80
Motivasi Pembelajaran Seni Tari 20 Jul 2010 Pendidikan Pikiran Rakyat Oleh DYAH PUTRI ARDINI, S.Pd. Minat generasi muda terhadap kebudayaan daerah sendiri sangat memprihatinkan. Walau telah ditunjang oleh fasilitas dan infrastruktur yang memadai, hal itu masih kalah dengan pengaruh dari luar. APALAGI yang di sekolahnya masih belum tersedia tenaga pengajar seni tari. Walau tetap kebijakan dikembalikan lagi kepada pemerintah, kita memaklumi prosedural pemerintah terhadap skala prioritas kebutuhan pengajar bidang studi di masing-masing sekolah. Mudah-mudahan ke depan, kebutuhan akan guru pengajar seni tari di Indonesia mulai memasuki skala prioritas tersebut. Rasanya, seni tari kurang menjadi pembicaraan yang menarik, umumnya pada kalangan generasi muda. Pada saat perkenalan dalam pembelajaran, banyak yang berapriori terlebih dahulu. Mereka menganggap seni tari itu kampungan, menjenuhkan, dan tidak menarik. Namun, hal ini dibantah oleh tayangan grup tari Rumingkang di stasiun televisi swasta baru-baru ini. Setelah ada pertunjukan tari jaipong grup Rumingkang di stasiun televisi swasta tersebut, artinya ada perkembangan respons di ma- syarakat. Seni tari mulai menjadi topik pembicaraan di mana- mana, dan ter-nyata hasil dari gerak tari jaipong sangat menarik untuk kawula muda dan anak-anak, bahkan sesuai dengan gejolak usia anak dan remaja. Umumnya, gerak tari jaipong lebih variatif, energik, dan menghentak. Bahkan pada acara pentas seni dan perpisahan di sekolah, tari jaipong sudah masuk dalam menu utama pada acara hiburan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai sekolah

Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Motivasi Pembelajaran Seni Tari20 Jul 2010

Pendidikan Pikiran Rakyat

Oleh DYAH PUTRI ARDINI, S.Pd.

Minat generasi muda terhadap kebudayaan daerah sendiri sangat memprihatinkan. Walau telah ditunjang oleh fasilitas dan infrastruktur yang memadai, hal itu masih kalah dengan pengaruh dari luar.

APALAGI yang di sekolahnya masih belum tersedia tenaga pengajar seni tari. Walau tetap kebijakan dikembalikan lagi kepada pemerintah, kita memaklumi prosedural pemerintah terhadap skala prioritas kebutuhan pengajar bidang studi di masing-masing sekolah. Mudah-mudahan ke depan, kebutuhan akan guru pengajar seni tari di Indonesia mulai memasuki skala prioritas tersebut. Rasanya, seni tari kurang menjadi pembicaraan yang menarik, umumnya pada kalangan generasi muda. Pada saat perkenalan dalam pembelajaran, banyak yang berapriori terlebih dahulu. Mereka menganggap seni tari itu kampungan, menjenuhkan, dan tidak menarik.

Namun, hal ini dibantah oleh tayangan grup tari Rumingkang di stasiun televisi swasta baru-baru ini. Setelah ada pertunjukan tari jaipong grup Rumingkang di stasiun televisi swasta tersebut, artinya ada perkembangan respons di ma-syarakat. Seni tari mulai menjadi topik pembicaraan di mana-mana, dan ter-nyata hasil dari gerak tari jaipong sangat menarik untuk kawula muda dan anak-anak, bahkan sesuai dengan gejolak usia anak dan remaja. Umumnya, gerak tari jaipong lebih variatif, energik, dan menghentak. Bahkan pada acara pentas seni dan perpisahan di sekolah, tari jaipong sudah masuk dalam menu utama pada acara hiburan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai sekolah menengah atas. Hal itu merupakan nilai perkembangan yang sangat mengagumkan.

Hal tersebutberarti seni tari sudah mendapat respons yang positif di masyarakat dan dapat dikembangkan lagi secara intrakurikuler ataupun ekstra-kurikuler di sekolah. Jangan sampai kesempatan ini hilang dan tenggelam karena kita terlambat memupuknya secepat mungkin.

Kita ketahui pengertian seni tari me-nurut Soedarsono adalah ungkapan perasaan manusia tentang sesuatu dengan gerak-gerak jang ritmis dan indah. Seni tari di Jawa Barat terdiri atas beberapa rumpun, yaitu rumpun tari keurseus, rumpun tari klasik, rumpun tari rakyat, dan rumpun tari topeng. Adapun tari jaipong termasuk salah satu tarian dalam rumpun tari rakyat Jadi tari jaipong itu merupakan sebagian kecil dari keanekaragaman rumpun tari. Namun, hal ini bisa dipakai sebagai umpan minat siswa untuk mengail umpan yang lebih besar lagi, yaitu siswa mau dan tertarik mempelajari seni tari. Setelah itu, kita bisa

Page 2: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

kenaikan seni tari lainnya dan arahkan ke mana minat siswa untuk mempelajarinya menurut rumpun tarinya.

Lebih luasnya lagi, di sini juga kita bisa mengembangkan sayap kepada tarian nusantara, seperti dari Sumatra, Kalimantan, Bali, NTT, Papua, dan daerah lain di Indonesia. Selain itu, kita juga bisa mengembangkan pengetahuan terha-dap perkenalan dan pemahaman musik pengiring tari yang menggunakan nada pentatonis (tradisional) beserta busana dan properti tradisional yang dikenakan dalam tari-tarian tersebut.

Pengembangan dan pelestarian seni tari di kalangan generasi muda bisa dilakukan di sekolah melalui pembelajaran. Lebih-lebih dengan adanya perkembangan industri pariwisata yang begitu pesat dewasa ini, kebutuhan untuk mengemas tari tradisional untuk ini semakin terasa.

Semoga kelak tayangan televisi swasta bisa lebih marak lagi menaikkan pamor seni tradisional daerah sebagai bentuk pelestarian budaya Indonesia yang sangat kaya dengan keanekaragamannya. Ingat jika kita tidak melestarikan budaya, itu sama dengan kita membunuh budaya sebagai identitas bangsa.***

Penults, Guru SMPN 4 Cimahi, Jawa Barat.

Entitas terkaitAdapun | APALAGI | Indonesia | Ingat | Jawa | Minat | Pengembangan | Rumingkang | Semoga | Seni | Soedarsono | Walau | Guru SMPN | Jawa Barat | Oleh DYAH PUTRI | Motivasi Pembelajaran Seni Tari | Ringkasan Artikel IniSeni tari mulai menjadi topik pembicaraan di mana-mana, dan ter-nyata hasil dari gerak tari jaipong sangat menarik untuk kawula muda dan anak-anak, bahkan sesuai dengan gejolak usia anak dan remaja. Bahkan pada acara pentas seni dan perpisahan di sekolah, tari jaipong sudah masuk dalam menu utama pada acara hiburan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai sekolah menengah atas. Seni tari di Jawa Barat terdiri atas beberapa rumpun, yaitu rumpun tari keurseus, rumpun tari klasik, rumpun tari rakyat, dan rumpun tari topeng. Adapun tari jaipong termasuk salah satu tarian dalam rumpun tari rakyat Jadi tari jaipong itu merupakan sebagian kecil dari keanekaragaman rumpun tari.

Jumlah kata di Artikel : 538Jumlah kata di Summary : 108Ratio : 0,201

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Di Sd Istiqamah Bandung Pengarang WILDASARI, Eka Subjek Abstrak Dalam proses pendidikan, motivasi belajar sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Motivasi belajar menentukan tingkat keberhasilan perbuatan belajar murid. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk

Page 3: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

berhasil karena motivasi merupakan hal yang sangat fundamental hingga mempengaruhi setiap pekerjaan yang akan dilakukan Model Discovery Learning adalah model pembelajaran yang berorientasi pada proses dan membimbing diri sendiri. Dengan kata lain, model pembelajaran ini merupakan sebuah proses studi individual dimana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan dan dibiarkan menemukan sendiri cara belajarnya. Model ini dapat menjadi alternatif dalam penggunaan model pembeljaran di dalam kelas. Permasalahan yang ditemukan di lapangan, kemudian dirumuskan dalam beberapa identifikasi masalah yaitu : 1) Bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari? 2) Bagaimana proses penerapan model Discovery Learning pada pembelajaran seni tari di SD Istiqamah Bandung? 3) Bagaimana peningkatan motivasi siswa dalam penggunaan model Discovery Learning? dan 4) Bagaimana hasil penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran seni tari di SD Istiqamah Bandung? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan desain one group pretest-posttest dimana penelitian hanya dilakukan pada suatu kelompok dan tidak menggunakan kelompok lain sebagai pembanding. Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi,wawancara, dan studi dokumentasi, sedangkan data yang telah terkumpul diolah secara kualitatif dan kuantitatif melalui teknik analisis dengan menggunakan pre-test and post-test one group design untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pembelajaran seni tari dalam penerapan model Discovery Learning. Penelitian dilakukan di SD Istiqamah Bandung, dengan mengambil populasi siswa kelas 5, Sedangkan sampel yang digunakan adalah sampel terpilih atau Purposive Sample dengan cara mencari kelas yang memiliki nilai rata-rata terkurang. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 5C, yang berjumlah sebanyak 30 orang siswa. Dalam hasil penilaian melalui indikator motivasi dan indikator kreativitas sebelum dilakukan treatment dan sesudah dilakukan treatmen terlihat adanya perubahan yang cukup signifikan. Jika sebelum treatment nilai pre-test nya adalah 5.94, sedangkan sesudah treatment nilai post-test nya adalah 7.95. Dengan demikian dapat disimpulkan apabila penelitian dengan judul Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari di SD Istiqamah ini berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa, dan dapat membuktikan hipotesis sebelumnya yaitu penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan hasil belajar siswa . KATA PENGANTAR Permalink http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1107106-091917/

PEMBELAJARAN SENI TARIBAGI SISWA TUNA RUNGUDI SLB BAGASKARA SRAGENSKRIPSIDiajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata Iuntuk memperoleh gelar Sarjana PendidikanOleh:Nama : Novi Windri HastantiNIM : 2501401008Prodi : Pendidikan Seni TariJurusan : Pendidikan Sendratasik

FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 4: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

2007iiPENGESAHANSkripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi FakultasBahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang padaHari :Tanggal :Panitia ujian skripsiKetua SekretarisProf. Dr. Rustono Drs. Syahrul Syah Sinaga, M. HumNIP 131281222 NIP 131931634Pembimbing I Penguji IDrs. Hartono, M.Pd Drs. Agus Cahyono, M. HumNIP 131962589 NIP 132058805Pembimbing II Penguji IIJoko Wiyoso, S.Kar.M.Hum Joko Wiyoso, S.Kar.M.HumNIP 131764034 NIM 131764034Penguji IIIDrs. Hartono, M.PdNIP 131962589iiiPERNYATAANDengan ini saya:Nama : Novi Windri HastantiNIM : 2501401008Prodi/Jurusan : Pendidikan Seni Tari S1/Pendidikan SendratasikFakultas : Bahasa dan SeniMenyatakan bahwa sesungguhnya Skripsi yang berjudul “Pembelajaran SeniTari Bagi Siswa Tuna Rungu di SLB Bagaskara Sragen”, yang saya tulis dalamrangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ini benar-benarkarya saya sendiri, yang saya hasilkan setelah memenuhi penelitian, bimbingan,diskusi dan pemaparan ujian. Semua kutipan, baik yang diperoleh dalam sumberpustaka, wawancara, wahana elektronik langsung maupun sumber lainnya, telahdisertai keterangan mengenai identitas narasumbernya dengan cara sebagaimanayang lazim dalam penulisan karya ilmiah. Dengan demikian walaupun tim pengujidan pembimbing penulisan. Skripsi ini telah membubuhkan tanda tangan sebagaikeabsahannya, seluruh karya ilmiah ini tetap menjadi tanggung jawab saya sendirijika kemudian ditemukan ketidakberesan, saya bersedia bertanggung jawab.Demikian, harap pernyatan ini dapat digunakan seperlunya.Semarang, Juni 2007Yang membuat pernyataan,Novi Windri HastantiivMOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTOJangan batasi dirimu. Banyak orang telah membatasi dirinya pada apa yang bisa

Page 5: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

dilakukan. Kamu bisa melangkah sepanjang pikiranmu mengijinkan. Apa yang kamuyakini pasti bisa kamu raih.(Mary Kay Ash)PERSEMBAHANSkripsi ini kupersembahkan kepada:1. Ayah dan Bunda tercinta, yang tak terhingga budi dan jasanya,mencurahkan segala kasih sayang dan dorongan tanpa pamrih.2. Kakak dan keponakanku tersayang, terima kasih atasmotivasinya.3. Keluarga besar Bp. Drs. Hartono, M. pd, dan Bp Joko Wiyoso,S. Kar, M. Hum, atas kesabaran dalam membimbing sertamengarahkan selama proses penelitian.4. Mas Yuliantoro tersayang, terima kasih atas kesetiaan,kesabaran, serta dorongan semangat yang diberikan.5. Teman-teman cost-ku, dek eka dan semuanya, terima kasihatas segala bantuan dan doanya.6. Almamater-ku tercinta.vPRAKATAPuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segalarahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya penyusunan skripsi yangberjudul “Pembelajaran Seni Tari Bagi Siswa Tuna Rungu di SLB BagaskaraSragen”.Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh gelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Semarang.Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak, penulisan skripsiini tidak akan selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikanucapan terima kasih kepada yang terhormat :1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarangyang telah memberi izin untuk penyusunan skripsi ini.2. Pof. Dr. Rustono, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarangyang telah memberi izin dalam pengumpulan data yang diperlukan.3. Drs. Syahrul Syah Sinaga, M. Hum, Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasadan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin kepada penelitiuntuk melakukan penelitian dalam bidang seni tari.4. Bapak / Ibu dosen yang turut memberi spirit dan semangat demi terarahnyaproses penelitian.5. Dosen pembimbing I, Drs. Hartono, M. Pd, yang telah banyak memberikanarahan demi keberhasilan penyusunan laporan penelitian.vi6. Dosen pembimbing II, Bp Joko Wiyoso, S. Kar, M. Hum, yang selalu memberimotivasi dan semangat dalam penelitian ini.7. Kepala Sekolah SLB Bagaskara Sragen yang telah memberikan ijin kepadapeneliti dalam rangka penyusunan skripsi.8. Bapak / Ibu guru, karyawan dan siswa SLB Bagaskara Sragen atas kerja samanya

Page 6: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

sehingga proses pelaksanaan penelitian dapat berjalan lancar.9. Teman-teman serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatuyang telah membantu dan mendukung terlaksananya penelitian.Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan, namun demikianbetapapun kecilnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan parapembaca. Amin.PenulisviiSARINovi Windri Hastanti, 2007. Pembelajaran Seni Tari Bagi Siswa Tuna Rungu diSekolah Luar Biasa (SLB) Bagaskara Sragen. Skripsi pada Jurusan PendidikanSendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.Pembelajaran tari bagi kita sebagai orang normal merupakan hal yang biasa.Namun, pembelajaran tari bagi anak-anak yang menyandang tuna rungu menjadisuatu hal yang luar biasa. Pembelajaran tari di SLB memiliki tingkat kesulitan yangcukup tinggi apabila dibandingkan dengan pembelajaran tari di sekolah-sekolahbiasa. Hal ini disebabkan karena daya dengar siswa yang kurang. Para siswa kurangmaksimal dalam menangkap instruksi dari guru. Walaupun memiliki tingkatkesulitan yang cukup tinggi, SLB Bagaskara dapat melaksanakan pembelajaran taridengan cukup efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran senitari pada SLB Bagaskara Sragen serta hambatan yang dialami dalam pelaksanaankegiatan belajar mengajar seni tari. Selain itu juga supaya anak senang dalammenerima pelajaran dan dapat menumbuhkan minat si anak dalam bidang tari sertamengetahui kesulitan-kesulitan yang diperoleh guru dalam mengajar seni tari.Manfaatnya anak dapat menambah pengalaman dalam bidang kesenian khususnyaseni tari, dan dapat melatih keberanian dan percaya diri melalui olah gerak (tari).Subyek penelitian ini adalah anak tuna rungu SLB Bagaskara Sragen. Metodepenelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitianini dilakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulandata. Alat dan teknik pencatatan data pada penelitian ini adalah : catatan harian,wawancara, foto. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data,klasifikasi data, interpretasi data, penyajian data, serta penarikan simpulan atauverifikasi.Hasil penelitian ialah deskripsi pembelajaran seni tari pada SLB Bagaskara.Pembelajaran seni tari bagi anak cacat tuna rungu di SLB Bagaskara Sragen meliputitujuan, materi dan bahan, metode, media, dan evaluasi. Beberapa kesulitan yangdialami dalam pembelajaran tari ialah (a) siswa tidak memperhatikan pelajarankarena daya dengar siswa yang kurang, (b) para siswa juga tidak mempunyai bakatmenari sehingga mereka kurang berminat untuk belajar tari, (c) jumlah siswa yangmengikuti tari tidak tetap, serta (d) media pembelajaran yang ada hanyalah taperecorder, di SLB Bagaskara tidak tersedia VCD player. Selain itu, ruang yangdigunakan untuk pembelajaran tari adalah ruang serba guna yang juga digunakanuntuk belajar sablon dan tenis meja.Saran-saran yang dapat penulis kemukakan ialah (a) penggunaan metode dalampembelajaran di SLB Bagaskara pada khususnya dan di SLB yang lain padaumumnya ini hendaknya lebih mengefektifkan metode demonstrasi, metode latihan

Page 7: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

dan metode tugas, (b) jumlah siswa yang mengikuti tari hendaknya ditetapkan, (c)sarana dan prasarana di SLB Bagaskara hendaknya dapat ditambah, serta (d) gurudapat meningkatkan minat siswa dengan cara memperlihatkan CD tari pada saatpembelajaran. Sehingga pembelajaran tari tidak hanya cukup dengan menggunakantape recorder saja.viiiDAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iiPERNYATAAN....................................................................................................iiiMOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ivPRAKATA............................................................................................................. vSARI .................................................................................................................... viiDAFTAR ISI.......................................................................................................viiiDAFTAR TABEL ................................................................................................ xDAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiiBAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 11.2 Permasalahan ............................................................................................. 41.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 41.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5BAB II. LANDASAN TEORI2.1 Pembelajaran ............................................................................................... 62.2 Ketunarunguan .......................................................................................... 182.3 Seni Tari ................................................................................................... 25BAB III. METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 293.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian................................................................... 293.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 303.3.1 Teknik Observasi .......................................................................... 303.3.2 Teknik Wawancara........................................................................ 313.3.3 Teknik Dokumentasi .................................................................... 323.4 Teknik Analisis Data ................................................................................ 33ixBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa B Bagaskara Sragen .................. 354.1.1 Lokasi dan Lingkungan Sekitar .................................................... 354.1.2 Sejarah Singkat Sekolah Luar Biasa B Bagaskara Sragen............ 364.1.3 Sarana dan Prasarana..................................................................... 374.1.4 Kondisi siswa SLB Bagaskara ...................................................... 394.1.5 Kondisi Guru SLB Bagaskara....................................................... 424.1.6 Prestasi yang Pernah Diraih .......................................................... 434.1.7 Peraturan dan Tata Tertib Sekolah................................................ 444.2 Pembelajaran Tari Bagi Anak Tuna Rungu di SLB Bagaskara .............. 45

Page 8: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

4.2.1 Tujuan .......................................................................................... 474.2.2 Materi ........................................................................................... 484.2.3 Metode ......................................................................................... 554.2.4 Media ........................................................................................... 604.2.5 Evaluasi…………………………………………………………..634.3 Kesulitan Guru dalam Mengajar Seni Tari di SLB Bagaskara Sragen ... 63BAB V. PENUTUP5.1 Simpulan ................................................................................................... 685.2 Saran.......................................................................................................... 69DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 70xDAFTAR TABELTabel 1. Sarana Pengajaran Seni Tari ............................................................... 39Tabel 2. Jumlah Siswa SLB Bagaskara Sragen ................................................ 40Tabel 3. Pembagian Tugas Mengajar Guru SLB Bagaskara Tahun Pelajaran2006/2007.......................................................................................................... 43xiDAFTAR GAMBARGambar 1. Gedung SLB Bagaskara Sragen ........................................................... 77Gambar 2. Guru Sedang Memberi Isyarat Gerak Jalan Kenser ke Kiri.................. 77Gambar 3. Guru Sedang Memberi Isyarat Gerak Jalan Kenser ke Kiri.................. 77Gambar 4. Guru Sedang Menjelaskan Materi Dengan Memberi Contoh di Depan 78Gambar 5. Pentas Perpisahan Murid Kelas VI........................................................ 78Gambar 6. Praktik Menari di Dalam Kelas............................................................. 79Gambar 7. Praktik Menari di Dalam Kelas............................................................. 79xiiDAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Pedoman Observasi ........................................................................ 72Lampiran 2. Pedoman Wawancara ..................................................................... 74Lampiran 3. Deskripsi Tari Merak...................................................................... 75Lampiran 4. Gambar .......................................................................................... 77Lampiran 5. Denah SLB Bagaskara.................................................................... 80Lampiran 6. Permohonan Izin Penelitian............................................................ 811BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untukmemperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan itu tidak dibeda-bedakan menurut jenis kelamin, status sosial, letak geografis, agama, dankeadaan fisik dan mental seseorang.Anak berkelainan meskipun dalam jumlah yang sedikit, mempunyaihak yang sama pula untuk memperoleh pendidikan guna meningkatkanpengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setaradengan lulusan sekolah dasar. Pendidikan anak berkelainan dikelola olehsekolah-sekolah luar biasa yang disesuaikan dengan jenis kelamin. Pendidikanluar biasa bertujuan untuk membantu peserta didik yang menyandang kelainan

Page 9: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

fisik dan mental, agar mampu mengembangkan kemampuannya dalam duniakerja.Tuna rungu merupakan salah satu dari sekian anak berkelainan yaitumereka yang kehilangan daya pendengarannya. Akibat kehilangan dayapendengarannya ini, maka anak tuna rungu mengalami kesulitan danhambatan dalam bersosialisasi di masyarakat. Pendengaran merupakan inderayang dipergunakan oleh anak yang berkembang secara normal untukmengasimilasi pola-pola komunikasi dari masyarakat sebagai komunitasbahasanya. Kekurangan dalam indera pendengaran dan ketiadaan pendidikan2kompensatoris (pengganti) akan menyebabkan seorang anak yang tumbuh tulisecara bisu, tidak mampu berperan secara independent dalam masyarakatdewasa. Dengan memberikan pendidikan seseorang tuna rungu dapatmenguasai keterampilan komunikasi sehingga ia dapat pula berfungsi dengansukses sebagai individu yang independent atau mandiri.SLB (sekolah luar biasa) Bagaskara Sragen merupakan salah satusekolah luar biasa bagian B, yang ada di Sragen yang menyelenggarakanpendidikan khusus bagi anak-anak tuna rungu atau tuli. SLB BagaskaraSragen diperuntukkan untuk anak-anak baik putra maupun putri yangmemiliki kelainan atau kecacatan (tuna rungu) dari tingkat sekolah dasarsampai sekolah menengah umum.Program pengajaran di SLB Bagaskara Sragen mengacu padakurikulum, isi mana materi pembelajarannya tidak jauh berbeda dandiupayakan sama dengan materi pembelajaran di sekolah dasar biasa. Hanyasaja ada beberapa hal yang perlu dimodifikasikan seperti yang menyangkutteknik penyampaian materi pelajaran, serta metode mengajar yang digunakanoleh tenaga pengajar.Proses belajar mengajar pada anak tuna rungu berbeda dengan kelasanak-anak normal, karena anak cacat (tuna rungu) perlu cara khusus dalammengajar dan mendidik, biasanya dalam bentuk kelas kecil. Seorang guruhanya berhadapan dengan 4-10 orang anak supaya guru lebih berkonsentrasidan terarah, sebab anak-anak cacat tuna rungu memerlukan perhatian khusus.3Seni tari merupakan salah satu pelajaran yang diberikan dari berbagaipelajaran yang ada di SLB Bagaskara Sragen. Dengan adanya pelajaran senitari yang diberikan, diharapkan siswa SLB Bagaskara senang dalam pelajarankesenian dan dapat mendukung pelajaran umum. Materi seni tari yangdiberikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan keadaan fisik pesertadidik. Dalam pemberian materi ataupun praktik seni tari dipilih tarian yangsederhana atau ragam geraknya tidak terlalu sulit dan banyak pengulangansupaya anak dapat dengan mudah mengingat dan menghafal. Mengingatketerbatasan mental dan fisik tersebut, maka materi yang diberikan pada anakanaktuna rungu di SLB Bagaskara Sragen cenderung pada tari kreasi sebagaicontoh tari Merak, Kelinci, Piring dan tidak menutup kemungkinan sesekalidiberikan tari klasik misal Bondan Tani.Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seni tari di SLB BagaskaraSragen bisa berjalan dengan baik, hal ini karena didukung dengan sikap siswayang sangat antusias dalam belajar, ketertiban dalam mengikuti pelajaran,

Page 10: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

selain itu juga faktor utama dari guru yang bisa menerapkan metode yangtepat bagi siswa tuna rungu. Wujud kongkret keberhasilan ini adalahmengadakan pentas setiap acara perpisahan dan bila ada kunjungan daripemerintah yang sifatnya resmi. Keberhasilan dalam pembelajaran tarididukung dengan adanya bakat serta kemauan siswa dalam bidang tari.Kemampuan anak dalam melakukan gerak tari tidak kalah dengan anak-anaknormal pada umumnya misalnya: keluwesan, kelincahan, hafalan hanyamereka terhambat dalam pendengaran yaitu iringan tari. Namun demikian4proses pembelajaran tari di SLB Bagaskara Sragen adalah berhasil, karenameskipun anak cacat dapat menguasai sebagaimana anak yang normal.Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untukmengetahui lebih lanjut tentang penerapan metode yang tepat bagi anak tunarungu serta kesulitan guru dalam mengajar mata pelajaran seni tari di SLBBagaskara Sragen.1.2 PermasalahanBerdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang akandikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:1. Bagaimana pembelajaran seni tari pada SLB Bagaskara Sragen?2. Kesulitan-kesulitan apa yang diperoleh guru dalam mengajar seni tari diSLB Bagaskara Sragen?1.3 Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah di atas, maka peneliti ini bertujuanuntuk:1. Mengetahui pembelajaran seni tari di SLB Bagaskara sragen.2. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang diperoleh guru dalam mengajarseni tari di SLB Bagaskara Sragen.51.4 Manfaat PenelitianDengan diadakan penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapatmemberikan manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapunmanfaatnya adalah:1.4.1 Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaatteoritis, yaitu dengan memberikan sumbangan pikiran dan tolak ukurkajian pada penelitian lebih lanjut, yaitu beberapa alternatif yang dapatdipertimbangkan dalam usaha penyampaian materi pada anak tunarungu,khususnya dalam metode pembelajaran seni tari bagi siswa tunarungu. Manfaat teoritis lainnya adalah untuk menambah khasanahpengembangan teori keilmuan kesenian seni tari bagi anak tuna runguserta sebagai pertimbangan penelitian lain yang sejenis.1.4.2 Manfaat PraktisAdapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (a) Bagi guruseni tari SLB Bagaskara Sragen khususnya dan guru-guru kelas padaumumnya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan dalammenentukan strategi belajar mengajar seni tari; (b) Bagi siswa SLBBagaskara dapat menambah pengalaman dalam bidang keseniankhususnya seni tari, dan dapat melatih keberanian dan percaya diri melalui

Page 11: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

olah gerak (tari); (c) Bagi masyarakat sekitar SLB Bagaskara akan lebihmengetahui dan dapat memberikan informasi pada masyarakat umum,bahwa anak-anak cacat tuli pun dapat bersaing dalam bidang seni tari.6BAB IILANDASAN TEORI2.1 PembelajaranPembelajaran dalam arti pengajaran adalah usaha guru membentukperilaku siswa sesuai tujuan yang diinginkan dengan cara menyediakanlingkungan agar terjadi interaksi dengan siswa. Dengan kata lainpembelajaran diartikan sebagai suatu proses menciptakan lingkungan sebaikbaiknyaagar terjadi kegiatan belajar yang berdaya guna (Sugandi danHaryanto 2003:35). Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdirisiswa, guru, dan tenaga lainnya. Material merupakan sistem pembelajaranyang meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, dan sebagainya. Fasilitas danperlengkapan terdiri dari ruangan kelas dan perlengkapan audio visual,sementara prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,praktik, ujian, dan sebagainya. Istilah belajar dan mengajar adalah suatusistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkatkomponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan(Djamarah 1995:10). Aktivitas belajar sesungguhnya berasal dari dalam diripeserta didik. Guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang serasi agaraktivitas itu menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini gurubertindak sebagai organisator belajar bagi siswa yang potensial itu, sehinggatercapai tujuan pembelajaran secara optimal.67Pada hakikatnya sistem belajar adalah perubahan, namun bagaimanaproses perubahan tersebut terjadi berbeda antara ahli yang satu dengan yanglain (Darsono 2000:5). Pembelajaran ini berasal dari kata belajar. MenurutDarsono (2000:32) belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individusecara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu tujuan.Tujuan belajar secara umum ialah untuk mencapai perubahan dalam tingkahlaku orang yang belajar. Perubahan yang dimaksud tentu yang bersifat positifyang membantu proses perkembangan. Sedangkan menurut Sudjana(1989:25) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahanpada diri seseorang. Perubahan dari hasil proses belajar mengajar dapatditujukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman,sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspeklain yang ada pada individu yang belajar.Sesuai dengan tujuan tersebut sekolah merupakan ruangan workshop.Oleh karena itu, guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa belajarbekerja dalam bengkel sekolah. Guru-guru harus menguasai programketerampilan serta menyediakan proyek-proyek kerja yang menciptakanberbagai kesibukan yang bermakna. Guru mempersiapkan rencana awalketerampilan serta menyediakan proyek-proyek kerja yang menciptakanberbagai kesibukan yang bermakna. Guru mempersiapkan rencana awalpembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap bersama para siswa

Page 12: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

sebagai persiapan pelaksanaan di lapangan. Belajar adalah suatu perubahanyang relatif permanen dalam kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari8praktik atau latihan (Sudjana 1989:5). Menurut Slameto (2003:2) belajar ialahsuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasilpengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Belajar yang berhasil adalah bila anak dalam melakukan belajar dapatberlangsung secara intensif dan optimal sehingga menimbulkan perubahantingkah laku yang lebih bersifat permanen ( Sugandi dan Haryanto 2003:9).Untuk itu guru dalam mengajar harus dapat menimbulkan aktivitas mental danfisik atau cara belajar siswa aktif (CBSA) proses belajar yang demikian ituakan terwujud bila ada dukungan dari situasi belajar, dimana prinsip peragaan,apersepsi, korelasi dapat dilaksanakan secara terintegrasi.Tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar. Tugasseorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, danprosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Dengan prosesmendesain sistem pembelajaran si perancang membuat rancangan untukmemberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaranseperti yang diharapkan.Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukanoleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yanglebih baik (Darsono 2000:24). Berkaitan dengan hal tersebut, seorang gurudituntut mampu mengorganisasikan lingkungan, siswa dan faktor lainnya agarterjadi proses belajar. Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimanasubyek didik” bukan pada “apa yang dipelajari subyek didik”. Pembelajaran9lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu suatutuntutan agar subyek belajar setelah mengikuti proses pembelajaran,menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai isi prosespembelajaran tersebut (Sugandi 2003:16-17). Membahas mengenaipembelajaran, tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai hakikat belajarmengajar. Karena dalam setiap proses pembelajaran terjadi peristiwa belajardan peristiwa mengajar. Peristiwa belajar mengajar berkaitan erat antara gurudengan siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang guru dituntut mampumengorganisasikan lingkungan siswa dan faktor lainnya agar terjadi prosesbelajar. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajardi dalam kehidupan. Yakni membimbing, memperkembangkan diri sesuaidengan tugas perkembangan yang harus dikerjakan oleh pelajar. Sebagaimanamengajar merupakan suatu kegiatan, kegiatan yang banyak seginya, mengajarmengandung pemberian informasi, pengajaran, pertanyaan, penjelasan,mendengar dan sejumlah kegiatan yang lain.Berdasarkan uraian tentang pembelajaran, dapat disimpulkan bahwapembelajaran adalah suatu sistem yang tersusun atas unsur-unsurnya dalamkegiatan belajar mengajar, dimana guru dan siswa berkaitan erat. Tanpaadanya guru dan siswa maka pembelajaran tidak mungkin terjadi, sehinggaguru berupaya sedemikian rupa guna merubah siswa ke arah yang lebih baik.Pada era sekarang ini pendidikan di sekolah-sekolah telah memandang

Page 13: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

pendidikan sebagai suatu sistem dimana di dalam pendidikan terdapatkomponen-komponen yang saling berkaitan dan mempunyai kedudukan yang10sama pentingnya. Ada dua komponen utama dalam proses belajar mengajaryakni guru dan siswa, sehingga terjalin suatu interaksi timbal balik yangbermakna dengan tujuan menjadikan perubahan tingkah laku pada siswa yangbelajar. Perubahan itu harus dituntut dengan komponen yang saling berkaitandan mempunyai kedudukan yang sama penting. Dalam hal pembelajaranterdapat unsur-unsur yang berperan dalam proses pembelajaran yaitu unsursiswa, guru, tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.2.1.1 SiswaSiswa merupakan komponen penting dalam pembelajaran, tanpaadanya siswa maka pembelajaran tidak akan terjadi, karena siswa subyekdidik dari pengajaran. Siswa mempunyai dua faktor yang dapatmendukung dan menghambat proses belajar mengajar khususnya seni.Adapun faktor yang mendukung adalah persiapan siswa yang manamasing-masing siswa tersebut dituntut terlebih dahulu mempersiapkan dirisemaksimal mungkin. Diperkirakan sangat penting untuk dipersiapkansecara mantap oleh siswa yaitu mengenai tujuan dan bahan pembelajaran.Sedangkan faktor yang menghambat proses belajar mengajar siswa yaitubelum dikuasai sepenuhnya hasil dari menyerap bahan pelajaran, karenahasil dari bahan pelajaran itu dapat mempengaruhi tujuan yang akandicapai.2.1.2 GuruPeranan guru dalam proses belajar mengajar sangat penting yaituguru sebagai moderator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai ahli11media, guru sebagai evaluator disamping itu guru harus berkualifikasitinggi, dapat menyelenggarakan dan menilai program pengajaran. Gurumerupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh pribadi siswa. Olehsiswa sering dijadikan tokoh teladan,. Oleh karena itu, seyogyanyamemiliki perilaku yang memadai untuk dapat mengembangkan diri siswasecara utuh, selain itu guru juga memiki tugas untuk mendorong,membimbing, dan memberi fasilitas belajar, bagi siswa untuk mencapaitujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatuyang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dariberbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalamsegala fase dan proses perkembangan siswa. Telah jelas bahwa perananguru telah berubah yang sebelumnya hanya sebagai pengajar menjadidirektur pengarah belajar. Sebagai direktur belajar tugas dan tanggungjawab turut menjadi lebih meningkat yang kedalamnya termasuk fungsifungsiguru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilaihasil belajar, sebagai motivator belajar dan sebagai pembimbing (Slameto2003:98).2.1.3 TujuanKegiatan belajar mengajar dalam kelas sebagian besar didasarkanpada pencapaian tujuan pembelajaran, tujuan menyatakan apa yang harus

Page 14: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

dikuasai, diketahui, atau dilakukan oleh siswa setelah mereka melakukankegiatan belajar mengajar. Darsono (2000:26) mengatakan pembelajaran12adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja, sedangkantujuan pembelajaran adalah membantu siswa memperoleh pengalaman.Dengan pengalaman tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupunkualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilandan nilai-nilai atau normal yang berfungsi sebagai pengendalian sikap danperilaku siswa.Tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang harusditetapkan dalam proses pembelajaran, sedangkan bahan pembelajaranmerupakan isi dari pembelajaran. Bahan pembelajaran ini mendukungtingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik.2.1.4 Materi atau BahanBahan pembelajaran harus menunjang tujuan yang telahditetapkan. Bahan pembelajaran harus pula sesuai dengan tarafperkembangan dan kemampuan siswa, menarik dan merangsang sertaberguna bagi siswa, baik untuk pengembangan pengetahuannya atau untukkeperluan tugas di lapangan.2.1.5 MetodeCara atau teknik pembelajaran merupakan komponen prosesbelajar mengajar yang banyak menentukan keberhasilan pembelajaran.Keberhasilan dan melaksanakan suatu pembelajaran sebagian besarditentukan oleh pilihan bahan dan pemakaian metode yang tepat.Metode pembelajaran merupakan salah satu prosedur yangditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Terdapat13banyak metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, namunmetode yang diterapkan tergantung dari pelaksanaan pembelajaran yangdisesuaikan dengan setiap sub pokok bahasan.Menurut Muhibbin (2000:201) metode secara harfiah berarti “cara”dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukansuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan faktadan konsep-konsep secara sistematis. Selanjutnya yang dimaksud denganmetode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakankegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaranpada siswa.Menurut Roestiyah (1986:53) metode-metode tersebut dijabarkansebagai berikut:2.1.5.1 Metode CeramahMetode ceramah ialah cara penyampaian materi pelajarandengan memberi penjelasan atau deskripsi secara sepihak olehseorang guru yang bertujuan agar siswa memahami kesatuan bahanpelajaran tersebut. Apabila penggunaannya disertai dengan metodeyang lain misalnya metode tanya jawab, maka metode ini disebutmetode ceramah bervariasi.Dalam pengajaran praktik tari, metode ceramah dilaksanakanoleh guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa mengenal

Page 15: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

tentang gerak dan menjelaskan teknik menggerakkannya.142.1.5.2 Metode Tanya JawabMetode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan menjawabpertanyaan dari siswa.Dalam praktik tari banyak kemungkinan adanya kesalahan yangdilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, dengan adanya metode tanyajawab memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanyasehingga guru secara langsung memberikan jawaban yang dimaksud.2.1.5.3 Metode DemonstrasiMetode demonstrasi ialah penyajian bahan pelajaran denganmenggunakan contoh berupa tingkah laku oleh guru. Dalam hal iniguru mendemonstrasikan cara gerak yang benar dan siswamemperhatikan.2.1.5.4 Metode Kerja Kelompok.Metode kerja kelompok yaitu cara penyajian bahan pelajarandengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa untukdikerjakan secara kelompok. Setelah melihat cara gerak tari tertentuyang diperagakan oleh guru, siswa diberi kesempatan untuk menirukangerak tari tersebut. Dalam praktik gerak tari diperlukan kerjasamaantara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Oleh karena itu, geraktari dapat dilakukan secara kelompok atau bersama-sama.152.1.5.5 Metode Pemberian TugasMetode pemberian tugas adalah cara penyampaian bahanpelajaran dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa secarakelompok atau individual. Setelah tugas selesai, siswa harusbertanggung jawab atas pekerjaannya. Dalam praktik gerak, metodepemberian tugas dilaksanakan oleh guru untuk memberikankesempatan kepada siswa berlatih dan bertanggung jawab dengantugas yakni melakukan gerak baik secara kelompok maupun secaraindividu.2.1.5.6 Metode Keterampilan dan LatihanYang dimaksud dengan metode keterampilan dan latihan ialahcara penyajian materi pelajaran dengan memberikan kesempatankepada siswa untuk mengerjakan tugas sesuai dengan contoh yangdiberikan oleh guru berupa tingkah laku. praktik gerak tari hendaknyadilaksanakan berkali-kali. Oleh karena itu, guru memberikankesempatan kepada siswa untuk berlatih gerak tari secara berulangulang,sehingga siswa akan menguasai gerak tari tersebut.2.1.5.7 Metode IsyaratMetode isyarat adalah bahasa satu-satunya yang digunakanbagi anak tuna rungu. Cara guru menyampaikan materi dengan bahasaisyarat. Dalam praktik gerak tari, gerakan srisig guru dapatmelambangkan burung yang sedang terbang di awan.16Peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses

Page 16: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

belajar mengajar. Efektif tidaknya penggunaan metode pembelajaranuntuk mencapai tujuan sangat bergantung pada kemampuan guru dalammemilih metode yang tepat. Untuk itu dalam rangka mencapai tujuankegiatan pembelajaran yang ditetapkan diperlukan cara atau teknik yangditempuh pada langkah kegiatan atau dengan kata lain diperlukan metode.Arti metode yang dikaitkan dengan kode yang digunakan untukberkomunikasi. Dalam hal ini dapat dibedakan lagi antara metodekomunikasi yang menggunakan kode yang bersifat verbal atau non verbal.Yang digolongkan metode komunikasi verbal adalah antara lain metodebicara (oral), metode menulis (graphic), dan metode abjad jari(dactylology). Sedangkan metode isyarat tergolong metode komunikasinon verbal (Sardjono 1995:55).Berdasarkan uraian tentang metode, dapat disimpulkan bahwametode adalah cara atau teknik yang dipakai guru untuk menyampaikanmateri kepada siswa dan siswa dapat menerima pelajaran dengan jelas,sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.2.1.6 MediaMedia pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan materi yangdisampaikan kepada siswa. Macam media beraneka ragam, dapat dalambentuk sederhana seperti papan planel, kertas karton, dapat pula dalambentuk seperti radio, televisi, film. Rohani (1997:2) mengemukakan mediaadalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang17sesuai untuk belajar. Media berfungsi untuk memperjelas materi yangdisampaikan pada siswa. Dengan mengunakan media proses belajarmengajardapat terlaksana dengan baik.2.1.7 EvaluasiMenilai hasil pengajaran adalah langkah terakhir dalam prosedurpengajaran. Evaluasi dapat ditujukan pada prestasi belajar siswa. Evaluasidapat memberikan umpan balik bagi guru dalam rangka perbaikan setiapkomponen proses belajar-mengajar. Selain itu evaluasi berkaitan dengansegala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang mengetahui sampaiseberapa jauh tujuan atau sasaran pendidikan yang dapat dicapai. Sepertiyang dikemukakan oleh Darsono (2000:15) yaitu evaluasi merupakanbagian integral dari proses pendidikan, karena dalam proses pendidikanguru perlu mengetahui seberapa jauh proses pendidikan telah mencapaihasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menilai pengajaran yangdilakukan guru adalah nilai relevansi antara tujuan pengajaran dan bahanyang disajikan serta strategi dan alat pengajaran yang digunakan.Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi tarafkeberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untukmelihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan hasil belajarpeserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable), kitamemerlukan informasi yang didukung oleh data yang obyektif danmemadai tentang indikator-indikator perubahan perilaku dan pribadipeserta didik. Oleh karena itu, biasanya kita berusaha mengambil cuplikan18saja yang diharapkan mencerminkan keseluruhan perilaku itu. Dengan

Page 17: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

demikian sudah jelas sejauh mana kecermatan evaluasi atas tarafkeberhasilan proses belajar-mengajar itu akan banyak tergantung padatingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan, dan kerepresentatifaninformasi yang didukung oleh data yang diperoleh.Darsono (2000:106) mengatakan bahwa untuk mengambilkeputusan sesuai dengan tujuan evaluasi secara sistematik kegiatanevaluasi harus dilakukan tahap demi tahap, yaitu pertama adalahpengukuran dan tahap berikutnya ialah penilaian dan akhirnyapengambilan keputusan.Bagi guru evaluasi sangat penting karena untuk mengetahuiberhasil dan tidaknya proses belajar mangajar. Tanpa adanya evaluasi gurutidak dapat mengerti kekurangan siswa, dengan adanya evaluasi makaguru dapat melihat seberapa jauh siswa mencapai hasil pelajaran yangsesuai dengan tujuan yang ditetapkan.2.2 Ketunarunguan2.2.1 Pengertian Tuna RunguBayak orang menganggap bahwa tuna rungu adalah orang yang tidakdapat mendengar namun kenyataannya tidaklah demikian. Beberapa orangtuna rungu masih mempunyai sisa pendengaran walaupun itu tidak jelaskarena berbagai faktor. Istilah tuna rungu sekarang dipergunakan dalamlingkungan pendidikan luar sekolah.19Pengertian tuna rungu disamakan dengan tuli, sedangkan pengertianketunarunguan berarti kekurangan atau kehilangan kemampuanmendengar yang disebabkan oleh kerusakan dari mal/dis/non (bawaansejak lahir/penyakit/turunan). Fungsi dari sebagian atau keseluruhan alatalatpendengaran (Sastrawinata 1977:10). Pendengaran adalah menangkapbunyi-bunyi (suara) dengan indera pendengaran (Suryabrata 2004:28).Pendengaran dan suara itu memelihara komunikasi vokal antara mahlukyang satu dengan yang lainnya.Menurut Sardjono (1995:8) tuna rungu adalah anak yang kehilanganpendengaran sejak lahir atau yang kehilangan pendengaran sebelumbelajar bicara atau kehilangan pendengaran demikian anak sudah mulaibelajar bicara karena suatu gangguan pendengaran, suara dan bahasaseolah-olah hilang.Bardasarkan uraian tentang tuna rungu dapat disimpulkan bahwatuna rungu merupakan salah satu kelainan fisik yang diderita seseorangkarena tidak atau kurang berfungsinya indera pendengaran. Pendengaranyang berkurang akan menghambat seorang tuna rungu bersosialisasidengan masyarakat. Dengan demikian perlu adanya pendidikan bagi tunarungu supaya dapat menguasai keterampilan komunikasi sehingga ia dapatpula berfungsi dengan sukses sebagai individu yang mandiri.202.2.2 Ciri-Ciri Ketunarunguan2.2.2.1 Ciri-Ciri fisikSecara sekilas seseorang penyandang tuna rungu tidak adabedanya dengan anak-anak normal. bentuk daun telingadananggota tubuh lainnya hampir sama dengan anak-anak normal.

Page 18: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Tuna rungu merupakan kecacatan yang tidak tampak. Kecacatanyang ditimbulkan mungkin merupakan kecacatan yang palingsedikit dimengerti oleh mereka. Tetapi bila kita bertemu dan kitamengajak berbicara barulah kita akan tahu bahwa dia adalahseorang tuna rungu atau bila berbicara menggunakan bahasaisyarat/tangan.2.2.2.2 Ciri-ciri Psikologis KetunarunguanAkibat kekurangan pendengaran atau kehilangan samasekali/tuli total dapat menyebabkan seseorang penyandanag tunarungu cenderung memiliki perasaan yang mudah tersinggung. Halini disebabkan oleh ketidakjelasan dalam menerima respon dariorang lain dan tidak mampu mengungkapkan apa yang dikehendakimaka sering timbul tidak berkenan dan mudah tersinggungakhirnya timbullah marah. Kemarahan juga muncul sebagai akibatdari kehilangan daya kontrol.Para penderita tuna rungu juga akan merasa rendah diri.Mereka merasa tidak dapat menemukan dan menjamin relasidengan kelompok teman sebaya atau kaum dewasa, untuk21berkomunikasi penyandang tuna rungu merasa dirinya tidak dapatbergaul karena keterbatasan akan kemampuan berbicara.2.2.3 Klasifikasi KetunarunguanBerdasarkan jenisnya gangguan pendengaran dapat dibagimenjadi beberapa bagian tergantung dari sudut pandangan. MenurutSam Isbani dan Isbani (1979:45) jenis gangguan pendengaran dapatdiklasifikasikan menjadi sebagai berikut:2.2.3.1 Tuna Rungu KonduksiTelinga bagian luar dan tengah yang mengalami kerusakan.Getaran-getaran udara tidak ditangkap oleh membrane tympanidan getaran suara tidak dapat mencapai saraf pendengaran.2.2.3.2 Tuna Rungu PerceptifTelinga bagian dalammengalami kerusakan sehinggaserabut-serabut saraf tidak dapat berfungsi normal akibatnyagetaran-getaran suara tidak dapat diteruskan atau disampaikan kepusat syaraf pendengaran di otak.2.2.3.3 Gejala tuli campuranPada jenis ini organ pendengarnya rusak, baik bagian luar,tengah, maupun dalam.2.2.4 Penyebab KetunarunguanFaktor-faktor penyebab anak menjadi tuna rungu atau kurangpendengaran, perlu diketahui oleh setiap orang tua dan pendidik luarbiasa, sehingga dapat mengadakan pencegahan agar tidak terjadi22kelahiran yang abnormal dan anak-anak tidak tumbuh menjadiabnormal.Menurut Muh Amin dkk (1979:23) anak tuna rungu atau kurangpendengaran dapat terjadi2.2.4.1 Sebelum anak dilahirkan atau masih dalam kandungan (prenatal).

Page 19: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Dalam masa prenatal tuna rungu atau kelainan pendengarandapat dibedakan oleh:a. Faktor keturunanAnak mengalami tuna rungu atau kurangpendengaran/tuli sejak dilahirkan, karena ada diantara anggotakeluarga terutama ayah dan ibu yang menderita tuna rungu ataukurang pendengaran. Hal ini sering disebut tuli genetic.Penyebabnya ialah rumah siput tidak berkembang secaranormal dan ini menyebabkan kelainan pada corti (selaputselaput).b. Cacar air, campakPada waktu mengandung menderita penyakit campak,cacar air, sehingga anak dilahirkan menderita tuli mustimas (takdapat bicara secara lisan). Selain itu juga dapat berakibatkerusakan pada cochlea, maka terjadilah tuli perceptif. Organyang diserang adalah saraf-saraf pendengaran.23c. Toxaemia (keracunan darah)Pada waktu mengandung menderita keracunan darah.Akibat placenta (ari-ari) menjadi rusak. Hal ini sangatberpengaruh pada janin, sesudah anak dilahirkan menjadi tuli.d. Penggunaan pil kina dalam jumlah besarAda beberapa ibu yang ingin menggugurkankandungannya dengan jalan minum pil kina dalam jumlahbesar, tetapi ternyata kandungannya tidak gugur. Hal ini dapatmengakibatkan ketulian pada anak yang dilahirkan, yaitukerusakan cochlea (rumah siput).e. Kelahiran prematureBayi-bayi yang dilahirkan premature berat badannyadibawah normal, jaringan-jaringan tubuhnya lemah dan mudahterserang anoxia (kurang oxygen). Hal ini merusakkan inticochlea.f. Kekurangan oxygen (anoxia)Anoxia dapat mengakibatkan kerusakan pada inti brainstem dan bangsal ganglia. Kemudian anak menjadi tuna runguatau kurang pendengaran pada taraf yang berat.g. Anak yang mengalami kelainan organ pendengaran sejak lahir.Nicrotis liang telinga sempit, sehingga anak mengalamiketulian konduksi penerusan.242.2.4.2 Pada waktu proses kelahiran dan baru dilahirkan.a. Faktor rhesus ibu dan anak tidak sejenis.b. Anak lahir premature atau sebelum kurang lebih dua bulandalam kandungan.Anak yang dilahirkan premature, mempunyai gejala-gejalayang sama dengan anak yang Rh-nya tidak sejenis dengan Rhibunya, yaitu menderita anemia dan mengakibatkan anoxia.2.2.4.3 Sesudah anak dilahirkan.a. Infectie.

Page 20: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Sesudah anak lahir dia menderita infectie campak, anakdapat menderita tuli preceptic, virus akan menyerang cairancochles.b. Meningitis (peradangan selaput otak).Penderita meningitis mengalami ketulian yang perseptif.Biasanya yang mengalami kelainan ialah pusat syarafpendengaran.c. Tuli perceptif yang bersifat keturunanKetulian macam ini sulit dilihat, sehingga memerlukanobservasi yang cukup lama. Ketulian ini digolongkan ketulianherede degeneratif nerve (degerasi syaraf yang diturunkan).d. Otitis media yang kronisCairan otitis media yang kekuning-kuninganmenyebabkan kehilangan pendengaran secara konduktif.25e. Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasanInfeksi pada alat-alat pernafasan, misalnya pembesarantonsil adenoid dapat menyebabkan tuli konduktif (mediapenghantar suara tidak berfungsi normal)2.3 Seni Tari.Seni tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang telah dikenalmanusia sejak dahulu. Seni tari mempunyai arti dalam kehidupan manusia,karena dapat memberikan berbagai manfaat. Sejak lahir seni tari mempunyaiekspresi melalui bahasa tubuh sebagai sarana komunikasi dengan orang lain.Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seseorangseniman kepada orang lain (penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi tarimampu menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya pekaterhadap sesuatu yang ada dan terjadi disekitarnya. Tari adalah sebuahungkapan, pernyataan, dan ekspresi dalam gerak yang memuat komentarkomentarmengenai realitas kehidupan, yang bias merasuk di benakpenikmatnya setelah pertunjukan selesai. Ada pengertian yang lain mengenaitari yaitu bentuk gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak,berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Jazuli 1994:3).Apabila tari dianalisis secara teliti, akan tampak dua elemen tari yang palingpenting, yaitu gerak dan ritme. Brakell (1991:35) mengemukakan gerak dalam‘jogedan’ (tari), merupakan serangkaian gerak-gerik yang rumit, meliputi26gerak-gerik mengangkat kaki secara bergantian dipadu dengan gerakan tangandan dan posisi kepala tertentu.Gerak sebagai elemen pokok dalam seni tari bukanlah sekadar gerakyang wantah. Gerak dalam seni tari telah diubah sedemikian rupa, sehinggamenghasilkan gerak yang ekspresif. Lebih lanjut Jazuli (1994:3) menguraikanbahan baku dari tari serta aspek-aspek yang terkandung di dalam pengertianseni tari, adalah bentuk, gerak, tubuh, irama, dan jiwa.Kehadiran bentuk didalam tari akan tampak pada desain gerak, polakesinambungan gerak dan didukung oleh unsur-unsur pendukung penampilantari, sehingga dapat menggetarkan perasaan atau emosi penonton (Jazuli1994:4 )

Page 21: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Menurut Jazuli (1994:5) timbulnya gerak dalam tari berasal dari prosespengolahan yang telah mengalami stilisasi dan distorsi. Penguasaan iramaterhadap irama merupakan jembatan penampilan sebuah sajian tari, agar sajiantari lebih memiliki greget dan tidak terkesan monoton.Seni tari dapat dinikmati dan memiliki keindahan apabila didukungoleh unsur-unsur yang meliputi iringan, tema, tata rias, dan busana, ruangpentas dan tata lampu. Sebagaimana dijabarkan oleh Soedarsono (1977:40-41)yang menambahkan bahwa seni tari jika dinilai sebagai satu bentuk seni, makaharus memenuhi elemen-elemen komposisi tari yang meliputi desain lantai,gerak tari, desain atas, musik, desain dramatik, dinamika, koreografikelompok, tema, rias dan busana, properti tari, tata panggung, tata lampu danpenyusunan acara.27Berdasarkan atas bentuk koreografinya tari-tarian di Indonesia dapatdibagi menjadi tiga yaitu tarian rakyat, tarian klasik, dan tarian kreasi baru(Soedarsono 1972:19). Tari-tarian rakyat adalah tarian yang sudah mengalamiperkembangan sejak zaman primitif sampai sekarang. Tarian ini sangatsederhana dan tidak mengindahkan norma-norma keindahan dan bentuk yangstandar. Tari klasik adalah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahanyang tinggi dan mulai ada sejak zaman rakyat feodal. Tari klasik mempunyaigerak dan hitungan yang baku. Tari kreasi yaitu tarian yang mempunyaikeindahan tersendiri dari sang koreografer dimana dalam penciptaannyaberbeda dengan koreografer yang satu dengan yang lain.Berdasarkan uraian tentang seni tari dapat disimpulkan bahwa seni tarimerupakan ekspresi jiwa manusia yang dilakukan secara sadar dan disengajamelalui gerak-gerak yang ritmis dan indah. Seni tari dapat dinikmati danmemiliki keindahan apabila didukung oleh unsur-unsur yang meliputi iringan,tema, rias dan busana, ruang pentas dan tata lampu.Di dalam tari kita dapat memproyeksikan munculnya keindahanmelalui gerakan-gerakan yang bersamaan dengan rasa kepuasan dalam dirikita. Tari yang kita lakukan dapat membentuk suatu gerak tari yang indah.Pemberian materi dan praktik bagi anak tuna rungu dipilih tari yang sekiranyamudah dan dapat diingat. Gerak yang mudah dan tidak dirasa sulit bagi pesertadidik mengingat mereka berbeda dengan anak normal. Gerakan yangdiberikan dilakukan berulang-ulang sampai anak didik dapat menangkappelajaran dan mempraktikkannya.28Dengan demikian yang dimaksud seni tari dalam penelitian ini yaitulebih berorientasi pada pendidikan. Penulis bermaksud meneliti pembelajaranseni tari bagi anak tuna rungu. Pembelajaran seni tari berarti suatu kegiatanyang dilakukan guru dalam memberikan materi seni tari kepada siswa agardapat menerima materi sesuai dengan minat dan kebutuhannya.29BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Pendekatan PenelitianPenelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia untukmenemukan jawaban atau memecahkan masalah atau sesuatu yang

Page 22: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

dipermasalahkan yang dihadapi berdasarkan kebenaran ilmiah. Dengan katalain, bahwa penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaranilmiah (Jazuli 2001:7-8).Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif artinyaprosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau lisan danperilaku yang dapat diamati dan orang-orang atau subyek itu sendiri (Furchan1992:21).3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian3.2.1 Lokasi PenelitianLokasi penelitian yang berjudul ‘pembelajaran seni tari bagisiswa tuna rungu di SLB Bagaskara Sragen’ adalah di sekolah luarbiasa (SLB)/B BAGASKARA, kelurahan Sragen Kulon kecamatanSragen kota Sragen. Peneliti mengambil lokasi SLB BAGASKARAdengan pertimbangan bahwa SLB BAGASKARA merupakan salahsatu sekolah yang menampung para penyandang cacat tuna rungu di2930Sragen. Tuna rungu di sragen masih jarang mengenal dan mempelajariseni tari.3.2.2 Sasaran PenelitianSasaran penelitian ini adalah metode pengajaran dan kesulitankesulitandalam pengajaran seni tari di SLB Bagaskara Sragen.3.3 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:3.3.1 Teknik ObservasiObservasi merupakan pengamatan langsung terhadap objek yangakan diteliti. Observasi diartikan teknik pengumpulan data yangdilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan danpencatatan terhadap gejala yang diselidik (Hendrarto 1987:76). Teknikobservasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data yang lebih,diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yangtampak pada objek penelitian, langsung ditempat dimana suatuperistiwa, keadaan dan situasi yang sedang terjadi.Adapun aspek-aspek yang diobservasi dalam penelitian iniadalah: Kondisi fisik SLB BAGASKARA Sragen dan Prosespembelajaran tari bagi anak-anak SLB Bagaskara Sragen.Observasi yang dilakukan untuk mengetahui dan mengamatikegiatan belajar seni tari di lingkungan sekolah dengan menggunakanalat bantu berupa kamera foto dan daftar cek.313.3.2 Teknik WawancaraWawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakanpeneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melaluibercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang memberikanketerangan pada si peneliti (Mardalis 1999:64). Menurut Moleong(1990:135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yangmengajukan pertanyaan dan narasumber yaitu pihak yang

Page 23: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

diwawancarai dan yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.Teknik wawancara yang digunakan adalah dengan pembicaraaninformal artinya pertanyaan yang diajukan tergantung pada wawancaradengan mempertimbangkan pokok-pokok yang akan dipertanyakan.Wawancara untuk memperoleh informasi dilaksanakan dengan melihatsituasi dan kondisi guru-guru serta karyawan SLB Bagaskara Sragen,sehingga hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancaraiberlangsung biasa dan wajar.Pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasadalam kehidupan sehari-hari. Wawancara dilakukan pada kepalasekolah, guru-guru, guru seni tari, staf tata usaha, orang tua/walimurid, dan siswa SLB Bagaskara Sragen. Wawancara yang dilakukanuntuk mengungkap permasalahan yang dibahas yang sifatnyamendalam antara lain :32a. Wawancara pada Kepala SekolahSejarah berdirinya SLB Bagskara Sragen. Jumlah siswa, guruatau karyawan SLB Bagaskara Sragen. fasilitas yang dimilikisekolah.b. Wawancara pada guru tariKurikulum yang digunakan dalam proses belajar mengajar.Prestasi yang pernah diraih. Sarana dan prasarana yang dimilikisekolah khususnya dalam bidang tari. Kesulitan atau hambatandalam pelaksanaan kurikulum pendidikan seni tari bagi siswa tunarungu. Metode yang banyak digunakan dalam pengajaran seni tari.c. Wawancara pada guru-guruHubungan guru dengan siswa. Hubungan siswa dengan siswa.Kesulitan guru dalam menghadapi siswa tuna rungu. Tata tertipsekolah.d. Wawancara pada wali muridPeran serta orang tua terhadap prestasi di bidang seni tari.Daerah asal siswa SLB Bagaskara Sragen.e. Wawancara pada muridHubungan siswa dengan siswa. Senangkah dengan pelajaran tari.3.3.3 Teknik DokumentasiGoba dan Lincholn dalam Moleong (1990: 161) menyatakanbahwa teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yangberupa pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembagauntuk keperluan pengujian suatu peristiwa seperti sumber tertulis, film,33data. Teknik dokumentasi ini dilaksanakan untuk memperoleh datasekunder guna melengkapi data yang belum ada, yang belum diperolehmelalui wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini teknikdokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan yangberhubungan dengan proses belajar mengajar pendidikan seni tariberupa satuan pelajaran, daftar siswa, kurikulum, daftar nilai, fotokegiatan di SLB Bagaskara Sragen.3.4 Teknik Analisis Data

Page 24: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan datake dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditentukantema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data(Moleong 1993:103). Teknik analisis data dilakukan dengan menelaah seluruhdata yang terkumpul dari berbagai sumber yaitu kepala sekolah, guru-guru,guru seni tari, staf tata usaha, orang tua/wali murid, dan siswa. Pada penelitianini data yang telah terkumpul dipelajari dan ditelaah dengan mengadakanreduksi data (penyederhanaan) yaitu dengan membuat abstraksi. Abstraksimerupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, pertanyaanpertanyaanyang perlu dijaga. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalamsatuan-satuan yang kemudian dikategorikan dengan pengkodean. Langkahakhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.Setelah tahap analisis data selesai dilaksanakan, kemudian diadakanpenafsiran data dengan mengolah hasil sementara menjadi teori substantive.34Secara rinci hal-hal yang dimaksud dalam proses analisis data dapatdijelaskan sebagai berikut:3.4.1 Reduksi DataReduksi data dapat diartikan sebagai pemilihan pemusatanperhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi datakasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.3.4.2 Klasifikasi DataData yang diperoleh dipisah-pisahkan dan dikelompokanmenurut kategori tertentu untuk memudahkan pencatatan.3.4.3 Interprestasi DataUntuk menganalisis data lebih lanjut, data yang sudahdikelompokkan menurut kategorisasi diasumsikan atau ditafsir sesuaidengan tujuan penelitian.3.4.4 Penyajian DataPenyajian data dapat diartikan sebagai kumpulan informasitersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulandan pengambilan tindakan. Penyajian data yang baik merupakan carautama bagi analisis sahih.3.4.5 Penarikan Simpulan atau VerifikasiPenarikan simpulan merupakan bagian dari kegiatan dalamkonfigurasi (susunan) yang utuh. Proses yang berkaitan denganpenarikan kembali selama menulis terhadap hal-hal yang melintasdalam pemikiran baik berupa pendapat, intuisi atau kriteria tertentudikaji dan ditelaah secara seksama untuk mendapatkan simpulan(verifikasi).35BAB IVHASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa B Bagaskara Sragen.4.1.1 Lokasi dan Lingkungan SekitarSekolah Luar Biasa bagian B Bagaskara Sragen merupakansekolah luar biasa khusus untuk anak-anak penyandang cacat tunarungu, terletak di Jalan Mawar 469 Sragen Jawa Tengah.

Page 25: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Di sebelah Selatan kurang lebih 50 meter terdapat Kantor KepalaDesa Sragen Kulon, yang bersebelahan dengan SD N 13 Sragen dandepannya terdapat SMP N 5 Sragen dan STM Sukowati Sragen. Jarakantara jalan raya sampai SLB Bagaskara Sragen kurang lebih 100meter, dan lokasi sekolah ini berdekatan dengan perumahan pendudukyang penduduknya lumayan padat.Gedung SLB Bagaskara Sragen menghadap ke utara dan halamandepan terdapat pohon-pohonan yang rindang dan pagar tembok yangtingginya kira-kira dua meter. Halaman depan sekolah cukup luasuntuk bermain-main anak-anak SLB Bagaskara Sragen. Dari arah jalanraya Solo Sragen, ke utara kira-kira 100 meter dan letak SLBBagaskara dari perempatan jalan Mawar ke barat. Sekolah Luar BiasaBagaskara Sragen berjajar dengan perempatan dan lingkungan sekitarperumahan penduduk.35364.1.2 Sejarah Singkat SLB/B Bagaskara SragenSekolah Luar Biasa Bagaskara Sragen berdiri pada tanggal 19September 1969. Berdirinya SLB Bagaskara Sragen berawal darikegiatan belajar mengajar yang terdiri dari anak-anak gelandanganyang bertempat di Kantor Sosial Sragen, seiring dengan berjalannyawaktu SLB Bagaskara Sragen juga menerima anak-anak cacat tunarungu atau tuna wicara. Kegiatan belajar mengajar ini ditangani olehguru SD sebanyak 5 orang yaitu: Bp Marsuki, Bp Subandi, BapakSuparto, Ibu Ristamsi, dan Ibu Surtinah.Sekolah Luar Biasa Bagaskara Sragen didirikan oleh Ibu SajidAbas istri Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Sragen, mulaitanggal 12 Mei 1975 SLB Bagaskara Sragen menempati gedung baruyang bertempat di desa Beloran Sragen Kulon dengan sarana danprasarana seadanya 1 gedung 3 ruang yaitu: satu untuk ruang kantordan dua untuk ruang kelas. Maksud dan tujuan menempati gedungbaru yaitu supaya dapat menyelenggarakan, membina danmengembangkan pendidikan secara khusus bagi anak-anak yangmengalami hambatan belajar karena kurangnya daya dengar, sehinggamereka dapat menikmati kesempurnaan belajar. Tahap demi tahapyayasan mendapatkan bantuan sehingga dapat membangun gedungkelas dan gedung asrama, hingga keadaan sampai sekarang.37Pelayanan pendidikan yang dilaksanakan yayasan adalahpelayanan pendidikan bagi anak-anak tuna rungu tingkat dasar, karenapada tahun tersebut banyak ditemukan anak-anak tuna rungu yangbelum mendapatkan pendidikan khusus. Dengan harapan anak-anaktuna rungu yang belum mendapatkan pendidikan yang layak dapatdihimpun untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di yayasantersebut.Seiring dengan dibukanya SLB Bagaskara Sragen tersebut adabeberapa guru PLB yang melamar menjadi guru yayasan. Pada saat itu,meskipun termasuk sekolah baru, SLB Bagaskara sragen tidak

Page 26: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

mengalami kekurangan siswa maupun guru, sehingga kegiatan belajarmengajar dapat berjalan dengan lancar seperti sekolah-sekolah padaumumnya.Semenjak mulai didirikan SLB Bagaskara tersebut pihak yayasanbersama dengan tenaga edukatif mulai bekerja serius dan dibawahpimpinan Ibu Sri Sujiyanti yang menjabat sebagai Kepala Sekolahtidak henti-hentinya dan selalu memperjuangkan yayasan Bagaskarasupaya tetep maju dan berkembang.4.1.3 Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang yangsangat mendukung dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar(KBM). Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SLB Bagaskara38Sragen antara lain: gedung sekolah, asrama, ruang kesenian, kantor,lapangan upacara.Untuk memasuki lokasi SLB Bagaskara Sragen dari Jalan Mawar469 melewati halaman yang cukup luas, berpagar besi serta bertembokdi sisi kanan kirinya. Halaman biasanya digunakan untuk kegiatanupacara dan olah raga.Keindahan dan kebersihan lingkungan belajar cukupdiperhatikan, hal tersebut terbukti dengan adanya penataan taman yangcukup indah, penanaman pohon-pohon di sisi depan sekolah, danperawatan ruangan-ruangan yang teratur dan bersih.Gedung SLB Bagaskara Sragen terdiri dari bangunan di sebelahTimur yang meliputi ruang kelas-kelas sebanyak 5 ruang, sebelahBarat meliputi ruang kesenian dan menjahit, ruang makan dan dapurasrama SLB, kamar mandi dan WC, kamar tidur dan kamar belajarasrama SLB, UKS, Rumah dinas Ibu Asrama SLB. Sebelah Selatanterdapat ruang kelas, kantor serta ruang kepala sekolah dandibelakangnya terdapat ruang praktik memasak, ruang keterampilanpertukangan dan sablon, depannya terdapat lapangan upacara dan olahraga. Denah SLB Bagaskara dapat dilihat pada lampiran.39Sarana pendidikan khususnya untuk pelajaran seni tari yangdimiliki SLB Bagaskara Sragen untuk memperlancar dan mendukungKBM baik teori maupun praktik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 1. Sarana Pengajaran Seni TariNo Jenis Alat Jumlah1.2.Tape recorderKaset tari-tarian masing-masing- kaset tari merak- kaset tari bondan tani- kaset tari piringProperti-properti yang ada;- sampur- boneka

Page 27: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

- payung- piring/lepek1 buah1 buah10 buah8 buah8 buah5 pasang4.1.4 Kondisi Siswa SLB BagaskaraSiswa SLB Bagaskara Sragen pada tahun pelajaran 2006/2007berjumlah 22 orang dengan perincian sebagai berikut: kelas persiapanada lima orang, kelas 1 ada tiga orang, kelas 2 ada lima orang, kelas 3ada empat orang, kelas 4 ada lima orang, kelas 5 tidak ada, kelas 6tidak ada.40Secara lebih rinci keadaan siswa SLB Bagaskara Sragen tahunpelajaran 2006/2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 2. Jumlah Siswa SLB Bagaskara SragenBanyaknya siswa awal bulan MutasiP D1 D2 D3 D4 D5 D6KeadaanAkhirBulanNoNamaBulanL P L P L P L P L P L P L PKlr MskP L Jml1. Juli 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 222. Agust2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 223. Sept 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 224. Okt 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 225. Nov 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 226. Des 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 227. Jan 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 228. Feb 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 229. Mar 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 2210. Aprl 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 2211. Mei 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 2212. Juni 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 - - - - 1 10 12 22

Sumber: Statistik Keadaan Siswa SLB Bagaskara Sragen.Keterangan tabel 2 yaitu jumlah siswa SLB Bagaskara Sragen.- P yaitu kelas pemula atau taman kanak-kanak.- D1 yaitu kelas satu.- D2 yaitu kelas dua.- D3 yaitu kelas tiga.- D4 yaitu kelas empat.- D5 yaitu kelas lima.41- D6 yaitu kelas enam.

Page 28: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

- Klr yaitu keluar.- Msk yaitu masuk.- P yaitu perempuan.- L yaitu laki-laki.- Jml yaitu jumlah.Dari 22 anak, mereka berasal dari kota Sragen dengan kondisiperekonomian keluarga yang beraneka ragam dari pekerjaan orang tuabermacam-macam pula dari menengah ke bawah sampai menengah keatas, dari buruh, pegawai, guru, pedagang, maupun wiraswasta.Ditinjau dari waktu terjadinya ketunarunguan, semuaketunarunguan siswa dialami sejak lahir. Hubungan dengan guru,dengan teman tampak sangat baik. Mereka sangat menghormati danmenghargai guru, disiplin dalam berpakaian, dan mau bekerja samadengan teman, baik pada waktu kegiatan belajar di kelas maupunkegiatan di luar kelas. Hal tersebut terlihat pada saat bertemu denganguru atau tamu, mereka selalu memberi salam dan berjabat tangan.Berpakaian seragam lengkap dengan atributnya, ikat pinggang, kaoskaki, serta sepatu hitam. Bagi siswa yang telah menamatkanpendidikan di SLB Bagaskara dapat melanjutkan pendidikannya diSLTPLB atau sekolah-sekolah terpadu.424.1.5 Kondisi Guru SLB BagaskaraTenaga pengajar di SLB Bagaskara berjumlah delapan orang,terdiri dari seorang kepala sekolah, empat guru DPK artinya guru PNSyang diperbantukan di SLB Bagaskara Sragen, dan tiga guru yangdiangkat oleh yayasan. Tiga orang guru SLB Bagaskara berpendidikanSGPLB-B, tiga orang lagi berpendidikan S1-PKH, dan dua orangberpendidikan SGPLB-C.Dilihat dari asal daerah, mereka berasal dari beberapa kota diJawa Tengah antara lain: Sragen, Semarang, Wonogiri, dan yangmenganut agama Kristen ada 1 orang dan yang 7 orang menganutagama Islam.Hubungan antara guru sangatlah akrab dan penuh kekeluargaan.Mereka sangat ramah dan senang membantu termasuk membantupenulis dalam mengumpulkan data.Sistem pembelajaran yang ditetapkan di SLB Bagaskara denganmenggunakan sistem guru kelas. Setiap guru mengajarkan semua matapelajaran untuk kelasnya, kecuali mata pelajaran olah raga, agama,seni tari. Mata pelajaran olah raga diampu oleh guru bidang studi olahraga yaitu Mulyanto S.Pd. sedangkan mata pelajaran agama diampuoleh Ida Susanti, sedangkan mata pelajaran seni tari diampu oleh AnikSulistyowati. Secara lebih rinci pembagian tugas mengajar masingmasingguru dapat dilihat pada tabel berikut ini:43Tabel 3. Pembagian Tugas Mengajar Guru SLB Bagaskara TahunPelajaran 2006/2007No Nama guru/karyawan L/P Ijazah Jabatan GolMulaibekerja

Page 29: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Mengajarkelas/BSKet1.2.3.4.5.6.7.8.Sri Sujiyanti, S.PdSiti MaryamMulyanto, S.PdSupraptoIda Susanti W.RAnik Suprapti, S.PdTri WinarsihAnik SulistyowatiPPLLPPPPS1-PKHSGPLBBS1-PKHSGPLBBSPGLBCS1-PKHSPGLBBSPGLBCKepsekGuruGuruGuruGuruGuruGuruGuruIV/aIV/aIV/aIII/bIII/b---19761982198019891986200020031986-D3B5D4D1/B5D1D2

Page 30: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

B5DPKDPKDPKDPKDPKGBGBGB

Sumber: Statistik Keadaan Guru SLB Bagaskara Sragen4.1.6 Prestasi yang Pernah DiraihKecacatan bukanlah suatu halangan untuk meraih prestasi tetapijustru mendorong dan memacu untuk memperoleh hasil yang lebihbaik. Prestasi yang pernah diraih SLB Bagaskara Sragen selama tigatahun terakhir di bidang olah raga, patut dibanggakan karena merekatidak kalah dengan anak-anak normal. Setiap lomba mereka tidak maukalah, olah raga tenis meja yang paling menonjol dan disegani lawan.44Dalam bidang seni Kabupaten Sragen jarang sekali mengadakanlomba, sehingga SLB Bagaskara Sragen tidak memiliki tropi atau pialayang berhubungan dengan seni, walaupun tidak mempunyai tropi ataupiala SLB Bagaskara juga pernah diundang untuk mengisi acara pentastari dalam rangka hari ulang tahun Pramuka di Pendopo Rumah DinasBupati dan di gedung Korpri dalam rangka seminar tentang anak-anakcacat.Keberhasilan ini tidak semata-mata dari anak-anak tetapi jugaberkat dedikasi guru yang membimbing dengan sabar, dukungan orangtua dan sarana dan prasarana yang sangat mendukung.4.1.7 Peraturan dan Tata Tertib SekolahTata tertib yang diberlakukan di sekolah diperuntukkan bagisiswa dan guru supaya proses belajar mengajar dapat tercapaisemaksimal mungkin. Kelas persiapan sampai tingkat dasar, hari Senins.d. Kamis pembelajaran berlangsung antara pukul 07.30- 12.00 WIB,hari Jum’at pukul 07.30- 11.00 WIB, dan hari Sabtu pukul 07.30-10.00 WIB.Siswa harus sudah datang sebelum pelajaran dimulai. Siswapersiapan sampai kelas tingkat dasar, pada hari Senin dan Selasamereka memakai seragam merah putih, hari Rabu dan Kamis memakaiseragam dari yayasan, sedangkan hari Jum’at dan Sabtu memakaiseragam pramuka. Selama proses belajar mengajar siswa tidakdiperkenankan keluar ruangan kelas atau berada di luar kelas. Istirahat45ada dua kali yaitu istirahat pertama pukul 09.15- 09.30 WIB danistirahat kedua pukul 11.00- 11.15 WIB. Selama istirahat siswa hanyaboleh jajan di sekitar sekolah dan itu dalam pengawasan guru. Jadwalpelajaran tari dilaksanakan pada hari Jum’at 09.00- 10.30 WIB dan itudiikuti dari kelas persiapan dan tingkat dasar. Setiap hari Senin danhari-hari peringatan nasional, sekolah mengadakan upacara benderayang wajib diikuti oleh guru dan siswa, dengan petugas para siswa.Para guru juga diberlakukan aturan yang sama dengan parasiswa. Para guru diharuskan memakai seragam PSH atau Safari.

Page 31: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai guru harus sudah datang.4.2 Pembelajaran Tari Bagi Anak Cacat Tuna Rungu di SLBBagaskara SragenPembelajaran teknologi khususnya bidang seni sangat berpengaruhdalam dunia pendidikan. Hal ini terbukti dengan adanya sekolah-sekolah yangdikategorikan memiliki predikat sebagai sekolah unggulan, ternyata tidakhanya diperoleh dari hasil belajar siswanya di bidang akademik saja, tetapidalam kegiatan ekstrakurikuler pun sangat menentukan bagi sekolah-sekolahtersebut untuk menyandang predikat sekolah yang diunggulkan. Kegiatanekstrakurikuler yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan drama dan senitari. Hal itulah yang mendukung keberhasilan siswa dalam mata pelajarankesenian di sekolah.46Tujuan didirikan SLB Bagaskara di Sragen adalah untuk menampunganak-anak yang mempunyai kelainan (cacat) untuk mendapatkan pendidikanlayaknya seperti anak-anak lain (normal) yang ada di Sragen dan sekitarnya.Selain itu juga sebagai upaya untuk menyukseskan wajib belajar 9 (sembilan)tahun bagi anak usia sekolah. Kurikulum yang digunakan SLB BagaskaraSragen adalah kurikulum berbasis kompetensi yang mempergunakan sistemsemesteran. Kurikulum ini sudah disesuaikan dengan keadaan siswa di SLBBagaskara tersebut.Pelajaran tari yang diberikan pada peserta didik yang mempunyaikecacatan (tuna rungu) sebaiknya diberikan tari kreasi. Guru dalam mengajardan memilih metode harus sabar dan tepat bagi anak-anak tuna rungu. Untukitu diberikan materi tari kreasi atau tari klasik yang sekiranya mudahditangkap anak tuna rungu dan gerakannya sederhana sehingga tidakmembahayakan si anak didik.Mata pelajaran seni tari untuk kelas persiapan sampai kelas D6diberikan tiap hari Jum’at dengan jatah waktu satu jam pelajaran. Mengingatkeadaan fisik siswa, maka pembelajaran seni tari diberikan hanya satu jam.Hal ini untuk menjaga stamina dan ketahanan tubuh dari masing-masingsiswa. Guru pengampu mata pelajaran kesenian dalam kesehariannya jugamemegang guru kelas dan mengajar mata pelajaran umum. Pembelajaran senitari diikuti oleh siswa kelas persiapan sampai tingkat D6.Berikut ini akan diuraikan secara rinci tentang pembelajaran tari kreasiyang dilakukan pada anak cacat tuna rungu di SLB Bagaskara Sragen.474.2.1 TujuanDalam setiap kegiatan belajar mengajar, faktor tujuan merupakanfaktor yang sangat menentukan, sehingga dengan tujuan yang jelasakan semakin jelas dan terarah pula pembelajaran yang dilaksanakan.Dengan tujuan yang jelas semakin mudah bagi guru untuk menentukanmetode, memilih materi pembelajaran, menentukan alat dan mediapembelajaran serta menentukan evaluasi yang tepat dalam kegiatanbelajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang terdapatdalam kurikulum. Menurut ibu Anik Sulistyowati dalamwawancaranya pada tanggal 5 Mei 2006 sebagai guru pengampu senitari, bahwa tujuan umum dalam belajar tari kreasi di SLB adalah

Page 32: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

pemberian suatu kegiatan berkreasi dalam olah gerak bagi anak cacattuna rungu supaya mampu menarikan seperti halnya anak yang normal.Tujuan khusus diberikan tari kreasi bagi anak cacat tuna rungu SLBBagaskara Sragen adalah ;a. memenuhi program kurikulum pendidikan,b. mendidik siswa dalam kegiatan seni,c. melatih motorik siswa melalui olah gerak dan tari,d. melatih intelegensi siswa melalui hitungan gerak atau gerak tariyang sederhana,e. melatih sosialisasi siswa melalui pelatihan bersama-sama,f. melatih emosional siswa dalam kepekaan rasa menangkap geraktari,48g. membina dan memperdalam keimanan serta pembentukan sikapdalam menghargai seni,h. Memberikan pengayaan kepada siswa yang menyangkut aspekpengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menjadi manusiaseutuhnya,i. memberikan bekal keterampilan untuk hidup di masyarakat,j. menambah rasa cinta dan tanggung jawab dalam upayamelestarikan kesenian.Berdasarkan uraian tujuan tersebut dapat dianalisis bahwapembelajaran tari kreasi bagi anak cacat tuna rungu sangat penting danbanyak kegunaannya. Tujuan pembelajaran yang ditetapkan melaluipembelajaran tari kreasi yang diberikan sudah tercapai. Hal inidiwujudkan oleh siswa dalam pementasan seni acara “HUT Pramuka”yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati. Siswa dapatbertingkah laku positif dalam mencintai dan melestarikan kesenian.Sementara itu pihak sekolah mempunyai bekal keterampilan danpengetahuan yang bermanfaat. Semua itu diterapkan dalam pogramsekolah.4.2.2 Materi atau BahanUntuk materi dan bahan pembelajaran seni tari dititikberatkanpada olah fisik dan sistem berapresiasi pada seni, dimana dalampembelajaran tari ditinjau dari segi pengajarannya adalah kegiatandalam pelajaran teori, praktik dan apresiasi seni tari. Bahan-bahan49pelajaran yang sesuai dengan sasaran yang sudah ditetapkan pelajaranteori dan apresiasi seni tari termasuk ke dalam rumpun kegiatan yangmenitikberatkan pada aktivitas fisiknya. Ditinjau dari segi bahanpengajarannya kegiatan belajar seni tari dapat dibedakan menjadikegiatan dalam pembelajaran teori dan apresiasi seni tari, sertakegiatan dalam pelajaran praktik materi tari kreasi maupun klasik yangdiberikan bagi siswa yang mempunyai kecacatan harus disesuaikandahulu dengan keadaan fisik yang dimiliki siswa.Materi atau bahan pelajaran yang diberikan pada siswa telahmemenuhi unsur-unsur sebagai berikut:a. Materi yang diberikan dipilih materi yang sederhana berupa gerak

Page 33: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

yang tersusun /terpola sederhana mengingat keadaan fisik siswa.b. Materi yang diberikan dapat menambah perbendaharaanpengetahuan bagi siswa.c. Materi yang diberikan untuk menambah keterampilan siswakhususnya materi yang berhubungan dengan praktik tari.Materi-materi yang diberikan dapat diterima oleh siswa dan tidakmenimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan.Materi yang diajarkan dapat dikuasai dan diperagakan oleh siswadengan tidak menuntut kesempurnaan mengingat keadaan yangdimiliki siswa. Dilihat dari segi kondisi dan keadaan siswa yangberbeda dengan anak normal materi yang diberikan tidak hanyamengacu pada praktik latihan tetapi juga pemberian materi teori50sebelum praktik. Pemberian materi teori diberikan kata-kata yangmudah dipahami dan tidak menyulitkan bagi siswa dalam menerimapelajaran. Dari hasil penelitian, siswa lebih senang diberikan materiteori atau praktik dengan satu kata yang berarti untuk suatu gerak.Perlu ditegaskan lagi bahwa materi pelajaran yang diberikan bagisiswa SLB Bagaskara Sragen pada dasarnya mempunyai materibersifat praktik dan teori yang saling berkesinambungan.Untuk media komunikasi dalam pembelajaran praktik taripelaksanaannya menitikberatkan pada aktivitas fisik, senantiasa akanlebih banyak dilakukan dengan perbuatan/peragaan dari pada denganlisan.Pukul 09.05 WIB guru memberi salam secara lisan denganisyarat dan senyuman. Guru menanyakan tugas rumah yang diberikankemarin dan membahas bersama-sama. Setelah itu dilanjutkan denganpemanasan atau olah tubuh. Misalnya: tangan direntangkan kepalamengangguk bergantian, sepuluh menit berikutnya siswadiperkenalkan dengan ragam gerak secara lisan dan praktik. Misalnya:gerakan srisig (lari kecil-kecil kaki jinjit) diibaratkan burung yangsedang terbang mengepakkan sayapnya dan sambil lari kecil-kecil.Materi yang diberikan selama 1 jam ini diselingi dengan istirahatsekitar 5 menit, pembelajaran selesai tepat pukul 10:00 WIB.Pemberian materi diberikan pada siswa menggunakan kata-kata yangsederhana (srisig : terbang, menthang : kedua tangan lurus ke samping)51dan mudah ditangkap oleh siswa. Penilaian yang digunakan Ibu Anikmeliputi tiga aspek penilaian yaitu penilaian tingkah laku, penilaianbahan dan materi, serta penilaian secara menyeluruh. Guru tidakmemberikan evaluasi dan tidak menuntut kesempurnaan gerak dalampembelajaran ini. Interaksi antara guru dan siswa SLB BagaskaraSragen, terjadi pada saat komunikasi antara guru dan siswa.Komunikasi yang terjadi saat pelajaran berlangsung banyak mengalamihambatan karena siswa terhambat dalam pendengaran. Hal tersebutdisebabkan oleh keadaan siswa yang tidak normal seperti halnya siswatuna rungu dan tuna wicara.Berikut materi penyampaian yang bersifat praktik :

Page 34: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

a. Pemanasan sebelum mulai ke gerak tari.b. Mengenal gerak-gerak dasar.c. Menghafal / melakukan gerak-gerak yang diberikan.d. Membahas / memperagakan tugas rumah yang diberikan harisebelumnya.e. Pemberian materi gerak dan memperagakannya.f. Memberi tugas gerak tari untuk latihan di rumah.Materi tari yang diberikan yaitu tari Merak tari kreasi yangmenggambarkan aktivitas burung merak yang gembira menepakkankeindahan sayapnya. Materi gerak yang diberikan sangat sederhanadan diulang-ulang gerakkannya. Tari ini adalah tari kreasi yang telahdiolah garapan geraknya supaya siswa dengan mudah menangkapnya.52Menurut pengamatan, dalam setiap kegiatan belajar mengajarSLB Bagaskara Sragen secara garis besar dapat digolongkan tigakegiatan pokok yaitu :a. Membuka pelajaranKegiatan membuka pelajaran ini dilakukan guru sebelumpenyajian inti pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini terkadang tidakseperti yang diharapkan, misalnya materi yang disampaikan tidaktersampaikan semua. Hal ini karena waktu yang diberikan terlalupendek. 1 jam untuk melakukan 3 kegiatan tersebut di atas sebelummasuk selalu menyita waktu sekitar 5 menit. Untuk itu siswa sudahharus siap sebelum jatah waktu yang ditentukan. Siswa harus pindahruangan dari ruangan kelas ke ruangan praktek, kemudian melepassepatu. Setelah siswa sudah masuk dalam kelas, guru mulai pelajarandengan membuka pelajaran dengan salam dan tak lupa menanyakankeadaan siswa apakah siap untuk menerima pelajaran. Dalam kegiatanmembuka pelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramahdan isyarat. Berikut ilustrasi percakapan kegiatan yang dilakukan olehguru pada kegiatan membuka pelajaran:Guru : “Selamat pagi anak-anak !”Siswa : “Se..la..mat.. pa..gi.. buu..!” (bagi anak yang bisamengucap, dia akan mengucap tapi tidak mengeluarkansuara melainkan membuka mulutnya dengan lafal selamat53pagi, bagi yang tidak bisa dia Cuma menganggukkankepala) atau guru menggunakan bahasa isyarat.Guru : “Siapa yang capek atau sakit boleh istirahat ya, tapisambil melihat temannya yang menari.”Siswa : “Iya buu….”Setelah ini dilanjutkan dengan kegiatan inti pelajaran.b. Penyajian inti pelajaranKegiatan penyampaian materi pelajaran sesuai dengan programyang akan diajarkan, yaitu tari Merak. Penyampaian materi pelajarantari Merak ini lebih bersifat fleksibel, sesuai dengan kemampuansiswa. Guru tidak menggunakan perangkat pembelajaran sepertirencana pembelajaran atau yang sejenisnya serta tidak mempunyai

Page 35: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

target-target yang harus dicapai oleh siswa. Dalam penyajian intipelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah, isyarat,demonstrasi dan latihan. Berikut ilustrasi percakapan kegiatan yangdilakukan oleh guru pada kegiatan penyajian inti pelajaran:Guru : “Sebelum mulai pelajaran tari, yuk pemanasan dulu,tangannya lurus.”“pelan-pelan ya…….”“kalau sudah lurus di putar ya…. Ayo……”Siswa : “Iya buu…..”“gii..ni buu….”Guru : “Iya pinter.”54“sekarang ibu mau tanya apa hayo PR-nya kemarin.”“siapa masih ingat, tunjuk jari.”“ayo pinter…..”Siswa : “Ukeel…seblak sampur…..”Guru : “Pinter…”“jalan kecil-kecil sambil putar, tangannya ditepakkanjangan lupa bawa sampur.”“ayo jalan yok…. Jangan tabrakan sama temennya.”Siswa : “Iyaa bu….”Guru : “Ibu tambah satu gerak lagi ya.”“kaki geser (kengser) tangan di depan dada naik turunbergantian.”“bisa…”Siswa : “Bisaaa…. Bu…..”Guru : “Iya bagus sekali ! apakah ada yang belum bisa?”“kita ulangi ya, yuk bareng-bareng.”Siswa : “Iya…..”Setelah kegiatan inti pelajaran ini selesai maka akan dilanjutkandengan kegiatan penutup.c. Menutup pelajaranKegiatan yang dilakukan guru dalam penutup pelajaran dan gurumemberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Dalam kegiatanmenutup pelajaran guru lebih serin menggunkana metode ceramah,55tugas serta isyarat. Berikut ilustrasi percakapan kegiatan yangdilakukan oleh guru pada kegiatan menutup pelajaran:Guru : “Gimana enak kan…? Untuk gerakan tadi buat PR ya.”“besuk sebelum mulai ibu akan tanya PR-nya ”“latihan di rumah ya…”Siswa : “Iya… bu.. ”Guru : “Selamat siang anak-anak.”4.2.3 MetodeMenurut Sudjana (1989:76) berpendapat bahwa yang dimaksuddengan metode mengajar ialah : cara yang dipergunakan guru dalammengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnyapengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat

Page 36: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

untuk menciptakan proses belajar mengajar.Ada bermacam-macam metode yang dipergunakan dalampemberian suatu materi pelajar kepada siswa. Metode yang banyakdigunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah, metode tanyajawab, metode diskusi, metode tugas, metode latihan, metode kerjakelompok, metode demontrasi, metode eksperimen. Dari berbagaimetode tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri. Proses belajar mengajaryang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metodemengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain.Masing-masing metode ada kelemahan serta keuntungannya. Tugasguru ialah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan56proses belajar mengajar. Ketepatan penggunaan metode mengajartersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi proses belajar mengajardan kegiatan belajar mangajar. Ditinjau dari segi penerapannya,metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk siswa dalamjumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Adajuga yang tepat digunakan di dalam kelas atau di luar kelas.Metode pembelajaran tari bagi siswa yang memiliki ketunaanhampir sama dengan metode bagi siswa yang normal yaitu denganmenggunakan metode demonstrasi, metode latihan (drill), metodetugas dan metode ceramah.Dari hasil penelitian di lapangan metode yang digunakan ibuAnik Sulistyowati pada pembelajaran seni tari di SLB BagaskaraSragen adalah metode isyarat, metode demonstrasi, metode latihan,metode tugas, metode ceramah. Metode pelaksanaannya tidakditerapkan sendiri-sendiri secara terpisah melainkan dikombinasikan,(Jamalus 1981:30). Sesuai dengan pemikiran Jamulus, guru bidangstudi tersebut dalam mengajarkan materi tidak hanya menggunakansatu metode saja, akan tetapi mengkombinasikan beberapa metodeyang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran. Seluruh metodetersebut dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran seni tari secaramenyeluruh dari kegiatan awal hingga kegiatan penutup. Adapunpenjelasan dan penerapan merode tersebut adalah: .574.2.3.1 Metode IsyaratMetode ini didasari oleh pandangan yang menyatakanbahwa sesuai dengan kodratnya bahasa yang paling cocok untukanak tuna rungu ialah bahasa isyarat (Sastrawinata 1977 :32).Keuntungan metode isyarat ialah sesuai dengan dunia anaktuna rungu, yaitu dunia tanpa suara, sesuai dengan kemampuananak tuna rungu untuk menerima dan mengeluarkan pikiran-pikiranmelalui lambang visual sesuai dengan bahasa ibunya. Kelemahankelemahanmetode ini ialah tidak efisien karena banyaknya isyaratyang harus dipelajari, tidak semua pengertian (terutama pengertianyang abstrak) dapat diisyaratkan, keragaman isyarat sesuai dengandaerah dan kehendak si pembuat isyarat, dan membatasi anak tunarungu pada lingkungan yang dapat mengerti isyarat-isyarat.

Page 37: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Metode isyarat ini adalah bahasa satu-satunya yangdigunakan bagi anak tuna rungu. Cara guru menyampaikan materidengan bahasa isyarat. Contoh : dalam gerak tari. Gerakan srisigdalam tari Merak, guru melambangkan burung yang sedangterbang dan menapakkan kedua sayapnya.4.2.3.2 Metode DemonstrasiGuru memperagakan/memberi materi gerak dan bentuk tari,dan ekspresi tari yang diajarkan. Dalam pembelajaran tari kreasiyang akan diberikan untuk metode demonstrasi guru sengajamemberikan gerak yang sederhana dan dipadukan dengan kata-kata58yang sederhana pula. Hal ini mengingat ketidaksempurnaan siswadalam menerima pelajaran. Contoh : guru mendemonstrasikanterbang. Siswa lebih bisa memahami dan menggerakkan kata-katayang diperintahkan oleh guru. Dengan satu kata namun berartiuntuk banyak gerak. Terbang disini mempunyai olahan gerak yangmenggambarkan burung sedang terbang. Satu penggalan kataseperti terbang lebih mudah ditangkap siswa di banding denganmendemostrasikan deskripsi gerak tari yang lazim pengajarannyauntuk anak yang normal. Bila diuraikan dalam deskripsi gerak tariMerak, disini diambil contoh gerak srisig (lari kecil-kecil kakijinjit). Guru memperagakan gerak srisig tersebut dan memberikangambaran seolah-olah gerakan itu menggambarkan burung yangsedang terbang di angkasa dan mengepakkan kedua sayapnya.Setelah guru memberikan contoh siswa disuruh menirukan gerakanyang baru saja guru peragakan.4.2.3.3 Metode Latihan (driil)Metode latihan (driil) ini baik sekali digunakan untuk halhalyang bersifat motorik. Metode latihan (driil) ini sangat bagusdiberikan mengingat keadaan siswa. Cacat bukan berarti diam dantidak bisa bergerak. Olah tubuh diberikan pada awal pelajaran halini untuk melatih motorik siswa supaya tidak kaku. Contoh : hoyok(kaki mendak,badan doyong ke kanan dan ke kiri), gedeg (kepalageleng ke kanan dan ke kiri), ukel (gerak pergelangan tangan yang59di putar), mendak (ke dua kaki merendah dengan sedikit di tekuk).Metode latihan sangat baik dilakukan karena sebelum anakmemulai pelajaran dia bisa melakukan pemanasan terlebih dahulu,mengingat keadaan siswa SLB Bagaskara yang kurang normal.Sebelum pelajaran dimulai anak biasanya latihan terlebih dahulusambil mengingat-ingat gerak yang disampaikan guru.4.2.3.4 Metode TugasMetode pemberian tugas ini tujuannya untuk lebihmemantapkan penguasaan siswa terhadap bahan/materi yang telahdipelajari. Misalnya dalam pertemuan pertama guru memberipenggalan gerak tari yang dirasa sulit dilakukan oleh siswa makagerak tersebut dijadikan tugas di rumah untuk latihan berulangulangdan dibahas pada pertemuan berikutnya. Contoh: gerak yang

Page 38: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

sudah dilakukan murid. Gerak srisig dalam tari Merak, kaki laridengan jangkah kecil-kecil dan kedua tangan dikepakkan ke atasdan ke bawah. Pelajaran yang disampaikan tersebut masih belumlancar guru memberikan tugas untuk di rumah supaya berlatihgerakan yang diajarkan tersebut, dan besok bila ada pelajaran taridiharapkan siswa sudah bisa semua.4.2.3.5 Metode CeramahMetode ceramah adalah pemberian keterangan secara lisanoleh guru kepada siswa. Guru menerangkan sedangkan siswamendengarkan atau memahami dengan teliti. Guru memberikan60pertanyaan siswa menjawab atau siswa menanyakan hal-hal/geraktari yang dirasa sulit diterimanya. Untuk metode ceramah inisangat sulit karena siswa yang diajar adalah tuna rungu danmenggunakan bahasa isyarat. Dalam proses pembelajaran taritersebut baik dari kegiatan pembukaan hingga kegiatan penutuppelajaran ini guru tari menggunakan seluruh metode yangdikombinasikan. Maksud dari pernyataan tersebut ialah bahwaguru tari tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapijuga menggunakan metode demonstrasi, isyarat, tugas serta latihan.Metode-metode tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakansebuah kesatuan.4.2.4 MediaMedia adalah sarana terpenting untuk pembelajaran. Misalnyadalam kegiatan praktik musik/latihan iringan tari sangat diperlukanadanya suatu media. Meskipun sudah berlangsung lama adanyakegiatan pembelajaran kesenian (tari) di SLB namun media yangtersedia kurang lengkap. Misalnya pada saat latihan praktek tari hanyamenggunakan tape recorder saja, dan tempat belum mempunyairuangan sendiri, ruangan yang dipakai adalah ruangan serba guna yangbiasa dipakai untuk ketrampilan sablon atau kadang dipakai untuktenis meja.61Menurut ibu Anik Sulistyowati dalam wawancarannya padatanggal 12 Mei 2006 penggunaan media sangat diperlukan agarpembelajaran dapat berlangsung secara efisien, namun perlu pula bagiguru untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Mediapembelajaran ini meliputi tempat belajar, alat belajar, dan waktu.Ketiga bagian tersebut berperan penting dalam suatu pembelajaran.Berikut ini adalah penjelasan mengenai tempat belajar, alat dan waktubelajar.4.2.4.1 Tempat belajarKegiatan pembelajaran sangat memerlukan adanya suatuwadah/tempat belajar. Tempat belajar akan dipergunakan untukmenyampaikan materi pelajaran praktik tari dan keterampilansablon. Ruang ini sering mereka sebut dengan ruang praktik serbaguna. Dalam ruangan tersebut telah tersedia tape recorder dan alatpenunjang untuk menari seperti sampur. Walaupun ruangannya

Page 39: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

dipakai untuk dua atau tiga kegiatan tidak menjadi penghalangdalam pembelajaran tari.4.2.4.2 Alat belajarAlat belajar atau dengan kata lain akan semakin efektif,efisien, lebih menunjang, lebih memperlancar di dalammeningkatkan penguasaan hasil belajarnya jika peralatan belajartersedia lengkap dan memenuhi.62Alat belajar sangat dibutuhkan karena untuk menunjangjalannya pembelajaran seni tari. Pada saat penelitian berlangsung,Anik Sulistyowati sebagai g0uru tari menggunakan alat peragaberupa sampur. Memakai sampur sendiri dan keterampilanmemainkan sampur juga diajarkan oleh guru dan siswa mengikuti.Selain itu juga dengan tape recorder sebagai iringan musiknya.4.2.4.3 WaktuWaktu belajar dengan mempertimbangkan wadah kegiatandengan media cara belajar seni tari dapat dilaksanakan dalamkegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, maka sudah jelaswaktu untuk belajarnya dapat dilaksanakan pada jam pelajaran senitari serta pada jam ekstra.Pembelajaran tari kreasi yaitu tari Merak dilaksanakan padawaktu pelajaran kesenian, yaitu setiap hari Jum’at pagi pukul 09.00WIB. Pembelajaran tari Merak diberikan hanya satu jam agarkondisi dan mental terjaga dan tidak mengalami hambatan fisikyang kurang diinginkan. Hal ini perlu diingat untuk setiap memulaipelajaran hendaknya para siswa diperhatikan kondisinya. Sudahsiap dan mampukah siswa untuk menerima pelajaran atau tidak.Hal tersebut dilakukan karena kondisi kecacatan yang dimilikisiswa akan lebih sulit pemberian materi dibandingkan dengan anakyang normal. Tepat pukul 09.00 WIB siswa melepas sepatumasing-masing dan guru mengamati kondisi siswa. Misalnya:63apakah badan siswa dipandang lemes atau tidak, dan semangatseperti hari-hari sebelumnya.4.2.5 EvaluasiSetelah terlaksana semua mata pelajaran tari yang diberikanhendaknya terjadi atau diberikan suatu evaluasi sehingga guru mampumengetahui sejauh mana keberhasilan pemberian materi yangdisampaikan kepada siswa. Evaluasi dalam konteks belajar adalah hasilbelajar dan pembelajaran (Darsono 2000:106). Dalam penilaian senitari menggunakan penilaian perbuatan, dimana peserta didik banyakmelakukan praktik, maka dengan penilaian perbuatan akan diperolehpenilaian kemampuan keterampilan dan sikap dari peserta didik padawaktu melakukan praktik. Tujuan dari evaluasi ini yaitu untuk menariksimpulan seberapa jauh peningkatan kemampuan para siswa dalammenguasai hasil belajarnya itu.4.3 Kesulitan Guru dalam Mengajar Seni Tari di SLB Bagaskara Sragen.Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara dalam penelitian ini

Page 40: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

peneliti sengaja mengambil permasalahan tentang kesulitan guru dalammengajar seni tari.Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan wawancarakepada Kepala Sekolah, guru bidang studi, dan orang tua siswa masingmasing.Di sekolah tersebut ada mata pelajaran kesenian dalam hal ini tari.Mata pelajaran tari juga diberikan, menurut ibu Anik Sulistyowati yang seringdiberikan tari kreasi dan tidak menutup kemungkinan sekali-kali juga diberi64tari klasik. Dari Ibu Kepala Sekolah sangat antusias dan senang kalau penelititerjun langsung melihat cara guru mengajar tari di SLB Bagaskara. Dari hasilwawancara dengan orang tua siswa merasa terharu dan bangga anaknya bisamenari seperti halnya anak normal. Dari hasil wawancara langsung penelitidengan siswa, hanya sebagian kecil yang suka dengan mata pelajaran menari.Tari Merak merupakan tari kreasi garapan S.Maridi Dkk yangmenceritakan tentang aktivitas burung merak yaitu burung merak yang sedanggembira dan memperlihatkan keindahan bulunya. Tari merak merupakan tariyang riang dengan iringan musik gamelan atau gendhing-gendhing tari Jawakreasi. Tari merak ditarikan dalam durasi 08.05 menit, merupakan tariperorangan namun lebih bagus ditarikan oleh banyak penari atau berpasangan.Busana untuk tari merak diambil busana sederhana seperti halnya burung yaitujarik (kain panjang yang bermotif) kreasi/celana, mekak dan ilat-ilatannya(kain yang dipakai untuk menutupi dada), sampur (kain/selendang panjang),sayap, irah-irahan (asesoris kepala) yang berbentuk burung , epek timang(sabuk). Untuk rias yaitu cantik dan disesuaikan dengan busana, asesoris laintentunya ada yaitu anting-anting atau suweng (asesoris telinga), kalung,gelang, klat bahu (asesoris yang dipakai di lengan tangan), binggel ataugelang kaki. Untuk kaset tari merak ada dalam kaset tari merak produksiLOKANANTA no seri ACD 134.Motivasi dan kesabaran sangat diutamakan dalam pembelajaran senitari bagi anak cacat yaitu siswa SLB Bagaskara Sragen. Motivasi terusdiberikan hal ini sebagai pendorong minat siswa dalam mempelajari tari yang65diajarkan. Kesabaran seorang guru dalam membimbing siswa akan lebihmemberi nilai arti lebih bagi diri siswa untuk tidak malu dan mampumemperlihatkan dirinya tidak kalah dengan yang normal. Dukungan guru-gurulain dan Kepala Sekolah menambah keberanian siswa dalam berlatih.Dorongan dan kasih sayang orang tua yang selalu mengiringi anaknyamenatap masa depan.Kemampuan guru dalam meggunakan metode mengajar yaitu dengancara mengkombinasikan beberapa metode yang tepat dan sesuai dengan materiyang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan dalammelaksanakan suatu pengajaran sebagian besar ditentukan oleh pilihan bahandan pemakaian metode yang tepat, penggunaan metode yang tepat dan sesuaitersebut dikarenakan pengalaman guru yang lebih dari 15 tahun dalamkegiatan mengajar di SLB.Kesulitan belajar bagi siswa yang kurang karena kecacatan yang jelasterlihat yaitu tuna rungu, sehingga siswa terhambat dalam pendengaran.Kesulitan guru pun juga tampak karena guru sudah menyampaikan materi tapi

Page 41: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

siswa belum tentu bisa menangkap apa yang diajarkan guru, karena terhambatdalam pendengaran. Oleh karena itu, guru harus menggunakan bahasa isyaratsebagai bahasa komunikasi atau penyampaian materi. Dalam hal ini penelititerjun langsung melihat cara guru mengajar seni tari di SLB BagaskaraSragen. Kesulitan guru dalam mengajar tari terlihat jelas misalnya: denganjelas siswa yang diajar adalah anak-anak cacat tuna rungu maka dalammenerima pelajaran tidak bisa menangkap dengan cepat karena siswa66terhambat dalam pendengaran, jadi dalam penyampaian materi guru harusmengulang-ulang materi yang disampaikan ke siswa sampai siswa benar-benarbisa. Siswa yang sulit menerima pelajaran, maka guru itu pun juga ikut sulitdalam menyampaikan materi, dalam penyampaian materi guru membericontoh di depan dan siswa mengikuti, setelah itu guru baru memperbaikigerakan anak satu persatu.Bagi anak yang cacat pendengarannya total maka guru harus sabar danberulang-ulang mengajarnya karena materi yang disampaikan guru belumtentu anak itu langsung bisa menerima pelajaran. Kesulitan guru dalammenyampaikan materi adalah guru sudah melakukan semaksimal mungkinmenyampaikan materi pelajaran,tetapi siswa tidak memperhatikan maka guruharus mengulang lagi pelajaran itu dan siswa tidak mempunyai bakat menari.Walau guru sudah mengajarkan dengan berbagai cara atau metode, siswa tetapsulit dalam menerima pelajaran karena siswa tidak mempunyai bakat atau rasasenang dengan pelajaran seni tari, selain itu siswa juga tidak mendengar musiksebagai pengiring tari.Kesulitan mengajar bagi guru merupakan suatu tantangan dalammenyampaikan materi supaya anak tetap mau mengikuti pelajaran tari danmerasa senang dengan pelajaran seni tari. Untuk mengajar anak cacat harushati-hati dalam menuangkan kata. Siswa tidak mau diperlakukan keras tapisiswa lebih suka disanjung. Kesulitan mengajar tari hendaknya mendapatperhatian lebih dari semua guru. Banyak sanggar tari berdiri tetapi itu semuauntuk anak yang normal. Sementara bagi yang tidak sempurna atau cacat67belum ada sanggar tari yang menampungnya, karena tidak semua guru tarimampu mengajar tari bagi anak-anak cacat. Penyandang cacat fisik padaumumnya juga banyak menghadapi tantangan yang berat daripada orangnormal, karena penyandang cacat fisik mau tidak mau harus menyesuaikandiri terhadap kecacatan yang dialaminya. Kesulitan dan hambatan sangatdirasakan bagi anak yang cacat. Sulit menyesuaikan diri, sulit berteman dansulit menerima pelajaran tari. Tari memang bagus ditarikan bagi anak yangnormal tapi belum tentu yang cacat tidak bisa berkarya.Kesulitan guru dalam mengajar dapat diatasi dengan kesabaran danmemberi contoh berulang-ulang dan memberi dorongan atau sanjungankepada siswa, begitu pula bagi siswa, siswa bersemangat atau percaya diri bilaorang-orang terdekatnya memberikan dorongan atau support.68BAB VPENUTUP5.1 Simpulan

Page 42: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Berdasarkan hasil pengamatan, penulis dapat menarik simpulansebagai berikut :5.1.1 Pembelajaran seni tari bagi anak cacat tuna rungu di SLB BagaskaraSragen meliputi tujuan, materi dan bahan, metode, media, danevaluasi.5.1.2 Kesulitan yang dialami oleh guru dalam mengajar seni tari di SLBBagaskara Sragen meliputi:a. Siswa tidak memperhatikan pelajaran karena daya dengar siswayang kurang. Oleh karena itu, pmbelajaran tidak dapat berjalansecara efektif.b. Para siswa juga tidak mempunyai bakat menari sehingga kurangberminat untuk belajar tari.c. Jumlah siswa yang mengikuti tari tidak tetap. Hal ini akanmenghambat pembelajaran karena pengalaman belajar tari darimasing-masing siswa berbeda (ada siswa yang ketinggalan materipelajaran)d. Media pembelajaran yang ada hanyalah tape recorder, di SLBBagaskara tidak tersedia VCD player. Selain itu, ruang yang6869digunakan untuk pembelajaran tari adalah ruang serba guna yangjuga digunakan untuk belajar sablon dan tenis meja.5.2 Saran5.2.1 Metode yang digunakan dalam pembelajaran di SLB Bagaskara padakhususnya dan di SLB yang lain pada umumnya ini hendaknya lebihmengefektifkan metode demonstrasi, metode latihan dan metodetugas.5.2.2 Jumlah siswa yang mengikuti tari hendaknya ditetapkan. Hal inidapat meningkatkan konsentrasi siswa pada satu keterampilan saja.Pembagian ini juga harus sesuai dengan keinginan para siswa.5.2.3 Sarana dan prasarana di SLB Bagaskara hendaknya dapat ditambah.Misalnya dengan menambah ruang praktik agar siswa dapatberkonsentrasi penuh pada minat masing-masing. Siswa tidak akanterganggu dengan pembelajaran yang lain.5.2.4 Guru dapat meningkatkan minat siswa dengan cara memperlihatkanCD tari pada saat pembelajaran, sehingga pembelajaran tari tidakhanya cukup dengan menggunakan tape recorder saja.70DAFTAR PUSTAKABrakell, Clara dan S. Ngaliman. 1991. Seni Tari Jawa Tradisi Surakarta danPeristilahannya. Jakarta: ILDEP-RULL.Djamarah, Bahri, dkk. 1995. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP SemarangPress.Furchan, Arif. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: UsahaNasional.Hendrarto, Eddy, dkk. 1987. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: IKIPSemarang Press.

Page 43: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

Jamalus. 1988.Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta:Depdikbud.Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.----------. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Sendratasik FBSUNNES.Mardalis, 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: BumiAkasara.Amin, Moh, dkk. 1979. Pedoman Praktis Penyelenggaraan Sekolah Luar BiasaBagian B Tuna Rungu-Wicara. Jakarta: Departemen P dan K.Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RosdaKarya.Roestiyah, N. K. 1986. Didaktik Metodik. Jakarta: Bina Aksara.Rohani, Ahmad. 1977. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.Isbani, Sam dan R Isbani, 1979. Pengantar Pendidikan Anak Luar Biasa.Surakarta: UNS.Sardjono. 1995. Orthopaedagogik B (Tuna Rungu-Wicara). Surakarta: UNS.Sastrawinata, Emon. 1977. Pendidikan Anak Tuna Rungu. Jakarta: Departemen Pdan K.71Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka.-------------. 1972. Djawa dan Bali Dua Sosok Perkembangan Drama TariTradisional Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.Soelaiman, Darwis, A. 1979. Pengantar Kepada Teori dan Praktek Pengajaran.Semarang: IKIP Semarang Press.Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru Algensindo.-----------------. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru.Sugandi, Acmad dan Haryanto. 2003. Teori Pembelajaran. Semarang : IKIPSemarang Press.Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Syah, Muhibin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosda Karya.72Lampiran IPEDOMAN OBSERVASIJudul : Pembelajaran seni tari bagi siswa tuna rungu di SLB Bagaskara Sragen.Pokok-pokok amatan dalam kegiatan observasi meliputi :A. Gambaran umum mengenai SLB Bagaskara Sragen.1. Lokasi dan kondisi fisik SLB Bagaskara Sragen.2. Kondisi guru secara umum (Latar belakang pendidikannya dan pengalamanmengajar).3. Kurikulum seni tari yang diberlakukan.4. Prestasi-prestasi yang pernah diraih dalam bidang tari.5. Pengambilan foto tentang kegiatan belajar mengajar seni tari, gedung sekolahdan gedung asrama siswa.

Page 44: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

B. Penyelenggaraan pengajaran seni tari di SLB Bagaskara Sragen.Dalam kegiatan ini penulis mengamati secara langsung proses pengajaran senitari di dalam kelas di SLB Bagaskara Sragen yang meliputi:1. Tahap perencanaan pengajaran.Dalam tahap ini penulis mengamati :a. Persiapan secara tertulis yang dilakukan guru, misalnya berupa satuanpelajaran, program semester dan rencana pengajaran.b. Persiapan tak tertulis yang dilakukan guru, misalnya menyediakan alat-alatbantu mengajar.732. Tahap pelaksanaan pengajaran.Dalam tahap ini penulis mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajaryang meliputi kegiatan guru dan siswa, atau situasi yang menunjang pada saatproses belajar mengajar berlangsung.a. Kegiatan guru yang diamati antara lain :1. Proses belajar mengajar, termasuk materi yang disampaikan serta metodeyang digunakan.2. Penggunaan alat bantu atau alat peraga dalam pengajaran.3. Cara guru dalam membimbing siswa, serta mengelola dan mengorganisirkelas.b. Kegiatan siswa yang meliputi :1. Keaktifan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung.2. Respon siswa terhadap pengajaran seni tari.3. Hubungan antara siswa dengan guru.4. Hubungan antara siswa dengan siswa.3. Tahap akhir program pengajaran.Setelah langkah kegiatan belajar mengajar ditempuh. Dalam tahap ini juga diamati tentang :a. Cara guru dalam mengevaluasi pengajaran.b. Tindak lanjut pengajaran (perbaikan).74Lampiran IIPEDOMAN WAWANCARAPedoman wawancara ini sebagai petunjuk untuk memperoleh informasisecara langsung dari sumber: kepala sekolah, guru seni tari, guru-guru, siswa danorang tua atau wali siswa.Pokok pikiran yang dikembangkan antara lain:1. Sejarah berdirinya SLB Bagaskara Sragen.2. Pengadaan tenaga pengajar dan administrasi.3. Fasilitas yang dimiliki sekolah.4. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah khususnya dalam bidang tari.5. Upaya-upaya sekolah untuk prestasi dalam bidang tari.6. Daerah asal siswa SLB Bagaskara Sragen.7 Kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan seni tari bagisiswa tuna rungu.8. Metode yang banyak digunakan dalam pengajaran seni tari.

Page 45: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

9. Cara menangani anak yang tingkat kesulitannya tinggi.10. Cara menindak lanjuti hasil evaluasi pengajaran seni tari.11. Membangkitkan motivasi siswa.12. Hubungan antara guru dengan siswa.13. Hubungan antara siswa dengan siswa.14. Peran serta orang tua terhadap prestasi di bidang tari.15. Kesulitan guru dalam menghadapi siswa tuna rungu.16. Kesulitan siswa dalam menerima pelajaran seni tari.17. Hubungan antara orang tua dengan siswa, guru dan lembaga.75Lampiran IIIDiskripsi Tari MerakGerakan :1. Kedua tangan ngiting di depan, kemudian gejug kiri kedua tangan membukake samping dengan memegang sampur, pacak gulu, ke dua kaki jejer ke duatangan digerakkan ke depan puser, gejug kanan dua tangan membuka kesamping, pacak gulu, mundur kanan pancat kedua tangan menthang kesamping geleng kepala, putar.2. Gerakan sama no 13. Mundur ke dua tangan di depan ngiting, buka ke samping, mundur, kaki kananmaju kanan lepas ke dua sampur.4. Ukel ke dua tangan kesamping kirikaki kanan maju, kemudian kaki kananmundur seblak ke dua tangan.5. Mundur, ke dua tangan di depan ngiting mundur kaki kanan ambil sampurmaju kaki kanan, jalan putar.6. Gerakan sama no 37. Kedua tangan di gerakkan ke depan bergantian, turun sampai hit 8 kemudianberdiri hingga hit 3.8. Gerakan sama no 5 dan 3.9. Maju kanan, ke dua tangan lurus ke depan hadap kanan maju kiri ke duatangan digerakkan, tangan kiri tekuk di depan dada tangan kanan lurus, majukiri ke dua tangan lurus ke depan hadap depan, samping kiri maju kanan kedua tangan digerakkan tangan kanan di tekuk di depan dada tangan kiri lurusgerakan sama. (dilakukan berulang-ulang).10. Gerakan sama no 5 dan 3.11. Langkah ke kanan ke dua tangan di pinggul, mendak kemudian berdiri pelanpelansambil menggerakkan bahu, ganti kaki kiri melangkah ke dua tangandipinggul, mendak kemudian berdiri pelan-pelan sambil menggerakkan bahu(dilakukan 4x).12. Gerakan sama no 5 dan 3.7613. Loncat ke kanan 3x kemudian gerakan sama dengan no 4 pada hit 3 loncat lagigerakan sama kemudian mundur kaki kanan maju kanan kedua tanganmenthang ke samping kemudian lepas jalan ke depan 4x gerakan tangan kananke atas bolak balik tangan kiri di pinggang kemudian loncat dan lakukangerakkan yang sama.

Page 46: Motivasi Pembelajaran Seni Tari

14. Gerakan sama no 5 dan 3.15. Maju kanan kiri, kebyak kebyok sampur, kengser ke kanangejug kiri buka kedua tangan ke samping lenggut kepala. Maju kiri kanan, kebyak kebyoksampur, kengser ke kiri gejug kanan buka ke dua tangan ke samping lenggutkepala, maju kanan kiri, kebyak kebyok sampur, kengser ke kanan gejug kiribuka ke dua tangan ke samping (gerakan sama dengan no 1).16. Gerakan sama no 5 dan 3.17. Kengser ke kanan-kiri-kanan loncat ke kiri ke dua tangan di depan pusermundur kaki kanan maju kanan ke dua tangan mengikuti kemudian terbang.18. Gerakan sama no 5 dan 3.19. Gerakan sama no 17 namun beda kaki.20. Gerakan sama no 5 dan 3.21. Mundur kaki kanan maju kanan ngembat terbang putar.22. Kengser ke samping hadap serong kanan mundur ngembat kedua sampur,geleng kepala jalan putar, masuk…..77Lampiran IVGambar 1. Gedung SLB Bagaskara SragenGambar 2. Guru Sedang MemberiIsyarat Gerak JalanKenser ke KiriGambar 3. Guru Sedang MemberiIsyarat Gerak JalanKenser ke Kiri78Gambar 4. Guru Sedang Menjelaskan Materidengan Memberi Contoh di DepanGambar 5. Pentas Perpisahan Murid Kelas VI79Gambar 6. Praktik Menari di Dalam KelasGambar 7. Praktik Menari di Dalam Kelas