15
Modul Pembelajaran Mata Kuliah Seismologi MODUL III EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA BUMI BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Untuk menentukan lokasi sumber gempa bumi diperlukan data waktu tiba gelombang Primer (P) dan sekurang-kurangnya tig a kompon en arah, yang dimasudka n tga kom pon en arah yakni, Arah kedalaman atau komponen Z, arah Timur ke Barat dan arah Utara ke Selatan Sed ang besa r ke! adian gempa dinya takan mag nit ude Para met er ya ng diperl uka n dalam menentukan magnitude gempa adalah amplitude dan periode gemapa Setiap ke!adian gempa bumi akan menghasilkan in"ormasi seismi# berupa rakaman sinyal  berbentuk gelombang $n"ormasi seismi# tersebut kemudian diproses dan dianalisis sehingga di temukan paramet er -parameter gempa bumi sepert i % wak tu ke!adian gempa, lokasi episenter, kedalaman sumber gempa, kekuatan gempa dan intensitas gempa bumi &aktu ke!adian gempa bumi ('rigin Time) adalah waktu terlepasnya akulumasi tegangan yang terbentuk akibat pen!alaran gelombang al ini dinyatakan dengan hari, tanggal bulan,  !am, menit, detik dalam satuan UT (Uni*ersal Time oordinated) +pisenter dapat dikatakan sebagai titik dipermukaan saat ter!adi gempa atau dapat dikatakan  !arak lateral antara pusat gempa bumi dan stasiun pengamat, titik ini merupakan re"leksi dari hiposenter atau "o#us gempa iposenter atau kedalaman sumber gempa adapun !arak hiposenter dihitung tegak lurus dari  permukaan bumi, edalaman diny atakan oleh besar !arak dalam satuan ekuat an empa atau mag nitu de ada lah uku ran kekuat an gempabumi men gga mba rka n  besarnya energy yang terlepas pada saat gempa bumi ter!adi Skala pemba#a gempa bumi dinyakan dalam Skala .i#ter (S.) onsep magnitude dinyatakan dalam bentuk logaritma  berbasis /0 arga magnitude diperoleh sebagai hasil analisis tipe gelombang P Program Studi Geofisika Page 25

modul III SEISMOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang materi seismologi

Citation preview

Modul Pembelajaran Mata Kuliah Seismologi

Modul Pembelajaran Mata Kuliah Seismologi

MODUL III

EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA BUMIBAB I

PENDAHULUANA.Latar BelakangUntuk menentukan lokasi sumber gempa bumi diperlukan data waktu tiba gelombang Primer (P) dan sekurang-kurangnya tiga komponen arah, yang dimasudkan tga komponen arah yakni, Arah kedalaman atau komponen Z, arah Timur ke Barat dan arah Utara ke Selatan. Sedang besar kejadian gempa dinyatakan magnitude. Parameter yang diperlukan dalam menentukan magnitude gempa adalah amplitude dan periode gemapa.

Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan informasi seismic berupa rakaman sinyal berbentuk gelombang. Informasi seismic tersebut kemudian diproses dan dianalisis sehingga ditemukan parameter-parameter gempa bumi seperti : waktu kejadian gempa, lokasi episenter, kedalaman sumber gempa, kekuatan gempa dan intensitas gempa bumi.

Waktu kejadian gempa bumi (Origin Time) adalah waktu terlepasnya akulumasi tegangan yang terbentuk akibat penjalaran gelombang. Hal ini dinyatakan dengan hari, tanggal bulan, jam, menit, detik dalam satuan UTC (Universal Time Coordinated).

Episenter dapat dikatakan sebagai titik dipermukaan saat terjadi gempa atau dapat dikatakan jarak lateral antara pusat gempa bumi dan stasiun pengamat., titik ini merupakan refleksi dari hiposenter atau focus gempa.Hiposenter atau kedalaman sumber gempa adapun jarak hiposenter dihitung tegak lurus dari permukaan bumi, Kedalaman dinyatakan oleh besar jarak dalam satuan K.

Kekuatan Gempa atau magnitude adalah ukuran kekuatan gempabumi menggambarkan besarnya energy yang terlepas pada saat gempa bumi terjadi. Skala pembaca gempa bumi dinyakan dalam Skala Ricter (SR). Konsep magnitude dinyatakan dalam bentuk logaritma berbasis 10. Harga magnitude diperoleh sebagai hasil analisis tipe gelombang P.

Intensitas gempa bumi adalah ukuran kerusakan akibat gempa bumi berdasarkan hasil pengamat efek gempa bumi terhadap kerusakan struktur bangunan, manusia dan lingkungan, Intensitas gempa bumi dinyatakan dengan MMI(Modified Mercally Intensity). B. Ruang lingkup Isi :

- Metoda Lingkaran

- Metoda Wadati

Kasus Dua stasiun dan Tiga stasiun

Episenter Dan Kedalaman gempa bumi

Metoda Sterometeri

Metoda Bola

C. Kaitan Modul

Modul ini merupakan modul ke tiga dan disajikan pada pertemuan ke tiga, modul ini terkait dengan modul yang berisi tentang penjalaran gelombang seismic di dalam bumi. Tidak ini saja modul ini dapat dikaitkan pada modul yang mempelajari arah dating, arah keluar gelombang akibat gempa. Sedang madul ini berisi tentang metode-metode dalam penentuan episenter dan hiposenter gempa bumi.

D. Sasaran Belajar

Setelah mengikuti modul ini mahasiswa diharapkan;

1. Menentukan episenter dan hiposenter gempa bumi dengan metoda dasar yang sederhana seperti metoda lingkaran untuk kasus dua stasiun, tiga stasiun2. Menentukan konstanta Omori3. Menentukan episenter dan hiposenter dengan metoda Wadati

4. Menentukan episenster dan hiposenter dengan metode Quens Vain5. Menentukan episenster dan hiposenter dengan metode bola

6. Membandingkan masing-masing metoda yang dipelajari dalam berbagai kasus gempa bumi.

BAB II

PEMBELAJARAN

A.Episenter

Gempa bumi berkaitan erat dengan adanya pelepasan energi secara mendadak yang terjadi di bumi. Pelepasan energi dapat disebabkan akibat terjadinya patahan-patahan baru ataupun bergesernya patahan lama, peristiwa benda jatuh, runtuhan aktivitas vulkanik dan lain-lain.

Hiposenter adalah tempat kejadian gempa di fokus (bagian dalam bumi). Episenter adalah proyeksi hiposenter dipermukaan bumi.

E S Keterangan:

S : Stasiun Pengamatan

E : Episentrum h

D

F : Hiposenter

D : Jarak Hiposentral

: Jarak Episentral

h : Kedalaman GempaUntuk menentukan episenter dan hiposenter gempa bumi, banyak sekali metoda yang bisa digunakan. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, penentuan episenter dan hiposenter banyak mengalami perubahan dan penyempurnaan.

Dalam praktikum ini yang akan dipelajari adalah penentuan episenter dan hiposenter dengan Metoda Lingkaran, baik untuk kasus dua stasiun atau tiga stasiun, dan Metoda Bola. Perumusan untuk menggunakan kedua metoda ini diturunkan dari anggapan bahwa gelombang seismik merambat dalam lapisan homogen isotropik sehingga dianggap kecepatan gelombang tetap dalam penjalarannya. Bila gempa terjadi pada suatu titik/tempat di dalam suatu ruang di dalam bumi pada saat t0, maka beberapa saat kemudian fase gelombang P dan S akan tercatat dari stasiun pengamatan, dan gelombang P akan tercatat lebih dulu dari gelombang S dan ts > tp. B.METODA LINGKARANMetoda ini merupakan metoda yang paling sederhana dalam penentuan episenter. Dalam metoda ini digunakan selisih waktu tiba gelombang P dan S yang tercatat pada masing-masing stasiun perekam gempa.B.1 PENENTUAN HIPOSENTERB.1. METODA KLASIK (Dk)

Setelah dihitung selisih waktu datangnya gelombang S dan P (ts > tp) pada masing-masing stasiun, maka jarak hiposentral dapat langsung dilihat pada table travel time Jeffereys-Bullen.B.2 METODA LOKUS (DL)

Data-data yang dibutuhkan adalah:

Vp:Kecepatan jalar gelombang P

Vs:Kecepatan jalar gelombang S

tp:Waktu tiba gelombang P di stasiun

ts:Waktu tiba gelombang S di stasiunKarena maka dan atau dan

karena , maka :

(1)Dimana K adalah Konstanta Omori.

B.3 Menentukan Konstanta Omori

Kasus 4 stasiun

dimana :

B.4 METODA WADATIData yang diperlukan adalah , . Diagram didapatkan dengan mengeplotkan sebagai absis dan sebagai ordinat. Data dari n stasiun akan memberikan garis optimasi 1 yang dicari dengan metoda least-square.

atau

Gambar 2Perpotongan antara garis 1 dengan sumbu ordinat akan memberikan Origin Time (t0). Origin Time adalah waktu terjadinya gempa difokus. Slope garis tersebut adalah . Sehingga Dw dapat dicari dengan rumus :

(2)

C.PENENTUAN EPISENTER

C.1 KASUS DUA STASIUNBuat lingkaran dengan pusat posisi masing-masing stasiun pengamatan dengan jari-jari D (DK, D L, DW). Tarik garis lurus antara kedua perpotongan lingkaran tersebut. Kemudian hubungkan kedua stasiun. Perpotongannya adalah episentrum gempa bumi (lihat gambar 3). Jarak episentralnya adalah (terhadap S1). E adalah episenter gempa.

Gambar 3C.2 KASUS TIGA STASIUNBuat lingkaran dengan pusat di masing-masing posisi stasiun dengan jari-jari D (DK, D L, DW). Pada daerah yang dibatasi oleh perpotongan ketiga lingkaran, tarik ketiga garis dari titik-titik perpotongannya sehingga diperoleh suatu segitiga. Perpotongan garis berat ketiga sisi segitiga tersebut adalah episenter gempa yang dimaksudkan. Jarak episentral terhadap masing-masing stasiun pengamatan dapat diukur langsung seperti acara kasus dua stasiun.

Gambar 4

D.KASUS GELOMBANG P

Kasus gelombang P atau kasus dimana ketiga lingkaran tidak saling berpotongan, dimana ketiga stasiun hanya mencatat gelombang P saja, yaitu:S1

tp1

S2

tp2

S3

tp3

maka kita pilih dari tp tersebut harga yang terkecil sebagai acuan. Misal:

tp3