36
MODUL PRAKTIKUM Mata Kuliah Menejemen Akuakultur Ikan Hias (PKB 052/3 SKS) Semester Ganjil 2014 Disusun oleh: Tim Dosen Edwin Andrian R Bayu Setiadi

Modul II Tmih (2003)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tmih, teknologi manajemen ikan hias, budidaya, perikanan, praktikum, modul, tatacara, kuliah, undip, BDP

Citation preview

MODUL PRAKTIKUMMata Kuliah Menejemen Akuakultur Ikan Hias (PKB 052/3 SKS)Semester Ganjil 2014

Disusun oleh:Tim DosenEdwin Andrian RBayu Setiadi

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro

Semarang

2014

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PRAKTIKUM GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

1.Judul Mata Kuliah

: Menejemen Akuakultur Ikan Hias

2.No.Kode /Bobot

: PKB 052/3 SKS

3.Deskripsi singkat

: Mempelajari Definisi dan ruang lingkup teknik budidaya ikan hias perairan tawar, payau dan laut serta aspek Manajemen yang meliputi pemahaman aneka jenis ikan hias, pembenihan, pemeliharaan larva, benih, pakan, transportasi, penyakit, peralatan, rekayasa dan dekorasi akuarium. Tehnik budidaya tanaman hias untuk akuarium, bisnis ikan hias meliputi peluang untuk bisnis lokal, regional antar daerah, antar pulau dan ekspor-impor, pembuatan web site dan akses internet.

4.Standard Kompetensi: Setelah mengikuti mata kuliah Manajemen Akuakultur Ikan Hias, diharapkan para mahasiswa mampu menjelaskan memahami dan mempelajari teknik budidaya ikan hias pada perairan tawar maupun laut yang meliputi pemahaman aneka ikan hias, pemeliharaan dan dekorasi akuarium. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat meniru entrepreneur bisnis ikan hias , mampu melihat dan memahami potensi bisnis di bidang ikan hias dan pengembangan pemasarannya.

NoKompetensi DasarPokok BahasanSub Pokok bahasanEstimasi waktu (menit)Sumber Kepustakaan

01Setelah perkuliahan ini, Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan tentang :

1. biologi,habitat, pakan cara pemeliharaan ikan hias Koi1.Mahasiswa praktek dan melakukan, membuat wadah pemeliharaan

Mahasiswa membuat memahami beberapa teknik pemeliharaan ikan hias koi khusus dalam akuakultur ikan hias 1 x 100 menit

(kuliah menggu ke 1,2)Mills, D. 1988. How to keep freshwater fish: Tropical Aquarium Fishes. Chancellor Press. London; Cleave, A. 1996. Aquarium Fish: A portrait of the animal world. Universal International Pty, Ltd. Australia.

Istiyanto.2000. Suksesi Karang dan upaya budidayanya dengan Ikan Klon. Penerbit Undip.Semarang.

02.Setelah perkuliahan ini, Mahasiswa dapat Memahamidan menjelaskan aspek menejemen yang menunjang akuakultur ikan hias koibeberapa teknik budidaya ikan hias koi dalam menunjang akuakultur. Praktek bisnis plan ikan hias koiAspek yang mempengaruhi akuakultur, prospek menejemen POAC (Planing Organizing, Actuating, Controling), aspek pemasaran, keuangan terhadap usaha budidaya ikan hias. 1 x 100 menit

(Minggu III,IV,V,VI)

Mills, D. 1988. How to keep freshwater fish: Tropical Aquarium Fishes. Chancellor Press. London; Cleave, A. 1996. Aquarium Fish: A portrait of the animal world. Universal International Pty, Ltd. Australia.

BUDIDAYA IKAN HIAS KOITOPIK I : CARA PEMELIHARAAN IKAN KOINama: ...........................................................NIM: ..............................................Ttd: .........................

Pengantar Teori Praktikum1.1. Biologi Ikan Koi

1.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi

Menurut Dwiponggo (2003), klasifikasi dari ikan koi adalah sebagai berikut :

Kingdom: Animalia

Subphylum: Vertebrata

Superclass: GnatostomataClass

: Osteichthyes

Superordo: TeleossteiOrdo

: OstariophysiFamily : CyprinidaeGenus

: CyprinusSpesies : Cyprinus carpio

Di jepang sendiri, telah diketahui adanya 3 cara pengelompokkan koi. Salah satu diantaranya adalah seperti yang ditentukan oleh Asosiasi penggemar koi jepang (Zen Nippon Airinkoi). Asosiasi penggemar koi ini mengelompokkan koi menjadi 13 golongan secara berurutan, dasar pengelompokkan berdasarkan corak warna pada tubuh koi, yaitu Kelompok Kohaku, Taisho Sanke, Showa Sanshoku, Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Koromo, Kawarimono, Ogon, Hikari Moyomono, Hikari Utsurimono, Tancho.1.1.2. Fisiologi dan Anatomi Ikan Koi

Ikan koi mempunyai kekerabatan yang sama dengan ikan mas karena ikan mas merupakan nenek moyang ikan koi. Tubuh dan organ ikan koi pada dasarnya hampir seluruhnya sama dengan ikan mas. Hanya ada beberapa perbedaan pokok seperti bentuk tubuh ideal, warna ideal, dan beberapa hal lainnya yang sifatnya sangat khusus yang dimiliki oleh ikan koi (Tan, 2008).

Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak yang berupa sirip. Sirip yang melengkapi bentuk morfologi dari ikan koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor. Selain memiliki sirip sebagai sarana alat gerak juga mempunyai indera penciuman. Indera pencium koi ini berupa sepasang sungut (kumis) yang letaknya terdapat di atas mulut. Kumis ini berguna untuk mencium makanan yang ada pada dasar kolam yang berlumpur. Indera penciuman koi digunakan untuk mendapatkan makanan dan untuk memisahkan makanan yang tercampur oleh lumpur (Anonim, 2007).

Tubuh koi ditutupi kulit yang terdiri dari kulit luar (epidermis) dan kulit dalam (dermis). Kulit luar berfungsi sebagai pelindung terhadap kotoran yang ada dipermukaan tubuh dan sekaligus mencegah masuknya hama penyakit. Sedangkan kulit dalam mengandung zat warna (zat pigmen) yang antara lain dapat berupa santofora (kuning), melanofora (hitam), guanofora (putih berkilauan), eritrofora (merah). Dengan adanya bermacam-macam zat warna inilah tubuh koi mempunyai warna yang bervariasi.Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat reaktif sekali terhadap adanya cahaya. Tempatnya di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, dan letak dari lapisan ini adalah berada di bawah sisik. Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis yang bisa dijadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi (Tan, 2008).

1.2. Seleksi Induk UnggulMenurut Anonim (2004), ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan dalam memilih koi yang berkualitas prima:

a. Bentuk tubuh

Pilih induk ikan koi yang memiliki bentuk tubuh ideal. Perhatikan perbandingan antara tinggi tubuh dan panjang tubuh. Idealnya, perbandingan tersebut adalah 1:2. Bentuk tubuh bulat memanjang dan tidak terlalu gemuk.

Jika terlihat dari atas, garis tampak lurus alias tidak melengkung.

Pilih koi dengan gaya yang tenang dan seimbang. Gerakan yang seimbang dipengaruhi oleh posisi sirip yang simetris berpasangan. Koi yang bergaris tubuh seimbang.

Sirip dada dan sirip perut harus sama besar. Sementara itu, ukuran sirip punggung dan sirip ekor harus proporsional dengan tinggi dan panjang tubuh.

Bentuk kepala, mata, mulut dan insang harus serasi.

b. Warna dan pola

Pilih warna yang cemerlang dan kontras. Pola warna harus memiliki batas yang jelas.

Pertemuan antara warna merah dan putih harus berbatas tajam, tidak ada bayangan warna merah

c. Kesehatan

Hindari koi yang tampak lesu, gerakan renangnya lamban dan tidak seimbang, atau banyak berdiam di dasar kolam.

Koi memiliki sirip tegak. Artinya sirip tersebut tidak jatuh terkulai.

Kontes koi selalu didasari dengan kriteria penilaian yang jelas dan berstandar internasional. Penilaian koi didasarkan atas bentuk badan, warna, pola/pattern, kualitas, keluwesan, dan penampilan. Koi yang meraih gelar juara adalah koi yang mengumpulkan angka terbanyak (Susanto,2008).

Induk atau calon induk ikan koi jantan dan betina harus berkualitas baik karena dari induk-induk yang berkualitas baik akan menghasilkan benih yang berkualitas baik sehingga memiliki tubuh yang menarik, tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit. Benih seperti inilah yang baik untuk pembesaran.

1.3. Pakan Koi dan Kandungan GizinyaPeranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi ikan koi dan menjaga kualitas warna ikan. Kandungan gizi pakan lebih berperan dibandingkan jumlah yang diberikan. Untuk meningkatkan nafsu makan koi perlu dilakukan usaha antara lain dengan merangsang nafsu makan ikan koi (Rahardani et al., 1993).

Pakan alami diperlukan dalam budidaya koi, untuk merangsang pertumbuhan pakan alami dapat dilakukan dengan menambah unsur hara dalam tanah atau air melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan untuk menambah unsur hara dalam perairan adalah pupuk organik atau anargonik yang mengandung unsur hara utama yakni nitrogen, potassium dan fosfor (Rejeki, 2001).

Makanan utama larva koi pertama kali adalah udang-udang renik seperti Daphnia. Sejalan dengan pertumbuhan badannya koi lantas bisa memakan serangga air, jentik-jentik nyamuk, atau lumut-lumut yang menempel pada tanaman. Sebagai hewan yang tergolong omnivore (pemakan segala). Ikan koi tidak memiliki gigi pada rahangnya, ikan koi menyantap makanannya dengan gigi pharynk yang letaknya berada di rongga mulutnya (Anonim, 2007b).

Penggunanan pakan buatan juga diperlukan dalam budidaya ikan koi selain menggunakan pakan alami. Penggunaan pakan buatan harus mempertimbangkan kebutuhan nutrisi organism budidaya yang meliputi energi, lemak, protein, vitamin dan mineral. Formulasi pakan yang seimbang harus sesuai dengan kebutuhan organisme budidaya karena tanpa mengkonsumsi pakan yang sesuai, ikan tidak akan berkembang dengan baik dan mudah stress (Rejeki, 2001).

Umumnya pakan buatan seperti pelet dibungkus dengan menggunakan kemasan kedap udara. Penggunaan kemasan kedap udara bertujuan agar pakan tidak mudah terkontaminasi oleh bakteri. Bentuk pelet yang mengapung (floating food) cocok diberikan pada koi, karena koi lebih suka makan pakan pelet yang mengapung. Pakan yang mengapung tersebut lebih mudah melakukan kotrol kebutuhan terhadap pakan koi. Sebab jika ada sisa pakan yang mengapung di kolam maka menandakan jika koi sudah kenyang (Anonim, 2007a).

Kandungan pakan yang diberikan harus sesuai dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan koi (Cyprinus carpio). Kandungan pakan dengan nutrisi yang tinggi tidak dapat menjamin bahwa ikan yang dipelihara dapat tumbuh dengan cepat. Kandungan nutrisi pakan yang baik harus lengkap dan memiliki komposisi yang berimbang. Kandungan nutrisi pakan yang baik untuk ikan koi dalam klasifikasi pendederan adalah pakan yang memiliki kandungan lemak rendah (low fat) namun memiliki kandungan protein yang tinggi (Anonim, 2007).

1.3.1. Protein

Terdiri dari macam-macam asam amino. Semua asam amino yang esensial harus terkandung di makanan ikan. Ada 20 jenis asam amino dari protein yang berasal dari binatang dan tumbuh-tumbihan. Makanan yang baik harus mengandung cukup asam amino, untuk menggantikan sel-sel yang rusak pada saat produksi sel telur dan sperma. Kekurangan protein akan menyebabkan pertumbuhan terhambat dan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan tulang belakang menjadi bengkok (Gorieli et al., 2007).

1.3.2. LemakLemak adalah pengatur energi untuk koi. Koi bisa memproduksi hampir semua asam lemak sendiri, kecuali asam linol dan asam esensial, yang harus terkandung di dalam makanan. Asam linolen mempercepat pertumbuhan. Jika kekurangan, makan akan terjadi kerusakan pada sirip, jantung, dan lever.

Asam lemak esensial terkandung pada ikan, minyak jagung, minyak kedelai, dan pada biji gandum. Asam lemak cepat sekali teroksidasi di udara, karena itu dianjurkan untuk menutup makanan koi dengan baik (kedap udara), tidak terkena matahari, dan tidak lembab. Koi dewasa tidak boleh diberi makanan yang banyak mengandung lemak, karena lemak tersebut akan mengumpul di organ tubuh ikan seperti di lever dan dapat mengganggu fungsi lever tersebut.

1.3.3. KarbohidratKarbohidrat juga termasuk pengatur energi untuk ikan koi, tetapi karbohidrat sulit dicernakan. Terlalu banyak karbohidrat dalam pakan koi dapat mengakibatkan kerusakan lever pada koi (Fajarico,2008).1.3.4. Vitamin

Vitamin sangat diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan koi, vitamin dibagi menjadi dua jenis. Vitamin yang larut dalam minyak atau lemak, jenis ini akan menyebabkan hypervitamin yang dapat merusak kesehatan koi dan jenis yang kedua adalah vitamin yang dapat larut di dalam air (Fajarico, 2008).

1.3.5. MineralMineral diperlukan untuk metabolisme ikan koi, membentuk tulang-tulang dan berfungsi dalam osmoregulasi. Fungsi lain mineral adalah sebagai sistem syaraf dan pertukaran gas antara darah dan sel. Kekurangan mineral jarang ditemui pada koi, karena mineral banyak terdapat di dalam air (Fajarico, 2008).1.4. Sistem Pemijahan

Koi jantan akan matang kelamin ketika umurnya mencapai 2 tahun. Sementara betina akan matang kelamin setahun lebih lambat, yaitu ketika berumur 3 tahun. Koi akan memijah setahun sekali. Musim kawinnya berlangsung pada bulan April dan Juni. Berbeda dengan daerah yang mengalami empat musim, seperti Jepang, dikabarkan koi kawin setahun sekali, sedangkan di Indonesia koi bisa memijah sepanjang tahun (Susanto,2008).

Induk koi dimasukkan kedalam kolam sekitar pukul 16.00. Induk tersebut akan mulai memijah pada tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan dibelakangnya. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya. Telur telur yang dibuahi oleh sperma akan menempel pada kakaban dan susah terlepas. Sebagian telur lainnya akan jatuh pada dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk yang telah bertelur segera dipisahkan dengan telurnya. Jika terlambat, telur tersebut akan dimakan habis oleh induknya. Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur koi tersebut direndam dalam larutan malachytgreen dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh dalam kolam penetasan (Susanto, 2008).

1.5. Kolam Pemeliharaan Koi

Bentuk kolam pemeliharaan koi tidak ada yang spesifik atau khas. Segala bentuk kolam bisa dimanfaatkan untuk memelihara koi. Bentuk kolam sebaiknya tidak bersudut supaya sirkulasi air baik dan koi tidak rusak akibat terjadinya pergesekan dengan dinding kolam. Dasar kolam berbentuk kerucut yang ujungnya diberi lubang pembuangan air (outlet), sehingga kolam mudah dibersihkan, dikeringkan dan diperbaiki jika ada bagian yang rusak. Lubang pengeluaran dilengkapi dengan filter atau penyaring yang berfungsi untuk mencegah ikan, anak ikan, atau telur terbawa keluar kolam. Sebaiknya pipa pengeluaran dibuat seperti keran sehingga jumlah air yang keluar mudah diatur (Bachtiar, 2002).

Kolam pemeliharaan perlu dilengkapi dengan pompa dan filter. Pompa berfungsi untuk menyirkulasikan air kolam. Sirkulasi air yang baik akan meningkatkan konsentrasi oksigen dalam air . Kolam pemeliharaan koi dapat terbuat dari bak plastik, atau lembaran plastik. Namun, lebih baik jika dibuat dari beton semen atau pasangan bata merah. Kedalaman kolam yang ideal sekitar 50-100 cm, jarak antara permukaan air dengan bibir kolam sekitar 50 cm. kolam tidak digenangi sampai penuh supaya koi tidak diserang kucing dan tidak bisa meloncat keluar kolam. (Bachtiar, 2002).

1.6. Kualitas Air

Sebagai parameter untuk pemeliharaan atau budi daya ikan hias air tawar adalah karakteristik fisika dan kimia air. Karakteristik fisika dan kimia air ini sangat mendasar dan sangat berpenaruh pada ikan. Karakteristik itu meliputi keasaman (pH), suhu, oksigen terlarut (DO), salinitas dan hardness (Lesmana, 2004).

2.6.1. Keasaman (pH)

Keasaman air erat hubungannya dengan kehidupan di dalam air. Nilai pH menggambarkan keasaman atau alkalinitas perairan. Perairan tawar memiliki nilai pH yang berkisar antara 3 sampai 11. Perairan tawar yang ber pH rendah mempunyai daya penyangga yang rendah pula, sehingga perairan tawar tidak mampu menahan goncangan pH (Rejeki, 2001).

Ikan hias kebanyakan akan hidup baik pada kisaran pH yang sedikit asam sampai netral, yaitu antara 6,5-7,5. Penurunan pH air biasa terjadi akibat aktifitas ikan yang memproduksi asam. Pada pH rendah daya racun amoniak dan nitrit menjadi lebih tajam. Sebaliknya kalau pH terlalu tinggi amoniak akan menjadi lebih beracun. Pada lingkungan yang terjadi fluktuasi pH dapat menyebabkan reaksi dalam tubuh ikan sehingga dapat mempengaruhi perilakunya. Perubahan pH yang mendadak dapat menyebabkan ikan berenang sangat cepat dan bahkan meloncat-loncat dan tampak seperti ikan yang kekurangan oksigen hingga mati mendadak. Perubahan pH secara perlahan akan menyebabkan lender keluar berlebihan dan menyebabkan ikan menjadi mudah terkenan bakteri (Lesmana, 2004).

2.6.2. Hardness

Hardness adalah pengukuran konsentrasi antara ion kalsium (C++) dan Magnesium (Mg++) yang terlarut dalam air. Kadar hardness dalam air bergantung pada sumber air dan perlakuan terhadap air. Air sadah atau hard water adalah air yang memiliki konsentrasi diatas 300 mg/L dan kandungan kalsium dan magnesimnya yang tinggi (Lesmana, 2004).

Sedangkan air lunak atau soft water adalah air yang memiliki konsentrasi antara 0-50 mg/L dan memiliki kandungan kalsium dan magnesimnya yang rendah. Selain kalsium dan magnesium, mineral lain yang biasa didalam air adalah, natrium, kalium, alumunium, seng dan besi. Kadar mineral ini di dalam air biasanya sedikit, namun ditempat tertentu kadang terdapat kadar yang tinggi (Lesmana, 2004).

2.6.3. Oksigen

Pergerakan air dan adanya tanaman air akan memperbesar kadar oksigen di dalam air. Bila kadar oksigen di dalam air sudah mencapai titik jenuh maka difusi akan berhenti. Oksigen akan mengembang dari air kembali ke udara bila kadarnya sudah jenuh lagi. Suhu sangat berpengaruh terhadap kadar oksigen. Makin tinggi suhu maka makin rendah kadar oksigennya. Selain metabolisme berkurang, suhu rendah akan menyebabkan kelarutan oksigen air akan menjadi jenuh dan tinggi (Lesmana, 2004).

2.6.4. Salinitas

Salinitas merupakan ukuran bagi jumlah garam yang terlarut dalam satu volume air, dan salinitas didefinisikan sebagai jumlah zat garam yang terlarut dalam satu kilogram air dengan anggapan seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida, dan semua bromida dan iodida diganti menjadi karbon dan semua zat organik yang mengalami oksidasi sempurna. Berdasarkan salinitas, badan air dapat dibedakan menjadi tiga kategari, yaitu air tawar (0-3 ppt) air payau (4-20 ppt) dan air laut 35 ppt. (Lesmana, 2004).

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi. Osmoregulasi merupakan pertukaran air dari dan ke dalam tubuh ikan. Pada ikan air tawar tekanan osmosis yang merupakan konsentrasi garam dan substansi osmotik lain dalam darah harus lebih tinggi dari air disekitarnya (Lesmana, 2004).

2.6.5. Suhu

Suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar maupun air dalam tubuh ikan. Jika suhu makin naik maka reaksi kimia akan semakin cepat. Sedangkan konsentrasi gas dalam air akan semakin turun. Akibatnya ikan akan membuat reaksi toleransi atau tidak toleransi (Lesmana, 2004).

Ikan merupakan hewan berdarah dingin sehingga metabolosme dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya. Suhu luar yang berfluktuasi terlalu besar akan berpengaruh pada sisitem metabolisme dan konsumsi oksigen dan fisiologi tubih ikan akan mengalami kerusakan dan kekacauan sehingga menyebabkan ikan menjadi sakit (Lesmana, 2004).

1.7. Penanggulangan Penyakit

penyakit yang sering menyerang koi disebabkan oleh pathogen yang berupa bakteri, jamur, atau virus. Patogen yang hidup dalam tubuh koi sangat merugikan karena secara tidak langsung akan mempengaruhi penampilan warna. Penyebab koi sakit bisa karena gangguan parasit dan non parasit. Kutu Ikan

Kutu ikan tergolong udang renik, tetapi dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya cukup besar. Kutu yang pipih dan abu-abu muda ini menyerang koi sebagai parsit luar. Jika hanya satu atau dua ekor yang menempel pada tubuh koi, kutu dapat dicabut menggunakan pinset. Bekas luka diolesi obat merah. Jika jumlahnya banyak, pengobatan kutu ikan bisa dilakukan dengan merendam koi dalam larutan Diphterex atau garam dapur.

Koi Herves Viral (KHV)

Penyakit herpes disebabkan oleh virus herpes koi (koi herpes virus/KHV). Gejala yang muncul pda koi yang terserang KHV yaitu insangnya berwarna coklat, terdapat bercak putih kemudian berlubang-lubang seperti roti, geripis pada ujung insang dan akhirnya membusuk. Dalam jangka 1-7 hari, koi yang terserang KHV akan mati secara massal. Upaya penanggulangan yang bisa dilakukan untuk mencegah KHV yaitu dengan mengisolasi daerah yang terinfeksi. Hingga kini belum ada vaksin atau obat yang efektif dan efisien mengatsi KHV. Karena itu, langkah yang paling aman adalah bersisifat preventif .

Agar penyakit tidak menyerang ikan koi maka paerlu adanya suatu pengelolaan kualitas air yang baik agar ikan dapat tetap sehat. Kegiatan pengontrolan kesehatan terhadap ikan koi dilakukan setiap hari yaitu dilakukan dengan cara melihat tingkah laku ikan dan gejala klinis pada ikan yang terserang penyakit. Apabila ada ikan yang menunjukan gejala terserang penyakit, maka langkah selanjutnya adalah mendeteksi dan mengidentifikasi penyakit yang menyerang. Setelah diketahui penyakitnya, kemudian dilakukan pengobatan. 1.8. Analisa Usaha

Bisnis planing yang dimaksudkan adalah suatu rencana usaha yang menekankan pada pengkajian layak atau tidaknya suatu usaha yakni ikan Arwana dalam pengembangan usaha maupun perbaikan usaha (rehabilitasi usaha). Setiap usaha membutuhkan rencana bisnis (Business Plans) terutama bisnis baru dan bisnis yang mengharapkan perubahan atau pertumbuhan yang signifikan dalam waktu dekat. Dalam teori, rencana bisnis akan memberikan arahan strategis bagi keberlangsungan aktivitas usaha (bisnis) yakni dengan menuliskan/ mendeskripsikan tujuan dan cara mencapainya, yang kemudian mengikuti rencana yang telah ditulis untuk mencapai target. Tujuan

1. Melatih cara memelihara ikan hias koi dengan berbagai metoda pemeliharaan.Kompetensi

1. Mampu dan terampil memelihara ikan hias koi dengan baik dan benar2. Prosedur Kerja3.1. Materi3.2. Metode

Metode yang digunakan dalam Praktikum ini adalah metode observasi lapangan. Metode observasi lapangan adalah pengamatan secara sistematik mengenai kejadian di lapangan. Data primer meliputi kualitas air yaitu penghitungan suhu, pH, dan DO sedangkan data sekunder berdasarkan wawancara dari Koi Farm Eko dan Nomi Siwarak Ungaran.4.0. Hasil

Hasil yang di dapat dari praktikum Manajemen Akuakultur Ikan Hias adalah :.....

Simpulan dan SaranKesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum manajemen akuakultur ikan hias adalah sebagai berikut :

.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Saran

Setelah melaksanakan praktikum saran yang dapat kami kemukakan adalah sebagai berikut:

.............................................ANALISA USAHA

GAMBAR DOKUMENTASI

Dokumentasi Praktikum TMIH*********************************

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Nilai Draft:.....................................................................

Nama & Paraf Asisten: ....................................................

Hal 2 dari 8 Modul II _D.Rachmawati