Upload
others
View
4
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
MODUL 14
EKONOMI MIKRO
Kumpulan Materi Kuliah
Dosen Pengampu :
Bernardus Wishman Siregar, S.E, M.E
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/326846310
Ekonomi Mikro (Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha)
Book · September 2014
CITATIONS
0READS
75,715
1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Ekonomi Mikro dalam Dunia Usaha View project
Akhmad Pide
Universitas Muhammadiyah Makassar
45 PUBLICATIONS 151 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Akhmad Pide on 07 August 2018.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
https://www.researchgate.net/publication/326846310_Ekonomi_Mikro_Teori_dan_Aplikasi_di_Dunia_Usaha?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_2&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/publication/326846310_Ekonomi_Mikro_Teori_dan_Aplikasi_di_Dunia_Usaha?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_3&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/project/Ekonomi-Mikro-dalam-Dunia-Usaha?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_9&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_1&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/profile/Akhmad_Pide?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_4&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/profile/Akhmad_Pide?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_5&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/institution/Universitas_Muhammadiyah_Makassar?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_6&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/profile/Akhmad_Pide?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_7&_esc=publicationCoverPdfhttps://www.researchgate.net/profile/Akhmad_Pide?enrichId=rgreq-a2a6e594b664d2504b32b6e800ef71f1-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzMyNjg0NjMxMDtBUzo2NTY4Mjc3Nzk5MTU3NzZAMTUzMzYxMTM1NDc1NA%3D%3D&el=1_x_10&_esc=publicationCoverPdf
1
2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena dengan izin dan
petunjuknya jualah sehingga penulis dapat menulis buku ini dengan judul: Ekonomi
Mikro: Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis.
Teori Ekonomi mikro merupakan mata kuliah inti pada Fakultas Ekonomi,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, dan Sekolah Bisnis. Oleh karena itu buku teks
ekonomi mikro adalah merupakan buku teks penting dan sangat dibutuhkan oleh
para mahasiswa.
Teori ekonomi mikro dapat dipelajari dengan menggunakan tiga macam
pendekatan yaitu; Pertama pendekatan verbal dalam arti menguraikan teori dengan
menggunakan uraian dan penjelasan kata-kata, Kedua dengan pendekatan grafik
sebagai alat penjelasan, dan Ketiga dengan pendekatan matematis. Buku ini
menggunakan ketiga macam pendekatan tersebut. Oleh karena itu buku ini
diharapkan menarik bagi para pembaca. Pendekatan grafik dilakukan untuk
menunjukkan inti dari analisis ekonomi, dan selanjutnya dijelaskan dengan
pendekatan verbal. Pendekatan matematis digunakan untuk memberikan contoh-
contoh kasus dalam bisnis dan ekonomi.
Buku ini muncul karena adanya dorongan dari beberapa teman sejawat. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak;
Prof. Dr. Ahmad Musseng, M,Si., Dr. Bustang, M.Si, Prof. Dr. Amiruddin Tawe,
M.Si., Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.Si.., Zainal Abidin, S.E, S.H., M.Si.,
Manda, H.M., S.E., M.Si. Muh. Ihsan Malik, S.E., M.M. Khusus kepada Istri saya
yang tercinta Rahmawaty Gaffar, S.E. karya ini dapat terwujud menjadi suatu buku.
Pada kesempatan ini pula penulis mengharapkan masukan dan kritik yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan buku ini pada edisi selanjutnya.
4
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir tanggal 17 September 1965 di Maroanging Kabupaten Bone,
Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai anak ke lima dari enam bersaudara, dari pasangan
Pide (almarhum) dan Hajirah.
Penulis melanjutkan pendidikan sarjana Strata Satu tahun 1984 pada Jurusan
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang dan
lulus tahun 1988. Pada tahun 1991 Penulis melanjutkan pendidikan Magister pada
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, dan lulus
tahun 1993. Pada tahun 2008 penulis memperoleh kesempatan untuk mengikuti
pendidikan program doktor pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan sponsor BPPS dan lulus pada tahun
2012.
Penulis bekerja diawali dengan menjadi Dosen tetap yayasan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pendidikan Pendidikan Ujung Pandang
(YPUP) tahun 1989 sampai tahun 2004. Kemudian sebagai Dosen Kopertis Wilayah
IX Sulawesi yang dipekerjakan pada STIE-YPUP sejak tahun 2004 sampai sekarang.
Akhmad adalah penulis yang telah membuahkan beberapa karya. Karya-
karyanya telah diterbitkan dalam jurnal Internasional seperti: International Research
Journal of Finance and Economics9 9(4): 2463-2474, 2013, dengan judul: Impact of
Fiscal Policy on the Agricultural Development in an Emerging Economy: Case Study
from the South Sulawesi, Indonesia. Journal of Applied Sciences Research, Issue 96
(2012) P:al 1450-2887, dengan judul: The Impact of Fiscal Policy on the Regional
Economy: Evidence from South Sulawesi,Indonesia. Majalah Kementrian
PPN/Bappenas, dengan judul: Efektivitas Kebijakan Fiskal Daerah terhadap
Perekonomian Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai Pemenang
Call of Paper pada Kongres Isei XVIII Dan Seminar Nasional “Satu Dasa Warsa
Implementasi Otonomi Daerah” Yogyakarta, 2-4 Oktober 2012, dan beberapa tulisan
lainnya yang diterbitkan dalam jurnal dalam negeri.
5
Menikah dengan Rahmawaty Gaffar pada tahun 1995 dan dikaruniai tiga orang
anak: Muhammad Akram Akhmad, Muhammad Al Khahfi Akhmad, dan Nurul
Hikmah Maulidiah Akhmad.
1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Pengertian Ilmu Ekonomi ................................................. 1 1.2. Sumber daya dan Komoditi ............................................... 2 1.3. Masalah Pokok Perekonomian ......................................... 4
1.4. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif ......................... 5
1.5. Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro .............................. 6 1.6. Model-Model dalam Ilmu Ekonomi ................................ 8
1.7. Macam-macam Sistem Ekonomi .................................... 16
1.8. Penggunaan Model Matematika ....................................... 20
1.9. Ringkasan Bab 1 ................................................................ 24
BAB II. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN ...................... 28
2.1. Teori Permintaan ............................................................. 28 2.2. Teori Penawaran .............................................................. 33 2.3. Penentuan Harga dan Jumlah yang Diperjualbelikan ....... 37 2.4. Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap
Keseimbangan .................................................................. 43
2.5 Surplus Konsumen dan Produsen ................................... 48 2.6. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan .. 50 2.7. Ringkasan Bab 2 ............................................................. 57
BAB III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ........... 62
3.1. Elastisitas Permintaan .................................................... 62 3.2. Elastisitas Penawaran ...................................................... 76 3.3. Ringkasan Bab 3 ............................................................. 81
BAB IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN ......................................... 85
4.1. Pendekatan Marginal Utility (Kardinal) ................ 85 4.2. Pendekatan Indiference Curve (Ordinal) ...................... 88 4.3. Keterbatasan Anggaran ................................................... 94 4.4. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan .............................. 106 4.5. Maksimisasi Utilitas Model Marshallian dan Hicksian ... 111 4.6. Ketidakpastian dan Perilaku Konsumen ......................... 115 4.7. Ringkasan Bab 4 ............................................................. 117
BAB V. TEORI PRODUKSI ................................................................ 121
5.1. Produksi dengan Satu Faktor Berubah ............................ 121 5.2. Produksi dengan dua Faktor Berubah .............................. 129
2
5.3. Garis Anggaran (Isocost) .................................................. 134 5.4. Skala Hasil ....................................................................... 139 5.5. Jalur Perluasan (Expantion Path) .................................... 147 5.6. Ringkasan Bab 5 .............................................................. 150
BAB VI. TEORI BIAYA PRODUKSI ................................................ 155
6.1. Konsep Biaya ...................................................................... 155 6.2. Pilihan Input untuk Meminimumkan Biaya ................... 158 6.3. Biaya Produksi Jangka Pendek ..................................... 162 6.4. Biaya Produksi Jangka Panjang .................................... 168 6.5. Kurva Pembelajaran (Learning Curves) ........................ 174 6.6. Ringkasan Bab 6 ........................................................... 180
BAB VII. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ................................... 184
7.1. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna .................................. 185 7.2. Permintaan dan Penawaran Pasar Persaingan Sempurna 186 7.3. Maksimisasi Keuntungan Perusahaan ............................. 189 7.4. Penawaran dalam Pasar Persaingan Sempurna ............... 197 7.5. Penerapan Konsep Surplus Produsen dan Konsumen ... 202 7.6. Intervensi Pemerintah dalam Pasar Persaingan Sempurna 204 7.7. Ringkasan Bab 7 ...................................................................... 215
BAB VIII. PASAR MONOPOLI ............................................................... 221
8.1 Ciri-ciri pasar Monopoli ..................................................... 222 8.2 Penyebab Munculnya Monopoli ................................... 223 8.3 Keputusan Output dan Harga ......................................... 226 8.4 Kurva Penawaran dan Monopoli ................................... 237 8.5 Apa yang Salah pada Monopoli .................................... 239 8.6 Kebijakan Pemerintah tentang Monopoli ...................... 243 8.7 Dampak Pajak pada Monopoli ...................................... 248 8.8 Diskriminasi Harga ....................................................... 252 8.9 Ringkasa Bab 8 .............................................................. 264
BAB IX. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK .......................... 271
9.1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik .................. 271 9.2. Keseimabngan Jangka Pendek pada Pasar Persaingan Monopolistik
......................................................................................... 274
9.3. Keseimbangan Jangka Panjang pada Pasar Persaingan Monopolistik ................................................................. 276
9.4. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi .......................... 278 9.5. Persaingan Bukan Harga ............................................... 279 9.6. Ringkasan Bab 9 ........................................................... 286
BAB X. PASAR OLIGOPOLI ................................................................ 289
3
10.1. Karakteristik Pasar Oligopoli ........................................... 290 10.2. Keseimbangan dalam Pasar Oligopoli .......................... 292 10.3. Model Cournot .............................................................. 294 10.4. Model Stakelberg ......................................................... 302 10.5. Model Kartel ................................................................. 306 10.6. Model Kurva Permintaan Terpatah ............................... 310 10.7. Model Kepemimpinan Harga ........................................ 314 10.8. Ringkasan Bab 10 ......................................................... 316
BAB XI. TEORI PERMAINAN ............................................................ 320
11.1. Konsep Dasar i ..................................................................... 320 11.2. Permainan dan Keputusan Strategis .............................. 323 11.3. Strategi Dominan dan Keseimbangan Nash ................. 326 11.4. Dilema Nara Pidana ...................................................... 330 11.5. Permainan Berurutan .................................................... 334 11.6. Ancaman, Komitmen, dan Kredibilitas ....................... 338 11.7. Rintangan Masuk .......................................................... 343 11.8. Ringkasan Bab 11 ......................................................... 347
BAB XII. PASAR FAKTOR INPUT ...................................................... 351
12.1. Pasar Faktor Input yang Bersaing Sempurna ................ 351
12.2. Pasar Faktor Input Monopsoni ....................................... 364
12.3. Pasar Faktor Input Monopoli ......................................... 367
12.4. Ringkasan Bab 12 ......................................................... 371
BAB XIII. KESEIMBANGAN UMUM DAN EFISIENSI EKONOMI 374
13.1. Konsep Keseimbangan Umum ...................................... 374
13.2. Efisiensi Perukaran ........................................................ 377
13.3. Efisiensi Produksi ........................................................... 384
13.4. Kegagalan Perekonomian dalam Pasar Bersaing ........ 389
13.5. Ringkasan Bab 13 .......................................................... 393
BAB XIV. EKSTERNALITAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH ..... 396
14.1. Eksternalitas dan Ketidakefisienan Pasar ........................ 397
14.2. Solusi Perusahaan untuk Eksternalitas ............................ 400
14.3. Kebijakan Pemerintah atas Eksternalitas ........................ 405
14.4. Ringkasan Bab 14 ........................................................... 413
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 416
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini persoalan ekonomi senantiasa menjadi berita utama pada berbagai
media, baik TV maupun surat kabar. Pertanyaan yang muncul mengapa demikian?
Jawabannya tentu saja karena persolan ekonomi memiliki dampak yang sangat besar
dalam kehidupan manusia dewasa ini. Banyak persoalan ekonomi yang terjadi di
sekitar kita seperti, kemiskinan, pengangguran, ketimpangan pendapatan, kenaikan
harga bahan bakar minyak, impor beras, impor daging, harga cabe yang melambung,
fluktuasi mata uang, pengembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat
mempengaruhi kehidupan manusia dewasa ini dengan berbagai peristiwa yang tidak
terpikirkan sebelumnya.
Teori-teori ekonomi yang telah dikembangkan oleh para ekonom selama
bertahun-tahun, setidaknya dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana
mekanisme pasar bekerja dan mempengaruhi peristiwa-peristiwa ekonomi yang
mempengaruhi kehidupan umat manusia dewasa ini. Oleh karena itu pemahaman
terhadap teori-teori ekonomi merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk
memahami berbagai persoalan-persoalan ekonomi yang terjadi dewasa ini.
1.1.Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu, telah berusia lebih dari dua abad.
Bermula sejak tahun 1776 ketika Adam Smith menulis buku yang berjudul „The
Wealth of Nations”. Setelah itu, ilmu ekonomi berkembang dalam banyak tahapan,
Karl Marx melakukan kritik besar-besaran tentang kapitalisme dalam bukunya yang
berjudul “Das Kapital” buku ini beredar luas pada tahun 1867, Selanjutnya John
Maynard Keynes pada tahun 1935 dengan bukunya yang berjudul “The General
Theory of Employment, Interest and Money”. Beberapa pandangan ketiga tokoh
2
tersebut masih tetap mendapat perhatian dalam pemikiran ahli-ahli ekonomi pada
masa kini.
Beberapa pakar ekonomi mendefinisikan ilmu ekonomi:
Alfred Marshal, Ilmu Ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan tentang
sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas.
Walter Nicholson, Ilmu ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial yang
mempelajari perilaku manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya
Paul A. Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang prilaku orang dan
masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langkah dan
memiliki berbagai alternatif penggunaan, dalam upaya memproduksi berbagai
komoditi, untuk kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa yang
akan datang kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat.
Terdapat dua hal pokok yang dapat ditarik dari pengertian di atas yaitu:
Pertama, sumber pemuas kebutuhan manusia itu terbatas adanya, sebab kebutuhan
manusia relatif tidak terbatas jumlahnya. Suatu kenyataan bahwa tidak ada suatu
golongan masyarakat atau bangsa yang dapat memproduksi semua barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat atau bangsa tersebut. Tidak ada manusia yang
dapat membelanjakan uang melebihi besarnya pendapatannya (kecuali kecuali
dengan cara berutang atau merampok), dan tidak ada orang yang dapat menggunakan
waktunya lebih dari 24 jam sehari. Kedua, bagaimana cara yang terbaik untuk
menetapkan pilihan di antara berbagai alternatif yang ada. Para pakar ekonomi
mengatakan bahwa bagaimana caranya sumber daya yang ada dialokasikan.
1.1. Sumber daya dan Komoditi
Sumber daya terdiri atas anugerah alam seperti tanah, air, hutan, tambang, sumber
daya manusia baik fisik maupun mental, dan alat bantu buatan untuk memproduksi
seperti peralatan, mesin dan bangunan. Para ahli ekonomi menamakan semua sumber
daya itu sebagai faktor produksi. Hal tersebut disebabkan karena mereka digunakan
untuk memproduksi komoditi yang dibutuhkan manusia. Komoditi dapat
dikelompokkan dalam dua jenis yaitu barang dan jasa. Barang selalu berwujud
3
(misalnya tas, mobil, baju) sedangkan jasa tidak berwujud misalnya (praktek dokter
dan pendidikan). Orang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi banyak hal
yang menjadi keinginannya. Kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa disebut
produksi, sementara kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan disebut konsumsi.
Kelangkaan
Pada dasarnya sebagai besar umat manusia di dunia ini, kelangkaan atau
keterbatasan adalah betul-betul nyata dan ada. Oleh karena itu keinginan manusia
untuk memperoleh lebih banyak dan lebih baik dalam hal; makanan, pakaian,
perumahan, pendidikan, dan sebagainya. Pada beberapa negara miskin di Afrika dan
di Asia kelangkaan lebih nyata terlihat. Hasil pertanian yang mereka hasilkan lebih
kecil dari yang dibutuhkan masyarakatnya. Sektor pertanian relatif belum
berkembang, dan kemampuan sektor industri untuk menghasilkan produk juga masih
lebih rendah dari yang dibutuhkan masyarakatnya.
Pilihan
Oleh karena jumlah sumber daya terbatas, maka setiap individu dan masyarakat
secara keseluruhan tidak dapat memenuhi semua yang mereka butuhkan, karena itu
mereka harus membuat pilihan. Dalam setiap kegiatan ekonomi baik untuk
memproduksi maupun mengkonsumsi barang dan jasa, setia individu dan masyarakat
harus membuat pilihan-pilihan. Tujuan dari individu dan masyarakat membuat
pilihan adalah agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara efisien untuk
dapat memaksimumkan kesejahteraan individu dan masyarakat.
Biaya Peluang (Opportunity Cost)
Untuk menjelaskan bagaimana pilihan individu dan masyarakat dalam
memutuskan biaya, maka perhatikan contoh berikut: Kita misalkan seorang
mahasiswa yang memiliki uang sebesar Rp. 1 juta dan telah memutuskan untuk
membeli buku dan pakaian. Jadi mahasiswa tersebut mempunyai dua pilihan yaitu
membeli buku dengan harga Rp. 50.000 per buah dan pakaian dengan harga Rp.
4
100.000 per unit. Mahasiswa tersebut ingin sekali membeli 20 buku, dan 10 pakaian.
Karena mahasiswa tersebut tahu bahwa keinginannya tersebut tidak mungkin
terpenuhi, dalam istilah ekonomi dikatakan bahwa ini tidak mungkin dicapai karena
keterbatasan sumber daya. Meskipun demikian terdapat beberapa kombinasi yang
dapat terjadi, misalnya membeli 10 buku dan 5 pakaian, 12 buku dan 4 pakaian dan
sebagainya.
Setelah mempertimbangkan dengan matang, maka mahasiswa ini sampai pada
keputusan untuk membeli 8 buku dan 6 pakaian, namun pada menit-menit terakhir ia
memutuskan untuk membeli 7 pakaian. Sekarang berapa biaya untuk memperoleh
tambahan satu lembar pakaian tersebut. Jawabannya adalah 2 buah buku. Dua buah
buku ini dikorbankan oleh mahasiswa tersebut untuk memperoleh tambahan satu
lembar pakaian. Para pakar ekonomi menyebut bahwa 2 buah buku tersebut sebagai
biaya peluang (opportunity cost) untuk pakaian ke 7.
1.3. Masalah Pokok Perekonomian
Telah disebutkan bahwa, masalah pokok dalam perekonomian timbul karena
adanya kelangkaan (scarcity), dalam sumber daya, sementara kebutuhan manusia
tidak terbatas. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari setiap individu,
perusahaan dan masyarakat, secara keseluruhan akan selalu menghadapi tiga
persoalan-persoalan ekonomi. Ketiga persoalan tersebut adalah: Whot, How dan For
Whom:
a. What: pertanyaan ini menyangkut masalah komoditi apa yang akan dihasilkan,
dan berapa banyak? Dengan kata lain berapa banyak barang dan jasa apa yang
akan dihasilkan, serta kapan? Haruskah kita membuat lebih banyak makanan dari
pakaian, atau sebaliknya. Pilihan mana yang kita ambil, nasi dan ikan bakar hari
ini atau daging dan roti hari ini.
b. How: Pertanyaan ini menyangkut masalah bagaimana atau dengan apa komoditi
dihasilkan, apakah dengan menggunakan modal lebih banyak atau tenaga kerja
lebih banyak, apakah menggunakan teknologi sederhana atau menggunakan
teknologi canggih. Hal ini sangat tergantung pada tingkat persaingan di pasar.
5
c. For Whom: Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa barang tersebut
dihasilkan. Apabila dilihat dari sisi pendapatan, masyarakat dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu masyarakat; (1) golongan
berpenghasilan tinggi, (2) golongan berpenghasilan menengah dan (3 golongan
berpenghasilan rendah. Masyarakat berpenghasilan rendah lebih memilih
membeli barang yang harganya murah, tanpa memperhatikan mutu barang
tersebut, sementara masyarakat yang berpenghasilan menengah memilih barang
yang harganya sedang, dan masyarakat yang berpenghasilan tinggi akan memilih
barang-barang yang berkualitas tinggi walaupun harganya mahal.
1.4. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif
Para ahli ekonomi membedakan dua analisa ilmu ekonomi yaitu analisa
ekonomi positif dan normatif. Ilmu Ekonomi Positif (Positive Economics) yaitu
membahas atau mempelajari apa itu (what is) atau bagaimana masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi
positif menentukan bagaimana sebenarnya (in fact) sumber daya dialokasikan
dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi positif menyangkut apa yang sedang,
telah atau akan terjadi. Ilmu Ekonomi Normatif (Normative Economics), yaitu
mempelajari apa seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi yang
dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan.
Pernyataan positif adalah pernyataan yang mengandung arti: apakah yang
wujud atau telah wujud atau akan wujud? Kebenaran pernyataan positif dapat dilihat
dengan membandingkannya dengan kenyataan yang wujud. Pada hakikatnya
pernyataan positif adalah pernyataan mengenai fakta-fakta yang wujud dalam
masyarakat dan oleh sebab itulah kebenarannya dapat dibuktikan dengan
memperhatikan kenyataan yang berlaku. “Kalau produksi beras turun maka
harganya akan naik” dan “Kalau beras dijual ke kota maka harganya lebih mahal
daripada dijual di desa” adalah contoh-contoh dari pernyataan positif.
Pernyataan normatif ialah pernyataan yang mengandung arti: apakah yang
sebaiknya harus wujud? Jadi pernyataan normatif adalah suatu pandangan
6
subjektif atau suatu value judgement. Pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat
mengenai keadaan yang akan wujud tetapi menyatakan tentang apa yang sebaiknya
harus wujud. Pernyataan normatif adakalanya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang tidak bersifat rasional seperti faktor kebudayaan, filsafat dan keagamaan.
Karena sifatnya tersebut, kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan
dengan melihat kepada kenyataan. Perhatikanlah pernyataan berikut: “Peningkatan
kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan mempercepat pertumbuhan
pendapatan nasional” dan “Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan
dengan berusaha agar pertambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh
seluruh lapisan masyarakat”.
Pernyataan positif adalah pernyataan mengenai fakta–fakta yang wujud dalam
masyarakat dan oleh sebab itulah kebenarannya dapat di buktikan dengan kenyataan
yang ada. Pernyataan normatif adakalanya sangat di pengaruhi oleh faktor–faktor
yang tidak bersifat rasional seperti faktor kebudayaan, filsafat dan keagamaan.
Karena sifatnya tersebut, kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan
dengan melihat kenyataan. Pernyataan normatif selalu dijumpai dalam ilmu ekonomi
terapan atau ilmu ekonomi kebijakan. Masalah ekonomi dapat diatasi dengan
beberapa cara dan cara manakah yang terbaik sangat tergantung kepada value
judgement dari yang merumuskan kebijakan ekonomi tersebut.
1.5. Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; ilmu
ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Pengertian dan perbedaan ekonomi makro
dan ekonomi mikro terletak pada ruang lingkup kajian ekonomi. Berikut adalah
pengertian dan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro:
Ekonomi makro, mengkaji variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan
pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau
pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional.
7
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan
pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian
ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada
usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Ekonomi Mikro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil
misalnya perusahaan, dan rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari
bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga
pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Selain itu, teori ekonomi mikro juga membahas tentang penentuan tingkat
produksi suatu perusahaan agar dapat mencapai profit/keuntungan. Contoh:
misalnya kalau permintaan terhadap hasil industri meningkat maka teori ekonomi
mikro dapat menganalisis dampak dari kenaikan produksi itu terhadap tingkat harga
produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi mikro
merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dalam
membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aspek ekonomi.
Individu dimaksud seperti konsumen, pemilik sumber-sumber daya dan
perusahaan dalam perekonomian pasar bebas. Jadi teori mikro atau teori harga
mempelajari arus barang dan jasa dari sektor rumah tangga, komposisi arus tersebut
serta bagaimana harga-harga barang dan jasa ditentukan dalam arus tersebut. Juga
mempelajari arus jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik sumber-sumber daya ke
perusahaan-perusahaan bisnis, ke mana penggunaan sumber-sumber mengalir dan
bagaimana harga sumber-sumber tersebut ditentukan.
Kegunaan Teori Ekonomi Mikro
Teori Ekonomi Mikro dapat bermanfaat:
8
1. Sebagai dasar untuk membuat ramalan (basic for predicition). Artinya bahwa
teori ekonomi mikro dapat membuat ramalan bersyarat atau ramalan
kondisional (conditional prediction).
2. Sebagai alat untuk merumuskan kebijakan ekonomi (economi policy), artinya
menganalisis bagaimana kegiatan pemerintah untuk mempengaruhi
perekonomian. Dalam hal ini kita dapat mempelajari kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi harga dan upah, serta alokasi sumber daya.
2. Untuk memeriksa syarat-syarat kemakmuran perekonomian (welfare
economics).
3. Sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajemen. Dalam hal ini metode
yang dikembangkan dalam analisis permintaan dan analisis penawaran.
1.6. Model-Model dalam Ilmu Ekonomi
Jutaan orang yang terlibat dalam kegiatan perekonomian seperti kegiatan;
membeli, menjual, bekerja, menyewa, industri, perdagangan, jasa, dan lain-lain.
Untuk memahami bagaimana perekonomian bekerja, maka kita harus menemukan
cara untuk menyederhanakan semua kegiatan perekonomian tersebut. Dengan
demikian kita membutuhkan model yang dapat menjelaskan bagaimana
perekonomian diatur dan bagaimana orang-orang yang terlibat dalam perekonomian
berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Para ekonom mengembangkan model-model sederhana dari beragam aktivitas
manusia yang ingin dipelajari. Model-model yang dibangun mungkin tidak
sepenuhnya realistis, namun paling tidak mampu menjelaskan tentang bagaimana
suatu aktivitas ekonomi dijalankan. Seperti halnya peta juga tidak realistis, peta tidak
menunjukkan secara rinci setiap rumah dalam suatu kota. Namun terlepas dari itu
peta dapat membantu kita untuk melihat seluruh gambaran tersebut dan menunjukkan
ke arah mana kita akan pergi. Demikian hal dengan model-model ilmu ekonomi yang
baik, seperti yang akan kita bahas dalam buku ini memiliki beragam variasi,
meskipun pada awal anda mungkin mengira bahwa model tersebut tidak realistis.
9
Dalam bagian pendahuluan ini akan diperkenalkan beberapa model sederhana
antara lain; model perekonomian dua sektor dengan bagan alir sirkuler, dan model
batas kemungkinan produksi, model induktif dan deduktif, serta ceteris paribus.
Model Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari
sektor rumah tangga dan perusahaan. Sektor rumah tangga merupakan pemilik faktor
produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan dalam menghasilkan
barang dan jasa, seperti terlihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. menggambarkan sebuah model perekonomian. Pada model ini
perekonomian disederhanakan dalam dua sektor (dua pembuat keputusan) yaitu
PERUSAHAAN
Memproduksi dan menjual
barang dan Jasa
Mempekerjakan dan
menggunakan faktor-faktor
produksi
PASAR BARANG
DAN JASA Perusahaan Menjual
Rumah Tangga Membeli
PASAR FAKTOR
PRODUKSI Rumah tangga menjual
Perusahaan membeli
RUMAH TANGGA
Membeli dan
mengkonsumsi barang dan
Jasa
Memiliki dan menjual
faktor-faktor produksi
Penghasilan Pengeluaran
Upah, sewa dan
Keuntungan Pendapatan
Faktor-faktor
produksi
Barang dan
jasa yang
dijual
Barang dan
jasa yang
dibeli
Gambar 1.1. Diagram Alir-Sirkuler Perekonomian
T. Kerja, lahan,
dan Modal
10
rumah tangga dan perusahaan. Perusahaan menghasilkan barang serta menggunakan
input-input seperti tenaga kerja, tanah, mesin, peralatan, gedung, dan modal. Input-
input tersebut disebut faktor produksi. Sementara rumah tangga memiliki faktor
produksi dan melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Perusahaan dan rumah tangga berinteraksi dalam dua jenis pasar yaitu pasar
barang dan jasa serta pasar faktor-faktor produksi. Dalam pasar barang dan jasa
rumah tangga berperan sebagai pembeli sementara perusahaan berperan sebagai
penjual. Rumah tangga membeli barang dan jasa hasil produksi dari perusahaan.
Sementara dalam pasar faktor-faktor produksi, rumah tangga berperan sebagai
penjual, dan perusahaan berperan sebagai pembeli. Dalam pasar faktor-faktor
produksi rumah tangga menyediakan input yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
menghasilkan barang dan jasa.
Bagian dalam pada diagram alir sirkuler menunjukkan aliran input dan output.
Rumah tangga menjual tenaga kerja, tanah, dan modal pada perusahaan-perusahaan
di pasar faktor produksi. Perusahaan-perusahaan ini selanjutnya menggunakan faktor-
faktor tersebut untuk memproduksi barang dan jasa, yang selanjutnya dijual kepada
rumah tangga melalui pasar barang dan jasa. Dengan demikian faktor produksi
mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, sementara barang dan jasa mengalir dari
perusahaan ke rumah tangga.
Bagian luar pada diagram alir sirkuler menggambarkan aliran uang. Rumah
tangga mengeluarkan uang untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Semantra perusahaan menggunakan sebagian pendapatannya dari hasil
penjualan barang dan jasa untuk membayar faktor-faktor produksi seperti; sewa, dan
gaji karyawan. Yang tersisa pada perusahaan adalah keuntungan dari perusahaan
yang juga merupakan anggota dari rumah tangga. Dengan demikian pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, sementara
pendapatan dalam bentuk gaji, sewa dan keuntungan mengalir dari perusahaan ke
rumah tangga.
11
Sekarang mari kita menelusuri aliran sirkulasi, dengan mengikuti aliran uang
ketika uang tersebut berpindah dari satu orang ke orang lain dalam perekonomian.
Misalkan uang berasal dari rumah tangga, misalkan dari dompet anda. Apabila anda
ingin membeli roti, anda membawa selembar uang tersebut menuju salah satu pasar
barang dan jasa, seperti mini market. Pada saat uang tersebut berpindah dari tangan
anda ke kasir, maka uang tersebut menjadi pendapatan bagi perusahaan. Akan tetapi
uang tersebut tidak akan lama berada di kas perusahaan, karena perusahaan
menggunakan kembali uang tersebut untuk membeli input dari pasar faktor produksi.
Batas Kemungkinan Produksi
Sebagian besar model ekonomi dibangun berdasarkan perangkat matematika,
tidak seperti diagram sirkuler. Model ini memberikan gambaran tentang model
matematika sederhana, yang disebut batas kemungkinan produksi, di mana model ini
menggambarkan memikirkan dasar ekonomi.
Meskipun perekonomian sesungguhnya menghasilkan ribuan dan bahkan jutaan
barang dan jasa. Dalam model ini kita sederhanakan, dengan mengasumsikan bahwa
perekonomian hanya menghasilkan dua jenis barang, yaitu sepatu dan baju. Batas
kemungkinan produksi (production possibilities frotier) merupakan grafik yang
memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam. Dalam kasus ini
jumlah sepatu dan baju yang dihasilkan dalam perekonomian dengan ketersediaan
faktor-faktor produksi serta teknologi produksi yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi sepatu dan baju.
Gambar 1.2. menunjukkan kurva batas kemungkinan produksi, garis vertikal
menunjukkan jumlah produksi baju, sedang garis horizontal menunjukkan produksi
sepatu. Setiap titik pada kurva batas kemungkinan produksi, P, Q, T, dan U adalah
titik yang menunjukkan kepuasan yang sama kepada masyarakat. Masyarakat harus
memilih titik tersebut, lebih banyak baju yang dipilih berarti lebih sedikit sepatu dan
demikian sebaliknya bila memilih lebih banyak sepatu, maka baju lebih sedikit.
Untuk memilih titik di sebelah atas kurva kemungkinan produksi (titik S)
tidak mungkin karena tidak dimiliki sumber daya yang cukup. Sebaliknya titik R
12
dapat dipilih karena sumber daya yang dimiliki memang memungkinkan untuk itu.
Tapi, karena prinsip maksimisasi kepuasan maka titik itu tidak akan dipilih. Titik-
titik yang berada pada kurva batas kemungkinan produksi diyakini kombinasi yang
optimal. Bila ditanya mana dari titik tersebut yang lebih baik? Maka pertanyaan
demikian menyangkut pertimbangan normatif, tergantung kepada keinginan
konsumen. Secara keilmuan tidak dapat dikatakan bahwa satu titik lebih baik dari
titik lain. Sangat tergantung kepada pertimbangan masyarakat, dan mungkin sangat
ditentukan oleh nilai dalam masyarakat. Karenanya dalam pertimbangan ini
menyangkut value judgment tentang titik mana yang harus dipilih.
.
Dengan mengingat asumsi yang berlaku, maka kita sepaham bahwa untuk
memperoleh tambahan baju, sepatu harus dikorbankan, demikian juga sebaliknya.
Setiap penambahan satu sepatu mengurangi dua unit baju, dan ini menunjukkan
munculnya opportunity cost. Setiap keputusan menambah baju mengakibatkan
pengurangan terhadap sepatu yang dikonsumsi, dan ini secara ekonomi dikenal
sebagai biaya. Perhatikan pemahaman lebih lanjut daripada sifat opportunity cost
●
P
Q
0
S
Produksi
Sepatu
Produksi
baju
20.000
10.000
16.000
14.000
8.000
3.000 6000 7000
R
Kurva batas
kemungkinan
produksi
Gambar 1.2. Kurva Batas Kemungkinan Produksi
U
T
13
ini, untuk memperoleh tambahan setiap satu sepatu semakin besar pengurangan baju
yang dilakukan. Atau setiap pergerakan dari titik P, ke Q dan seterusnya
membutuhkan pengorbanan baju yang semakin besar untuk memperoleh sepatu
yang jumlahnya lebih sedikit dari semula.
Sifat inilah yang mempengaruhi bentuk kurva batas kemungkinan produksi
mengapa bentuknya cembung, karena pergerakan dari titik P ke Q sesuai dengan
sifatnya, hanya dapat sesuai apabila slope nya semakin curam, semakin lancip.
Bentuk demikian ini lazimnya dikenal dengan bentuk cembung ke titik awal
(concave to origin).
Setiap perubahan teknologi berkaitan erat dengan kemampuan suatu negara
untuk menghasilkan barang dan jasa. Demikian halnya dengan perkembangan
teknologi secara langsung akan terlihat dalam pergeseran kurva batas kemungkinan
produksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Dengan berkembangnya teknologi dalam suatu masyarakat, misalnya
ditemukannya teknologi baru dalam pembuatan sepatu, maka akan meningkatkan
Q
0
S
Produksi
Sepatu
Produksi
baju
20.000
10.000
15.500
14.000
8.000
3.000 9000 7000
Gambar 1.3. Pergeseran pada Kurva Batas Kemungkinan Produksi
14.000
14
jumlah sepatu yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja setiap harinya, maka
perekonomian dapat menghasilkan sepatu dalam jumlah yang lebih banyak dan
mungkin mengorbankan produksi baju dalam jumlah tertentu. Dampak dari teknologi
baru di bidang sepatu tersebut, maka kurva batas kemungkinan produksi bergeser ke
arah luar seperti pada Gambar 2.3. Karena pertumbuhan ekonomi dalam
perekonomian, produsen mungkin memindahkan produksi dari titik Q ke titik S yang
menghasilkan sepatu dan baju dalam jumlah yang lebih banyak.
Model Induktif dan Deduktif
Metode Induktif; yaitu metode di mana suatu keputusan dilakukan dengan
mengumpulkan semua data informasi yang ada di dalam realitas kehidupan. Realita
tersebut dalam setiap unsur kehidupan yang dialami individu, keluarga, masyarakat
lokal dan sebagainya mencoba dicari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan
kebutuhannya tersebut dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh upaya
menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. Upaya tersebut dilakukan
sedemikian rupa sehingga sampai diperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang dapat
tersedia pada jumlah, harga, dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan. Yang dalam
ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara ataupun metode untuk menyusun daftar
kebutuhan terhadap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
Metode Deduktif; adalah suatu metode ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar
hukum, ketentuan atau prinsip umum yang sudah diuji kebenarannya. Dengan metode
ini ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah, sesuai dengan
acuan, prinsip, hukum dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam
ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengatakan bahwa jika persediaan barang-
barang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap, maka
barang-barang dan jasa-jasa akan naik harganya”. Bertolak dari hukum ekonomi
tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah dapat menentukan bahwa harus
dijaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu
15
dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. Beberapa pakar menyebutnya
sebagai metode eksperimen intelektual (the method of intellectual experiment).
Ceteris Peribus
Dalam menganalisis persoalan ekonomi para ekonom membangun model guna
menyederhanakan aktivitas perekonomian yang kompleks. Dalam membangun
model didasari pada asumsi yang menjadi salah satu syarat utama dalam melakukan
analisis dalam ekonomi. Tanpa asumsi sangat sulit untuk menjelaskan hubungan di
antara berbagai variabel, karena kegiatan ekonomi yang sangat kompleks. Suatu
kejadian ekonomi dipengaruhi berbagai faktor, dan untuk menjelaskan bagaimana
faktor-faktor tersebut mempengaruhi kejadian itu menjadi sangat rumit. Oleh karena
itu model ekonomi membuat penyederhanaan atas kejadian yang sebenarnya dalam
masyarakat. Penyederhanaan dilakukan dengan memuat pemisalan atau anggapan.
Pemisalan itu dikenal istilah ceteris paribus, yang berarti faktor-faktor lain tidak
berubah.
Untuk memahami bagaimana pemisalan itu, ada baiknya kalau diberikan
contoh teori dalam ilmu ekonomi dan bagaimana pemisalan-pemisalan itu digunakan
dalam analisis teori tersebut. Dalam teori permintaan; dikatakan bahwa permintaan
terhadap suatu barang misalnya sepatu, tergantung pada harganya. Jika harga sepatu
naik maka permintaan akan sepatu berkurang dan apabila harga sepatu turun, maka
permintaan akan sepatu naik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa harga memegang
peranan penting dalam menentukan besarnya permintaan. Tetapi di samping harga
ada faktor lain yang mempengaruhi permintaan, seperti pendapatan masyarakat, harga
barang lain, serta selera masyarakat. Walaupun harga tetap misalnya, tetapi apabila
pendapatan masyarakat naik, atau harga barang lain berubah, maka permintaan akan
mengalami perubahan. Dalam melakukan analisis ekonomi misalnya untuk
mengetahui pengaruh harga terhadap permintaan, maka dibuatlah pemisalan bahwa
faktor lain tidak berubah (ceteris beribus).
Penting untuk diketahui bahwa para ekonom tidak mengasumsikan bahwa
faktor-faktor lain tidak mempengaruhi harga sepatu, melainkan variabel tersebut
16
diasumsikan tidak berubah selama penelitian. Jadi dengan cara ini, pengaruh
beberapa kekuatan dapat diteliti dalam situasi yang disederhanakan. Asumsi ceteris
paribus seperti ini dipergunakan dalam semua permodelan ekonomi.
1.7. Macam-macam Sistem Ekonomi
Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh
Negara. Sistem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional, sistem
ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpimpin, dan sistem
ekonomi campuran.
Sistem Ekonomi Tradisional
Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi
tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan
bergantung pada sumber daya alam. Masyarakat juga memproduksi barang pemenuh
kebutuhan yang di produksinya hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga.
Dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan
keduanya. Dalam sistem ekonomi ini pengaturan ekonomi dilakukan menurut pola
tradisi, yang biasanya sebagian besar menyangkut kontrol atas tanah sebagai sumber
terpenting atau satu-satunya sumber ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional antara lain adalah; (1) teknik produksi
dipelajari secara turun-temurun dan bersifat sederhana, (2) hanya sedikit
menggunakan modal, (3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan
barang), masih terikat tradisi, dan (4) tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan
sumber kemakmuran.
Sistem Ekonom Terpimpin/Terencana
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi di mana peran pemerintah
sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Sistem ini
17
mendasarkan diri pada pandangan Karl Marx. Masyarakat komunis yang dicita-
citakan Marx merupakan masyarakat yang tidak ada kelas sosialnya. Pada sistem ini
pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau
metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut
diproduksi. Beberapa negara yang menggunakan sistem ekonomi ini antara lain
Rusia, Cina, dan Kuba.
Sistem ekonomi komando memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Semua alat
dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah, (2) Hak milik perorangan tidak
diakui, (3) tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas
dalam kegiatan perekonomian, dan (4) kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya
oleh pemerintah.
Sistem Ekonom Pasar/Kapitalis/Bebas
Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya
An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Model sistem
ekonomi ini merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Sistem
ekonomi pasar yang dicetuskan oleh Adam Smith berintikan: tangan yang tidak
terlihat (infisible hand) akan menggerakkan kegiatan ekonomi yaitu dengan adanya
keinginan seseorang/sekelompok orang yang memberikan sebuah barang dan atau
jasa untuk mendapatkan barang lainnya (pertukaran)
Harga dalam pasar dapat goyah terutama karena hukum penawaran dan
permintaan, serta keinginan pengusaha menggunakan modalnya sebaik mungkin.
Oleh karena itu harga pasar dalam jangka pendek dapat sangat tinggi atau sangat
rendah, tetapi dalam jangka panjang akan mencapai keseimbangan. Dalam sistem
pasar bebas seperti itu pemerintah suatu Negara mempunyai tiga tugas yang sangat
penting yaitu:
- Berkewajiban melindungi Negara dari kekerasan dan serangan negara bebas
lainnya.
18
- Melindungi setiap anggota masyarakat sejauh mungkin dari ketidakadilan atau
penindasan oleh anggota masyarakat lainnya atau mendirikan badan hukum yang
dapat diandalkan.
- Mendirikan dan memelihara beberapa institusi atau sarana untuk umum yang tidak
dapat dibuat oleh perorangan karena keuntungan yang didapat darinya terlalu kecil
sehingga tidak dapat menutupi biayanya. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi
sepenuhnya diserahkan kepada swasta. Pada dasarnya sistem ekonomi yang
kapitalis murni hampir tidak ada. Yang berkembang sekarang ini sistem ekonomi
yang sudah campuran. Hanya kadar dominasinya yang menentukan
kecenderungannya kepada suatu jenis sistem ekonomi. Negara yang menggunakan
sistem ekonomi ini adalah Amerika Serikat, Swedia, Belanda dan Prancis.
Sistem ekonomi pasar/kapitalis memiliki beberapa ciri antara lain; (1) Setiap
orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal, (2) Setiap orang bebas
menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya, (3) Aktivitas ekonomi ditujukan
untuk memperoleh laba, (4) Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat
(swasta), (5) Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar, (6) Persaingan
dilakukan secara bebas, dan (7) Peranan modal sangat vital.
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk
menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan
membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai
akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh
mekanisme penawaran dan permintaan.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran dari sistem ekonomi pasar dan
terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan
masalah ekonomi. Dalam bentuk perekonomian campuran sumber-sumber ekonomi
bangsa, termasuk faktor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau kelompok swasta,
di samping sumber tertentu yang dikuasai pemerintah pusat, atau pemerintah daerah,
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme
19
atau pemerintah setempat. Karena itu dalam sistem ekonomi campuran dikenal paling
tidak dua sektor ekonomi, yaitu sektor swasta dan sektor Negara
Sistem ini berkembang dan sekarang diberlakukan baik oleh Negara yang
sebelumnya menganut sistem ekonomi pasar (Negara industri barat) maupun oleh
Negara yang sebelumnya menganut sistem ekonomi perencanaan yang ketat/terpusat
(Uni Soviet). Pemberlakuan sistem ekonomi pasar yang ketat ternyata menimbulkan
depresi ekonomi pada tahun 1930-an. Sedang pemberlakuan sistem ekonomi
perencanaan yang ketat juga tidak mampu menghilangkan kelas-kelas dalam
masyarakat.
Berdasarkan pengalaman tersebut banyak Negara menganut sistem ekonomi
campuran ini. Sistem ekonomi campuran melahirkan ekonomi pasar bebas, yang
memungkinkan persaingan bebas tetapi bukan persaingan yang mematikan, campur
tangan pemerintah diperlukan untuk menstabilisasi kehidupan ekonomi, mencegah
konsentrasi yang terlalu besar di pihak swasta, mengatasi gejolak-gejolak, dan
membantu golongan ekonomi lemah.
Sistem ekonomi campuran memiliki beberapa ciri antara lain; (1) Merupakan
gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, (2) Barang modal dan sumber daya
yang vital dikuasai oleh pemerintah, (3) Pemerintah dapat melakukan intervensi
dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan
mengawasi kegiatan swasta. Jadi Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.
Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan
dari sistem ekonomi pasar dan komando yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni
melaksanakan sistem ekonomi terpusat maupun pasar, yang ada adalah
kecenderungan terhadap ekonomi pasar seperti Amerika, Hongkong, dan negara–
negara Eropa barat yang berpaham liberal, sementara negara yang pernah
menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia dan Rusia yang berideologi
sosialis atau komunis.
Kebanyakan negara-negara dewasa ini menerapkan sistem ekonomi campuran
seperti Prancis, Brasil, Philipina, Malaysia, Indonesia dan beberapa negara lain.
20
Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi, seperti halnya
yang dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran
komunisme juga mempengaruhi sistem ekonomi Soviet, dari sistem ekonomi terpusat
(komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan mengalami berbagai perubahan.
1.8. Penggunaan Model Matematika
Penggunaan model matematika dalam analisis ekonomi mikro terbukti sangat
menunjung kemajuan teori ekonomi. Yang perlu diketahui adalah bahwa matematika
bukanlah ilmu ekonomi. Seorang yang ahli matematika tidaklah otomatis menjadi
ahli ekonomi. Sebaliknya seorang dapat menjadi ahli ekonomi tanpa harus terlebih
dahulu menjadi ahli matematika. Hal tersebut disebabkan karena matematika dalam
ilmu ekonomi hanya berfungsi sebagai alat analisis dalam masalah ekonomi. Selain
matematika masih ada alat lain yang dapat digunakan seperti grafik dan analisis
verbal. Akan tetapi demi efisiensi dan keakuratan analisis, maka mahasiswa sangat
diharapkan untuk membekali diri dengan pemahaman matematika. Beberapa
peralatan matematika yang umum digunakan dalam analisis ekonomi antara lain;
aljabar linear, matriks, diffrensial, kalkulus, dan geometri,
Pada bagian ini akan diuraikan secara ringkas tentang konsep aljabar dasar.
Dalam kesempatan ini akan diuraikan beberapa isu yang muncul sebagai aplikasi
dari konsep-konsep matematika dalam mempelajari ilmu ekonomi.
Telah dijelaskan bahwa teori ekonomi mikro mengkaji tentang perilaku
variabel-variabel ekonomi individual. Misalnya permintaan TV, permintaan beras dan
sebagainya. Demikian halnya dengan penawaran, misalnya penawaran kulkas,
penawaran mobil dan sebagainya.
Hubungan dari variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam bentuk model
matematika. Modal matematika pada dasarnya merupakan seperangkat persamaan
matematika yang menggambarkan hubungan variabel-variabel dalam model.
Walaupun dikatakan seperangkat, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hanya
terdiri dari satu persamaan misalnya persamaan untuk permintaan suatu barang;
21
Qd = a – bPx (1.1)
Persamaan 1.1. menggambarkan hubungan antara jumlah barang X yang
diminta (Qd), dengan harga barang X (Px), a dan b disebut koefisien. Persamaan 1.1.
juga menunjukkan fungsi permintaan dari barang X. Artinya jumlah barang X yang
diminta dipengaruhi oleh variabel harga barang X itu sendiri (Px). Qd disebut
variabel terikat, sementara Px disebut variabel bebas.
Perlu diketahui bahwa yang mempengaruhi permintaan atas barang X,
mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang X sendiri, tetapi juga bisa
dipengaruhi oleh pendapatan konsumen. Sehingga model fungsi permintaan barang X
dapat ditulis:
Qd = a – b1Px +b2I (1.2)
Persamaan 1.2. menunjukkan bahwa permintaan barang X di samping
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, juga dipengaruhi oleh pendapatan
konsumen (I).
Model matematika dapat dikembangkan lebih lanjut misalnya permintaan
akan barang X selain dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, dan pendapatan
konsumen, juga dipengaruhi oleh harga barang lain; sehingga model fungsi
permintaan dibuat:
Qd = a – b1Px + b2I + b3Py (1.3)
Persamaan 1.3. menunjukkan bahwa permintaan barang X di samping
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, dan pendapatan konsumen (I), juga
dipengaruhi oleh harga barang lain (Py).
Persamaan (1.1), (1.2), dan (1.3) hanyalah satu contoh dari beberapa
kemungkinan persamaan lainnya. Akan tetapi apabila dilihat dari sisi hubungan antar
variabel, maka persamaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu
persamaan perilaku, persamaan definisi, dan persamaan keseimbangan. Persamaan
(1.1.), (1.2), dan (1.3) adalah contoh dari persamaan perilaku (Behavioral Equation).
22
Sementara persamaan definisi (definition equatian) seperti:
π = TR – TC (1.4)
Dimaan: π = laba
TR = Total revenue atau penerimaan
TC = Total cost atau biaya
Jadi persamaan 1.4. merupakan persamaan definisi, di mana dikatakan bahwa
laba sama dengan total penerimaan dikurangi dengan total biaya.
Selanjutnya persamaan keseimbangan (Equilibrium Condition), yaitu
persamaan yang menunjukkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
keseimbangan, contoh;
Qd = Qs (1.5
Dimana: Qd = jumlah barang yang diminta
Qs = jumlah barang yang ditawarkan.
Persamaan 1.5 menunjukkan keseimbangan pasar akan tercapai apabila
jumlah barang diminta (Qd) sama dengan jumlah barang yang ditawarkan (Qs).
Menggambarkan Grafik Fungsi
Grafik merupakan salah cara sederhana untuk menunjukkan hubungan antara
dua variabel. Umumnya nilai dari variabel independen (X) ditunjukkan pada sumbu
horisontal, dan nilai dari variabel dipenden (Y) ditunjukkan pada sumbu vertikal.
Misalnya:
Y = 2 + 2X (1.5)
Untuk menjelaskan persamaan ini selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel
seperti terlihat pada Tabel 1.1.
23
Tabel 1.1. Nilai X dan Y untuk Fungsi Linear Y= 2 + 2X
X Y=f(X)
= 2 + 2X
-2
-1
0
1
2
3
4
5
-2
0
2
4
6
8
10
12
Berdasarkan Tabel 1.1, maka dapat dibuat grafik fungsi Y = 2 + 2X seperti
terlihat pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4, dapat memberi gambaran kepada kita tentang gambaran fungsi
setiap kemungkinan nilai X pada persamaan fungsi Y = 2 +2 X. Grafik dari
●
8
4
2 8
2
-2 -6
6
4 6 -4 8
-2
-4
-6
-8
∆Y
∆X
Intersep Y
Intersep X
Sumbu Y
Sumbu X
Gambar 1.4. Grafik Fungsi Linear Y = 2 + 2X
Y=2+2X
24
persamaan ini membentuk garis lurus, sehingga fungsi tersebut disebut fungsi linear
(linear function). Terlihat bahwa intercep Y adalah 2; artinya jika X=0, maka Y=2.
Sementara slope garis adalah 2; artinya setiap kenaikan 1 unit X akan menaikkan 2
unit Y. Pada gambar 1.4 juga terlihat bahwa X dan Y dapat bernilai positif dan
negatif. Perlu ditekankan bahwa umumnya variabel-variabel yang digunakan dalam
ilmu ekonomi bernilai positif. Jadi grafik yang digunakan dalam ilmu ekonomi hanya
menggunakan kuadran sisi kanan atas saja (positif) untuk setiap sumbunya.
1.9. Ringkasan Bab 1
Kelangkaan merupakan masalah mendasar yang dihadapi oleh setiap
perekonomian Dalam suatu perekonomian akan timbul ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas jumlahnya dengan kemampuan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang jumlahnya terbatas.
Ketidakseimbangan inilah menuntut individu dan masyarakat untuk membuat pilihan.
Terdapat tiga pertanyaan dasar yang harus dijawab oleh semua sistem
ekonomi yaitu; Pertama What: pertanyaan ini menyangkut masalah komoditi apa
yang akan dihasilkan, dan berapa? Kedua How: pertanyaan ini menyangkut masalah
bagaimana atau dengan apa komoditi dihasilkan, apakah dengan menggunakan modal
lebih banyak atau tenaga kerja lebih banyak, apakah menggunakan teknologi
sederhana atau menggunakan teknologi canggih. Ketiga For Whom: pertanyaan ini
menyangkut masalah untuk siapa barang tersebut dihasilkan.
Para Ekonom membedakan dua analisa ilmu ekonomi yaitu analisis ekonomi
positif dan normatif. Ekonomi Positif membahas atau mempelajari tentang apa
atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat
sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif menentukan bagaimana sumber
daya dialokasikan dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi positif menyangkut
apa yang sedang, telah atau akan terjadi. Ilmu Ekonomi Normatif yaitu
mempelajari apa yang seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi
yang dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan.
25
Para ekonom membedakan ilmu ekonomi ke dalam dua kelompok yaitu ilmu
ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro, mengkaji variabel-variabel
ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel yang dikaji antara lain:
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar,
laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Sementara itu ekonomi mikro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup
kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari
bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga,
pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Dalam menganalisis persoalan ekonomi para ekonom membangun model
guna menyederhanakan aktivitas perekonomian yang kompleks. Dalam membangun
model didasari pada asumsi yang menjadi salah satu syarat utama dalam melakukan
analisis dalam ekonomi. Tanpa asumsi sangat sulit untuk menjelaskan hubungan di
antara berbagai variabel, karena kegiatan ekonomi yang sangat kompleks. Suatu
kejadian ekonomi dipengaruhi berbagai faktor, dan untuk menjelaskan bagaimana
faktor-faktor tersebut mempengaruhi kejadian itu menjadi sangat rumit. Oleh karena
itu model ekonomi membuat penyederhanaan atas kejadian yang sebenarnya dalam
masyarakat.
Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh
Negara. Sistem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional, sistem
ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpimpin, dan sistem
ekonomi campuran.
Penggunaan model matematika dalam analisis ekonomi mikro terbukti sangat
menunjung kemajuan teori ekonomi, namun perlu diketahui bahwa matematika
bukanlah ilmu ekonomi. Seorang yang ahli matematika tidaklah otomatis menjadi
ahli ekonomi. Sebaliknya seorang dapat menjadi ahli ekonomi tanpa harus terlebih
dahulu menjadi ahli matematika. Hal tersebut disebabkan karena matematika dalam
ilmu ekonomi hanya berfungsi sebagai alat analisis dalam masalah ekonomi. Selain
matematika masih ada alat lain yang dapat digunakan seperti grafik dan analisis
26
verbal. Akan tetapi demi efisiensi dan keakuratan analisis, maka mahasiswa sangat
diharapkan untuk membekali diri dengan pemahaman matematika.
Pertanyaan Bab 1
1. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang prilaku orang dan masyarakat dalam
memilih menggunakan sumber daya yang langkah dan memiliki berbagai
alternatif penggunaan, dalam upaya memproduksi berbagai komoditi, untuk
kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa yang akan datang
kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat. Jelaskan
variabel-variabel dari definisi tersebut.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kelangkaan? Serta jelaskan bagaimana
masyarakat menyikapi kelangkaan tersebut?
3. Sebutkan dan jelaskan persoalan pokok yang dihadapi oleh setiap perekonomian?
4. Jelaskan perbedaan antara ekonomi positif dan ekonomi normatif?
5. Jelaskan peran ekonomi mikro terhadap ekonomi makro?
6. Apa yang dimaksud dengan ceteris paribus, dan mengapa ceriris paribus perlu
dilakukan dalam analisis ekonomi.
7. Jelaskan peran matematika dalam ilmu ekonomi.
8. Gambarkan diagram sirkuler, kemudian beri tanda panah kegiatan yang
berhubungan dengan aliran barang dan jasa dan aliran uang untuk masing-masing
kegiatan berikut:
- Ali membayar Rp. 50.000 kepada kasir untuk pembelian sebuah baju.
- Tini memperoleh uang Rp. 75.000,- per hari atas jasa dalam bekerja pada
super maket.
- Amir membayar Rp. 100.000,- untuk menonton bola di stadion.
- Nia memperoleh uang Rp. 100.000,- dari 20 persen kepemilikannya atas
saham PT. ABC.
9. Misalkan suatu masyarakat yang menghasilkan makanan dan pakaian untuk
konsumsi;
27
- Gambarkan batas kemungkinan produksi untuk makanan dan pakaian,
kemudian jelaskan mengapa kurva yang dibentuk kemungkinan besar
berbentuk cembung ke titik awal
- Tunjukkan sebuah titik yang tidak dapat dicapai oleh perekonomian itu, dan
tunjukkan pula suatu titik yang dapat dicapai oleh perekonomian itu namun
titik tersebut tidak efisien.
28
BAB II
TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Permintaan dan penawaran adalah dua kata yang senantiasa digunakan oleh
para ahli ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena kekuatan permintaan dan
penawaran yang membuat ekonomi pasar bekerja dengan baik. Keduanya
menentukan jumlah barang yang dihasilkan dan sekaligus menentukan harga barang
itu. Apabila anda ingin mengetahui suatu kejadian atau kebijakan dalam
mempengaruhi perekonomian, maka anda harus terlebih dahulu membayangkan
bagaimana pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan.
2.1. Teori Permintaan
Permintaan dapat diartikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana
seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga,
dengan asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus). Hubungan permintaan tersebut
hanya menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan kuantitas yang
dibelinya per unit waktu, ceteris paribus.
Hukum permintaan (the low of demand) pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan: Hubungan antara barang yang diminta dengan harga
barang tersebut dimana hubungan tersebut berbanding terbalik, yaitu ketika harga
meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan turun dan sebaliknya
apabila harga turun, maka jumlah barang yang diminta meningkat.
Jumlah permintaan (quantity demand) dari suatu barang adalah jumlah barang
yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli. Sebagaimana akan diuraikan, bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan barang itu. Apabila harga roti
cokelat naik menjadi Rp. 2.500 per biji, maka anda akan membeli lebih sedikit roti
cokelat, dan mungkin anda akan memilih mengkonsumsi roti pisang atau roti keju.
Apabila harga roti cokelat turun menjadi Rp. 500,- per biji, maka anda akan membeli
lebih banyak roti cokelat.
29
Gambar 2.1. menunjukkan bahwa berapa banyak roti cokelat yang dibeli oleh
Amir setiap hari pada kondisi harga yang berbeda-beda. Apabila roti cokelat gratis
maka Amir akan memakan roti sebanyak 12 biji setiap harinya, jika harga roti cokelat
Rp. 500, maka Amin akan memakan roti cokelat sebanyak 10 biji, dan jika harga roti
cokelat terus meningkat, maka jumlah pembelian Amir akan terus menurun, dan
ketika harga mencapai Rp. 3.000,- maka Amir tidak membeli satupun roti cokelat.
Gambar 2.1. menggunakan angka-angka yang ada pada tabel untuk
menggambarkan berlakunya hukum permintaan. Sesuai dengan aturan bersama,
bahwa sumbu vertikal menunjukkan harga, sementara sumbu horizontal
menunjukkan kuantitas. Garis menurun yang menghubungkan harga dan kuantitas
disebut kurva permintaan (demand curve).
Permintaan Pasar dan Permintaan Individu
Kurva permintaan pada gambar 2.1. menunjukkan permintaan individu terhadap
suatu barang. Untuk dapat menganalisis cara kerja pasar, maka kita perlu menentukan
Harga roti
coklat
Jumlah roti
coklat
0,00
500
1000
1500
2000
2500
3000
12
10
8
6
4
2
0
Gambar 2.1. Tabel permintaan dan Kurva Permintaan Amir
500
1000
1500
2000
2500
3000
P
Q 2 4 10 12 6 8 0
30
permintaan pasar, yang merupakan jumlah dari seluruh permintaan individu terhadap
suatu barang atau jasa.
Tabel 2.1. menunjukkan permintaan roti cokelat untuk dua orang, Amir, dan
Ali. Pada tingkat harga berapa pun menunjukkan kepada kita, berapa roti cokelat
yang Amir dan Ali beli. Permintaan pasar pada tingkat harga adalah jumlah dari
kedua permintaan tersebut.
Tabel 2.1. Permintaan Roti Cokelat Individu dan Pasar
Harga Kuantitas
Amir Ali Pasar
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
12
10
8
6
4
2
0
7
6
5
4
3
2
1
19
16
13
10
7
4
1
Berdasarkan Tabel 2.1, dapat dibuat grafik permintaan pasar seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar. 2.2. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
3000 3000 3000
2000
1000
2000 2000
1000 1000
4 3 7 19 Q 12 7 Q Q
P P P
Jumlah roti Cokelat Jumlah roti Cokelat Jumlah roti Cokelat
Permintaan Amir Permintaan Ali Permintaan Pasar
0 0 0
31
Pergeseran pada Kurva Permintaan
Kurva permintaan roti cokelat menunjukkan berapa banyak roti cokelat yang
dibeli orang pada harga tertentu, dengan asumsi semua faktor lain di luar harga tidak
berubah. Kurva permintaan tidak perlu selalu stabil sepanjang waktu. Apabila terjadi
sesuatu dan mengubah jumlah permintaan pada suatu harga, maka kurva permintaan
akan bergeser. Misalnya hasil penelitian ahli gizi menemukan bahwa seorang yang
memakan roti cokelat secara rutin akan hidup lebih sehat. Hasil temuan ini akan
mempengaruhi permintaan akan roti cokelat. Pembeli roti cokelat akan membeli roti
cokelat lebih banyak walaupun mungkin dengan harga yang lebih mahal, sehingga
kurva permintaan roti cokelat akan bergeser.
Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi permintaan; antara lain:
1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang terkait ( Py)
3. Pendapatan konsumen (I)
4. Selera (S)
5. Jumlah penduduk (Pop)
6. Harapan masa yang akan datang (Hd)
Persamaan fungsi permintaan dapat ditulis:
(Qd = F(Px, Py, I,S, Pop, Hd)
Harga Barang terkait
Misalkan bahwa harga roti selai turun, hukum permintaan mengatakan bahwa
kita akan membeli lebih banyak roti selai. Pada saat bersamaan, kita mungkin akan
membeli lebih sedikit roti cokelat. Ketika penurunan terjadi pada harga suatu barang,
mengurungi permintaan barang lain, maka kedua barang tersebut disebut barang
substitusi atau barang pengganti. Barang substitusi sering kali berupa pasangan-
pasangan yang digunakan sebagai pengganti satu sama lain. Seperti Roti cokelat dan
roti keju, sabun Lux dan sabun Nuvo.
32
Selanjutnya apabila harga kopi turun, maka menurut hukum permintaan, anda
akan membeli lebih banyak kopi, namun pada kasus ini anda akan lebih banyak
membeli roti, karena pada saat anda minum kopi anda terbiasa memakan roti secara
bersamaan. Apabila penurunan yang terjadi pada suatu harga barang mengakibatkan
peningkatan permintaan barang lain, maka kedua barang tersebut disebut barang
komplementer. Barang komplementer sering kali berupa pasangan-pasangan yang
saling melengkapi dan digunakan secara bersamaan. Misalnya Mobil dan bensin.
Pendapatan
Apabila pendapatan anda turun, apa yang akan terjadi terhadap permintaan
roti cokelat. Kemungkinan besar permintaan anda terhadap roti cokelat akan turun.
Dengan pendapatan yang lebih rendah berarti kita memiliki lebih sedikit uang untuk
dibelanjakan secara keseluruhan. Hal tersebut berarti anda akan mengurangi belanja
anda, dan pasti hampir pada semua jenis barang. Apabila permintaan suatu barang
berkurang ketika pendapatan anda berkurang, maka barang itu disebut barang normal
(normal good).
Akan tetapi tidak semua barang adalah barang normal, apabila permintaan
suatu barang meningkat pada saat pendapatan anda menurun, maka barang itu disebut
barang imperior. Misalnya, Angkot, pada saat pendapatan anda turun, anda mungkin
memilih tidak membeli mobil atau naik taxi, melainkan memilik naik Angkot.
Selera
Apabila anda menyukai makan roti cokelat, maka anda akan membeli roti
cokelat lebih banyak. Umumnya para pakar ekonomi tidak menjelaskan tentang selera
masyarakat, karena selera didasarkan atas kekuatan-kekuatan psikologis, dan historis
yang ranahnya di luar ilmu ekonomi. Tetapi para ekonom masih tetap menggali apa
yang terjadi ketika selera masyarakat mengalami perubahan.
33
Harapan
Harapan terhadap masa depan tentunya akan mempengaruhi tingkat
permintaan anda terhadap suatu barang atau jasa. Misalnya, apabila anda akan
mengharapkan kenaikan gaji dalam waktu dekat misalnya bulan depan, anda mungkin
rela membelanjakan uang anda lebih banyak dari sebelumnya. Contoh lain apabila
anda mengharapkan bahwa harga Motor bulan depan akan naik, mungkin anda akan
memutukan membeli motor bulan ini.
Jumlah Penduduk
Oleh karena permintaan pasar diperoleh dari permintaan masing-masing
individu, maka permintaan pasar sangat tergantung pada semua faktor yang
menentukan permintaan individu, termasuk penghasilan, selera, dan harapan individu
serta harga dari barang-barang terkait. Sebagai tambahan permintaan pasar tergantung
dari jumlah pembeli. Apabila Ani, seorang penduduk yang suka makan roti cokelat,
D1 D2
D3
Jumlah Roti Cokelat
Harga Roti
Cokelat
Meningkat
Menurun
0
Gambar 1.3. Pergeseran Kurva Permintaan
34
bergabung dengan Amir dan Ali, maka jumlah permintaan akan roti cokelat
meningkat pada setiap harga, dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
2.2. Teori Penawaran
Permintaan terhadap suatu barang dan jasa yang tidak disertai dengan
penawaran barang dan jasa tidak dapat mewujudkan transaksi di pasar. Permintaan
baru dapat dipenuhi apabila produsen atau penjual menyediakan barang-barang
maupun jasa yang diperlukan oleh konsumen tersebut. Jadi penawaran dapat diartikan
berbagai kuantitas suatu barang tertentu di mana seorang penjual bersedia
menawarkan barang atau jasanya pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus.
Banyak hal yang menentukan jumlah penawaran suatu barang, tetapi ketika
kita menganalisis bagaimana pasar bekerja, maka salah satu penentunya adalah harga
barang itu. Apabila harga roti cokelat naik pastilah menguntungkan bagi penjual,
sehingga jumlah barang yang ditawarkan juga naik. Penjual roti akan bekerja
sepanjang hari, membuat lebih banyak roti cokelat dan mempekerjakan lebih banyak
tenaga kerja. Akan tetapi pada saat harga roti cokelat turun, maka usahanya tentu
kurang menguntungkan, dan penjual memutuskan untuk mengurangi produksi roti
cokelatnya, pada saat semakin turun mungkin penjual akan memutuskan akan
menutup usahanya sehingga penjualan sama dengan nol. Oleh karena jumlah
penawaran meningkat seiring dengan naiknya harga, dapat dikatakan bahwa jumlah
penawaran berhubungan secara positif dengan tingkat harga. Hubungan antara harga
dan jumlah penawaran ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam
perekonomian, sehingga disebut sebagai hukum penawaran (The low of supply).
Apabila semua hal diasumsikan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka
jumlah yang ditawarkan akan ikut meningkat, sebaliknya ketika harga barang turun,
maka jumlah yang ditawarkan akan ikut menurun.
Tabel pada Gambar 2.3. menunjukkan jumlah penawaran seorang penjual
roti cokelat Halim pada berbagai tingkat harga. Pada saat harga Rp.500, Halim tidak
menawarkan satupun roti cokelat. Pada saat harga meningkat penawaran roti cokelat
Halim semakin banyak. Hal ini disebut skedul penawaran (supply schedule). Tabel
35
yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah
penawarannya, dengan asumsi semua faktor lain tetap (ceteris paribus).
Harga Roti
Cokelat
Jumlah Penawaran
Roti Cokelat
500
1000
1500
2000
2500
3000
0
2
4
6
8
10
Gambar 2.4. Skedul Penawaran Halim dan Kurva Penawaran
Gambar 2.4. Menggunakan angka-angka dalam tabel untuk menggambarkan
hukum penawaran. Kurva yang menghubungkan antara harga dengan jumlah
penawaran disebut kurva penawaran (supply curve). Kurva penawaran selalu naik,
karena ketika semua faktor lain dianggap konstan, maka harga yang lebih tinggi
berarti lebih banyak barang yang ditawarkan sebagaimana disebutkan dalam hukum
penawaran.
Pergeseran Pada Kurva Penawaran
Kurva penawaran roti cokelat menunjukkan seberapa besar jumlah roti
cokelat yang ditawarkan produsen untuk berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor
lain tidak berubah. Hubungan ini dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.
P
Q
S
500
1500
1000
2000
3000
0
2500
2 4 6 8 10 0
36
Misalkan harga tepung turun, karena tepung adalah bahan baku utama untuk
memproduksi roti cokelat, turunnya harga tepung akan membuat penjualan roti
cokelat semakin menguntungkan. Hal tersebut akan meningkatkan jumlah penawaran
roti cokelat. Pada harga berapapun penjual kini mau memproduksi lebih banyak roti
cokelat. Dengan demikian kurva penawaran akan bergeser ke kanan.
Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi penawaran antara lain:
1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga input ( Pi)
3. Teknologi (T)
4. Harapan (Hr)
5. Jumlah penjual (Jp)
Persamaan penawaran dapat ditulis:
(Qs = F(Px, Pi, T, Hr, Jp)
Harga Input
Untuk memproduksi roti cokelat produsen membutuhkan beberapa input
antara lain tepung terigu, gula pasir, cokelat, perasa, mesin pembuat roti cokelat,
gedung tempat pembuat roti dan tenaga kerja untuk mencampur dan mengoperasikan
mesin roti. Ketika harga salah satu input ini meningkat, maka memproduksi roti
cokelat menjadi kurang menguntungkan, sehingga perusahaan akan memproduksi
lebih sedikit roti cokelat, apabila harga input ini meningkat tajam, maka perusahaan
mungkin akan menutup pabrik rotinya. Sehingga jumlah penawaran akan menjadi
nol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa harga input suatu barang berhubungan
negatif dengan jumlah barang yang diproduksi.
Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh produsen untuk mengubah input menjadi
output berupa roti cokelat juga menentukan jumlah roti cokelat yang ditawarkan.
Apabila produsen menemukan teknologi mesin yang dapat mengurangi penggunaan
37
tenaga kerja. Jika mesin tersebut dapat mengurangi biaya produksi perusahaan, maka
penawaran roti cokelat akan meningkat.
Harapan di Masa yang Akan Datang
Jumlah penawaran roti cokelat dapat pula dipengaruhi oleh harapan
perusahaan di masa yang akan datang. Misalnya perusahaan memprediksi harga roti
cokelat akan naik pada bulan depan, maka perusahaan akan menyimpan sebagian
hasil produksinya hari ini untuk dijual bulan depan, sehingga jumlah penawaran
bulan ini akan berkurang.
Jumlah Penjual
Penawaran pasar akan jumlah roti cokelat tergantung pula pada seluruh faktor
yang mempengaruhi penawaran untuk masing-masing individu, seperti harga input,
teknologi yang digunakan, dan harapan. Sebagai tambahan penawaran pasar juga
tergantung pada jumlah penjual yang ada di pasar.
0
S1
S2
S3
Jumlah Roti Cokelat
Harga Roti
Cokelat
Meningkat
Menurun
0 Gambar 1.5. Pergeseran Kurva Penawaran
38
2.3. Penentuan Harga dan Jumlah yang Diperjualbelikan
Setelah kita menganalisis permintaan dan penawaran secara terpisah, maka
sekarang waktu kita menggabungkan keduanya untuk melihat bagaimana keduanya
menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Harga pasar suatu
barang dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran
dari barang tersebut. Harga pasar adalah harga yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Penentuan harga pasar tergantung pada permintaan, penawaran dan bentuk
pasar di mana permintaan dan penawaran itu terjadi. Oleh arena itu perlu dilakukan
analisis secara serentak terhadap permintaan dan penawaran suatu barang untuk
menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan atas suatu komoditas
tertentu.
Analisis permintaan dan penawaran digunakan untuk menggambarkan
mekanisme pasar. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, permintaan dan
penawaran dengan sendirinya akan mencapai keseimbangan harga dan jumlah barang
atau jasa yang diperjualbelikan. Bagaimana harga dan jumlah bervariasi sepanjang
waktu, tergantung pada bagaimana permintaan dan penawaran bereaksi terhadap
perubahan variabel-variabel ekonomi lainnya. Oleh itu pemahaman secara kualitatif
dan kuantitatif sangat membantu untuk memahami dampak dari kejadian-kejadian
tersebut.
Harga suatu barang atau jasa sangat tergantung pada pasar yang dihadapi.
Anda biasa mendengar dan melihat mengapa harga di suatu pasar produk mengalami
guncangan hebat, sedang di pasar lainnya tidak. Mengapa pengumuman mengenai
rencana kebijakan pemerintah tentang kondisi-kondisi ekonomi di masa yang akan
datang dapat mempengaruhi pasar, jauh sebelum kondisi tersebut menjadi kenyataan.
Secara garis besar terdapat dua bentuk pasar; yaitu pasar persaingan sempurna
dan (perfec competition), dan bentuk pasar dengan persaingan tidak sempurna
(inperfec competition); bentuk pasar dengan persaingan sempurna ditandai dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
39
Produk yang diperjualbelikan adalah produk homogen. Dalam pasar persaingan
sempurna, jenis produk yang dijual oleh para penjual harus sama dalam segala
hal. Karena semua produk yang dipasarkan adalah homogen, maka dalam
menentukan pembelinya, konsumen tidak tergantung pada siapa yang menjual
barang tersebut, melainkan pada tingkat harga barang tersebut.
Jumlah penjual dan pembeli yang ada dalam pasar sangat banyak, sehingga
jumlah produk dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah produk yang dijual oleh
seorang penjual sangatlah kecil kontribusinya apabila dibanding dengan jumlah
total produk yang ada di pasar. Dengan demikian baik penjual maupun pembeli
secara orang per orang tidak mungkin mempengaruhi harga pasar dari produk
tersebut.
Perusahaan adalah penerima harga (price taker). Para produsen yang
menghasilkan suatu produk tertentu yang homogeny, dalam menawarkan
produknya di pasar, melakukan persaingan atas dasar harga pasar yang ada.
Oleh karena produsen produk tersebut secara perorangan tidak dapat
mempengaruhi harga pasar yang terbentuk, sebaliknya perusahaanlah yang
harus menyesuaikan harga produknya dengan harga pasar yang ada. Sementara
di sisi lain konsumen pun secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga
produk di pasar. Dalam hal ini konsumen tidak dapat mengubah harga pasar
dengan membeli lebih banyak atau lebih sedikit produk, karena kontribusi
seorang konsumen terhadap seluruh konsumen yang ada di pasar sangat kecil.
Semua unit-unit ekonomi memiliki pengetahuan yang sempurna terhadap harga.
Jadi tiap pembeli dan penjual memiliki pengetahui yang sempurna mengenai
harga produk yang akan dibeli dan dijual. Jadi apabila ada seorang penjual
bermaksud menjual prod