Upload
galihwiratmoko
View
316
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentation ayat-ayat ekonomi syariah
Citation preview
PRESENTASI MAKALAH AYAT-AYAT EKONOMI
TENTANG AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 275-281
DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD RAMADHAN., Lc.MA
OLEH KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH :
BUNGA PRESTIWANINGFITRI 13109258
EKA CAHYA NINGSIH 13109508
EKA NOVITASARI 13109518
GALIH WIRATMOKO 13109838
SISKA RENIYATI 13110918
SURAT AL-BAQARAH AYAT 275-281
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.”
(QS. AL-BAQARAH : 275)
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.” (QS. AL-BAQARAH : 276)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” (QS. AL-BAQARAH : 277)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman.”
(QS. AL-BAQARAH : 278)
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(QS. AL-BAQARAH : 279)
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-
masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
(QS. AL-BAQARAH : 281)
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. “
(QS. AL-BAQARAH : 280)
Arti Kata Arti KataOrang-orang yang Jual beli Mereka memakan Seperti Riba Riba Tidak dapat dan menghalalkan Mereka berdiri Allah Melainkan Jual beli Seperti Dan dia haramkan
Berdiri (nya) Riba Orang yang Maka barang siapa
Masuk padanya Telah sampai padanya
Setan Nasihat/pelajaran Dari Dari Sentuhan Tuhannya Demikian itu Maka/ lalu ia berhenti
Dengan sebab mereka Maka baginya
Mereka mengatakan Apa yang Sungguh hanyalah Telah tau Dan urusannya Menyukai
Arti Kata Arti KataKepada Setiap Allah yang tetap kafir Dan barang siapa yang berbuat dosa
ASBABUL NUZUL
`Ayat ini turun setelah terbukanya kota mekkah. Sebab turunnya adalah
sehubungan dengan pengaduan Bani Mughirah kepada gubernur kota mekkah
Atab Bin Usaid terhadap bani Tsaqif tentang utang utang yang dilakukan dengan
riba sebelum turun ayat pengharaman riba. Kemudian gubernur mengirimkan
surat kepada Rasulullah SAW melaporkan kejadian tersebut. Surat tersebut
dijawab setelah turunnya ayat 278-279 (HR. Abu Ya’la dalam kitab musnadnya
dan Ibnu Madah Dari Kalabi Dari Abi Salih Dan Ibnu Abbas).
Dalam literatur lainnya menurut Muhammad Ali Ash Shabuni ayat
ini turun berkaitan dengan perkongsian dua orang yaitu al-Abbas dan
Khalid Bin Walid secara riba kepada suku tsaqif sampai Islam datang,
kedua orang ini masih mempunyai sisa Riba dalam jumlah besar.
Kemudian turunlah ayat: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut).
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ”Ketahuilah!! Sesungguhnyatiap
tiap riba dari riba jahiliyah harus sudah dihentikan dan pertma kali riba
yang aku hentikan ialah riba Al-abbas dan setiap penuntutan darah dari
darah jahiliyah harus dihentikan dan pertama-pertama darah yang
kuhentikan ialah darah Rabi’ah bin al-harits”
MUNASABAH AYAT QS. AL BAQARAH : 275-281
Dalam kelompok ayat ini Allah Swt. sudah secara tegas mengharamkan riba
secara mutlak, baik sedikit maupun banyak.
Jika dilihat dari ayat 261, al-Qur’an memulai pembicaraan tentang riba
dengan menegaskan bahwa orang yang berinfak di jalan Allah berarti melipat
gandakan harta. Al-Qur’an memuji mereka yang menginfakkan tanpa embel-
embel (Qs. al-Baqarah: 262). Dalam infak tidak ada pembatasan jenis barang.
Pandangan bahwa infak membuat jatuh miskin ditolak oleh al-Qur’an, dengan
mengatakan bahwa justru infak menguntungkan pelakunya (Qs. al-Baqarah: 272).
Ia dijamin pahala berlipat ganda dan dijauhkan dari rasa takut dan gelisah (Qs. al-
Baqarah: 274). Jaminan yang sama diulang kembali dalam ayat 277 sesudah Allah
mempertentangkan riba dengan sedekah (Qs. al-Baqarah: 276-277), karena orang
menyangka bahwa riba sama halalnya dengan jual beli (Qs. al-Baqarah: 275).
Berdasarkan munâsabah di atas diketahui bahwa setiap kali al-Qur’an berbicara
tentang riba, istilah zakat atau padanannya selalu diiringi antitesanya. Di surat ar-Rûm,
an-Nisâ dan Âli ‘Imrân, antitesa tersebut disebutkan setelah al-Qur’an berbicara tentang
riba, dan pada kelompok surat al-Baqarah, antitesa itu disebut sebelumnya.
Dengan praktek riba maka fungsi sosial harta kekayaan menjadi tidak ada,
sehingga kesenjangan antara kaya dan miskin menonjol. Sedangkan dalam zakat dan
sedekah, fungsi sosial harta diperankan sehingga hubungan antara orang kaya dan
miskin terjalin baik.
Riba dikontraskan dengan zakat tampaknya terkandung isyarat yang harus
dipahami bahwa keduanya memiliki sifat yang sama sekali bertentangan. Dalam zakat
terkandung pemberian ikhlas, dalam riba terkandung pemerasan.
ayat-ayat tentang riba dalam al-Qur’an terdapat pada beberapatempat dan masa
turunnya berbeda-beda.Ayat pertama turun di Makkah, dan ayat-ayat selanjutnya turun
di Madinah. Tahapan turunnya ayat riba ini mirip seperti tahapan turunnya ayat khamr.
TAFSIR QS. AL-BAQARAH : 275-281
Telah disebutkan bahwa Allah Swt dalam 14 ayat secara beruntun pada surat al-
Baqarah menyeru orang-orang Mukmin agar berinfak dan menjelaskan kesan-
kesan personal dan sosial. Alasannya, agar dari satu sisi menghidupkan jiwa
kedermawanan dalam individu-individu dan mengurangi keterikatan mereka
dengan dunia dan dari sisi lain kesenjangan serta perbedaan status sosial dapat
dikurangi dan jiwa persaudaraan dan persamaan bisa ditegakkan dalam
masyarakat Islam.
Kini kelanjutan dari ayat-ayat tersebut, al-Quran mengutarakan fenomena buruk
"memakan riba" yang selain meluluh lantakkan keseimbangan ekonomi sosial,
juga menggoyahkan keseimbangan jiwa orang yang memakan riba. Dari satu sisi,
menyebabkan dendam dan kebencian orang-orang dhuafa' terhadap orang-orang
kaya dan menyeret masyarakat ke lembah peledakan dan dari sisi lain,
meninggalkan sejenis kegilaan bagi orang-orang yang memakan riba.
Meskipun secara lahiriahnya riba menyebabkan bertambahnya kekayaan dan
sedekah mengurangi harta kekayaan, namun pengaruh dan berkah harta ada
di tangan Allah. Maka harta yang diperoleh dari jalan riba yang semestinya
menyebabkan kebahagiaan dan kesenangan orang yang bersangkutan, karena
disertai dengan kebencian orang-orang tertindas, telah mencabut keamanan
jiwa dan harta dari orang yang memakan riba dan betapa mungkinnya
menyebabkan hangus dan habisnya harta-harta asalnya. Lain halnya dengan
orang-orang yang suka memberikan sedekah, dengan popularitas dan
kecintaan masyarakat kepadanya, mereka berada dalam keadaan tenang dan
damai dan membangun peluang bagi pertumbuhan dan kesejahteraan
baginya.
KORELASI DENGAN EKONOMI
Islam menempatkan fungsi uang semata-mata sebagai alat tukar dan
bukan sebagai komoditi, sehingga tidak layak untuk diperdagangkan
apalagi mengandung unsur ketidakpastian atau spekulasi (gharar)
sehingga yang ada adalah bukan harga uang apalagi dikaitkan
dengan berlalunya waktu tetapi nilai uang untuk menukar dengan
barang.
Larangan riba juga terdapat dalam ajaran kristen baik perjanjian lama
maupun perjanjian baru yang pada intinya menghendaki pemberian
pinjaman pada orang lain tanpa meminta bunga sebagai imbalan.
Meskipun masih ada sementara pendapat khususnya di Indonesia yang
masih meragukan apakah bunga bank termasuk riba atau bukan, maka
sesungguhnya telah menjadi kesepakatan ulama, ahli fikih dan Islamic
banker dikalangan dunia Islam yang menyatakan bahwa bunga bank
adalah riba dan riba diharamkan.
Tidak memperkenankan berbagai bentuk kegiatan yang mengandung
unsur spekulasi dan perjudian termasuk didalamnya aktivitas ekonomi
yang diyakini akan mendatangkan kerugian bagi masyarakat.