Upload
vokhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Nama : .........................................
Kelas : ..........................................
No. Absen : ...........................................
MODUL
KOMPETENSI DASAR PERATURAN PEMERINTAH (PP) KETENAGAKERJAAN
UNTUK SMK atau MAK
KELAS XII / SEMESTER II
Avinda Setyani Mayasari
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 1
MODUL
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
SMK
Semester Genap
Penyusun:
Avinda Setyani
Editor:
Avinda Setyani
OFF L
PADP
Jl. Semarang
No.5 Malang
Jawa Timur
Telp/Fax. (O341)
551122-552177
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan modul yang berjudul “Administrasi Kepegawaian” ini dapat terselesaikan dengan baik dalam bentuk maupun isinya yang sederhana.
Modul ini disusun agar pembaca khususnya peserta didik dan guru yang mengajar tingkat SMK jurusan APK dapat mempermudah dalam proses pembelajrannya khususnya dalam kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013, modul ini disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber referensi. Modul ini berisikan tentang Peraturan Pemerintah (PP) Ketenagakerjaan.
Serangkaian ucapan terimakasih penulis kepada Bapak Mohammad Arief, selaku dosen pengampu mata kuliah “Pengembangan Bahan Ajar Administrasi Perkantoran”. Semoga modul ini dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca, peserta didik maupun guru dalam pendidikan yang sedang ditempuh. Modul ini tentunya juga masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah ini.
Malang, 3 Oktober 2017
Penulis
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
KATA PENGANTAR
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 2
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
Latar Belakang ........................................................................................................... 4
Deskripsi Singkat ...................................................................................................... 5
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................................................. 6
Indikator ....................................................................................................................... 7
Manfaat ......................................................................................................................... 7
Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 8
Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................................. 8
BAB II KEGIATAN BELAJAR ..................................................................................... 9
Kompetensi Dasar ..................................................................................................... 10
Materi Pokok .............................................................................................................. 10
Uraian Materi .............................................................................................................. 10
Rangkuman ................................................................................................................. 35
Latihan Soal ................................................................................................................ 36
BAB III EVALUASI ............................................................................................................ 41
Maksud dan Tujuan Evaluasi ................................................................................. 42
Materi Evaluasi ......................................................................................................... 43
Soal Evaluasi .............................................................................................................. 44
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 47
Tindak Lanjut ............................................................................................................. 48
Harapan ........................................................................................................................ 48
Glosarium ................................................................................................................................. 49
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 50
Lampiran ................................................................................................................................. 51
Kunci jawaban ............................................................................................................ 51
Penilaian ....................................................................................................................... 57
DAFTAR ISI
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 3
BAB I
PENDAHULUAN
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 4
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik
materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan
pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan
peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja
dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Perlindungan
terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak hak dasar pekerja/buruh
dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas
dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.
Pembangunan ketenagakerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga
terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan
pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang
kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan
mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan
kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga
keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah, dan masyarakat. Untuk
itu, diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain
mencakup pengembangan sumberdaya manusia, peningkatan produktivitas dan
daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan
penempatan tenaga kerja, dan pembinaan hubungan industrial.
Latar Belakang
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 5
Data dan informasi ketenaga-kerjaan sangat penting bagi penyusunan
kebijakan, stategi dan program ketenagakerjaan dalam rangka pembangunan
dan pemecahan masalah ketenagakerjaan saat ini dan masa datang. Kebijakan,
strategi dan program ketenagakerjaan yang baik dan benar sangat ditentukan
oleh kondisi data dan informasi ketenagakerjaan yang baik pula. Apabila telah
tersusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan maka kemungkinan
besar masalah ketenagakerjaan akan dapat dipecahkan secara benar pula. Untuk
dapat menyediakan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat dan benar
tersebut sangat ditentukan oleh dukungan sistem informasi ketenagakerjaan
yang baik dan handal. Sistem informasi ketenagakerjaan yang dimaksud disini
menyangkut arus data dan informasi dari sumber data ke tempat pengolahan dan
seterusnya ke pengguna data dan informasi ketenagakerjaan khususnya para
pengambil dan penyusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan.
Dalam era otonomi saat ini, masalah arus data dan informasi ketenagakerjaan
ini mengalami kemunduran.
Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota tidak pernah lagi mau mengirim data dan informasi ke pusat.
Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan data dan informasi ketenagakerjaan,
yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang dipergunakan saat
ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat
makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini
belum mampu untuk menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-
kerjaan yang dihadapi. Hal-hal yang bersifat mikro seperti data dan informasi
pelatihan, hubungan industrial (perselisihan dan pemogokan kerja) dan
penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri serta keselamatan,
kecelakaan dan kesehatan kerja, usaha-usaha untuk peningkatan produktivitas
kerja dan pengupahan masih belum tersedia dengan baik dan benar.
Deskripsi Singkat
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 6
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli ( gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsive dan
proaktif dan menunjukkan Sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan dan Menganalisis pengetahuan factual,
konseptual, dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
Kompetensi Dasar:
3.14 Mengkaji Peraturan Pemerintah (PP) Ketenagakerjaan
4. 14 Menganalis Peraturan Pemerintah (PP) Ketenagakerjaan
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 7
1. Menjelaskan pengertian Peraturan Pemerintah
2. Menjelaskan pengertian ketenagakerjaan
3. Menjelaskan kualifikasi ketenagakerjaan
4. Menjelaskan analisis kebutuhan kerja
5. Menjelaskan sistem penyusunan pegawai
6. Memahami analisis jabatan
7. Memahami pengadaan pegawai
8. Menganalisis peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Peraturan Pemerintah (PP) Ketenagakerjaan
a) Manfaat bagi guru
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik 2. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi. 3. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis 4. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
b) Manfaat bagi peserta didik
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik 2. Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru. 3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasainya.
Manfaat
Indikator
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 8
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian Peraturan Pemerintah.
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian ketenagakerjaan.
c. Siswa mampu menjelaskan kualifikasi ketenagakerjaan
d. Siswa mampu menjelaskan mengenai analisis kebutuhan kerja.
e. Siswa mampu menjelaskan sistem penyusunan pegawai.
f. Siswa mampu memahami analisis jabatan.
g. Siswa mampu memahami tentang pengadaan pegawai.
h. Siswa mampu mampu menganalisis peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Peraturan Pemerintah (PP)
Ketenagakerjaan.
Untuk Siswa
a. Bacalah dan pahami modul ini dengan baik.
b. Diskusikan dengan peserta didik yang lain tentang apa yang telah anda
pahami dari modul ini. Apabila belum paham, maka tanyakan kepada guru.
c. Bila anda mengalami kesulitan dalam pemahaman materi dalam modul ini,
maka diskusikan dengan peserta didik yang lain atau berkonsultasi dengan
guru.
d. Kerjakan tugas-tugas dalam modul ini yang meliputi latihan dan tugas
kelompok.
e. Setelah semua materi telah tuntas dipelajari dan tujuan kompetensi tercapai,
maka cobalah mengerjakan uji kompetensi yang ada pada modul.
f. Setelah mengerjakan uji kompetensi, periksalah jawaban anda dan mintalah
kunci jawaban yang benar kepada guru, agar mengetahui seberapa jauh
pemahaman anda.
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Penggunaan Modul
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 9
BAB II
KEGIATAN BELAJAR
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 10
3.14 Mengkaji Peraturan Pemerintah (PP) Ketenagakerjaan
4.14 Menganalisis Peraturan Pemerintah (PP) Ketenagakerjaan
a. Pengertian Peraturan Pemerintah
b. Pengertian ketenagakerjaan
c. Kualifikasi ketenagakerjaan
d. Analisis kebutuhan tenaga kerja
e. Sistem penyusunan tenaga kerja
f. Prinsip penyususnan tenaga kerja
g. Analisis jabatan
h. Pengadaan tenaga kerja
Peraturan Pemerintah (disingkat PP) adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk
menjalankan Undang-Undang. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
dinyatakan bahwa Peraturan Pemerintah sebagai aturan "organik" daripada
Undang-Undang menurut hierarkinya tidak boleh tumpang tindih atau bertolak
belakang.
Kompetensi Dasar
A. Peraturan Pemerintah
Materi Pokok
Uraian Materi
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 11
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan
cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki
lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat
mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri
dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja.
Kesempatan kerja mempunyai dua pengertian, yaitu: 1. dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga
kerja yang mempunyai kesempatan untuk bekerja, 2. dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-faktor
produksi yang mungkin dapat ikut dalam proses produksi.
Pada dasarnya ketenagakerjaan dapat diklasifikasikan minimal menjadi
tiga macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih
(trainer labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).
1. Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang pernah
memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum
pernah dilatih dalam bidang tersebut. Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum
berpengalaman.
Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang belum
berpengalaman ini antara lain:
B. Ketenagakerjaan
C. Klasifikasi Ketenagakerjaan
A. Ketenagakerjaan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 12
Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya
karena tidak mempunyai kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas
jasa atau upah yang diinginkan.
Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di
masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa memilih tenaga kerja yang
dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk bisa ikut memajukan
perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
Perusahaan harus merencanakan membuat program pelatihan tertentu
kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman agar benar-benar terampil
dan menguasai di bidangnya.
Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna membiayai
jalannya program pelatihan yang telah direncanakan.
2. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Tenaga kerja terlatih ini dapat disamakan dengan tenaga kerja yang sudah
berpengalaman Yang dimaksud tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja
yang telah bekerja dan pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya,
misalnya seorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang
akuntansi, maka mereka dapat digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih.
Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini
antara lain:
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat
produktivitas tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan
sumbangan yang besar bagi perusahaan.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan pelatihan
khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga
perusahaan tidak perlu membuat program pelatihan seperti yang terjadi
pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai daya tawar tinggi
terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. Dengan demikian untuk
mendapatkannya perusahaan harus siap memberikan imbalan yang cukup
besar.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 13
3. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja di luar
tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak
terlatih ini merupakan bagian terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada.
Mereka umumnya hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran
tingkat bawah dan tidak mempunyai keahlian yang memadai karena
memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang
dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik.
Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah
Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka dapat
digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih.
Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang tidak terlatih antara
lain:
Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya karena di
samping tidak mempunyai pendidikan formal tingkat tinggi juga
keterampilan yang dimiliki tidak ada. Dengan demikian posisi kekuatan
tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan tenga kerja
terdidik dan tenaga kerja terlatih.
Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di masyarakat,
bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga
perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk memilih tenaga kerja yang
dianggap benar-benar memenuhi persyaratan dan berkomitmen untuk ikut
mengembangkan perusahaan.
Kebutuhan pegawai baik di perusahaan swasta maupun di lingkungan
Dinas Pemerintahan akan selalu bertambah seiring berkembangnya institusi
yang menaungi. Perkembangan perusahaan/institusi ini tak pelak membutuhkan
pegawai baru yang mengisi unit bagian yang semakin banyak. Untuk merekrut
pegawai baru, ada beberapa hal yang harus dicermati mengenai analisis analisis
kebutuhan pegawai.
D. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
A. Ketenagakerjaan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 14
Analisis kebutuhan pegawai merupakan dasar bagi penyusunan formasi.
Analisis kebutuhan pegawai adalah suatu proses perhitungan secara logis dan
teratur dari segala dasar-dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat
menentukan jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan
oleh suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara
berdayaguna, berhasil guna dan berkelanjutan. Analisis kebutuhan dilakukan
berdasarkan:
a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh
suatu satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya, misalnya
pekerjaan pengetikan, pemeriksaan perkara, penelitian, perawatan orang
sakit, dan lain-lain. b. Sifat Pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan
formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk
melaksanakan pekerjaan itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup
dilaksanakan selama jam kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi
ada pula pekerjaan yang hams dilakukan selama 24 jam penuh, misalnya
pemadam kebakaran, tenaga medis dan para medis di rumahrumah sakit
pemerintah. c. Perkiraan Beban Kerja
Perkiraan beban kerja adalah frekuensi rata-rata dari masing-masing
jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. d. Perkiraan Kapasitas Pegawai
Perkiraan kapasitas pegawai dalah kemampuan rata-rata seorang pegawai
untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Perkiraan beban kerja dan prakiraan kapasitas kerja diperlukan untuk
masing-masing jenis pekerjaan.
e. Jenjang dan Jumlah Jabatan serta Pangkat
Penentuan jenjang, jumlah jabatan dan pangkat dalam suatu organisasi
harus ditinjau dari sudut keseluruhan organisasi dan tidak ditinjau per unit
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 15
organisasi. Penentuan susunan pangkat merupakan satu syarat mutlak
untuk dipelihara dengan baik dalam suatu organisasi. f. Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk memberikan analisis pada
setiap jabatan sehingga akan memberikan gambaran tentang syarat-syarat
yang diperlukan bagi setiap karyawan pada jabatan tertentu. Analisis
kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis jabatan untuk
mengetahui secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang
dibutuhkan oleh suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan
tugasnya secara berdayaguna, berhasilguna, dan berkesinambungan.
Analisis jabatan adalah suatu kegiatan mengumpulkan, menilai, dan
mengorganisasikan informasi tentang jabatan. g. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya dalam
menentukan formasi pegawai. Misalnya, apabila pekerjaan membersihkan
ruangan atau merawat pekarangan harus dikerjakan sendiri oleh satuan
organisasi yang bersangkutan, maka harus diangkat pegawai untuk
pekerjaan-pekerjaan itu, akan tetapi kalau pekerjaan membersihkan
ruangan dan merawat pekarangan diborongkan kepada pihak ketiga, maka
tidak perlu mengangkat pegawai untuk pekerjaan itu. h. Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah
dan mutu pegawai yang diperlukan. Pada umumnya makin tinggi mutu
peralatan kerja yang ada dan tersedia dalam jumlah yang memadai akan
mengurangi jumlah pegawai yang diperlukan. i. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah
Faktor kemampuan keuangan negara adalah faktor penting yang selalu
harus diperhatikan dalam penentuan formasi Pegawai NegeriSipil.
Walaupun penyusunan formasi telah sejauh mungkin ditetapkan
berdasarkan analisis kebutuhan pegawai seperti diuraikan terdahulu, akan
tetapi apabila kemampuan keuangan negara masih terbatas, maka
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 16
penyusunan formasi tetap harus didasarkan kemampuan keuangan negara
yang tersedia. Meskipun formasi telah disusun secara rasional berdasarkan
hasil analisis jabatan dan analisis kebutuhan, realisasinya tetap disesuaikan
dengan kemampuan anggaran yang tersedia. Lalu bagaimana penyusunan formasi pegawai untuk swasta?, hal apasajakah
yang harus dipertimbangkan?. Untuk perusahaan swasta berukuran kecil
perekrutan pegawai baru lebih ditekankan pada kebutuhan perusahaan dan
dana yang tersedia, namun untuk perusahaan berskala besar, prinsip diatas
juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan selain prinsip-prinsip
yang tentunya dimiliki perusahan sendiri.
Sistem penyusunan formasi dapat digunakan system sama dan system
ruang ligkup. Sistem sama merupakan system yang menentukan jumlah dan
kualitas pegawai yang sama bagi semua satuan organisasi tanpa membedakan
besar kecilnya beban kerja. sedangkan system ruang lingkup merupakan suatu
system yang menetukan jumlah dan kualitas pegawai berdasarkan jenis, sifat dan
beban kerja yang dibebankan kepada suatu organisasi. a. Sistem Formasi Kawan (Patronage System)
Sistem Formasi Kawan (Patronage System) Sistem kawan merupakan
suatu sistam kepegawaian yang bersifat subyektif, artinya pengangkatan
seorang pegawai berdasarkan atas hubungan pribadi antara pihak yang
mengangkat dengan yang diangkat. Sistem kepegawaian yang subyektif
ini dapat dibedakan antara yang bersifat politis dengan yang bersifat
nonpolitis. Sistem yang bersifat politis dikenal dengan istilah spoil system,
diambil dari ucapan senator Wiliam L. Mercy dari New York: To the victor
belongs the spoilof war (semua rampasan perang menjadi milik yang
menang). Menurut sisitem ini pengangakatan seseorang didasarkan atas
jasanya terhadap kemenangan partai. Sistem kepegawaian yang bersifat
nonpolitis biasa dikenal dengan istilah “nepotisme”. Kata nepotisme
E. Sistem Penyusunan Formasi Tenaga Kerja
A. Ketenagakerjaan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 17
berasal dari kata Inggris nepotism, yang akar katanya nepos atau
kemenakan. b. Sistem Formasi Kecakapan (Merit System)
Sistem Formasi Kecakapan (Merit System) Berbeda dengan sistem kawan,
sistem kecakapan bersifat obyektif. Pengangkatan seorang pegawai
didasarkan pada kecakapan yang dimiliki. Ukuran awal untuk mengetahui
kecakapan seorang calon pegawai antara lain adalah ijazah yang dimiliki
atau hasil tes yang dicapainya. Dalam praktek kepegawaian, sistem ini
bukan saja dipergunakan pada pengangkatan pertama seorang pegawai,
tetapi juda pada proses kepegawaian berikutnya, antara lain untuk
menentukan kenaikan gaji, kenaikan tingkat, dan sebagainya. c. Sistem Formasi Karier (Career System)
Sistem Formasi Karier (Career System) Menurut sistem karier ini
seseorang diterima menjadi pegawai karena pertimbangan kecakapan.
Kesempatan untuk mengembangkan bakat serta kecakapan terbuka selama
pegawai mampu bekerja. Pangkatnyapun dapat dinaikkan setinggi
mungkin. Sistem ini merupakan konsekuensi logis dari system
kepegawaian yang berdasarkan kecakapan.
Metode
Dalam menghitung formasi, banyak metode yang dapat dipergunakan.
Namun demikian, dalam pedoman ini disajikan metoda yang sederhana
yang memungkinkan dapat memberi kemudahan bagi instasi
menggunakannya. Metoda yang dipilih adalah metoda beban kerja yang
diidentifikasi dari :
Hasil kerja Objek kerja Peralatan kerja Tugas per tugas jabatan
Prinsip Penyusunan Tenaga Kerja
Dalam penyusunan formasi hendaknya diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 18
1. Setiap jenjang jabatan jumlah pegawainya sesuai dengan beban
kerjanya.
2. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena adanya
mutasi atau promosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi
jabatan yang lowong.
3. Selain beban kerja organisasi tidak berubah komposisi jumlah
pegawai juga tidak berubah.
Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis jabatan untuk
mengetahui secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh
suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan
mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan informasi tentang jabatan.
Analisis jabatan meliputi:
1. Uraian jabatan (job description) atau uraian pekerjaan, yaitu informasi
yang lengkap tentang tugas dan berbagai aspek lain dari suatu jabatan
atau pekerjaan.
2. Kualifikasi jabatan (job qualification) atau syarat-syarat jabatan, yaitu
keterangan mengenai syarat-syarat yang diperlukan oleh seorang
pegawai untuk dapat melakukan tugas tertentu misalnya pendidikan
tertentu.
3. Peta jabatan, yaitu susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari
tingkat yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi dan jenis
jabatan fungsional serta jumlah yang diperlukan.
Selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa hal lain yang mesti dicermati
dalam penyusunan formasi pegawai, yakni:
1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan dalam
suatu satuan organisasi Negara untuk mampu melaksanakan tugas
pokok dalam jangka waktu tertentu.
F. Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja
A. Ketenagakerjaan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 19
2. Persediaan pegawai adalah jumlah PNS yang dimiliki saat ini.
Persediaan pegawai disebut juga dengan Bezetting.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan secara logic,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan. Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar
pegawai memiliki pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara nyata
terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau
program yang telah ditetapkan.
4. Standar kemampuan rata-rata pegawai adalah standar kemampuan yang
menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang diberikan seorang pegawai atau
sekelompok pegawai untuk memperoleh satu satuan hasil. Standar
kemampuan rata-rata pegawai disebut standar prestasi rata-rata pegawai.
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.
Apabila suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja baru, maka akan
diusahakan untuk menarik atau mencari tenaga yang di hararapkan dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Langkah ini sebenarnya merupakn langkah
kedua, sedangkan langkah pertama ialah menentukan keadaan dan sifat
pekerjaan yang lowong serta keadaan dan sifat atau kecakapan orang/tenaga
kerja yang diharapkan sanggup melakukan pekerjaan itu. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa sesungguhnya pencarian atau penarikan tenaga kerja di
lakukan setelah diketahui kualifikasi yang harus dimiliki tenaga kerja yang akan
dicari, antara lain menyangkut pengetahuan, pengalaman, kepribadiannya dan
sebagainya.
Namun sebelum mencari pegawai baru ada beberapa hal yang harus
diperhatikan baik untuk instansi pemerintah, maupun swasta, hal ini meliputi;
prinsip-prinsip penyusunan formasi, sistem penyusunan formasi, analisa jabatan,
sampai pada anggaran/budget yang tersedia, kesemua itu harus dicermati dengan
baik.
G. Pengadaan Tenaga Kerja
A. Ketenagakerjaan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 20
Agar pelaksanaan pengadaan pegawai kantor berjalan lancar, maka
pelaksanaanya harus berdasarkan prosedur yang ada. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1. Menetapkan perencanaan kebijakan kepegawaian, sehingga
menghasilkan penggolongan pekerjaan, analisa pekerjaan, gambaran
pekerjaan dan rincian pekerjaan.
2. Menentukan penarikan pegawai dari sumber-sumber tenaga kerja, baik
intern maupun ekstern.
3. Membuat pengumuman lowongan pekerjaan, analisis pekerjaan,
gambaran pekerjaan dan perincian pekerjaan.
4. Penerimaan surat lamaran pekerjaan dari calon tenaga kerja.
5. Mengadakan seleksi atau penyaringan administrasi dari surat lamaran
yang masuk
6. Menentukan diterima tidaknya lamaran kerja (dipilih yang memenuhi
persyaratan).
7. Menyiapkan segala perangkat seleksi (baik soal, pedoman penilaian
maupun standar kelulusan)
8. Melakukan pemanggilan bagi calon yang memenuhi syarat untuk
mengikuti tes atau ujian.
9. Mengadakan seleksi pegawai, berupa tes lisan, tertuis, intelegensi,
psikotes, dan kesehatan jasmani.
10. Memeriksa hasil tes dan sekaligus menentukan rangking serta
jumlah calon yang lulus.
11. Memanggil calon pegawai yang lulus untuk mengikuti masa percobaan.
12. Mengangkat pegawai dengan Surat Keputusan dalam status masa
percobaan.
13. Calon pegawai mengikuti orientasi masa percobaan.
14. Melakukan penilaian selama calon mengikuti orientasi.
15. Menentukan lulus tidaknya masa orientasi.
16. Membuat Surat Keputusan pengangkatan pegawai berstatus pegawai
tetap.
17. Menempatkan pegawai pada jenjang jabatan tertentu dengan tugass,
wewenang dan tanggung jawab.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 21
18. Melakukan pembinaan dan pemeliharaan terhadap pegawai, agar para
pegawai berkembang dan betah bekerja di perusahaan.
Dibawah ini adalah Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang
Ketenagakerjaan di Indonesia.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik
materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku dan tujuan pembangunan;
c. bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peransertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja
dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan;
d. bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin
kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh
dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha;
H. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
A. Ketenagakerjaan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 22
e. bahwa beberapa undang-undang di bidang ketenagakerjaan dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan ketenagakerjaan, oleh karena itu perlu dicabut dan/atau ditarik kembali;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, b, c, d, dan e perlu membentuk Undang-undang tentang Ketenagakerjaan.
Mengingat:
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28, dan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dengan persetujuan bersama antara
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENAGAKERJAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 23
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
5. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
6. Perusahaan adalah:
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik
orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai
pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
7. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
8. Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan
analisis data yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah
dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
9. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi
kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 24
10. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
11. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga
pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih
berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian
tertentu.
12. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenaga kerja dengan pemberi kerja, sehingga
tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya, dan pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutu-hannya.
13. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang
visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.
14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak
15. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
16. Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk
dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di
luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh
serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
18. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan
konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 25
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.
19. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi
dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang
anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat
pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.
20. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara
tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan
tata tertib perusahaan.
21. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa
serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha,
atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah
pihak.
22. Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat
yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau
gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai
hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan
hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh hanya dalam satu perusahaan.
23. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan
dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat
pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat
pekerjaan.
24. Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk
menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk
menjalankan pekerjaan.
25. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
26. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas)
tahun.
27. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul
18.00.
28. 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 26
29. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.
30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi
kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau
akan dilakukan.
31. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan
kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang
secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
32. Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan
menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan.
33. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan.
BAB II
LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN
Pasal 2
Pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3
Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah.
Pasal 4
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan:
a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi;
b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah;
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 27
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
BAB III
KESEMPATAN DAN PERLAKUAN YANG SAMA
Pasal 5
Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
Pasal 6
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.
BAB IV
PERENCANAAN TENAGA KERJA DAN INFORMASI
KETENAGAKERJAAN
Pasal 7
(1) Dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan menyusun perencanaan tenaga kerja.
(2) Perencanaan tenaga kerja meliputi:
a. perencanaan tenaga kerja makro; dan
b. perencanaan tenaga kerja mikro.
(3) Dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan
program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan, pemerintah harus berpedoman pada perencanaan tenaga kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 8
(1) Perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar informasi ketenagakerjaan yang antara lain meliputi:
a. penduduk dan tenaga kerja;
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 28
b. kesempatan kerja;
c. pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja;
d. produktivitas tenaga kerja;
e. hubungan industrial;
f. kondisi lingkungan kerja;
g. pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja; dan
h. jaminan sosial tenaga kerja.
(2) Informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diperoleh dari semua pihak yang terkait, baik instansi pemerintah
maupun swasta.
(3) Ketentuan mengenai tata cara memperoleh informasi ketenagakerjaan dan penyusunan serta pelaksanaan perencanaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB V
PELATIHAN KERJA
Pasal 9
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan.
Pasal 10
(1) Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.
(2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
(3) Pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 11
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 29
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.
Pasal 12
(1) Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja.
(2) Peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diwajibkan bagi pengusaha yang memenuhi persyaratan yang diatur dengan Keputusan Menteri.
(3) Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 13
(1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah dan/atau lembaga pelatihan kerja swasta.
(2) Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat pelatihan atau
tempat kerja.
(3) Lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam menyelenggarakan pelatihan kerja dapat bekerja
sama dengan swasta.
Pasal 14
(1) Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk badan hukum Indonesia atau perorangan.
(2) Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib memperoleh izin atau mendaftar ke instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
(3) Lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah mendaftarkan kegiatannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di
kabupaten/kota.
(4) Ketentuan mengenai tata cara perizinan dan pendaftaran
lembaga pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 30
Pasal 15
Penyelenggara pelatihan kerja wajib memenuhi persyaratan:
a. tersedianya tenaga kepelatihan;
b. adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat pelatihan;
c. tersedianya sarana dan prasarana pelatihan kerja; dan
d. tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan
penyelenggaraan pelatihan kerja.
Pasal 16
(1) Lembaga pelatihan kerja swasta yang telah memperoleh izin dan lembaga pelatihan kerja pemerintah yang telah terdaftar dapat memperoleh akreditasi dari lembaga akreditasi.
(2) Lembaga akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat independen terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
(3) Organisasi dan tata kerja lembaga akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 17
(1) Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di
kabupaten/kota dapat menghentikan sementara pelaksanaan
penyelenggaraan pelatihan kerja, apabila di dalam pelaksanaannya
ternyata:
a. tidak sesuai dengan arah pelatihan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dan/atau
b. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15.
(2) Penghentian sementara pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai alasan dan saran perbaikan dan berlaku paling lama 6 (enam) bulan.
(3) Penghentian sementara pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan kerja hanya dikenakan terhadap program pelatihan yang tidak
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 15.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 31
(4) Bagi penyelenggara pelatihan kerja dalam waktu 6 (enam) bulan tidak memenuhi dan melengkapi saran perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi penghentian program pelatihan.
(5) Penyelenggara pelatihan kerja yang tidak menaati dan tetap
melaksanakan program pelatihan kerja yang telah dihentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksi
pencabutan izin dan pembatalan pendaftaran penyelenggara pelatihan.
(6) Ketentuan mengenai tata cara penghentian sementara, penghentian, pencabutan izin, dan pembatalan pendaftaran diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 18
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau
pelatihan di tempat kerja.
(2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
(3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
(4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan nasional sertifikasi profesi yang independen.
(5) Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 19
Pelatihan kerja bagi tenaga kerja penyandang cacat dilaksanakan dengan memperhatikan jenis, derajat kecacatan, dan kemampuan tenaga kerja penyandang cacat yang bersangkutan.
Pasal 20
(1) Untuk mendukung peningkatan pelatihan kerja dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, dikembangkan satu sistem
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 32
pelatihan kerja nasional yang merupakan acuan pelaksanaan pelatihan kerja di semua bidang dan/atau sektor.
(2) Ketentuan mengenai bentuk, mekanisme, dan kelembagaan sistem pelatihan kerja nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 21
Pelatihan kerja dapat diselenggarakan dengan sistem pemagangan.
Pasal 22
(1) Pemagangan dilaksanakan atas dasar perjanjian pemagangan antara peserta dengan pengusaha yang dibuat secara tertulis.
(2) Perjanjian pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat ketentuan hak dan kewajiban peserta dan pengusaha serta jangka waktu pemagangan.
(3) Pemagangan yang diselenggarakan tidak melalui perjanjian
pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dianggap
tidak sah dan status peserta berubah menjadi pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan.
Pasal 23
Tenaga kerja yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas
pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga
sertifikasi.
Pasal 24
Pemagangan dapat dilaksanakan di perusahaan sendiri atau di tempat penyelenggaraan pelatihan kerja, atau perusahaan lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia.
Pasal 25
(1) Pemagangan yang dilakukan di luar wilayah Indonesia wajib mendapat izin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelenggara pemagangan harus berbentuk badan hukum Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Ketentuan mengenai tata cara perizinan pemagangan di luar wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Keputusan Menteri.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 33
Pasal 26
(1) Penyelenggaraan pemagangan di luar wilayah Indonesia harus memperhatikan:
a. harkat dan martabat bangsa Indonesia;
b. penguasaan kompetensi yang lebih tinggi; dan
c. perlindungan dan kesejahteraan peserta
pemagangan, termasuk melaksanakan ibadahnya.
(2) Menteri atau pejabat yang ditunjuk dapat menghentikan
pelaksanaan pemagangan di luar wilayah Indonesia apabila di
dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 27
(1) Menteri dapat mewajibkan kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan program pemagangan.
(2) Dalam menetapkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri harus memperhatikan kepentingan perusahaan, masyarakat, dan negara.
Pasal 28
(1) Untuk memberikan saran dan pertimbangan dalam penetapan kebijakan serta melakukan koordinasi pelatihan
kerja dan pemagangan dibentuk lembaga koordinasi pelatihan kerja nasional.
(2) Pembentukan, keanggotaan, dan tata kerja lembaga koordinasi pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Keputusan Presiden.
Pasal 29
(1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pembinaan pelatihan kerja dan pemagangan.
(2) Pembinaan pelatihan kerja dan pemagangan ditujukan ke arah
peningkatan relevansi, kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan kerja dan produktivitas.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 34
(3) Peningkatan produktivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan melalui pengembangan budaya produktif, etos kerja, teknologi, dan efisiensi kegiatan ekonomi, menuju terwujudnya produktivitas nasional.
Pasal 30
(1) Untuk meningkatkan produktivitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) dibentuk lembaga produktivitas yang bersifat nasional.
(2) Lembaga produktivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk jejaring kelembagaan pelayanan peningkatan produktivitas, yang bersifat lintas sektor maupun daerah.
(3) Pembentukan, keanggotan, dan tata kerja lembaga produktivitas
nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan
Keputusan Presiden.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 35
Tenaga Kerja (Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab 1
Pasal 1 ayat 2) adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar
dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi
dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu
diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha,
dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung
dari pembangunan. Selain itu yang tidak kalah penting adalah
mengenai kualitas tenaga kerja yang dipengaruhi oleh kemajuan
IPTEK, dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu
memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya di dalam
kehidupannya dan kemampuan mengolah Sumber Daya Alam.
Adapun klasifikasi tenaga kerja yang perlu diketahui:
tenaga kerja terdidik (skill labour)
tenaga kerja terlatih (trainer labour)
tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).
RANGKUMAN
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 36
A. Soal Pilihan Ganda
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (x) pada
salah satu jawaban yang benar!
1. Ketenagakerjaan dapat diklasifikasi menjadi....
a. Skill labour, trainer labour, tenaga sederhana
b. Skill labour, unskill labour, trainer labour
c. Skill labour dan unskill labour
d. Tenaga terdidik dan tenaga berprestasi
e. Tenaga pelatihan dan tenaga senior
2. Batas usia minimal tenaga kerja di Indonesia adalah....
3. Setiap jenjang jabatan jumlah pegawainya adalah sesuai
dengan beban kerjanya. Pernyataan tersebut adalah....
a. Prinsip Penyusunan Tenaga Kerja
b. Analisis Tenaga Kerja
c. Syarat suatu jabatan
d. Job description
e. Pelatihan Tenaga Kerja
LATIHAN SOAL
a. 10 tahun
b. 12 tahun
c. 15 tahun
d. 17 tahun
e. 20 tahun
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 37
4. 1. Tenaga kerja
2. Jumlah Penduduk
3. Jumlah Usia Lanjut
4. Pengangguran
Dari empat pernyataan diatas manakah yang
berkaitan dengan ketenagakerjaan.
a. 1, 2, dan 3
b. 2 dan 3
c. 1, 2, dan 4
d. 3 dan 4
e. Semua benar
5. Seseorang yang berusia 15-64 tahun termasuk ke dalam usia....
6. Pekerja yang bekerja tetapi tidak memenuhi kriteria pekerja
disebut....
a. Pengangguran
b. Pegawai tidak tetap
c. Pekerja serabutan
d. Pekerja kontraktor
e. Setengah menganggur
a. Angkatan kerja
b. Pengangguran
c. Pekerja
d. Pengusaha
e. Pegawai
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 38
7. Tenaga kerja yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan disebut.....
a. Pengangguran
b. Pengangguran terbuka
c. Setengah menganggur
d. Pengangguran terselubung
e. Pengangguran terpaksa
8. Suatu keadaan menunjukkan tersedianya lapangan kerja yang
siap diisi oleh pencari kerja. Pernyataan diatas ialah pengertian
dari....
a. Angkatan kerja
b. Kesempatan kerja
c. Kemampuan kerja
d. Waktu kerja
e. Program kerja
9. Tempat yang mempertemukan pihak pencari kerja
dengan pihak yang membutuhkan tenaga kerja
ialah....
a. Pasar karyawan
b. Pasar barang dan jasa
c. Pasar modal
d. Pasar tenaga kerja
e. Pasar tradisional
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 39
10. Ibu Eni memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga,
maka ibu Eni termasuk golongan....
a. Angkatan kerja
b. Bukan angkatan kerja
c. Setengah menganggur
d. Menganggur
e. Bukan tenaga kerja
B. Soal Esay
Isilah soal uraian di bawah ini dengan cermat dan benar!
1. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan
peraturan pemerintah!
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.............................
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan menurut pemahaman
anda!
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis kebutuhan pegawai !
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
............................
4. Sebutkan analisis kebutuhan tenaga kerja!
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
............................
5. Apa saja yang termasuk dalam analisis jabatan!
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
......................
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 40
Tugas
Kelompok
1. Bagaimana menurut kelompok anda tentang mutu Tenaga Kerja Indonesia?
2. Apakah ada Undang – Undang yang
mengatur mengenai Tunjangan
pekerja? Diskusikan dengan
kelompok.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 41
BAB III
EVALUASI
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 42
Sebagai upaya mengetahui proses perkembangan pembelajaran sebagaimana
yang dimaksud dalam modul ini, kegiatan evaluaasi perlu dilakukan secara
terstruktur.
Setelah kalian mempelajari seluruh materi dari modul ini, pasti untuk
mengujikan kemampuan kalian dengan beberapa instrumen soal dibawah ini.
Maksud dan tujuan dari evaluasi meliputi :
1. Mengetahui apakah materi yang di pelajari dapat dilanjutkan dengan bahan
yang baru/diulangi
2. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang di gunakan oleh pendidik
3. Untuk mengetahui efektifitas proses pembelajaran yang dilaksanakan
4. Untuk mengetahui apakah komponen-komponen dalam proses pembelajaran
sudah memberikan kontribusi positif bagi proses pembelajaran.
5. Untuk mengetahui kesesuaian presepsi dan pemikiran peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
6. Mengetahui sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan pembelajaran terjadi
pada peserta belajar
7. Mengetahui dampak apa yang terjadi dari proses pembelajaran.
8. Bahan pertimbangan untuk menentuakan proses selanjutnya agar lebih
efektif dan efisien
9. Mengajak kepada semua pihak untuk lebih bertanggungjawab terhadap
apa yang telah dilakukannya.
10. Menemukan pada bagian-bagian mana dari proses pembelajaran yang
dianggap belum berhasil
11. Mengungkapkan kerugian dan manfaat dari proses pembelajaran
12. Mengungkapkan faktor-faktor pendukung dan penghambat dari proses
pembelajaran
13. Menentukan apakah pendekatan dan teknik yang digunakan dalam
pembelajaran sudah tepat.
Maksud dan Tujuan Evaluasi
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 43
Materi yang dievaluasi dalam modul ini meliputi :
a. Kualitas Tenaga Kerja
b. Mutu Tenaga Kerja
Materi Evaluasi
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 44
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
A. Pilihan Ganda
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
salah satu jawaban yang benar!
1. Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh presiden
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya adalah pengertian
dari ...
a. Peraturan Pemerintah
b. Ketenagakerjaan
c. Pegawai Negeri Sipil
d. Menteri
2. Segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebeum, selama
dan sesudah masa kerja adalah pengertian dari ...
a. Tenaga Kerja
b. Peraturan Pemerintah
c. Ketenagakerjaan
d. Kesempatan Kerja
3. Ada berapa pengertian dari kesempatan kerja?
a. 2
b. 5
c. 1
d. 4
Soal – Soal Evaluasi
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 45
4. Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang belum berpengalaman adalah ...
a. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya.
b. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di
masyarakat.
c. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih mudah untuk dicari.
d. Semua benar.
5. Tenaga kerja diluar tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih
merupakan pengertian dari ...
a. Tenaga kerja tidak terlatih
b. Tenaga kerja terlatih
c. Tenaga kerja terdidik
d. Tenaga kerja terlatih dan terdidik
6. - Jenis pekerjaan
- Sifat pekerjaan
-Perkiraan beban kerja
Dari pernyataan dia atas termasuk dalam ...
a. Spesifikasi tenaga kerja
b. Analisis kebutuhan tenaga kerja
c. Analisis buruh
d. Spesifikasi TKI
7. Di bawah ini yang termasuk dalam sistem penyusunan formasi tenaga kerja
adalah ...
a. Sistem formasi kawan
b. Sistem formasi kecakapan
c. Sistem formasi karier
d. Semua benar
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 46
8. 1. Kualifikasi jabatan
2. Jenis pekerjaan
3. Uraian jabatan
4. Peta jabatan
5. Perkiraan beban kerja
Dari pernyataan diatas manakah yang termasuk dalam analisa jabatan ...
a. 1, 2, 3
b. 1, 4, 5
c. 1, 3, 4
d. 1, 2, 3, 4, 5
9. Undang-Undang yang mngatur tentang ketenagakerjaan adalah ...
a. UU No. 13 tahun 2003
b. UU No. 13 tahun 2000
c. UU No. 12 tahun 2003
d. UU No. 11 tahun 2003
10. “pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan pancasila dan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
Merupakan pernyataan dari BAB II Landasan, Asas, dan Tujuan pasal ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 5
B. Uraian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan kualifikasi tenaga kerja beserta keuntungan dan kelemahannya masing-
masing! (minimal 3)
2. Sebutkan kategori mutu tenaga kerja yang terbilang rendah!
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 47
BAB IV
PENUTUP
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 48
Bagi Anda yang sudah menjawab benar sebanyak 80% atau lebih dari
seluruh soal, dapat mengembangkan pemahaman Anda tentang peraturan
pearawatan tunjangan cacat dan uang duka. Adapun bagi Anda yang belum
mencapai belajar tuntas 80%, dapat mengulangi belajar dengan memilih materi-
materi yang masih dianggap sulit secara lebih teliti atau dengan diskusi bersama
teman maupun Bapak/Ibu Guru.
Modul ini adalah salah satu bahan ajar mata pelajaran Administrasi
Kepegawaian. Namun, harus dimengerti pula bahwa modul ini bukanlah satu-
satunya rujukan bagi Anda. Untuk melengkapi pengetahuan Anda tentang
peraturan pearawatan tunjangan cacat dan uang duka, maka sangat disarankan
untuk membaca buku lainnya yang relevan.
Semoga modul ini dapat menyajikan materi pembelajaran secara menarik
dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung dengan
efektif dan efisien.
Tindak Lanjut
Harapan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 49
Glosarium
Formasi : susunan kepengurusan
Jabatan : sebagian atau cabang dari suatu organisasi yang besar yang
mempunyai tanggung jawab dan fungsi yang spesifik
Jasa : jasa tau layanan adalah aktivitas ekonomi yng melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang
milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan
Kapasitas : daya tampung, daya serap, kemampuan (maksimal)
Konkrit : nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dsb)
Nepotisme : pemanfaatan jabatan untuk memberi pekerjaan, kesempatan,
atau penghasilan, bagi keluarga atau kerabat dekat pejabat,
sehingga menutup kesempatan bagi orang lain
Organisasi : suatu sistem kerja sama antar dua orang atau lebih yang secara
sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama
Partai : perkumpulan (segolongan orang) yang se-asas, sehaluan, dan
setujuan (terutama di bidang politik)
Pasal : bagian dari bab, artikel (dalam undang-undang)
Perusahaan : tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua
faktor produksi
Serikat : perkumpulan (perhimpunan, gabungan, dsb), persekutuan,
prseroan, sekutu, kawan
Sistem : suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan
Tenaga : daya yang dapat menggerakkan sesuatu; kekuatan
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 50
Irawan, 1996. Ekonomi Pembangunan Dasar, Penduduk dan Tenaga
Kerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kayana, Maheswari, 2011. Ekonomi. Surakarta: Mediatama
Prof. Dr. H. R. Abdussalam,SIK, SH., M. H. 2008. Hukum Ketenagakerjaan
(Hukum Perburuhan). Jakarta: Restu Agung
Daftar Pustaka
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 51
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. B 6. E
2. C 7. B
3. A 8. B
4. C 9. D
5. A 10. B
B. Esay
1. Peraturan pemerintah adalah peraturan perundang-undangan di Indonesia
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya.
2. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah suatu proses perhitungan secara logis
dan teratur dari segala dasar-dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk
dapat menentukan jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh
suatu organisasi Negara.
4. a. jenis pekerjaan
b. sifat pekerjaan
c. perkiraan beban kerja
d. perkiraan kapasitas pegawai
e. jenjang dan jumlah jawaban serta pangkat
f. analisis jabatan
g. prinsip pelaksanaan pekerjaan
h. peralatan yang tersedia
i. kemampuan keuangan Negara/daerah
5. yang termasuk analisis jabatan, yaitu :
a. uraian jabatan atau uraian pekerjaan
b. kualifikasi jabatan atau syarat-syarat jabatan
Lampiran
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 52
c. peta jabatan
Tugas Kelompok
1. Mutu Tenaga Kerja Indonesia rendah karena:
Faktor Pendidikan:
Rata – rata orang Indonesia berpendidikan rendah, bisa
dilihat wajib belajar hanya 9 tahun
Pendidikan yang kurang mengajarkan life skill
Kurang meratanya pendidikan di Indonesia
Faktor Ekonomi:
Banyaknya perusahaan asing sehingga tenaga kerja ahli
kebanyakan didatangkan dari luar negeri
Banyaknya nepotisme dan suap dalam proses rekruitmen
pekerjaan, dll.
2. Ada Tunjangan yang diatur ada juga yang tidak. Undang – Undang
tidak mengatur mengenai tunjangan tidak tetap (tunjangan makan,
transportasi, dll). Kebijakan mengenai tunjangan jenis ini,
tergantung perusahaan masing-masing. Untuk Tunjangan
Kesejahteraan/Kesehatan, dalam UU no 13 pasal 99 mengatur
adanya Jaminan Sosial untuk para pekerja.
Adapula Tunjangan Hari Raya (THR), pemberian THR
Keagamaan bagi pekerja di perusahaan diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.04/MEN/1994
tentang Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi Pekerja di
Perusahaan. Menurut peraturan tersebut, pengusaha diwajibkan
untuk memberi THR Keagamaan kepada pekerja yang telah
mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan atau lebih secara terus-
menerus. Pekerja yang bermasa kerja 12 bulan secara terus
menerus atau lebih, mendapat THR minimal satu bulan gaji.
Sedangkan Pekerja/buruh yang bermasa kerja tiga bulan secara
terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan, mendapat secara
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 53
proporsional, yaitu dengan menghitung masa kerja yang sedang
berjalan dibagi 12 (dua belas) bulan dikali satu bulan upah.
SOAL EVALUASI
A. Pilihan Ganda
1. A 6. B
2. C 7. D
3. A 8. C
4. D 9. A
5. A 10. B
B. Uraian
1. Kualifikasi tenaga kerja:
1.Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang pernah
memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum
pernah dilatih dalam bidang tersebut.
Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum
berpengalaman. Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang belum
berpengalaman ini antara lain:
Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah
harganya karena tidak mempunyai kekuatan posisi tawar yang
tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan.
Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di
masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa memilih tenaga
kerja yang dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk bisa
ikut memajukan perusahaan.
Tenaga kerja yang belum berpengalaman lebih mudah untuk
dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 54
Sedangkan kelemahannya adalah :
Perusahaan harus merencanakan membuat program pelatihan
tertentu kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman agar
benar-benar terampil dan menguasai di bidangnya.
Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna
membiayai jalannya program pelatihan yang telah direncanakan.
Untuk menjadikan tenaga kerja terdidik menjadi terlatih
memerlukan proses waktu yang lama sehingga hasil yang dicapai oleh
perusahaan tentu tidak seperti ketika merekrut tenaga kerja terlatih.
2. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Yang dimaksud tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah
bekerja dan pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya,
misalnya seorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang
akuntansi, maka mereka dapat digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih.
Tenaga kerja terlatih ini dapat disamakan dengan tenaga kerja yang
sudah berpengalaman.
Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini
antara lain:
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat
produktivitas tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan
sumbangan yang besar bagi perusahaan.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan
pelatihan khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian
tertentu sehingga perusahaan tidak perlu membuat program
pelatihan seperti yang terjadi pada tenaga kerja yang belum
berpengalaman.
Sebagai akibatnya perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk
pelatihan
khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 55
Sedangkan kelemahannya adalah :
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini pada dasarnya lebih
sulit diperoleh atau didapat karena jumlahnya tidak banyak.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai daya tawar
tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. Dengan
demikian untuk mendapatkannya perusahaan harus siap
memberikan imbalan yang cukup besar.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman pada umumnya sudah
terbentuk karakternya dan sudah jadi sehingga jika terjadi
ketidaksesuaian dengan keinginan perusahaan biasanya sulit untuk
diarahkan dan dibelokkan.
3. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja di luar
tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak
terlatih ini merupakan bagian terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada.
Mereka umumnya hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran
tingkat bawah dan tidak mempunyai keahlian yang memadai karena
memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang
dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik.
Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah
Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka dapat
digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih. Keuntungan di dalam
memilih tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya karena
di samping tidak mempunyai pendidikan formal tingkat tinggi juga
keterampilan yang dimiliki tidak ada. Dengan demikian posisi
kekuatan tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan
tenga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih.
Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di
masyarakat, bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang
dibutuhkan, sehingga perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 56
memilih tenaga kerja yang dianggap benar-benar memenuhi
persyaratan dan berkomitmen untuk ikut mengembangkan
perusahaan.
Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat mudah untuk diarahkan
sesuai tujuanperusahaan.
Tenaga kerja yang tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan
perkerjaan yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian.
Tenaga kerja tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan pekerjaan
yang bersifat rutin dan umunya tingkat inisiatif daya kreativitasnya
rendah sehingga bila terjadi kendala di lapangan mereka akan
merasa kesulitan untuk mencari jalan keluarnya
Tenaga kerja tidak terlatih ini kurang bisa menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur
dari pihak perusahaan.
2. Mutu Tenaga Kerja Indonesia rendah karena:
Faktor Pendidikan:
Indeks pembangunan manusia Indonesia rendah
Rata – rata orang Indonesia berpendidikan rendah, bisa dilihat wajib belajar
hanya 9 tahun
Pendidikan yang kurang mengajarkan life skill
Kurang meratanya pendidikan di Indonesia
Faktor Ekonomi:
Kurangnya penghargaan terutama secara ekonomi untuk tenaga
kerja ahli di Indonesia, sehingga mereka lebih memilih bekerja
diluar negeri
Banyaknya perusahaan asing sehingga tenaga kerja ahli
kebanyakandidatangkan dari luar negeri
Banyaknya nepotisme dan suap dalam proses rekruitmen pekerjaan, dll.
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 57
PENILAIAN
A. Soal Pilihan Ganda
Jumlah soal : 10 butir soal
Skor tiap soal : 1 point
Jumlah nilai : jumlah soal yang benar x skor
Skor maksimal : 10 point
B. Soal esay
No Rincian Tugas Kerja Skor Maksimum
1. Ketepatan pemilihan jawaban 15
2. Kelengkapan dalam menguraikan jawaban 15
3. Ketepatan dalam penulisan kata dan kalimat 10
4. Pemilihan diksi sesuai dengan konteks
jawaban
10
Jumlah 50
C. DSoal Uraian
Dijawab dengan benar dan lengkap = 50 point
Dijawab dengan benar kurang lengkap = 25 point
Dijawab kurang tepat = 5 point
Skor maksimal = 50 x 2 = 100 point
MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN | KELAS XII 58
D. Tugas Kelompok
Kelompok :
Kelas :
Tugas :
Tanggal :
No
.
Aspek Yang Dinilai Skor
Maksimal
Skor Yang
Diperoleh
Siswa
1. Sistematika laporan 4
2. Kelengkapan laporan 4
3. Kejelasan dan keruntutan penulisan 4
4. Kebenaran konsep ide yang dipaparkan 4
5. Ketepatan pemilihan kosakata 4
6. Kemampuan siswa menjelaskan isi
laporan
4
7. Usaha siswa dalam menyusun laporan 4
8. Presentasi laporan percobaan 4
Skor maksimal = 32/32 x 100 = 100