99
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: TAMAM SYARIF 11110195 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN

SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TAMAM SYARIF

11110195

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

ii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id email : [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelahdikoreksidandiperbaiki, makaskripsisaudara:

Nama : Tamam Syarif

NIM : 11110195

Fakultas : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN

KECAMATAN SURUH KABUPATEN

SEMARANG 2014

Telah kami setujuiuntukdimunaqosahkan.

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id email : [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tamam Syarif

NIM : 11110195

Fakultas : Tarbiyah

Program studi : PAI

Menyatakan bahwa skripsi ini yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

iv

KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT TAHAJUD

DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI

PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KABUPATEN

SEMARANG

TAHUN 2015

DISUSUN OLEH

NAMA TAMAM SYARIF

NIM 11110195

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tangal 11 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

v

MOTTO

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al Mujaadilah

58/11, Syamil Al Qur‟an Terjemah, 2007:543).

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

vi

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan restu, dukungan baik

moril maupun materil;

2. Saudara-saudaraku (Mas Badarudin, Mak Sri, Mbak Siti Mudhaqiroh,

Mas Sugiyanto, Mas Sofwan, Mbak Lichah, Mas Rohmat, Mbak Yani,

Mbak Fidah, Mas Yidin, Mbak Tsuaibatul, Mas Dul, Mas Barrul, Mbak

iin, Faticha, Nandy, Maghfur, dan segenap ponakanku semua yang tidak

bisa saya sebutkan satu-persatu, yang telah mendukungku dalam segala

hal;

3. Bapak M Ghufron, M.Ag. yang telah sabar dalam mengarahkan dan

memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini;

4. Teman-teman (Ustadz Safarudin, Agus, Majid, Salis, Nova) yang selalu

memberikan semangat dan dorongan;

5. Teman-teman HIMMATUTTAQWA (Himpunan Muda-Mudi Masjid

Baituttaqwa) dan GEMMARS (Generasi Muda Mandiri RT Sepuluh)

Krajan Kedugringin;

6. Teman-teman HAPE (Himpunan Anak PAI.E)

7. Dek Umi Coirotunisak yang selalu memberikan semangat

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yangtelah melimpahkan

rahmat, taufiq serta hidayanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada sang revormasi

sejati yaitu Nabiyullah Agung Muhammad SAW keluarga serta para sahabatnya

yang membawa kebenaran dari zaman jahiliyyah hingga terang seperti saat ini.

Yang akan kita nanti-nantikan syafaatnya besok di yaumil qiyamah. Amin.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang 2014/2015. Penulisan skripsi ini dapat

selesai tidak lepas dari kehendak Allah SWT, dan berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga

3. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd sebagai Ketua Studi Pendidikan Agama Islam

4. Bapak M. Ghufron, M.Ag yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan

tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian

penulisan skripsi iniyang telah mendorong serta memberikan semangat

kepada Mahasisiawa

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

viii

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selsesai;

6. Ibudan Bapakku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi

tercapainya cita-cita;

7. Saudara-Saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu

memeberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini;

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, dikarenakan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis

sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan,

bagi agama, nusa dan bangsa, amin.

Salatiga, 16 Maret 2015

Penulis

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

ix

ABSTRAK

Syarif, Tamam. 2015. 11110195. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN

SURUH KABUPATEN SEMARANG. Skripsi. Jurusan

Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M.

Ghufron, M.Ag.

Kata Kunci : Nilai Pendidikan Islam, Sedekah Desa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: sejarah sedekah desa

kedungringin kecamatan suruh kabupaten semarang. Subyek penelitian, tokoh

agama, tokoh masyarakat dan warga. Pengumpulan data menggunakan

wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengetahui data yang

falid.Pendidikan merupakan organisasi, teknik dan upaya yang dipergunakan

sebagai sarana untuk mentransfer nilai-nilai dan tradisi masyarakat dari tradisi

terdahulu ke generasi yang akan datang, atau dari orang tua ke anaknya. Melalui

pendidikan pulalah, peradaban umat manusia yang berkembang dikarenakan ilmu

pengetahuan yang berkembang pesat sesuai pandangan dan misi masyarakat

dalam kehidupanya.

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, peneliti

mengamati secara langsung pada acara sedekah desa dan wawancara dengan

tokoh masyarakat, dan tokoh agama juga warga.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Tradisi sedekah desa ini sangat

penting sekali karena ini adalah mewujudkan syukur kepada Allah SWT,

melestarikan kebudayaan yang ada di indonesia juga terdapat nilai-nilai

pendidikan, yaitu nilai syukur, nilai ibadah, nilai gotong royong, nilai persatuan

dan kesatuan, juga manfaat dari pada sedekah desa ini, sejarah dari seekah desa ini

adalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang yang pertama

kali dikuburkan di makam kedungringin yang bernama nyai mboro, adapun

prosesi dari sedekah desa adalah, kirim doa masyarakat berkumpul bersama

dengan membawa ambengan pada Hari Selasa Kliwon, sumber dananya dari

masing-masing kepala keluarga sebesar Rp 30.000 untuk kalangan menengah

kebawah, dan Rp 70.000 untuk menengah keatas. Dana ini di pergunakan untuk

penyewaan tenda memberikaan konsumsi dari persiapan acara hinggga selesai

puncak acara, dan untuk mengundang pagelaran wayang, sedekah desa ini

menghabiskan biaya sebesar Rp 18.000.000.00 untuk keseluruhan dari awal

hingga akhir acara selesai.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................... vii

ABSTRAK............................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 6

C. Tujuan Penulisan................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

E. Definisi Operasional .......................................................... 8

1. Nilai........................................................... .................. 8

2. Pendidikan Islam.............................................. ............ 9

3. Tradisi................................................. ......................... 10

4. Sedekah............................... ........................................ 10

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

xi

F. Metode Penelitian............................................................. 10

1. Jenis Penelitian................................................... ........ 10

2. Tempat Penelitian.............................................. ......... 10

3. Subjek Penelitian................................................ ........ 11

4. Metode Pengumpulan Data.................................. ....... 11

5. Teknik Analisis Data......................................... ......... 14

G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................. 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam .................................. 18

1. Pengertian Nilai............................................................ 18

2. Pendidikan Islam .......................................................... 20

3. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam.............................. 35

4. Ruang Lingkup Pendidkan Islam.............................. .... 38

5. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.............................. 39

6. Metode Pendidikan Islam.......................................... ... 45

B. Tinjauan Tentang Tradisi Sedekah Desa ............................ 47

BAB III LAPORAN PENELITIAN

A. Letak Geografis Desa Kedungringin................................... 53

1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ................ 54

2. Pemeluk Agama ........................................................... 55

3. Pendidikan Masyarakat Desa Kedungringin ................. 56

4. Sarana...................................................................... .... 57

B. Upacara Sedekah Desa…………………………….. .......... 58

C. Acara-Acara Dalam Tradisi Sedekah Desa.......................... 63

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

xii

1. Bersih Lingkungan............................................ 63

2. Doa Bersama...................................................... 63

3. Hiburan Pagelaran Wayang............................... 63

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sejarah Tradisi Sedekah Desa ......................................... 69

B. Prosesi Tradisi Sedekah Desa .......................................... 69

C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam ........................................... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 77

B. Saran .............................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .......................... 54

Tabel 3.2 Data Pemeluk Agama ............................................................. 55

Tabel 3.3 Pendidikan Masyarakat Desa Kedungringin ............................ 56

Tabel 3.4 Sarana Pendidikan .................................................................. 57

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pustaka......................................................................................... 81

Pedoman Wawancara.............................................................................. 82

Riwayat Hidup Penulis............................................................................ 83

Surat Bukti Penelitian..............................................................................84

Lembar Konsultasi.................................................................................. 85

Surat Keterangan Kegiatan..................................................................... 86

Dokumentasi............................................................................................ 90

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan organisasi, teknik dan upaya yang dipergunakan

sebagai sarana untuk mentransfer nilai-nilai dan tradisi masyarakat dari tradisi

terdahulu ke generasi yang akan datang, atau dari orang tua ke anaknya.

Melalui pendidikan pulalah, peradaban umat manusia yang berkembang

dikarenakan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat sesuai pandangan dan

misi masyarakat dalam kehidupanya.

Pendidikan mempunyai kontribusi yang besar dalam ,penyelesaiakan

problem-problem kemasyarakatan kekinian, dan menawarkan solusi pemikiran

yang benar bagi generasi muda dengan cara berfikir ilmiah dan mendalam.

Sehingga peranan pemuda dalam masyarakat mempunyai dasar pemikiran yang

kokoh, bukan pemikiran impor dan instan dan bersumber dari nilai-nilai dan

tradisi, serta sesuai dengan aturan yang diinginkan oleh pemuda dan

semangatnya,tanpa menghilangkan kepribadian masyarakat. Dengan demikian

perubahan dalam masyarakat senantiasa akan berlangsung secara terus

menerus menuju keutamaan, dan dapat melewati berbagai rintangan dan

menghindari berbagai kesalahan-kesalahan. Maka harus dibuang jauh-jauh

seruan untuk mengimpor pola pemikiran dan sistem pendidikan yang berbeda

dengan pola pemikiran, aqidah dan ideologi dalam masyarakat setempat

(Hafid&Kastolani, 2009:7).

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

2

Pendidikan dan pengajaran adalah sesuatu yang hidup dan dinamis,

berkembang dalam masyarakat karena untuk mengabdi kepada kebudayaan dan

peradabanya dan generasi muda untuk hidup di masyarakat,

mengembangkanya untuk berangsur-angsur,rasional sesuai dengan kebutuhan

dan filsafatnya dalam kehidupan (Hafid&Kastolani, 2009:8).

Kiyai dimasyarakat desa kedungringin ini mengadakan tradisi sedekah

desa ini menggunakan dasar niat yaitu niat syukur atas rahmat, nikat iman, nikmat

kesehatan, yang sampai saat ini masyarkat telah diberi umur panjang, kesehatan,

aman desanya, tentram dan sejahtera, dari Allah SWT. Kiyai juga meluruskan

aqidahnya atau keimananya bahwa segala sesuatu yang ada dibumi ini adalah

milik Allah dan Allah lah yang patut disembah dan tempat untuk berdoa atau

meminta.

Mengenalkan atau meluruskan akidah masyarakat Desa Kedugringin

kepada Allah SWT. Bukan jin atau pohon-pohon besar tempat memintamu tapi

hanya Allah Jallajalaluh tempat memintamu Allah Maha Agung. Sperti dalam

Al-Qur‟an Allah berfirman:

Artinya Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku (Mujama‟ Al Malik Fahd Li Thiba‟at Al Mush-Haf:862)

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

3

Selain itu upacara berfungsi pula untuk mengukuhkan ikatan solidoritas.

Sehingga upacara tradisional mempunyai fungsi sosial, kultural dan religi.

Dalam masyarakat agraris dapat dijumpai tradisi yang masih dilakukan dan

dilestarikan oleh pedukungnya saat ini. Salah satu tradisi yang masih dilakukan

sampai saat ini ada tradisi dekahan desa. Tradisi ini dilaksanakan masyarakat

sebagai wujud rasa syukuran adat Desa atas karunia Allah SWT berupa rizki,

kesehatan dan ketentraman.

Tradisi sedekah desa ini merupakan syukuran adat desayang sampai

sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat, termasuk

masyarakat di desa kedungringin kecamatan suruh kabupaten semarang. Pada

hakekatnya tradisi tersebut merupakan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh

warga masyarakat dalam usaha bersama untuk mendapatkan, ketentraman

bersama, dalam hal ini ulama desa/kiyai menggunakan dalil tentang menjaga

tradisi yaitu Surat Ar-Ra‟d ayat 11, dandalil sedekah surat An-Nahl dan syukur

dalam surat Al-Baqarah ayat 195 sedekah desa ini biasanya dilaksanakan setiap

1 Tahun sekali pada Hari Selas Kliwon, 19 Agustus yang didukung oleh

seluruh warga dan masyarakat, biasanya acara tradisi sedekah desa ini, setiap

kepala keluarga dimintai iuran itupun ada 2 golongan, golongan pertama

menengah kebawah sebesar Rp 30.000 dan golongan ke 2 menengah keatas

yang terhitung lebih dari mampu sebesar Rp 70.000, seleanjutanya uang

tersebut ditarik oleh ketua RT dan kemudian dikumpulkan kepada panitia

penyelenggara Sedekah Desa dengan ketua bapak Notosusanto dan bendahara

bapak Taslan, agar dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti:

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

4

penyewaan tenda, konsumsi, dan untunk mengundang penyelenggaraan

wayang.

Kemudain pada Hari Selasa Pukul 07:00 WIB seluruh warga dan

masyarakat berkumpul bersama dilokasi utuk menyiapkan tempat pagelaran

wayang yang akan diselenggarakan pada puncak acara pada siang dan malam

harinya, biasanya sebelum menyiapkan tempat, menata berbagai keperluan dsb.

Seluruh warga dan masyarakat menikmati hidangan yang sudah disediakan

oleh panitia.

Setelah selesai menikmati hidangan, warga dan masyarakat memanjatkan

doa bersama dengan membaca Tahmid, Tahlil, Sholawat,dan doa sesudah

Tahlil yang di khususkan untuk arwah dan para leluhur yang telah meninggal

dunia, doa ini biasanya dipimpin oleh Kiyai yang dianggap paling sepoh dari

segi umur dan dari segi keilmuanya. Setelah membaca doa bersama-sama

seluruh warga dan masyarakat diminta untuk menikmati hidangan yang berupa

Nasi Tumpeng/ambengan dan ingkung, ini sudah menjadi kebiasaan

masyarakat pedesaan apabila setelah selesai membaca tahlil dan doa biasanya

ada makan bersama, ini adalah bentuk rasa terimakasih oleh panitia karena

sudah mau hadir dan mau untuk mendoakan para sesepoh danleluhur yang

sudah meninggal dunia. Kemudian setelah menikmati hidangan warga dan

masyarakat membersihkan lapangan yang berukuran 20x25m bersama-sama

dan menyiapkan keperluan dsb.

Acara wayangan itu sendiri dilaksanakan pada ahad pukul 14:00 Wib,

saat adzan ashar istirahat dilanjutkan lagi pukul 20:00 Wib atau ba‟da isya,

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

5

pada acara wayang ini biasanya warga mengajak keluarga untuk menyaksikan

langsung dan mendengarkan suara dalang yang lincah memainkan wayang dan

suara gendang dan alat musik tradisioal yang sangat khas suaranya untuk

didengarkan, ada juga yang ingin membeli berbagai makanan dan kuliner baik

anak-anak maupun orang dewasa sekalipun, adapun isi dari pada wayang ini

adalah “mboyong Mbok Sri” maksutnya adalah boyong artinya menghilangkan

dan Sri artinya tikus, maka dapat dijelaskanyaitu menghilngkan tikus yang ada

di sawah karena mayoritas penduduk desa kedungringin ini sebagian besar

petani padi, karena banyak sekali pedagang-pedagang makanan yang datang

dari luar daerah, ada juga pengunjung yang hanya ingin menyaksikan betapa

ramainya pengunjung ia pun rela walaupun harus berdesak-desakan di lokasi

pagelaran wayang tersebut hingga pukul 03:00 Wib dini hari.

Betapa pentingnya tradisi dan kebudayaan di indonesia lebih-lebih tradisi

Sedekah Desa Di Kedungringin ini, antusias warga dan seluruh elemen

masyarakat bersatu padu bergotong royong untuk menunjukan kerukunan

saling menghormati, menghargai dan bisa menunjukan eksistensi diri pada

masyarakat di Desa Kedungringin ini, sebagaiwarga negara indonesia yang

cinta tanah air maka sebaiknya kita wujudkan dengan menjaga dan

melestarikan budaya dan tradisi agar tetap terjaga dan tidak hilang sampai

generasi ke generasi berikutnya.

Tokoh dalam tradisi ini dari nara sumber hasil wawancara dengan bapak

Miftah beliau mengatakan tradisi sedekah desa ini mengikuti Sunan Kalijaga,

yang menyebarkan ajaran-ajaran islam ditanah jawa ini dahulu adalah sunan,

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

6

sunan disini sangat banyak sekali, tetapi kalau wali hanya 9 yaitu wali songo,

kalau wali disini adalah waliyullah atau kekasih Allah, Seperti dalam hadis

ulama adalah warisan para Nabi, kalau sunan belum tentu wali tetapi kalau

wali sudah pasti sunan, dahuluada salah satu yang pertama kali masuk didesa

ini yaitu namanya Nyai Mboro, dan yang pertama kali menempati

kuburan/Makam di Desa Kedungringin, masyarakat disini khususnya kiyai itu

syukuran adat desa kemudian mengirim doa kepada yang pertama kali

menempati makam di desa kedungringin yaitu Nyai Mboro, dengan

menggunakan dasar Nabi Muhammad SAW, dahulu pernah berjalan ditengah

perjalan beliau mendengarkan didalam kubur ada yang menangis kemudian

Nabi membaca al ikhlas 3 kali dan kemudian menancapkan bunga, bertujuan

untuk meringankan siksa kubur.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Maka peneliti mengajukan penelitian yang

berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH

KABUPATEN SEMARANG.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang?

2. Bagaiman prosesi Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang?

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

7

3. Apa sajakah Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam Tradisi

Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejara Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui prosesi Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah

Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pendidikan Islam terkait

dengan strategi pendidikan Islam melalui kebudayaan.

2. Manfaat praktis

Sebagai masukan bagi orang tua untuk memberikan perhatian kepada

anak-anaknya terutama dalam hal pendidikan.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

8

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah fahaman dalam memahami pengertian istilah-

istilah yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh

sebagai berikut :

1. Nilai

a. Harga; kualitas; pada tingkat.

b. Sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak

dicapai.Nilai pembentuk adalah nilai usaha pendidikan yang dapat

mempertinggi pengetahuan, kemampuan,prestasi, dan pembentukan

watak. Nilai Praktis Adalah Sesuatu yang dianggap bermanfaat dan

berharga dalam praktek kehidupan sehari-hari.Nilai religius adalah

sesuatu yang dianggap bermanfaat ditinjau dari segi keagamaan

(Sastrapradja, 2010:339)

Nilai Harga, angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal yang penting

atau berguna bagi kemanusiaan

Nilai agama Nilai-nilai yang berhubungan dengan aktivitas

keagamaan, akhlak, sifat yang terpuji, Sikap yang sesuai dengan aturan

agama, dan sebagainya.

Nilai budaya Nilai-nilai yang bertolak dari perilaku kehidupan sosial

masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Nilai budaya

tersebut dapat mencakup banyak masalah, diantaranya kebiasaan hidup, adat

istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

9

Nilai ekstrinsik nilai karya sastra yang ditentukan oleh faktor-faktor di

luar karya yakni faktor sejarah, sosial, psikologi, dll.Nilai estetika nilai yang

berkaitan dengan keindahan perilaku, penampilan, gaya hidup, dan

sebagainya. Nilai etika nilai yang berkaitan dengan sopan santun,

kesusilaan, kesopanan ucapan, tingkah laku, cara berpakaian dan cara

berhias.Nilai intrinsik nilai karya sastra yang ditentukan oleh karya sastra itu

sendiri.Nilai kehidupan sifat-sifat atau hal-hal penting yang bermanfaat bagi

kehidupan. Nilai moral nilai yang berkaitan dengan baik buruknya

perilaku.Nilai pendidikan nilai yang berkaitan dengan tigkah laku dan sifat

manusia yang terbentuk melalui proses. Nilai psikologi hal-hal yang

berhubungan dengan kejiwaan. Nilai sosial hal-hal yang berhubungan

dengan antara manusia dengan manusia atau berkaitan dengan kegiatan

dengan kegiatan kemanusiaan, sosial dalam suatu masyarakat.

Nilai–nilai kehidupan pesan moral, agama, atau etika sosial yang

disampaikan (Haryanta, 2012:178-179). Nilai sifat-sifat (hal-hal) yang

penting atau berguna bagi kemanusiaan, nilai-nilai agama yang perlu kita

indahkan (W.J.S. Poerwadarminta, 2006:677).

2. Pendidikan Islam

Muhammad Hamid an-Nashir dan Kulah Abd al-Qodir Darwis,

misalnya, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai proses pengarahan

perkembangan manusia (ri‟ayah) pada sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah-

laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan

menuju kesempurnaan. Sementara itu, Omar Muhammad at-Toumi asy-

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

10

Syaibani sebagai disitir oleh M. Arifin, menyatakan bahwa pendidikan

Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan

pribadi atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan di alam sekitarnya

(Roqib, 2009:17-18)

3.Tradisi

Tradisi adalah segala sesuatu (seperti adat, kepercayaan, kebiasaan,

ajaran dsb) yang turun-temurun dari nenek moyang (W.J.S

Poerwadarminta, 2006:1088)

4.Sedekah

Memberi kepada orang miskin dsb (berdasarkan cinta kasih kepada

sesama manusia) memberi kepada fakir miskin (Poerwadarminta, 2006:883)

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Lofland mengemukakan bahwa penelitian kualitatif ditandai dengan

jenis-jenis pertanyaan yang diajukannya, yakni: apakah yang berlangsung

disini? Bagaimanakah bentuk-bentuk fenomena ini?variasi apa yang kita

temukan dalam fenomena ini? Lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu

secara terinci. Secara lebih spesifik (Mulayana, 2010:149).

2.Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dimulai Tanggal 19 Agustus 2014.

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

11

3.Subjek penelitian

Dalam penelitian ini dipilih yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat dan

warga sebagai subjek penelitian atau 3 orang. Subjek yang telah dipilih

tersebut diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

4.Metode Pengumpulan Data

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergatung

beberapa faktor.Paling tidak ditentukan oleh faktor kejelasan tujuan dan

permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/ metodologi,

ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri. Dalam penelitian

yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif ini dipergunakan beberapa

teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan studi dokumentasi. Kedua

teknik akan dijelaskan berikut ini, digunakan peneliti dalam rangka

memperoleh informasi saling melengkapi.

Wawancara (interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview giude (panduan wawancara)

(Nazir, 2003:) interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan

data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik

dan berlandaskan berdasarkan tujuan penelitian (Supriyanto &Mahfudz,

2010:199).

Penelitimelakukanwawancaratatapmukasecaralangsungdengannarasumber

menggunakansoal yang telahdisiapkan.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

12

Observasi adalah pengamatan dan pencatan suatu objek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarmudi, 2004:69), Observasi

ini digunakan untuk memperoleh data, Keadaan dalam Tradisi Sedekah

Desa di Kedungringin.

Penelitimelakukanobservasisecaralangsungpadasaatacaratradisisedekahdes

adanpuncakacarawayanganmelihatsuasanadankeadaandisekitar.

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006).

Penelitimenggunakanalatuntukmengambilgambarsecaralangsungpadasaatb

erdoabersama-samamaupunpuncakacarayaituwayangan.

Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (arikunto, 2002).

Teknik ini digunakanuntuk mengambil data internal perusahan seperti

sejarah perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi( Supriyanto &

Mahfudz, 2010:199-200).

Selain wawancara dan dokumentasi juga menggunakan observasi,

yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap proses/tahapan dalam

pelaksanaan sedekah desa di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang.

Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data

yang memiliki pola yang pasti. Rianse (2009:6) mengatakan “masing-masing

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

13

peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran berdasarkan pengalaman

masing-masing”, namun demikian Lincoln dan Guba (Rianse,2009)

mengatakan terdapat rangkaian prosedur dasar yang dipergunakan dalam

penelitian kualitatif, prosedur itu meliputi tahap orientasi, exsplorasi, dan

member check. Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini melalui

kegiatan sebagai berikut:

1.Tahap Orientasi

Pada saat ini peneliti melakukan kegiatan: Pendekatan tokoh Agama,

tokoh masyarakat dan warga yang menjadi obyek penelitian, dengan tujuan

untuk memperoleh gambaran tentang lokasi dan fokus masalah penelitian,

serta memilih jumlah informasi awal yang memadai untuk memperoleh

informan yang tepat. Melakukan pendalaman terhadap sumber-sumber

bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, guna menyususn

kerangka penelitian dan teori-teor. Melakukan wawancara awal untuk

memperoleh informasi yang bersifat umum yang berkenaan dengan ruang

lingkup penelitian.

2.Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: Mengadakan wawancara

secara intensif dengan subjek penelitian, yaitu tokoh agama, kepala desa,

tokoh masyarakat, dan masyarakat yang mengetahui tradisi yang

dilaksanakan secara turun temurun.

3.Tahap Member Check

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

14

Pada tahap ini, semua data dan informasi yang telah dikumpulkan dan

dicek ulang dengan metode triangulasi, untuk melihat kelengkapan atau

kesempurnaan serta validitas data.pengecekan data ini dilakukan dengan

kegiatan sebagai berikut: Mengecek ulang data-data yang sudah terkumpul

dari wawancara, hasil observasi maupun dokumen. Meminta data atau

informasi ulang kepada subjek penelitian apabila ternyata data yang

terkumpul tersebut belum lengkap.Meminta penjelasan kepada pihak terkait

tentang data siswa yang melanjutkan serta data lain yang berhubungan

dengan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Tujuan utama penelitian ini adalah memahami perilaku manusia

dalam konteks tertentu. Sebagai konsekuensi daritujuan, sifat dan

pendekatan penelitian kualitatif tersebut, maka proses dan teknik analisa

data yang ditempuh peneliti cenderung beragam. Kualitas koseptual,

kreativitas dan intuisi penelitimenentukan keberhasilan analisanya. Sesuai

dengan sifat penelitian yang naturalistic-fenomenologis kualitatif, tentunya

semua informasi yang dijaring dengan berbagai macam alat studi ini

berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek yang diteliti,

pendapat, pengetahuan, pengalaman dan aspek lainya yang berkaitan.

Tentu tidak semua data itu dipindahkan dalam laporan penelitian,

melainkan dianalisis dengan menggunakan prosedur menurut Sugiyono

(2009:45) yaitu: (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

15

keputusan dan verifikasi. Analisis data dalam penilitian naturalistik

kualitatif menurut rianse (2009:65) adalah proses mengatur data untuk

ditafsirkan dan diketahui maknanya.

1.Reduksi Data

Tahap ini dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu wawancara,pengamatan lapangan, dan

dokumen hal-hal pokok dari proyek yang diteliti yang berkenaan

dengan fokus penelitian.

2.Display Data

Pada tahap ini, dilakukan dengan merangkum hal-hal pokok yang

ditemukan dalam susunan dan sistematis, yaitu data disusun dengan cara

menggolongkanya ke dalam pola, tema, unit atau katagori, sehigga tema

sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian diberi makna sesuai

materi penelitian. Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan analisis dan

interpretasi data adalah merupakan proses penyederhanaan dan

transformasi timbunan data mentah, sehingga menjadi kesimpulan-

kesimpulan yang singkat dan bermakna.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

16

3.Verifikasi

Pada tahap ini dilakukan pengajuan tentang kesimpulan yang telah

diambil dengan data pembandingan yang bersumber dari hasil

pengumpulan data dan penunjang lahirnya.Pengujian ini dimaksudkan

untuk melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan

yang diambil dilakukan dengan menghubungkan atau

mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dengan teori-teori para ahli.

Terutama teori yang menjadi kerangka acuan peneliti dan keterkaitanya

dengan temuan-temuan dari penelitian lainya yang relevan, melakukan

proses memberchek mulai dari tahap orientasi sampai dengan kebenaran

data terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan untuk dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

17

G. SistematikaPenulisanSkripsi

Sistematika penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait

dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional

Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek,Metode

Pengumpulan Data, Metode, Analisis Data serta Sistematika

Penulisan

BAB II: Kajian Pustaka

a. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam meliputi: Definisi Nilai dan

Pendidikan Islam

b. Tinjauan tentang Sedekah Desa

BAB III: Hasil Penelitianan

a. Gambaran umumDesa Kedungringin dan Keadaan Sosial

Masyarakat.

b. Tradisi Sedekah Desa di Kedungringin

BAB IV: Analisis Data,meliputi

a) Analisis data tentang tradisi sedekah desa dan nilai pendidikan islam

dalam tradisi sedekah desa

b) Analisis data tentang tradisi sedekah desa serta pembahasan tradisi

sedekah desa

BAB V :Penutupdalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan

saran.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Nilai

Keindahan itu disebut nilai estetik, ia merupakan sejenis nilai,

disamping jenis-jenis nilai lainya. Ada nilai sain dan teknologi, nilai

etik, nilai ekonomi, nilai agama, nilai sosial, nilai politik dan lain-lain,

di samping nilai estetik. Apa yang dikatakan nilai?

Sesuatu yang bernilai ialah sesuatu yang dihargai. Karena ia

berharga, ia dikehendaki, dihasrati, disukai, diamalkan, dicita-citakan.

Sesuatu yang tidak bernilai tidak dihargai, tidak dikehendaki, tidak

disukai atau tidak diamalakan. Salah satu definisi nilai ialah: “Daya

yang dipercayai ada pada sesuatu benda untuk memuaskan hasrat

manusia. Seseorang atau golongan tertarik kepadanya”

Sifat kepuasan menentukan sifat nilai. Kepuasan keindahan

ditimbulkan oleh nilai estetik, kepuasan keindahan ditimbulkan oleh

nilai estetik, kepuasan kebenaran dihasilkan oleh nilai sains dan

falsafah, kepuasan peralatan oleh nilai teknologi, kepuasan kebendaan

oleh nilai ekonomi dan lain-lain. Maka menyatakan suatu benda

bernilai ialah karena alasan tertentu, misalnya alasan kebenaran, alasan

peralatan, alasan ekonomi dan lain-lain.

Misalnya adat, pakaian tradisional, kesenian tradisional bernilai

bagi kaum tua, tapi tidak bagi kaum muda. Bagi kaum muda yang

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

19

bernilai itu ialah sains dan teknologi, pakaian barat, kesenian

kontemporer. Definisi lain baik ditambahkan untuk memperlengkap

gambaran pengertian, suatu benda bernilai, kalau ia berharga bagi kita.

Tanda ia berharga ialah ia menimbulkan kepuasan dalam hati kita

ketika mendapat nilai itu” (Madya, 1988:68) .

Ada bermacam sifat nilai

a. Nilai subjektif dan nilai objektif

nilai subjektif ialah nilai yang berkaitan dengan subjek, sedangkan

nilai objektif berkaitan dengan objek, lepas daripada subjek.

Misalnya, kapak batu (chopper) yang menurut palaean tropoogi

dipergunakan oleh Homo Soloensis, secara objektif nilainya sama

dengan batu b. yang berserakan disungai atau dijalan, tapi bagi

ilmuan ia amat bernilai.

b. Nilai pribadi dan nilai sosial

Nilai pribadi berharga bagi individu, nilai sosial berharga bagi

masyarakat.

c. Nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik;

Nilai yang pertama ialah nilai suatu benda sebagai alat untuk

sesuatu yang lain, nilai sebagai alat untuk membantu sesuatu.

Misalnya uang kertas merupakan alat nilai untuk mas. Nilai

intrinsik mengandung nilai pada dirinya sendiri, pentingnya suatu

benda berkaitan dengan dirinya sendiri. Nilai-nilai itu ialah

kebenaran, kebaikan dan keindahan.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

20

Nilai positif dan nilai negatif

Benda bernilai positif mengandung nilai, benda yang bernilai

negatif tidak mengandung nilai.(Madya, 1988:67-69)Nilai angka

kepandaian; harga sesuatu yang diukur dengan uang; sifat-sifat

yang penting bagi kemanusiaan (Saliman&Sudarsono, 1994:339)

2. Pendidikan Islam

Menurut bahwa pendidikan agama islam merupakan salah satu

bagian dari pendidikan islam. Istilah “Pendidikan Islam” dapat dipahami dalam

berbagai perspektif, yaitu:

1. Pendidikan menurut Islam atau pendidikan yang berdasarkan Islam,

dan atau sistem pendidikan yang Islami . yakni pendidikan yang di

pahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai

fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-

Qur‟an dan al-sunnah/hadis. Dalam pengertian ini pendidikan Islam

dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan

diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar

tersebut.Dalam realitasnya, pendidikan yang dibangun dan

dikembangkan dari kedua sumber dasar tersebut terdapat beberapa

perspektif, yaitu (1) pemikiran, teori dan praktik penyelenggaraanya

melepaskan diri dan/atau kurang mempertimbangkan situasi kongret

dinamika pergumulan masyarakat muslim (era klasik dan

kontemporer) yang mengitarinya; (2) pemikiran, teori dan praktik

penyelenggaraanya hanya mempertimbangkan pengalaman dan

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

21

khasanah keilmuan ulama klasik; (3) pemikiran, teori danpraktik

penyelenggaraanya mempertimbangkan situasi sosio-historis dan

kultural masyarakat kontemporer,dan melepaskan diri dari

pengalaman-pengalaman serta khasanah intelektual ulama klasik; (4)

pemikiran,teori dan praktik penyelenggaraanya mempertimbangkan

pengalaman dan khasanah intelektual Muslim klasik serta

mencermati situasi sosio-historis dan kultural masyarakat

kontemporer.

2. Pendidikankeislaman atau pendidikan agama islam, yakni upaya

mendidik agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilai nya agar

menjadi way of lifee (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam

pengertian yang kedua ini dapat berwujud: (1) segenap kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk membantu seseorang atau

sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan/atau menumbuh

kembangkan ajaran islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan

pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan

dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari; (2)

segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau

lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan/atau tumbuh

kembangnya ajaran islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau

beberapa pihak.

3. Pendidikandalam Islam, atau proses dan praktik penyelenggaraan

pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

22

Islam. Dalam arti proses bertumbuh kembangnya Islam dan

umatnya, baik Islam sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya

dan peradaban, sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sampai

sekarang. Jadi, dalam pengertian yang ketigaini istilah “pendidikan

Islam” dapat dipahami sebagai proses pembudayaan dan pewarisan

ajaran agama, budaya dan peradaban umat islam dari generasi

sepanjang sejarahnya (Muhaimin, 2003:6-8).

Pendidikan islam pada hakikatnya adalah proses perubahan menuju

kearah yang positif dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah

jalan Tuhan yang telah dilaksanakan sejak Zaman Nabi Muhammad SAW.

Pendidikan Islam dalam konteks perubahan ke arah yang positif ini identik

dengan kegiatan dakwah yang biasanya dipahami sebagai upaya untuk

menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. Sejak wahyu pertama

diturunkan dengan program iqro‟ (membaca), pendidikan islam praktis telah

lahir, berkembang, dan eksis dalam kehidupan umat Islam, yakni sebuah proses

pendidikan yang melibatkan dan menghadirkan Tuhan. Membaca sebagai

sebuah proses pendidikan dilakukan dengan menyebut nama Tuhan yang maha

Menciptakan (Roqib,2009:18-19)

Kebudayaan umumnya dikatakan sebagai proses atau hasil krida, cipta,

rasa, dan karsa manusia dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang

berasal dari alam sekelilingnya. Alam ini, di samping memberikan fasilitas

yang indah, juga menghadirkan tantangan yang harus diatasi.

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

23

Manusia tidak puas dengan hanya apa yang terdapat dalam alam

kebendaan. Manusia memiliki wawasan dan tujuan hidup tertentu dengan

kesadaran dan cita-citanya. Karena itu, ada enam nilai yang amat menentukan

wawasan etik dan kepribadian manusia maupun masyarakat. Mengenai keenam

nilai budaya, st. Takdir Alisjahbana mengatakan:Jika tujuan proses itu

mengetahui alam sekitarnya yaitu menentukan dengan objektif identitas benda-

benda dan kejadian-kejadian, kita menghadapi proses penilaian teori yang

menuju kearah pengetahuan yang kita sebut nilai teori. Jika tujuanya adalah

memakai atau menggunakan benda-benda dan kejadian-kejadian, kita

menghadapi proses penilaian ekonomi, yang berlaku menurut logika efisiensi

dan menuju kearah guna yang sebesar besarnya untuk hidup dan kesenagan

hidup, yaitu nilai ekonomi atau kegunaan. Kombinasi antara nilai teori dan

nilai ekonomi yang senantiasa maju disebut aspek progresif dari kebudayaan

(Simuh, 2003:2).

Jika dalam proses penilaian dunia sekitar dihadapi sebagai ekspresi dari

pada rahasia dan kebesaran hidup dan alam semesta, kita menghadapi nilai

agama,kekudusan, yang terhadapnya manusia merasa takzim, penuh

tremendum et fecinans (kegemetaran dan ketakjuban). Jika yang dialami

itukeindahan, kita menghadapi penilain estetik, yang bersifat keekspresifan

benda-benda dan kejadian-kejadian, Kombinasi antara nilai agama dan nilai

seni yang sama-sama menekankan intuisi,perasaan dan fantasi disebut aspek

ekspresif dari kebudayaan.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

24

Kita juga melihat sesama kita, yaitu dalam hubungan kekuasaan dan

solidoritas. Dalam proses penilaian kuasa yang dituju kekuasaan, yaitu kita

merasa puas jika orang lain mengikuti norma-norma dan nilai-nilai kita;

pendeknya kita mempunyai otoritas dan kuasa atas mereka. Dengan proses

penilaian solidoritas, kita tiba pada hubungan cinta,persahabatan, simpati

dengan sesama manusia, yaitu kita menghargai mereka sebagai individu atau

golongan dengan kemungkinan-kemungkinannya sendiri, dan kita puas jika

dapat membantu dalam perkebangan kemungkinan-kemungkinan mereka.

Keenam macam nilai di atas memang merupakan kristalisasi berbagai

macam nilai kehidupan manusia, sehingga keenamnya merupakan pilar yang

menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu dan masyarakat.

Dari keenam nilai tersebut, tentu ada nilai yang paling dominan, yang

merupakan norma tertinggi dari seluruh pola kehidupan pribadi dan

masyarakat. Misalnya, jika nilai ekonomi yang dipandang sebagai nilai utama,

pasti pola tingkah laku cenderung ke arah paham materialis. Karena tujuan

utama adalah keuntungan tentu ia menghalalkan segala cara dan tak

mempedulikan halal dan haram. Demikian pula jika kekuasaan menjadi nilai

utama. Kedudukanlah yang diutamakan, sehingga jalan apapun untuk merebut

dan mempertahankanya dipandang halal. Tetapi jika nilai ilmiah yang utama,

lahirlah idealisme yang rela berkorban bagi pengembangan ilmiah, namun,

nilai ilmiah pun sangat mungkin terjerumus kedalam paham materialis dan

sekularis.

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

25

Tiga nilai budaya, yaitu nilai agama, seni, dan solidoritas, berkaitan

dengan rasa, yang menurut St. Takdir Alisjahbana bersendi pada perasaan,

intuisi dan imajinasi. Budaya ekspresif umumnya berwatak konserfatif. Agama

misalnya, jika tidak didukung oleh pemikiran yang rasional. Karena itu yang

utama bagi kemajuan umat manusia adalah bagaimana cara mengembangkan

budaya yang memiliki keserasian nilai progresif dan ekspresif. Hal ini hanya

mungkin jika nilai agama dijadikan sendi utama dan didukung oleh nilai teori

dan ekonomi (Simuh, 2003:1-3)

Jika nilai agama menjadi dasar bagi pola budaya individu dan masyarakat

nilai agama itu tentuakan mewarnai tingkah laku seseorang atau masyarakat.

Contohnya, adalah pola budaya masyarakat bersahaja dari suku bangsa jawa

sebelum dipengaruhi oleh budaya India.Demikian pula, budaya-budaya asli

Indonesia pada umumnya. Hanya saja penghayatan individu atau masyarakat

terhadap agama mereka juga bertingkat-tingkat. Karena itu, konsep beragama

yang ideal adalah jika nilai agama mereka berhasil menjiwai nilai-nilai budaya

yang lain. Kalau belum tercapai,berarti penghayatan agama belumutuh, atau

belum sungguh-sungguh mengakar. Dalam hal agama, animisme ini belum

menjadi agama dalam pengertian yang sempurna. Artinya, animisme belum

membawa kesadaran keagamaan secara utuh, tetapi masih dekat kepada

kepercayaan tradisional (Simuh,2003:48-49).

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

26

Istilah pendidikan dalam kontek islam pada umumnya mengacu

kepada term al-tabiyah, al-ta‟dib, dan al-ta‟lim. Dari ketiga istilah

tersebut term yang populer digunakan dalam praktik pendidikan islam

ialah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta‟dib dan al-ta‟lim jarang

sekali digunakan sejak awal pertumbuhan Pendidikan Islam.

Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga tersebut

memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap term

memiliki perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual. Untuk

itu, perlu dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga term

pendidikan Islam tersebut dengan beberapa argumentasi tesendiri dari

beberapa para ahli pendidikan Islam.

a. Istilah al-Tarbiyah

Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kta rabb.

Walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian

dasarnya menunjukan makna tumbuh, berkembang, memelihara,

merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau

eksistensinya.(Nizar, 1997:25).

Dalam penjelasan lain kata al-tarbiyahberasal dari tiga kata yaitu :

1) rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan berkembang

Artinya: Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar

Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak

menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

27

berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai

keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).(syamil

Al-Qur‟an Terjemah, 2007:408).

2) rabiya-yarbu berarti menjadi besar.

3) rabba-yarubbu berarti memperbaiki, menguasai urusan,

menuntun, dan memelihara.

Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al Fatihah/1:2

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (Syamil

Al-Qur‟an Terjemah, 2007:1)

Alhamdu segala puji. memuji orang adalah karena perbuatannya

yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka

memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatannya

yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui

keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita

menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber

dari segala kebaikan yang patut dipuji.

Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki,

mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain

untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul

bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang

diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam,

seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan,

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

28

benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-

alam itu.

Keduanya mempunyai kandungan makna yang berkonotasi

dengan istilah al-Tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi

(pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini,

maka Allah adalah Pendidik Yang Maha Agung bagi seluruh alam

semesta.

Uraian di atas, secara filosofis mengisyaratkan. bahwa

proses pendidikan islam adalah bersumber pada pendidikan yang

diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaanya-Nya, termasuk

manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam

yang dikandung dalam term al-tarbiyah terdiri atas empat unsur

pendekatan, yaitu : (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik

menjelang dewasa (baligh). (2) Mengembangkan seluruh potensi

menuju kesempurnaan. (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju

kesempurnaan. (4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.(Nizar,

1997:26)

Penggunaan term al-tarbiyah untuk menunjukan makna

pendidikan Islam dapat difahami dengan menunjuk firman Allah:

Artinya:Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua

dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

29

Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

berdua telah mendidik aku waktu kecil" (Q.S. Al

Israa‟/17:24).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:284).

b. Istilah al-ta‟lim

istilah al-ta‟limtelah digunakan sejak periode awal

pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih

bersifat universal di banding dengan al-tarbiyah maupun al-ta‟dib.

Rasyid Ridha, misalnya mengartikan al-ta‟lim sebagai proses

transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa

adanya batasan dan ketentuan tertentu. Argumentasinya didasarkan

dengan merujuk pada ayat ini;

Artimya:Sebagaimana (kami telah menyempurnakan

nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus

kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan

ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan

kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-

Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang

belum kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah/2:

151).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:23).

Kalimat wa yu‟allimuhum al-kitab wa al-hikmah dalam

ayat tersebut menjelaskan aktivitas Rasulullah mengerjakan tilawah

al-Quran kepada kaum muslimin. Menurut Abdul Fatah Jalal, apa

yang dilakukan Rasul bukan hanya sekedar membuat umat Islam

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

30

bisa membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai

pendidikan tazkiyah an-nafs (pensucian diri) dari segala kotoran,

sehingga memungkinkanya menerima al-hikmah serta mempelajari

segala yang bermanfaat untuk diketahui. Oleh karena itu, maka al-

ta‟lim tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang lahiriyah akan

tetapi mencakup pengetahuann teoritis, mengulang secara lisan,

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan,

perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk

perilaku.(Nizar, 1997:27)

Kecenderungan Abdul Fatah Jalal sebagaimana

dikemukakan di atas, didasarkan pada argumentasi bahwa manusia

pertama yang mendapat pengajaran langsung dari Allah adalah Nabi

Adam a.s. Hal ini secara eksplisit disinyalir dalam Q.S. Al Baqarah

2:31.

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama

(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya

kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang

benar orang-orang yang benar!"(Syamil Al-Quran

Terjemah, 2007:6).

Pada ayat tersebut dijelaskan, bahwa penggunaan kata

allamauntuk memberikan pengajaran kepada Adam a.s.memiliki

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

31

nilai lebih yang sama sekali tidak dimiliki para malaikat.(Nizar,

1997:28)

Dalam argumentasi yang agak berbeda, istilah al-ilmu

(sepadan dengan al-ta‟lim) dalam Al-Quran tidak terbatas hanya

berarti ilmu saja. Lebih jauh kata tersebut dapat diartikan ilmu dan

amal. Hal ini didasarkan ayat berikut ini;

Artinya:Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada

Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan

mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)

orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan

Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan

tempat kamu tinggalmu.”(Q.S.

Muhammad/47:19).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah,

2007:508).

Kata ta‟lim (ketahuilah) pada ayat di atas memiliki makna

sekedar mengetahui (ilmu) secara teoritis yang tidak memiliki

pengaruh bagi jiwa, akan tetapi mengetahui yang membekas dalam

jiwa dan ditampilkan dalam bentuk aktifitas (amaliah).(Nizar,

1997:29)

Dalam hal ini Allah berfirman :

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

32

Artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-

binatang melata dan binatang-binatang ternak ada

yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara

hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah

Maha Perkasa lagi Maha Pengampun(Q.S.

Fathir/35:28).(Mujama‟ Al Malik Fahd Li Thiba‟at Al

Mush-Haf, 2007:700)

Dalam konteks ini, makna kata ulama dalam ayat di atas

adalah orang-orang yang mengetahui ajaran agama dan

mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, fungsi ilmu

pada dasarnya menuntut adanya amal. Tanpa amal, maka ilmu tidak

akan berfungsi sebagai alat bagi manusia melaksanakan amanat-Nya

sebagai khalifah fi al-ardh.

c. Istilah al-ta‟dib

Menurut al-Attas, Istilah yang paling tepat untuk

menunjukkan pendidikan Islam adalah al-ta‟dib. Konsep ini

didasarkan pada hadis Nabi SAW:

(رو اه العسكري عن علي)ادبني ربي فاحسن تاءديبي

Artinya:“Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan

pendidikanku”.(H.R. al-Askary dari Ali r.a).

Kata addabadalam hadis di atas dimaknai al-Attas

“mendidik”. Selanjutnya ia mengemukakan, bahwa hadis tersebut

bisa dimaknai kepada “Tuhanku telah membuatku mengenali dan

mengakui dengan adab yang dilakukan secara berangsur-angsur

ditanamkan-Nya ke dalam diriku, tempat-tempat yang tepat bagi

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

33

segala sesuatu di dalam penciptaan, sehingga hal itu membimbingku

ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-Nya yang tepat di dalam

tatanan wujud dan kepribadian, serta –sebagai akibatnya- Ia telah

membuat pendidikanku yang paling baik.

Berdasarkan batasan tersebut,maka al-ta‟dib berarti

pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur

ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-

tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.

Dengan pendekatan ini pendidikan akan berfungsi sebagai

pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang

tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.(Nizar,1997:30)

Lebih lanjut ia ungkapkan bahwa, penggunaan istilah

tarbiyah terlalu luas untuk mengungkap hakikat dan operasinalisai

pendidikan Islam. Sebab kata al-tarbiyah yang memiliki arti

pengasuh, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakan

untuk manusia, tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara

binatang atau makhluk Allah lainya (Nizar, 1997:31). Oleh

karenanya, penggunaan istilah al-tarbiyah tidak memiliki akar yang

kuat dalam khazanah bahasa Arab. Timbulnya istilah ini dalam dunia

Islam merupakan terjemahan dari bahasa Latin “educatio” atau

bahasa inggris “education”. Kedua kata tersebut dalam batasan

pendidikan Islam, penekananya tidak hanya aspek tersebut, akan

tetapi juga pada aspek psikis dan material. Dengan demikian, istilah

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

34

al-ta‟dib merupakan terma yang paling tepat dalam khazanah bahasa

Arab karena mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan,

kebijaksanaan, pengajaran, dan pengasuh yang baik sehingga makna

al-tarbiyah dan al-ta‟lim sudah tercakum dalam terma al-ta‟dib.

Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga term di atas, secara

terminologi, para ahli pendidikan Islam telah mencoba memformulasi

pengertian pendidikan Islam. Di antara batasan yang sangat variatif

tersebut adalah :

1) al-Syaibaniy ; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah

proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada

kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses

tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran

sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak

profesi asasi dalam masyarakat (Nizar, 1997:31).

2) Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendifinisikan pendidikan Islam

sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak

peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai

yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut,

diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih

sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan,

maupun perbuatanya (Nizar, 1997:32).

3) Ahmad D. Marimba ; mengemukakan bahwa pendidikan Islam

adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

35

terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju

terbentuknya yang utama (insan kamil) (Nizar, 1997:32).

4) Ahmad Tafsir, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai

bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang

secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Nizar, 1997:32).

Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam

adalah sesuatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik)

dapat mengarahkan kehidupanya sesuai ideologi Islam. Melalui

pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan

darinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam yang diyakininya

(Nizar,1997:32).

3. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam

Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang

berlangsung secara kontineu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal

ini, maka tugas dan fungsi yang perlu diemban oleh pendidikan Islam

adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang

hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan

memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan

berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir

hayatnya.

Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap

kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

36

fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memunginkan tugas

pendidikan berjalan dengan lancar.

Telaah liter di atas,dapat difahami bahwa, tugas pendidikan Islam-

setidaknya-dapat dilihat dari tiga pendekatan, Ketiga pendidikan

tersebut adalah ; pendidikan Islam sebagai pengembanganpotensi,

proses pewarisan budaya, serta interaksi antara potensi dan budaya.

Sebagai pengembangan potensi, tugas pendidikan Islam adalah

menemukan dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki

peserta didik, sehingga dapat diaktualisasikan dalam kehidupanya

sehari-hari.

Sementara sebagai pewarisan budaya, tugas Pendidikan Islam

adalah alat transmisi unsur-unsur pokok-pokok budaya dari satu

generasi kegenerasi berikutnya, sehingga identitas umat tetap

terpelihara dan terjamin dalam sebagai interaksi antara potensi dan

budaya, tugas pendidikan Islam adalah sebagai proses transaksi

(memberi dan mengadopsi) antara manusia dan lingkunganya. Dengan

proses ini peserta didik (manusia) akan dapat menciptakan dan

mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk

mengubah atau memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan

lingkunganya (Nizar, 1997:33).

Untuk menjamin terlaksananya tugas pendidikan Islam secara

baik, hendaknya terlebih dahulu dipersiapkan situasi kondusif

pendidikan yang bernuansa elastis. Dinamis, dan kondusif yang

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

37

mungkin bagi pencapaian tugas tersebut. Hal ini berari bahwa

pendidikan Islam dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya, baik

secara struktural maupun institusional.

Secara struktural, pendidikan Islam menuntut adanya struktur

organisai yang mengatur proses jalannya pendidikan, baik pada dimensi

vertikal maupun horizontal. Sementara secara institusional, ia

mengandung implikasi bahwa proses pendidikan yang berjalan

hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan

zaman yang terus berkembang. Untuk itu, diperlukan kerja sama

berbagai jalur dan jenis pendidikan mulai dari sistem pendidikan

sekolah maupun pendidikan luar sekolah.

Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari

dua bentuk, yaitu : (a) Alat untuk memelihara, memperluas, dan

menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan

sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional. (b) Alat untuk

mengadakan perubahan, inovasi, dan perkembangan. Pada garis

besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan

skill yang dimilki, serta melatih tenaga-tenaga manusia (peserta didik)

yang produktif dalam menemukan perimbangan perubahan sosial dan

ekonomi yang demikian dinamis (Nizar, 1997:34)

4. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Dengan mengacu pada pendapat Zakiyah Daradjad dan Noeng

Muhadjir, konsep pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

38

seutuhnya, tidak hanya memperhatikan dan mementingkan segi akidah

(keyakinan), ibadah (ritual), dan akhlak (norma-etika) saja, tetapi jauh

lebih luas dan dalam dari pada semua itu. Para pendidik Islam pada

umumnya memiliki pandangan yang sama bahwa pendidikan Islam

mencakup berbagai bidang: (1) keagamaan, (2) akidah dan amaliah, (3)

akidah dan budi pekerti, dan (4) fisik biologis, eksak, mental psikis, dan

kesehatan. Dari sisi akhlak, pendidikan Islam harus dikembangkan

dengan didukung oleh ilmu-ilmu lain yang terkait.

Dari penjelasan di depan maka dapat dinyatakan bahwa ruang

lingkup pendidikan Islam meliputi:

a. Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan

perkembangan berdasarkan ruh ajaran islam.

b. Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental,

perasaan (emosi), dan rohani (spiritual).

c. keseimbangan antara pendidikan jasmani-rohani, keimanan-

ketakwaan pikir-dzikir, ilmiah-amaliah, materiil-spiritual,

individual-sosial dan dunia akhirat.

d. Realisai dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai

hamba Allah („adullah) untuk menghambakan diri semata-mata

kepada Allah dan fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah

(khalifatullah) yang diberitugas untuk menguasai, memelihara,

memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alam semesta

(rahmatan lil „alamin).(Raqib,2009:21-22)

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

39

5. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Persoalan pendidikan adalah persoalan yang menyangkut hidup

dan kehidupan manusia yang senantia satelah terproses dan

berkembang dalam kehidupanya. Di antara persoalan pendidikan yang

cukup penting dan mendasar adalah mengenai cita pendidikan. Tanpa

adanya perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka perbuatan

mendidik menjadi tidak jelas, tanpa arah dan bahkan tersesat.

Sebagaimana diketahui, bahwa suatu usaha tanpa tujuan tidak akan

berarti apa-apa (Aziz, 2009:37).

sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan

kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau

dasar yang dijadikan landasn kerja. Dengan dasar ini akan memberikan

arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam

konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya

merupakan sumber nilai kebenaran dan ke kuatan yang dapat

menghantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan. Oleh

karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-

Quran dan Sunnah Rasulullah (hadis).

Menetapkan Al-Quran dan hadis sebagai dasar pendidikan Islam

bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada

keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam

kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

40

dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai

pedoman, Al-Quran tidak ada keraguan padanya.

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al

Baqarah/2:2).(Syamil Al-Quran Terjemah, 2007:2)

Ia tetap terpelihara kebenaran dan kesucianya

Artinya:Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang

Maha besar lagi Maha tinggi..(Q.S. Ar Ra‟d/15:9).(Syamil Al-Qur‟an

Terjemah, 2007:250).

Baik dalam pembinaan aspek kehidupan spiritual maupun aspek

sosial budaya dan pendidikan. Demikian pula dengan kebenaran hadis

sebagai dasar kedua bagi pendidikan Islam. Secara umum, hadis

difahami sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW,

baik berupa perkataan,perbuatan, serta ketetapanya. Keperibadian Rasul

sebagai uswatunal-hasanah yaitu contoh tauladan yang baik (Nizar,

1997:35).

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu

suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

41

dan Dia banyak menyebut Allah(Q.S. Al

Ahzab/33:21).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:420).

Oleh karena itu, perilakunya senantiasa terpelihara dan dikontrol

oleh Allah SWT (Q.S. An Najm/53:3-4).

Artinya: Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)

menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain

hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(Syamil Al-

Qur‟an Terjemah, 2007:526).

Dalam pendidikan Islam, sunnah Rasul SAW mempuanyai dua

fungsi, yaitu : (1) menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat

dalam Al-Quran dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di

dalamnya. (2) menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan

Rasulullah bersama sahabat, perilakunya terhadap anak-anak, dan

pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya.

Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali

sebagaimana dikutip Langgulung terdiri atas 6 macam, yaitu ; Al-

Quran, Sunnah, qaul al-shahabat, masalih al-mursalah, urf, dan

pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim. Seluruh rangkaian dasar

tersebut secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan sistem pendidikan

Islam.

Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu ;

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

42

a. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal

maupun horizontal.

b. Sifat-sifat dasar manusia.

c. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.

d. Dimensi-dimensi ideal Islam. Dalam aspek ini setidaknya ada 3

macam dimensi ideal Islam, yaitu ; (a) mengandung nilai yang

berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di muka

bumi. (b) mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha

keras untuk meraih kehidupan yang baik. (c) mengandung nilai

yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan

akhirat (fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirat al-hasanah).

Berdasarkan batasan di atas, para ahli pendidikan (muslim)

mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Diantaranya al-

Saebani, mengemukakan bahwa tujuan tertinggi Pendidikan Islam

adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujan

akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik,

baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga akan

terbentuk pribadi yang utuh dan ardh. Pendekatan tujuan ini memiliki

makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi

muslim sejati yang mengabdi dan merealisasikan “kehendak” Tuhan

sesuai dengan syariat Islam, serta mengisi tugas kehidupanya di dunia

dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan utama pendidikanya.

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

43

Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam

menurut al-Quran meliputi ; (1) menjelaskan posisi peserta didik

sebagai manusia di antara makhluk Allah lainya dan tanggung

jawabnya dalam kehidupan ini. (2) menjelaskan hubunganya sebagai

makhluk sosial dan tanggungjawabnya dalam tatanan kehidupan

bermasyarakat. (3) menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan

tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara

memakmurkan alam semesta. (4) menjelaskan hubunganya dengan

Khaliq sebagai pencipta alam semesta.

Konsepsi di atas secara global mengisyaratkan bahwa ada dua

kematian yang perlu direalisasikan dalam praktek pendidikan Islam,

yaitu dimensi dialektika horizontal dan dimensi ketundukan vertikal.

Peda dimensi dialektika horizontal, pendidikan Islam hendaknya

mampu mengembangkan relitas kehidupan, baik yang menyangkut

dengan dirinya, masyarakat, maupun alam semesta beserta segala

isinya. Sementara dalam dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan

bahwa, pendidikan Islam selain sebagai alat untuk memelihara,

memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya alami, juga kehendaknya

menjadi jembatan untuk memahami fenomena dan misteri kehidupan

dalam upaya mencapai hubungan yang abadi dengan Khaliqnya.

Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyimpulkan

bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: (1)

membentuk akhlak mulia (2) mempersiapkan kehidupan dunia dan

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

44

akhirat (3) persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi

kemanfaatanya (4) menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan pesrta

didik (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil (Nizar,

1997:37)

Kongres sedunia ke II tentang pendidikan Islam tahun 1980 di

Islamabad, menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan

pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik.) secara menyeluruh

dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran

(intelektual), diri manusia yang rasional; perasaan dan indera. Karena

itu, pendidikan hendaknya mencangkup pengembangan seluruh aspek

fitrah pesrta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah,

dan bahasa baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong

semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan.

Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan

ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi

komunitas, maupun seluruh umat manusia(Nizar, 1997:38)

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan

Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik

secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik

sebagai muslim paripurna (insan al-kamil). Melalui sosok pribadi yang

demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi

iman, ilmu, dan amal (Q.S. Al Mujadalah/58:11)

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

45

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan

kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka

lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Syamil Al-Quran

Terjemah, 2007:543)

Secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik

dunia maupun akhirat (Nizar, 1997:39).

Tujuan fungsi pendidikan berakar pada tuntutan atas diri manusia untuk menjadi

kholifah di muka bumi secara kongkret hal tersebut mustahil dilakukan mengingat

keterbatasan kemempuan manusia, bahkan malaikat sendiri pun mempertanyakan

kemampuan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi (Assegaf, 2005:104-

105).

6. Metode Pendidikan Islam

Istilah metode sering kali disamakan dengan istilah pendekatan

strategi, dan teknik sehingga dalam penggunaannya juga sering saling

bergantian yang pada intinya adalah suatu cara untuk mencapai tujuan

pendidikan yang ditetapkan atau cara yang tepat dan cepat untuk meraih

tujuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Istilah pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian,

filsafat, dan keyakinan, walaupun hal itu tidak mesti dapat dibuktikan.

Ia terkait dengan serangkaian asumsi mengenai hakikat pembelajaran.

Pendekatan merupakan kerangka filosofis dan teoretis yang menjadi

dasar pijak bagi cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan.

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

46

Ada banyak contoh tentang pendekatan dalam pendidikan, seperti

pendekatan humanisme (insaniya), liberialisme (hurriyah),

behaviorisme (sulukiyah), dan pendekatan kognitivisme (an-nazariyah

al-ma‟rifiyah). Setiap dasar filosofis yang dipakai dalam pendidikan

akan berkonsekuensi pada kerangka metodologis dan teknik yang

berbeda pula meskipun secara kasatmata terlihat sama (Raqib,

2009:90).

Di Indonesia dikenal beberapa istilah pendekatan yang popular

dalam pengajaran, seperti Cara Belajar Siswa (CBSA) dan

Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang dapat

disebut dengan edutainment. Pendekatan pertama lebih menekakan

pada keaktifan peserta didik sedangkan yang kedua lebih menekan pada

sisi kreativitas dan pembelajaran yang menyenangkan (Raqib, 2009:91).

Metode pendidikan Islam adalah proses umum dalam penyampaian

materi untuk mencapai tujuan pendidikan yang didasarkan atas asumsi

tertentu tentang hakikat Islam sebagai supra sistem. M. Ahiyah al-

Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk

memperoleh pemahan peserta didik (Raqib, 2009:91). Sementara

Abdul Aziz mengartikan metode sebagai cara-cara memperoleh

informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta

kepada ilmu, guru, dan sekolah. Metode ini diperlukan untuk mengatur

pembelajaran dari persiapan sampai evaluasi (Raqib, 2009:90-92).

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

47

B. Tinjauan Tentang Sedekah Desa

Pengertian Sedekah Desa

Akar kata kebudayaan‟ (ke – budaya – an) ialah „budaya‟. Budaya

ialah singkatan daripada 2 kata; budi dan daya. Ini adalah kaidah tata

bahasa Sansekerta, yang dalam tata bahasa Indonesia dikenal dengan

hukum M-D (Menerangkan – Diterangkan). Kata lain menurut pola yang

sama ialah bumi-putera. Dalam hukum tatabahasa Indonesia hukum itu

terbalik, yaitu daya-budi dan putera-bumi, terkenal dengan hukum D-M

(Diterangkan – Menerangkan).

Haji Agus Salim mengartikan kebudayaan sebagai persatuan antara

budi dan daya, mengandung makna himpunan segala usaha dan daya –

upaya yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi, untuk

memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan (Madya,

1988:1).

Bahasa Inggris menyebut kebudayaan itu „culture‟. Etimologi kata

ini juga membawa kepada budi, karena pengertian awal ialah

menumbuhkan budi manusia atau perkembanganya dengan latihan. Bahasa

Arab menyebut kebudayaan itu „ath-thaqafah‟, yang mengandung

pengertian awal: penggosokan, pemurnian, pembersihan,. Sebutir batu

yang digali dari tambang, digosok sampai bercahaya menjadi berlian,

adalah perbuatan itu disebut „thaqafah‟ itu menjadi unsur kebudayaan.

Penggosokan, pemurnian, dan pembersihan itu dipikirkan oleh budi dan

diwujudkan oleh tangan.

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

48

Sutan Takdir Alisyahbana mendefinisikan kebudayaan dengan

“manifestasi cara berfikir”. Dan bukankah yang berpikir itu budi? Alam

dalam bentuk murninya bukanlah kebudayaan. Setelah ia dikerjakan

dengan menggunakan pendapat budi, barulah ia menjadi kebudayaan

(Madya, 1988:1).

Dasar Tradisi Sedekah Desa

Adapun dasar dari sedekah desa tersebut diambil dari Al-Quran

tentang sedekah desa. Dan bentuk syukur kepda Allah SWT,

Tentang Syukur Surat An-Nahl Ayat 18:

Artinya Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak

dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang (Syamil Al-Quran Terjemah:269)

Tentang sedekah/shodaqoh Surat Al-Baqoroh ayat 195:

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah

kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

49

baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat

baik (Syamil Al-Qur‟an Terjemah:30)

Nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat dalam sedekah desa diantaranya

adalah:

1) Nilai Syukur

Doa memiliki pengaruh yan luas dalam berbagai bentuk

pelaksanaan upacara tradisional orang jawa. Berdoa adalah suatu

penyampaian segala permintaan kepada suatu dzat yang tertinggi yaitu

Tuhan. Fungsi doa adalah memohon kepada Allah agar diberi keselamatan

dan kesejahteraan, dengan doa manusia akan selalu ingat kepada Tuhan.

Dalam hadis doa adalah otaknya ibadah.

Berdoa mempunyai wujud syukur kepada Allah dengan berdoa dan

memberikan dari sebagian apa yang diperoleh adalah wujud syukur.

Firman Allah dalam Surat ibrahim Ayat 7:

Arttinya Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)

kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya

azab-Ku sangat pedih".(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:256).

2) Nilai Ibadah

Menurut keyakinan islam, orang yang telah meninggal dunia

ruhnya tetap hidup dan tinggal sementara di alam kubur atau alam barzah.

Ruh adalah suatu zat yang diciptakan Allah di dalam tubuh manusia

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

50

dengan itu manusia hidup. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-hijr

ayat 29:

Artinya Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah

meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu

kepadanya dengan bersujud (Syamil Al-Qur‟an Terjemah 2007:263).

3) Nilai Akidah

Akidah atau keimanan dalam Islam merupakan hakikat yang

meresap ke dalam hati dan akal iman merupakan pedoman dan pegangan

yang terbaik bagi manusia dalam rangka mengarungi kehidupan, iman

merupakan pendidikan paling luhur, mendidik akhlaq, karakter dan mental

manusia, dengan iman manusia dapat mengatur keseimbangan antara

jasmani dan rohani. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Ikhlas

ayat 1-4

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."(Syamil Al-Qur‟an

Terjemah, 2007:604)

4) Nilai Gotong Royong

Dalam acara sedekah desa segala bentuk penyelenggaraan dari

persiapan membutuhkan kerja sama antar warga. Gotong roong

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

51

merupakan hal yang diperintahkan oleh agama Islam dalam hal

kebaikan dan takwa. Firman Allah dalam surat Al-maidah/5 ayat 2:

ArtinyaHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar

syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan

haram jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya dan binatang-

binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang

mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan

dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,

Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)

kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat

siksa-Nya.(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:106).

Nilai negatif dari sedekah desa, nilai-nilai leluhur yang tidak sesuai

dengan ajaran Islam, diantaranya adalah:

a) Ada sebagian warga mempercayai kalau sedekah desa itu

mengikuti tradisi nenek moyang terdahulu.

b) Masih mengundang adanya hal-hal negatif seperti adanya

perjudian/permainan klutuk (dadu) pada saat acara puncak kegiatan

sedekah desa.

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

52

c) Sikap pemborosan, yaitu kegiatan sedekah desa membutuhkan dana

yang besar hanya untuk kegiatan-kegiatan yang mengandung sikap

pemborosan saja.

d) Syirik masyarakat menganggap bahwa tradisi sedekah desa ini

menyembah selain Allah.

e) Masyarakat menganggap bahwa sedekah desa ini wajib.

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

53

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis Desa Kedungringin

Desa Kedungringin merupakan salah satu desa yang terletak

diKecamatan Suruh Kabupaten Semarang 20 km dari arah timur Kota

Salatiga.

Adapun desa-desa yang berbatasan dengan desa Kedungringin sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Winong

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Glagahombo

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Randurancang Kecamatan

Karanggede

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Banjaran

Desa kedungringin berbatasan dengan kabupaten Boyolali yaitu di

sebelah utara desa Kedungringin, dan ada salah satu bagian masjid yaitu

imamnya Kabupaten Boyolali dan serambinya adalah kabupaten

semarang.

Luas desa Kedungringin 2000 ha yang terdiri dari tanah sawah, tanah

pekarangan, tanah pemukiman, jalan serta sungai. Dilihat dari kondisi

geografis, desa Kedungringin merupakan desa yang berada pada

ketinggian +- 200 meter dari permukaan laut, sehingga desa ini termasuk

dataran sedang.

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

54

Berdasarkan data di kantor Kepala Desa Kedungringin terdiri dari 8

dusun yaitu Dusun Krajan, Dusan Kaliloko, Dusun Boro, Dusun Lestri,

Dusun Krenceng, Dusun Krisik, Dusun Danggorok, dan Dusun Jagir

Menurut data monografi Bulan April 2014, penduduk Desa Kedungringin

terdiri dari 1000 Kepala Keluarga dengan jumlah 3250 jiwa,

dikelompokan berdasarkan tingkat usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 3.1

1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

0-1 tahun

1-5 tahun

6-10 tahun

11-15 tahun

16-20 tahun

21-25 tahun

26-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

51-60 tahun

60 tahun ke atas

154

97

180

156

283

181

135

293

137

152

48

100

80

197

135

290

195

150

170

131

145

75

254

177

277

291

573

376

285

363

168

197

123

Sumber: Kepala Desa Kedungringin

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

55

Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Kedungringin

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

2. Data Pemeluk Agama

No Agama Jumlah Prosentase

1

2

3

4

5

Islam

Kristen

Katolik

Budha

Hindu

3300

1

-

-

-

100%

0,1%

-

-

-

Sumber: Kepala Desa Kedungringin

Taraf pendidikan dan mata pencaharian warga desa Kedungringin

Walaupun letaknya cukup jauh dari ibu kota kabupaten dan

berdekatan dengan Salatiga, namun masyarakat desa Kedungringin

memiliki motivasi untuk memperoleh pendidikan sangat besar. Hal ini

berarti bahwa para orang tua memiliki kemauan yang tinggi untuk

memasukkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut tingkat pendidikan yang di tempuh oleh penduduk Desa

Kedungringin dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

56

Tabel 3,3

3. Pendidikan Masyarakat Desa Kedungringin

No Jenis Pendidixan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

Tamat Perguruan Tinggi

Tamat SMA

Tamat SMP

Tamat SD

Tamat MI

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat MI

Tidak Sekolah

50

300

400

455

385

225

100

600

Sumber: Kepala Desa Kedungringin

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

57

Adapun Sarana Pendidikan yang Ada di Desa Kedungringin.

Tabel 3,4

4. Sarana Pendidikan

No Jenis Sarana Jumlah Gedung Jumlah Murid

1

2

3

4

PAUD

TK

Sekolah Dasar

MI

1

2

4

2

32

30

500

300

Sumber: Kepala Desa Kedungringin

Perekonomian masyarakat desa kedungringin dapat digolongkan

maju, terbukti sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai

petani, pegawai negeri, pedagang, buruh dan sopir.

Melihat letak geografis Desa Kedungringin masih jauh dari pusat

kota dan mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah petani dan

kuli bangunan, maka pola pikir masyarakat desa Kedungringin masih

banyak terpengaruh oleh budaya dan kepercayaan jawa dari generasi

kegenerasi secara turun-temurun, yaitu mereka masih melaksanakan

sedekah desa yang dilaksanakan secara rutin setiap satu tahun sekali.

Dilihat dari kacamata perekonomian dan penghasilan Desa

Kedungringin, mayoritas pendukungnya adalah petani padi, perantauan,

dan itupun masih sedikit, maka pola pikir masyarakat desa Kedungringin

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

58

tergolong sudah berkembang karena sudah terpengaruhi oleh

perkembangan zaman danpergaulan saat diperantauan, namun demikian

juga masih banyak orang-orang yang cara berfikirnya masih kekinian,

masyarakat desa Kedungringin masih dipengaruhi oleh budaya dan

keprcayaan jawa yang sudah turun temurun, antara lain mereka masih

melaksanakan budaya sedekah desa yang diaksanakan secara rutin setiap

setahun sekali.

B. Upacara Sedekah Desa Kedungringin

Sedekah desa merupakan tradisi turun-temurun sejak zaman

dahulu, dilaksanakan setahun sekali setiap Tahunya dan merupakan

warisan dari para pendahulu-pendahulu desa kedungringin, adapun sejarah

dari sedekah desa ini konon dahulu masyarakat desa kedungringin, adalah

bentuk rasa syukur atas kesehatan, kesejahteraan, kedamaian dan juga

ketentraman dari Allah SWT ini betul-betul telah dirasakan oleh

masyarakat desa kedungringin, kemudian rasa syukur tersebut diwujudkan

dalam bentuk atau dijuluki dengan sedekah desa, kemudian yang

kemudian disepakati oleh seluruh elemen masyarakat.

Sedangkan alur dari kegiatan sedekah desa ini adalah tokoh

masyarakat dikumpulkan terlebih dahulu waktunya satu bulan sebelum

pelaksanaan, untuk membentuk ketua panitia pelaksanaan sedekah desa,

adapun tokoh masyarakat tersebut adalah modin, kepala desa, ketua RT,

ketua remaja, seluruh perangkat desa dll. Kemudian ketua panitia dalam

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

59

acara sedekah desa ini adalah kadus atau kepala dusun, sekaligus yang

menjadi tuan rumah nantinya dalam acara tersebut.

Kemudian setelah itu ketua RT masing-masing diberikan tugas

untuk mengumumkan sekaligus megumpulkan sedekah dari warga berupa

uang setiap kepala keluarga sebesar Rp 30.000 untuk kalangan menengah

ke bawah dan menengah keatas sebesar Rp 70.000, yang akan digunakan

untuk terlaksananya kegiatan desa yaitu sedekah desa, kemudian RT

mengumpulkan kepada ketua panitia yaitu bapak kadus, uang dan beras

tersebut akan digunakan untuk keperluan yang sangat banyak sekali yaitu:

penyewaan tenda, wayang, dan konsumsi. Setelah semuanya terkumpul

kemudian masing-masing panitia yang dipilih oleh ketua panitia diminta

untuk melaksanakan tugasnya, ada yang bertugas untuk menyewa tenda,

ada yang diminta untuk mencari dalang dan sound sistem yang akan

memeriahkan acara sedekah desa tersebut, ada juga yang bertugas untuk

keperluan konsumsi karena konsumsi sangat penting untuk

berlangsungnya acara.

Pagi hari pukul 08:00 wib, warga dan masyarakat diminta untuk

berdoa bersama yang dipimpin oleh modin/kiyai setempat, biasanya dalam

doa itu adalah tahlilan bersama kemudian setelah tahlil selesai dilanjutkan

doa yang dipimpin oleh kiyai tersebut. Setelah itu warga diminta untuk

menikmati hidangan yang telah disediakan, dan makan bersama, lalu

warga dan masyarakat diminta untuk menyiapkan tempat yang akan

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

60

dipergunakan untuk wayang yang akan dilaksanakan mulai pukul 14:00

wib sampai 15:00 wib dalang untuk istirahat karena sudah memasuki

sholat ashar untuk isoma istirakat sholat dan makan sampai 17:00 wib

karena siap-siap untuk melaksanakan sholat maghrib dan sekaligus

menunggu datangnya sholat isya.

Dimulai lagi pukul 20:00 wib inilah waktu yang di nanti-nanti pa

ra warga, pemuda, remaja an anak-anak semua memenuhi lokasi pegelaran

wayang yang begitu ramainya, walaupun harus berdesak-desakan warga

pun rela untuk mendengarkan dan melihat dalang beserta sinden dan

jajaran group wayang alat musik yang mengiringi wayang tersebut.

Tujuan diadakan sedekah desa adalah: menggalang dan

memperkokoh persatuan warga desa, melestarikan adat istiadat dan

budaya jawa khususnya yang ada di desa, memberikan wacana

pembelajaran bagi generasi muda agar tidak lupa akan sejarah dan

kebudayaan masyarakat, sebagai media silaturrahmi, sabagai sarana

penghormatan bagi para pendiri desa dan tokoh agama, masyarakat yang

telah berjasa atas perkembangan dan pembangunan dusun juga sarana

penghormatan bagi leluhur warga desa.

Demikian halnya dengan tradisi sedekah desa, sebagai warisan

kebudayaan masyarakat yang sampai sekarang masih berlaku dalam

masyarakat tentu mendasarkan pada nilai luhur, yang ada

didalamnya.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

61

Yang didukung oleh seluruh warga dan masyarakat, biasanya acara

tradisi sedekah desa ini, setiap kepala keluarga dimintai iuran dan beras,

selanjutnya uang dan beras tersebut diambil oleh ketua RT dan kemudian

dikumpulkan kepada penyelenggara Tradisi sedekah desa agar dapat

dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti, penyewaan tenda,

konsumsi, dan untuk mengundang pagelaran Wayang.

Apakahsejarah dilaksanakanya tradisi sedekah desa? sebagaimana

hasil wawancara dengan bapak K.H Nur Amin (Tokoh Agama) hari Rabu

17 pukul 20:30 wib dirumahnya, beliau menjawab merupakan syukuran

adat desa sejak dahulu dan merupakan suatu tradisi secara turun temurun

yang tidak diketahui kapan dimulai awalnya yang dilaksanakan setiap satu

Tahun sekali. Apakah nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi sedekah desa?

Beliau menjawab, nilai syukur, nilai ibadah, nilai aqidah dan nilai

persatuan. Berdasarkan wawancara dengan bapak Nur amin tersebut

terungkap bahwa pelaksanaan sedekah desa didasari oleh pewarisan

serangkaian kebiasaan dan syukuran adat desa dari suatu generasi-

kegenerasi berikutnya apa dasar? Al-Quran tentang shodaqoh dan tentang

syukur.

Dasar dari pada tradisi sedekah desa ini adalah ajaran islam, bukan

melestarikan ajaran Hindu, Buda, maupun yang lainnya, kirim doa melalui

sedekah dengan membawa ambengan, sebagai lantaran disedekahkan

kepada orang lain, kemudian cara berdoanya pun secara berjamaah,

masyarakat yakin apabila ada 40 orang atau lebih berdoa maka doanya pun

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

62

akan sampai dan Malaikat akan datang menyaksikan orang-orang yang

bedoa dan dimintakan dikabulkan kepada Allah atas doa tersebut.

Apa saja acara didalam tradisi sedekah desa?beliau menjawab

tahlilan, pada pagi hari jam 7, kemudian wayangan, adalah hasil

wawancara dengan bapak Mustofa (Kadus) apakah ada hari dan bulan

khusus pada saat sedekah desa? Beliau menjawab, hari selasa kliwon.

Bulan apa? Agustus.Dalangnya siapa? Bapak Nardi dari blumban

karanggede boyolali, apa isi dari cerita wayang itu? mboyong mbok sri,

mboyong artinya “menghilangkan” Sri artinya “tikus” siapa nama panitia?

Bapak Notosusanto bendahara bapak taslan, berapa iuran tiap kepala

rumah tangga? Rp 30.000 untuk kalangan kebawah, menengah keatas Rp

70.000 berapa biaya yang dihabiskan? Rp 18.000.000.ada yaitu Hari

Selasa kliwon Bulan Agustuspukul 07:00 WIB. Masyarakat berkumpul

bersama dengan membawa ambengan sendiri-sendiri dikumpulkan

menjadi satu, setelah semua warga berkumpul kemudian kiyai mengajak

kepada seluruh warga untuk berdoa bersama membaca tahlil, setelah tahlil

selesai makanan yang dibawa tersebut dimakan secara bersama-sama,

disini makanan yang akan dimakan tidak miliknya yang dibawa sendiri

namun milik orang lain, karena disini termasuk tukar-menukar ambengan.

Kemudian itu habis dhuhur sekitar pukul 01:00 dimulailah wayang

kulit yang dalangnya diambil dari Blumban. Karanggede Kab Boyolali

dengan Dalang Nardi. Adapun isi dari cerita wayang tersebut adalah

Mboyong Mbok Sri, boyong artinya mengusir/menghilangkan, dan Sri

artinya tikus, jadi maksudnya adalah untuk menghilangkan hama tikus dari

tanaman padi di sawah .

Panitia dari Tradisi sedekah desa ini adalah bapak Noto Susanto,

ini adalah Guru SD dikedungringin, yang dibendaharai oleh bapak Taslan,

panitia dan Kepala Desa mauun perangkat dan seluruh perwakilan dalam

musyawarahnya tiap-tiap kepala keluarga dimitai bantuan iuran sebesar Rp

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

63

30.000 ini untuk kalangan umum yang menengah ke bawah, dan untuk

yang mampu atau kalangan menengah ke atas dimintai iuran sebesar Rp

70.000 dari acara tradisi sedekah desa ini menghabiskan biaya kurang

lebih Rp 18.000.000.00 untuk operasional keseluruhan.

C. Acara Tradisi Sedekah Desa

Adapun acara-acara dalam pelaksanaan sedekah desa

dikedungringin kecamatan suruh dengan kegiatan sebagai berikut:

1. pelaksanaan sedekah desa, yaitu pada hari Selasa Kliwon, biasanya

yang dibersihkan adalah lingkungan tempat pagelaran wayang,

dilaksanakan 1 minggu sebelum puncak acara, ini dimaksudkan agar

sekitar tempat acara nampak bersih dan indah. Kegiatan pembersihan

ini dilaksanakan secara gotong-royong/kerja bakti. Kegiatan bersih-

bersih itu dilakukan semua masyarakat hanya bapak-bapak saja.

2. Doa bersama. Doa bersama ini dimaksudkan mengirimkan doa kepada

arwah atau orang tua yang mendahului dan memohon agar dalam

acara puncak nanti yaitu pagelaran wayang, diberi keamanan oleh

Allah SWT, tidak ada suatu apapun pada saat puncak acara nantinya.

3. Melaksanakan hiburan berupa pagelaran wayang kulit (dalang pada

waktu penelitian adalah Nardi dari Karanggede, dengan lakon/tema

siang hari mboyong Mbok Sri. Ini adalah puncak acara di dusun

krajan dilaksanakan pada siang dan malam hari, antara lain pagelaran

wayang kulit.

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

64

Apa tanggapan tentang sedekah desa? warga wawancara dengan

bapak Miftah (warga) tentang acara sedekah desa di kedungringin

kecamatan suruh kabupaten semarang beliau menjawab saya senang sekali

dengan adanya kegiatan sedekah desa.Apakah pelajaran yang dapat

diambil tentang tradisi sedekah?mengerti kepanitiaan, menghargai satu

sama lain, bagaimana suasan? Sanagat ramai sekali.Senang tidak dengan

diadakanya sedekah desa?Senang.

Kepanitiaan yang dibentuk dan juga dapat menumbuhkan

semangat berdemokrasi warga masyarakat melalui kegiatan

musyawarah/mufakat, dalam merencanakan kegiatan sedekah desa.

Masyarakat juga bisa mengambil pelajaran berharga bagaimana cara

menghargai pendapat orang serta tidak merasa bahwa pendapatnya paling

benar sendiri, karena ajaran Allah itu Rohmatan Lil „alamiin yang artinya

rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat senang sekali dengan acara sedekah desa yang

diselenggarakan ini, banyak sekali warga dari desa lain untuk mengunjungi

dan menyaksiakan acara, banyak juga para pedagang baik penjual

makanan minuman dan mainan anak-anak, barang kebutuhan masyarakat.

Kebanyakan pedagang sudah datang 1 hari sebelum pelaksanaan sedekah

desa untuk memilih lokasi berjualan yang strategis, dengan harapan

dagangan yang dibawanya cepat laris.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

65

1. Sejarah Tradisi Sedekah Desa

Sejarah tradisi sedekah desa Kedugringin adalah syukuran adat desa sejak

dahulu dan merupakan suatu tradisi secara turun temurun yang tidak diketahui

kapan dimulai awalnya, yang dilaksanakan setiap satu Tahun sekali pada bulan

Agustus .

2. Prosesi Tradisi Sedekah Desa

Pagi hari Selasa Kliwon Bulan Agustus pukul 07:00 WIB, masyarakat

berkumpul bersama degan membawa ambengan sendiri-sendiri dikumpulkan

menjadi satu, setelah semua warga berkumpul kemudian kiyai mengajak kepada

seluruh warga untuk berdoa bersama membaca tahlil, setelah tahlil selesai

makanan yang dibawa tersebut dimakan secara bersama-sama, disini makanan

yang akan dimakan tidak miliknya yang dibawa tadi namun milik orang lain,

karena disini tersmasuk tukar-menukar ambengan.

Kemudian habis dhuhur sekitar pukul 01:00 dimulailah wayang kulit

yangdalangnya dari Blumban Karanggede Kabupaten Boyolali dengan dalang

Nardi.adapun isi dari cerita wayang tersebut adalah Mboyong Mbok Sri, boyong

artinya mengusir/menghilangkan, dan Sri artinya tikus. Jadi menghilangkan hama

tiukus.

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

66

3. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Desa Di

Kedungringin

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Tradisi Sedekah Desa di

kedungringin kecamatan suruh kabupaten semarang meliputi:

1. Nilai Syukur

Ungkapan rasa syukur atas panen yang berhasil melalui acara

sedekah desa tersebut diwujudkan dengan melakukan kegiatan tahlil dan

pengajian sebagai ungkapan atas karunia dan berkah Allah SWT kepada

masyarakat Dusun krajan Desa Kedungringin.

2. Nilai ibadah

Dalam acara Sedekah Desa di Krajan, saat dilaksanakanya acara

tahlilan atau membaca doa. Tahlil untuk mendo‟akan arwah masing-

masing keluarga dan sesepoh desa merupakan suatu bentuk ibadah,

menghargai orang tua yang telah mendahului warga masyarakat.

3. Nilai Aqidah

Keyakinan bahwa yang memberikan rizki dan telah menjaga

keselamatan hasil tanam adalah Allah merupakan nilai aqidah dalam acara

Sedekah Desa di Kedungringin. Nilai aqidah ini menjadi sangat penting,

karena masyarakat jawa yang dahulu mengadakan sedekah desa karena

faktor agama Hindu dan Budha, setelah masyarakat meyakini bahwa

sedekah desa merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa yang memberikan

keselamatan atas hasil panenya adalah Allah SWT.

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

67

4. Nilai Persatuan dan Kesatuan

Tradisi Sedekah Desa yang diselenggarakan di Dusun Krajan Desa

Kedungringin ternyata dapat menggalang persatuan dan kesatuan warga

setempat. Sebagai warga Dusun Krajan Desa Kedugringin yang

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, mempunyai anggapan bahwa manusia

tidak dapat hidup sendirian, tetapi selalu tergantung kepada sesamanya.

Oleh karena itu Tradisi Sedekah Desa yang menyangkut kegiatan seluruh

warga ditujukan untuk kepentingan bersama. Hal ini disebabkan karena

tradisi tersebut merupakan kepentingan bersama, memberikan

kesejahteraan, ketentraman dan keselamatan warga Dusun Krajan Desa

Kedungringin. Nilai persatuan dan kesatuan yang ada sehubungan dengan

adanya Tradisi Sedekah Desa dapat pula dilihat pada waktu pelaksanaan

Doa bersama.

5. Nilai pendidikan Islam

Nilai pendidikan islam, terutama dalam pagelaran wayang nampak

sekali pada cerita yang didalamnya disipkan nilai-nilai pendidikan Islam,

terutama agar menghormati orang tua, senantiasa bersyukur, senantiasa

bersabar atas segala cobaan ( dalam lakon Wayang Purba Kayun).

6. Nilai Musyawarah

Dalam penyelenggaan tradisi sedekah desa sangat menjunjung

tinggi nilai musyawarah. Hal ini ditunjukkan dalam tradisi sedekah desa.

Sebelum diselenggarakan, dibentuk panitia secara musyawarah, yang

dinamakan rembug desa antara warga masyarakat dengan aparat desa.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

68

Dalam musyawarah tersebut dibicarakan bagaimana cara mencari dana

untuk penyelenggaraan

7. Nilai Pengendalian Sosial

Tradis Sedekah Desa selain merupakan suatu upaya warga

masyarakat Dusun Krajan Desa Kedungringin dan sekaligus memberikan

penghormatan dan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

juga merupakan upaya pelestarian tradisi yang sangat besar manfaatnya

bagi masyarakat Dusun Krajan.

8. Nilai Kearifan Lokal

Tradisi Sedekah Desa yang dilakukan masyarakat Dusun Krajan

Desa Kedungringin mempunyai kearifan lokal tradisi yang dapat

dilestarikan. Sebelum pelaksanaan sedekah Desa pada hari Sabtu diadakan

kerja bakti membersihkan lingkungan.

9. Nilai Kerjasama/Gotong Royong

Nilai gotong royong dalam upacara Tradisi Sedekah Desa ini telihat dalam

pelaksanaan atau penyelenggaraan yang dilakukan bersama-sama antara warga

masyarakat Dusun Krajan Desa Kedungringin dan sekitarnya.

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

69

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sejarah Tradisi Sedekah Desa

Sejarah tradisi sedekah desa Kedugringin adalah syukuran adat desa

sejak dahulu dan merupakan suatu tradisi secara turun temurun yang tidak

diketahui kapan dimulai awalnya, yang dilaksanakan setiap satu Tahun sekali

pada bulan Agustus .

B. Prosesi Tradisi Sedekah Desa

Pagi hari Selasa Kliwon Bulan Agustus pukul 07:00 WIB, masyarakat

berkumpul bersama degan membawa ambengan sendiri-sendiri dikumpulkan

menjadi satu, setelah semua warga berkumpul kemudian kiyai mengajak

kepada seluruh warga untuk berdoa bersama membaca tahlil, setelah tahlil

selesai makanan yang dibawa tersebut dimakan secara bersama-sama, disini

makanan yang akan dimakan tidak miliknya yang dibawa tadi namun milik

orang lain, karena disini tersmasuk tukar-menukar ambengan.

Kemudian habis dhuhur sekitar pukul 01:00 dimulailah wayang kulit

yangdalangnya dari Blumban Karanggede Kabupaten Boyolali dengan dalang

Nardi.adapun isi dari cerita wayang tersebut adalah Mboyong Mbok Sri,

boyong artinya mengusir/menghilangkan, dan Sri artinya tikus. Jadi

menghilangkan hama tikus.

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

70

Tanggapan dari hasil wawancara sedekah desa dari keseluruhan

narasumber yang ada, beliau-beliau menganjurkan tradisi sedekah desa ini

dilaksanakan, atau harus dilaksanakan terus-menerus, mengapa demikian

beliau mengatakan ini adalah ungkapan syukur yang dilakukan melalui niat

yang baik, tujuan yang baik maka harus dijaga dan dilestarikan secara

terusmenerus, mengapa demikian karena dari tradisi sedekah desa masyarakat

merasakan berkah dan manfaat tersendiri “segala sesuatu tergantung pada

niatnya, niat yang baik dan dilaksanakan maka hasilnya juga akan baik pula,

“Barang siapa menanam kebaikan maka dia akan menikmati hasilnya”

dengan niat saja maka mendapatkan satu kebaikan dari Allah, kemudian niat

itu dilaksanakan dengan perbuatan maka mendapatkan satu kebaikan lagi,

maka dari sini mendapatkan 2 kebaikan. Kiyai dimasyarakat desa

kedungringin ini mengadakan tradisi sedekah desa ini menggunakan dasar

niat yaitu niat syukur atas rahmat, nikat iman, nikmat kesehatan, yang sampai

saat ini masyarkat telah diberi umur panjang, kesehatan, aman desanya,

tentram dan sejahtera, dari Allah SWT. Kiyai juga meluruskan aqidahnya

atau keimananya bahwa segala sesuatu yang ada dibumi ini adalah milik

Allah dan Allah lah yang patut disembah dan tempat untuk

berdoa.Mengenalkan atau meluruskan akidah kepada Allah SWT. Bukan jin

atau pohon-pohon besar tempat memintamu tapi hanya Allah SWT tempat

meminta.Sperti dalam Al-Qur‟an Allah berfirman:

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

71

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku Syamil (Al-Qur‟an Terjemah:523)

C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Desa Di

Kedungringin

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Tradisi Sedekah

Desa di kedungringin kecamatan suruh kabupaten semarang meliputi:

1. Nilai Syukur

Ungkapan rasa syukur atas panen yang berhasil melalui acara

sedekah desa tersebut diwujudkan dengan melakukan kegiatan tahlil dan

pengajian sebagai ungkapan atas karunia dan berkah Allah SWT kepada

masyarakat Dusun krajan Desa Kedungringin.

2. Nilai ibadah

Dalam acara Sedekah Desa di Krajan, saat dilaksanakanya acara

tahlilan atau membaca doa. Tahlil untuk mendo‟akan arwah masing-

masing keluarga dan sesepoh desa merupakan suatu bentuk ibadah,

menghargai orang tua yang telah mendahului warga masyarakat.

3. Nilai Aqidah

Keyakinan bahwa yang memberikan rizki dan telah menjaga

keselamatan hasil tanam adalah Allah merupakan nilai aqidah dalam acara

Sedekah Desa di Kedungringin. Nilai aqidah ini menjadi sangat penting,

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

72

karena masyarakat jawa yang dahulu mengadakan sedekah desa karena

faktor agama Hindu dan Budha, setelah masyarakat meyakini bahwa

sedekah desa merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa yang memberikan

keselamatan atas hasil panenya adalah Allah SWT.

4. Nilai Persatuan dan Kesatuan

Tradisi Sedekah Desa yang diselenggarakan di Dusun Krajan Desa

Kedungringin ternyata dapat menggalang persatuan dan kesatuan warga

setempat. Sebagai warga Dusun Krajan Desa Kedugringin yang

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, mempunyai anggapan bahwa manusia

tidak dapat hidup sendirian, tetapi selalu tergantung kepada sesamanya.

Oleh karena itu Tradisi Sedekah Desa yang menyangkut kegiatan seluruh

warga ditujukan untuk kepentingan bersama. Hal ini disebabkan karena

tradisi tersebut merupakan kepentingan bersama, memberikan

kesejahteraan, ketentraman dan keselamatan warga Dusun Krajan Desa

Kedungringin. Nilai persatuan dan kesatuan yang ada sehubungan dengan

adanya Tradisi Sedekah Desa dapat pula dilihat pada waktu pelaksanaan

Doa bersama.

5. Nilai pendidikan Islam

Nilai pendidikan islam, terutama dalam pagelaran wayang nampak

sekali pada cerita yang didalamnya disipkan nilai-nilai pendidikan Islam,

terutama agar menghormati orang tua, senantiasa bersyukur, senantiasa

bersabar atas segala cobaan ( dalam lakon Wayang Purba Kayun).

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

73

6. Nilai Musyawarah

Dalam penyelenggaan tradisi sedekah desa sangat menjunjung

tinggi nilai musyawarah. Hal ini ditunjukkan dalam tradisi sedekah desa.

Sebelum diselenggarakan, dibentuk panitia secara musyawarah, yang

dinamakan rembug desa antara warga masyarakat dengan aparat desa.

Dalam musyawarah tersebut dibicarakan bagaimana cara mencari dana

untuk penyelenggaraan

7. Nilai Pengendalian Sosial

Tradis Sedekah Desa selain merupakan suatu upaya warga

masyarakat Dusun Krajan Desa Kedungringin dan sekaligus memberikan

penghormatan dan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

juga merupakan upaya pelestarian tradisi yang sangat besar manfaatnya

bagi masyarakat Dusun Krajan.

8. Nilai Kearifan Lokal

Tradisi Sedekah Desa yang dilakukan masyarakat Dusun Krajan

Desa Kedungringin mempunyai kearifan lokal tradisi yang dapat

dilestarikan. Sebelum pelaksanaan sedekah Desa pada hari Sabtu diadakan

kerja bakti membersihkan lingkungan.

9. Nilai Kerjasama/Gotong Royong

Nilai gotong royong dalam upacara Tradisi Sedekah Desa ini

telihat dalam pelaksanaan atau penyelenggaraan yang dilakukan bersama-

sama antara warga masyarakat Dusun Krajan Desa Kedungringin dan

sekitarnya. Misalnya dalam hal biaya penyelenggaraan ditanggung

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

74

bersama dengan warga masyarakat. Demikian pula dalam hal gotong

royong yang dilakukan warga masyarakat pada waktu diadakan kerja bakti

di tempat penyelenggaraan. Membersihkan, menyiapkan berbagai

keperluan yang akan digunakan pada acara nanti, mereka membantu

secara suka rela, sehingga merasa puas, dan gotong royong yang menjadi

ciri khas warga dan masyarakat dapat dilestarikan atau dipertahankan.

Dengan mengamati berbagai kegiatan yang ada pada acara Tradisi

Sedekah Desa di Kedungringin tersebut kiranya dapatdiambil maknanya:

a) Adanya rasa takwa dan hormat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini

dapat dilihat adanya kegiatan doa bersama pagi hari di tempat

penyelenggaraan secara bersama ditujukan kepada arwah leluhur

b) Adanya rasa kebersamaan persatuan, gotong-royong berati

menghilangkan egoisitis dan individualisme. Ini dapat kita lihat dalam

kerja sama dalam mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan

pelaksanaan Sedekah Desa.

c) Adanya perilaku rasa penghormatan terhadap orang yang lebih tua

atau yang lebih dahulu ada. Ini memberikan suatu teladan bahwa yang

muda sudah sewajarnya memberi hormat kepada yang lebih tua.

Bagaimanapun orang yang lebih tua itu sebagai panutan.

Namun demikian, kegiatan sedekah desa selain mengandung

nilai-nilai positif juga masih banyak hal-hal yang tdak sesuai dengan

ajaran islam, diantaranya adalah :

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

75

a) Ada sebagian warga yang mempercayai kalau sedekah desa tersebut

mengikuti tradis nenek moyang terdahulu

b) Adanya kegiatan permainan perjudian yang hingga saat ini masih ada

saat acara sedekah desa didusun krajan desa kedungringin, berupa

permainan dadu (klutuk). Permainan ini ada ketika saat pertunjukan

wayang dari siang sampai malam hari. Padahal kalau tidak ada acara

sedekah desa, permainan dadu ini sudah lama tidak ada, namun saat

sedekah desa ada bandar yang memainkan permainan dadu. Segala

bentuk perjudian tersebut yang muncul dalam kegiatan sedekah desa

akan membawa dampak negatif bagi masyarakat, terutama bagi

generasi penerus seperti, anak-anak, remaja, bahkan orang tua pun

ikut, mengingat apabila perjudian terus menerus berlangsung,

kehidupan masyarakat akan bobrok, masyarakat akan selalu diiming-

imingi dengan harapan-harapan akan dari perjudian tersebut.

c) Biaya yang dikeluarkan untuk pertunjukan wayang kulit di Dusun

Krajan Desa Kedungringin, meskipun berdasarkan iuran masyarakat,

mencapai Rp.18.000.000 ini merupakan biaya yang cukup besar,

sedangkan nilai yang diperoleh hanyalah hiburan semata. Alangkah

lebih baiknya iuran warga masyarakat tersebut digunakan untuk hal-

hal yang bersifat positif dan mengandung nilai-nilai ibadah seperti

memperbaiki masjid/mushola, santunan yatim piatu, atau shodaqoh

jariyah lainya, sehingga dalam setiap tahun apabila dapat terkumpul

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

76

sejumlah uang dengan nilai tersebut dapat memperbaiki kualitas

ummat dalam mendukung kegiatan keagamaan.

Tradisi sedekah desa di arahkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat

dan agamis.

Menjalankan ibadah

Alat-alat wayang islami

Lebih pada kesenian islami

Untuk memeriahkan lomba-lomba islami (anak-anak, bapak-bapak,

ibu-ibu,remaja maupun dewasa)

Pasar malam yang selektif.

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sejarah tradisi sedekah desa kedungringin diniatkan kepada syukuran

Desa,tradisi sedekah desa ini mengikuti Sunan Kalijaga, yang

menyebarkan ajaran-ajaran islam ditanah jawa ini dahulu adalah sunan,

sunan disini sangat banyak sekali, tetapi kalau wali hanya 9 yaitu wali

songo, kalau wali disini adalah waliyullah atau kekasih Allah, Seperti

dalam hadis ulama adalah warisan para Nabi, kalau sunan belum tentu

wali tetapi kalau wali sudah pasti sunan, dahulu ada salah satu yang

pertama kali masuk didesa ini yaitu namanya Nyai Mboro, dan yang

pertama kali menempati kuburan/Makam di Desa Kedungringin, dan

juga merupakan ajaran Sunan Kalijaga masyarakat berbondong-

bondong membawa ambengan dikumpulkan secara bersamaan, dan

kemudian dilanjutkan membaca tahlil, dalam tahlil terdapat ayat-ayat

Allah (Al-Quran), dzikir, tahmid, tasbih, istighfar, sholawat,

dsb.Menurut narasumber lain sedekah desa adalah selametan desa yang

bertujuan supaya tidak ada halangan suatu apapun, melalui

mengirimkan doa kepada arwah leluhur dengan membaca tahlil.

Menurut nara sumber yang lain adalah syukuran adat Desa, yang

dilakuka setiap satu tahun sekali.

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

78

2. Hari Selasa Kliwon bulan Agustus pukul 07:00 WIB, masyarakat

berkumpul bersama dengan membawa ambengan sendiri-sendiri

dikumpulkan menjadi satu, setelah semua warga berkumpul kemudian

kiyai mengajak kepadaseluruh warga untuk berdoa bersama membaca

tahlil, setelah tahlil selesai makanan yang dibawa tersebut dimakan

secara bersama-sama, disini makanan yang akan dimakan tidak

miliknya yang dibawa tdai namun milik orang lain, karena disini

termasuk tukar-menukar ambengan.Kemudian itu habis dhuhur sekitar

pukul 01:00 WIB dimulailah wayang kulit yang dalangnya diambil dari

Blumban Karanggede Kab. Boyolali dengan Dalang Nardi. Adapun isi

dari cerita wayang tersebut adalah Mboyong Mbok Sri, boyong artinya

mengusir/menghilangkan, menghilangkan hama tikus dari tanaman padi

di sawah.

3. Tradisi sedekah desa berkaitan dengan kepercayaan merupakan bentuk

warisan leluhur yang sampai saat ini masih dilestarikan atau

dilaksanaan oleh masyaraat Desakedungringin. Pada hakikatnya tradisi

tersebut merupakan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh warga

masyarakat dalam usaha bersama untuk mendapatkan keselamatan dan

talisilaturrahmi bersama.

a. Nilai Syukur

Ungkapan rasa syukur atas panen yang berhasil melalui acara

sedekah desa tersebut diwujudkan dengan melakukan kegiatan tahlil

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

79

dan pengajian sebagai ungkapan atas karunia dan berkah Allah SWT

kepada masyarakat Dusun krajan Desa Kedungringin.

b. Nilai ibadah

Dalam acara Sedekah Desa di Krajan, saat dilaksanakanya

acara tahlilan atau membaca doa. Tahlil untuk mendo‟akan arwah

masing-masing keluarga dan sesepuh desa merupakan suatu bentuk

ibadah, menghargai orang tua yang telah mendahului warga

masyarakat.

c. Nilai Aqidah

Keyakinan bahwa yang memberikan rizki dan telah menjaga

keselamatan hasil tanam adalah Allah merupakan nilai aqidah dalam

acara Sedekah Desa di Kedungringin. Nilai aqidah ini menjadi

sangat penting, karena masyarakat Jawa yang dahulu mengadakan

sedekah desa karena faktor agama Hindu dan Budha,setelah

masyarakat meyakini bahwa sedekah desa merupakan suatu bentuk

keyakinan bahwa yang memberikan keselamatan atas hasil panenya

adalah Allah SWT.

d. Nilai Kerjasama/Gotong Royong

Nilai gotong royong dalam upacara Tradisi Sedekah Desa ini

telihat dalam pelaksanaan atau penyelenggaraan yang dilakukan

bersama-sama antara warga masyarakat Dusun Krajan Desa

Kedungringin dan sekitarnya. Misalnya dalam hal biaya

penyelenggaraan ditanggung bersama dengan warga masyarakat.

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

80

Demikian pula dalam hal gotong royong yang dilakukan warga

masyarakat pada waktu diadakan kerja bakti di tempat

penyelenggaraan. Membersihkan, menyiapkan berbagai keperluan

yang akan digunakan pada acara nanti, mereka membantu secara

suka rela, sehingga merasa puas, dan gotong royong yang menjadi

ciri khas warga dan masyarakat dapat dilestarikan atau

dipertahankan.

B. Saran

Pada akhir penulisan ini penulis memberikan saran yang mungkin

dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan

orang lain:

1. Masyarakat desa kedungringin agar tetap menjaga melestarikan

mempertahankan tradisi yang sesuai dengan ajaran islam sehingga nilai-

nilai pendidikan islam dapat dilestarikan dari generasi ke generasi.

2. Perlunya masyarakat memupuk kesadaran untuk selalu bersyukur atas

nikmat yang diberikan Allah Serta senantiasa bersabar atas ujian yang

diberikan kepada hambanya.

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

81

DAFTAR PUSTAKA

Simuh. 2003.Islam Dan Pergumulan Budaya Jawa. Jakarta: Teraju.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan IslamPengembangan Integratif di Sekolah,

Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LkiS.

Hafidz, Muhammad&Kastolani. 2009. Pendidikan Islam Antara Tradisi dan

Modernitas, Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

W.J.S Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN

BALAI PUSTAKA.

Branen, Juliya. 1997.Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif Kualitatif,

dan D&D. Bandung : Alfabeta.

Rianse, Usman 2009.MetodologiPenelitian Sosial. Bandung : Alfabeta.

Supriyanto, Mahfudz. 2010.Metodologi Riset Manajemen Sumberdaya Manusia.

Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI).

Haryanta,Tri Agung. 2012. Kamus Kebahasaan Dan Kesusastraan. Surakarta:

PT. Aksarra Sinergi Media.

Sastrapradja, M. 1981. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya: usaha

nasional.

Sukandarrumidi, 2004. Metodologi Penelitian (Petunjuk Praktis Untuk Penelitian

Pemula). Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Shohib, Muhammad. 2007. Al Qur‟an Nulkarim Terjemah Tafsir Perkata.

Bandung: SYGMA PUBLISHING .

Assegaf, Rohman. 2005. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Albone, Aziz. 2009. Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif Multikultural.

Jakarta: BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA.

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

82

PEDOMAN WAWANCARA

NAMA :

JABATAN :

Jawablah pertanyaan ini dengan sejujur-jujurnya, jawaban saudara tidak akan

memberikan pengaruh terhadap jabatan/kedudukan saudara, karena hanya

digunakan untuk penelitian

1. Apakah sejarah dari sedekah Desa?mengikui orang terdahulu, ulama dan

sunan.(Bapak K.H Nur Amin)

2. Kapan dilaksanakan tradisi sedekah desa? Mengapa memilih hari tersebut?

Apa makna dari hari tersebut?

Hari Selasa kliwon Bulan Agustus tanggal 19. Karena naluri orang-orang

terdahulu (Bapak Kadus Mustofa)

Apa saja acara dari tradisi sedekah desa?Berdoa bersama dengan membawa

ambengan, pagelaran wayang dari siang sampai malam hari (Bapak Kadus

Mustofa).

3. Adakah iuran yang dikenakan? Berapa besarnya?ada, Rp 30.000 untuk

kalangan menengah kebawah dan Rp 70.000 untuk kalangan menengah

keatas.(Bapak Kadus Mustofa)

4. Apa dasar dari tradisi sedekah desa?dasar alquran tentang sedekah (Q.S Al-

Baqoroh:195) (Bapak Miftah)

5. Adakah Nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat dari acara sedekah desa?

Ada yaitu: Nilai Syukur, nilai ibadah, nilai aqidah, nilai persatuan dan

kesatuan, nilai pendidikan islam, nilai musyawarah, nilai pengendalian

sosial, nilai kearifan lokal, nilai gotong royong (Kadus Mustofa).

6. Siapa dalang dalam pertunjukan wayang kulit? Apa isi dari wayang tersebut?

Dalang Nardi, isi Mboyong Mbok Sri (Kadus Mustofa).

7. Bagaimana suasana dari tradisi sedekah desa?suasana sangat ramai (Kadus

Mustofa)

8. Apa tanggapan warga dalam pelaksanaan sedekah desa ini? Senang sekali dan

semoga bisa tetap dilaksanakan dari generasi ke generasi (bapak Miftah).

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tamam Syarif

Tempat tanggal lahir : Kab Semarang, 15 Mei 1991

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Krajan Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang

Riwayat Pendidikan:

a. Raudhatul Athfal Krajan Kedungringin Lulus tahun 1997

b. Madrasah Ibtidaiyah Krajan Kedungringin Lulus tahun 2003

c. Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan Lulus tahun 2006

d. Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Lulus tahun 2009

e. S1 STAIN Salatiga Lulus tahun 2015

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 16 Maret 2015

Penulis

Tamam Syarif

NIM: 111 10 195

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

84

Dokumentasi

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/300/1/Tamam Syarif_11110195.pdfadalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang

85