11
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (SBM) MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI LEARNING Oleh I MADE KARYA ARTANA (1313031013) KELAS IIIB UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Model Pembelajaran Inquiry Learning

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Model Pembelajaran

Citation preview

Page 1: Model Pembelajaran Inquiry Learning

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (SBM)

MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI LEARNING

Oleh

I MADE KARYA ARTANA (1313031013)

KELAS IIIB

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

SINGARAJA

2014

Page 2: Model Pembelajaran Inquiry Learning

Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Inkuiri Learning)

Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry”  berarti pertanyaan,  pemeriksaan,  atau

penyelidikan. Model pembelajaran inquiry  adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir secara kritis dananalisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah

yang dipertanyakan. Model pembelajaran Inquiry adalah sebuah strategi yang langsung terpusat

pada peserta didik yang mana nantinya kelompok-kelompok siswa tersebut akan dibawa

dalam persoalan maupun mencari jawaban atas pertanyaan sesuai dengan struktur dan

prosedur yang jelas. Sehingga model pembelajaran ini bisa melatih para siswa untuk belajar

mulai dari menyelidiki dan menemukan masalah hingga menarik kesimpulan.

Interaksi akan terjadi jika menggunakan cara yang cocok yang disebut dengan metode

mengajar. Mempelajari ilmu pengetahuan alam harus didasari dengan pengalaman, artinya

peserta didik hendaknya secara langsung mengalami sendiri proses ilmiah seperti

pengamatan, penyajian membandingkan, menyimpulkan dan sebagainya. Setiap pengalaman

harus menerbitkan struktur kognitif karena mengalami rangsangan dari luar berintegrasi

dengan lingkungannya.

Dasar teori model ini merupakan teori belajar konstruktivis, sosial, dan behavior

dimana siswa membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya

serta pengalaman belajar baru yang diajarkan.

Teori belajar konstruktivis,

Konsep yang dibangun peserta didik dilakukan secara bertahap serta mengasosiasi

konsep berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya yang dikaitkan dengan

pengalaman belajar yang baru.

Teori belajar sosial

Adanya suatu kelompok dalam pembelajaran, dan adanya interaksi antara peserta

didik dengan pendidik.

Teori belajar behavior

Siswa dituntut untuk menggunakan sikap ilmiah untuk memecahkan suatu masalah

dimana siswa harus menyatakan hasil pemecahan masalah berdasarkan kajian teori

serta fakta yang ada.

Model inquiry learning dilihat dari aspek situasi sosial yaitu

Peran guru sebagai mengorganisaikan pembelajaran, motivator, fasilitator, dan

evaluator.

Peran peserta didik sebagai pusat pembelajaran, problem solver, dan aseptor.

Page 3: Model Pembelajaran Inquiry Learning

Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Inquiriry learning di kelas

adalah sebagai berikut

a. Perencanaan

1 Menentukan tujuan pembelajaran

2 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,

dan sebagainya)

3 Memilih materi pelajaran

4 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-

contoh generalisasi)

5 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan

sebagainya untuk dipelajari siswa

6 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret

ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

7 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

b. Pelaksanaan

Dalam mengaplikasikan metode Inquiry Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang

harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, secara umum sebagai berikut.

1. Orientasi, pada tahap pertama ini guru melakukan pengenalan terhadap tujuan

pembelajaran agar peserta didik lebih siap dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan

masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan

startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan

kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu

tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

2. Merumuskan masalah, Disini guru membawa para siswa ke sebuah persoalan yang

harus dipecahkan. Dengan merumuskan masalah akan dapat membawa siswa pada

suatu persoalan yang mengandung masalah atau teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan masalah atau

teka-teki tersebut. Dimana siswa dituntut aktif dan kritis dalam mencari jawaban

untuk pertanyaan tersebut. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam

Page 4: Model Pembelajaran Inquiry Learning

strategi inquiry, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh

pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui

proses berpikir.

3. Merumuskan hipotesis, . Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki

landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat

rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh

kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,

setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan

hipotesis yang rasional dan logis. Disini Guru mengembangkan kemampuan menebak

siswa dengan cara mendorongnya dalam merumuskan jawaban sementara serta

merumuskan beberapa perkiraan yang mengarah pada jawaban yang sebenarnya.

4. Mengumpulkan data, Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru

dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong

siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis, Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat

keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga

berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban

yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung

oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Menarik kesimpulan, Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena

banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak

fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan

yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Page 5: Model Pembelajaran Inquiry Learning

Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran inquiry memiliki beberapa

keunggulan, diantaranya :

1. Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.

2. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.

3. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang

baru.

4. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

5. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur,

obyektif, dan terbuka.

6. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.

7. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

8. Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat

mengembangkan pendidikan demokrasi.

9. Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan dan

pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas.

Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari

guru apa adanya.

2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi

informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.

3. Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalkan SD.

4. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang

sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

5. Keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,

maka  strategi  ini tampaknya akan sulit diimplementasikan

Sebagai contoh penerapan metode inquiry learning dalam pembelajaran kimia dengan topik

Koloid

Topik: Koloid

Tujuan: Memehami sifat-sifat koloid dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari

No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Page 6: Model Pembelajaran Inquiry Learning

1. Orientasi a. Meberikan siswa video dan

gambar permasalahan yang

akan dipelajari mengenai

materi koloid

b. Memberikan pertanyaan

kepada siswa mengenai

gambar atau video yang

diberikan

a. Memperhatikan gambar

atau video yang diberikan.

b. Menyimak dan

mengidentifikasi gambar

dan video yang di berikan.

2. Merumuskan

masalah

a. Guru memberika pertanyaan

mengenai permasalahan yang

dihadapi dalam gambar atau

videoyang diberikan kepada

oleh siswa

b. Guru menghubungkan

permaalahan yang dihadapi

oleh siswa dengan

permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari

a. Siswa mencari informasi

mengenai permaalahan

yang diberikan oleh guru

pada berbagai sumber

informasi

b. Siswa mengkaitkan

iformasi yang didapat

dengan kehidupan sehari-

hari

3. Merumuskan

hipotesis

a. Guru membimbing siswa

dalam merumuskan hipotesis

tanpa guru memberitahu

jawaban yang sebenarnya

kepada siswa.

a. Siswa harus dapat berpikir

secara logis dan kritis

sesuai dengan kemampuan

dan pengetahuan yang

dimiliki namun tidak

terlepas dari dasar teori

yang ada4. Mengumpulkan

data

a. Guru membimbing siswa

dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang

dapat membantu siswa untuk

membuka dan memperluas

pemikiran mengenai materi

koloid

a. Melakukan pengumpulan

data dengan mencari di

berbagai sumber informasi

mengenai sifat-sifat materi

koloid

Page 7: Model Pembelajaran Inquiry Learning

5. Menguji hipotesis a. Guru membimbing dan

mengarahkan siswa untuk

menguji kebenaran hipotesis

yang telah dirumuskan dengan

kebenaran data dan fakta yang

telah didapatkan

a. Siswa membandingkan dan

menguji hipotesis yang

telah dirumuskan dengan

fakta dan teori yang ada dan

dengan dasar teori yang

telah didapatkan

6. Menarik

kesimpulan

a. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan

kebenaran teori yang ada

dengan hipotesis dan fakta

yang ditemukan.

a. Siswa merumuskan

kesimpulan dengan

pendapatnya sendiri namun

tidak terlepas dari fakta dan

teori yang didapatkan.

Page 8: Model Pembelajaran Inquiry Learning

Referensi

Anonim, 2014. Model Pembelajaran inquiry learning.

http://www.academia.edu/5934215/_MODEL_PEMBELAJARAN_IN QUIRY .

Diakses 9 November 2014

Daniel. K. Schneider. 2005. Project-based Learning. http://edutechwiki.unige.ch/en/Project-

based_learning . Diakses 10 November 2014

Anonim, 2014. Jurnal Inkuiri. http://www.academia.edu/7586810/Jurnal_inkuiri_kpta_selkta.

Diakses 10 November 2014