Upload
others
View
33
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL PERKULIAHAN
Akuntansi Biaya Joint Produk, Material, Labor, FOH, ABC
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen 15 84031 Angela Dirman, SE., M.Ak
Abstrak KompetensiJoin produk, material, labor, FOH, ABC
Mahasiswa mampu membedakan biaya product dan joint produk, mampu mendeskripsikan system pembelian dan penggunaan bahan baku, mampu menjelaskan karakteristik produktivitas dan hubungannya dengan biaya tenaga kerja, mampu membuat perhitungan tarif BOP dan mengakumulasikan BOP actual, mampu menerapkan BOP menggunakan tarif yang ditentukan dimuka, mampu menjelaskan dan mengidentifikasi traditional costing, activity
analysis, cost driver, dan ABC system
By Product, Joint ProductProduk Bersama dan Produk Sampingan Produk bersama dikelompokkan menjadi produk utama (main products) dan produk
sampingan (by product). Bahan baku yang sama diolah melalui proses produksi bersama
(joint process) untuk menghasilkan beberapa jenis produk (joint product). Contoh:
pemrosesan minyak mentah menghasilkan bensin, minyak pelumas, minyak solar, minyak
tanah dan aspal.
Produk utama adalah produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi dari produk
sampingan. Produk sampingan adalah produk yang mempunyai nilai jual lebih rendah dari
produk utama. Contoh: penggilingan padi menghasilkan beras sebagai produk utama, dan
dedak atau katul sebagai produk sampingan.
Karakteristik produk bersama:
(1) Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk bersama lainnya pada waktu yang
bersamaan. Proses produksi untuk satu jenis produk secara otomatis diikuti dengan
dihasilkannya satu atau lebih jenis produk yang lain.
(2) Pemrosesan produk bersama selalu terjadi titik pisah, yaitu pada saat setiap produk
secara individual dapat diidentifikasi dengan jelas, yaitu dapat diketahuinya produk utama
dan produk sampingan.. Pada titik pisah, setiap produk dapat dijual langsung atau diproses
lebih lanjut.
(3) Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk tertentu dengan nilai jual yang lebih
tinggi dari produk lainnya. Nilai jual produk merupakan kriteria untuk membedakan produk
utama dengan produk sampingan. Perlakuan suatu jenis sebagai produk sampingan tidak
berlaku secara permanen.
Karakteristik produk sampingan:
(1). Merupakan hasil sampingan dari proses produksi produk utama, atau hasil dari proses
penyiapan bahan baku sebelum bahan baku tersebut diproses menjadi produk utama
(2) Produk sampingan diklasifikasi dapat dijual setelah titik pisah tanpa pemrosesan lebih
lanjut, atau diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga lebih tinggi.
Biaya Produksi Bersama / Biaya Bersama201
7 2 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk proses produksi bersama. Biaya
bersama meliputi semua biaya yang terjadi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
BOP)pada proses produksi bersama sampai terjadinya titik pisah, atau biaya bersama
terjadi sebelum biaya dapat diidentifikasi dengan jelas pada setiap produk.
Tujuan alokasi biaya bersama adalah untuk perhitungan biaya produk, yang
digunakan untuk penilaian sediaan dan penentuan laba.
Karakteristik biaya bersama adalah tidak dapat ditelusur secara langsung dan jelas
pada setiap jenis produk yang dihasilkan, sehingga perlu dilakukan alokasi biaya bersama
pada setiap produk tersebut. Contoh: pemrosesan minyak mentah untuk menghasilkan
bensin, minyak pelumas, minyak solar, minyak tanah dan aspal mengeluarkan biaya
bersama yang meliputi biaya eksplorasi, penambangan dan pengolahan.
Akuntansi Produk Sampingan Perlakuan akuntansi produk sampingan ada dua cara, yaitu tidak mendapat alokasi
biaya bersama dan mendapat alokasi biaya bersama.
a. Produk sampingan tidak mendapat alokasi biaya bersama (biaya bersama dibebankan
semuanya ke produk utama), terdiri atas dua 2 metode, yaitu:
1). Metode Pendapatan Kotor
Pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan disajikan dalam Laporan Rugi-Laba
sebagai pendapatan lain-lain (menambah laba operasi), menambah penjualan produk
utama, mengurangi harga pokok penjualan produk utama, mengurangi biaya produksi total
produk utama,
2). Metode Pendapatan Bersih
Pada metode ini, pendapatan dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan seluruh
biaya yang terjadi setelah titik pisah. Biaya setelah titik pisah meliputi biaya administrasi,
biaya pemasaran dan biaya pemrosesan lebih lanjut produk sampingan. Pendapatan bersih
produk sampingan disajikan dalam laporan Rugi-Laba sebagai:
a). Pendapatan lain-lain
b). Menambah pendapatan penjualan produk utama
c). Mengurangi harga pokok penjualan produk utama
d). Mengurangi biaya total produksi produk utama
b. Produk sampingan mendapat alokasi biaya bersama
2017 3 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Biaya produk sampingan meliputi biaya bersama yang dialokasikan ke produk sampingan
ditambah dengan biaya setelah titik pisah (biaya pemrosesan produk sampingan lebih
lanjut). Metode untuk menentukan jumlah biaya bersama yang dialokasikan ke produk
sampingan ada dua, yaitu:
1). Metode Biaya Pengganti
Metode ini diterapkan pada perusahaan yang produk sampingannya digunakan sebagai
bahan dalam proses produksinya, sehingga tidak membeli dari pemasok. Biaya bersama
dialokasikan ke produk sampingan sebesar harga beli atau biaya pengganti produk tersebut
di pasar.
2). Metode Biaya Reversal / Harga Pasar
Pada metode ini biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan sebesar taksiran biaya
produk sampingan pada saat titik pisah. Taksiran biaya produk sampingan dihitung dengan
cara nilai / harga pasar produk sampingan dikurangi taksiran laba kotor, taksiran biaya
pemasaran, taksiran biaya administrasi dan umum, dan taksiran biaya proses lanjut produk
sampingan.
Alokasi Biaya Produksi Bersama pada Produk BersamaBiaya produksi bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode nilai
pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif.
a. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif
Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi
bersama memiliki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan
tingkat pemakaian biaya yang berbeda, produk yang mengkonsumsi biaya yang tinggi
memiliki nilai jual tinggi juga dan sebaliknya.
b. Metode rata-rata biaya per satuan
Metode ini digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk
dengan kualitas yang berbeda, dan produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan
yang sama. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas
masing-masing produk yang dihasilkan.
c. Metode rata-rata tertimbang
Asumsi yang mendasari adalah setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi
bersama memiliki faktor penimbang yang berbeda, seperti tingkat kesulitan pembuatan
produk, waktu yang dikonsumsi, keahlian tenaga kerja, kualitas produk yang dihasilkan, dll.
2017 4 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit
produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.
d. Metode unit kuantitatif
Asumsi yang mendasari adalah setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi
bersama menggunakan bahan baku sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku yang
terdapat pada setiap produk yang dihasilkan. Setiap produk dapat diidentifikasi sesuai
dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.
KONSEP PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGANBiaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama yang harus
dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya
berdasarkan pesanan ataupun secara massa.
Biaya Produk bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat
mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Biaya produk bersama muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk
dalam proses yang sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari sumber daya yang
sama maka akan terbentuk biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah
(split-off). Titik pisah adalah saat dihasilkannya dua atau lebih produk bersama, dimana
pada saat itu produk bersama bisa langsung dijual atau diproses lebih lanjut.
Biaya bersama digunakan untuk memproduksi berbagai produk, yaitu:
a. Produk bersama (joint-product)
Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau
serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga
kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya
pada setiap macam produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk seluruh
produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama relatif sama
sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk sampingan.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak
tanah, dll.
2017 5 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
a. Produk Sampingan (by-product)
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil
dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang
nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa
diartikan sebagaiproduk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat
dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah
atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil
dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk.
Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika nilai
jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk
sampingan, sedangkan apabila produk-produk yang dihasilkan relatif sama maka
dikategorikan sebagai produk bersama.
Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan
produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk sampingan.
b. Produk sekutu (coproduct)
Produk sekutu dapat didefinisikn sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan
dalam waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau tidak
dari bahan baku yang sama.
Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari
berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk yang
dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula dapat
dihasilkan kayu lapis jati,meranti atau kanfer.
Sifat Produk Bersama, Produk Sampingan Dan Produk SekutuProduk bersama dan produk sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara
prduk bersama tersebut.
c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antara satu dengan yang lainnya.
2017 6 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila
terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang
lain akan bertambah secara proporsional.
e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produk-produk
tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.
f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung)
dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk
yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut
disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable cost)
Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut
dijual pada saat terpisah dari produk utama.
a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari
produk utama.
AKUNTANSI PRODUK BERSAMAPerusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi masalah
pemasaran berbagai macam produknya, karena masing-masing produk mempunyai
masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda. Manajemen biasanya ingin mengetahui
kontribusi masing-masing produk pada pendapatan perusahan. Oleh karena itu, perlu
diketahui secara teliti biaya yang dibebankan pada masing-masing produk sebagai dasar
perhitungan harga pokok setiap produk.
Alokasi Biaya merupakan pembebanan biaya secara proposional dari biaya tidak
langsung atau biaya bersama ke objek biaya. Biaya bersama sulit diperhitungkan kepada
masing-masing produk, oleh karena itu untuk memudahkan dalam perhitungan diperlukan
alokasi biaya.
Manfaat menghitung alokasi biaya dalam produk bersama adalah:
1. Menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan
keuangan internal dan eksternal.
2. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi.
3. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang rusak.
4. Biaya bahan yang hancur.201
7 7 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
5. Menetukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja eksekutif.
6. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi dikenakan
peraturan harga.
7. Mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk bersama terhadap total
pendapatan perusahaan.
8. Mengetahui seluruh biaya produksi yang dibebankan ke masing-masing produk bersama
Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode
nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif.
a) Metode Nilai Pasar / Nilai Jual RelatifMetode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa
harga produk merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan
bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau
nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang
berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada yang
lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya juga lebih
tinggi dibandingkan produk lain. Jadi dalam metode ini kelangkaan tidak mempunyai
pengaruh dalam menentukan harga jual. Karena asumsi itulah, cara yang logis untuk
mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing
produk bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off pointMetode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan
dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke
masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual
keseluruhan produk bersama.
Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama
yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi
dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Produk Jumlah unit Harga unit
Alfa 5.000 Rp 1000
Beta 10.000 Rp 1500
2017 8 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Gamma 7.000 Rp 1300
Penyelesaian :
Produk Jumlah unit
Harga unit Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unit
Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8
Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724
Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5
Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000
2. Metode nilai jual hipotesisApabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat
diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga
harga jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat
digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis.
Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar,
diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Keterangan Produk Alfa Produk Beta Produk Gamma
Unit Produksi 5.000 10.000 7.000
Harga Jual/unit Rp1.000 Rp800 Rp1.300
Biaya Proses lanjutan/unit Rp400 Rp300 Rp500
2017 9 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Produk bersama
Hrg jual/ kg
Biaya Tmbhan
Nilai jualHipotesis*
Jmlh Prduk
Nilai jual Rasio Alokasi** (20.000.000)
HPP /kg
Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06% 4.412.000 882,4
Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76% 7.352.000 735,2
Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18% 8.236.000 1.176,6
13.600.000 100% 20.000.000
*(Harga jual – biaya tambahan)
**(rasio x 20.000.000)
b) Metode rata-rata biaya per satuanMetode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai
produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika dari satu proses produksi
bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam satuan yang sama meskipun
dalam kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan metode ini
berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang sama harus
menerima bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan berdasarkan unit yang
diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas
masing-masing produk yang dihasilkan.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter
produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp
2.000.000/1000)
Produk Kuantitas Rata-rata biaya per satuan Alokasi biaya bersama
Bensin 350 Rp 2.000 Rp 700.000201
7 10 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000
Minyak Tanah 300 Rp 2.000 Rp 600.000
Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000
Jumlah 1000 Rp 2.000.000
c) Metode rata-rata tertimbangPada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat memberika
solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena tidak
mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode yang
menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan,
waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya
bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian
jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
alokasi.
Contoh :
Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot
untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai
berikut :
Produk Jumlah
produk
Angka
penimbang
Jumlah produk x
angka penimbang
Alokasi biaya
bersama (2.000.000)
Bensin 350 4 1400 Rp 965.517
Pelumas 250 2 500 Rp344.826
Minyak
tanah
300 3 900 Rp620.689
Solar 100 1 100 Rp. 68.966
Total 1000 2.900 Rp 2.000.000
d) Metode unit kuantitatif / satuan fisik
2017 11 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan berdasarkan satuan
ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya. Jika produk bersama
mempunyai ukuran yang berbeda maka harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang
digunakan untuk mengubah satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini
beranggapan bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan
bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang menghabiskan
biaya sebesar Rp 1.000.000 :
Produk Kuantitas (pon) Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama
Kokas 1.200 60% Rp 600.000
Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000
Gas 500 25% Rp 250.000
Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000
Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
1. Sistem fisik (physical inventory system)
2. Sistem Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem Fisik (Physical Inventory System)Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan
dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa
menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan.
Sistem fisik digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan
pada akhir periode akuntansi.
2017 12 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Cara perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini:
Persediaan barang dagang pada awal periode Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
Biaya angkut pembelian Rp. xxx
Rp. xxx
Retur & pot. Pembelian ( Rp. xxx )
Pembelian bersih Rp. xxx
Barang tersedia untuk dijual Rp. xxx
Persediaan akhir periode ( Rp. xxx )
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :
1. Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan dalam
suatu catatan tertentu.
2. Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan
barang.
3. Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok
penjualan dengan menggunakan jurnal penyesuaian.
Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk
pengawasan persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi
dan manajemen tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.
Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)
2017 13 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan
terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian.
Perkiraan persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan).
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat
nama barang, tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai
untuk mencatat transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran)
dan sisa atau saldo persediaan
Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :
1. Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan
barang.
2. Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan
sejumlah harga pokok penjualan.
3. Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.
Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan
laba rugi karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi
perhitungan fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.
Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang pada metode fisik dan perpetual secara rinci pada tabel berikut:Perbedaan Metode Phisik dan Perpetual
TRANSAKSI METODE PHISIK METODE PERPETUAL
Pembelian Purchase
Account Payable / Cash
Inventory
Account Payable / Cash
Pembayaran Biaya Angkut
Pembelian
Freight In
Cash
Inventory
Cash
Penjualan Cash / Account Receivable
Sales
(Menurut harga Jual)
Cash / Account Receivable
Sales
(Menurut harga pokok)
COGS
Inventory
Retur Pembelian& Potongan
Harga
Account Payable / Cash Account Payable / Cash
2017 14 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Purchase Return&Purchase Discount Inventory
Retur Penjualan & Potongan
Harga
Sales Return&Sales Discount
Cash / Account Receivable
(Menurut Harga jual)
Sales Return&Sales Discount
Cash / Account Receivable
(Menurut Harga Pokok/perolehan)
Inventory
COGS
Pembayaran utang dalam
periode/masa potongan
Account Payable
Purchase Discount
Cash
Account Payable
Inventory
Cash
Penerimaan piutang dalam
periode / masa potongan
Cash
Sales Discount
Account Receivable
Cash
Sales Discount
Account Receivable
Pembayaran biaya angkut
penjualan
Freight Out
Cash
Freight Out
Cash
Perhitungan HPP Seperti yang dijelaskan di atas HPP akan dihitung berdasarkan
kartu persediaan barang
Penyesuaian Persediaan akhir Income Summary
Inventory
Inventory
Income Summary
Tidak perlu penyesuaian kecuali
jika terdapat koreksi yang perlu
disesuaiakan
Pengakuan Persediaan
Dalam akuntansi, pengakuan identik dengan pencatatan secara formal (penjurnalan)
dalam suatu sistem akuntansi. Secara umum, sebuah item elemen laporan keuangan diakui
ketika item tersebut memenuhi definisi elemen laporan keuangan dan nilainya dapat diukur
secara handal. PMK 219/PMK.05/2013 menggariskan bahwa persediaan diakui ketika :
Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andaL,
Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2017 15 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Nilai atau biaya atas perolehan persediaan tersebut harus didukung dengan
dokumen sumber yang dapat diverifikasi kevalidannya, seperti faktur, kuitansi, Berita Acara
Serah Terima (BAST). Kebijakan akuntansi pemerintah pusat sebagaimana tertuang dalam
PMK 219/PMK.05/2013, menentukan bahwa persediaan dicatat dengan menggunakan
sistem persediaan perpetual. Artinya, setiap terjadi penambahan atau pengurangan
(pemakaian/penyerahan) persediaan akan dicatat dalam akuntansi. Dengan demikian, pada
saat pemakaian persediaan akan diakui sebagai beban persediaan. Jika persediaannya
berupa bahan-bahan untuk pemeliharaan, ketika terjadi pemakaian akan diakui sebagai
beban pemeliharaan. Apabila persediaannya berupa bahan untuk dijual/diserahkan ke
masyarakat, maka saat penyerahan akan diakui sebagai beban ‘barang’ (tergantung bentuk
persediaannya) untuk diserahkan ke masyarakat. Sementara itu, jika persediaannya dalam
rangka bantuan sosial, maka ketika diserahkan kepada penerima bantuan akan dicatat
sebagai beban bantuan sosial.
Pengakuan sebagai BebanJika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus
diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap
penurunan niiai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh
kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau
kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena
peningkatan kembali nilai realisasi bersih, harus diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Proses pengakuan
nilai tercatat persediaan yang telah dijual sebagai beban menghasilkan pengaitan
(matching) beban dengan pendapatan.
Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke rekening aktiva lainnya seperti misalnya
persediaan yang digunakan sebagai komponen aktiva tetap yang dibangun sendiri, pabrik
atau peralatan. Persediaan yang dialokasikan ke aktiva lain dengan cara ini diakui sebagai
beban selama masa manfaat aktiva tersebut.
Pengukuran Persediaan Pengukuran Persediaan
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang
lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). 201
7 16 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Biaya persediaanBiaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya
lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dijual atau dipakai (present location and condition).
Biaya pembelianBiaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya
(kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh perusahaan kepada kantor pajak),
dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade
discount), rabat dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
Dalam keadaan yang jarang terjadi, biaya pembelian yang meliputi selisih valuta
asing yang timbul secara langsung dalam perolehan persediaan yang ditagih dalam
valuta asing, diperkenankan sebagai perlakuan alternatif seperti yang diuraikan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10 tentang Transaksi Dalam Mata Uang
Asing. Selisih valuta asing tersebut terbatas pada yang ditimbulkan dari devaluasi atau
depresiasi suatu mata uang yang cukup besar dan terhadap peristiwa tersebut tidak
mungkin dilakukan hedging, dan membawa dampak pada hutang yang tidak dapat
diselesaikan dan timbul dari perolehan persediaan yang baru saja dilakukan.(Namun,
apabila tersedia kesempatan hedging sebelum devaluasi terjadi akan tetapi kesempatan
tersebut tidak dimanfaatkan maka selisih kurs yang timbul akibat devaluasi tidak boleh
diperhitungkan sebagai bagian dari biaya pembelian).
Biaya konversiBiaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan
secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi. Biaya
overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif konstan, tanpa
memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan
bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Biaya
overhead produksi variabel adalah biaya yang beruhah secara langsung, atau hampir
secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tak langsung dan
upah tak langsung.
Pengalokasian biaya overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada
kapasitas normal fasilitas produksi. Kapasitas normal adalah produksi rata-rata yang
diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau musim dalam keadaan normal, 201
7 17 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
dengan memperhitungkan hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana. Tingkat
produksi aktual dapat digunakan bila mendekati kapasitas normal. Pembebanan biaya
overhead produksi tetap pada setiap unit produk tidak bertambah sebagai akibat dari
rendahnya produksi atau tidak terpakainya kapasitas pabrik. Biaya overhead yang tidak
teralokasi diakui sebagai beban pada ,periode terjadinya. Dalam periode produksi luar
biasa tinggi, biaya overhead yang dialokasikan pada unit produk diturunkan, agar
persediaan tidak dinilai di atas biaya. Biaya overhead produksi variabel dialokasikan pada
unit produk atas dasar penggunaan fasilitas produksi yang sebenarnya.
Biaya lain-lainBiaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut
timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau
dipakai. Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk membebankan biaya
overhead non produksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan khusus sebagai
biaya persediaan.
Beberapa contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai
beban dalam periode terjadinya adalah:
a. jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;
b. biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi
sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
c. biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk membuat
persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang;
d. biaya penjualan.
Dalam keadaan tertentu, biaya pinjaman (borrowing costs) dimasukkan sebagai
biaya persediaan sesuai dengan Pernyataan akuntansi keuangan tentang hal tersebut.
Biaya Persediaan PemberianJasaBiaya persediaan perusahaan jasa terutama meliputi upah dan biaya personalia
lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk tenaga penyelia,
dan overhead yang diatribusikan. Upah dan biaya lainnya yang menyangkut personalia
penjualan serta administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan, tapi diakui
sebagai beban pada periode terjadinya.
Teknik Pengukuran Biaya
2017 18 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode
eceran (retail method), demi kemudahan, dapat digunakan bila hasilnya mendekati biaya
historis. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan
perlengkapan (supplies), upah, efisiensi dan pemanfaatan kapasitas. Biaya standar
ditelaah secara berkala dan, bila perlu, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.
Metode PersediaanAdapun untuk menilai persediaan barang dagang, dapat dihitung dengan metode
harga pokok yaitu:
Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis barang
yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang haruslah jelas darimana asal-usulnya
serta harga yang diperoleh ketika pembelian barang tersebut.
Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual terlebih dahulu.
Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita adalah barang-barang yang
terakhir dibeli oleh kita.
Metode rata-rata ( Average Method )
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan harga rata-
rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara penghitungan yang berbeda.
a. Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga beli barang
secara global.
b. Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.
Metode Perhitungan Harga Pokok PenjualanUntuk menetapkan nilai Harga pokok penjualan, dapat dilakukan dalam system
pencatatan secara periodik (fisik) maupun permanent (perpetual).
A. Menurut system periodic terdapat beberapa cara,seperti berikut ini: Metode Identifikasi Khusus (Speciafic identification method)
2017 19 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah suatu
metode penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari barang yang
sesungguhnya. Penggunaan metode ini biasanya dipakai untuk barang yang tidak
banyak unitnya (kuantitasnya) dan harganya pun cukup mahal.
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan
sebagai berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.750 unit @ Rp. 6.000/unit
Jan. 5 Pembelian 1.000 unit @ Rp. 6.200/unit
Jan. 10 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.250/unit
Jan. 15 Pembelian 1.500 unit @ Rp. 6.400/unit
Jan. 20 Pembelian 3.000 unit @ Rp. 6.250/unit
Jan. 25 Pembelian 2.500 unit @ Rp. 6.500/unit
Jan. 30 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.400/unit
Berdasarkan inventarisasi secara fisik, ternyata jumlah persediaan pada tanggal 30
Januari 2015 sebanyak 3.000 unit, terdiri dari : Pembelian tanggal 30 Januari 50 %,
pembelian tanggal 25 Januari 25% dan selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 2015.
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2015 dengan metode tanda pengenal
khusus!
Jawab:
Nilai persediaan pada tanggal 31 Januari 2015 adalah :
1.500 x Rp. 6.400 = Rp. 9.600.000
750 x Rp. 6.500 = Rp. 4.875.000
750 x Rp. 6.200 = Rp. 4.650.000
3.000 unit Rp.19.125.000
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out) Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang
menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula.
Pada umumnya perusahaan menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya
2017 20 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
sangat sederhana baik sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan
penilaian persediaan yang sama.
Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :
Persediaan awal xxx
Pembelian xxx
Tersedia untuk dijual xxx
Penjualan (xxx)
Persediaan akhir xxx
Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir ditentukan
dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang terakhir kali
masuk, bila saldo fisik ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya
diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem
perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus dalam kartu
persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan dijurnal dua kali,
pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua mencatat harga pokok barang
yang dijual, seperti berikut ini :
Cash / Account Receivable xxx
Sales xxx
COGS xxx
Inventory xxx
Metode rata-rata a. Rata-rata sederhana
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah harga per
unit setiap kali pembelian dibagi dengan jumlah atau frekuensi pembeliaannya.
Biaya perunit = Total harga perunit pembelian
Frekuensi pembelian
Nilai persediaan akhir = Persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
2017 21 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
b. Rata-rata tertimbang
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah total nilai
pembelian dibagi dengan total unit yang dibeli.
Biaya perunit = Jumlah harga perunit x banyaknya unit
Banyaknya Unit
Nilai persediaan akhir = Persediaan akhir x Biaya perunit
Harga pokok penjualan = Unit yang dikeluarkan x Biaya perunit
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan
sebagai berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit
Jan. 18Penjualan 900 unit
Jan. 20Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2015 apabila besarnya persediaan
akhir adalah 1.100 unit. dengan metode FIFO, Rata-rata sederhana, rata-rata
tertimbang!
Jawab:
a. FIFOJumlah persediaan 1.100 unit terdiri dari:
Pembelian tgl 20 Januari 2011 = 700 x Rp. 600 = Rp. 420.000
Pembelian tgl 10 Januari 2011 = 400 x Rp. 550 = Rp. 220.000
Jumlah 1.100 Rp. 640.000
b. Rata-Rata SederhanaJumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
Rp. 500 + Rp. 550 + Rp. 600 = Rp. 550
3 201
7 22 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 Rp. 550 = Rp. 605.000
c. Rata-Rata TertimbangJumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
(1.000 x Rp. 500) + (800 x Rp. 550) + (700 x Rp. 600)
= 1000 + 800 + 700
= (Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000) : 2.500
= Rp. 544
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 544 = Rp. 598.400
B. Menurut system PerpetualJika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang
yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk
mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim
disebut Kartu Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian
sistem ini baru cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi.
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan
sebagai berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10 Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit
Jan. 18 Penjualan 900 unit
Jan. 20 Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27 Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2015 apabila besarnya persediaan akhir
adalah 1.100 unit. dengan metode FIFO, Rata-rata bergerak !
Metode FIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang pertama
kali masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
2017 23 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Tgl Ket Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan 1 Persediaan100
0500 500.000
10 Pembelian 800 550 440.000
100
0
800
500
550
500.000
440.000
18 Dijual 900 500 450.000 100
800
500
550
50.000
440.000
20 Pembelian 700 600 420.000
100
800
700
500
550
600
50.000
440.000
420.000
27 Dijual 100
400
500
550
50.000
275.000
400
700
550
600
220.000
420.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
400 @ Rp. 550 = Rp. 220.000
700 @ Rp. 600 = Rp. 420.000
1.100 Rp. 640.000
Metode Rata-Rata Bergerak:
Metode rata-rata yang digunakan pada metode perpetual ini biasanya disebut
dengan Rata-rata bergerak. Dikatakan bergerak karena harga per unit persediaan selalu
bergerak / berubah sesuai dengan terjadinya perubahan / mutasi pada jumlah unit
persediaan yang dimiliki perusahaan. Berikut ini bentuk kartu persediaan dengan metode
rata-rata bergerak:
TglDiterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan1 1000 500 500.000
2017 24 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
10 800 550 440.000 1800 522,2 940.000
18 900 522,2 469.980 900 522,2 469,980
20 700 600 420.000 1.600 556,2 889,980
27 500 556,2 278.100 1.100 556,2 611.820
Dari harga perhitungan diatas maka besarnya nilai persediaan sebanyak 1.100 unit adalah
sebesar Rp. 611.820
Pengendalian PersediaanPengendalian persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh
suatu perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan
bahan untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang
sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan karena
menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan pemeliharaan
selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang terlalu besar berarti
terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Begitu juga
sebaliknya kekurangan persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses
produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh
pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain.
Singkatnya pengendalian persediaan merupakan usaha-usaha penyediaan bahan-bahan
yang diperlukan untuk proses produksi sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi
kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya persediaan yang sekecil-kecilnya.
Maksud & tujuan pengendalian persediaanPada dasarnya pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu
kelancaran proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau
barang jadi dari waktu ke waktu.
Sedangkan tujuan dari pengendalian persediaan adalah sebagai berikut:
2017 25 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
a. Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan bahan-bahan sehingga
menyebabkan terhenti atau terganggunya proses produksi.
b. Menjaga agar keadaan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya-
biaya yang timbul dari persediaan tidak besar pula.
c. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, persediaan juga diperlukan apabila
biaya untuk mencari barang/bahan penggantian atau biaya kehabisan bahan atau
barang (stock out) relatif besar.
Fungsi Pengendalian PersediaanFungsi utama pengendalian persediaan adalah ”menyimpan” untuk melayani
kebutuhan perusahaan akan bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi
tersebut diatas ditentukan oleh berbagai kondisi seperti :
1. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama maka perusahaan perlu
persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuh kebutuhan perusahan selama
jangka waktu pengiriman
2. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar dari yang dibutuhkan.
3. Apabila pemintaan barang hanya sifatnya musiman sedangkan tingkat produksi setiap
saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut dengan
membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluktuasi permintaan.
4. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila
biaya untuk mencari barang atau bahan pengganti atau biaya kehabisan barang atau
bahan relatif besar.
Biaya Tenaga Kerja Definisi Biaya Tenaga Kerja Tenaga Kerja adalah usaha baik fisik maupun mental yang dikeluarkan karyawan
untuk mengolah bahan baku menjadi produk. sedangkan biaya tenaga kerja adalah harga 201
7 26 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja.Biaya tenaga kerja merupakan salah satu
biaya konversi (biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk).
Penggolongan Kegiatan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Menufaktur:
1. Berdasarkan fungsi pokok organisasi atau perusahaan
Fungsi pokok tersebut terdiri dari produksi, pemasaran dan administrasi Fungsi
pokok ini di perlukan untuk membedakan :
Biaya tenaga kerja pabrik sebagai unsur harga pokok penjualan
Biaya tenaga kerja non publik sebagi unsur biaya usaha
2. Berdasarkan kegiatan-kegiatan departemen dalam perusahaan
Departemen dalam perusahaan menufaktur dibedakan menjadi 2 yaitu :
Departemen produksi
Departemen non produki
Penggolongan kegiatan tenaga kerja pada kedua depatemen ini untuk memudahkan
pengendalian terhadap biaya tenaga kerja pada setiap departemen.
3. Menuurut jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan menjadi dasar penetapan upah standar. Ex : operator, mandor, upah
stndar untuk masing-masing jenis pekerjaan tersebut berbeada.
4. Menurut hubungannya dengan produk, tenga kerja dibedakan menjadi :
a. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta
dalam produksi. Jasanya dapat di telusuri secara langsung pada produk dan
upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.
b. Tenga kerja tidak langsung adalah kebalikan dari tenaga kerja langsung.
Upahnya masuk dalam biaya tenga kerja tidak langsung, sebagai unsur biaya
overhead pabrik dibebankan pada produk secara tidak langsung, tetapi melalui
tarif biaya overhead pabrik yang ditentukanterlebih dahulu.
Akuntansi Biaya Tenaga KerjaBiaya tenaga kerja terdiri dari :
1. Gaji dan upah regular
2. Insentif
3. Premi lembur
4. Biaya-biaya yang dihubungkan dengan tenaga kerja (Labor Related Cost)
2017 27 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
1. Gaji dan Upah RegulerPada perusahaan yang menggunakan harga pokok pesanan (job order costing), gaji dan
upah dihitung berdasarkan:
a. Kartu Hadir (clock card), mencatat jam kehadiran karyawan (jangka waktu jam hadir
sampai pulang).
Proses pencatatan :
Setiap akhir minggu kartu hadir tiap karyawan dikirim ke bagian pembuat daftar gaji
dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan per
minggu
b. Kartu Jam Kerja (job time ticket)
menggunakan kartu hadir untuk melihat jam kerja dalam mengerjakan produk
(biasanya untuk tenaga kerja langsung)
Perhitungan Upah = tarif Upah x Jam KerjaProses pencatatan sama dengan menurut kartu hadir
perusahaan yang menggunakan harga pokok proses tidak menggunakan kartu
hadir dan kartu jam kerja, karena produksi dikerjakan secara masal untuk produk
yang sama dan dalam jumlah yang sama sehingga tidak perlu distribusi biaya tenaga
kerja
Akuntansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam 4 tahap pencatatan :
Tahap I :
Kartu hadir daftar gaji & upah rekap gaji/upah
- kary. Pabrik
- adm & umum
- pemasaran
bag. Akuntansi dirinci :
mencatat (jurnal) : - upah kary lgs
- upah kary tdk lgs
BDP-Biaya tenaga kerja Rp. xxx
Biaya overhead pabrik Rp. xxx
Biaya adm dan umum Rp. xxx
Biaya pemasaran Rp. xxx
Gaji dan Upah Rp. xxx
2017 28 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Tahap II :
Berdasarkan daftar bag. Akuntansi membuat
gaji dan upah bukti kas keluar dan cek untuk
pengambilan uang di bank
Bag. Akuntansi mencatat (jurnal) :
Gaji dan Upah Rp. xxx
Utang PPh karyawan Rp. xxx
Utang gaji dan upah Rp. xxx
Tahap III :
Setelah uang diambil dibayar oleh di ttd karyawan sbg
dari bank juru bayar bukti terima gaji
bag. Akuntansi menjurnal :
Utang gaji dan upah Rp. xxx
Kas Rp. xxx
Tahap IV :
Penyetoran PPh ke kas negara, dicatat oleh bag. Akuntansi :
Utang PPh karyawan Rp. xxx
Kas Rp. xxx
Contoh SoalPerusahaan Mitra Bersama memperkerjakan 2 orang karyawan, yaitu Andi dan Iwan.
Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan Januari 2010, Andi bekerja 1 minggu selama
35 jam dengan upah perjam Rp. 1.000. Iwan bekerja dengan periode yang sama selama 40
jam dengan upah per jam Rp. 1.250. Potongan pph yang ditentukan adalah sebesar 15%.
Berikut adalah kartu kerja Andi dan Iwan :
Penggunaan waktu kerja Andi Iwan
Untuk pesanan # 103 10 jam 25 jam201
7 29 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Untuk pesanan # 105 25 jam 10 jam
Untuk menunggu persiapan pekerjaan 0 jam 5 jam
Carilah :
a. Jumlah upah Andi dan Iwan minggu pertama bulan Januari 2010
b. Distribusi Upah Andi dan Iwan minggu pertama bulan Januari 2010
c. Jurnal
Jawab :
a. jumlah upah Andi dan Iwan minggu pertama bulan Januari 2010 adalah :
Andi : 35 jam x Rp. 1.000 = Rp. 35.000
Iwan : 40 jam x Rp. 1.250 = Rp. 50.000
Jumlah upah Rp. 85.000
b. Distribusi upah Andi dan Iwan minggu pertama bulan Januari 2010 adalah :
Dibebankan sbg biaya tenaga kerja langsung : Andi Iwan
Pesanan # 103 Rp.10.000 Rp. 31.250
Pesanan # 105 25.000 12.500
Dibebankan sebagai biaya overhead pabrik 0 6.250
Jml upah minggu pertama Januari 2010 Rp. 35.000 Rp. 50.000
PPh 15% (5.250) (7.500)
Jml upah bersih minggu pertama Januari 2010 Rp. 29.750 Rp. 42.500
c. Jurnal :
BDP-Biaya tenaga kerja Rp. 78.750
Biaya overhead pabrik Rp. 6.250
Gaji dan Upah Rp. 85.000
Gaji dan Upah Rp. 85.000
Utang PPh karyawan Rp. 12.750
Utang gaji dan upah Rp. 72.250201
7 30 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Utang gaji dan upah Rp. 72.250
Kas Rp. 72.250
4. Utang PPh karyawan Rp. 12.750
Kas Rp. 12.750
2. InsentifInsentif diberikan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan agar bekerja lebih baik.
Pemberian insentif didasarkan pada :
Waktu kerja
hasil produksi
kombinasi waktu kerja dan hasil produksi
Insentif dihitung berdasarkan :
1. Kelebihan satuan/unit produksi yang dikerjakan berdasarkan upah standar per jam
(straight piecework with a guaranted hourly minimum plan)
contoh :
Untuk satu jam kerja, karyawan berproduksi sebanyak 12 unit dengan upah standar
Rp. 600 per jam. Tarif upah per unit = Rp. 600/12 =Rp. 50. bila ada karyawan yang
menghasilkan 14 unit maka upah yang diberikan adalah :
upah dasar per jam : Rp. 50 x 12 = Rp. 600
+ insentif : Rp. 50 x 2 = Rp. 100
Upah yang diterima per jam Rp. 700
2. Penentuan tarif untuk unit/satuan minimum yang dihasilkan dan unit/satuan
maksimum yang dihasilkan per r(Taylor differential piece rate plan)
contoh :
ditentukan jumlah produksi minimum per jam adalah 14 unit atau kurang, dengan
tarif upah Rp. 45. produksi maksimum per jam adalah 16 unit dengan tarif upah
Rp.65.
maka upah per jam adalah :
produksi minimum : Rp. 45 x 14 unit = Rp.630
atau Rp. 45 x 12 unit = Rp.540
produksi maksimum :Rp. 65 x 16 unit = Rp. 1040
2017 31 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3. Premi Lembur
Bila karyawan bekerja di atas jam kerja reguler, maka akan mendapat lembur dan
premi lembur.
Contoh :
Jam kerja reguler per minggu adalah 40 jam. Bila bekerja melebihi 40 jam per
minggu maka dianggap lembur jika :
Pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh
Pelanggan/pemesan mau menerima biaya tambahan karena lembur
Premi lembur diperlakukan sebagai :
unsur biaya overhead pabrik
Biaya periode bila dikeluarkan dari hpp dan lembur terjadi karena
ketidakefisienan/pemborosan
Contoh soal :
Peraturan dalam perusahaan ABC :
Karyawan yang bekerja melebihi 7 jam per hari dihitung sebagai jam lembur yang
tarifnya sama dengan tarif jam kerja biasa. Premi lembur 50% dari upah regular.
Upah karyawan per jam Rp. 500. Jika karyawan Andi bekerja selama 12 jam pada
suatu hari, berapakah upah yang diterimanya pada hari tersebut?
Jawab :
Upah normal : 7 jam x Rp. 500 = Rp. 3.500
Lembur (12 jam – 7 jam) : 5 jam x Rp. 500 = 2.500
Premi lembur : 5 jam x Rp. 250 = 1.250
Upah yang diterima Rp. 7.250
4. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja
a. Setup Time :
waktu yang diperlukan untuk memulai produksi, biaya yang dikeluarkan
diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan
dapat dibebankan pada pesanan yang bersangkutan dalam kelompok biaya
tersendiri (setup cost)
ex : biaya design, training karyawan
b. Idle Time :201
7 32 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
waktu menganggur akibat hambatan-hambatan seperti kerusakan mesin dan
kekurangan pekerjaan. Biayanya diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik
Pengawasan Biaya Tenaga KerjaDidalam perusahaan manufaktur, umumnya biaya tenaga kerja merupakan elemen
biaya produksi yang cukup besar sehingga amat penting dan perlu mengadakan
pengawasan terhadap biaya tenaga kerja. Tujuan utama pengawasan biaya tenaga kerja
bagi manajemen yaitu supaya dicapai efisiensi tenaga kerja.
1. Perencanaan dan Analisa Biaya Tenaga Kerja.
Tahapan di dalam perencanaan produksi meliputi aktivitas sebagai berikut :
a. Product engineering ( pengembangan produk )
Berfungsi membuat kreasi produk baru atau perbaikan rancangan ( design ) atau
bentuk produk yang sudah ada, dengan tujuan agar dapat menaikkan potensi
penjualan produk perusahaan.
b. Process engineering ( Teknik Produksi )
Berfungsi agar mengatur mesin dan peralatan dalam keadaan baik, dan mengatur
aliran produk serta pekerjaan yang dapat menekan jumlah tenaga kerja.
c. Perencanaan, rute dan schedule ( jadwal ) produksi .
Process engineering tidak mungkin dapat menekan biaya apabila terjadi kekacauan
rute dan schedule produksi atau terjadi waktu yang menganggur ( idle time ).
2. Pembagian Tugas Fungsional di dalam Organisasi yang berhubungan dengan tenaga
kerja beserta tugas-tugas fungsional setiap bagian.
a. Bagian Personalia
Fungsi ini meliputi bidang – bidang sebagai berikut :
1. Hubungan Perburuhan
2. Pelayanan tenaga kerja
3. Pendidikan dan latihan tenaga kerja
4. Keamanan dan keselamatan tenaga kerj
5. Rekreasi bagi tenaga kerja
6. Employment, yang meliputi pencarian, interview dan seleksi, pengangkatan dan
penempatan, promosi, pemindahan, demosi, pemberhentian,penentuan tarif gaji
dan upah, cuti dari tenaga kerja dan sebagainya.
b. Bagian Kesehatan ( Poliklinik )
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :201
7 33 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan
2. Pertolongan pertama pada kecelakaan ( PPPK )
3. Penyelenggaraan pengobatan
4. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
c. Bagian Peneliti Gerak dan waktu
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Penelitian metode kerja
2. Menetapkan standar produksi
3. Menetapkan gaji dan upah per satuan
d. Bagian Perencanaan Produksi
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Menyusun schedule kerja
2. Mengeluarkan perintah kerja pada bagian produksi
3. Mengeluarkan bon permintaan bahan atau daftar bahan untuk meminta bahan ke
gudang yang akan dipakai didalam memproses produk
4. Mengeluarkan kartu jam kerja karyawan
5. Memeriksa penyebab kelambatan dan kemacetan kerja
e. Bagian Produksi
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Membagi pekerja kedalam departemen atau pekerjan untuk melaksanakan
kegiatan produksi
2. Bertanggung jawab atas pengisian waktu hadir pekerja
3. Mengisi jam kerja setiap karyawan
f. Bagian Pencatatan waktu kerja
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Pengawasan kartu presensi karyawan
2. Pengawasan kartu jam kerja karyawan
3. Menyambangi ( Patroli ) kerja dipabrik
4. Mencocokkan kartu presensi dengan kartu jam kerja karyawan
5. Membuat laporan ketidak hadiran ( Absensi ) dan keterlambatan karyawan
g. Bagian gaji dan upah
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Menghitung besarnya gaji dan upah setiap karyawan
2. Menghitung beban ( Potongan ) atas gaji dan upah
2017 34 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3. Membuat amplop gaji dan menerima uang kas ( check ) dari kasir untuk
dibayarkan kepada setiap karyawan
4. Menyelenggarakan pencatatan penghasilan karyawan
5. Membuat distribusi biaya tenaga kerja
h. Bagian Akutansi Biaya
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Memasukkan waktu kerja dan biaya tenaga kerja kedalam laporan harga
pokok produksi atau kartu harga pokok pesanan
2. Memasukkan biaya tenaga kerja yang merupakan elemen biaya overhead
pabrik kedalam setiap departemen
3. Membuat jurnal peringkasan biaya
4. Membuat laporan dan analisa biaya
Penentuan Biaya Tenaga Kerja.a. Karakteristik Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih
manusia untuk menghasilkan suatu produk dan jasa tertentu.Biaya tenaga kerja
merupakan pembayaran kepada tenaga kerja sebagai penggunaan jasa untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa. Biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur
dapat dibedakan menjadi :
1. Biaya tenaga kerja langsung : biaya tenaga yang dapat ditelusuri kepada produk
yang dihasilkan, merupakan biaya utama untuk menghasilkan produk dan jasa
tertentu, dan secara langsung diidentifikasi kepada produksi
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung : Seluruh biaya tenaga kerja selain biaya tenaga
kerja langsung yang berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan
produk dan jasa tertentu
b. Pengendalian Biaya Tenaga kerjaBagi perusahaan pengendalian biaya tenaga kerja memerlukan informasi yang penting,
mengingat biaya tenag kerja merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total
biaya produksi. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari penempatan tenaga kerja,
perencanaan skedul produksi, penyusunan anggaran biaya tenaga kerja, waktu
penyelesaian pekerjaan dan perencanaan upah insentif.
a. Produktifitas tenaga kerja
2017 35 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Produktifitas tenaga kerja merupakan ukuran prestasi produksi dengan
menggunakan tenaga kerja manusia sebagai tolok ukur. Produktifitas merupakan
jumlah produk dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja atau dengan kata lain
sebagai efisiensi yang mengubah sumber daya manusia menjadi suatu produk dan
jasa tertentu.
b. Pengukuran Produktifitas
Produktivitas harus dapat di ukur, dapat di analisis, dapat di pahami dan dapat di
buat laporan yang akurat. Pengukuran produktivitas tujuannya adalah untuk
menampilkan suatu indeks yang lebih akurat guna membandingkan hasil
sesungguhnya dengan standar presentasi yang di tetapkan.
c. Tututan mutu
Produktivitas tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap mutu dan biaya.
Yang sering di sebut sebagai biaya tuntutan mutu, biaya ini dapat di kategorikan ke
dalam :
Biaya pencegahan adalah biaya yang berhubungan dengan perancangan,
pengimplementasian, dan pemeliharaa sistem.
Biaya peningkatan mutu adalah biaya yang di keluarkan untuk menjamin agar
bahan dan produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang di inginkan.
Biaya kegagalan internal ini berkaitan dengan bahan dan produk yang tidak
memenuhi standart mutu yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIKKetika mengatur anggaran keuangan tiap bulan, pernahkah Anda menyisihkan
sedikit uang untuk mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran tidak terduga? Jika Anda
pernah melakukannya, maka Anda adalah tipe orang yang selalu ‘sedia payung sebelum
hujan’.
Saat ini mulai banyak orang yang mengatur anggaran keuangannya dengan sangat
detail. Mereka biasanya telah membagi keuangan mereka ke dalam kategori-kategori
pengeluaran yang rutin mereka lakukan setiap bulan. Misalnya saja, anggaran untuk makan,
bensin, hingga anggaran untuk cicilan rumah atau mobil. Sayangnya, belum banyak orang 201
7 36 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
yang memasukkan kategori “pengeluaran tidak terduga” dalam anggarannya. Padahal,
menganggarkan biaya tidak terduga dalam keuangan merupakan hal yang penting sebagai
upaya menjaga kondisi keuangan Anda agar tetap stabil.
Persiapan anggaran pengeluaran tidak terduga tidak hanya penting untuk dilakukan
dalam penyusunan anggaran rumah tangga, namun penting pula untuk dilakukan oleh
perusahaan. Istilah yang tepat untuk menyebut pengeluaran-pengeluaran tidak terduga
sebuah perusahaan adalah biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi yang
tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu
perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka
semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga
kerjanya) dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya
muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya
tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-
fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIKSebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa
menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita
akan lebih mudah dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan
sebagai anggaran biaya overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya
overhead pabrik dapat digolongkan ke dalam tiga kriteria, yakni:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:
a. Biaya bahan penolong
Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak menjadi
bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga
keseluruhan produk.
b. Biaya tenaga kerja tak langsung
Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah
tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan201
7 37 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik
adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies),
dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume produksi.
Penggolongan biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi berdasarkan perilakunya
dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya overhead pabrik ini
dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan
penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semivariabel
akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.
Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen lain yang
dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya dengan
departemen-departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead
expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan
manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental overhead
expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih
dari satu departemen.
METODE PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK
2017 38 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan
jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif yang dapat
perusahaan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya
overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau
departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik
tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi
dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).
Berikut ini diuraikan alasan pembebanan biaya pada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka dan langkah- langkah penetuan tarif biaya overhead pabrik :
1. Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka sebagai berikut :
a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi
seringkali mengakibatkan berubahnya harga pokok per satuan produk yang
dihasilkan dalam bulan satu kebulan lain . Yang berakibat penyajian harga poko
persediaan dalam neraca dan besar kecilnya laba atau rugi yang disajikan dalam
laporan laba rugi .apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
dibebankan kepada produk , maka harga pokok produksi per satuan mungkin akan
berfluktuasi karena sebab berikut :
Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan kebulan karena diantara
biaya overhead pabrik ada yang bersifat tetap dalam kisar kegiatan produksi
tertentu , maka berdampak terhadap perhitungan harga pokok produksi per
satuan.
Perubahan tingkat produksi dalam bulan tertentu karena tidak adanya
pengawasan yang baik terhadap kegiatan produksi , terjadi kenaikan jumlah
bahan penolong yang dipakai dan kelebihan pembayaran upah tenaga kerja
tidak langsung sebagai akibatnya penaikan harga pokok produksi per satuan
2017 39 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Adanya biaya overhead pabrik yang tejadi secara sporadik , menyebar tidak
merata selama jangka waktu setahun .Apabila pesana harus dibebani dengan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka pesana yang dikerjakan
pada saat jumlah reparasi mesin sedikit dan menerima beban biaya overhead
pabrik yang relatif kecil dan sebaliknya. Terjadinya biaya overhead pabrik
yang bersifat sporadik menyebabkaan penggunaan biaya overhead pabrik
sesungguhnya akan menimbulkan ketidakadilan pembebanan biaya tersebut
kepada produk.
Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-
waktu tertentu . Seperti pada bulan terjadinya pembayaran pajak bumi dan
bangunan , biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk menjadi
lebih besar dibanding bulan lain yang tidak terjadi pembayaran tesebut.
b. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan
menggunakakn metode harga pokok pesanan.sebagai contoh perusahaan memakai
listrik dari PLN maka jumlah tagihan listriknya baru dapat dikeathui setelah bulan
tertentu berakhir.
MENGHITUNG BIAYA OVERHEAD PABRIKUntuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus
dilakukan oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang
akan dilaksanakan di masa depan.
2. Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik
Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih berdasarkan
satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja
langsung, jam mesin. Sementara itu faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pembebanan biaya overhead pabrik antara lain:
a. Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi
b. Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan
hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik yang dapat dilakukan dengan rumus:
2017 40 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
BERBAGAI RUMUS TAMBAHAN PENGHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Selain rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat dihitung berdasarkan jenis
perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk antara lain:
a. Jumlah satuan produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih
cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban
biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Contoh :
BOP untuk satu periode, ditaksir sebesar Rp 10.000.000,00 dan taksiran produk yang
dihasilkan pada periode tersebut sebanyak 10.000 unit. Tarif BOP per unit produksi,
dihitung sebagai berikut:
Rp 10.000.000,00 : 10.000 = Rp 1.000,00
b. Biaya bahan baku
Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:
2017 41 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah
produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat
dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk
sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.
Contoh :
Taksiran BOP untuk sutau periode, sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya bahan baku yang
dipakai pada periode tersebut, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Persentase
pembebanan BOP, dihitung sebagai berikut :
(Rp 60.000.000,00 : Rp 50.000.000,00) X 100% = 120% dari biaya bahan baku
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan
biaya bahan baku sebesar Rp 80.000,00, maka BOP yang bibebankan kepada produk
pesanan tersebut adalah :
120% X Rp 80.000,00 = Rp 96.000,00
c. Biaya tenaga kerja
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga
2017 42 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam
perusahaan.
Contoh :
BOP untuk suatu periode ditaksir sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya tenaga kerja
langsung pada periode tersebut ditaksir sebesar Rp 80.000.000,00. Persentase
pembebanan BOP dari biaya tenaga kerja langsung, dihitung sebagai berikut :
Rp 60.000.000,00 : Rp 80.000.000,00 X 100% = 75%
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan
biaya bahan baku sebesar Rp 120.000,00, maka BOP yang bibebankan adalah :
75% X Rp 120.000,00 = Rp 90.000,00
d. Jam tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja
langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Contoh :
BOP dalam suatu periode, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Jam tenaga kerja
langsung yang dapat dicapai pada periode itu, ditaksir sebanyak 40.000 jam. Tarif BOP
per jam tenaga kerja langsung, adalah :
Rp 50.000.000,00 : 40.000 = Rp 1.250,00
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung
dengan rumus:
2017 43 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Contoh :
Taksiran BOP dalam suatu periode berjumlah Rp 50.000.000,00 dan taksiran jam mesin
yang dipergunakan dalam periode tersebut sebanyak 20.000 jam. Tarif BOP per jam
mesin, adalah :
Rp 50.000.000,00 : 20.000 = Rp 2.500,00 per jam mesin
Traditional Costing, Activity Analysis, Cost Driver, ABC System
Semakin derasnya arus teknologi dan informasi, perusahaan dituntut untuk lebih
dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat ditentukan oleh berbagai strategi yang
diterapkan oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahaan agar
dapat bersaing dalam bisnis global ini adalah dengan mengurangi biaya, meningkatkan
produktivitas, meningkatkan kualitas produk atau jasa dan meningkatkan kemampuan untuk
memberi respon terhadap berbagai kebutuhan pelanggan.
Bervariasinya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, maka
perusahaan pun harus dapat menggunakan sumber daya tersebut dengan lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perhitungan biaya produksi
yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk pun haruslah akurat,
sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif di pasar global ini.
Pengertian ABC System
2017 44 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep
akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi
biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja
dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek
biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi.
Pengertian akuntansi aktivitas menurut Amin Widjaja (1992; 27) adalah :
“Bahwa ABC Sistem tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat,
tetapi juga memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana
mengelolanya, sehingga ABC System juga dikenal sebagai sistem manajemen yang
pertama.”
Sedangkan menurut Mulyadi (1993:34) memberikan pengertian ABC sebagai
berikut: “ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan untuk
menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan
mengikursecara cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk.”
Pengertian ABC Sistem yang lain juga dikemukakan oleh Hansen and Mowen (1999: 321) sebagai berikut : “Suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali
menelusuri biaya ke aktivitas kemudian ke produk.”
Pengertian akuntansi aktivitas menurut Brimson (1991: 47) adalah: “Suatu proses
pengumpulan dan menelusuri biaya dan data performan terhadap suatu aktivitas
perusahaan dan memberikan umpan balik dari hasil aktual terhadap biaya yang
direncanakan untuk melakukan tindakan koreksi apabila diperlukan.”
Definisi lain dikemukakan oleh Garrison dan Norren (2000: 292) sebagai berikut:
“Metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk
keputusan strategik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas
dan juga biaya tetap.” Activity-Based Costing (ABC) adalah konsep perhitungan biaya dalam
akuntansi manajemen yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas bisnis dalam organisasi yang
dapat diterapkan untuk menghitung biaya produk dengan lebih akurat. Produk merupakan
hasil aktivitas-aktivitas bisnis dan aktivitas-aktivitas tersebut memanfaatkan sumberdaya
yang berarti menimbulkan biaya. Biaya produk dihubungkan ke aktivitas-aktivitas bisnis
relevan dan kemudian ke sumberdaya-sumberdaya yang dimanfaatkan. Hal ini
menghasilkan perhitungan biaya produk yang lebih akurat dibandingkan dengan
perhitungan menggunakan konsep tradisional. ABC baik untuk diterapkan di perusahaan
2017 45 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
yang memproduksi lebih dari satu jenis produk dan memiliki komponen biaya tidak langsung
yang signifikan.
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC
memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk
memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.
ABC SystemManajemen sering kali mengabaikan perhitungan biaya produksi secara akurat yang
dapat mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu bersaing di pasaran. Oleh karena
itu, manajer suatu perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk secara akurat. Pembebanan setiap
biaya produksi yang dikeluarkan untuk satu unit produk dengan suatu metode dapat
membantu manajemen memperoleh informasi mengenai biaya produksi satu unit produk
dengan lebih akurat. Metode ini didalam akuntansi manajemen dinamakan sebagai metoda
Activity Based Costing (ABC) System.
Metode Activity Based Costing (ABC) System menghitung setiap biaya pada masing-
masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas. Banyak
perusahaan-perusahaan di Indonesia belum mengadopsi metode ini dalam penghitungan
biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk. Umumnya metode yang digunakan
oleh perusahaan yang berada di Indonesia adalah pemerataan biaya secara umum untuk
masing-masing produk. Padahal masing-masing produk tersebut kenyataannya tidak
menggunakan sumber daya dalam jumlah yang sama.
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) banyak
diterapkan pada perusahaan – perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi
distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan
ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang
jelas bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan aktivitas yang memberikan
kontribusi dalam jangka panjang. Sistem ABC telah dikembangkan dan diimplementasikan
pada banyak perusahaan seperti Hewlett-Packard, General Electric, Merck, AT&T, dan
American Express.
2017 46 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC
memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk
memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas
untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik
dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.
Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.
Traditional CostingKelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:
Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap
produksi
Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau
hanya dengan volume produksi.
Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead
yang berbeda beda.
Dalam sistem kalkulasi biaya tradisional biaya overhead dialokasikan secara arbitrer
kepada harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga pokok produk yang tidak
akurat atau terjadinya distorsi penentuan harga pokok produk per unit sehingga tidak bisa
diandalkan dalam mengukur efisiensi dan produktivitas.
Penentuan harga pokok per unit yang lebih akurat penting bagi manajemen sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan. Manajemen dapat dipermudah dalam membuat
berbagai keputusan, antara lain:
2017 47 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
menentukan harga jual
mempertimbangkan menolak atau menerima suatu pesanan
memantau realisasi biaya
menghitung laba/rugi tiap pesanan
menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan
disajikan di neraca.
Agar tidak terjadi distorsi penentuan harga pokok per unit, banyak perusahaan yang
mengadopsi penggunaan sistem penentuan harga pokok (costing) berbasis aktivitas (ABC)
dengan harapan manajemen melakukan analisis profitabilitas, mendorong perbaikan proses,
mengembangkan ukuran kinerja yang lebih inovatif, dan dapat berpartisipasi dalam
perencanaan strategis.
Perbandingan Traditional Costing dengan ABC CostingMetode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara
memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver
berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya
variabel.
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah
selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-
biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing
produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan
kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan
(Hansen dan Mowen, 2004: 157-158).
Digambarkan dalam tabel, perbedaan antara penentuan harga pokok produk
tradisional dan sistem ABC, yaitu:
Perbedaan Metode Activity Based Costing dengan Tradisional
2017 48 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Metode Penentuan Harga
Pokok Produk Tradisional
Metode Activity Based
Costing
Tujuan Inventory level Product Costing
Lingkup Tahap produksi Tahap desain, produksi,
Tahap pengembangan
Fokus Biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung
Biaya overhead
Periode Periode akuntansi Daur hidup produk
Teknologi yang digunakan Metode manual Komputer telekomunikasi
Sumber: (Mulyadi, 1993)
Kelemahan Traditional CostingHal-hal yang tidak diberitahukan oleh sistem akuntansi biaya tradisional kepada
manajemen banyak sekali. Akuntansi biaya tradisional memberi sedikit ide kepada
manajemen pada saat harus mengurangi pengeluaran pada waktu yang mendesak. Sistem
tersebut hanya memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana biaya
dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya.
Sistem biaya tradisional memang memperhatikan biaya total perusahaan, akan tetapi
mereka mengabaikan “below the line expenses”, seperti penjualan, distribusi, riset, dan
pengembangan serta biaya administrasi. Biaya-biaya ini tidak dibebankan ke pasar,
pelanggan, saluran distribusi, atau bahkan produk yang berbeda. Banyak manajer yang
percaya bahwa biaya-biaya ini adalah tetap. Oleh sebab itu, biaya-biaya “below the line” ini
diperlakukan secara sama dengan mendistribusikannya kepada pelanggan. Padahal,
sekarang ini beberapa pelanggan jauh lebih mahal untuk dilayani dibandingkan dengan
yang lain dan sebenarnya beberapa biaya tersebut adalah biaya variabel. (Amin, 1992: 22).
Dengan berkembangnya dunia teknologi, sistem biaya tradisional mulai dirasakan
tidak mampu menghasilkan produk yang akurat lagi. Hal ini disebabkan karena lingkungan
global menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab sistem akuntansi biaya
tradisional, antara lain:
1. Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan penentuan harga
pokok produk yang dijual. Akibatnya sistem ini hanya menyediakan informasi yang relatif
sangat sedikit untuk mencapai keunggulan dalam persaingan global.
2017 49 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2. Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan pada
distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk mengurangi
pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
3. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab akibat biaya karena
seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal misalnya volume
produk atau jam kerja langsung.
4. Sistem akuntansi biaya tradisional menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi
sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan yang menimbulkan konflik dengan
keunggulan perusahaan.
5. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan tidak langsung
serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor penyebab tunggal misalnya
volume produk, padahal dalam lingkungan teknologi maju cara penggolongan tersebut
menjadi kabur karena biaya dipengaruhi oleh berbagai macam aktivitas.
6. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan suatu perusahaan kedalam pusat-
pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu menekankan kinerja jangka pendek.
7. Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian kepada perhitungan selisih
biaya pusat-pusat pertanggungjawaban tertantu dengan menggunakan standar.
8. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alat-alat dan teknik-teknik
yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada lingkungan teknologi maju.
9. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur hidup produk.
Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi biaya tradisional terhadap biaya aktivitas-
aktivitas perekayasaan, penelitian dan pengembangan. Biaya-biaya tersebut
diperlakukan sebagai biaya periode sehingga menyebabkan terjadinya distorsi harga
pokok daur hidup produk.
Keunggulan ABC SystemAmin (1994: 23) mengemukakan tentang keunggulan ABC adalah sebagai berikut:
1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil
sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat
berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada mengurangi
biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses
manufakturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi
proses, memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
2017 50 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2. ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif
yang lebih wajar.
4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih
akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even atas produk yang
bervolume rendah.
5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai
merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang
lebih efisien dan lebih tinggi.
Konsep Dasar dan Syarat Penerapan ABC SystemActivity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada
aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity Based Costing
menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi
yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam
pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya.
Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC
mengasumsikan bahwa aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan
bukannya produk.
Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC
menyaratkan tiga hal:
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk
atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang
demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-
masing produk.
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau
sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan
akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar
tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam
mendukung pengambilan keputusan manajemen.
2017 51 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
c. Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan informasi biaya
yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya
yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk
membuat dan menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan
kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji
pegawai kunci
2. Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan
pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat
dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
3. Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi.
Misalnya biaya set-up mesin
4. Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
5. Penggolongan aktivitas menjadi empat ketegori diatas disebut cost hierarchy (struktur
biaya).
Langkah-langkah ABC sistem:
1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang
homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya
dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana
kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi
sama untuk seluruh produk.
2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:
Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi
Pembebanan Biaya Overhead pada ABC SystemPada Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik
dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi
pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar
2017 52 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan
akuntansi biaya tradisional.
Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan
dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional. Sebelum sampai pada
prosedure pembebanan dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu dipahami hal-hal
sebagai berikut:
1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan
faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan
suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas
aktivitas selanjutnya.
2. Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap
produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu
produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi
biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut
suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus
berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
Cost DriverLandasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan
mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang
tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya,
sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi
ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah overhead
yang ditimbulkan oleh masingmasing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya
overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan
menyebabkan biaya dalam aktifitas.
Ada dua jenis cost driver, yaitu:
1. Cost Driver berdasarkan unit
2017 53 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui
penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
2. Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit yang
menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan
jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh
karena itu perlu pertimbangan yang matang dalam menentukan pemicu biayanya atau cost
driver. Penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan
laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan.
Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat.
Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost
driver yang dibutuhkan.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan:
Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver
(cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah
akan dipilih.
Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan
konsumsi aktivitas sesungguhnya 20 (degree of correlation). Cost driver yang memiliki
korelasi tinggi akan dipilih.
Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver yang
menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.
Contoh soalActivity Based Costing
PT ABC memproduksi 2 jenis produk, data mengenai produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk Saos : 2.000 unit @ 5 jam = 10.000 jam
Produk Kecap : 10.000 unit @ 4 jam = 40.000 jam 201
7 54 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Angela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Total Jam = 50.000 jam
Biaya per unit untuk kedua produk tersebut :
Produk Saos
Produk Kecap
Biaya bahan baku langsung $25 $17
Biaya tenaga kerja langsung
$30 $24
Total biaya manufaktur $1.000.000 per tahun, terdiri dari beberapa aktivitas yaitu :
Aktivitas Cost Driver Biaya Aktivitas (SaosKecap
Produk Saos
Produk Kecap
Kepegawaian Jam kerja langsung 80.000 50.000 10.000 40.000
Set up mesin Jumlah set up 150.000 5.000 3.000 2.000
Pengujian Produk Jumlah pengujian 160.000 8.000 5.000 3.000
Pesanan Produksi
Jumlah pesanan 170.000 400 100 300
Penerimaan bahan
Jumlah penerimaan 190.000 750 150 600
Umum pabrik Jam mesin 250.000 40.000 12.000 28.000
1.000.000
Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead menggunakan biaya tradisional dasar jam kerja langsung
2. Berapa biaya produksi per unit untuk produk Saos dan Kecap
3. Menggunakan Activity Based Costing, Berapa biaya produksi per unit untuk produk
Saos dan Produk Kecap
Jawaban :
2017 55 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
1. Total Biaya Manufaktur / Total jam kerja Total manufacturing hours = 50.000 hours Manufacturing cost per year = $1.000.000
Overhead cost rate = $1.000.000 / 50.000 hours = $ 20 / direct labor hours
2. Total Unit Production Cost :Produk
Saos Kecap
Direct material $25 $17
Direct labor $30 $24
Manufacturing cost
Saos $100 -
Kecap - $80
Total production cost $155 $121
Manufacturing Cost Saos = 5 jam x $20 = $100
Manufacturing Cost Kecap = 4 jam x $20 = $80
3. Activity Rate :Kepegawaian 80.000 : 50.000 $1.60 /Jam kerja langsung
Set up Mesin 150.000 : 5.000 $30.00 /Jumlah set up
Pengujian produk 160.000 : 8.000 $20.00 /Jumlah pengujian
Pesanan produksi
170.000 : 400 $425.00 /Jumlah pesanan
Penerimaan bahan
190.000 : 750 $253.33 /Jumlah penerimaan
Umum pabrik 250.000 : 40.000 $6.25 /Jam mesin
Rate Produk Saos Produk Kecap
2017 56 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Kepegawaian $1.60 10.000 $16,000.00 40.000 $64,000.00
Set up mesin $30.00 3.000 $90,000.00 2.000 $60,000.00
Pengujian produk $20.00 5.000 $100,000.00 3.000 $60,000.00
Pesanan produksi $425.00 100 $42,500.00 300 $127,500.00
Penerimaan bahan $253.33 150 $38,000.00 600 $152,000.00
Umum pabrik $6.25 12.000 $75,000.00 28.000 $175,000.00
$361,500.00 $638,500.00
2.000 unit 10.000 unit
$180.75 $63.85
Total Production Cost
Produk Saos Produk Kecap
Direct material $25 $17
Direct labor $30 $24
Manufacturing cost $180.75 $63.85
Total production cost / unit $236 $105
Latihan Soal
PT SAYAP MAS memproduksi 2 jenis produk, data mengenai produk tersebut adalah
sebagai berikut :
Produk Sabun : 10.000 unit @ 3 jam = 30.000 jam
2017 57 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Produk Sampo : 8.000 unit @ 2 jam = 16.000 jam
Biaya per unit untuk kedua produk tersebut :
Produk Sabun Produk Sampo
Biaya tenaga kerja
langsung
$18 $15
Biaya bahan langsung $27 $31
Total biaya manufaktur $1.070.000 per tahun, terdiri dari beberapa aktivitas yaitu :
Aktivitas Cost Driver Biaya Aktivitas (SabunSampo
Produk Sampo
Produk Sabun
Kepegawaian Jam kerja langsung 90.000 50.000 10.000 40.000
Set up mesin Jumlah set up 170.000 8.000 3.000 5.000
Pengujian Produk Jumlah pengujian 260.000 7.000 5.000 2.000
Pesanan
Produksi
Jumlah pesanan 190.000 400 100 300
Penerimaan
bahan
Jumlah penerimaan 150.000 850 250 600
Umum pabrik Jam mesin 210.000 50.000 22.000 28.000
1.070.000
Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead menggunakan biaya tradisional dasar jam kerja
langsung!
2. Berapa biaya produksi per unit untuk produk Sabun dan Sampo!
2017 58 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3. Menggunakan Activity Based Costing, Berapa biaya produksi per unit untuk produk
Sabun dan Produk Sampo!
Daftar PustakaActivity Based Costing diakses di https://akuntansiterapan.com/2014/02/17/activity-based-
costing/
Biaya Tenaga Kerja, diakses di http://teguh-ekom.blogspot.co.id/2011/01/biaya-tenaga-
kerja.html
Blocher, et all. 2007. Cost Management Manajemen Biaya Penekanan Strategis. 3rd Edition.
Buku 1. Salemba Empat
Kieso, Weygandt, Accounting Principle. 2013. IFRS Edition. John Wiley & Sons Publishing.
Konsep Produk Bersama dan Produk Sampingan, diakses di
http://yabeshulu.blogspot.co.id/2015/06/produk-bersama-dan-produk-sampingan.html
Pengertian Biaya Overhead, diakses di http://ciputrauceo.net/blog/2015/12/17/pengertian-
biaya-overhead-pabrik-dan-cara-menghitung-biaya-overhead-pabrik
2017 59 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Penentuan biaya produk bersama & produk sampingan, diakses di http://ekonomiuh.blogspot.co.id/2012/12/penentuan-biaya-produk-bersama-produk.html
Warren, Reeve, Duchac, dan Wang. 2014. Principle of Financial Accounting with Conceptual
Emphasis on IFRS. 2nd Edition. Cengage Learning Asia Pte Ltd.
William K.Carter & Milton F. Usry, (2008). Cost Accounting. 14th Edition, South –Western
Publishing Co,
2017 60 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAngela Dirman, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id