83
MONITORING EVALUASI PERAWATAN HIV DAN ANTI RETRO VIRAL (ART)

Monitoring HIV & ART Pada ODHA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

umn

Citation preview

MONITORING EVALUASI PERAWATAN HIV DAN ANTI RETRO VIRAL (ART)

PENDAHULUAN

• Maraknya penyebaran HIV/AIDS yg disertai

dg melonjaknya angka kuantitatif ODHA hrs

mdpt penanganan scr serius guna memutus

rantai penyebaran HIV

• Mewujudkan pelayanan yang optimal dan

berkesinambungan, maka diperlukan suatu

pedoman monitoring perawatan HIV dan

Terapi Antiretroviral

1. MONITORING KLINIS

a. Stadium WHO

b. BB dan TB

c. Status Fungsinal : Barbaring,

Ambulatori, Kerja

Monitoring klinis, yaitu suatu tindakan

mulai dr anamnesis sampai perjalanan

klinis.

a. STAD. KLINIK HIV BERDASARKAN WHO

STAD

WHO

I II

BB Tdk ada

penurunan

BB

Penurunan BB 5 – 10 %

GEJALA Tdk ada gjl

Lymphadeno

pathy

generalisata

Persistent

- Luka di sekitar bibir (angular

cheilitis)

- Ruam kulit yg gatal (seborrhoea /

prurigo

- Herpes zoster dlm 5 th terakhir

- ISPA berulang, (sinusitis/otitis)

- Sariawan berulang

PROP. Prop. Cotrimoxazole

TX ARV jk CD4<350 Jk CD4 < 350

a. STADIUM KLINIK HIV lanjutan

STAD

WHO

III IV

BB Penurunan BB > 10 % HIV Wasting Syndrome

GEJAL

A

Bercak putih di mulut (Oral hairy leukoplakia)Diare, Candidiasis vaginal, Panas yg tdk diketpenyebabnya, > satu bulaninfeksi bakterial yg berat(pneumoni, pyomiocitis, dll)TB Paru dLm 1 tahunterakhir

Candidiasis esofagusHerpes Simplex > satu bulan.LymphomaSarkoma kaposiCa cervicPCPTB ExtrapulmoMeningitis CriptococusHIV encefalopati

PROP. Prop. Cotrimoxazole Prophilaksis Cotrimoxazole

TX

ARV

obati semua pd stad. 3 obati semua pd stadium 4

15 May 2013 6

Enlarged mastoid lymph gland

Enlarged

anterior

cervical

lymph glands

Enlarged

occipital

lymph gland Enlarged

submandibular

lymph gland

Enlarged deep

posterior

cervical lymph

glands

Persistent generalised lymphadenopathy

15 May 2013 7

Dermatitis seboroika

• Gatal

• Bersisik

• Kemerahan

• ~ P. ovale

15 May 2013 8

15 May 2013 9

Pengobatan

Higiene perorangan

Anti fungal (selenium,

pyrithione Zn, obat

azole)

Anti inflamasi (salep

steroid)

Jika berat: keratolitik

(as.salisilat)

15 May 2013 10

Papular pruritic eruption (PPE)

15 May 2013 11

Lengan, tungkai,

pinggang,

bokong

Simetris

Papular pruritic eruption (PPE)

15 May 2013 12

Pengobatan

Steroid topikal

Antihistamin

Prednison jangka

pendek

UVB, UVA

Papular pruritic eruption (PPE)

15 May 2013 13

Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal

2. White superfisial

3. Subungual proksimal

4. Kandida

5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum

15 May 2013 14

Disebabkan oleh T. mentagrophytes

Diagnosis: Pem. KOH / biakan

Disebabkan oleh T. rubrum.

Paling sering pada pasien HIV

Pengobatan

Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu

Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu

15 May 2013 15

15 May 2013 16

• Mengenai saraf sensoris

• Jika mengenai saraf trigeminal,

menyebabkan timbulnya lesi

intraoral atau ekstraoral

• SELALU UNILATERAL

VI Meeks, DDS, U Md Dental School

Virus Varicella Zoster

15 May 2013 17

• Mulai sebagai lesi vesikuler

yang nyeri yang pecah dan

menimbulkan crusta; secara

klinis tampak sebagai ulkus

• Keluhan awal yg utama

adalah nyeri atau sakit gigi yg

tidak dapat menunjukkan

lokasi gigi yg sakit

Virus Varicella Zoster

15 May 2013 18

Cheilitis angularis

Tampak sebagai

eritema atau

fissura pada sudut

mulut

Sering mengikuti

kandidiasis

intraoral

15 May 2013 19

Herpes zoster (shingle)

15 May 2013 20

Multidermatomal Herpes zoster

15 May 2013 21

Herpes zoster (shingle)

15 May 2013 22

Kandidiasis Pseudomembran

15 May 2013 23

Kandidiasis Eritematus

15 May 2013 24

Kandidiasis Hiperplastik

15 May 2013 25

Kandidiasis Cheilitis angularis

15 May 2013 26

Oropharyngeal Candidiasis

Pseudomembranous

candidiasis (thrush)Erythematous

candidiasis

15 May 2013 27

Candida

Esofagitis

b. Berat Badan

• Berat badan pd setiap kunjungan yg tercetakdlm kg. Utk bayi/anak dicatat tinggi badan dlm cm.

c. Status Fungsional

• Kerja (K) berati mampu bekerja normal

• Ambulatori (A) berati px tdk mampu bekerja normal, dan < 50% berbaring

• Baring (B) berarti px terus menerus (atau > 50%) berada di tempat tidur

FORMULIR PENCATATAN

2. MONITORING LABORATORIUM

a. Monitoring Tes penyaring

b. Monitoring sistem imun

c. Virologi

d. Resistensi obat

Monitoring laboratorium, yaitu jenis pemeriksaan yg diperlukan utk memonitor sist imun, virologi & efek samping obat ARV.

a. Monitoring tes penyaring

• Tes yang dilakukan yaitu:

– DL( Hb, lekosit, trombocit)

– SGPT/SGOT ,kreatinin (BUN).

– Kadar lemak kadar kolesterol dan trigeliserida dan

glukosa dalam darah.

– Kadar laktat. jika terjadi keadaan asidosis laktat.

Formulir Pencatatan

b. Monitoring sistem imun

• CD4 , awal tx ARV di monitor tiap 6 bln

• Perubahan CD4 yg diharapkan slma

menggunakan ARV adalah:

–Peningkatan rata2 CD4 100-200

sel/mm3 dlm thn pertama.

–Peningkatan rata2 CD4 100 sel/mm3

dlm th berikutnya.

Formulir Pencatatan

Formulir Pencatatan

c. Monitoring virologi

• Pemeriksaan viral load tiap 6 bulan

• Perubahan viral load yang diharapkan

selama menggunakan ARV adalah:

–Penurunan VL 1,5 – 2 log dalam bulan

pertama

–Penurunan VL sampai < 50 copies/mL

pada 80-90% kasus pada 24 minggu.

Formulir Pencatatan

d. Monitoring resistensi obat

• Terjadi penurunan berat badan

• Terjadinya infeksi oportunistik baru.

• Timbul kembali infeksi oportunistik

yang sudah terjadi sebelumnya

Formulir Pencatatan

11/11/

09

49B 4 K oes

Flukonazole

Mikostatin

Cotrim

3. MONITORING PROGRAM

Monitoring program yg dijalankan :

a. Adanya Pedoman ART

b. Laporan pemakaian & kualitas obat, tiap bulan

c. Laporan jml Odha yg mendapat ART

d. Laporan jml odha dlm pengobatan HIV, bl 6,12, 24

e. Laporan yg bertahan hidup bl 6,12, 24 Laporan Kohort

Monitoring program, yaitu pelacakan

rutin dr indikator standar pd tingkat

sarana lay. kes, kab, prov dan nasional

a. Pedoman ART

1. HIV+ dg dokumentasi (minimal 3 metoda)

2. Memenuhi persyaratan medis

– Jumlah CD4 < 350 pd setiap stadium atau

– Stad klinis 3 WHO

– Stad klinis 4 WHO

– Px Hepatitis

– Px TB : 2 mg – 2 bln

– Px Hamil : cd4>350, dimulai kehamilan 14 mg

Pedoman ART lanjutan………..

3. Px tdk menderita infeksi oportunistik

berat/penyakit berat lainnya, tdk anemia, tdk

ikterus.

4. Infeksi oportunistik tlh diobati & sdh stabil

5. ODHA tlh siap utk ART, dg konseling ART

6. Adanya Tim CST

7. Adanya persediaan obat ARV

4. Jadwal follow-up ODHA menurut Stadium

Klinis dan status ODHA

Stadium

klinis

Status ODHA Jadwal follow-up

Stadium 1 atau 2 Wanita hamil. Follow-up pd kunjungan

antenatal. Lakukan intervensi

Post-partum atau

menyusui

PMTCT Pada 2 mgg post-

partum, slm kunjungan

imunisasi bayi.

Orang dewasa lain Selanjutnya setiap 3

bulan.Setiap 6 bulan (kecuali

jika timbul masalah baru

4. Jadwal follow-up ODHA lanjutan ………..

Stadium

klinis

Status ODHA Jadwal follow-up

Stadium 3

dan 4

Pasien TB

yang diobati

Setiap bln – digabungkan dg

kunjungan follow-up untuk TB

Semua pasien Jika tidak dengan ART, setiap

bulan, kecuali timbul masalah

Jika memulai ART:

Setiap 2 minggu untuk 1 bulan

pertama, selanjutnya setiap bulan,

kecuali timbul masalah.

Formulir Pencatatan

Rejimen ART (WHO)

Lini Pertama: Lini Kedua

ZDV / TDF

+

3TC

+

NVP atau EFV

TDF / ddi / ZDV

+

3TC

+

LPV/r

adherence

• Tkt adherence thd ART bg yg mdpt ART pd kunjungan terdahulu. Adherence dibg dlm 3 kategori:

• >95% = < 3 dosis tdk diminum dlm periode 30 hari

• 80-95% = 3 - 12 dosis tdk diminum dlm periode 30 hari

• < 80% = >12 dosis tdk diminum dlm periode 30 hr

Formulir Pencatatan

X

Formulir Pencatatan

Duviral 2X1

Neviral 1X1

1Duviral 2X1

Neviral 2X1

6. Monitoring efek samping ARV

ZIDOVUDINE

- Mual

- Diare

- Sakit kepala

- Kelelahan

- Nyeri Otot

- Pucat (anemia)

Lamivudin

- Mual

- Diare

Stavudine

• Mual

• Diare

• Nyeri perut hebat

• Kelelahan dan nafas pendek

• Perubahan pada distribusi lemak

NEVIRAPINE

- Mual

- Diare

- Mata kuning

- Ruam kulit

- Kelelahan dan nafas pendek

- Demam

EFAVIRENZ

- Mual

- Diare

- Mimpi aneh / buruk

- Sulit tidur

- Daya ingat bermasalah

- Sakit kepala

- Pusing

• Mata kuning

• Psikosa a/bingung

• Ruam kulit

TENOFOVIR

• Sakit kepala,

• darah tinggi,

• seluruh badan

terasa tidak enak

• mual, muntah, dan hilang

• nafsu makan

• osteoporosis

DIDANOSIN

• sakit kepala,

• darah tinggi,

• seluruh badan terasa tidak enak

• Diare

• muntah

• ruam

• Nyeri perut hebat

• Kelelahan dan sesak nafas

• Nyeri syaraf

ALUVIA (Lopinavir, Ritonavir)

• Mual

• Muntah

• Pusing (gula Darah naik)

• Lemak tidak imbang

• Pemindahan lemak

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

Hal penting : Keinginan pasien untuk mendapat

pengobatan. Kemampuan pasien menerima

pengobatan. Partisipasi aktif pasien dalam

pengobatan. Kepatuhan pasien dalam pengobatan.

PERAN PERAWAT

1. Mengkaji kesiapan pasien dalam manajemen pengobatan

2. Menilai pengertian pasien terhadap ART

3. MENDIDIK PASIEN MENGENAI ART.

Manfaat ART.

ART tidak menyembuhkan HIV tapi hanya

mengendalikan

ART tidak dapat mencegah penularan HIV,

sehingga anda harus lakukan sex aman /

kondom

3. MENDIDIK PASIEN MENGENAI ART.

• Anda harus konsumsi obat setiap hari untuk

pertahankan tingkat kandungan ART dalam

darah.

• Minum obat 2 kali/ hari, tidak boleh meminum

obat double bila lupa meminumnya satu (1) kali.

• Pil harus diminum dalam dosis penuh dan tepat

waktu, karena kalau stop

PENGENDALIAN TERHADAP EFEK SAMPING.

Hal – hal yang perlu disampaikan perawat :

Efek samping sebagian besar bersifat sementara

dan akan hilang beberapa minggu setelah

minum obat. Bila berlanjut cari penyebabnya.

Perawat mencatat sejarah serangan, lama dan

kekuatan gejala.

Beberapa efek samping memiliki batas waktu

(mimpi buruk dengan efavirenze) dan akan hilang

dengan memperpanjang pengobatan.

PENGENDALIAN TERHADAP EFEK SAMPING

Mengadakan “ Hot line “ pasien

dapat bercakap cakap dengan

perawat atau manajer kasus

berkaitan dengan efek samping.

PANDUAN UNTUK MENGENDALIKAN GEJALA

Tanda/gejala Pertimbangan Perawatan.

Mual Konsumsi obat bersamaan dengan makan, kecuali ddl atau IDV. Lapor dokter bila menetap dalam 2 minggu.

Sakit Kepala Beri obat paracetamol, bila ada meningitis perlu dirawat. AZT dan EFV pastikan biasa dikonsumsi. Menetap dalam 2 minggu lapor dokter.

Diare Perlu hidrasi berikan ORS atau IV. Bila menetap dalam 2 minggu perlu

PANDUAN UNTUK MENGENDALIKAN GEJALA

Kelelahan Berlangsung 4 – 6 minggu, khususnya pada ZDV. Bila semakin sering dan lama perlu perawatan lanjut.

Gelisah, mimpi buruk, pschosis, depresi

Biasa terjadi pada EFV : berikan obat tsb pada malam hari, konseling dan dukungan. Bertambah berat /pschosis konsultasikan ke psikolog or psykiatri

Kuku menghitam/ membiru, ruam

Biasa terjadi pada zidovudin, bila terjadi pada NVP dan ABC harus nilai lebih hati-hati. Bila bertambah berat stop obat, perawatan.

MENINGKATKAN KESETIAAN PASIEN MENGKONSUMSI OBAT.

1. Bila pasien siap menerima ARV, diskusikan dengantim klinis dan buat rencana pertemuan.

2. Catat informasi yang telah diberikan pada setiapkunjungan.

3. Kaji ulang tentang kesetiaan pasien mengkonsumsiobat secara teratur dengan menanyakan beberapahal penting sehingga pasien benar-benar mengertipentingnya obat dan bantu mengatur stategi yang dapat memfasilitasi kebiasaan dalam mengkonsumsiobat.

KEPATUHAN

1. Kepatuhan adalah istilah yang digunakanuntuk menggambarkan perilaku pasiendalam minum obat secara benar tentangdosis, frekuensi dan waktunya

2. Supaya patuh, pasien dilibatkan dalammemutuskan apakah minum atau tidak

Formulir Pencatatan

PROSES PENCATATAN

• KARTU PASIEN :

– Diberikan kepada pasien setelah dilakukanregistrasi dengan RM dan nomor regnas.

– Ditujukan untuk identifikasi pada saat follow-up atau kunjungan dan pengambilan obat.

– Dapat digunakan untuk mengukur adherens

– Dapat digunakan untuk mengambil obat di RS dikota lain.

Proses pencatatan

• Kartu ikhtisar perawatan HIV dan ART

– Dibuatkan pada saat kunjungan pertama kali, yaitu pada saat pasien datang konseling di VCT di klinik saudara dan hasil tes HIV positif dan kemudian bersedia menerima perawatan HIV dan ART di tempat pelayanan tersebut.

• Follow up Perawatan HIV dan ART

– Dibuatkan setiap kali kunjungan pasien untuk mencatat setiap informasi yang ada sehingga dapat dilihat kemajuan atau masalah yang ada dalam melakukan perawatan HIV dengan ART.

REGISTER PRA-ART

Maksud & tujuan :

• Merupakan kegiatan monitoring rutin yang dilakukan di sarana layanan kesehatan untuk mendokumentasikan dan melaporkan :– Jumlah kumulatif yang masuk perawatan HIV menurut jenis

kelamin dan umur

– Jumlah kumulatif yang memenuhi syarat secara medis untuk menerima ART tetapi belum memulai ART menurut jenis kelamin dan umur

• Sumber data : Kartu Ikhtisar dan Follow up Perawatan HIV dan ART

Register Pra-ART

REGISTER ART• Maksud & Tujuan :

– Monitoring rutin → mendokumentasikan & melaporkan :• Jumlah kumulatif dari :

– yang pernah memulai ART menurut jenis kelamin dan umur; – yang masih dalam pengobatan ARV; – dengan ART yang substitusi dengan rejimen lini ke-1; – yang switch ke rejimen lini ke-2.

• Jumlah obat ARV yang diberikan dalam satu periode laporan• Proporsi orang dengan adherens >95%• Proporsi orang yang hidup yang masih dalam pengobatan pada 6,12 dan 24

bulan setelah memulai pengobatan.• Proporsi orang yang berat badannya naik paling sedikit 10% pada 6,12, dan

24 bulan setelah memulai pengobatan• Perubahan nilai CD4 >200 sel/mm3 yang diperiksa pada 6, 12 dan 24 bulan

setelah pengobatan.• Proporsi orang yang status fungsionalnya adalah Kerja pada 6,12, dan 24

bulan setelah pengobatan.– Manajemen pasien → Lolos follow-up, Absen, Rujuk Keluar dan Rujuk Masuk

• Sumber data:– Kartu Ikhtisar dan follow up perawatan HIV dan ART– Register Pra-ART

Register ART

TERIMA KASIH