30
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BENDA PADAT MODUL F LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS TERTENTU KELOMPOK 21 Fadhil Dzulfikar 1206250273 Gerard Michael 1206255596 Ingrid Sitourus 1206254510 Muhammad Haikal 1206253634 Vincent 1206250052 Yudhistira Herubowo 1206255734 Tanggal Praktikum : 6/3/2014 Asisten Praktikum : Willy Hanugrah Gusti Tanggal Disetujui : Nilai : Paraf Asisten : LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Modul F Mekanika Benda Padat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Praktikum Modul F Mekanika Benda Padat

Citation preview

Page 1: Modul F Mekanika Benda Padat

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BENDA PADAT

MODUL F

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS

TERTENTU

KELOMPOK 21

Fadhil Dzulfikar 1206250273

Gerard Michael 1206255596

Ingrid Sitourus 1206254510

Muhammad Haikal 1206253634

Vincent 1206250052

Yudhistira Herubowo 1206255734

Tanggal Praktikum : 6/3/2014

Asisten Praktikum : Willy Hanugrah Gusti

Tanggal Disetujui :

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2014

Page 2: Modul F Mekanika Benda Padat

2

MODUL F

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS

TERTENTU

1.1 TUJUAN

1. Menentukan defleksi dan sudut rotasi dari struktur tertentu.

2. Membandingkan hasil percobaan dengan hasil teori

1.2 TEORI

Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu

yang diberi beban dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari

ketiga metode dibawah ini:

1. Metode Integrasi

Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai lenditan dan

putaran sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan

teori elastis. Berikut ini adalah rumus dalam mencari nilai lendutan dan

putaran sudut:

( d2 ydx2 )=−(Mx

EI )→RumusUmum

dydx

=−1EI∫M x dx+C1=tan θ=Besar PutaranSudut

Y=∬−(MxEI )dx+C1 . x+C2=Besar Lendutan

2. Metode Momen Area ( Luas Bidang Momen )

Metode momen area adalah sebuah metode yang menggunakan

diagram momen untuk menghitung besar lendutan dan putaran sudut pada

balok dan portal.

Universitas Indonesia

Page 3: Modul F Mekanika Benda Padat

3

A = Luas bidang momen

x = Jarak dari titik berat luas bidang momen menuju titik B

θB = A

θB = Perubahan kemiringan / putaran sudut di titik B

∆B = A×x

∆B = Lendutan di titik B

3. Metode Unit Load

Metode unit load adalah metode yang menggunakan prinsip energi untuk

menghitung:

Besar lendutan dan putaran sudut pada balok dan portal

Besar lendutan pada rangka batang

Berikut ini adalah penerapan metode unit load pada balok kantilever.

∆ c=∫0

L

(M .m.dx) /EI

Universitas Indonesia

P

BAA

L

M/EI

x

A

Page 4: Modul F Mekanika Benda Padat

4

dimana : M = Momen akibat beban P

m = momen akibat satuan gaya (unit load) yang bekerja pada C

θc=∫0

L

(M .m.dx )/EI

dimana : M = momen akibat beban P

m = momen akibat satuan gaya (unit load) yang bekerja pada C

1.3 PERALATAN

Peralatan untuk percobaan 1 dan 2:

1 – HST. 601 Penyangga ujung dengan penjepit tetap

1 – HST. 602 Penyangga ujung dengan rol

1 – HST. 603 Penggunaan momen lengkap

2 – HST. 604 Katrol ganda

2 – HST. 605 Kumpulan kawat

3 – HST. 606 Penjepit gantungan

2 – HST. 607 Penghubung penggantung

2 – HST. 608 Gantungan-gantungan besar

7 – HST. 609 Gantungan-gantungan kecil

1 – HST. 610 Pengimbang gantungan

1 – HST. 611 Kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan

1 – HST. 6m Arloji Pengukut

1 – HST. 6c Logam

1 – HST. 6d Balok uji perspektif

Gambar 1.3.1 peralatan untuk percobaan 1 dan 2

Universitas Indonesia

A

P

∆c

C

AC

Page 5: Modul F Mekanika Benda Padat

5

1.4 PROSEDUR

1.4.1 Percobaan 1

1. Mencatat besaran dari L, x, dan penampang.

2. Mengamati dan mencatat nilai Dial Gauge Indicator (DGI) pada titik A, C,

D ketika beban W bekerja .

Gambar 1.4.1.1 Menentukan lendutan dan sudut putar saat beban bekerja

di tengah balok sederhana

1.4.2 Percobaan 2

Universitas Indonesia

Page 6: Modul F Mekanika Benda Padat

6

1. Menyusun batang percobaan sebagai batang kantilever dengan panjang

L/2.

2. Menentukan nilai I dari batang.

3. Mengamati dan mencatat nilai Dial Gauge Indicator (DGI) di titik A

ketika beban W bekerja.

Gambar 1.4.2.1 Menentukan lendutan pada batang kantilver dengan beban

yang berada pada ujung batang

1.5 HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

L percobaan I = 45 cm = 450 mmL percobaan II = 90 cm = 900 mmb pelat= 2,5 cm = 25 mmh pelat = 0,51cm = 5,1 mmx = 100 mmI = 276,356 mm4

I= 112

×b×h3= 112

×25×5.13=276,356mm4

Universitas Indonesia

Page 7: Modul F Mekanika Benda Padat

7

No Beban (N)

Pembacaan Dial Loading Pembacaan Dial Unloading

A C D A C D1 2 0.48 0.17 0.00 0.70 0.23 0.122 4 0.90 0.38 0.17 1.23 0.39 0.193 6 1.47 0.57 0.31 1.86 0.62 10.384 8 2.32 0.78 0.52 2.27 0.80 0.525 10 2.88 0.96 0.69 2.94 0.96 0.69

No W (N) Pembacaan Dial Pembacaan dial loading

A A1 2 1.12 1,2052 4 2.225 2,513 6 3,21 3,354 8 4,52 4,5755 10 5,68 5.8

PERCOBAAN 1

1.5.1 Nilai ∆ teori vs nilai dari ∆praktikum pada batang sederhana

Untuk mendapatkan nilai ∆, digunakan rumus berikut:

Nilai Lendutan ∆= P× L3

48×E×I

Besaran Sudut Putar ∆= P×L2

16×E×I

Dengan P sebagai beban (Newton), L sebagai panjang batang (mm),

E adalah modulus elastisitas, dan I sebagai momen inersia (mm4).

a. ∆ teori dan ∆ praktikum saat proses loading

Untuk menentukan nilai ∆ praktikum, terlebih dahulu dicari besar

gradient dari regresi linear. Nilai gradient dari regresi linear akan sama

denga nilai ∆ /P. Untuk regresi linear, x adalah nilai beban dan y adalah

nilai lendutan ( nilai DGI di A).

Table1.5.1 Regresi Linear pada Batang, Loading

Universitas Indonesia

Page 8: Modul F Mekanika Benda Padat

8

No X Y X2 Y2 XY

1 2 0.48 4 0.2304 0.962 4 0.90 16 0.81 3.63 6 1.47 36 2.1609 8.824 8 2.32 64 5.3824 18.565 10 2.88 100 8.2944 28.8

Jumlah 30 8.05 220.00 16.88 60.74

1.5.1 Grafik Beban vs Lendutan, Loading

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

f(x) = 0.311 x − 0.256R² = 0.987553604247499

Beban vs Lendutan, Loading

Beban (N)

Lend

utan

(mm

)

Dalam teori, diketahui bahwa E= 2x 105 N/mm2sehingga kita bias

mengetahui nilai dari ∆ teori menggunan rumus ∆.

E praktikum= L3

48×m×I

m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

n∑ x2− (∑ x )

2 =5 (60.74 )−(30 ) (8.05 )

5 (220 )−(30 )2=0.311

Nilai Epraktikum = 9003

48×0.311×276,356=176708,322 N/mm2

Nilai Lendutan dari setiap beban yang berbeda dapat ditentukan

dengan menggunakan rumus:

δ= P L3

48 E I

Universitas Indonesia

Page 9: Modul F Mekanika Benda Padat

9

Dengan Kesalahan Relatif:

KR=¿ ∆ teori−∆ praktikum∨ ¿∆ teori

×100 % ¿

Tabel 1.5.2. Tabel ∆ teori and ∆ praktikum batang sederhana, loading

p L E Teori

I ∆ teori E Praktikum ∆ Praktikum Kesalahan Relatif

2 900 200000 276.356

0.549562883 176708.322 0.622000001 13.181%

4 900 200000 276.356

1.099125765 176708.322 1.244000003 13.181%

6 900 200000 276.356

1.648688648 176708.322 1.866000004 13.181%

8 900 200000 276.356

2.198251531 176708.322 2.488000006 13.181%

10 900 200000 276.356

2.747814413 176708.322 3.110000007 13.181%

b. ∆ teori and ∆ praktikum pada saat unloading

Table 1.5.3. Regresi Linear pada batang, Unloading

No X Y X2 Y2 XY

1 10 2.94 100 8.6436 29.42 8 2.27 64 5.1529 18.163 6 1.86 36 3.4596 11.164 4 1.23 16 1.5129 4.925 2 0.70 4 0.49 1.4

Jumlah 30 9.00 220.00 19.26 65.04

1.5.2 Grafik Beban vs Lendutan, Unloading

Universitas Indonesia

Page 10: Modul F Mekanika Benda Padat

10

12345678910110.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

f(x) = 0.276 x + 0.144R² = 0.99609022556391

Beban vs Lendutan, Unloading

Beban (N)

Lend

utan

(mm

)

E praktikum= L3

16×m× I

m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

n∑ x2− (∑ x )

2 =5 (65.04 )−(30 ) (9.09 )

5 (220 )−(30 )2=0.276

Epracticum = 9003

48×0.276×276,356=199116,986 N/mm2

Tabel 1.5.4. Tabel ∆ teori dan ∆praktikum saat unloading

p L E Teori

I ∆ teori E Praktikum ∆ Praktikum Kesalahan Relatif

10 900 200000 276.356

2.747814413 199116.389 2.760008282 0.444%

8 900 200000 276.356

2.198251531 199116.389 2.208006625 0.444%

6 900 200000 276.356

1.648688648 199116.389 1.656004969 0.444%

4 900 200000 276.356

1.099125765 199116.389 1.104003313 0.444%

2 900 200000 276.356

0.549562883 199116.389 0.552001656 0.444%

c. Nilai θ teori dan θ praktikum pada batang untuk putaran sudut, loading

Universitas Indonesia

Page 11: Modul F Mekanika Benda Padat

11

Untuk menentukan sudut (θ ¿ digunakan rumus berikut:

tanθ= PembacaanDSIJaraka antara penyanggadanbatang (x )

Dan konversi dari derajat ke radian menggunakan

Ao=[ Ao xπ

180o ]rad

Tabel 1.5.5. Regresi Linear Putaran sudut, Loading

P (x) Sendi C

Roll D θ θ rad (y) X2 Y2 xy

2 0.17 0.00 0.0487 0.00085 4 0.000000722 0.00174 0.38 0.17 0.1564 0.00272

80.1406

30.000007444 0.0109

16 0.57 0.31 0.2509 0.00437

70.3192

30.000019156 0.0262

68 0.78 0.52 0.3724 0.00649

60.6084 0.000042202 0.0519

710 0.96 0.69 0.472 0.00823

40.9216 0.000067795 0.0823

4

Grafik 1.5.3 Beban vs Sudut, Loading

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

f(x) = 0.000926823333333334 x − 0.00102398888888889R² = 0.998856062977682

Beban vs Sudut, Loading

Beban (n)

sudu

t

Universitas Indonesia

Page 12: Modul F Mekanika Benda Padat

12

E praktikum= L2

16×m× I

m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

n∑ x2− (∑ x )

2 =5 (0.17335 )−(30 ) (0.0227 )

5 (220 )−(30 )2=0.00092875

Epracticum = 9002

16×0.00092875×276,356=197241,052N/mm2

Nilai putaran sudut dari tiap beban dapat ditentukan dengan

persamaan sebagai berikut:

θ= PL2

16 E I

Dengan Kesalahan relatif:

KR=¿θ teori−θ praktikum∨ ¿θ teori

×100 %¿

Tabel 1.5.6 Tabel of θ teori dan θ praktikum loading

p L E Teori

I θ teori E Praktikum

θ Praktikum

kesalahan relatif

2 900 200000 276.356

0.00183

197241.052 0.001692111 1.379%

4 900 200000 276.356

0.00366

197241.052 0.003797656 1.379%

6 900 200000 276.356

0.0055 197241.052 0.005695611 1.379%

8 900 200000 276.356

0.00733

197241.052 0.007794178 1.379%

10 900 200000 276.356

0.00916

197241.052 0.009594444 1.379%

d. Nilai θ teori dan θ praktikum, unloading

Tabel 1.5.7. Regresi putaran sudut, Unloading

Universitas Indonesia

Page 13: Modul F Mekanika Benda Padat

13

P (x) Sendi C

Roll D θ θ rad (y) X2 Y2 xy

10 0.96 0.69 0.472 0.008234

100 0.000067795 0.08234

8 0.80 0.52 0.3767 0.006571

64 0.000043182 0.05257

6 0.62 0.38 0.2864 0.004996

36 0.000024961 0.02998

4 0.39 0.19 0.1661 0.002898

16 0.000008396 0.01159

2 0.23 0.12 0.1002 0.001748

4 0.000003055 0.0035

Epraktikum= L2

16×m×I

m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

n∑ x2− (∑ x )

2 =5 (0.1802 )− (30 ) (0.024475 )

5 (220 )−(30 )2=0.00083375

Epracticum = 9002

16×0.00083375×276,356=219715,295N/mm2

Grafik 1.5.4 Beban vs Sudut, Unloading

Universitas Indonesia

Page 14: Modul F Mekanika Benda Padat

14

123456789101100.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

f(x) = 0.000832274444444445 x − 0.000104317777777783R² = 0.994463059986823

Beban vs Sudut, Unloading

Beban (n)

Sudu

t

Tabel 1.5.7 Tabel of θ teori and θ praktikum, unloading

p L E Teori

I θ teori E Praktikum

θ Praktikum

kesalahan relatif

10 900 200000 276.356

0.00916

219715.295 0.006895789 9.858%

8 900 200000 276.356

0.00733

219715.295 0.0051967 9.858%

6 900 200000 276.356

0.0055 219715.295 0.003797656 9.858%

4 900 200000 276.356

0.00366

219715.295 0.001897956 9.858%

2 900 200000 276.356

0.00183

219715.295 0.001198433 9.858%

PERCOBAAN 2

1.5.2 Nilai ∆teori vs Nilai ∆ praktikum di batang kantilever

a. Nilai ∆ teori vs nilai ∆ praktikum batang kantilever, loading

Untuk batang kantilever, rumus lendutan yang digunakan adalah:

∆= PL3

3 EI

Nilai dari E praktikum untuk batang kantilever dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut:

Universitas Indonesia

Page 15: Modul F Mekanika Benda Padat

15

E praktikum= L3

3×m× I

Dengan panjang batang (L) = 450 mm

Tabel 1.5.8 Regresi Linear pada batang kantilever, Loading

No X Y X2 Y2 XY

1 2 1.12 4 1.2544 2.242 4 2.23 16 4.9506

38.9

3 6 3.21 36 10.3041

19.26

4 8 4.52 64 20.4304

36.16

5 10 5.68 100 32.2624

56.8

jumlah 30 16.76 220.00 69.20 123.36

m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

n∑ x2− (∑ x )

2 =5 (123.36 )−(30 ) (16.76 )

5 (220 )−(30 )2=0.5705

Epracticum = 4503

3×0.5705×276,365=192653,807N/mm2

Grafik 1.5.5 Beban vs Lendutan, Loading

Universitas Indonesia

Page 16: Modul F Mekanika Benda Padat

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

f(x) = 0.57075 x − 0.0735000000000001R² = 0.99803173579495

Beban vs Lendutan, Loading

Beban (N)

Lend

utan

(mm

)

Tabel 1.5.8. Tabel of ∆ teori dan ∆ praktikum batang kantilever, loading

p L E Teori

I ∆ teori

E Praktikum

∆ Praktikum

kesalahan relatif

2 900 200000 276.356

4.3965 192653.807

4.56414865

3.813%

4 900 200000 276.356

4.3965 192653.807

4.56414865

3.813%

6 900 200000 276.356

4.3965 192653.807

4.56414865

3.813%

8 900 200000 276.356

4.3965 192653.807

4.56414865

3.813%

10 900 200000 276.356

4.3965 192653.807

4.56414865

3.813%

b. Nilai ∆teori vs nilai ∆ praktikum batang kantilever, unloading

Tabel 1.5.9. Regresi Linear batang kantilever, Unloading

No X Y X2 Y2 XY

1 2 1.21 4 1.45203

2.41

2 4 2.51 16 6.3001 10.04

Universitas Indonesia

Page 17: Modul F Mekanika Benda Padat

17

3 6 3.35 36 11.2225

20.1

4 8 4.58 64 20.9306

36.6

5 10 5.80 100 33.64 58jumlah 30 17.44 220.00 73.55 127.15

m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

n∑ x2− (∑ x )

2 =5 (127.15 )− (30 ) (17.44 )

5 (220 )−(30 )2=0.5625

Epracticum = 4503

3×0.5625×276,365=195393,772N/mm2

Grafik 1.5.6 Beban vs Lendutan, Unloading

12345678910110.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

f(x) = 0.5625 x + 0.115R² = 0.99635114071135

Beban vs Lendutan, Unloading

Beban (N)

Lend

utan

(mm

)

Tabel 1.5.10. Tabel ∆teori and ∆ praktikum batang kantilever, unloading

p L E I ∆ E ∆ kesalahan

Universitas Indonesia

Page 18: Modul F Mekanika Benda Padat

18

Teori teori Praktikum Praktikum relatif10 900 200000 276.35

64.3965 195393.77

24.5001465

7-2.357%

8 900 200000 276.356

4.3965 195393.772

4.50014657

-2.357%

6 900 200000 276.356

4.3965 195393.772

4.50014657

-2.357%

4 900 200000 276.356

4.3965 195393.772

4.50014657

-2.357%

2 900 200000 276.356

4.3965 195393.772

4.50014657

-2.357%

1.6 ANALISIS

1.6.1 Analisis Prosedur

Praktikum ini memiliki tujuan untuk menentukan besarnya lendutan dan

sudut putar pada struktur statis tertentu dan membandingkan hasil percobaan

dengan hasil perhitungan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Percobaan

ini menggunakan alat-alat seperti sendi yang dapat diatur, beban uji, dial pembaca

(DSI), dan penggaris untuk mengukur data percobaan.

Dalam praktikum ini, praktikan melakukan dua kali eksperimen, yang

berbeda dalah hal perletakannya. Pada percobaan pertama struktur batang

menggunakan perletakan yang digunakan berbentuk sendi dan roll , dan pada

percobaan kedua menggunakan struktur batang kantilever. Pada percobaan

Universitas Indonesia

Page 19: Modul F Mekanika Benda Padat

19

pertama, beban diletakkan di tengah batang, yang dimana beban akan divariasikan

untuk mengukur lendutan dan putaran sudut yang terjadi di sendi dan roll.

Peletakan yang ada terlebih dahulu dibuah menjadi sendi dan roll dengan cara

mengatur kunci yang ada di kedua sendi. Setelah perletakan telah disesuaikan,

dilakukan pengkalibrasian alat, dimana dial harus menunjuk angka nol, dan

panjang batang tepat pada angka 90cm, dimana beban diletakkan di tengah-tengah

batang. Langkah selanjutnya adalah menaruh beban seberat 5 N di tengah-tengah

batang ( dial A) , yang dimana bila hal ini dilakukan, dial yang ada dititik A, C,

dan D akan berputar, yang menunjukkan perubahan ketinggian awal pada dial

(dalam satuan mm). Beban yang ada terus ditambah dengan kelipatan sebesar 2 N,

hingga mencapai 10 N. setelah mencapai 10 N, dilakukan proses unloading yang

dimana data yang tertera pada dial A, C, dan D kembali dicatat untuk memberikan

akurasi data percobaan yang maksimal.

Pada eksperimen kedua, Struktur batang digeser sehingga memiliki

panjang setengah dari struktur batang awal, yakni 45 cm. Struktur batang

diperlakukan secara kantilever, yang dimana hanya terdapat satu dial yang dapat

diamati yakni dial A, karena dengan struktur kantilever berarti sudut putar dari

struktur dapat diabaikan. Langkah percobaan pada percobaan kedua ini kurang

lebih sama seperti halnya percobaan pertama, dimana beban ditambahkan dari 2 N

hingga mencapai 10 N, dan akhirnya dilakukan proses unloading untuk

menambah akurasi dari percobaan yang dilakukan.

Setelah kedua percobaan selesai dilaksanakan, praktiukan mengukur

dimensi dari struktur yang digunakan. Hal-hal yang diukur antara lain seperti

tebal, lebar dan panjang batang, serta jarak batang dari engsel sendi.

1.6.2 Analisis Hasil

Pada percobaan pertama, didapatkan pembacaan dari dial A, C, dan D.

pemabacaaan data di dial A menunjukkan besarnya lendutan yang terjadi pada

sturktur batang, sedangkan pembacaan data di dial C dan D menunjujjan besarnya

sudut putar yang terjadi pada struktur batang. Hasil pembacaan dari dial ini

Universitas Indonesia

Page 20: Modul F Mekanika Benda Padat

20

kemudian dibandingkan dengan menggunakan perhitungan menggunakan rumus

yang ada. Untuk menentukan besaran lendutan, dapat digunakan δ= P L3

48 E I,

dimana P adalah berat (N), L adalah panjang batang (mm) dan I adalah momen

inersia dari batang yang didapatkan dari rumus I=112

bh3 . Nilai modulus young

(E) didapatkan dari nilai teori, yakni 200000 N/mm2 yang merupakan modulus

elatisitas dari baja, material yang digunakan dalam percobaan. didalam praktukum

nilai dari modulus elastisitas didapat dari perhitungan lendutan.

Selain menentukan besarnya lendutan yang terjadi pada batang, praktikan

juga menentukan besarnya sudut putar yang terjadi dalam struktur batang. Sudut

putar dari struktur batang terjadi ketika struktur diberi beban, yang dimana nilai

dial C dan D akan berubah dan memberi nilai sudut putar yang ada. Secara teori,

sudut putar dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut: θ= P L2

16 EI,

dimana nilai θ masih dalam radian yang harus dikonversi menjadi derajat terlebih

dahulu. Untuk menentukan nilai θ dalam radian, digunakan rumus

θrad=[Ao xπ

180o ]rad

Selelah praktikan melakukan percobaan, praktikan dapat mengetahui nilai

lendutan yang terjadi baik pada proses loading dan unloading. Secara teori,

meskipun dilakukan proses loading dan unloading, pembacaan yang tertera pada

dial seharusnya sama. Hal ini menunjukkan terjadinya kesalahan dalam

pengamatan data, yang menyebabkan dial menunjukkan angka yang berbeda pada

proses loading dan unloading.

Pada percobaan 2, pengamatan dan perhitungan yang dilakukan untuk

mencari lendutan yang ada hamper sama dengan pecobaan 1, hanay berbeda pada

jenis struktur yang digunakan, yakni batang kantilever. Besaran yang didapat

berasal dari dial A, yang dimana besaran ini menunjukkan besarnya lendutan yang

terjadi akibat struktur yang dibebani oleh beban. Nilai ini kemudian dibandingkan

dengan nilai teori dengan menggunakan rumus δ= P L3

3 E I.

Universitas Indonesia

Page 21: Modul F Mekanika Benda Padat

21

Sama seperti percobaan 1, dilakukan pula proses loading dan unloading

untuk meningkatkan akurasi percobaan. Meskipun secara teoritis hasil pembacaan

seharunsya sama, pada kenyataannya dial menunjukkan nilai yang berbeda ketika

proses loading dan unloading, menunjukkan kesalahan yang terjadi dalam

pengamatan dan pencatatan data. Terdapat perbedaan pada lendutan yang terjadi

di percobaan 1 dan 2, karena lendutan yang terjadi di percobaan 1 terjadi di 2

sendi perletakan, sedangkan pada percobaan ke 2 lendutan terjadi di hanya ujung

batang yang diberi beban dikarenakan sifat jepit yang dianggap sangat solid.

1.6.3 Analisis Kesalahan

Pada praktikum ini terdapat beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi

hasil akhir perhitungan pengolahan data. Kesalahan yang mungkin terjadi antara

lain:

Kesalahan dalam pembacaan dial gauge

Kesalahan dalam persiapan alat ( dial A tidak berada tepat ditengah

batang, batang miring )

Kesalahan ketika meletakkan beban, dimana guncangan dapat

mempengaruhi pembacaan dial.

Kesalahan dalam pengukuran dimensi alat uji

1.7 KESIMPULAN

Dari perhitungan percobaan 1, nilai dari E praktikum untuk

lendutan adalah 176708,322 N/mm2, dan pada saat proses

unloading adalah 199116,986 N/mm2. Nilai E praktikum untuk

sudut putaran saat proses loading adalah 197241,052N/mm2, dan

pada saat proses unloading adalah 219715,295N/mm2

Dari praktikum 2, nilai E percobaan yang disebabkan oleh

lendutan ketika proses loading adalah 192653,807N/mm2, dan

besar E praktikum dalam proses unloading adalah 195393,772N/

mm2

Universitas Indonesia

Page 22: Modul F Mekanika Benda Padat

22

1.8 REFERENSI

Buku Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat. Depok:

Laboratorium Struktur dan Mekanika Benda Padat Universitas

Indonesia.

1.9 LAMPIRAN

Universitas Indonesia

Sekrup yang digunakan dalam percobaan

Salah satu sendi perletakan yang digunakan

Page 23: Modul F Mekanika Benda Padat

23

Universitas Indonesia

Salah satu dial gauge