24
BAB I PENDAHULUAN Gen Gen adalah unit fisik dan fungsional dasar dari hereditas. Gen, yang tersusun dari DNA, berperan dalam memberikan instruksi untuk membentuk molekul yang dinamakan protein. Pada manusia, gen bervariasi dalam ukuran, dari yang tersusun oleh beberapa ratus pasangan basa DNA hingga lebih dari 2 juta pasangan basa DNA. Human Genome Project memperkirakan bahwa manusia memiliki antara 20.000 – 25.000 gen. Gambar 1. Gen tersusun dari DNA. Tiap kromosom terdiri dari banyak gen . Mutasi Genetik Mutasi Gen adalah perubahan permanen dari susunan DNA yang membentuk gen. Mutasi dapat terjadi tunggal pada 1

Mutasi Genetik Dan Kanker--dari Ririn Part2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mutasi genetik

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

GenGen adalah unit fisik dan fungsional dasar dari hereditas. Gen, yang tersusun dari DNA, berperan dalam memberikan instruksi untuk membentuk molekul yang dinamakan protein. Pada manusia, gen bervariasi dalam ukuran, dari yang tersusun oleh beberapa ratus pasangan basa DNA hingga lebih dari 2 juta pasangan basa DNA. Human Genome Project memperkirakan bahwa manusia memiliki antara 20.000 25.000 gen.

Gambar 1. Gen tersusun dari DNA. Tiap kromosom terdiri dari banyak gen.

Mutasi Genetik Mutasi Gen adalah perubahan permanen dari susunan DNA yang membentuk gen. Mutasi dapat terjadi tunggal pada basa penyusun DNA atau dapat terjadi secara luas pada kromosom.Mutasi gen dapat terjadi melalui dua cara : Mutasi gen dapat diturunkan dari orang tua atau didapat pada suatu waktu dari masa hidup seseorang. Mutasi gen yang diturunkan dari orang tua ke anaknya disebut hereditary mutations / germline mutation. Mutasi tipe ini terjadi sepanjang hidup orang tersebut di dalam seluruh sel di tubuhnya.Mutasi yang hanya terjadi di sel telur / sel sperma, atau yang terjadi segera setelah proses fertilisasi (pembuahan) disebut New / De Novo Mutations. Mutasi tipe ini menjelaskan adanya kelainan genetik pada anak, di mana terdapat mutasi di seluruh sel dari tubuh si anak, tetapi tidak ada riwayat kelainan genetik pada garis keturunan keluarga di atasnya.Acquired (Somatic) mutations terjadi pada DNA seseorang pada suatu waktu dari masa hidupnya. Mutasi ini terjadi karena faktor lingkungan seperti misalnya radiasi ultraviolet dari matahari, atau dapat terjadi jika ada kesalahan pada proses pengkopian DNA pada saat proses pembelahan sel. Acquired mutations pada sel-sel somatik (sel-sel selain sel sperma dan sel telur) tidak dapat diturunkan pada generasi di bawahnya.Mutasi juga dapat terjadi pada sebuah sel tunggal pada masa-masa awal kehidupan embrio. Seiring berjalannya waktu sel-sel akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, orang tersebut kemudian akan memiliki sekelompok sel dengan mutasi dan sekelompok sel normal tanpa perubahan / mutasi genetik. Keadaan ini disebut mosaicism.Beberapa perubahan genetik terjadi sangat jarang, dan beberapa banyak / sering terdapat di dalam sebuah populasi. Perubahan genetik yang terjadi pada lebih dari 1 % dari populasi disebut polymorphism. Hal tersebut banyak terjadi dan disebut variasi normal DNA. Polymorphism menjelaskan adanya perbedaan yang normal di antara manusia seperti misalnya warna mata, warna rambut dan golongan darah. Meskipun banyak polymorphism tidak memiliki efek negatif pada kesehatan seseorang, beberapa dari variasi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tertentu pada seorang individu.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Mutasi GenetikSusunan DNA dari sebuah gen dapat berubah melalui beberapa mekanisme. Mutasi Gen memiliki efek yang bervariasi pada kesehatan, tergantung dari tempat/lokasi di mana mutasi tersebut terjadi dan apakah mutasi tersebut mempengaruhi fungsi dari protein-protein esensial.

Adapun beberapa jenis mutasi genetik yaitu :1) Missense Mutation Pada jenis mutasi ini terjadi perubahan pada satu pasangan basa DNA yang mengakibatkan penggantian satu asam amino dengan asam amino yang lain di dalam stuktur protein yang dikode oleh gen tersebut.2) Nonsense MutationPada Nonsense Mutation juga terjadi perubahan pada satu pasangan basa DNA. Jika pada Missense Mutation terjadi penggantian satu asam amino dengan asam amino yang lain, pada Nonsense Mutation, susunan DNA yang telah mengalami perubahan memberikan signal kepada sel untuk berhenti memproduksi protein. Mutasi ini menyebabkan protein memendek yang menyebabkan fungsi protein tersebut menjadi tidak sempurna atau bahkan tidak berfungsi sama sekali3) InsertionMutasi jenis ini menyebabkan perubahan pada jumlah pasangan basa DNA sebuah gen dengan menambahkan segmen DNA tertentu. Akibatnya protein yang dikode oleh gen tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.4) DeletionMutasi jenis ini mengubah jumlah pasangan basa DNA dengan menghilangkan segmen tertentu dari DNA. Mutasi Deletion yang kecil dapat menghilangkan satu atau beberapa pasangan basa DNA dalam sebuah gen, dan Deletion yang luas dapat menghilangkan keseluruhan gen atau beberapa gen tetangganya. DNA yang terhapus dapat mengubah fungsi dari protein yang dihasilkan.5) DuplicationMutasi jenis ini menyebabkan segmen / sebuah DNA secara tidak normal terkopi sekali atau beberapa kali. Mutasi gen jenis ini menyebabkan perubahan pada fungsi dari protein yang dihasilkan.6) Frameshift MutationMutasi jenis ini terjadi ketika penambahan atau hilangnya segmen tertentu dari susunan basa DNA menyebabkan perubahan pada pola pembacaan dari gen. pola pembacaan sebuah gen masing-masing terdiri dari 3 kelompok pasangan basa DNA yang masing-masing mengkode satu jenis asam amino ( codon ). Frameshift Mutation menyebabkan pergeseran pada kelompok pasangan basa DNA ini sehingga merubah pengkodean asam amino. Protein yang dihasilkan biasanya tidak berfungsi. Insertion, Deletion dan Duplication dapat merupakan sebuah frameshift mutation.7) Repeat expansionNucleotide Repeat adalah susunan pendek pasangan basa DNA yang diulangi beberapa kali secara berurutan. Sebagai contoh, trinucleotide repeat terdiri dari pengulangan 3 pasangan basa DNA dan tetranucleotide repeat terdiri dari pengulangan 4 pasangan basa DNA. Repeat Expansion adalah mutasi gen yang menyebakan pengulangan tersebut menjadi lebih banyak. Mutasi ini dapat menyebabkan protein yang dihasilkan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2 Protein ( Definisi dan Fungsi )Protein adalah molekul besar dan kompleks yang memiliki banyak peran penting dalam tubuh manusia. Protein berperan hampir keseluruhan aktivitas sel dan dibutuhkan pada strukur, fungsi dan pengaturan (regulasi) jaringan dan organ. Protein tersusun / terbentuk dari ratusan atau ribuan unit yang lebih kecil yang disebut asam amino, yang tersambung satu sama lain dalam sebuah rantai yang panjang. Ada 20 macam asam amino yang berbeda yang dapat dikombinasikan untuk membentuk sebuah protein. Susunan asam amino tersebut menyebabkan keunikan struktur 3 dimensi dan fungsi spesifik dari masing-masing protein. 2.3 Gen Berperan Dalam Produksi ProteinKebanyakan gen berisi / mengandung informasi yang diperlukan untuk memproduksi molekul fungsional yang disebut protein (beberapa gen memproduksi molekul lain yang membantu sel menyusun protein). Perjalanan dari gen menuju pembentukan protein merupakan sebuah proses yang kompleks dan dikontrol dengan sangat ketat di dalam tiap sel. Proses tersebut terdiri dari dua tahap mayor yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi dan translasi dikenal sebagai proses ekspresi gen. Selama proses transkripsi, informasi yang disimpan di dalam DNA sebuah gen ditransfer ke molekul yang mirip yang dinamakan RNA ( ribonucleic acid ). Proses ini terjadi di dalam nukleus sel. Baik RNA maupun DNA tersusun dari rantai basa nukleotida, tapi keduanya memiliki sedikit perbedaan dalam susunan kimianya. RNA yang mengandung informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi protein dinamakan messenger RNA (mRNA) karena membawa informasi atau pesan dari DNA dari nukleus menuju ke sitoplasma sel.Translasi, tahap kedua dari proses perjalanan gen menjadi protein, terjadi di dalam sitoplasma sel. mRNA berinteraksi dengan kompleks spesifik yang disebut ribosom, yang dapat membaca susunan basa mRNA. Tiap tiga urutan basa dinamakan codon, mengkode satu jenis asam amino tertentu. (asam amino merupakan unit penyusun protein). Tipe RNA yang dinamakan transer RNA (tRNA) menyusun protein dengan mentranspor satu asam amino. Penyusunan protein terus berlangsung hingga ribosom membaca stop codon (tiga urutan basa yang tidak mengkode asam amino).Perjalanan informasi dari DNA ke RNA ke protein merupkan salah satu prinsip fundamental dari biologi molekuler. Proses tersebut sangat penting sehingga kadang disebut sebagai central dogma.Tiap-tiap sel mengekspresikan (turn on) hanya sebagian dari gennya. Gen-gen yang lain berada dalam kondisi terepresi (turn off). Proses turn on dan turn off dari gen-gen ini dinamakan Regulasi Gen. Regulasi Gen merupakan sebuah bagian yang penting dari pertumbuhan normal. Gen mengalami proses turn on dan turn off dalam pola yang berbeda-beda selama fase pertumbuhan agar dapat sebagai contoh, membuat sel otak terlihat dan memiliki fungsi yang berbeda dengan sel liver atau sel otot. Regulasi Gen dapat terjadi pada tahap manapun dari proses ekspresi gen, namun biasanya terjadi pada tahap transkripsi. Signal / rangsangan dari lingkungan atau dari sel-sel lain mengaktifkan protein yang dinamakan faktor transkripsi. Protein-protein ini berikatan dengan tempat pengaturan (regulatory region) dari gen dan meningkatkan atau menurunkan level dari proses transkripsi. Dengan mengkontrol level dari proses transkripsi, regulasi ini dapat mengkontrol jumlah dari produk protein yang diproduksi gen dalam kurun waktu tertentu.

Gambar 2. Melalui proses transkripsi dan translasi, informasi dari gen digunakan untuk pembentukan protein.

2.4 EpigenomeModifikasi DNA yang tidak mengubah susunan basa DNA dapat mempengaruhi aktivitas gen. Senyawa kimia yang ditambahkan pada sebuah gen dapat mempengaruhi aktivitas gen tersebut; modifikasi ini dinamakan sebagai perubahan epigenetik. Epigenome terdiri dari semua senyawa kimia yang dapat ditambahkan pada keseluruhan DNA individu ( Genome ) yang dapat mengatur / meregulasi / mempengaruhi aktivitas ekspresi gen di dalam genome tersebut. Senyawa kimia dari epigenome tidak merupakan bagian dari susunan DNA, tetapi menempel pada DNA tersebut. Modifikasi epigenome tetap ada ketika sel membelah dan dalam beberapa kasus dapat diturunkan pada generasi di bawahnya. Pengaruh lingkungan seperti misalnya pola diet, pajanan terhadap polutan dapat mempengaruhi epigenome.Perubahan epigenetik dapat membantu menentukan apakah gen berada dalam kondisi turn on atau turn off dan dapat mempengaruhi produksi protein pada sel tertentu, meyakinkan bahwa hanya protein yang dibutuhkan, yang diproduksi. Sebagai contoh, protein yang menginduksi pertumbuhan tulang tidak diproduksi di dalam sel-sel otot. Pola dari modifikasi epigenome bervariasi pada tiap individu, tiap jaringan dan bahkan tiap sel dari individu tertentu.Tipe yang sering dari modifikasi epigenome dinamakan Metilasi. Metilasi adalah sebuah proses penambahan molekul kecil yang dinamakan gugus Metil, masing-masing terdiri dari satu atom Karbon dan tiga atom Hidrogen pada segmen tertentu dari DNA. Ketika gugus Metil ditambahkan pada gen tertentu, gen tersebut direpresi ( turn off ) dan tidak ada protein yang dihasilkan oleh gen tersebut.Karena adanya eror / kesalahan / gangguan pada proses epigenetik ini, seperti misalnya terjadi pada gen yang tidak semestinya atau tidak terjadi penambahan gugus pada sebuah gen, dapat menyebabkan aktivitas atau inaktivitas gen yang abnormal, dan akhirnya menyebakan gangguan genetik. Kondisi seperti Kanker, gangguan metabolik dan penyakit degeneratif telah dibuktikan berhubungan dengan eror / gangguan pada proses epigenetik ini.2.5 Pembelahan SelAda dua jenis pembelahan sel yaitu Mitosis dan Meiosis. Mitosis merupakan sebuah proses yang fundamental dan penting dalam kehidupan. Selama proses Mitosis, sel menduplikasi keseluruhan dari komponennya, termasuk kromosom dan membelah untuk membentuk dua sel anakan (Daughter Cells ) yang identik. Karena proses ini sangat penting dan kritis, maka proses Mitosis ini dikontrol secara ketat dan teliti oleh beberapa gen. Ketika proses Mitosis tidak teregulasi secara benar, masalah kesehatan seperti misalnya kanker dapat terjadi.Jenis yang lain dari proses pembelahan sel dinamakan Meiosis. Proses Meiosis memastikan bahwa manusia memiliki jumlah kromosom yang sama dari generasi ke generasi. Meiosis terdiri dari dua tahap yang mengurangi jumlah kromosom menjadi setengahnya dari 46 menjadi 23 untuk membentuk sel sperma dan sel telur. Ketika sel sperma dan sel telur bersatu di dalam proses konsepsi / pembuahan, masing masing memiliki kontribusi sejumlah 23 kromosom sehingga embrio yang dihasilkan memiliki jumlah total kromosom yang normal yaitu 46. Meisosis memungkinkan terjadinya variasi genetik dalam proses pengacakan ( shuffle ) DNA ketika sel sedang membelah.

Gambar 3. Mitosis dan Meiosis, dua tipe pembelahan sel.

2.6 Gen Mengkontrol Proses Pembelahan dan Pertumbuhan SelBeberapa macam gen terlibat dalam proses kontrol / pengaturan dari pertumbuhan dan pembelahan sel. Siklus sel adalah cara / teknik sebuah sel untuk mereplikasi dirinya dalam sebuah proses bertahap yang terorganisasi. Regulasi/pengaturan yang ketat dari proses ini memastikan bahwa DNA sel yang sedang membelah terkopi dengan benar, beberapa eror / kerusakan yang terdapat pada DNA telah diperbaiki dan tiap sel anakan (Daughter Cell) memiliki kromosom dengan jumlah dan komponen yang benar dan tepat. Siklus ini memiliki tempat pemeriksaan (check point) yang juga dinamakan restriction point, di mana gen tertentu dapat memeriksa adanya kesalahan tertentu dan menghentikan siklus sesaat untuk memperbaiki kesalahan / eror yang teridentifikasi tersebut.Jika di dalam sel terdapat kerusakan/error DNA yang tidak dapat diperbaiki, sel tersebut akan mengalami proses Apoptosis (programmed cell death). Apoptosis merupakan proses seumur hidup yang membantu tubuh terbebas dari sel-sel yang tidak dibutuhkan. Sel yang mengalami apoptosis dipecah dan dimetabolisme oleh sel darah putih yang dinamakan makrofag. Proses apoptosis melindungi tubuh dengan membuang sel-sel yang rusak secara genetik yang dapat memicu terjadinya kanker. Proses ini memainkan peranan penting dalam pertumbuhan embrio dan dalam pemeliharaan jaringan pada individu dewasa.Kanker terjadi akibat adanya gangguan / abnormalitas pada proses regulasi normal dari siklus sel. Kelainan / mutasi genetik dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada proses Apoptosis, sehingga sel-sel dengan DNA yang rusak tidak mengalami apoptosis melainkan tetap tumbuh dan berkembang. Ketika siklus tersebut tanpa kontrol, sel dapat membelah dengan tidak terkontrol dan kelainan genetik akan terakumulasi yang akhirnya menyebabkan kanker.

2.7 Mutasi Gen Dapat Mempengaruhi Kesehatan dan Pertumbuhan SelAgar dapat berfungsi dengan baik dan benar, tiap-tiap sel membutuhkan ribuan macam protein untuk melakukan aktivitas mereka di tempat dan di saat yang tepat. Kadang, mutasi gen mengakibatkan satu atau beberapa dari protein ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan mengubah instruksi genetik untuk memproduksi sebuah protein, mutasi gen dapat menyebabkan malfungsi dari protein atau bahkan tidak diproduksi / tidak berfungsinya protein tersebut.

Gambar 4. Kanker terjadi ketika sel-sel mengalami mutasi genetik dan berkembang tanpa kontrol.

Ketika mutasi genetik mengubah/mempengaruhi protein yang memainkan peranan penting di dalam tubuh manusia, hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan normal dan menyebabkan beberapa kondisi medis, di antaranya kanker.

2.8 Perubahan Struktural KromosomPerubahan yang mempengaruhi struktur kromosom dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan, perkembangan dan fungsi dari sistem tubuh. Perubahan ini dapat terjadi pada banyak gen di dalam kromosom dan merusak fungsi protein yang diproduksi oleh gen tersebut.Adapun perubahan pada stuktur kromosom meliputi :1. TranslocationsTranslocations terjadi ketika bagian dari suatu kromosom terpecah / terputus dan menempel pada kromosom yang lain. Penyusunan kembali jenis ini disebut balanced jika tidak ada materi genetik yang diperoleh atau berkurang di dalam sel. Jika terdapat penambahan atau pengurangan materi genetik di dalam sel, translocation disebut sebagai unbalanced.2. Deletions Deletions terjadi ketika kromosom terpecah dan beberapa materi genetik hilang. Deletions dapat terjadi dalam skala kecil atau luas dan dapat terjadi di lokasi manapun pada kromosom. 3. Duplications Duplications terjadi ketika bagian dari kromosom dikopi atau diduplikasi dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini menyebabkan adanya materi genetik ekstrra di dalam segemen hasil duplikasi.4. Inversions Inversions terjadi karena adanya pemutusan / pecahnya bagian kromosom di dua tempat; hasil pecahan tersebut kemudian tersambung kembali pada kromosom yang sudah terpecah dalam posisi yang berbeda dari sebelumnya. Dalam proses pemecahan kromosom ini, materi genetik dapat hilang atau tidak. Proses Inversions yang terjadi pada sentromer disebut pericentric inversion. Proses Inversions yang terjadi pada lengan panjang (q arm) atau lengan pendek (p arm) dari kromosom dan tidak melibatkan sentromer disebut paracentric inversion.5. Isochromosomes Isochromosomes adalah kromosom dengan dua lengan yang identik. Bukannya hanya memiliki satu lengan panjang (q arm) dan satu lengan pendek (p arm), isochromosome memiliki dua lengan panjang dan dua lengan pendek. Sebagai akibatnya, kromosom yang abnormal ini memiliki kopi yang berlebih dari beberap gen dan kehilangan kopi tertentu dari gen yang lain.6. Dicentric chromosomes Tidak seperti kromosom normal yang memiliki satu constriction point (sentromer), Dicentric Chromosome memiliki dua sentromer. Struktur ini tidak stabil dan sering menyebabkan hilangnya materi genetik.7. Ring chromosomes Ring chromosomes terjadi ketika kromosom terpecah di dua tempat, dan ujung-ujung dari hasil terpecah / terputusnya kromosom tersebut tersambung kembali membentuk struktur sirkuler. Pada banyak kasus, materi genetik yang ada dibagian dari ujung kromosom yang terputus tersebut akan hilang.`Perubahan struktur kromosom ini banyak dijumpai pada sel kanker. Hal ini disebabkan dengan adanya perubahan struktur kromosom maka dapat terjadi peruban struktur gen (mutasi genetik) sehingga proses pengaturan yang normal oleh protein-protein esensial yang dikode oleh gen terganggu. Dengan terganggunya proses pengaturan normal ini, sel dengan komponen genetik yang rusak tidak mengalami proses apoptosis, melainkan akan tumbuh dan berkembang dengan tidak terkontrol sehingga menyebabkan terjadinya kanker. Perubahan kromosom ini tidak diturunkan pada generasi di bawahnya karena terjadi pada sel-sel somatik (bukan sel sperma atau sel telur).

2.9 Mekanisme Genetik pada Proses Pertumbuhan Kanker (Karsinogenesis)Dua mekanisme genetik yang berperan pada proses pertumbuhan kanker (Karsinogenesis ) yaitu :1. Hilangnya atau tidak aktifnya gen inhibitor Tumor Supressor Gen2. Ekspresi yang diperkuat atau abnormal dari gen stimulator OnkogenTumor Supressor Gen Gen RbTumor Supressor Gen pertama yang diketahui dengan baik adalah gen Rb1 yang berkaitan dengan Retinoblastoma. Retinoblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari retina; terutama ditemukan pada anak-anak. Pada beberapa kasus merupakan kejadian yang diturunkan, terjadi bilateral dan juga terdapat pada satu keluarga. Pada kasus yang lain terjadi secara sporadik, unilateral dan tanpa adanya hubungan keluarga. Individu dengan retinoblastoma yang herediter memperlihatkan kerusakan garis sel benih (germ line mutation) pada kromosom 13, sesuai dengan tempat gen Rb1. Gen p53Tumor Supressor Gen, p53, yang terletak pada lengan pendek kromosom 17, sering mengalami mutasi dan dipelajari dengan ekstensif pada kanker. Fungsi normal p53 adalah mampu / dapat : Memperbaiki DNA yang rusak sebelum fase S dalam siklus sel dengan mengistirahatkan siklus sel dalam G1 sampai perbaikan selesai. Mematikan sel secara apoptotis apabila terdapat kerusakan DNA yang hebat.Level p53 meningkat dalam sel yang mengalami kerusakan DNA, sampai kerusakan diperbaiki atau sel mengalami apoptosis. Hal ini mencegah kemungkinan mutasi gen. ini merupakan fungsi penting dari p53 sehingga disebut sebagai pengawal gen. Karena fungsi vital gen p53 pada proses repair DNA yang rusak dan proses apoptosis, kerusakan atau hilangnya fungsi normal dari gen P53 ini dapat menyebabkan terjadinya kanker.

2.10 Onkogen Onkogen merupakan gen yang mengontrol perilaku sel neoplastik. Onkogen ditemukan sebagai hasil dari studi onkogenik RNA retrovirus. Virus RNA mempunyai kemampuan mentransfer genomnya atau sebagian dari genomnya kepada genom dari sel yang terinfeksi olehnya. Secara normal, transfer informasi genom sesuai dengan arah yang berlawanan : sekuen DNA ditranskripsikan ke dalam RNA, yang kemudian menentukan dengan tepat sekuen asam amino peptid atau protein. Meskipun demikian retrovirus mengandung enzim, reverse transcriptase, yang memungkinkan virus RNA dipindahkan ke dalam DNA yang dituju, untuk kemudian berinteraksi dengan genom sel terinfeksi. Pada kasus onkogenik retrovirus, gen seperti ini disebut onkogen.Penemuan selanjutnya yang utama ialah ditemukannya sekuen DNA yang identik dengan onkogen virus (v-oncogene) di dalam genom sel normal (onkogen seluler atau proto-onkogen). Dalam sel normal, transkripsi onkogen dikontrol dengan ketat yang sesuai dengan permintaan untuk tumbuh dan diferensiasi sel.Penelitian menunjukkan bahwa onkogen seluler merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk hidupnya sel normal, dan tumbuhnya jaringan, serta diferensiasi khususnya selama embriogenesis dan pemulihan. Apabila mereka tidak tepat ekspresinya, mereka dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker.

BAB IIIKESIMPULAN

Adanya eror / kesalahan / gangguan pada proses epigenetik, seperti misalnya terjadi pada gen yang tidak semestinya atau tidak terjadi penambahan gugus pada sebuah gen, dapat menyebabkan aktivitas atau inaktivitas gen yang abnormal, dan akhirnya menyebakan gangguan genetik. Kondisi seperti Kanker, gangguan metabolik dan penyakit degeneratif telah dibuktikan berhubungan dengan gangguan pada proses epigenetik ini. Ketika proses Mitosis tidak teregulasi secara benar, masalah kesehatan seperti misalnya kanker dapat terjadi. Kanker terjadi akibat adanya gangguan / abnormalitas pada proses regulasi normal dari siklus sel. Kelainan / mutasi genetik dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada proses Apoptosis, sehingga sel-sel dengan DNA yang rusak tidak mengalami apoptosis melainkan tetap tumbuh dan berkembang. Ketika siklus tersebut tanpa kontrol, sel dapat membelah dengan tidak terkontrol dan kelainan genetik akan terakumulasi yang akhirnya menyebabkan kanker. Ketika mutasi genetik mengubah/mempengaruhi protein yang memainkan peranan penting di dalam tubuh manusia, hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan normal dan menyebabkan beberapa kondisi medis, di antaranya kanker. Perubahan struktur kromosom ini banyak dijumpai pada sel kanker. Hal ini disebabkan dengan adanya perubahan struktur kromosom maka dapat terjadi peruban struktur gen (mutasi genetik) sehingga proses pengaturan yang normal oleh protein-protein esensial yang dikode oleh gen terganggu. Dengan terganggunya proses pengaturan normal ini, sel dengan komponen genetik yang rusak tidak mengalami proses apoptosis, melainkan akan tumbuh dan berkembang dengan tidak terkontrol sehingga menyebabkan terjadinya kanker. Perubahan kromosom ini tidak diturunkan pada generasi di bawahnya karena terjadi pada sel-sel somatik (bukan sel sperma atau sel telur). Karena fungsi vital gen p53 pada proses repair DNA yang rusak dan proses apoptosis, kerusakan atau hilangnya fungsi normal dari gen P53 ini dapat menyebabkan terjadinya kankerApabila mereka tidak tepat ekspresinya, mereka dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker.

DAFTAR PUSTAKA

J.C.E Underwood. Patologi Umum dan Sistemik Edisi 2. EGC. Jakarta.1999.

Genetic Mutation and Cancer Development. http://www.ghr.nlm.nih.gov

17