10
100 METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA A.S. Dwi Saptati Nur Hidayati, Chandrawati Cahyani, dan Vivi Nurhadianty Fakultas Teknik Universitas Brawijaya email: [email protected] Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan metode resitasi pada perkuliahan Proses Industri Kimia (PIK) 1 di Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan berdasarkan prinsip Penelitian Tindakan Kelas yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian meliputi tiga siklus yaitu siklus pertama dilaksanakan pada TA 2012/2013 sebagai kontrol, siklus kedua pada TA 2013/2014 sebagai refleksi pengamatan siklus pertama, dan siklus ketiga pada TA 2014/2015 sebagai refleksi pengamatan siklus kedua. Jumlah responden 35 orang/ siklus. Pengamatan meliputi aspek nilai mahasiswa, kepuasan mahasiswa terhadap suasana perkuliahan dan sistematika penyampaian materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode resitasi pada siklus kedua dan ketiga meningkatkan hasil perkuliahan PIK 1 dibandingkan siklus pertama yang tidak menggunakan metode resitasi. Dengan metode resitasi, mahasiwa lebih puas dan aktif dalam perkuliahan yang diindikasikan bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai minimal B meningkat 20,07%, kepuasan mahasiswa terhadap suasana perkuliahan dan sistematika penyampaian materi masing-masing meningkat 9,38% dan 5,39%. Kata kunci: metode resitasi, Proses Industri Kimia 1 THE IMPLEMENTATION OF RECITATION METHOD ON THE PROCESS OF CHEMICAL INDUSTRY Abstract This study was aimed at determining the implementation of the recitation method on the Chemical Industry Process (PIK) 1 lecture in Chemical Engineering Program, Faculty of Engineering, Brawijaya University. The study was based on the principle of classroom action research including planning, implementation, observation and reflection stages. The research consisted of three cycles, the first carried out in 2012/2013 as a baseline/control, the second in 2013/2014 as a reflection of the first cycle, and the third in 2014/2015, as a reflection of the second cycle. The observation focused on student grades and satisfaction aspects. The results show that the recitation method in the second and third cycles improves more significantly than in the first cycle. By the recitation method, students are more satisfied and active, indicated by students who had a minimum of grade B increased 20.07%, student satisfaction for an academic atmosphere and the systematic content delivery increased 9.38% and 5.39%. Keywords: recitation method, Chemical Industry Process 1

METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

100

METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

A.S. Dwi Saptati Nur Hidayati, Chandrawati Cahyani, dan Vivi NurhadiantyFakultas Teknik Universitas Brawijaya

email: [email protected]

AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan metode resitasi pada perkuliahan ProsesIndustri Kimia (PIK) 1 di Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik UniversitasBrawijaya. Penelitian dilaksanakan berdasarkan prinsip Penelitian Tindakan Kelas yangmeliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refl eksi. Penelitian meliputitiga siklus yaitu siklus pertama dilaksanakan pada TA 2012/2013 sebagai kontrol, sikluskedua pada TA 2013/2014 sebagai refl eksi pengamatan siklus pertama, dan siklus ketigapada TA 2014/2015 sebagai refl eksi pengamatan siklus kedua. Jumlah responden 35 orang/siklus. Pengamatan meliputi aspek nilai mahasiswa, kepuasan mahasiswa terhadap suasanaperkuliahan dan sistematika penyampaian materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenerapan metode resitasi pada siklus kedua dan ketiga meningkatkan hasil perkuliahanPIK 1 dibandingkan siklus pertama yang tidak menggunakan metode resitasi. Denganmetode resitasi, mahasiwa lebih puas dan aktif dalam perkuliahan yang diindikasikan bahwamahasiswa yang memperoleh nilai minimal B meningkat 20,07%, kepuasan mahasiswaterhadap suasana perkuliahan dan sistematika penyampaian materi masing-masing meningkat9,38% dan 5,39%.Kata kunci: metode resitasi, Proses Industri Kimia 1

THE IMPLEMENTATION OF RECITATION METHODON THE PROCESS OF CHEMICAL INDUSTRY

AbstractThis study was aimed at determining the implementation of the recitation method on theChemical Industry Process (PIK) 1 lecture in Chemical Engineering Program, Faculty ofEngineering, Brawijaya University. The study was based on the principle of classroomaction research including planning, implementation, observation and refl ection stages. Theresearch consisted of three cycles, the fi rst carried out in 2012/2013 as a baseline/control,the second in 2013/2014 as a refl ection of the fi rst cycle, and the third in 2014/2015, as arefl ection of the second cycle. The observation focused on student grades and satisfactionaspects. The results show that the recitation method in the second and third cycles improvesmore signifi cantly than in the fi rst cycle. By the recitation method, students are more satisfi edand active, indicated by students who had a minimum of grade B increased 20.07%, studentsatisfaction for an academic atmosphere and the systematic content delivery increased 9.38%and 5.39%.Keywords: recitation method, Chemical Industry Process 1

Page 2: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

101

PENDAHULUANMata Kuliah Proses Industri Kimia

(PIK) 1 merupakan salah satu matakuliah wajib dengan beban 3 sks yangmemperkenalkan kepada mahasiswamengenai rangkaian proses mulai bahanbaku hingga menjadi produk yangdigambarkan melalui fl ow diagram ataufl ow sheet. Melalui Mata Kuliah PIK 1ini mahasiswa mengerti dan memahamiaplikasi termodinamika, kinetika danmekanisme reaksi anorganik dan memilikidasar untuk mengevaluasi proses di industrikimia.

Mata Kuliah PIK ini berkaitan denganbeberapa mata kuliah yang lain, khususnyaKimia Fisika (materi Termodinamika)dan Teknik Reaksi Kimia (Kinetikadan Mekanisme Reaksi). Materi yangdisampaikan pada PIK 1 akan menjadidasar bagi mahasiswa untuk mengambilmata kuliah pada semester selanjutnya yaituperancangan pabrik kimia, perancangan alatdan tugas akhir perancangan pabrik kimia.Disamping itu, PIK 1 juga akan menjadibekal bagi mahasiswa saat melaksanakanPraktek Kerja Lapang (PKL) di pabrik.Oleh karena itu, pemahaman mahasiswaterhadap mata kuliah PIK 1 ini perlumendapat perhatian lebih.

Metode pembelajaran yang telahdilaksanakan pada tahun akademik2012/2013, belum menggunakan metoderesitasi (konvensional). Dosen lebih banyakmemberikan materi di dalam kelas. Metodeini memiliki kelemahan bahwa hampir 50%mahasiswa kurang bisa memahami seluruhmateri yang disampaikan. Hasil penilaian/evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata nilaikuis 64,74. Mahasiswa yang memperolehnilai lebih dari B sebesar 51% dan kurangdari B sebesar 49%.

Selain analisis terhadap nilai yangdiperoleh, analisis terhadap pola jawabanmahasiswa juga dilakukan untuk menge-

tahui tingkat pemahaman mahasiswaterhadap konsep PIK 1 yang telahdisampaikan di kelas. Hasil analisismenunjukkan bahwa rata-rata mahasiswadapat menjawab dengan baik untuk soalyang bersifat teoritis.

Untuk soal yang bersifat implementasiatau aplikatif, sebagian besar mahasiswakurang mampu menjawab dengan baik.Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapatdisimpulkan bahwa kemampuan mahasiswamasih dalam tahapan teori atau hafalan danbelum mampu untuk mengembangkan ataumengaplikasikan teori yang diterima.

Hasil pengamatan yang dilakukanselama proses pembelajaran PIK 1 TahunAkademik 2012/2013 juga menunjukkanbahwa sebagian besar mahasiswa bersikappasif, yang berarti bahwa keberanianmahasiswa untuk bertanya ataupunmenyampaikan pendapat masih sangatkurang. Hal unik yang juga terjadiselama proses pembelajaran PIK 1Tahun Akademik 2012/2013 adalah adamahasiswa yang aktif bertanya kepadadosen di luar kelas terkait materi PIK 1tetapi bersikap pasif ketika di dalam kelas.Oleh karena itu, hal ini perlu dikaji danmencari strategi agar mahasiswa tersebuttidak hanya aktif di luar kelas tetapi jugaaktif di dalam kelas.

Hasil evaluasi melalui kuisioner yangdibagikan untuk diisi oleh mahasiswamengenai tanggapannya terhadap MataKuliah PIK 1 pada tahun akademiksebelumnya juga mengindikasikan bahwamahasiswa belum merasa puas denganmetode presentasi dengan pembagiantema/topik. Menurut mahasiswa, hal inimenjadikan mahasiswa hanya menguasaimateri yang menjadi tugasnya saja,sedangkan materi yang menjadi tugaskelompok lain kurang/tidak bisa dipahami.

Berdasarkan hasil evaluasi inimemberikan gambaran bahwa tujuan

A.S. Dwi Saptati N.H., dkk.: Metode Resitasi pada Perkuliahan ...

Page 3: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

102

perkuliahan Mata Kuliah PIK 1 masihbelum mencapai hasil yang maksimal,sehingga hasil ini masih perlu diperbaikidan ditingkatkan dengan mencoba untukmenerapkan metode pembelajaran baruyang sesuai dengan Mata Kuliah PIK 1.

U n t u k m e n e n t u k a n m e t o d epembelajaran yang tepat bagi suatu matakuliah tentunya perlu dipahami secarabaik mengenai karakteristik mata kuliahtersebut. Wagiran (2005), menjelaskanbahwa terdapat beberapa upaya yangperlu dipertimbangkan dalam penerapanmetode pembelajaran untuk meningkatkanhasi l pembela jaran . Upaya-upayatersebut di antaranya adalah mahasiswaharus lebih aktif daripada dosen (dosentidak mendominasi pembelajaran),pembelajaran harus menantang mahasiswamelakukan kegiatan belajar secara bebasdan terkendali, pembelajaran perlu diarah-kan pada pembelajaran secara kelompokserta perlunya penciptaan suasana belajaryang menyenangkan dan terbangunhubungan harmonis antara dosen danmahasiswa.

B e r d a s a r k a n p e r t i m b a n g a n -pertimbangan tersebut di atas, maka matakuliah PIK 1 ini memerlukan metodepembelajaran yang berbeda untuk mencapaihasil perkuliahan yang lebih baik, yaitudapat meningkatkan keefektifan metodepembelajaran pada Mata Kuliah PIK1, dapat meningkatkan hasil evaluasimaupun kepuasan Mata Kuliah PIK1 dibandingkan dengan metode yangtelah diterapkan sebelumnya. Untukmenentukan metode pembelajaran, makaperlu dicermati karakteristik mata kuliahyang akan disampaikan.

Dalam memilih metode pembelajaranada beberapa hal yang perlu diperhatikan,diantaranya adalah tujuan yang akandicapai, bahan yang akan diberikan,waktu dan perlengkapan yang tersedia,

kemampuan dan banyaknya peserta didikserta kemampuan pengajar (Solihatin,2007). Setiap metode mengajar mempunyaikelebihan dan kelemahan masing-masing,semakin mampu pendidik mengurangikelemahan dalammempergunakan suatumetode, maka semakin tinggi pula efi siensidan efektivitasnya.

Resitasi merupakan salah satu metodepembelajaran yang dirancang untuk pesertadidik agar bersemangat untuk mencaridan menemukan sendiri jawaban atastugas yang diberikan (Sagala, 2006).Terdapat dua fase penting dalam metoderesitasi, yaitu fase belajar dan fase resitasi.Dalam fase belajar, mahasiswa akanmemiliki kesempatan seluas-luasnyauntuk mencari informasi mengenai tugasyang telah ditentukan. Setelah mahasiswamelaksanakan tugas yang diberikan,kemudian mahasiswa akan memasuki faseresitasi untuk mempertanggungjawabkantugasnya tersebut.

Penerapan teknik resitasi bertujuanagar mahasiswa memperoleh hasilbelajar yang mantap, karena mahasiswamelaksanakan latihan-latihan selamamelakukan tugas, sehingga pengalamandalam mempelajari sesuatu dapat lebihterintegrasi. Mahasiswa dapat lebihmendalami situasi atau pengalaman yangberbeda waktu menghadapi masalah-masalah baru. Disamping itu, untukmemperoleh pengetahuan dengan me-laksanakan tugas akan memperluas danmemperkaya pengetahuan serta ketrampilanmahasiswa. Dengan melaksanakan tugas,siswa aktif belajar dan merasa terangsanguntuk meningkatkan belajar yang lebihbaik, memupuk inisiatif dan beranibertanggungjawab (Roestiyah, 2001).Melalui metode resitasi, mahasiswa jugaakan terdorong untuk aktif belajar secaraindividual maupun kelompok (Sagala,2006).

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 1, Mei 2016, Halaman 100-109

Page 4: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

103

Beberapa penelitian menunjukkanbahwa metode resitasi merupakan salahsatu bentuk metode pembelajaran mandiriyang efektif. Sudiara & Sudiana (2001)menyatakan bahwa strategi perkuliahandengan pemberian tugas membaca materisebelum dan sesudah proses belajar mengajardapat meningkatkan kemampuan belajarmahasiswa secara mandiri. Yusuf (2003)menemukan bahwa proses belajar mengajardengan menggunakan metode resitasi dapatmeningkatkan perolehan belajar, aktivitas,kreativitas dan perkembangan kognitif.Metode ini memberi kesempatan kepadamereka untuk belajar lebih banyak danlebih luas, memupuk motivasi belajar sertamemupuk keberanian berinisiatif.

Menurut Djamarah (2002), pemberiantugas merupakan salah satu kegiatan dalambelajar mengajar dimana mahasiswamelakukan suatu pekerjaan yang baik danbermanfaat, dalam memperdalam danmemperluas pengetahuan atau peningkatanpemahaman terhadap suatu materi pelajaranyang seringkali memerlukan pendalamanyang lebih dari sekedar penjelasanyang diberikan oleh seorang pendidik.Suardana (2002) juga mengemukakanbahwa pemberian tugas pra-perkuliahanpada siswa dapat meningkatkan kualitasperkuliahan dan aktivitas dikategorikanbaik.

Melihat konsep metode resitasi yangtelah diuraikan di atas, maka metode inidipandang dapat diterapkan pada MataKuliah PIK 1. Sesuai dengan konsepmetode resitasi bahwa terdapat dua fasepenting dalam metode resitasi, yaitufase belajar dan fase resitasi, maka padapenerapannya pada Mata Kuliah PIK 1dapat terbagi menjadi dua fasa, yaitu fasabelajar dan fasa resitasi.

Pada fasa belajar mahasiswa akandiberi tugas secara kelompok untuk mencariinformasi seluas-luasnya sesuai tema yang

telah ditetapkan. Informasi yang dicarimahasiswa tidak hanya terbatas padatextbook tetapi harus mencari literaturatau sumber pustaka lain yang relevan,bahkan diutamakan untuk memperolehinformasi yang paling mutakhir. Dariberbagai informasi yang telah diperoleh,kelompok mahasiswa ini kemudiandiwajibkan untuk membuat paper/makalahlengkap beserta materi presentasi untukdipertanggungjawabkan.

Pada fasa resitasi, setelah tugastelah dilaksanakan, mahasiswa harusmempertanggungjawabkan apa yang telahdibuat dengan cara mempresentasikan dikelas. Dalam hal ini akan terjadi tanyajawab dan diskusi.Pada saat diskusi dantanya jawab, dosen akan bertindak sebagaimediator dan memberikan penjelasan untukmeluruskan hal-hal yang tidak sesuai.Untuk lebih memberikan pemahamanyang lebih baik pada mahasiswa, dosenakan memberikan pertanyaan berupa studikasus, misalnya apakah yang terjadi jikaada perubahan temperatur pada prosesindustri semen.

METODEUntuk melakukan kajian terhadap

beberapa permasalahan yang telah diuraikandi atas, maka penelitian ini menggunakanmodel penelitian tindakan kelas. Penelitianini melibatkan dosen pengampu PIK 1 padatahun akademik berlangsungnya penelitian.Mata kuliah ini menggunakan sistem teamteaching dengan jumlah dosen pengampusebanyak terdiri dari 3 (tiga) orang yangmenyampaikan materi berbeda sehinggaseluruh dosen pengampu terlibat dalampenelitian ini. Masruri (2002) menjelaskanbahwa pelaksanaan pembelajaran secarateam teaching lebih efektif daripadamelalui nonteam teaching, karena teamteaching terdiri dari beberapa pengajardengan materi yang berbeda-beda sesuai

A.S. Dwi Saptati N.H., dkk.: Metode Resitasi pada Perkuliahan ...

Page 5: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

104

dengan tingkat relevansinya sehingga siswamemperoleh pengetahuan secara lengkap.

Dalam upaya untuk memperolehmetode pembelajaran yang tepat makadalam menjalankan perkuliahan dalampenelitian ini diterapkan tahapan sesuaiprinsip penelitian tindakan kelas yaitu tahapperencanaan, pelaksanaan, pengamatandan refl eksi. Tahapan ini dilakukan dandikembangkan secara simultan hinggadiperoleh metode yang paling efektif danterjamin keberhasilannya.

Metode pembelajaran resitasi yangdipilih dalam penelitian ini terdiri dari tigasiklus, yaitu siklus pertama dilaksanakanpada tahun akademik 2012/2013 sebagaikontrol, siklus kedua pada tahun akademik2013/2014 yang dilaksanakan sebagairefl eksi hasil pengamatan siklus pertamadan siklus ketiga pada tahun akademik2014/2015 yang dilaksanakan sebagairefleksi hasil pengamatan siklus kedua.Jumlah responden masing-masing siklussejumlah 35 orang mahasiswa.

Skenario yang dilakukan padapenelitian terdiri dari 3 tahap yaitu awalperkuliahan, perkuliahan dan evaluasi/penilaian. Pada awal perkuliahan, dosenpengampu menjelaskan tujuan, metode,aturan dan kontrak perkuliahan ProsesIndustri Kimia 1. Kemudian pada minggupertama dan kedua dosen memberikanmateri dasar mengenai proses industrikimia.

Pada minggu kedua, dosen membagikelompok mahasiswa masing-masing 2orang per kelompok. Setiap minggu diakhir kuliah, dosen memberikan tematugas untuk dibahas di minggu berikutnya.Dari tema yang telah diberikan mahasiswasecara berkelompok mencari informasisebanyak-banyaknya yang dapat diperolehdari textbook, jurnal atau sumber lainyang relevan dan mutakhir. Berbagaiinformasi yang telah diperoleh mahasiswa,

kemudian dibuat dalam bentuk presentasi(powerpoint). Pada minggu berikutnya tugasdikumpulkan dan dosen memilih secaraacak mahasiswa yang akan melakukanpresentasi.

Sete lah presentasi , di lakukandiskusi, tanya jawab dan pemberiancontoh permasalahan oleh dosen terkaitkemungkinan yang dapat terjadi dalamproses industri kimia sesuai tema yangdiber ikan. Mahasiswa diharapkandapat berdiskusi untuk menyelesaikanpermasalahan yang telah diberikan.Padasaat berdiskusi dan melakukan tanya jawab,dosen harus bertindak arif dan tegas untukmeluruskan atau menjelaskan hal-halyang bersifat missconception. Di setiapakhir perkuliahan, dosen memberikankesimpulan terhadap materi kuliah yangdidiskusikan.

Evaluasi/penilaian dilakukan oleh dosenselama kegiatan perkuliahan berlangsung,yang dapat dilihat melalui presentasi,keaktifan dan pemahaman mahasiswapada saat kegiatan presentasi, diskusi dantanya jawab. Evaluasi/Penilaian secaratertulis dilakukan dengan memberikan soalkuis/ujian sesuai dengan tema yang telahdibahas. Nilai yang diperolehdari kuis atauujian tersebut dapat diberikan memberikangambaran bagi dosen dan mahasiswa untukmengetahui tingkat pemahaman materi PIK1. Monitoring terhadap respon mahasiswaterhadap proses belajar mengajar jugadilakukan untuk mengetahui pengaruhmetode pembelajaran terhadap motivasi,keaktifan dan pemahaman mahasiswaterhadap Mata Kuliah PIK 1.

Evaluasi proses perkuliahan terkaitmetode resitasi juga dilakukan olehmahasiswa peserta mata kuliah PIK 1untuk mengetahui tingkat kepuasan merekaterhadap proses perkuliahan. Evaluasi darimahasiswa dilakukan dengan cara mengisilembar kuisioner yang dibagikan di akhir

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 1, Mei 2016, Halaman 100-110

Page 6: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

105

semester. Kuisioner tersebut terdiri daridua poin utama yaitu pendapat mahasiswaterhadap suasana kelas selama prosesbelajar mengajar (PBM) dan sistematikapenyampaian materi perkuliahan.

Seluruh hasil evaluasi dan pengamatandari penerapan metode resitasi padaproses perkuliahan PIK 1 ini, selanjutnyadirekapitulasi dan didiskusikan bersamaseluruh dosen pengampu yang tergabungdalam team teaching mata kuliah PIK1. Melalui diskusi ini maka akan dapatdibuat kesimpulan dan tindak lanjutterhadap metode pembelajaran yang telahdilaksanakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANMetode pembelajaran resitasi yang

diterapkan pada Mata Kuliah PIK 1adalah sebagai salah satu upaya untukmeningkatkan hasil perkuliahan yang lebihbaik. Dalam hal ini digunakan dua indikatoryang dipakai untuk mengetahui tingkatkeberhasilan metode yang diterapkan, yaituhasil evaluasi nilai dan evaluasi kepuasanmahasiswa dengan menggunakan kuisioner.

Evaluasi nilai terhadap penguasaankonsep PIK 1 dilakukan melalui duacara yaitu presentasi dan pemberian soal.Presentasi yang dilakukan mahasiswa

secara tim dapat memberikan gambaranbagi dosen untuk mengetahui sejauh manatingkat pemahaman mahasiswa terhadaptema yang ditentukan. Berdasarkan kegiatanpresentasi yang dilakukan, terlihat bahwamahasiswa aktif dalam melakukan tanyajawab dan diskusi. Hal ini disebabkankarena masing-masing mahasiswa telahmempersiapkan diri sebelum perkuliahanberlangsung. Jika dibandingkan denganhasil dari metode yang diterapkan padaTahun Akademik (TA) 2012/2013dimana mahasiswa kurang aktif di dalamperkuliahan, dimana mahasiswa hanyatergantung pada informasi yang diberikandosen.

Selain penilaian melalui presentasi,evaluasi penilaian juga dilakukan ujiantertulis dengan pemberian soal mengenaimateri yang telah didiskusikan. Berdasarkanhasil evaluasi nilai ujian yang telahdilakukan, rata-rata nilai ujian mahasiswapada TA 2013/2014 yaitu sebesar 73,88dan pada TA 2014/2015 sebesar 77,01.Nilai ini lebih baik jika dibandingkandengan nilai rata-rata ujian pada TA2012/2013 yaitu 64,74. Persentase nilaiujian mahasiswa untuk mata kuliah PIK 1pada TA 2012/2013, TA 2013/2014 dan TA2014/2015 ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Ujian PIK 1

NILAI TA 2012/2013(Baseline/Kontrol)

Prosentase Jumlah Mahasiswa (%)TA 2013/2014 TA 2014/2015 TA 2014/2015

A 80 < Nilai ≤ 100 10,77 31,94 35,87B+ 75 < Nilai ≤ 80 20,00 13,89 17,97B 69 < Nilai ≤ 75 20,00 16,67 17,00

C+ 60 < Nilai ≤ 69 32,31 25,00 18,97C 55 < Nilai ≤ 60 6,15 8,33 7,65

D+ 50 < Nilai ≤ 55 7,69 1,39 1,58D 44 < Nilai ≤ 50 3,08 2,78 0,96E 0 < Nilai ≤ 44 0 0 0

A.S. Dwi Saptati N.H., dkk.: Metode Resitasi pada Perkuliahan ...

Page 7: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

106

Tabe l 1 menun jukkan bahwamahasiswa yang lulus mata kuliah PIK 1dengan perolehan nilai minimal B padaTA 2013/2014 dan TA 2014/ 2015 masing-masing sebesar 62,50% dan 70,84%. Hasilevaluasi ini mengalami peningkatan jikadibandingkan dengan TA 2012/2013.Mahasiswa lulus yang memperolehnilai minimal B sebesar 50,77%. Untukmengetahui tingkat keberhasilan metoderesitasi, maka pada Gambar 1 akanditunjukkan perbandingan antara hasilnilai ujian pada TA 2012/2013 dan TA2013/2014.

Gambar 1 menunjukkan bahwa terjadipeningkatan yang cukup signifi kan antarahasil ujian PIK 1 pada TA 2013/2014jika dibandingkan dengan TA 2012/2013.Perubahan yang signifikan terjadi padaperolehan nilai A dan D+. Mahasiswayang memperoleh nilai A mengalamipeningkatan 21,18% yaitu dari 10,77% padaTA 2012/2013 menjadi 31,94% pada TA2013/2014. Nilai D+ mengalami penurunan6,30% dari 7,69% pada TA 2012/2013menjadi 1,39% pada TA 2013/2014.

Jika dibandingkan antara TA 2013/2014 dan TA 2014/2015, terlihat bahwaperubahan jumlah persentase mahasiswakurang signifi kan. Nilai A, B+ dan B padaTA 2014/2015 mengalami peningkatandibandingkan dengan TA 2013/2014masing-masing sebesar 3,93%; 4,08%dan 0,33%. Untuk nilai C+ mengalamipenurunan sebesar 6,03%. Apabiladiasumsikan bahwa kategori baik adalahnilai minimal B, maka terjadi kenaikansetiap tahunnya dimana jumlah mahasiswayang memperoleh nilai minimal B padaTA 2012/2013, TA 2013/2014 dan TA2014/2015 masing-masing sebesar 50,77%;62,50%; dan 70,84%.

Indikator kedua yang digunakanuntuk mengetahui keberhasilan metodepembelajaran yang diterapkan adalahtingkat kepuasan mahasiswa. Tingkatkepuasan mahasiswa dilakukan denganmembagikan kuisioner kepada mahasiswayang difokuskan pada pendapat mahasiswaterhadap suasana kelas selama prosesbelajar mengajar (PBM) dan sistematikapenyampaian materi perkuliahan. Hasil

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 1, Mei 2016, Halaman 100-109

Gambar 1. Perbandingan Hasil Evaluasi Nilai Ujian PIK 1

A B+ B C+ C D+ D E

50

40

30

20

10

0

TA 2012/2013TA 2013/2014TA 2014/2015

Page 8: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

107

evaluasi tingkat kepuasan mahasiswaterhadap suasana kelas selama prosesbelajar mengajar (PBM) ditunjukkan padaGambar 2.

Berdasarkan Gambar 2 tersebutdi atas dapat diketahui bahwa tingkatkepuasan mahasiswa terhadap suasanaproses belajar mengajar (PBM) mengalamipeningkatan yang cukup signifikan.Dibandingkan denga TA 2012/2013,jumlah persentase mahasiswa yang merasapuas (tingkat sangat puas dan puas)dengan suasana PBM pada TA 2013/2014mengalami peningkatan sebesar 6,44%.Jika dibandingkan antara TA 2013/2014dan TA 2014/2015, maka terlihat bahwajumlah mahasiswa yang merasa puasjuga cenderung mengalami peningkatanmeskipun tidak signifi kan, yaitu sebesar2,94%.

Selain tingkat kepuasan mahasiswaterhadap suasana PBM, indikator lainyang digunakan adalah tingkat kepuasanmahasiswa terhadap sistematika pe-nyampaian materi perkuliahan. Hasil dari

penilaian mahasiswa ini ditunjukkan padaGambar 3.

Berdasarkan Gambar 3, terlihatbahwa tingkat kepuasan mahasiswaterhadap sistematika penyampaian materiperkuliahan terus mengalami peningkatanmeskipun masih ada mahasiswa yangkurang puas terhadap penerapan metodeini. Peningkatankepuasan mahasiswa dariTA 2012/2013 hingga 2014/2015 sebesar5,39%.

Keseluruhan hasil yang diperolehpada penerapan metode resitasi ini jugadidukung dengan beberapa komentarmahasiswa yang menyatakan bahwa sua-sana kelas menjadi tidak membosankandan mahasiswa memperoleh pengetahuanserta pengalaman baru mengenai per-masalahan proses industri. Beberapamahas iswa la in juga memberikankomentar bahwa mereka merasa lebihsiap dalam mengikuti Mata Kuliah PIK1, karena pada saat perkuliahan dosenakan mengacak mahasiswa yang akanmelakukan presentasi sehingga masing-

A.S. Dwi Saptati N.H., dkk.: Metode Resitasi pada Perkuliahan ...

Gambar 2. Evaluasi Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap SuasanaKelas selama Proses Belajar Mengajar (PBM)

Page 9: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

108

masing mahasiswa akan belajar terlebihdahulu sebelum perkuliahan berlangsung.Hal ini menyebabkan lebih banyakmahasiswa yang berperan aktif pada saatdiskusi dan tanya jawab.

Hasil yang diperoleh dalam penelitianini sejalan dengan penelitian yang telahdilakukan Pradikta & Palupi (2013) yangmenerapkan metode resitasi kelompok danmetode resitasi mandiri berbasis karakterterhadap siswa Kelas XI TKR 4 SMK PGRII Sidoarjo pada mata diklat Overhoul sistempendingin. Hasil penelitian Pradikta &Palupi (2013) menunjukkan bahwa metoderesitasi dapat meningkatkan efektivitashasil belajar yang ditunjukkan denganrespon siswa terhadap metode resitasikelompok 81,67% dan mandiri 78,18%;rata-rata persentase aktivitas siswa terhadapmetode resitasi kelompok 82% dan mandiri78%, sedangkan ketuntasan hasil belajarsiswa terhadap resitasi kelompok 91% danmandiri 85%.

Wibowo & Hermawan (2014)juga telah melakukan penelitian terkait

penerapan metode resitasi dan diskusimeningkatkan prestasi belajar mahasiswaPS Ilmu keperawatan Universitas Galuhyang menunjukkan bahwa rata-rata nilaisiswa dalam pemahaman konsep asuhankeperawatan anak sehat adalah meningkatdari 72,25 hingga 75,15. Hal ini medukunghasil dari penelitian ini yang menunjukkanbahwa metode resitasi dapat meningkatkanpemahaman siswa.

Berdasarkan hasil yang diperoleh daripenerapan metode resitasi ini, baik melaluihasil evaluasi perkuliahan, tingkat kepuasanmahasiswa melalui kuisioner maupunkomentar mahasiswa, menunjukkan bahwametode resitasi dapat diterapkan pada MataKuliah Proses Industri Kimia 1.

Sebagian dari hasil penerapan metodeResitasi ini telah diseminarkan pada forumSeminar Nasional Kimia dan PendidikanKimia 2013 “Penelitian Sains Terapandan Pendidikan dalam MendukungKemandirian Bangsa dan PeningkatanMutu Pendidikan”. Seminar Nasional inidiselenggarakan oleh Himpunan Kimiawan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 1, Mei 2016, Halaman 100-109

Gambar 3. Evaluasi Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap SistematikaPenyampaian Materi Perkuliahan

Page 10: METODE RESITASI PADA PERKULIAHAN PROSES INDUSTRI KIMIA

109

Indonesia Cabang Sumatera Barat yangdiikuti oleh dosen, guru, mahasiswa danumum di seluruh Indonesia.

SIMPULANSimpulan dari penelitian ini adalah

metode resitasi dapat meningkatkantingkat pemahaman mahasiswa pada MataKuliah PIK 1 yang diindikasikan denganpeningkatan persentase mahasiswa yangmemperoleh nilai minimal B sebesar20,07%. Tingkat kepuasan mahasiswa padatahun akademik 2013/2014 dan 2014/2015yang telah menerapkan metode resitasi lebihbaik dibandingkan pada tahun akademik2012/2013 yang belum menggunakanmetode resitasi, dimana tingkat kepuasanmahasiswa terhadap suasana perkuliahanmeningkat 9,38%; sedangkan terhadapsistematika penyampaian materi perkuliahanmengalami peningkatan sebesar 5,39%.

DAFTAR PUSTAKADjamarah, S.B. (2002). Strategi Bela-jar

mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.Masruri, M. S., & Sumunar, D. R. S.

(2002). Implementasi team teachingdalam pembelajaran pendidikan ke-pendudukan dan lingkungan hidupyang terintegrasi.Jurnal Kependidik-an, 32(2), 197-210.

Pradikta, Z. T., & Palupi, A. E. (2013).Metode resitasi kelompok dan metoderesitasi mandiri berbasis karakter dapatmeningkatkan efektivitas hasil belajarsiswa. Jurnal Pendidikan TeknikMesin, 1(2), 113-118.

Roestiyah, N. K. (2001). Strategi belajarmengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, S. (2006). Konsep dan maknapembelajaran (ed. ke-4). Bandung:Alfabeta.

Solihatin, E. R. (2007). Cooperativelearning analisi model pembelajaranIPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suardana, I. N. (2002). Peningkatan kualitaspembelajaran kimia dengan pemberiantugas pra-pembelajaran pada siswaKelas II SMU Negeri 3 Singaraja.Jurnal Pendidikan dan Pengajaran35(1), 95-107.

Sudiara, I. N., & Sudiana, I. N. (2001).Penggunaan strategi pembelajarandengan pemberian tugas membacamateri sebelum dan sesudah prosesbelajar mengajar dalam pembelajaransintaksis bahasa Indonesia. AnekaWidya, 34(11), 129-139.

Wagiran. (2005). Kesiapan mahasiswadalam implementasi pembelajaranaktif konstruktif. Jurnal Kependidikan,35(1), 79-102.

Wibowo, D. A., & Hermawan, Y. (2014).Penerapan metode resitasi dan diskusiuntuk meningkatkan prestasi belajarmahasiswa Program Studi Ilmu Kepe-rawatan Universitas Galuh. JurnalPendidikan dan Kebudayaan, 20(3),328-339.

Winaputra, U. S. (2001). Model-modelpembelajaran inovatif . Jakarta:Universitas Terbuka.

Yusuf, F. M. H. (2003). Upaya Peningkatanhasil belajar siswa pada mata pelajaranbiologi melalui metode Resitasi.Jurnal Penelitian dan Pendidikan,4(8), 91-108.

A.S. Dwi Saptati N.H., dkk.: Metode Resitasi pada Perkuliahan ...