
dengan memecahkan masalah adalah dengan tujuan tertentu.
Menurut Gagne, apa yang dipelajari sebenarnya adalah suatu
azas yang tingkat kesulitannya lebih tinggi, karena menghasilkan
dua atau lebih azas yang lebih rendah.12
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat
dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan
pengertian tentang belajar yaitu:
a.
belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat berupa perubahan tingkah laku yang baik
atau sebaliknya.
b. belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
c. perubahan dari hasil latihan dan pengalaman tersebut cenderung
menetap. Dari uraian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri
seseorang melalui latihan atau pengalaman yang cenderung
menetap.
12
Rasyad Aminuddin,2006,Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta:UHAMKA Press,hal.31-34
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 31/148
17
b. Pembelajaran Matematika
Standar isi mata pelajaran matematika ( Depdiknas, 2006 )
menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Mata
pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama.13
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberinuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut konsep sosiologi, “pembelajaran adalah rekayasa sosio-
psikologis untuk memelihara kegiatan belajar sehingga tiap individu yang
belajar akan secara optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan
dapat hidup sebagai anggota masyarakat”.14 Interaksi siswa dalam
pembelajaran tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik melainkan
siswa dapat belajar melalui media apa saja. Pembelajaran menyiratkan
adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber
belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. 15 Pembelajaran
adalah bantuan yang diberikan oleh guru atau pendidik agar dapat terjadi
proses perubahan tingkah laku yang ditandai dengan pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Proses pembelajaran dialami
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan
kapanpun. 16
13 Shadiq Fadjar, Logika Matematika dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Matematika SMA, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008 ), hal.114
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran...,h. 7-8 15
Pengertian Pembelajaran, http://franciscusti.blogspot.com/2008/06/pembelajaran-
merupakan-proses.html (Senin, 16 November, pukul 16.23)16 http://wikipedia.org/wiki/Pembelajaran (Senin, 16 November, pukul 16.23)
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 32/148
18
Pelajaran matematika dalam kurikulum 2006 diarahkan untuk
memenuhi tuntutan inovasi pendidikan, sehingga matematika diarahkan
kepada pembelajaran yang menekankan kepada:
1)
penelusuran pola dan hubungan;
2) kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan; (3)
kegiatan pemecahan masalah ( problem solving ); dan
3)
sebagai alat komunikasi. Matematika yang diajarkan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) terdiri dari enam wawasan yang luas yaitu
bilangan, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika,
trigonometri, aljabar, dan kalkulus. Bahan kajian bilangan meliputi
melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasional hitung bilangan
dalam memecahkan masalah dan menaksir hasil operasi hitung.
Bahan kajian geometri dan pengukuran meliputi identifikasi bangun
datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunannya.
Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan
satuan pengukuran. Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volum)
dari benda atau bangun geometri. Mengaplikasikan konsep geometri
dalam menentukan posisi, jarak, sudut, dan transformasi, dalam
pemecahan masalah. Bahan kajian peluang dan statistika meliputi
pengumpulan, penyajian, dan menafsirkan data, serta menentukan dan
menfsirkan peluang suatu kejadian dan ketidakpastian. Bahan kajian
trigomometri meliputi penggunaan perbandingan, fungsi, persamaan
dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. Bahan kajian
aljabar meliputi operasi hitung dan manipulasi aljabar pada
persamaan, pertidaksamaan, fungsi, bentuk linear, kuadrat, dan suku
banyak, eksponen dan logaritma, barisan dan deret matriks, vektor,
dan himpunan dalam pemecahan masalah. Bahan kajian kalkulus
meliputi penggunaan konsep limit laju perubahan fungsi (deferensial
dan integral) dalam pemecahan masalah.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 33/148
19
Aktivitas dalam proses pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar
dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan,
artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu
setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Proses pembelajaran
dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan
kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.
Dalam kurikulum 2006, pembelajaran matematika di SMP
berfungsi mengembangkan potensi siswa secara optimal. Dengan
berasumsi bahwa karakteristik siswa dan implikasi terhadap pembelajaran
matematika diberikan apabila mempunyai motivasi, belajar dengan
caranya sendiri, belajar dengan bekerja sama dan belajar dalam konteks
dan situasi yang berbeda-beda.
Selain itu, pembelajaran matematika juga diusahakan dapat
menyentuh aspek afektif siswa yang meliputi menerima keadaan
(receiving ), merespon (responding ), pembentukan nilai (valuaing ) dan
organisasi dan karakterisasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), dikatakan
bahwa guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu
pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran
dan perasaan) dan sosial, serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak
SMP. Adapun metode penilaian, dan sarana yang digunakan dalam KBM
dapat ditentukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Di masa perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, matematika
makin menarik perhatian para ahli dalam mengembangkannya dan dalam
hal ini menimbulkan perbedaan pemberian arti dan pengertian
matematika yang disesuaikan dengan pandangan masing-masing. Ada
yang mengatakan bahwa matematika bahasa simbol, bahasa numerik,
bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional.
Matematika adalah metode berpikir logis, sarana berpikir, logika pada
masa dewasa. Menurut Carl Friedrich Gauss, Matematika adalah ratunya
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 34/148
20
ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya. Bila seseorang memandang ilmu
pengetahuan hanya terbatas pada dunia fisika, maka matematika atau
sekurang-kurangnya matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan.17
Pandangan Hasley dan Jonson mendefinisikan matematika sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari bilangan himpunan titik-titik, unsur-
unsur abstrak dan hubungan antar unsur dengan pengajarannya. Ada
beberapa pendekatan dalam pengajaran matematika, masing-masing
didasarkan atas teori belajar yang berbeda. Ada empat pendekatan yang
paling berpengaruh dalam pengajaran matematika,
(1)
urutan belajar yang bersifat perkembangan ( development learning
sequences),
(2) belajar tuntas (matery learning ),
(3)
strategi belajar (learning strategis),
(4) pemecahan masalah( problem solving ). 18
Pendekatan urutan belajar yang bersifat perkembangan
menekankan pada pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman dasar, dan pengajaran keterampilan matematika prasyarat.
Dengan demikian, penetapan teknologi informasi sebagai sarana
pendukung/media sangat diperlukan dalam perluasan penerapan
matematika sebagai pengetahuan siswa disamping pemilihan metode
pembelajaran.
Menurut Palling, matematika adalah hubungan yang berisi tentang
perjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, matematika berisi
tentang topik aljabar dan geometri, matematika juga berisi tentang
macam-macam pikiran logika.19 Matematika terbentuk sebagai hasil
pemikiran manusia yang berhubungan dengan proses penalaran atau
logika dan pemecahan masalah.Walaupun kita mengetahui bahwa
pemecahan masalah itu harus diutamakan, menjadi mengutamakan aspek
17 http:/id.wikipedia.org/wiki/matematika diakses tanggal 27 Juli 2009
18 Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar ,(Jakarta:
Depdikbud & Rineka Cipta,2003),hal.25519 Abdurrahman Mulyono. Pendidikan Bagi Anak …………, hal. 252
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 35/148
21
ingatan, pemahaman dan paling tinggi aplikasi, tidak aspek yang lebih
kompleks analisa, sintesa, dan evaluasi. Dengan kata lain, kita terpaksa
memperbanyak latihan soal-soal dan latihan hafal, walaupun kita
menyadari bahwa perbuatan kita keliru.20
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
suatu bahasa simbol-simbol yang melambangkan serangkaian makna dari
suatu pernyataan, ide, atau gagasan yang bersifat abstrak yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya dengan struktur-struktur dan
hubungan-hubungan yang diatur berdasarkan urutan yang logis dan
dengan menggunakan penalaran deduktif serta digunakan untuk
pemecahan masalah dalam bidang ilmu matematika, ilmu-ilmu lainnya
atau masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan
matematika yang menekankan pada penalaran maka dalam pengambilan
keputusan akan lebih akurat.
Seorang siswa untuk dapat menguasai matematika tidak cukup
dengan membaca dan menghapal rumus matematika dari berbagai buku.
Yang lebih utama dan penting, siswa tersebut harus dapat menguasai,
memahami dan mengerti akan konsep/aturan yang ada pada matematika
dari awal sesuai dengan apa yang telah ditentukan yaitu dari
pemahamannya tentang ide atau konsep yang mudah dan sederhana
sampai ide atau konsep yang lebih sukar atau kompleks. Puncak
keberhasilan pembelajaran matematika adalah ketika para siswa mampu
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Alasannya, pada proses
pemecahan masalah, para siswa harus menggunakan pengetahuan
matematika, kemampuan bernalar dan berkomunikasi, serta memiliki
sikap yang baik terhadap matematika. 21 Dalam hal ini siswa tidak dapat
mempelajar matematika hanya sepotong-potong tanpa memperhatikan
20 Rusefendi, Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid, Guru, dan SPG,
Bandung. 1985 Hal.4821
Shadiq Fadjar, Logika Matematika dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika SMA,( Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2008),hal 2
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 36/148
22
keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya dalam sistem
matematika itu
c. Hasil Belajar Matematika
Proses belajar akan menghasilkan sesuatu yang biasanya disebut
dengan istilah hasil belajar. Hasil belajar dapat terlihat dari apa yang
dapat dilakukan oleh siswa, yang sebelumnya tidak dapat dibuktikan
dengan perbuatan.
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh
seseorang dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam
kelompok atribut kognitif yang “respon” hasil pengukurannya tergolong
pendapat (judgmen), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah.
Hasil belajar merupakan tingkah laku secara keseluruhan. Menurut
Nasution22 “hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada
tingkah laku individu yang belajar bukan saja perubahan mengenai
pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang
belajar”.
Keberhasilan dalam pelajaran matematika dapat diketahui melalui
tes hasil belajar. Tes merupakan alat ukur yang utama dan skor yang
diperoleh sebagai ukuran keberhasilan. Tes ialah himpunan pertanyaan
yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus
dipilih/ditanggapi atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang
dites (testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (prilaku)
tertentu dari orang yang dites. Dalam tes prestasi belajar yang hendak
diukur ialah tingkat kemampuan seorang siswa dalam menguasai bahan
pelajaran yang telah diajarkan kepadanya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anas Sudijono yang menyatakan bahwa tes adalah alat atau prosedur
22 Darwyan Syah, Strategi belajar Mengajar,...,h.43
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 37/148
23
yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.23 Butir-butir
tes dipilih secara sistematis, dan diberikan kepada semua siswa dalam
bentuk, situasi dan kondisi yang sama.
Ditinjau dari fungsi dan kegunaan tes, Gronlund menyatakan
bahwa tes berguna untuk:
(1) memperbaiki hasil siswa,
(2)
menambah motivasi siswa,
(3) meningkatkan daya ingat dan transfer belajar,
(4) memberikan umpan balik mengenai keefektifan pengajaran,
(5)
membantu siswa dalam pemahaman konsep diri.24
Maksudnya skor yang diperoleh siswa dari tes yang dilaksanakan
merupakan informasi mengenai sejauh mana siswa telah menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari proses belajar, dan
hasil belajar tersebut dapat menunjukkan perbedaan tingkat kemampuan.
Dalam pelajaran matematika misalnya, pengetahuan tentang
definisi atau terminology pemahaman tentang konsep atau generalisasi,kemampuan membuat perbandingan, menganalisis data, kemampuan
menentukan hubungan atau melakukan pembuktian merupakan hasil
belajar yang membentuk jenjang kemampuan.
Pengetahuan tentang keberhasilan dan efisiensi pembelajaran di
kelas dilakukan dengan melakukan penilaian dalam bentuk tes. Penilaian
tersebut dirancang untuk menggolongkan siswa kepada suatu tingkat
kemampuan. Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa penilaian di kelas
diarahkan kepada beberapa kemampuan antara lain:
(1) pemahaman konsep, kemampuan dalam mendefinisikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh dari konsep
(2) prosedur, kemampuan siswa mengenali prosedur atau proses
menghitung yang benar dan tidak benar
23 Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2001), hal.6624 Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan.................,hal. 68
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 38/148
24
(3)
komunikasi, kemampuan siswa menyatakan dan menafsirkan gagasan
matematika secara lisan dan tertulis
(4) penalaran, kemampaun siswa memberikan alasan induktif, dan
deduktif sederhana
(5) pemecahan masalah, kemampuan siswa memahami masalah, memilih
strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah.25
Hasil belajar pada domain kognitif oleh Bloom yang dikutip
Sudjana digolongkan menjadi enam aspek yang tersusun secara hierarki
dari yang sederhana hingga yang kompleks meliputi aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat tinggi.
Pengetahuan menyangkut perilaku siswa yang tekanannya pada
menghapal dan mengingat kembali materi pelajaran yang telah diberikan.
Dalam pelajaran matematika, mengingat dan menghapal diarahkan pada
simbol-simbol, istilah, fakta, konsep, aksioma, dan dalil. Misalnya siswadapat menyebutkan definisi sudut, menulis rumus persamaan kuadrat.
Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti dari materi atau
bahan yang telah dipelajarinya. Pemahaman dapat ditunjukkan dengan
menterjemahkan materi dari kata-kata kepada angka, meninterprestasikan
materi, menjelaskan, meringkas, dan meramalkan akibat sesuatu.
Misalnya mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika.
Aplikasi menyangkut perilaku siswa tentang kemampuan
menerapkan konsep, prinsip, rumus, ke situasi lain. Misalnya siswa
mampu menggunakan terampilan menyelesaikan persamaan kuadrat
untuk mencari panjang sisi-sisi sesuatu persegi panjang yang diketahui
luasnya. Umumnya soal-soal berbentuk cerita yang harus diselesaikan
dengan menggunakan rumus-rumus matematika.
25
Shadiq Fadjar, Logika Matematika dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika SMA,( Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2008),hal. 1
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 39/148
25
Analisis menyangkut perilaku siswa tentang kemampuan
menguraikan suatu situasi atau informasi ke dalam bagian-bagian atau
komponen-komponen pembentuknya sehingga jelas hierarkinya dan atau
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang
memanfaatkan kecakapan dari ketiga aspek sebelumnya. Bila kecakapan
analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat
mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
Sintesis menyangkut perilaku siswa tentang kemampuan untuk
menggabungkan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh. Berpikir sintesis atalah berfikir divergen. Berfikir sintesis
merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.
Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam
proses belajar matematika.
Sedangkan evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai suatu materi, metode, gagasan, tujuan yang telah ditentukan
berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
Pendapat Keller yang dikutip Abdurrahman26 memandang hasil
belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan
yang berupa informasi. Masukan tersebut dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu kelompok masukan pribadi ( personal inputs) dan kelompok
masukan yang berasal dari lingkungan (environmental inputs). Hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan atau kecakapan
seseorang sedang belajar dan dapat diukur oleh guru melalui tes sebagai
hasil proses belajar-mengajar. Dengan kata lain, yang dimaksud hasil
belajar matematika adalah penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran
matematika di sekolah yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar,
sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi.
26
Mulyono Aburrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , ( Jakarta:Depdikbud & Rineka Cipta,2003 ) h. 38
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 40/148
26
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni:
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-
cita.27 Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
keterampilan motoris, dan sikap.28
Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil
belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, secara sengaja, disadari, dan relatif tetap yang berkenaan
dengan ide-ide dan struktur-struktur, yang diatur menurut urutan yang
logis serta mampu mengaitkan simbol-simbol dan struktur-struktur,
sehingga di dapat pengertian dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari serta dapat diukur untuk mengetahui performan
maksimal siswa dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah
diajarkan selama proses belajar mengajar berlangsung melalui suatu tes
yang disusun secara terencana oleh guru. Tes hasil belajar matematika
dalam penelitian ini dibatasi hanya pemahaman konsep, penalaran, dan
pemecahan masalah ( problem solving ).
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni: 29
a.
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa;
1). Aspek fisiologis (jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang memadai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), h.2228
Agus Suprijono, Cooperative… (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Cet. 1, h.529
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), cet.ke-7,h.132-133
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 41/148
27
pelajaran. Kondisi organ yang lemah, apalagi disertai pusing-
pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta
(kognitif), sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau
tidak berbekas. Kondisi orang-orang khususnya siswa, seperti
tingkat kesehatan indra pendengar dan indera penglihat, juga sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Daya pendengaran
dalam penglihatan siswa yang rendah, umpamanya, akan
menyulitkan sensori register (gema dan citra). Akibat negatif
selanjutnya adalah terhambatnya proses penyerapan informasi
yang dilakukan oleh sistem memori siswa tersebut.
2). Aspek psikologis (rohaniah)
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada
umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
i).
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Timbulnya
minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena
keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh
pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia.
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah.
ii). Kecerdasan/inteligensi: Inteligensi pada umumnya dapat
diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan
kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh
lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 42/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 43/148
29
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.30 Faktor ini disebut juga dengan gaya belajar.
2. Motivasi Berprestasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Motivasi Berprestasi
Suatu prestasi atau Achievment berkaitan erat dengan harapan
( Expectation ). Inilah yang membedakan motivasi berprestasi
dengan motivasi lain seperti lapar, haus dan motif biologis lainnya.
Motivasi berpangkal dari kata "motif " yang dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Adapun menurut Donald, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
" feeling " dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Menurut McClelland, kerangka acuan sangat penting tapi
bukan merupakan motivasi itu sendiri. Fungsi kerangka acuan sebagai
standar untuk memungkinkan bangkitnya afeksi. Dengan demikian,
pengertian motivasi berprestasi yang dikembangkan McClelland dan
kawan – kawannya didasarkan atas afeksi dalam kaitannya dengan
perbuatan yang dievaluasi. Oleh karena itulah motivasi berprestasi
dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-
baiknya yang mengacu kepada standar keunggulan.
b. Faktor - faktor Pendukung Motivasi Berprestasi
Pada kenyataannya, ada siswa yang motif berprestasinya lebih
bersifat intrinsik sedangkan pada orang lain bersifat ekstrinsik hal ini karena
adanya
1) Faktor Individual
30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002),
cet.ke-7, h.138-139
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 44/148
30
Penelitian pada siswa berdasarkan dimensi instrinsik dan ekstrinsik
menunjukkan bahwa hanya siswa yang mempersepsikan dirinya untuk
berkompetensi dalam bidang akademis yang mampu mengembangkan
motivasi intrinsik. Siswa-siswa ini lebih menyukai tugas-tugas yang
menantang dan selalu berusaha mencari kesempatan untuk memuaskan
rasa ingin tahunya. Sebaliknya, pada siswa dengan persepsi diri yang
rendah, lebih menyukai tugas-tugas yang mudah dan sangat tergantung
pada pengarahan guru. Yang termasuk faktor individual antara lain
pengarahan orang tua.
2) Faktor Situasional
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu
dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan
atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik
diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan
tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks
pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan
untuk belajar . Motivasi berprestasi seseorang akan tercermin pada
perilaku. Ada beberapa ciri yang menjadi indikator orang yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi. Individu yang motif berprestasi tinggi
akan menampakkan tingkah laku dengan ciri-ciri menyenangkan
pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tangung jawab pribadi, memilih
pekerjaan yang resikonya sedang (moderat), mempunyai dorongan sebagai
umpan balik ( feed back ) tentang perebutannya dan berusaha melakukan
sesuatu dengan cara-cara kreatif.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua buah karakteristik yang
membedakan antara seseorang yang motivasi berprestasinya rendah dengan
orang yang motivasi berprestasinya tinggi. Kedua karakteristik itu ialah :
a) Kemauan untuk melakukan aktivitas yang menunjukkan suatu prestasi.
Orang yang motivasi berprestasinya tinggi akan mempunyai anggapan
bahwa keberhasilan disebabkan oleh kemampuan dan usaha yang
sungguh-sungguh. Anggapan seperti ini akan menyebabkan orang
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 45/148
31
tersebut bangga apabila dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Rasa
bangga ini menyebabkan bertambahnya keinginan untuk melakukan
aktifitas yang lain.
b) Kegigihan berusaha. Usaha adalah faktor yang tidak stabil karena
bergantung pada kemampuan seseorang. Orang yang motivasi
berprestasi tinggi akan cenderung bekerja keras sesudah mengalami
kegagalan untuk mecapai sukses pada waktu-waktu selanjutnya, ia
akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya gagal di
capai. Sebaliknya orang yang motivasi berprestasi rendah menganggap
kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan.
Kemampuan adalah faktor yang stabil, tidak dapat diubah oleh
kemauan semata-semata. Oleh karena itu, dalam anggapannya kegagalan
akan diikuti oleh rentetan kegagalan pula. Pada individu yang rendah
motivasi berprestasinya, usahanya untuk berprestasi juga lemah dan mudah
menyerah.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Donald ini mengandung
tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya
terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling , dan
dirangsang karena adanya tujuan.
Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui
ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun
dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas
unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa
motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi
sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam
konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang
motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan
pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan
upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 46/148
32
Dari uraian tentang ciri-ciri orang yang memiliki motivitas tinggi,
akhirnya dapat dinyatakan bahwa individu akan mempunyai motivasi
berprestasi tinggi akan mempresepsikan bahwa keberhasilan adalah
merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Sedangkan individu yang
memiliki motivasi berprestasi rendah akan mempersepsikan bahwa
kegagalan adalah sebagai akibat kurangnya kemampuan dan tidak melihat
usaha sebagai penentuan keberhasilan
Orang-orang yang memiliki profil/karakteristik sebagaimana tersebut
di atas tidak terlalu peduli atau menghiraukan orang lain. Baginya yang
panting adalah bagaimana caranya ia dapat mencapai suatu prestasi dengan
predikat unggul dibandingkan dengan yang lain. Keinginan untuk
memperoleh atau mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga ia akan terdorong
untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya tersebut. Kerangka
berpikir orang-orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah
bagaimana usaha / perjuangan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu
prestasi yang unggul.
c. Motivasi Berprestasi Dalam Belajar Matematika
Motivasi berprestasi selalu melibatkan nama-nama seperti
McClelland, Atkinson, Clark dan Lowell, karena merekalah yang mula-
mula menyusun dan mengembangkan teori ini. McClelland
mengemukakan bahwa di antara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga
macam kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
berafiliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh makanan. Motivasi
berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk
berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu
(berprestasi setinggi mungkin).
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 47/148
33
Standar keunggulan ini, menurut Heckhausen terbagi atas tiga
komponen, yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri,
dan standar keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah
standar yang berhubungan dengan pencapaian tugas dengan sebaik-
baiknya. Standar keunggulan diri adalah standar yang berhubungan
dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
prestasi yang pernah dicapai selama ini. Adapun standar keunggulan
siswa lain adalah standar keunggulan yang berhubungan dengan
pencapaian prestasi yang dicapai oleh siswa lain (misalnya teman
sekelas). Standar ini lebih ditujukan kepada keinginan siswa untuk
menjadikan juara pertama dalam setiap kompetisi.
Sementara itu Ausubel seperti dikutip oleh Howe
mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas tiga komponen,
yaitu dorongan kognitif, An ego-enhacncing one, dan komponen
afiliasi. Dorongan kognitif adalah keinginan siswa untuk mempunyai
kompetensi dalam subjek yang ditekuninya serta keinginan untuk
menyelesaikan tugas yang dihadapinya dengan hasil yang sebaik-
baiknya. An Ego-enhanching one maksudnya keinginan siswa untuk
meningkatkan status dan harga dirinya ( self-esteem), misalnya dengan
jalan berprestasi dalam segala bidang, sedangkan komponen afiliasi
adalah keinginan siswa untuk selalu berafiliasi dengan siswa lain.
Teori motivasi yang dikembangkan McClelland disebut The
Affeective Arousal Model. Disebut demikian karena dalam konsep
mereka, motiv berasal dari perubahan afeksi. McClelland dkk,
mendefinisikan motivasi sebagai : …the redintegration by a cue of a
change in an affective situation.
Tiga istilah penting disini adalah : redintegration, cue dan
affective Situation. Redintegration secara etimologis berarti
membulatkan kembali atau membuat suatu kesatuan baru. Dalam
konteks ini redintegration berarti membulatkan kembali proses
psikologis dalam kesadaran sebagai akibat adanya rangsangan suatu
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 48/148
34
peristiwa di dalam lingkungannya. Cue (isyarat) merupakan penyebab
tergugahnya afeksi dalam diri individu. Contoh, bila seorang siswa
melihat gurunya yang sudah lama berpisah, maka persepsi tentang guru
tersebut akan bekerja sebagai isyarat yang menggugah perasaannya
(affective feeling) dan keseluruhan proses psikologisnya dikembalikan
lagi (reinstead ). Affective situation (disebut juga affective state), asumsi
McClelland bahwa setiap orang memiliki situasi afeksi yang merupakan
dasar semua situasi motif.31 Afeksi ini dapat disebut primary affect
yang tidak dipelajari. Situasi ini berasal dari kesenjangan antara harapan
(expectation, yang disebut juga Adaption Level ) dengan kenyataan.
Situasi afeksi disebut positif, bila penyimpangan itu kecil, sedang afeksi
negatif bila penyimpangan tersebut lebih besar.
Jadi, apabila sebuah isyarat dalam lingkungan menyertai atau
berpasangan dengan situasi afeksi dalam diri individu, maka efeksi
tersebut akan berubah. Karena perubahan situasi efeksi itulah motif
timbul. Dalam perjalanan hidupnya, tiap orang akan banyak mengalami
peristiwa, di mana harapannya tidak selamanya terpenuhi. Hal ini
mengakibatkan adanya berbagai kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan, dan oleh karena itu dalam diri seseorang akan terdapat
berbagai primary affect yang merupakan sumber berbagai motif.
Pengertian motivasi berprestasi diterapkan dalam bidang
pendidikan seperti dikemukakan oleh W.S. Winkel, yaitu :
“Achievement motivation adalah daya penggerak dalam diri seseorang
untuk mencapai taraf prestasi yang setinggi mungkin dan penghargaan
diri sendiri”.32
Beberapa definisi yang dikemukakan di atas mengenai motivasi
berprestasi ada suatu kesamaan dalam memberikan penjelasan, bahwa
motivasi berprestasi dihubungkan dengan suatu ukuran keunggulan.
Standar keunggulan dipakai sebagai ukuran dalam motivasi berprestasi.
31
Djaali,Prof,Dr,H,. Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta.2008 hlm. 107-10832 Winkel, W.S.1997, Psikologi Pengajaran,Yogyakarta:Media Abadi.hlm.197
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 49/148
35
Dengan mencapai standar keunggulan, tujuan yang diharapkan dapat
berhasil. Beberapa teori menjelaskan mengenai hubungan kesuksesan
dengan motivasi berprestasi. Atkinson mengembangkan teori motivasi
yang dikenal dengan Teori Nilai Harapan ( Expectation Value Theory).
Motivasi berprestasi sebagai aspek pendorong untuk mencapai
sukses sesuai dengan tujuan yang diinginkannya. Sukses dalam hal ini
berkaitan dengan perilaku produktif dan selalu memperhatikan /
menjaga kualitas produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep
personal yang inheren yang merupakan faktor pendorong untuk meraih
atau mencapai sesuatu yang diinginkannya dengan kesuksesan
(keberhasilan), namun untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap
orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan
memiliki motivasi /dorongan berprestasi yang tinggi, diharapkan
hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang
diinginkan dapat diraih.
Motivasi, meskipun merupakan variabel yang penting dari
prestasi / keberhasilan, bukanlah satu-satunya faktor. Sebagaimana
dikemukakan di atas terdapat variabel-variabel lain seperti : usaha,
kemampuan, emosi, orang lain dan keberuntungan.
Hasil penelitian McCleland menunjukkan bahwa orang-orang
yang berprestasi (berhasil dengan predikat unggul) mempunyai profil/
karakteristik antara lain:
a. Pada umumnya menghindari tujuan prestasi yang mudah dan sulit,
mereka sebenamya lebih memilih tujuan yang moderat yang
menurut mereka akan dapat diwujudkan atau diraih ;
b. Raih menyukai umpan balik langsung dan dapat diandalkan
mengenai bagaimana mereka berprestasi ;
c. Menyukai tanggung jawab pada pemecahan masalah.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 50/148
36
Mc Clelland membedakan tiga kebutuhan pokok manusia.
Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan berprestasi, kebutuhan
afiliasi dan kebutuhan memperoleh makanan.33
Dari pengertian serta teori mengenai motivasi berprestasi yang
telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
matematika, hasil belajar matematika siswa sangat berhubungan erat
dengan motivasi berprestasi. Dimana motivasi berprestasi mendorong
siswa untuk bersaing dengan standar keunggulan, dimana standar
keunggulan ini dapat berupa kesempurnaan tugas, atau kesempurnaan
dalam memperoleh nilai-nilai dalam pembelajaran matematika. Siswa
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, akan memperoleh hasil
yang lebih tinggi pula.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar
matematika. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada
intensitasnya. Klausmeier, menyatakan bahwa perbedaan dalam
intensitas motivasi berprestasi (need to achieve) ditunjukkan dalam
berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu.
Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, tergantung
pada kondisi dalam lingkungan dan kondisi individu. Dalam hubungan
ini Johnson menyatakan sebagai berikut.
The theory of achievment motivation … does notsay that there should be
a general relationship between achievment motivation an academic
performance. On the contrary, it states that under certain conditions,
there will be a strong relationship, under other conditions there will be
no relationship.
Siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai
prestasi akademis prestasi yang tinggi apabila:
33 Djaali,Prof,Dr,H. Psikologi Pendidikan.Bumi, Aksara:Jakarta.2008.hlm. 103
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 51/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 52/148
38
B. Kerangka Berpikir
Salah satu faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya siswa
dalam mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu motivasi untuk berprestasi.
motivasi berprestasi merupakan daya dan upaya siswa untuk melakukan suatu
usaha dalam mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan. Dengan adanya
motivasi maka akan adanya suatu tujuan yang pada akhirnya menjadi adanya
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi jika siswa melakukan suatu
tindakan yang berdasarkan contoh dan kriteria yang akan dicapai keberhasilan
siswa seperti siswa yang berprestasi dalam akademik belum tentu berprestasi
dalam kegiatan ekstrakulikuler dan begitu pula sebaliknya. Siswa yang seperti
ini belum dapat membagi dirinya dalam dua tujuan. maka siswa tersebut
belum dapat membagi dan melengkapi dua kebutuhannya seperti kebutuhan
akademik dan kegiatan ekstrakulikuler. Prestasi merupakan salah satu dari
tiga kebutuhan. Sebagai kebutuhan tentunya akan menimbulkan suatu
dorongan agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara bersamaan baik
dibidang akademik maupun ekstrakulikuler.
Orang tua jarang memantau prestasi belajar anaknya karena
beranggapan anak di sekolah sudah seratus persen tanggung jawab guru atau
anak sudah diangggap mandiri dalam belajar. Kurang sadarnya orang tua akan
tanggung jawab mereka dapat menyebabkan kesalahpahaman. Sebagai contoh
adanya orang tua yang selalu menyalahkan guru apabila anaknya tidak
memperoleh prestasi belajar yang baik.
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar
guna mencapai prestasi yang diharapkan. Ini dikarenakan motivasi merupakan
pendorong dan penggerak individu yang dapat menimbulkan dan memberikan
arah bagi individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
mencapai tujuannya. Standar nilai baik nilai ketuntasan belajar maupun
kelulusan yang ditetapkan secara nasional yang harus dicapai oleh siswa dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan berprestasi. Serta membuat
siswa tertuntut untuk mengubah kebiasaan belajarnya ke arah yang lebih baik.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 53/148
39
Terkait dengan motivasi berprestasi pada setiap individu, dalam
bahasan ini khususnya pada siswa merupakan hal yang penting dalam
hubungannya dengan hasil belajar matematika siswa, diduga terdapat
hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa.
Adapun kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
bagan berikut :
Bagan Kerangka Berpikir
Keterangan:
Variabel yang diteliti
Faktor Internal
Jasmani
Rohani:
- Minat
- Intelegensi
- Bakat
- Sikap
-
Motivasi Berprestasi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Hasil Belajar Siswa
Faktor Eksternal
Guru
Fasilitas
Manajemen
Kurikulum
Lingkungan Sekolah
Status Sosial Keluarga
Alat Belajar
dll
HASIL BELAJAR
Belajar
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 54/148
40
C. Pengajuan Hipotesis
Dari kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian bahwa terdapat korelasi antara motivasi
berprestasi dengan hasil belajar.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 55/148
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ialah SMP Global Islamic School Jakarta yang
beralamat di Jl. Condet Raya No. 5 Kramat Jati – Jakarta Timur. Adapun waktu
penelitian pada bulan Desember 2010 untuk menyebarkan angket kepada siswa.
B. Metode Dan Desain Penelitian
Metode Penelitian adalah cara yang digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan
teknik korelasi. Metode survei yang digunakan untuk memperoleh data motivasi
berprestasi dan hasil belajar matematika, kemudian menganalisis keduanya untuk
menghubungkan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat hubungan yang signifikan
anatara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat
digambarkan seperti gambar berikut :
X r Y
Keterangan :
X = Motivasi berprestasi siswa ( variabel bebas )
Y = Hasil belajar matematika siswa ( variabel terikat )
r = Hubungan antara X dan Y
C. Populasi Dan Sampel
Populasi keseluruhan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi
SMP Global Islamic School. Sedangkan populasi terjangkau dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas IX-A, IX-B, IX-C, IX-D dan IX-E
SMP Global Islamic School yang berjumlah 100 orang.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 56/148
42
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling ,
dengan teknik ini, maka setiap kelas yang berada dalam populasi terjangkau
memperoleh kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel penelitian.
Masing-masing kelas diambil 40% dari jumlah populasi terjangkau.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Devinisi Operasional dan Konseptual
a. Devinisi konseptual
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk
berbuat baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang
dibuat atau diraih orang lain.
b. Devinisi Operasional
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk
berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun
yang dibuat atau diraih orang lain, yang dapat diukur melalui berusaha untuk
unggul dalam kelompoknya, menyelesaikan tugas dengan baik, rasional dalam
meraih keberhasilan, menyukai tantangan, menerima tanggung jawab pribadi
untuk sukses, dan menyukai situasi pelajaran dengan tanggung jawab pribadi.
Instrumen ini menggunakan skala Likert (skala untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau
fenomena pendidikan). Tes ini terdiri dari 20 (dua puluh) pertanyaan yang isinya
ada pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pilihan jawaban dalam tes tersebut
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang sekali, tidak pernah.
Adapun kisi-kisi penyusunan instrumen skala penilaian dan penskoran tes
untuk mengukur motivasi berprestasi ini ialah sebagai berikut:
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 57/148
43
Tabel 1
Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi
Variabel Indikator KodePernyataan Jumlah
Positif Negatif + -
Motivasi
Berprestasi
1. Berusaha unggul A1 1,2 3,4 2 2
2. Menyelesaikan tugas
dengan baik.A2 5 6 1 1
3. Rasional dalam
meraih keberhasilanA3 7 8 1 1
4. Menyukai tantangan. A4 9,10 11,12 2 2
5. Menerima
tanggungjawab
pribadi untuk meraih
keberhasilan.
A5 13,14 15,16 2 2
6. Menyukai situasi
pembelajaran dengan
tanggung jawab
pribadi untuk
mendapatkan hasil
yang baik.
A6 17,18 19,20 2 2
Jumlah pernyataan 10 10 2
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 58/148
46
Tabel 2
Keterangan Skor Jawaban
Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang kemudian di kuantitaifkan.
2. Instrumen Penelitian
a. Validitas
Salah satu ciri tes itu baik ialah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Dalam penelitian pengujian
validitas instrumen motivasi berprestasi dengan soal tes kontinum berupa skala
sikap dengan skor butir 1-5 maka rumus validitas yang digunakan ialah :
22
t i
t i
it
x x
x x
r
Keterangan :
r it = Koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
i x = Jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi.
t x = Jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt.
Sedangkan pengujian validitas instrumen hasil belajar matematika siswa
kelas 9, skor butir soal dis-kontinum (skor 0 dan 1) maka koefisien korelasi
biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi biserial
antara skor butir soal dengan skor total tes ialah :
i
i
t
t i
bisq
p
S
X X r
Keterangan :
r bis : Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
Skor Jawaban a b c d e
Pernyataan positif 5 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4 5
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 59/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 60/148
48
k = Cacah butir
piqi = Varian skor butir
pi = Proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = Proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
st2 = Varian skor total
Kriteria suatu alat ukur (dalam hal ini instrumen) dikatakan reliabel atau
tidak dengan membandingkan r hitung lebih kecil dari r tabel maka alat ukur tersebut
tidak reliabel dan tidak dapat digunakan dalam penelitian ini.
c. Taraf Kesukaran
Analisis taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang
sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan, yaitu berkategori mudah,
sedang dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan indeks kesukaran
soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:1
P = JS
B
Kriteria yang digunakan ialah makin kecil indeks yang diperoleh, maka
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal tersebut adalah sebagai berikut:
Soal dengan p 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan p 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
1
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta Bumi Aksara, 2006, h.207-208
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 61/148
49
Tabel 3
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran
Butir soal Jumlah Keterangan
- - Sukar
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,18,19,21,22 18 Sedang
2,12 2 Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran diperoleh bahwa
dari soal yang valid terdapat 18 soal kategori sedang, 2 soal kategori
mudah
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya
daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang berkisar antara 0,00
sampai 1,00. Cara yang biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda
adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
B A
B
B
A
A P P J
B
J
B D
Keterangan :
D = Daya pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA = Banyaknya peserta pada kelompok atas
JB = Banyaknya peserta pada kelompok bawah
A
A
A J
B P Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
2 Suharsimi Arikunto, Dasar -dasar…, h.213-214
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 62/148
50
B
B
B J
B P Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:
D : < 0 = Sangat jelek
D : 0,00 – 0,20 = Jelek
D : 0,20 – 0,40 = Cukup
D : 0,40 – 0,70 = Baik
D : 0,70 – 1,00 = Baik sekali
Tabel 4
Perhitungan Daya Pembeda Instrumen
Butir Soal Jumlah Soal Keterangan
1,2,4,5,8,10,11,13,15,1
6,18,19,2213 Baik
3,6,7,12,14,21 6 Cukup
9 1 Jelek
Dari 20 soal yang valid ternyata ada 13 soal yang bekategori baik, 6
soal yang berkategoti cukup, dan 1 soal yang berkategori jelek.
E. Teknik Analisis Data
Sebelum mengadakan uji hipotesis maka dilakukan pemeriksaan data
penelitian melalui uji persyaratan analisis, yaitu : (1) Uji linearitas dan (2) Uji
normalitas.
Uji linearitas dengan menggunakan analisis residu dan dilanjutkan uji
normalitas menggunakan data residu. Setelah persyaratan terpenuhi maka melalui
teknik analisis regresi dan korelasi sederhana dicari keberartian model regresi dan
bentuk hubungan antara motivasi berprestasi (X) dan hasil belajar matematika
(Y).
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 63/148
51
Untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menghitung koefisien
kor elasi antara X dan Y dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment”
yaitu :
2222 Y Y N X X N
Y X XY N r xy
Keterangan :
r xy : Koefisien korelasi antara variabel
∑XY : Jumlah perkalian X dan Y
∑X : Jumlah variabel X
∑Y : Jumlah variabel Y
Kemudian untuk melihat besarnya kontribusi antara motivasi berprestasi
dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa digunakan rumus koefisien
determinasi. Besar r 2 dinyatakan dengan (%) yang menunjukkan besarnya
kontribusi atau hubungan motivasi berprestasi (X) dengan hasil belajar
matematika siswa (Y), dengan rumus :
KD = r 2 x 100%
Keterangan :KD : Koefisien Determininasi
r : Koefisien korelasi
F. Hipotesis Statistik
Setiap uji hipotesis statistik dengan tandingan yang berarah satu seperti
H0 : ρ = 0,
H1 : ρ > 0,
Adapun keterangannya adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan
hasil belajar siswa.
H1 : Terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil
belajar siswa.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 64/148
52
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 65/148
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian korelasional ini, peneliti menelaah tentang hubungan
antara 2 (dua) variabel yang skor-skor data pengamatannya berbentuk numerik,
karena salah satu variabel mempunyai pengaruh terhadap variabel lain maka
hubungan ini disebut hubungan yang asimetris yang mengandung aspek pengaruh
dari salah satu variabel yang disebut variabel bebas sebagai faktor penyebab(diberi lambang X) terhadap variabel lain yang disebut variabel terikat (diberi
lambang Y). Dalam penelitian ini motivasi berprestasi sebagai variabel bebas (X)
dan hasil belajar matematika yaitu materi bangun ruang kelas 9 sebagai variabel
terikat (Y).
Dari data yang tercantum pada tabel 5, peneliti olah dan analisa untuk
mengetahui tingkat korelasi motivasi berprestasi siswa dengan hasil belajar
matematika khususnya materi bangun ruang kelas 9 di SMP Global Islamic
School Jakarta.
1. Deskripsi Data Motivasi Berprestasi
Peneliti menyusun instrumen motivasi berprestasi sebanyak 20 butir
pernyataan. Setelah instrumen tersebut dianalisis karakteristiknya meliputi uji
validitas, reliabilitas, nilai rata-rata, simpangan baku, dan varians. Diperoleh
20 pernyataan valid dengan r tabel 0,444, reliabilitas 0,98, nilai rata-rata 77,18,
median 80,07, modus 84,68, simpangan baku 2,8367 dan varians 61,7378.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 66/148
54
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi
NO DATA fi fkb fka xi xi² fixi fixi² f. relatif
1 62 – 66 5 40 5 64 4096 320 20480 12.5
2 67 – 71 6 35 11 69 4761 414 28566 15
3 72 – 76 7 29 18 74 5476 518 38332 17.5
4 77 – 81 7 22 25 79 6241 553 43687 17.5
5 82 – 86 11 15 36 84 7056 924 77616 27.5
6 87 – 91 4 4 40 89 7921 356 31684 10
TOTAL 40 35551 3085 240365 100
Adapun penyebaran datanya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Frekuensi
12
11
109
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 61,5 66,5 71,5 76,5 81,5 86,5 91,5
Gambar 1
Histogram dan Poligon Frekuensi Motivasi berprestasi
Motivasi
berprestasi
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 67/148
55
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika
Dari data hasil uji coba instrument hasil belajar sebanyak 22 item
soal pilihan ganda, instrumen tersebut dianalisis karakteristiknya meliputi uji
validitas, reliabilitas, nilai rata-rata, indeks kesukaran, daya beda, simpangan
baku, dan varians. Maka diketahui bahwa terdapat 20 soal valid dan 2 soal
yang tidak valid. Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,75,
median 64,5, modus 60,41, varians 154,55, simpangan baku 1,125,
reliabilitas 0,83, indeks kesukaran 0,50 (berarti soal memiliki kadar kesukaran
yang sedang), dan daya beda 0,60 (berarti soal memiliki tingkatan baik).
Penyajian data dalam distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
NO DATA fi fkb fka xi xi² fixi fixi² f. relatif
1 30 – 39 2 40 2 34.5 1190.25 69 2380.5 5
2 40 – 49 3 38 5 44.5 1980.25 133.5 5940.75 7.5
3 50 –
59 9 35 14 54.5 2970.25 490.5 26732.25 22.5
4 60 – 69 12 26 26 64.5 4160.25 774 49923 30
5 70 – 79 11 14 37 74.5 5550.25 819.5 61052.75 27.5
6 80 – 89 3 3 40 84.5 7140.25 253.5 21420.75 7.5
TOTAL 40 22991.5 2540 167450 100
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 68/148
56
Adapun penyebaran datanya dapat dilihat pada grafik berikut ini
Frekuensi
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5
Gambar 2
Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Berprestasi dan Hasil
Belajar Matematika
Variabel r11 rtabel Kesimpulan
X 0,98 0,444 Reliabel
Y 0,83 0,444 Reliabel
Dari tabel di atas dapat disimpilkan bahwa r hitung > r tabel. Hasil perhitungan
reliabilitas selengkapnya terlampir.
Hasil
belajar
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 69/148
57
B. Pengujian Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria 2hitung <
2tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Uji
normalitas dilakukan dengan statistik uji lilifors dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Normalitas Instrumen Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar
Jumlah
SampelLhitung
Ltabel
Kesimpulan
0,05 0,01
40 0,134 0,1400 0,1629 Normal
Karena diperoleh Lhitung = 0,134 < Ltabel pada taraf nyata = 0,05
dan = 0,01, sehingga H0 diterima (perhitungan dapat dilihat pada
lampiran). Kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
1) Uji Linieritas Regresi
Analisis regresi yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana,
didasarkan pada hubungan fungsional antara variabel bebas (motivasi
berprestasi) dengan variabel terikat (hasil belajar matematika). Rumus
yang digunakan adalah : Ŷ = a + bX
Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : Y = + X (model regresi linier)
H1 : Y + X (model regresi tidak linier)
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 70/148
58
Diperoleh harga konstanta (a) sebesar -48,12 dan koefisien arahnya (b)
sebesar 1,42. Sehingga persamaan regresinya
Ŷ = -48,12 + 1,42X.
Untuk menentukan keberartian model regresi digunakan analisis varians
(ANAVA). Dengan kriteria pengujiannya: jika F hitung ≤ Ftabel, maka data
variable X terhadap Y linier, dan jika Fhitung > Ftabel , maka data variabel X
terhadap Y tidak linier.
Derajat kebebasan (dk) untuk pembilang = k – 2 = 20, dan derajat
kebebasan untuk penyebut = n – k = 18. Dari hasil perhitungan di atas,
diperoleh Fhitung = 1,63 dan Ftabel = 2,19 dengan demikian 1,63 < 2,19 atau
Fhitung < Ftabel. Terlihat bahwa variabel X terhadap variabel Y linier karena
Fhitung < Ftabel .
Rangkuman hasil pengujian linieritas regresi disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 12
Analisis Varians (ANAVA) Linearitas Regresi
dk JK KT Fhitung Ftabel Keterangan
Tuna
Cocok20 747,59 33,98
1,63 2,19 Fhitung < Ftabel
Kekeliruan 18 412,5 22,92
2) Uji Keberartian Regresi
Uji keberartian regresi dilakukan untuk mengetahui berarti atau
tidaknya persamaan regresi yang diperoleh dengan taraf signifikan =
0,05. Hipotesis yang dilakukan adalah :
H0 : = 0 Ht : > 0
Statistik uji menggunakan uji Analisis Varians (ANAVA)
dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika Fhitung > F(1-) (1,n-2),
dengan taraf signifikan = 0,05. Dari hasil pengujian diperoleh Fhitung
= 159,44 dan Ftabel = 4,10, sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa model regresi berarti.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 71/148
59
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan Uji Keberartian Regresi
disajikan dalam tabel analisis varians (ANAVA) sebagai berikut :
Tabel 13
Analisis Varians (ANAVA) Keberartian Regresi
dk JK KT Fhitung Ftabel Keterangan
Total 40 158550
159,44 4,10 Fhitung > Ftabel Regresi (a) 1 152523
Regresi (b│a) 1 4867,41 4867,41
Residu 38 1160,09 30,53
C. Pengujian Hipotesis
Dari data nilai yang diperoleh dan berdasarkan uji normalitas untuk
instrumen baik motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika berdistribusi
normal (lampiran), peneliti dapat menganalisa lebih lanjut untuk mengetahui
tingkat hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (tabel pada
lampiran).
Dengan menggunakan rumus Product Moment :
2222
Y Y N X X N
Y X XY N r xy
22247015855040308724064740
2470308719405040
xy
r
8997,00112,152383
137110 xyr
Berdasarkan perhitungan di atas maka berkorelasi atau berhubungan
antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa, diperoleh
r tabel untuk (dk) 38 dan = 0,05 nilai 899,0 xyr lebih besar dari r tabel (r hitung=
0,899 > r tabel = 0, 320) maka hipotesa H1 diterima (ada hubungan yang
signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa)
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 72/148
60
Besar kontribusi variabel X (motivasi berprestasi) terhadap naik turunnya
variabel Y (hasil belajar bangun ruang) dapat ditentukan dengan cara
mengkuadratkan koefisien korelasi maka diperoleh :
KD = r 2 x 100 %
= (0,90)2 x 100 %
= 0,81x 100%
= 81 %
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan menggunakan rumus korelasi product moment, penolakan H0
memberi indikasi bahwa hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar
matematika siswa yang diperoleh dari sampel yang termasuk kategori kuat
dapat diberlakukan pada seluruh siswa kelas 9 SMP Global Islamic School
Jakarta. Hal tersebut terlihat dari besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y sebesar r 2 x 100 % = 81 %. Dengan demikian berarti masih ada 19
% yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa khususnya materi
bangun ruang kelas 9 selain dari motivasi berprestasi di kelas itu sendiri
seperti misalnya kondisi siswa saat melakukan tes dan tingkat penguasaan
materi pada pokok bahasan tersebut. Karena pada dasarnya siswa memiliki 4
(empat) kemampuan dasar untuk belajar yaitu kemampuan memahami logika
angka, bidang dan ruang seperti berhitung, mengukur bidang, mengukur ruang
(matematical reasong ability), berbagai bidang studi membuktikan bahwa
semakin tinggi matematical reasong ability seseorang maka semakin tinggi
pula ketajaman berfikirnya, tetapi itu semua tidak lepas dari faktor-faktor lain
yang mendukungnya yang salah satunya adalah penguasaan materi. Namun
demikian motivasi berprestasi memiliki keterkaitan yang erat dengan hasil
belajar seseorang. Sehingga dalam hal ini siswa dituntut memiliki daya kreatif
dalam hal peningkatan intelegensinya yang pada akhirnya peningkatan hasil
belajarnya akan memuaskan.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 73/148
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan :
1. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar
siswa.
2. Besarnya hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar
matematika siswa setelah dianalisis diperoleh korelasi r = 0,90 dengan
koefisien determinasi sebesar 81 % artinya motivasi berprestasi memiliki
keterkaitan yang erat dengan hasil belajar matematika siswa dan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, tetapi
masih ada 19 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi siswa pada
saat melakukan tes dan tingkat penguasaan materi pada pokok bahasan
tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Siswa
Siswa hendaknya mengetahui bahwa agar mendapat hasil belajar yang
bagus haruslah disertai dengan motivasi berprestasi, dan masih banyak faktor
internal dan eksternal yang dapat ditingkatkan siswa agar meraih nilai yang
bagus.
2. Guru Matematika
Guru hendaknya memperhatikan segi psikologis siswa dalam hal ini
motivasi berprestasi seiring pemberian materi pelajaran, sehingga
memudahkan guru untuk menyikapi siswa tersebut dalam belajar.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 74/148
62
Selain itu guru juga dapat memberikan motivasi, memperkaya dan
menemukan metode, latihan yang tepat untuk disampaikan kepada para siswa
setelah mengetahui seberapa besar motivasi berprestasi siswa.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya menyadari bahwa pendidikan harus membantu
bukan hanya kemampuan intelektual, tetapi juga kecakapan emosional dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan belajar, kemampuan berkreasi, mandiri,
bertanggung jawab dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
siswa. Salah satunya dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam
kegiatan belajar mengajar, menciptakan pengalaman belajar yang lebih.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 75/148
63
DAFTAR PUSTAKA
Aburrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , Jakarta:
Depdikbud & Rineka Cipta, 2003
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta Bumi Aksara,
2006
Djaali,Prof,Dr,H, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 2008
Fread Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, Terj. Sudjarwa S.
Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1994
Harun Rasyid, Mansur, Penilaian hasil belajar , cv wacana prima, Bandung, 2007
http:/id.wikipedia.org/wiki/matenatika diakses tanggal 27 Juli 2009
http://en.wikipedia.org/wiki/Programme_for_International_Student_Assessment
http://wikipedia.org/wiki/pembelajaran (Senin, 16 November, pukul 16.23)
Iska,Zikri Neni, Psikologi Pemahaman Diri dan Lingkungan, ( Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,2004
Pengertian Pembelajaran, http://franciscusti.blogspot.com/2008/06/pembelajaran-
merupakan-proses.html(senin,16 November, pukul 16.23)
Rasyad Aminuddin. 2006, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA
Press
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 76/148
64
Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru, dan
SPG, Bandung, 1985
Shadiq Fadjar, Logika Matematika dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Matematika SMA, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008 )
Soemanto Wasty, Psikologi Pendidikan,(Jakarta : Bina Aksara, 1987
Soemanto wasty, Soetopo Hendyat, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum,
Jakarta: Bina Aksara, 1986
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2001
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remeja
Rosdakarya, 2004
Suherman, H. Erman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
Bandung: UPI, 2003
Suprijono, Agus, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2009
Suwarno, Wiji, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006
Sumiati, Asra, Metode pembelajaran, Bandung: CV Wacana prima, 2007
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Syah, Dawayan,dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit Media, 2009
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 77/148
65
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, Jakarta,2001
Winkel, W.S.1997. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta, Media Abadi
www.jevuska.com/.../peringkat+undp+kualitas+manusia+2010.html
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 78/148
66
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 79/148
67
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 80/148
68
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 81/148
69
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 82/148
70
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 83/148
71
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 84/148
72
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 85/148
73
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 86/148
74
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 87/148
75
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 88/148
76
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 89/148
77
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 90/148
78
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 91/148
79
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 92/148
80
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 93/148
81
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 94/148
82
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 95/148
83
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 96/148
84
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 97/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 98/148
86
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 99/148
87
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 100/148
88
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 101/148
89
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 102/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 103/148
91
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 104/148
92
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 105/148
93
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 106/148
94
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 107/148
95
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 108/148
96
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 109/148
97
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 110/148
98
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 111/148
99
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 112/148
100
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 113/148
101
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 114/148
102
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 115/148
103
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 116/148
104
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 117/148
105
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 118/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 119/148
107
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 120/148
108
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 121/148
109
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 122/148
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 1 3 14 1 5 1 6 17 1 8 19 2 0 Xt X²
1 A 5 4 3 5 3 5 3 5 3 3 5 4 3 5 3 5 3 5 3 3 78 6084
2 B 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 72 5184
3 C 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 66 4356
4 D 4 3 3 3 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 5 4 4 74 5476
5 E 5 5 3 4 5 5 4 3 4 5 5 5 3 4 5 5 4 3 4 5 86 7396
6 F 3 3 2 3 2 3 1 5 1 2 3 3 2 3 2 3 1 5 1 2 50 2500
7 G 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 48 2304
8 H 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 44 1936
9 I 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 28 784
10 J 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484
11 K 3 3 2 3 2 3 1 5 1 2 3 3 2 3 2 3 1 5 1 2 50 2500
12 L 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 48 2304
13 M 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 44 1936
14 N 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 28 784
15 O 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484
16 P 5 4 3 5 3 5 3 5 3 3 5 4 3 5 3 5 3 5 3 3 78 6084
17 Q 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 72 5184
18 R 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 66 4356
19 S 4 3 3 3 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 5 4 4 74 5476
20 T 5 5 3 4 5 5 4 3 4 5 5 5 3 4 5 5 4 3 4 5 86 7396
JUMLAH 72 62 44 64 52 62 48 64 48 52 72 62 44 64 52 62 48 64 48 52 1136 73008
varian per item 1,24 1,29 0,56 1,16 1,44 1,69 1,24 2,16 1,24 1,44 1,24 1,29 0,56 1,16 1,44 1,69 1,24 2,16 1,24 1,44 26,92
varian populasi 424,16
SD skor total 8483,2
rii 0,96 0,92 0,95 0,88 0,94 0,92 0,91 0,72 0,91 0,94 0,96 0,92 0,95 0,88 0,94 0,92 0,91 0,72 0,91 0,94
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Uji Validitas Butir Instrumen Motivasi Berprestasi
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 123/148
NO NAMA SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai
1 Hanif Ghany 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 12 60
2 Gunawan Bondan 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 9 45
3 Tiara Addina 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 12 60
4 Andyka Bayu Widiaputra 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 30
5 Argo Perdana Ridho B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 14 70
6 Atlindo Rizky Putranto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 15 75
7 Chadijah 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 10 50
8 Farhan Harish Mufid 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 9 45
9 Firda Nurlutfiyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 15 75
10 Firzahana Amalia 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 14 70
11 Juninha Siti Chairunisa 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 11 55
12 M. Azis Ridwansyah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85
13 M. Nabil Shahab 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 13 65
14 Muhammad Rifky 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 10 50
15 Muhammad Rizki 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 60
16 Mutia Khairunnisa 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 11 55
17 Nadira Nuri Auliani 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 11 55
18 Reza Sungkar 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 40
19 Tiovani Farhan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 15 75
20 Ade Olivia Ananda 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 13 65
21 Aditya Mahesa Aturbumi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 15 75
22 Ahmad Nabil Faiz H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 13 65
23 Amelia Rahastiyani 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 13 65
24 Andini Rachma Fadilah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 80
25 Fabian Rizq Nandaru 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 35
26 Fadel Arrozi Akbar Laxito 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 13 65
27 Irsjad Adjani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 14 70
28 Isfan Adila Fajrian 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 12 60
29 Jasmine Fikri Bachmid 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 11 55
30 Muhammad Abyan Mufid 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 12 60
31 Mohammad Rayzal D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 15 75
32 Nadia Safira 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 14 70
33 Nena Arindrasari 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 11 55
34 Panji Moulana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 15 75
35 Qonita Addina 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 12 60
36 Raden Arief Naufaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 11 55
37 Rizki Dewanto Nugroho 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 11 55
38 Safirah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 14 70
39 Windi Meydia Darmianti 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 12 60
40 K. Degasmara 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 16 80
30
85
61,8
60
60modus
Hasil Penilaian Instrumen Hasil Belajar Matematika
min
max
rata
median
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 124/148
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH
1 A 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7
2 B 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17
3 C 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14
4 D 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17
5 E 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 9
6 F 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6
7 G 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 12
8 H 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 13
9 I 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 9
10 J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
11 K 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 16
12 L 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 6
13 M 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 11
14 N 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
15 O 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15
16 P 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 7
17 Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18
18 R 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12
19 S 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20 T 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
JUMLAH 10 16 11 12 14 14 11 14 13 12 11 16 12 10 13 11 10 12 10 10 242
pi 0,5 0,8 0,55 0,6 0,7 0,7 0,55 0,7 0,65 0,6 0,55 0,8 0,6 0,5 0,65 0,55 0,5 0,6 0,5 0,5
qi 0,5 0,2 0,45 0,4 0,3 0,3 0,45 0,3 0,35 0,4 0,45 0,2 0,4 0,5 0,35 0,45 0,5 0,4 0,5 0,5
piqi 0,25 0,16 0,25 0,24 0,21 0,21 0,25 0,21 0,23 0,24 0,25 0,16 0,24 0,25 0,23 0,25 0,25 0,24 0,25 0,25 4,61rbis 0,57 0 ,62 0,55 0,56 0,49 0,83 0,46 0,54 0,46 0,45 0,57 0,49 0,53 0,57 0,48 0,46 0,55 0,45 0,53 0,46
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Xt :
St :
st² :
r tabel dengan n = 20 yaitu : 0,444
KR 20
k k-1 ∑piqi ∑St
2 r 11
20 19 4,61 21,99 0,83Reliabel
Uji Validitas Butir Soal Hasil Belajar Matematika
Dengan
4,69
12,1
21,99
Perhitungan Reabilitas instrumen
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 125/148
No Item B JS P Kriteria
1 10 20 0,50 Sedang
2 16 20 0,80 Mudah
3 11 20 0,55 Sedang
4 12 20 0,60 Sedang
5 14 20 0,70 Sedang
6 14 20 0,70 Sedang
7 11 20 0,55 Sedang
8 14 20 0,70 Sedang
9 13 20 0,65 Sedang
10 12 20 0,60 Sedang
11 11 20 0,55 Sedang
12 16 20 0,80 Mudah
13 12 20 0,60 Sedang
14 10 20 0,50 Sedang
15 13 20 0,65 Sedang
16 11 20 0,55 Sedang
17 11 20 0,55 Sedang
18 10 20 0,50 Sedang
19 12 20 0,60 Sedang
20 9 20 0,45 Sedang
21 10 20 0,50 Sedang
22 10 20 0,50 Sedang
Indeks Kesukaran
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 126/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 127/148
NO.
SISWA
MOTIVASI
BERPRESTASI
(X)
k n
HASILBELAJAR
MATEMATIKA
Y
∑XY X² Y²
4 63 1 2 30 1890 3969 900
25 63 35 2205 3969 1225
18 64 2 1 40 2560 4096 1600
8 65 3 1 45 2925 4225 2025
2 66 4 1 45 2970 4356 2025
7 67 5 2 50 3350 4489 2500
14 67 50 3350 4489 2500
11 69 6 2 55 3795 4761 3025
15 69 60 4140 4761 3600
35 71 7 2 60 4260 5041 3600
37 71 55 3905 5041 3025
16 74 8 3 55 4070 5476 3025
33 74 55 4070 5476 3025
36 74 55 4070 5476 3025
32 75 9 1 70 4500 5625 3600
6 76 10 3 75 4560 5776 3600
28 76 60 4560 5776 3600
30 76 60 4560 5776 3600
17 77 11 2 55 4235 5929 3025
29 77 55 4235 5929 3025
3 78 12 2 60 4680 6084 3600
26 78 65 5070 6084 4225
13 79 13 1 65 5135 6241 4225
22 80 14 1 65 5200 6400 4225
23 81 15 1 65 5265 6561 4225
20 82 16 3 65 5330 6724 4225
27 82 70 5740 6724 4900
38 82 70 5740 6724 4900
5 83 17 3 70 5810 6889 4900
10 83 70 5810 6889 4900
39 83 60 4980 6889 3600
1 84 18 2 60 5040 7056 3600
31 84 75 6300 7056 5625
19 85 19 2 75 6375 7225 5625
21 85 75 6375 7225 5625
34 86 20 1 75 6450 7396 5625
9 89 21 3 75 6675 7921 5625
24 89 80 7120 7921 6400
40 89 80 7120 7921 6400
12 91 22 1 85 7735 8281 7225
∑ 3087 40 2470 192160 240647 155225
rata2 77,175 61,75 4804 6016,175 3880,625
Tabel Uji Linieritas
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 128/148
No. X Y X.Y X – X Y – Y (X – X)² (Y – Y)²1 63 30 1890,00 -14,18 -31,75 201,07 1008,06
2 63 35 2205,00 -14,18 -26,75 201,07 715,56
3 64 40 2560,00 -13,18 -21,75 173,71 473,06
4 65 45 2925,00 -12,18 -16,75 148,35 280,56
5 66 45 2970,00 -11,18 -16,75 124,99 280,56
6 67 50 3350,00 -10,18 -11,75 103,63 138,06
7 67 50 3350,00 -10,18 -11,75 103,63 138,06
8 69 55 3795,00 -8,18 -6,75 66,91 45,56
9 69 60 4140,00 -8,18 -1,75 66,91 3,06
10 71 60 4260,00 -6,18 -1,75 38,19 3,0611 71 55 3905,00 -6,18 -6,75 38,19 45,56
12 74 55 4070,00 -3,18 -6,75 10,11 45,56
13 74 55 4070,00 -3,18 -6,75 10,11 45,56
14 74 55 4070,00 -3,18 -6,75 10,11 45,56
15 75 70 5250,00 -2,18 8,25 4,75 68,06
16 76 75 5700,00 -1,18 13,25 1,39 175,56
17 76 60 4560,00 -1,18 -1,75 1,39 3,06
18 76 60 4560,00 -1,18 -1,75 1,39 3,06
19 77 55 4235,00 -0,18 -6,75 0,03 45,56
20 77 55 4235,00 -0,18 -6,75 0,03 45,56
21 78 60 4680,00 0,82 -1,75 0,67 3,06
22 78 65 5070,00 0,82 3,25 0,67 10,56
23 79 65 5135,00 1,82 3,25 3,31 10,56
24 80 65 5200,00 2,82 3,25 7,95 10,56
25 81 65 5265,00 3,82 3,25 14,59 10,56
26 82 65 5330,00 4,82 3,25 23,23 10,56
27 82 70 5740,00 4,82 8,25 23,23 68,06
28 82 70 5740,00 4,82 8,25 23,23 68,06
29 83 70 5810,00 5,82 8,25 33,87 68,06
30 83 70 5810,00 5,82 8,25 33,87 68,06
31 83 60 4980,00 5,82 -1,75 33,87 3,06
32 84 60 5040,00 6,82 -1,75 46,51 3,06
33 84 75 6300,00 6,82 13,25 46,51 175,56
34 85 75 6375,00 7,82 13,25 61,15 175,56
35 85 75 6375,00 7,82 13,25 61,15 175,56
36 86 75 6450,00 8,82 13,25 77,79 175,56
37 89 75 6675,00 11,82 13,25 139,71 175,56
38 89 80 7120,00 11,82 18,25 139,71 333,06
39 89 80
7120,00 11,82 18,25 139,71 333,0640 91 85 7735,00 13,82 23,25 190,99 540,56
∑ 3087 00 2470 00 194050 00 2407 78 6027 50
DAFTAR PERHITUNGAN RATA-RATA, VARIANS, SIMPANGAN BAKU
VARIABEL X DAN Y
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 129/148
PERHITUNGAN RATA-RATA, VARIANS, SIMPANGAN BAKU
Variabel X Variabel Y
a. Rata-Rata a. Rata-Rata
₌
3087,00
₌
2470,00
40 40₌
77,18
₌
61,75
b. Varians b. Varians
₌
2407,7760
₌
6027,5
40-1 40-1₌
2407,776
₌
6027,5
39 39
₌
61,7378
₌
154,5513
c. Simpangan Baku c. Simpangan Baku
₌
7,8573
₌
12,431
VARIABEL X DAN VARIABEL Y
n
X X
1
)( 2
2
n
X X S
n
Y Y
1
)( 2
2
n
Y Y S
2S S
2S S
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 130/148
No X Y Ŷ Y-Ŷ Xi Xi - X (Xi - X)² Zi Fzi Szi IFzi-SziI
1 63 30 41,3350 -11,3350 -11,3350 -11,6215 135,0593 -2,14 0,0161 0,0250 0,009
2 63 35 41,3350 -6,3350 -11,1550 -11,4415 130,9079 -2,11 0,0175 0,0500 0,033
3 64 40 42,7550 -2,7550 -9,7350 -10,0215 100,4305 -1,85 0,0323 0,0750 0,043
4 65 45 44,1750 0,8250 -6,3350 -6,6215 43,8443 -1,22 0,1111 0,1000 -0,011
5 66 45 45,5950 -0,5950 -6,2150 -6,5015 42,2695 -1,20 0,1154 0,1250 0,010
6 67 50 47,0150 2,9850 -6,2150 -6,5015 42,2695 -1,20 0,1154 0,1500 0,035
7 67 50 47,0150 2,9850 -3,3150 -3,6015 12,9708 -0,66 0,2534 0,1750 -0,078
8 69 55 49,8550 5,1450 -3,2550 -3,5415 12,5422 -0,65 0,2569 0,2000 -0,0579 69 60 49,8550 10,1450 -2,7550 -3,0415 9,2507 -0,56 0,2875 0,2250 -0,063
10 71 60 52,6950 7,3050 -2,6350 -2,9215 8,5352 -0,54 0,2951 0,2500 -0,045
11 71 55 52,6950 2,3050 -1,9550 -2,2415 5,0243 -0,41 0,3397 0,2750 -0,065
12 74 55 56,9550 -1,9550 -1,9550 -2,2415 5,0243 -0,41 0,3397 0,3000 -0,040
13 74 55 56,9550 -1,9550 -1,9550 -2,2415 5,0243 -0,41 0,3397 0,3250 -0,015
14 74 55 56,9550 -1,9550 -1,8950 -2,1815 4,7589 -0,40 0,3438 0,3500 0,006
15 75 70 58,3750 11,6250 -0,5950 -0,8815 0,7770 -0,16 0,4355 0,3750 -0,060
16 76 75 59,7950 15,2050 -0,4750 -0,7615 0,5799 -0,14 0,4442 0,4000 -0,044
17 76 60 59,7950 0,2050 0,2050 -0,0815 0,0066 -0,02 0,4940 0,4250 -0,069
18 76 60 59,7950 0,2050 0,2050 -0,0815 0,0066 -0,02 0,4940 0,4500 -0,044
19 77 55 61,2150 -6,2150 0,2650 -0,0215 0,0005 0,00 0,4984 0,4750 -0,023
20 77 55 61,2150 -6,2150 0,2650 -0,0215 0,0005 0,00 0,4984 0,5000 0,002
21 78 60 62,6350 -2,6350 0,8250 0,5385 0,2900 0,10 0,5395 0,5250 -0,015
22 78 65 62,6350 2,3650 0,9450 0,6585 0,4336 0,12 0,5483 0,5500 0,002
23 79 65 64,0550 0,9450 1,0050 0,7185 0,5162 0,13 0,5527 0,5750 0,022
24 80 65 65,4750 -0,4750 1,6850 1,3985 1,9558 0,26 0,6017 0,6000 -0,002
25 81 65 66,8950 -1,8950 1,6850 1,3985 1,9558 0,26 0,6017 0,6250 0,023
26 82 65 68,3150 -3,3150 1,7450 1,4585 2,1272 0,27 0,6060 0,6500 0,044
27 82 70 68,3150 1,6850 1,7450 1,4585 2,1272 0,27 0,6060 0,6750 0,069
28 82 70 68,3150 1,6850 2,3050 2,0185 4,0743 0,37 0,6451 0,7000 0,055
29 83 70 69,7350 0,2650 2,3650 2,0785 4,3202 0,38 0,6492 0,7250 0,076
30 83 70 69,7350 0,2650 2,4250 2,1385 4,5732 0,39 0,6533 0,7500 0,097
31 83 60 69,7350 -9,7350 2,4250 2,1385 4,5732 0,39 0,6533 0,7750 0,122
32 84 60 71,1550 -11,1550 2,9850 2,6985 7,2819 0,50 0,6906 0,8000 0,109
33 84 75 71,1550 3,8450 2,9850 2,6985 7,2819 0,50 0,6906 0,8250 0,134
DAFTAR UJI NORMALITAS GALAT TAKSIRAN Y ATAS X
DENGAN UJI LILIEFORS
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 131/148
34 85 75 72,5750 2,4250 3,8450 3,5585 12,6629 0,66 0,7441 0,8500 0,106
35 85 75 72,5750 2,4250 3,9050 3,6185 13,0935 0,67 0,7476 0,8750 0,127
36 86 75 73,9950 1,0050 5,1450 4,8585 23,6050 0,90 0,8148 0,9000 0,085
37 89 75 78,2550 -3,2550 7,3050 7,0185 49,2593 1,29 0,9021 0,9250 0,023
38 89 80 78,2550 1,7450 10,1450 9,8585 97,1900 1,82 0,9654 0,9500 -0,015
39 89 80 78,2550 1,7450 11,6250 11,3385 128,5616 2,09 0,9817 0,9750 -0,007
40 91 85 81,0950 3,9050 15,2050 14,9185 222,5616 2,75 0,9970 1,0000 0,003
∑ 3087,00 2470,00 2458,54 11,46 1147,73
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 132/148
1. Kolom ŶContoh :
Ŷ -48,12 1.42 X
-48,12 1.42 (67) 47,0150
2 Kolom Y - ŶXi 50,0000 47,0150 2,9850
3 Kolom Y - Ŷ atau (Xi) yang sudah diurutkan dari data terkecil sampai data terbesar
4 Kolom Xi - Xi
Contoh :
Xi - Xi 2,9850 0,2865 2,6985
5 Kolom (Xi - Xi)2
Contoh :
2,6985 7,2819
6 Kolom Zi
Contoh :
(Xi-Xi) 2,6985
S 5,4248
7 Kolom Zt
Contoh :
Dari kolom Zi kemudian dikonsultasikan tabel distribusi Z contoh : 0.50;
pada sumbu menurun cari angka 0,5; lalu pada sumbu mendatar angka 0
diperoleh nilai Zt = 0,1915
8 Kolom F(zi)
Contoh :
F(Zi) = 0.5 + Z tabel, jika Zi (+) dan = 0.5 - Z tabel, jika Zi (-)
Zi = 0,1915, maka 0.5 - Z tabel = 0,6906
9 Kolom S(zi)
Contoh :
Nomor Responden 33
Jumlah Responden 40
10 Kolom [F(zi) - S(Zi)]
Contoh :
Nilai mutlak antara F(zi) - S(zi)[0,6906 - 0,8250] 0,134
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS GALAT TAKSIRAN
DENGAN UJI LILIEFORS
0,50
0,8250
=
=Zi = =
==
=
+
+
==
=
2= =
=Zi = =
==
=
=
=
=
=
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 133/148
Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho = Data Berdistribusi Normal
Hi = Data Berdistribusi Tidak Normal
1 Lhitung terbesar = 0,134
2 Ltabel = (α = 0.05, n = 40)= 0,886
√40 = 0,886
6,3245
= 0,140
3 Kriteria pengujian :Ho Diterima jika Lhitung < Ltabel
Ho Ditolak jika Lhitung > Ltabel
4 Kesimpulan :
Karena Lhitung < Ltabel, yaitu 0,134 < 0,140 maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima sehingga data berdistribusi normal.
KESIMPULAN UJI NORMALITAS REGRESI
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 134/148
No. X Y X2
Y2
XY
1 63 30 3.969,00 900 1.890,00
2 63 35 3.969,00 1225,00 2.205,00
3 64 40 4.096,00 1600,00 2.560,00
4 65 45 4.225,00 2025,00 2.925,00
5 66 45 4.356,00 2025,00 2.970,00
6 67 50 4.489,00 2500,00 3.350,00
7 67 50 4.489,00 2500,00 3.350,00
8 69 55 4.761,00 3025,00 3.795,00
9 69 60 4.761,00 3600,00 4.140,00 10 71 60 5.041,00 3600,00 4.260,00
11 71 55 5.041,00 3025,00 3.905,00
12 74 55 5.476,00 3025,00 4.070,00
13 74 55 5.476,00 3025,00 4.070,00
14 74 55 5.476,00 3025,00 4.070,00
15 75 70 5.625,00 4900,00 5.250,00
16 76 75 5.776,00 5625,00 5.700,00
17 76 60 5.776,00 3600,00 4.560,00
18 76 60 5.776,00 3600,00 4.560,00
19 77 55 5.929,00 3025,00 4.235,00
20 77 55 5.929,00 3025,00 4.235,00
21 78 60 6.084,00 3600,00 4.680,00
22 78 65 6.084,00 4225,00 5.070,00
23 79 65 6.241,00 4225,00 5.135,00
24 80 65 6.400,00 4225,00 5.200,00
25 81 65 6.561,00 4225,00 5.265,00
26 82 65 6.724,00 4225,00 5.330,00
27 82 70 6.724,00 4900 5.740,00
28 82 70 6.724,00 4900 5.740,00
29 83 70 6.889,00 4900 5.810,00
30 83 70 6.889,00 4900 5.810,00
31 83 60 6.889,00 3600 4.980,00
32 84 60 7.056,00 3600 5.040,00
33 84 75 7.056,00 5625 6.300,00
34 85 75 7.225,00 5625 6.375,00
35 85 75 7.225,00 5625 6.375,00
36 86 75 7.396,00 5625 6.450,00
37 89 75 7.921,00 5625 6.675,00
38 89 80 7.921,00 6400 7.120,00 39 89 80 7.921,00 6400 7.120,00
40 91 85 8 281 00 7225 7 735 00
DAFTAR PERHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN
PERHITUNGAN REGRESI LINIER SEDERHANA
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 135/148
Diketahui :
∑X = 3087,00 ∑Y² = 158550,00
∑Y = 2470,00 ∑XY = 194050,00
∑X² = 240647,00 n = 40
Persamaan Regresi : Ŷ = a + bx
a =
= -4634260,0000
= -4634260,0000
96311,0000
= -48,12
b =
=
= 137110,00
96311,00
= 1,42361724
Jadi persamaan regresinya adalah Ŷ = -48,12 + 1,42X
n (∑X²) - (∑X)²
96311,0000
n (∑XY) - (∑X)(∑Y)n (∑X²) - (∑X)²
MODEL REGRESI SEDERHANA Ŷ = a + bx
(∑Y)(∑X²) - (∑X)(∑XY)
PERHITUNGAN PERSAMAAN REGRESI LINIER SEDERHANA
VARIABEL Y ATAS VARIABEL X
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 136/148
No X Y Ŷ Y - Ŷ Xi Xi - X (Xi - X
1 63 30 41,34 -11,34 -11,3350 -11,6165 134,94
2 63 35 41,34 -6,34 -11,1550 -11,4365 130,79
3 64 40 42,76 -2,76 -9,7350 -10,0165 100,33
4 65 45 44,18 0,82 -6,3350 -6,6165 43,778
5 66 45 45,60 -0,60 -6,2150 -6,4965 42,204
6 67 50 47,02 2,98 -6,2150 -6,4965 42,204
7 67 50 47,02 2,98 -3,3150 -3,5965 12,934
8 69 55 49,86 5,14 -3,2550 -3,5365 12,506
9 69 60 49,86 10,14 -2,7550 -3,0365 9,220
10 71 60 52,70 7,30 -2,6350 -2,9165 8,50611 71 55 52,70 2,30 -1,9550 -2,2365 5,001
12 74 55 56,96 -1,96 -1,9550 -2,2365 5,001
13 74 55 56,96 -1,96 -1,9550 -2,2365 5,001
14 74 55 56,96 -1,96 -1,8950 -2,1765 4,737
15 75 70 58,38 11,62 -0,5950 -0,8765 0,768
16 76 75 59,80 15,20 -0,4750 -0,7565 0,572
17 76 60 59,80 0,20 0,2050 -0,0765 0,005
18 76 60 59,80 0,20 0,2050 -0,0765 0,005
19 77 55 61,22 -6,22 0,2650 -0,0165 0,000
20 77 55 61,22 -6,22 0,2650 -0,0165 0,00021 78 60 62,64 -2,64 0,8250 0,5435 0,295
22 78 65 62,64 2,36 0,9450 0,6635 0,440
23 79 65 64,06 0,94 1,0050 0,7235 0,523
24 80 65 65,48 -0,48 1,6850 1,4035 1,969
25 81 65 66,90 -1,90 1,6850 1,4035 1,969
26 82 65 68,32 -3,32 1,7450 1,4635 2,141
27 82 70 68,32 1,68 1,7450 1,4635 2,141
28 82 70 68,32 1,68 2,3050 2,0235 4,094
29 83 70 69,74 0,26 2,3650 2,0835 4,341
30 83 70 69,74 0,26 2,4250 2,1435 4,594
31 83 60 69,74 -9,74 2,4250 2,1435 4,594
32 84 60 71,16 -11,16 2,9850 2,7035 7,308
33 84 75 71,16 3,84 2,9850 2,7035 7,308
34 85 75 72,58 2,42 3,8450 3,5635 12,698
35 85 75 72,58 2,42 3,9050 3,6235 13,129
36 86 75 74,00 1,00 5,1450 4,8635 23,653
37 89 75 78,26 -3,26 7,3050 7,0235 49,329
38 89 80 78,26 1,74 10,1450 9,8635 97,288
39 89 80 78,26 1,74 11,6250 11,3435 128,67
40 91 85 81,10 3,90 15,2050 14,9235 222,71
3087,00 2470,00 2458,74 11,46 114
DAFTAR PERHITUNGAN RATA-RATA, VARIANS,
DAN SIMPANGAN BAKU REGRESI LINIER SEDERHANA
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 137/148
Rata-rata :
1 ΣXi
n
= 11,4600
40= 0,2865
2 Varians :
S2
= Σ(X-X)2
n - 1
= 1147,7285
39
= 29,4289
3 Simpangan Baku :
SD S2
= 29,4289
= 5,4248
PERHITUNGAN RATA-RATA, VARIANS,
DAN SIMPANGAN BAKU REGRESI LINIER
X
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 138/148
No k X Y X2
Y2
XY
1 1 63 30 3969,00 900,00 1890,00
2 63 35 3969,00 1225,00 2205,00
3 2 64 40 4096,00 1600,00 2560,00
4 3 65 45 4225,00 2025,00 2925,00
5 4 66 45 4356,00 2025,00 2970,00
6 5 67 50 4489,00 2500,00 3350,00
7 67 50 4489,00 2500,00 3350,00
8 6 69 55 4761,00 3025,00 3795,00
9 69 60 4761,00 3600,00 4140,00
10 7 71 60 5041,00 3600,00 4260,0011 71 55 5041,00 3025,00 3905,00
12 8 74 55 5476,00 3025,00 4070,00
13 74 55 5476,00 3025,00 4070,00
14 74 55 5476,00 3025,00 4070,00
15 9 75 70 5625,00 4900,00 5250,00
16 10 76 75 5776,00 5625,00 5700,00
17 76 60 5776,00 3600,00 4560,00
18 76 60 5776,00 3600,00 4560,00
19 11 77 55 5929,00 3025,00 4235,00
20 77 55 5929,00 3025,00 4235,00
21 12 78 60 6084,00 3600,00 4680,00
22 78 65 6084,00 4225,00 5070,00
23 13 79 65 6241,00 4225,00 5135,00
24 14 80 65 6400,00 4225,00 5200,00
25 15 81 65 6561,00 4225,00 5265,00
26 16 82 65 6724,00 4225,00 5330,00
27 82 70 6724,00 4900,00 5740,00
28 82 70 6724,00 4900,00 5740,00
29 17 83 70 6889,00 4900,00 5810,00
30 83 70 6889,00 4900,00 5810,00
31 83 60 6889,00 3600,00 4980,00
32 18 84 60 7056,00 3600,00 5040,00
33 84 75 7056,00 5625,00 6300,00
34 19 85 75 7225,00 5625,00 6375,00
35 85 75 7225,00 5625,00 6375,00
36 20 86 75 7396,00 5625,00 6450,00
37 21 89 75 7921,00 5625,00 6675,00
38 89 80 7921,00 6400,00 7120,00
39 89 80
7921,00 6400,00 7120,0040 22 91 85 8281,00 7225,00 7735,00
∑ 3087 00 2470 00 240647 00 158550 00 194050 00
DAFTAR PERHITUNGAN UNTUK UJI KEBERARTIAN
REGRESI DAN UJI KELINIERAN REGRESI
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 139/148
∑X = 3087 ∑Y = 2470
∑X² = 240647 ∑Y² = 158550
∑XY = 194050 n = 40
JK (T) = = 158550
2. Mencari jumlah kuadrat regresi (a)
JK (a) = = 152523
3. Mencari jumlah kuadrat regresi (b/a)
JK (b/a) =
=
= 4867,405
= 4867,41
4. Mencari jumlah kuadrat residu
JK res = JK(T) - JK(a) - JK (b/a) = 158550 - 152523 - 4867.41 = 1160,09
5. Mencari derajat kebebasan (DK)
Tiap jumlah kuadrat (JK) mempunyai derajat kebebasan masing-masing yaitu:
1 untuk JK (a)
1 untuk JK (b/a)
n-2 untuk JK res = 40 - 2 = 38
6. Menentukan rata-rata kuadrat tengah (KT)
Tiap-tiap jumlah kuadrat regresi dibagi derajar kebebasan masing-masing:
JK (b/a) = 4867,41 4867,41
1
JK res = 1160,09 30,53
PERHITUNGAN UJI KEBERARTIAN REGRESI
1. Mencari jumlah kuadrat total
==
2Y
nY
2
n
Y X XY b
.
.
40
247030871940501,42
X
2Y
nY
2
n
Y X XY b
.
.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 140/148
7. Kriteria pengujian
Ho = Regresi tidak berarti
Ha = Regresi berarti
Ho diterima = Jika F hitung < F tabel
Ho ditolak = Jika F hitung > F tabel
8. Menentukan keberartian model regresi
Fhitung =
= 4867,4130,53
= 159,44
Hasil Perhitungan tersebut di atas kemudian di konsultasikan dengan tabel distribusi F dengan
dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) = 38 pada taraf signifikan diperoleh Ftabel 4,10.
Dengan demikian F hitung (159.44) > F tabel (4,10) yang berarti Ho diterima. Kesimpulan dari
perhitungan ini adalah model persamaan regresi yang digunakan adalah berarti atau signifikan.
)(
/
S JK
ab JK )(
/
S JK
ab JK
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 141/148
1. Mencari jumlah kuadrat kelinieran galat
JK (E) =
= 12.50 + 0 + 12.50 + 12.50 + 0 + 150 + 0 + 12.50 + 16.67 + 66.67 + 112.5 + 0 + 16.67
= 412,5
= 412,50
2. Menentukan jumlah kuadrat Tuna Cocok / JK (TC)
JK (TC) = JK res - JK (E) = 1160,09 - 412,5
= 747,59
3. Menentukan derajat kebebasan (DK)
Tiap jumlah kuadrat (JK) mempunyai derajat kebebasan masing-masing yaitu:
(k-2) untuk JK (TC) = 22-2 = 20 (n-k) untuk JK (E) = 40-22 = 18
4. Menentukan rata-rata kuadrat tengah (KT)
Tiap-tiap jumlah kuadarat regresi dibagi derajat kebebasan masing-masing :
KT Tuna Cocok JK (TC) = 747,59 = 37,3795
k-2 20
KT kekeliruan JK (E) = 412,50 = 22,9167
n-k 18
5. Kriteria pengujian
Ho = bentuk regresi linier
Ha = bentuk regresi linier
6. Menentukan kelinieran model regresi
Fhitung = = 37,3795 = 1,63
22,9167
Hasil perhitungan tersebut di atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel distribusi F dengan
dk pembilang (k-2) = 20 dan dk penyebut (n-k) = 18 pada taraf signifikan 0,05 diperoleh
Ftabel 2,19. Dengan demikian F hitung (1,63) < F tabel (2,19). Hal ini berarti Ho diterimasehingga dapat diartikan bahwa persamaan regresi yang digunakan merupakan model
regresi linier.
PERHITUNGAN UJI KELINIERAN REGRESI
n
Y Y
2
2
n
Y Y
2
2
)(
)(
E RJK
TC RJK
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 142/148
Total n ∑Y2
∑Y²
Regresi (a) 1 (∑Y)2
(∑Y)2
n n Fh > Ft
Regresi (b/a) 1 JKreg = JK(b/a) S²reg = JK(b/a) S2reg Maka
S2res regresi
Residu n - 2 JKres S2res = JKres Berarti
n-2
Tuna Cocok k - 2 JK (TC) JK (TC) S2TC Fh < Ft
k-2 S2e Maka
Regresi
Galat Kekeliruan n - k JK (E) JK (E) Linier
n - k
Total 40 158550,00
Regresi (a) 1 152523,00 152523,00
Regresi (b/a) 1 4867,41 4867,41 159,44 4,10
Residu 38 1160,09 30,53
Tuna Cocok 20 747,59 37,38 1,63 2,19
Galat Kekeliruan 18 412,50 22,92
DAFTAR ANALISIS VARIANS
UNTUK UJI KEBERARTIAN DAN KELINIERAN REGRESI
Sumber
Variansdk
Jumlah
Kuadrat (JK)
Rata-rata
JumlahFhitung Ftabel
Fhitung FtabelSumber
Variansdk
Jumlah
Kuadrat (JK)
Rata-rata
Jumlah
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 143/148
Diketahui:
n = 40
SX = 3087,00
SX2
= 240647,00
SY = 2470
SY2
= 158550
SXY = 194050
Dimasukkan ke dalam rumus:
r xy =
= 7762000 - 7624890
96311 x 241100
= 137110
23220582100
= 137110
152383,0112
= 0,899772218
0,9
PERHITUNGAN UJI KOEFISIEN KORELASI
PRODUCT MOMENT
2222
Y Y n X X n
Y X XY n
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dengan rumus product moment di atas, diperoleh
nilai r xy sebesar 0,90 (r xy > 0), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan variabel Y.
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 144/148
Untuk mencari seberapa besar variasi variabel Y yang ditentukan oleh variabel X,
maka digunakan uji koefisien determinasi dengan rumus:
KD = r XY2
x 100%
= 0,90 x 100%
= 0,8100 x 100%
= 81,00%
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hasil Belajar ditentukan oleh
Motivasi Berprestasi sebesar 81%
DAFTAR PERHITUNGAN UNTUK KOEFISIEN DETERMINASI
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 145/148
0,81
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 146/148
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 147/148
11 Sumiati, Asra, Metode pembelajaran, ( Bandung: CV Wacana
prima, 2007) hal. 60
12 Ngalim,Purwanto,Drs,M,MP. 2004. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 95-96
13 Ngalim,Purwanto,Drs,M,MP. 2004. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 97-98
14 Rasyad Aminuddin. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: UHAMKA Press, hal. 31
15 Rasyad Aminuddin. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: UHAMKA Press, hal. 31-34
16 Shadiq Fadjar, Logika Matematika dan Pemecahan Masalah
dalam Pembelajaran Matematika SMA, (Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008 ) hal. 1
17 http:/id.wikipedia.org/wiki/matematika diakses tanggal 27 Juli 2009
18 Aburrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar , ( Jakarta: Depdikbud & Rineka Cipta, 2003 ) hal. 255
19 Aburrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar , ( Jakarta: Depdikbud & Rineka Cipta, 2003 )hal. 25220 E. T. Rusefendi. 1985. Pengajaran Matematika Modern untuk
Orang Tua Murid, Guru, dan SPG, hal. 48
21 Shadiq Fadjar, Logika Matematika dan Pemecahan Masalah
dalam Pembelajaran Matematika SMA, (Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008 ) hal. 2
22 Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2001 ) hal. 66
23 Aburrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar , ( Jakarta: Depdikbud & Rineka Cipta, 2003 )hal. 38
24 Djaali,Proof,Dr,H.PsikologiPendidikan.
Bumi Aksara:Jakarta.2008, hal. 107-108
8/15/2019 NOVITA CHAERANI-FITK
http://slidepdf.com/reader/full/novita-chaerani-fitk 148/148
25 Winkel, W.S.1997. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta, Media
Abadi, hal. 197 26 Djaali,Proof,Dr,H.PsikologiPendidikan.
Bumi Aksara:Jakarta.2008, hal. 103
27 Arikunto, Suharsimi, Dasa-dasarEvaluasi Pendidikan (edisirevisi) , (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet.ke-6, hal. 207-208
28 Arikunto, Suharsimi, Dasa-dasarEvaluasi Pendidikan (edisi
revisi) , (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet.ke-6, hal. 213-214
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP: 19480323 1982 03 1 001 NIP: 19700528 1996 03 2 002