Upload
natalia-ihalauw
View
14
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Urologi
Citation preview
Natalia Ihalauw
07120090093
KASUS 2
Identitas Pasien
• Nama : Ny. M
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 39 tahun
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Kompleks Kodim, Sangingan
• Agama : Islam
• Pendidikan terakhir : SMA
• Golongan Darah : O
• Berat Badan : 56 kg
• Tinggi Badan : 155 cm
• Tanggal Masuk RS : 17 oktober 2012
ANAMNESA
Dilakukan secara Autoanamnesa dan Alloanamnesa dengan suami pasien pada
tanggal 17 oktober 2012
Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kiri sejak
kemarin
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Malam sebelumnya (3 a.m)
Pasien mengeluh nyeri luar biasa (skala nyeri 8) di pinggang sebelah kiri dari
jam 3 malam, sakitnya menjalar ke punggung sebelah kiri. Nyeri dirasakan
bertambah berat jika beraktifitas berat, dan berkurang jika beristirahat.
• Sekarang (10.30 a.m)
Pasien masih mengeluh nyeri, sakitnya melilit, pasien mengaku makan
terakhirnya pada siang hari sedangkan pada malam hari, ia hanya memakan es
krim yang mengandung santan. Pasien juga mengaku ia telah minum obat
antacida tetapi tidak membaik
• Keterangan tambahan
BAB & BAK normal, demam disangkal, batuk disangkal, pilek disangkal, nyeri
tenggorokan disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma disangkal
Diabetes melitus disangkal
Kolesterol disangkal
Hipertensi disangkal
Penyakit Jantung disangkal
Asma atau alergi disangkal
Asam urat (+) à beberapa bulan pertama, pasien meminum obat
alopurinol, tetapi akhir-akhir ini sudah tidak dilanjutkan lagi. Pasien mengaku
kadang dia merasakan kaku dan baal di ibu jari kanan (tangan).
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa
Ibu pasien menderita hipertensi
Kehidupan Sosial & Kebiasaan
• Pasien tinggal bersama suami dan 3 anaknya
• Riwayat ekonomi termasuk kelas menengah
• Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang
• Pola makan teratur mencakup nasi dan lauk
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Denyut Jantung : 86x/menit
Laju nafas : 20x/menit
Temperatur : 36,5°C
Skala Nyeri : 8
Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Kepala :
Rambut : berwarna hitam, tidak ada kelainan pada kulit kepala.
Mata : tidak terdapat konjungtiva pucat, tidak terdapat sclera ikterik,
tidak terdapat blurred vision.
Hidung : tidak terdapat sekret yang keluar.
Mulut : bibir kering, tidak terdapat sariawan, tidak terdapat sianosis.
Telinga : tidak terdapat sekret.
Leher :
Tidak terlihat adanya inflamasi
Pembesaran kelenjar getah bening di cervical tidak teraba
Toraks :
Paru
Inspeksi : bentuk dan gerak simetris, tidak ada gerakan yang tertinggal.
Palpasi : fokal gremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru.
Auskultasi : vesikuler di kedua sisi paru, tidak ditemukan wheezing,
ronki, dan stridor.
Jantung
Inspeksi : tidak terlihat iktus kordis.
Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas atas ICS II linea parasternalis dekstra, batas kanan ICS IV
linea sternalis dekstra, batas kiri ICS IV linea mid clavicula sinistra.
Auskultasi : bunyi jantung S1/S2 normal, tidak ditemukan gallop
ataupun murmur.
Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak terdapat bekas luka, tidak terdapat sianosis, tidak
ikterik.
Auskultasi : bising usus positif.
Perkusi : timpani pada keempat kuadran, nyeri ketok costovertebra (+)
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas :
Akral hangat, laju pengisian kapiler <2 detik
Tidak terdapat gangguan integritas kulit, tidak terdapat edema dan
eritema.
Anus & rectum : tidak dilakukan
Genitalia : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DILAKUKAN
CBC RESULT REFERENCE
WBC 19.63 x 103/uL 5.00-10.00
LYM 1.75 x 103/uL 0.80-4.00
MID 0.90 x 103/uL 0.10-1.00
GRA 6.98 x 103/uL 2.00-7.80
LYM % 28.95 % 20.00-50.00
MID % 4.60 % 1.00-15.00
GRA % 68.45 % 40.00-70.00
RBC 4.68 x 106/uL 3.60-6.50
HGB 13.6 g/dL 12.00-18.00
MCHC 33.58 g/dL 32.00-36.00
MCH 29.00 pg 27.80-33.80
MCV 86.62 fl 83.90-99.10
CBC RESULT REFERENCE
RDW-CV 13.91 % 10.00-15.00
RDW-SD 42.92 fl 35.00-56.00
HCT 40.50 % 35.00-52.00
PLT 320 x 103/uL 150.00-450.00
MPV 7.83 fl 7.00-11.00
PDW 14.28 % 10.00-18.00
PCT 0.25 % 0.10-0.50
P-LCR 21.18 % 13.00-43.00
Tambahan Lab
SGOT : 35 U/l (<37)
SGPT : 41 U/l (<42)
Ureum : : 27 (20-40)
Creatinin : 1,0 mg/dL (0,8-1,5)
URINALISA
Reaksi
pH : 5,0 (4-8)
Berat jenis : 1030 (1003-10030)
Protein : (-) normal
Reduksi : (-) normal
Bilirubin : (-) normal
Urobilinogen : 3,2 (3,2-16)
Urobilin : (+) normal
Keton : (-)
Sedimen
Epitel gepeng : (+)
Epitel tubulus : (+)
Leukosit : 3-5 (3-6)
Eritrosit : 5-10 (0)
Silinder hialin : (-)
Silinder granular : (-)
Kristal : Amorf urat (+)
Darah samar : (+)
BNO
Telah dilakukan tetapi hasilnya telah dibawa pulang oleh pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIHARAPKAN
BNO-IVP
USG
CT Scan
RINGKASAN
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kiri sejak kemarin. Skala nyeri 8.
Pasien juga mengaku sakitnya menjalar ke punggung sebelah kiri. Nyeri dirasakan
bertambah berat jika beraktifitas berat, dan berkurang jika beristirahat. Pasien
memiliki riwayat penyakit asam urat yang tak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik,
terdapat hasil nyeri ketok cotovertebra (+). Pada hasil urinalisa menunjukkan adanya
eritrosit, kristal (amorf urat) dan darah samar (+).
DIAGNOSIS
Diagnosis provisional :
Nefrolitiasis sinistra et causa asam urat tak terkontrol
Diagnosis banding
Ureterolitiasis
Pankreatitis
Penatalaksanaan
Infus RL 8 jam/kolf
Drip scopamine 6 jam/up
Omeprazole 20 mg 2x1
PROGNOSIS
Quo ad vitam : et bonam
Quo ad fungsionam : dubia et bonam
Quo ad sanationam : dubia
PENGKAJIAN DIAGNOSA
Atas dasar : nyeri pada pinggang sebelah kiri sejak kemarin. Skala nyeri 8.
Pasien juga mengaku sakitnya menjalar ke punggung sebelah kiri. Pasien
memiliki riwayat penyakit asam urat yang tak terkontrol. Pada hasil urinalisa
menunjukkan adanya eritrosit, kristal (amorf urat) dan darah samar (+).
Dipikirkan : Nefrolitiasis sinistra e.c. asam urat tak terkontrol
Rencana Dx : BNO IVP, USG, CT Scan
Rencana Tx :
Farmakologi dan bedah :
Alopurinol
Omeprazole
Ceftriaxone
ESWL
Non farmakologi :
Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu
Sitrat (kalsium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis
atau lemon sesudah makan malam)
Batu ginjal tunggal (meningkatkan masukkan cairan,
mengkontrol secara berkala pembentukan batu baru)
Pengaturan diet
Meningkatkan masukan cairan
Hindari masukan minum gas (soft drinks) lebih dari 1 liter per
minggu.
Kurangi masukan protein (sebesar 1 g/kg berat badan/hari)
Tinjauan Pustaka
Nefrolitiasis (Batu Ginjal)
DEFINISI
Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal,
mengandung komponen kristal, dan matriks organik.
Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di
dalam ginjal.
ETIOLOGI
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa
faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang.
Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu
sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di
sekitarnya.
Faktor intrinsik antara lain :
Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang
tuanya.
Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
Iklim dan temperatur
Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi.
Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu.
Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atausedentary life.
EFEK BATU PADA SALURAN KEMIH
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang terjadi pada
traktus urinarius :
a. Pada ginjal yang terkena
Obstruksi
Infeksi
Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.
Iskemia parenkim.
Metaplasia
b. Pada ginjal yang berlawanan
Compensatory hypertrophy
Dapat menjadi bilateral
GAMBARAN KLINIS
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya
gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat
ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain :
Tidak ada gejala atau tanda
Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
Hematuria makroskopik atau mikroskopik
Pielonefritis dan/atau sistitis
Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
Nyeri tekan kostovertebral
Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
Gangguan faal ginjal.
DIAGNOSIS
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit
batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan
penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih,
infeksi dan gangguan faal ginjal.
A. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai
onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat
bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria,
dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya
sering mempunyai tipe nyeri yang sama.
B. Pemeriksaan Fisik
Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,
berkeringat, dan nausea.
Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi
berat atau dengan hidronefrosis.
Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal
ginjal dan retensi urin.
Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada
pasien dengan urosepsis.
C. Pemeriksaan penunjang
- Radiologi
- Laboratorium
PENATALAKSANAAN
1. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi
simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum
yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
2. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk
membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut
nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah
ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan
memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut,
atau bila cara non-bedah tidak berhasil.
KOMPLIKASI
Terbentuknya abses
Infeksi ginjal yang menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal
Fistula urinaria
Luka dan stenosis urethra
Extravasation
Urosepsis
Hilangnya fungsi ginjal
INDIKASI RAWAT INAP
Analgesik oral tidak dapat menangani sakit yang dirasakan oleh pasien
Obstruksi urethra yang ditimbulkan dari batu yang solitary atau transplantasi
ginjal
Obstruksi urethra diakibatkan oleh batu yang diakibatkan infeksi saluran
kemih, demam, sepsis, atau pyelonephritis.