Upload
others
View
15
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 6-7 TAHUN
ANTARA IBU YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI DESA
SIKAMPUH KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
ADITIA INDRIANI
J210.100.086
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN Jl. A.Yani Tromol Pos-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : S iti Arifah, S.Kp., M.Kes
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Aditia Indriani
NIM : J210 100 086
Program Studi : Keperawatan S-1
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi : PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 6-7
TAHUN ANTARA IBU YANG BEKERJA DAN TIDAK
BEKERJA DI DESA SIKAMPUH KECAMATAN KROYA
KABUPATEN CILACAP
Naskah publikasi imiahl tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 01 Desember 2014
Pembimbing I
Siti Arifah, S.Kp., M.Kes
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama : Aditia Indriani
NIM : J210 100 086
Fakultas / Jurusan : Ilmu Kesehatan / S1 Keperawatan
Jenis : Skripsi
Judul : PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK
USIA 6-7 TAHUN ANTARA IBU YANG
BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI DESA
SIKAMPUH KECAMATAN KROYA
KABUPATEN CILACAP
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan,
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana semestinya.
Surakarta, 12 November 2014
Yang Menyatakan
(Aditia Indriani)
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
NASKAH PUBLIKASI
PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 6-7 TAHUN
ANTARA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI DESA SIKAMPUH
KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP
Aditia Indriani1, Siti Arifah
2, Kartinah
3
Abstrak
Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah
diletakan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar
agar dapat menghasilkan generasi yang lebih baik. Usia lahir sampai dengan
pendidikan dasar adalah masa keemasan sekaligus masa yang sangat rentan dalam
tahapan kehidupan yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa
ini adalah masa yang paling tepat untuk mengajarkan anak dalam
kemandiriannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimen.
Dengan desain penelitian deskriptif komparatif. Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
anak usia 6-7 tahun di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap
berjumlah 142 anak dengan ibu yang bekerja sebanyak 79 orang dan ibunya tidak
bekerja sebanyak 63 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
probability sampling. Probability sampling dengan menggunkan teknik simple
random sampling, yaitu sebanyak 59 responden. Waktu penelitian dilakukan
mulai bulan Agustus 2014. Variabel independen penelitian ini adalah ibu bekerja
dan ibu tidak bekerja di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.
Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat kemandirian anak usia 6-7 tahun
yang berada di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Analisis
data hasil penelitian menggunakan uji T-test menunjukan hasil bahwa p=0.049,
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05 (p<0.05) maka Ho ditolak, artinya ada
perbedaan tingkat kemandirian anak usia 6-7 tahun antara ibu yang bekerja dan
tidak bekerja.
Kata kunci: Kemandirian Anak, Perkembangan Anak, Ibu Bekerja, Ibu Tidak
Bekerja
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
DIFFERENCES OF INDEPENDENCE OF CHILDREN AGES 6-7 YEARS
BETWEEN MOTHER DOES NOT WORK AND WORK IN THE VILLAGE
SIKAMPUH TRACT DISTRICT CILACAP
Aditia Indriani1, Siti Arifah
2, Kartinah
3
abstract
Child is a potential successor to the ideals of a nation that has essentially placed
by previous generations. Development of the child must run parallel in order to
produce a better generation. Ages birth through elementary education is the
golden age at the same time very vulnerable in the stages of life that will
determine the further development of the child. This period is the most
appropriate time to teach children in their independence. This research is non-
experimental quantitative research. With comparative descriptive research
design. While the approach used is Cross Sectional. The population in this study
were all children aged 6-7 years in the Village Tract Sikampuh District of Cilacap
district amounted to 142 children with a mother who worked as many as 79
people and the mother does not work as many as 63 people. The sampling
technique used is the probability sampling. Probability sampling by using simple
random sampling technique, as many as 59 respondents. Time the study started in
August 2014. The independent variable of this study was working mothers and
mothers do not work in the Village Tract Sikampuh District of Cilacap district.
The dependent variable of this study is the degree of independence of children
aged 6-7 years who were in the Village Tract Sikampuh District of Cilacap
district. Analysis of survey data using the T-test test results showed that p =
0.049, where the value is greater than 0.05 (p <0.05), then Ho is rejected,
meaning that there are differences in the level of independence of children aged
6-7 years between mothers who work and do not work .
Keywords: Independence of the Child, Child Development, Working Mother,
Mother Not Working
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
PENDAHULUAN
Anak merupakan potensi dan
penerus cita-cita bangsa yang dasarnya
telah diletakan oleh generasi
sebelumnya. Tumbuh kembang anak
harus berjalan sejajar agar dapat
menghasilkan generasi yang lebih
baik. Untuk membangun generasi yang
lebih baik, diperlukan pembinaan yang
terus menerus berdasarkan tingkat
perkembangan anak.
Usia lahir sampai dengan
pendidikan dasar adalah masa
keemasan sekaligus masa yang sangat
rentan dalam tahapan kehidupan yang
akan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Masa ini adalah masa
yang paling tepat untuk mengajarkan
anak dalam kemandiriannya (Mansyur,
2007).
Perkembangan anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah stimulasi.
Stimulasi merupakan cikal bakal dari
pembelajaran anak. Stimulasi dapat
berasal dari lingkungan sekitar anak
dan dapat berasal dari orang tua
khususnya seorang ibu (Liadewi,
2010). Dimana ibu harus mengasuh
dan memberikan kontribusi yang baik
untuk anak. Pemberian stimulus yang
seimbang kepada anak akan
memberikan respon positif terhadap
anak begitu pula sebaliknya jika
stimulus yang diberikan kurang akan
memberikan respon yang kurang
positif. Disini ibu yang tidak bekerja
tidak selalu cukup dalam pemberian
stimulus kepada anak. Namun yang
lebih sering anak dengan ibu bekerja
akan lebih membuat anak menjadi
mandiri dalam pemenuhan
kebutuhannya.
Akibat jika anak tidak mandiri
adalah anak tidak dapat
mengeksplorasi bakat dan
kemampuannya, anak akan sulit untuk
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, anak juga akan merasa
cemas jika tidak ada orang tua atau
anggota keluarganya yang membantu
dalam pemenuhan kebutuhan ADL
nya atau dengan kata lain anak akan
selalu ketergantungan kepada orang
lain dan akan menghambat
perkembangan kemandirian anak itu
sendiri (Soetjiningsih, 2012).
Hasil studi pendahuluan di
Desa Sikampuh terdapat 945 ibu
bekerja atau sekitar 70,5% ibu yang
bekerja yang sebagian besar sebagai
buruh tani. Ibu bekerja yang
mempunyai anak usia 6-7 tahun
sebanyak 207 atau sekitar 20,9%
(BPS, 2010). Dari hasil wawancara
yang dilakukan pada tanggal 17
januari 2014, 7 dari 9 ibu yang bekerja
mengatakan anaknya dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya sendiri mandi,
mengambil makanan, ke toilet,
bermain, berpakian sendiri maupun
menyisir rambut atau berdandan
sendiri, karena sejak pagi ibu sudah
berangkat bekerja kesawah.
Sedangkan 3 dari 9 ibu yang tidak
bekerja mengatakan anaknya sering
meminta bantuan saat mandi dan
makan jika akan berangkat kesekolah.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui adakah
perbedaan tingkat kemandirian anak
usia 6-7 tahun antara ibu yang bekerja
dan tidak bekerja Di Desa Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
METODE
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif non eksperimen.
Dengan desain penelitian deskriptif
komparatif. Sedangkan pendekatan
yang digunakan adalah Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh anak usia 6-7 tahun
di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap berjumlah 142
anak dengan ibu yang bekerja
sebanyak 79 orang dan ibunya tidak
bekerja sebanyak 63 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah probability sampling.
Probability sampling dengan
menggunkan teknik simple random
sampling, yaitu sebanyak 59
responden. Waktu penelitian dilakukan
mulai bulan Agustus 2014.
Variabel independen penelitian
ini adalah ibu bekerja dan ibu tidak
bekerja di Desa Sikampuh Kecamatan
Kroya Kabupaten Cilacap. Variabel
dependen penelitian ini adalah tingkat
kemandirian anak usia 6-7 tahun yang
berada di Desa Sikampuh Kecamatan
Kroya Kabupaten Cilacap.
HASIL
Data yang terkumpul, dapat
diuraikan gambaran umum responden
dilihat dari umur ibu, status pekerjaan
ibu dan pendidikan ibu.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Kategori Frekuensi Persentase
(%)
Umur ibu
25-35 33 55.9
36-46 26 44.1
Total 59 100
Pendidikan ibu
SD 19 32.2
SMP 28 47.4
SMA/SMK 12 20.3
PT 0
Total 59 100
Status
pekerjaan
Bekerja 33 55.9
Tidak bekerja 26 44.1
total 59 100
Berdasarkan tabel 4.1 tentang
umur mayoritas responden berumur
25-35 tahun yaitu sebanyak 55.9%.
Tingkat pendidikan terbanyak yaitu
pada taraf SMP sebanyak 28
responden atau sebanyak 47.4%.
Untuk status pekerjaan mayoritas ibu
bekerja sebanyak 55.9% atau 33
responden, sedangkan ibu tidak
bekerja 44.1% atau 26 responden.
Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Kemandirian
Tabel 4.2 Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Kemandirian
Kategori Frekuensi Presentasi
Mandiri 32 54.2
Tidak mandiri 27 45.8
Total 59 100.0
Sesuai dengan tabel 4.2 dapat
dilihat bahwa responden dengan
kategori mandiri 54.2% atau 32
responden, sedangkan yang tidak
mandiri berjumlah 27 responden atau
sekitar 45.8%.
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
Tabel 4.3 tabel silang tingkat
kemandirian anak antara ibu bekerja
dan tidak bekerja
status Kategori Kemandirian
Tidak
mandiri
Presentase
% Mandiri
Presentase
%
Bekerja 4 6.8 29 49.1
Tidak
bekerja 23 39 3 5.1
Total 27 45.8 32 54.2
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
tidak semua ibu bekerja mempunyai
anak mandiri. Terdapat 49.1 % anak
yang mandiri pada ibu bekerja dan 6.8
% anak tidak mandiri. Pada ibu tidak
bekerja terdapat anak yang mandiri
sebanyak 5.1 % dan anak dengan
kategori tidak mandiri 39 %.
Sebelum menggunakan uji T-
test harus memenuhi syarat yaitu data
harus homogen, persebaran data
normal dan pengambilan sampel
dengan acak.
Setelah di uji normalitas
dengan kolmogorov-smirnov diketahui
bahwa distribusi data dalam penelitian
ini normal dan homogen, maka
penelitian ini menggunakan uji
statistik T-tes. Hasil uji T-tes dapat
dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Uji T-test
Tabel 4.4 menunjukan hasil
bahwa p=0.049, dimana nilai tersebut
lebih besar dari 0.05 (p<0.05) maka
Ho ditolak, artinya ada perbedaan
tingkat kemandirian anak usia 6-7
tahun antara ibu yang bekerja dan
tidak bekerja.
PEMBAHASAN
Kemandirian anak usia 6-7 tahun
pada ibu bekerja
Berdasarkan hasil penelitian
pada 33 ibu yang bekerja, terdapat 29
anak atau sekitar 49.1% yang
dikategorikan mandiri dan 4 anak atau
6.8% anak dikategorikan anak tidak
mandiri. Responden mengungkapkan
jika ibu berangkat bekerja maka anak
akan ditinggalkan sendiri dan akan
memenuhi kebutuhannya sendiri.
Responden mengatakan biasa
berangkat bekerja dari mulai pagi hari
sekitar pukul 5 pagi dan pulang pada
siang atau sore hari, hal tersebut akan
membuat anak lebih mandiri, karena
harus menyiapkan berbagai
kebutuhannya untuk mandi, makan,
minum atau bersiap-siap untuk
bersekolah.
Pendapat peneliti juga
didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Thabita (2012) dengan
judul Peran Ibu Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Anak Terhadap
Perkembangan Anak Usia Prasekolah
dengan hasil ada hubungan peran ibu
dalam pemenuhan kebutuhan dasar
anak terhadap perkembangan personal
sosial anak prasekolah.
Mariyam A (2008) mengatakan
dengan ibu bekerja, maka keluarganya
dapat memperoleh tambahan untuk
perekonomiannya namun demikian
Paired differences t df
Sig.
(2-tailed)
Mean Std.
deviation
Std.
Eror
mean
Pair 1
kategori kemandirian
kategori pekerjaan
-.017 .347 .045 -.375 58 .049
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
pada kenyataannya karena sibuk
bekerja akan mengakibatkan perhatian
terhadap keluarga akan berkurang
termasuk kepada anak, sehingga anak
akan berusaha belajar untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri.
Dari 4 anak yang masuk ke
dalam kategori tidak mandiri yang
mempunyai ibu bekerja disini karena
pada saat sebelum ibu berangkat
bekerja ibu selalu menyiapkan segala
keperluan dan kebutuhan anak.
Perkembangan anak juga dipengaruhi
oleh pola asuh yang diterapkan orang
tua nya.
Pendapat peneliti juga
didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Fadholi (2011) yang
melakukan penelitian dengan judul
Tingkat Kemandirian Anak Usia
Prasekolah Ditinjau Dari Pola Asuh
Orang Tua. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara pola asuh
dengan kemandirian anak. Menurut
Nugroho (2006) dalam membentuk
kemandirian anak orang tua tidak
diperkenankan untuk memanjakan
anaknya.
Hurlock (2009) juga
mengungkapkan pola asuh yang baik
untuk anak adalah pola asuh yang
memberikan kebebasan untuk anaknya
namun tetap diberikan batasan-batas
atas pergaulan atau kegiatan yang
tidak sesuai dengan usia anak,
melibatkan anak dalam setiap aktivitas
keluarga, memberikan kebebasan pada
anak untuk mengeluarkan pendapatnya
dan mengambil keputusan yang
sederhana. Dengan pola asuh yang
baik anak akan dapat berkembang
dengan baik, anak akan mempunyai
kemandirian atas segala kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya, anak
akan cenderung lebih percaya diri
dalam melakukan suatu hal.
Kemandirian anak usia 6-7 tahun
pada ibu tidak bekerja
Jumlah anak yang mandiri pada
ibu tidak bekerja adalah 3 anak atau
5.1%, karena ibu mengatakan
senantiasa memaksakan anaknya untuk
belajar melakukan kegiatan sederhana
sendiri seperti mandi, makan, atau
mengenakan pakian. Selain itu ibu
juga mengatakan bahwa anak dipaksa
untuk mandiri karena kondisi ibu yang
juga mengurus anak yang lainnya
contohnya adalah jika anak yang
menjadi responden tersebut sudah
mempunyai adik yang lebih kecil yang
lebih membutuhkan bantuan ibunya
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Hurlock (2009) mengatakan
bahwa faktor urutan kelahiran
mempengaruhi kemandirian anak,
namun melalui beberapa proses
sosialisasi dalam keluarga yang
mengembangkan kepribadian atau
dapat dikatakan terjadi secara tidak
langsung melalui adanya kebutuhan
manusia akan perhatian dari
lingkungannya ketika seseorang masih
dalam kanak-kanak terutama yang
berasal dari orangtua. Selanjutnya
Johnson (2011) mengatakan bahwa
untuk berlatih mandiri, orang akan
membutuhkan perasaan aman, suasana
penuh perlindungan, penghargaan,
cukup kasih sayang dan perhatian dari
orang tua, jauh dari perasaan cemburu,
tersaingi, cemas dan khawatir. Semua
kondisi itu akan memberikan perasaan
nyaman bagi anak untuk berani
berinisiatif, mendorong berlatih
bertanggung jawab, dan berlatih
menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi.
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
Hasil penelitian menunjukan
anak yang tidak mandiri pada ibu tidak
beerja lebih banyak yaitu sebanyak
39% atau 23 responden. Responden
mengatakan jika anak selalu dibantu
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya
walaupun hal sederhana. Reponden
juga mengungkapkan jika ibu berada
dirumah hanya mengurus rumah dan
prioritas utama adalah untuk mengurus
anak. Jadi segala sesuatu yang
dibutuhkan anaknya pun akan lebih
diperisapkan dan di perhatikan oleh
ibu.
Menurut Mariam A (2008) ibu
yang tidak bekerja cenderung
melayani dan memanjakan anak, terasa
positif dan menyenangkan untuk si
anak tetapi akibatnya anak menjadi
terbiasa tergantung dan kurang
mandiri. Hendaknya setiap orang tua
menghindari memanjakan anak secara
berlebihan, karena hal ini akan
menjadikan anak kurang mandiri.
Ketidakmandirian memang ditandai
dengan ketidak mampuan anak untuk
mengurus dirinya sendiri
(ketidakmampuan fisik). Namun dapat
berujud ketidakmampuan anak untuk
membuat keputusan (ketidak-
mandirian psikologis). Akibatnya anak
sering merepotkan, tidak percaya diri
dan anak akan cenderung lebih
bergantung kepada orang lain.
Pernyataan yang sesuai juga di
ungkapkan oleh Bauer (2006) bahwa
ibu yang tidak bekerja tidak senantiasa
lebih baik dari ibu yang bekerja, dalam
pengasuhan dan perkembangan
anaknya, dalam penelitiannya
dijelaskan bahwa kualitas komunikasi
akan lebih baik dari pada kuantitas
komunikasi antara anak dan orang tua.
Analisis perbedaan kemandirian
anak usia 6-7 tahun antara ibu yang
bekerja dan tidak bekerja
Hasil uji analisa perbedaan
tingkat kemandirian anak usia 6-7
tahun antara ibu yang bekerja dan
tidak bekerja dengan menggunakan uji
T-tes yang didapatkan hasil nilai
p=0.049, dimana nilai tersebut lebih
kecil dari 0.05 (p<0.05) maka Ho
ditolak, artinya ada perbedaan tingkat
kemandirian anak usia 6-7 tahun
antara ibu yang bekerja dan tidak
bekerja. Dari hasil penelitian sebanyak
33 ibu bekerja terdapat 29 anak yang
mandiri, 4 anak yang tidak mandiri.
Sedangkan pada 26 responden pada
ibu tidak bekerja terdapat 3 anak
dengan ketegori mandiri dan 23 anak
dengan kategori tidak mandiri.
Responden mengungkapkan
banyak faktor yang mempengaruhi
anak dalam kemandiriannya. Ibu yang
bekerja mengatakan anaknya dapat
mandiri karena anak dipaksakan untuk
melakukan segala kegiatan atau
memenuhi kebutuhan pribadinya
sendiri. Sesuai ungkapan dari Nugroho
(2006) dalam membentuk kemandirian
anak orang tua tidak diperkenankan
untuk memanjakan anaknya.
Pada ibu tidak bekerja ibu
mengungkapkan bahwa ibu rumah
tangga hanya mengurus kebutuhan
rumah tangga dan menempatkan anak
sebagai prioritasnya. Kebanyakan ibu
selalu menyediakan semua kebutuhan
anaknya. Tidak semua anak dengan
ibu bekerja di kategorikan anak yang
tidak mandiri, hasil dari penelitian
menujukan terdapat anak dalam
kategori mandiri. Responden dengan
kategori mandiri disini, karena ibu
mempunyai anak yang lebih kecil lagi
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
di bandingkan dengan responden
(sudah mempunyai adik). Sesuai
dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Halimsyah (2007)
mengatakan bahwa faktor urutan
kelahiran mempengaruhi kemandirian
anak, namun melalui beberapa proses
sosialisasi dalam keluarga yang
mengembangkan kepribadian atau
dapat dikatakan terjadi secara tidak
langsung melalui adanya kebutuhan
manusia akan perhatian dari
lingkungannya ketika seseorang masih
dalam kanak-kanak terutama yang
berasal dari orangtua
Menurut Mastauli Siregar
(2007) ibu yang bekerja dan tidak
bekerja akan banyak mempengaruhi
kemandirian anak. Untuk ibu bekerja
harus selalu meluangkan waktu untuk
berbagi permasalahan pada anak dan
walaupun mereka bekerja mereka juga
harus memperhatikan kebutuhan kasih
sayang kepada anaknya.
Bauer (2006) bahwa ibu yang
tidak bekerja tidak senantiasa lebih
baik dari ibu yang bekerja, dalam
pengasuhan dan perkembangan
anaknya, dalam penelitiannya
dijelaskan bahwa kualitas komunikasi
akan lebih baik dari pada kuantitas
komunikasi antara anak dan orang tua.
Atkison dalam Mustika Dewanggi
(2012) mengatakan bahwa orang tua
yang mampu mengasuh anaknya
secara hagat, penuh kasih sayang
komunikatif, bersikap jelas dan tegas
cenderung akan mempunyai anak yang
mempunyai kontrol diri yang kuat,
kompeten dan mandiri.
Perkembangan sosial anak
dipengaruhi oleh berbagai faktor, tidak
hanya dari proses pengasuhan orang
tua atau pola asuh. Faktor
perkembangan pada anak itu sendiri
juga dipengaruhi oleh diri anak itu
sendiri. Hal ini sesuai dengan teori
Gunarsa (2008) yang menyatakan
bahwa perkembangan dalam
kemandirian anak di pengaruhi oleh
banyak faktor yang meliputi kondisi
fisiologis dan psikologis anak.
Menurut Soetjiningsih (2012)
perkembangan kemandirian anak di
pengaruhi oleh berbagai faktor
eksternal seperti lingkungan,
karakteristik sosial masyarakat, pola
asuh orang tua, cinta dan kasih sayang
orang tua, kualitas interaksi yang
terjalin antara orang tua dan anak, latar
belakan pendidikan orang tua, dan
urutan posisi masing-masing anak.
Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rizki Marisa (2013)
dengan judul Perkembangan Anak
Dengan Ibu Rumah Tangga Yang
Bekerja Dan Tidak Bekerja. Hasilnya
ada perbedaan yang signifikan antara
perkembangan anak yang ibunya tidak
bekerja dan tidak bekerja karena
terlalu banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan
kemandirian anak diluar dari status
pekerjaan ibu
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian bab diatas
tentang penelitian perbedaan tingkat
kemandirian anak usia 6-7 tahun
antara ibu yang bekerja dan tidak
bekerja di Desa Sikampuh kecamatan
Kroya kabupaten Cilacap dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat kemandirian pada anak
usia 6-7 tahun pada ibu bekerja
sebagian besar di kategorikan
sebagai anak yang mandiri.
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
2. Tingkat kemandirian anak usia 6-
7 tahun pada ibu tidak bekerja
sebagian besar dikategorikan
sebagai anak yang tidak mandiri.
3. Ada perbedaan tingkat
kemandirian anak usia 6-7 tahun
antara ibu yang bekerja dan tidak
bekerja di desa Sikampuh
kecamatan Kroya kabupaten
Cilacap.
Saran
1. Tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan yang
berada di daerah dapat memberikan
konseling pada masyarakat tentang
perkembangan anak, agar tercipta
generasi baru yang sesuai dengan
perkembangan sesuai dengan usianya.
Serta dapat memberikan tambahan
pengetahuan kepada ibu tentang
perkembangan anak
2. Masyarakat
Diharapkan masyarakat akan lebih
memperhatikan perkembangan anak
terutama kemandiriannya, agar saat
besar nanti aak tidak akan
ketergantungan kepada orang lain
3. Pemerintah
Diharapkan pemerintah derah dapat
lebih memperhatikan kesejahteraan
masyarakatnya, dan senantiasa
memberikan koseling-konseling
tentang pentingnya pendidikan bagi
setiap orang
4. Peneliti
Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian ini
dengan perbedaan pada sampel,
kriteria inklusi eksklusi, dan perbedaan
salah satu variabelnya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K. A. & Lyan. R. 2010. Profil
Perkembangan Anak, Edisi 5.
Jakarta: PT indek
, (2010). Profil Perkembangan
Anak.: Prakelahiran Hingga
Usia 12 Tahun. Alih Bahasa
Valentino. Jakarta: Indeks.
Arikunto, S. (2006). Metodelogi
Penelitian. Yogyakarta: Bina
Aksara.
Bauer, Bretherton. (2006). Continuity
And Change In The
Measurement Of Child
Attachment. Journal Of
Developmental Psychology Vol
39, No 4.
Denrich. (2004). Perbedaan Tingkat
Kemandirian Remaja Putri
Yang Ibunya Bekerja Dan
Yang Tidak Bekerja. Jurnal
Psikologi Vol.1.
Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia.
Halimsyah. 2007. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Harold, G.T. 2011. Cluster Analysis
Ofthe Behavioural Pre-School
Child. Psycological Medicine,
Vol. 4. Cambridge University
Hockenberry. M. E. (2008). Clinical
Manual of Pediatric. Edition
VII. St. Louise: Mosby Year
Book.
Hurlock, B. E., 2009. Perkembangan
Anak/Child Development, Terj.
Meitasari Tjandrasa, Jakarta:
Erlangga
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
, Elisabeth. 2004. Psikologi
Perkembangan Edisi Kelima.
Jakarta. Erlangga.
Kozier, B. (2010). Buku ajar
Fundamental Keperawatan
Pediatrik, Alih Bahasa Pamilih,
Devi dkk. Edisi 7 volume 1.
Jakarta: EGC
Liadewi, V.N.2010. Asuhan Anak
Prasekolah Dan Anak Sekolah.
Jakarta. Salemba Medika.
Lie, Anita dan Sarah Prasasti. 2004.
Cara Membina Kemandirian
Dan Tanggung Jawab Anak.
PT.Elex Media Komputindo.
Jakarta
Mansyur. 2007. Pendidikan Anak
Dalam Islam.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
McIntosh, Kelly L. and William
Bauer, 2006. Working Mothers
vs Stay At Home Mothers: The
Impact on Children. Marietta
College.
Morton, PG. 2005. Health Assessment
In Nursing. Spring House:
Pennsylvania
Notoatmodjo. (2005). Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Nursalam, (2008). Konsep dan
Penerapan Metodelogi
Penelitian Ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Potter, A.A, and Perry A.G. (2009).
Fundamental Of Nursing
(Fundamental Keperawatan)
Edisi 7 Volume 2. Alih Bahasa:
Komalasari R, Eviriyani, D,
Noviestari, E, Mosby year
Book, Philadelpia USA.
Jakarta: Salemba Medika
Riski, Marisa. 2013. Perkembangan
Anak Dengan Ibu Rumah
Tangga Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja. Jurnal Online Psikologi
Vol1 No:1. Universitas
Muhammadiyah Malang
Santrock, W. John. (2009).
Perkembangan Anak Dan
Remaja. Jakarta. Erlangga
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh kembang
anak. Sagung Seto: Jakarta:
EGC
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
. (2008). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R.D.
Bandung: Alfabeta.
Suryantina, E. H. 2011. Kemandirian
Anak Ditinjau Dari Berafiliasi
Dan Urutan Kelahiran. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM
Ummi, Jihadah. (2012). Kemandirian
Anak Ditinjau Dari Urutan
Kelahiran Dan Status Ekonomi
Orangtuanya. Jurnal Psikologi
Vol.1. No:2
Wong D.L, Marilyn H. E, David W,
Marilyn L. W, Patricia S. (2004).
Buku Ajar Keperawatan
Pedriatrik. Alih Bahasa Monica
Ester. Edisi 4. Jakarta : EGC
(2009). Buku Ajar Keperawatan
Pedriatrik. Alih Bahasa
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Aditia Indriani)
Sunarno, Agus dkk. Edisi 6
volume 1. Jakarta : EGC.
Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jln. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Kartasura.
1. Staf Dosen Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Jln.
A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Kartasura.
2. Staf Dosen Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Jln.
A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Kartasura.