Upload
elzhe-luphlyna-yoma
View
4.683
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENCARIAN KEBENARAN
A. Dapatkah Manusia Mencapai Kebenaran?
Pada zaman dahulu orang beranggapan bahwa kebenaran itu tidak bisa dimiliki oleh
manusia. Kebenaran adalah milik Tuhan. Namun ada beberapa kelompok yang berbeda
pendapat. Kelompok yang berbeda ini ada dua kelompok yaitu kelompok Agnotisisme dan
Notisisme. Kelompok Notisisme beranggapan bahwa setiap manusia memiliki keterbatasnya,
dan untuk mencapai suatu kebenaran maka kebenaran yang kan didapatkan adalah kebenaran
yang relatif. Sedangkan kelompok Agnotisisme menjelaskan bahwa kebenaran yang akan
dicapai manusia adalah kebenaran yang absolute dan pasti tidak akan berubah sampai
kapanpun.
B. Cara Mencari Kebenaran
Manusia akan selalu berkembang disaat mekera menyadari bahwa ada sesuatu hal
yang tidak diketahui didalam diriny. Hal itulah yang membuat manusia ingin selalu mencari
kebenaran dengan kata lain manusia selalu ingin mencari “sesuatu” dan sesuatu inilah yang
menjadikan manusia selalu memiliki rasa keingi tahuan untuk mengambangkan ilmu
pengetahuan dan untuk mencari sebuah kebenaran. Perkembangan manusia yang
menggunakan nalar untuk mencari pengetahuan. Ada beberapa hal yang mendasari bahwa
nalar dan ilmu pengetahuan berhubungan untuk menemukan sebuah kebenaran. Secara
prinsip, penggunaan kedua hal ini memiliki perbedaan dari beberapa sisi.
Pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan melalui strukter-struktur teori dan diuji
konsistensi internalnya. Hal ini berbeda dengan nalar sehat yang sangat sulit untuk mencari
struktur teorinya. Kedua, dalam upaya mengembangkan struktur teori tersebut dalam ilmu
pengetahuan, dilakukan tes maupun pengujian empiris, yang dapat dilakukan semua orang.
Seandainya dilakukan uji mepiris hasil antara orang yang satu dengan orang yang lainnya
berbeda, tergantung kemampuan daya nalar yang bersangkutan. Ketiga, dalam ilmu
pengetahuan, pengujian-pengujian dilakukan dengan menggunakan berbagai prasyarat yang
berfungsi untuk memberikan kontrol. Keempat, berbeda dengan pengunaan nalar sehat, ilmu
pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadra dan sistematis.
Pola hubungan yang dilakukan tidak dilakukan secara asal-asalan.
Dalam penjelasan sebelumnya dijelaskan bahwa manusia dalam hidupnya selalu
berusaha untuk mencari sesuatu yang dianggapbenar yaitu kebenaranitu sendiri. banyak cara
yang dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dari mulai menggunakan cara yang tidak
disengaja (secara kebeltulan) ataupun dengan model yang dapat dipertanggungjawabkan
1
secara ilmiah. Proses pencarian kebenaran dapat dilakukan dengan cara kebetulan, trial dan
eror, melalui otoritas, metode problem solving, berpikir kritis berdasarkan pengalaman,
melalui penyelidikan ilmiah. Berikut adalah beberapa pamaparan mengenai masing-masing
cara.
1. Secara Kebetulan
Secara kebetulan bisa juga diartikan bahwa bagaimana kita menemukan sebuah
kebenaran atau sebuah ilmu pengetahuan secra tidak sengaja. Contohnya adalah
penemuan yang secra tidak sengaja kemudian diteliti secara intensif. Peristiwa
seorang ilmuan yang tercengang saat masuk kedalambak mandinya (bathtub) dan
melihat air keluar dari bak mandi saat dirinya masuk dan berendam. Peristiwa itu
diulangi berkali-kali hingga akhirnya dia bisa menemukan sebuah teori ilmu fisika
dan ilmuan itu bernama Archimedes yang secara gemilang menemukan hukum yang
sekarang kita kenal dengan hukum Archimedes.
2. Trial dan Eror
Model Trial dan Eror adalah model untuk mendaptkan sebuah kebenaran dimana
naluri manusia untuk manemukan kebenaran yang belum mengetahuinya. Motode ini
bisa juga disebut dengan model spekulasi atau biasa disebut sebagai model untung-
untungan karena lebih banyak mengandlakn faktor keberuntngan. Model trial dan eror
ini bisa dilakukan dengan cara terus mencoba dan jika melakukan kegagalan maka
pengalaman sebelumnya dapat dijadikan sebuah pelajaran. Namun, metode ini hanya
bisa dikatakan mengandalkan naluri manusia saja bukan secara ilmiah. Jadi metode
ini sebaiknya dihindari.
3. Melalui Otoritas
Otoritas dapat dimaknai sebagai kekuasaan atau wewenang. Dalam artian orang yang
mempunyai kekuasaan yang bisa mendapatkan sebuah kebenaran atau dapat
mengeluarkan sebuah kebenaran. Namun, otoritas ini memiliki kelamahan karena
hanya berpihak pada kelompok tertentu yang memiliki otoritas. Dalam artian hanya
mementingkan golongan. Sehingga, penentuan kebenaran tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Metode Problem Solving
Metode problem solving yang dikembangkan oleh Karl. Popper pada tahun 1937
merupan variasi moden trial dan eror. Metode ini menunjukkan skema sebagai
berikut.
P1-TS-EE-P2
2
P1: Problem awal
TS : Solusi tentatif - teori yang dicoba ajukan
EE : “eror diminution” evaluasi dengan tujuan menemukan dan membuang
kesalahan
P2 : Situasi baru yang diakibatkan oleh evaluasi kritis atas solusi tentatif terhadap
problem awal sehingga timbul problem baru.
5. Berpikir Kritis/ Berdasarkan Pengalaman
Contoh dari metode berpikir kritis berdasarkan pengalaman adalah berpikir secara
induktif dan deduktif yang diciptakan olrh Francis Bacon. Secara deduktif artinya
berpikir dari hal yang umum ke yang khusus, dam berpikir induktif adalah berpikir
yang khusus ke umum. Metode deduktif dan induktif merupakan cara berpikir dan
bukan metode untuk menganalisis data.
6. Melalui Penyelidikan Ilmiah
Bagi kalangan akademis, kebenaran inilah yang dikedepankan, yaitu kebenaran yang
didasari pada temuan empiris ilimiah, bukan nebenaran spekulasi tentatif. Kebenaran
ilmiah memungkinkan orang untuk melacak dan membuktikan benar atau tidaknya
ungkapan teori yang diajukan.
C. Kriteria Kebenaran
1. Teori Koherensi
Teori koherensi yaitu bahwa suatu pernyataan dianggap bila pernyataan tersebut
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Dalam materi geografi dijelaskan bahwa bumi bulat. Pernyataan ini
benar sebab pernyataan terdahulu juga menyebutkan hal yang sama.
2. Teori Korespondensi
Tokoh utama teori korespondensi adalah Bertrand Ussel. Dalam teori ini suatu
pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung
berkorespondensi dengan objek yang dituju pernyataan tersebut.
3. Teori Pragmatis
Tokoh dari teori pragmatis adalah Charle S. Piere. Pemahaman yang dimunculkan
dalam teori ini adalah bahwa kebenaran adalah suatu pernyataan ukur melalui kriteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsiaonal dalam kehidupan praktis. Secara
sederhana dijelaskan bahwa seseuatu itu dianggap benar jika hal itu memiliki
kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
3
BAB II
KONSEP DASAR PENELITIAN
A. Asumsi Ilmu Pengetahuan
1. Klasifikasi
Ilmu pengetahuan berasumsi bahwa objek-objek itru dapat diklasifikasikan menurut
jenis, bentuk, dan fungsinya. Dengan mengklasifikasikan objek seperti ini,
selanjutnya dapat digunakan untuk membandingkan antara objek yang stu dengan
objek yang lain. Pengklasifikasian ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan peneliti
untuk mengenali objek yang ditelitinya.
2. Tidak Ada yang Berubah Dalam Jangka Waktu Tertentu
Biasanya saat melakukan penelitian yang bersifat nonlaboraturium data atau obejk
yang akan diteli akan dapat berubah-ubah sehingga menyulitkan peneliti. Oleh karena
itu diasumsikan bahwa objek yang akan diteliti tidak akan mengalami perubahan
dalam jangka waktu tertentu.
3. Determinisme
Dalam penelitian dapat diasumsikan bahwa adanya suatu gejala karena adanya sebuah
kebetulan, tetapi ada penyebabnya. Dengan demikian, seorang peneliti memahami
bahwa munculnya suatu variabletertentu dapat diakibatkan atau justru mengakibatkan
munculnya variable lain.
B. Karakteristik Suatu Penelitian
Proses penelitian harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dan cara berpikir yang ilmiah
yaitu rasional, sitematis, dan empiris. Menurut Tuckman (1982), karakteristik proses
penelitian adalah:
Sitematis
a. Model Penelitian Kuantitatif
1. Peneutuan Variabel yang akan diuji
Penentuan variable akan memudahkan peneliti untuk melakuakn penelitiannya.
Namun, sebelum menentukan variable hendaknya peneliti melakukan perhitungan
terseebih dahulu mengenai hubungan dari objek sehingga akan memudahkan
penelitian.
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan titik tuju aktivitas penelitian sebab rumusan masalah
inilah yang hendak diketahui jawabannya. Sehingga, jalan penelitian akan terarah dan
fokus terhadap rmusan masalah yang sejak awal telah ditentukan.
4
3. Pelacakan Informasi tentang Penelitian Terdahulu
Pelacakan informasi terdahulu ini berfungsi agar pada saat melakukan penelitian tidak
ada yang namanya persamaan atau dublikasi tema yang nantinya akan dilanjutkan ke
tahap penelitain.
4. Pengajuan Teori yang Akan Digunakan Sebagai Model (Fisikalisasi Teori)
Pengajuan teori ini difungsikan sebagai landasan pada saat akan melakukan
penelitian. Sehingga nantinya peneliti akan menemukan teori baru yang setidaknya
berkaitan dengan landasan teori. Tentu saja teori yang dibangun ini adalah model
yang akan digunakan pada saat penelitian secara empiris.
5. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dibuat atas landasan teori yang telah diajukan sebelumnya. Selanjutnya
hipotesis akan diuji secara empiris untuk membuktikan kebenarannya atau tidak.
6. Penentuan Desain Penelitian
Penentuan desain penelitian ini difungsikan agar nantinya peneliti akan memperoleh
data yang akurat yang didalamnya terdapat penjelasan desain penelitian yang nantinya
akan disampaikan, teknik pengumpulan data teknik sampling dan teknik analisis data
serta yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.
7. Pengujian Hipotesis yang Diajukan
Setelah menentukan hipotesis maka proses selanjunya adalah menguiji hipotesis
tersebut. Biasanya penelitian yang menggunakan uji hipotesis dan menggunakan teori
adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Namun, tidak selalu bahwa pengujian
hipotesis menghasilkan jawaban benar, jika mendapatkan hasil yang salah maka
penelitian yang dilakukan dianggap gagal.
8. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan Hasil Uji Hipotesis
Setelah pengujian hipotesis dilakukan, maka langkah selanjtnya adalah melakukan
interpretasi dan membuat kesimpulan berdasarkan pada hasil uji hipotesis yang telah
dilakukan.
b. Model Penelitian Kualitatif
1. Penentuan Tema Penelitian
Tema dalam penelitian kualitatif sangatlah penting. Hal ini dikarenakan tema akan
menentukan arah penelitian yang akan kita lakukan selanjtnya. Sehingga diawal
penelitian peneliti menerti apa yang harus dilakukan pada saat penelitian sedang
berjalan
5
2. Penentuan Fokus Penelitian
Peneliti harus menentukan maslah atau tema dari penelitian yang kan dilakukan . Dari
fokus penelitian ini kemudian akan diajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Pelacakan Informasi tentang Penelitian Terdahulu
Pelacakan informasi terdahulu adalah yang sama saat melakukan penelitian kualitatif.
Namun, fokus dalam pelanacakan informasi ini adalah hal yang sesuai dengan tema.
4. Pengambilan Data dan Reduksi Data
Proses pengambilan data dan reduksi data dalam penelitian kualitatif tidak harus
menunggu data terkumpul semuanya. Bisa saja pada saat pertemuan pertama dengan
subjek peneliti sudah banyak menemukan data. Maka bisa dilakukan reduksi data.
Proses ini dilakkan utuk lebih memfokuskan masalah pada apa yang diinginkan.
5. Penerikan Kesimpulan Sesuai Konteks Penelitian
kesimpulan pada penelitian kualitatif terbatas pada konteks yang sesuai dengan hal
yang ditelitinya.
Logis
Kareakteristik proses penelitian selanjtnya adalah logis. Langkah-langkah penelitian
yang sitematis itu urutannya harus logis pada setiap tahap atau pada setiap bagian sehingga
validitas internal secara relatif dapat terpenuhi. Ketidaklogisan pada proses pelaksanaan
penelitian terlihat pada data yang diperoleh dan ketidaksesuaian konsep atau teori yang
diajukan dengan tema ataupun model penelitian serta proses pengambilan kesimpulan yang
keliru.
Empiris Rasional
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti haruslah empiris. Penelitian yang
dikatakan empiris adalah penelitian yang dapat diindra oleh manusia dan terjadi dalam
kehidupan atau realitas yang nyata. Namun, penelitian tidak hanya dilakukan secara empiris
tetapi juga harus rasional. Dimana penelitian yang dilakukan dapat dipahami secara rasional
oleh masyarakat luas.
Bersifat Reduktif
Proses reduksi sebenarnya merupakan bagian usaha untuk menterjemahkan realita
menjadi pernyataan yang bersifat konseptual sehingga dapat digunakan untuk memahami
hubungan kejadian sesuatu dengan yang lainnya untuk melakukan prediksi bagaimana
kejadian itu akan berlangsung. Redukdi data baik itu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif tetap harus dilaksanakan terutama pada pendekatan penelitian kualitatif yang lebih
6
banyak menggunakan model wawancara dan observasi. Dengan dua model pengumpulan
data tersebut seorang peneliti kualitatif akan banyak mendapatkan data yang mungkin saja
tidak terkait sehingga perlu dilakukan reduksi data.
Bersifat Replicable
Penelitian itu bersifat ilmiah, maka penelitian itu harus dapat diulangi oleh orang lain.
Sehingga dalam pembuatan laporan penelitian harus sistematis dan didalamnya harus terdapat
instrumen tertentu yang menjelaskan detail penelitian.
Bersifat Transmitable
Penelitian harus bersifat transmitable dalam artian hasil penelitian berguna atau dapat
dibagi dengan dengan orang lain. Dengan kata lain, penelitian tidak hanya untuk diri sendiri
melainkan juga dibuat agar orang lain mengerti tentang keilmuan yang diperoleh dari hasil
penelitian.
Berencana dan Sesuai dengan Konsep Ilmiah
Berencana artinya penelitian sudah dirancang atau disiapkan sebelumnya. Sehingga
ketika dilapangan peneliti tidak harus bingung untuk melakukan apa, dan juga penelitoian
harus sesuai dengan konsep ilmiah.
C. Rangkaian Kegiatan Penelitian
1. Peneliti dihadapkan pada Suatu Kebutuhan atau Tantangan
Adanya kebutuhan atau tantangan itu membuat penliti menjadi lebih berfikir untuk
melakukan sesuatu sebagai upaya untuk mengatasi tantangan tersebut.
2. Merumuskan Masalah
Hasil dari tantangan tersebut haruslah dibuat sebuah rumusan masalah sehingga
batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk pemcahan maslah tersebut. Dalam
penelitian kualitatif rumasan masalah hendaklah didahului dengan identifikasi
masalah.
3. Menetapkan Hipotesis
Penetapan hipotesis harus didasari dengan teori teori yang terkait dengan hipotesis
yang akan dibuat. Namun, tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Hanya saja
penelitian kuantitatif saja yangbiasanya selalu menggunakan hipotesis.
4. Mengumpulkan Data untuk Uji Hipotesis
Dalam menguji hipotesis seorang peneliti harus mengumpulkan data terlebih dahulu.
Data yang didapkan harus sesuai dengan hipotesis yang telah kita buat. Sehingga
didalam pengujian hasil yang meleset tidak jauh berbeda dengan hipotesis.
7
5. Menarik Kesimpulan
Setelah kita melakukan pengumpulan data dan pengujian, maka langkah selanjtnya
dalah menarik kesimpulan yang akhirnya membuat penelitian kita menjadi sebuah
loenelitian yang ilmiah.
D. Jenis-Jenis Penelitain
1. Penelitian menurut bidangnya: administrasi, sejarah, ekonomi, teknologi, pendidikan,
psikologi dan seterusnya.
2. Penelitian menurut tempatnya: lapangan dan laboratorium
3. Penelitian menurut tujuan umunya: eksploratif, pengembangan, verifikasi.
4. Penelitian menurut pemakaiannya: penelitian murni dan penelitian terapan
5. Penelitian menurut tarafnya: penelitian deskriptif dan inferensial
6. Penelitian menurut pendekatannya: penelitian cross sectional, longitudinal dan
eksperimen.
E. Beberapa Pengertian Dasar
1. Konsep
Konsep adalah definisi yang ajan digunakanuntuk menggambarkan gejala secara
abstrak.
2. Contruc (Konsepsi)
Contruc (Konsepsi) adalah konsep yang diciptakan dan digunakan dengan
kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan ilmiah tertentu.
3. Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Ada dua yaitu aksioma atau
posultat yaitu proposisi yang kebenarannya sudah tidak ada lagi dalam penelitian. Dan
Teorema yaitu proposisi yang dideduksikan dari aksioma
4. Teori
Teori adalah rangkaian asumsi , konsep, konstruk, dan definisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antar konsep (Kerlinger, 1986). Karakteristik konsep yaitu harus konsisten dengan
teori-teori sebelumnya dan harus cocok dengan fakta-fakta empiris.
5. Logika Ilmiah
Logika ilmiah adalah gabungan antara logika deduktif dan induktif yang didalamnya
terdapat rasionalisme dan empirisme bersama-sama dalam suatu sistem dengan
mekanisme korektif.
8
6. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti.
7. Variable
Variable adalah kontruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dpelajari dan memiliki
variasi nilai.
8. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau
memanipulasi suatu variable.
9
BAB III
DUA PENDEKATAN PENELITIAN
A. Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Bersifat Alamiah
Penelitian kualitatif berlangsung secara alamiah yaitu sebagaimana adanya (natural
setting).
2. Bersifat Dinamis dan Berkembang
Fenomena yang dilihat peneliti adalah dinamis dan terus berkembang oleh karena itu
peneliti harus mengikuti subjek dalam kurun waktu yang cukup lama.
3. Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian sering digunakan dengan istilah lainnya
adalah rumusan masalah.
4. Bersifat Deskriptif
Penelitian kualitatif memiliki sifat penggambaran secara mendalam tentang situasi
atau proses yang diteliti. Sehingga, penelitian kualitatif tidak membutuhkan hipotesis.
5. Sasaran Penelitian Berlaku sebagai Subjek Penelitian
Subjek penelitian istilahnya adlah informan atau key informan. Dalam hal ini peneliti
harus memperlakukan informan sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya.
6. Data Penelitian Bersifat Deskriptif
Data penelitian kualitatif berupa cerita, penuturan informan, dokumen-dokumen
pribadi, seperti foto, catatan pribadi/ diary (buku harian), perilaku, gerak tubuh, mimic
dan banyak hal lain yang tidak didominasi oleh angka-angka sebagaimana penelitian
kuantitatif.
7. Berfokus pada Proses dan Interaksi Subjek
Fokus utama penelitian kualitatif terletak pada proses interaksi dan subjek. Dengan
begitu, segala aktivitas gerak, perilaku, sikap, ungkapan verbal ataupun non verbal
menjadi fokus peneliti.
8. Subjek Terbatas
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah orang-orang yang dianggap tahu
dengan fenomena yang diteliti dan dipilih berdasarkan pada kriteria yang disepakati
peneliti sendiri sehingga subjeknya terbatas.
10
9. Pemilihan Subjek Dilakukan Secara Purposive
Dalam penelitian kualitatif pemilihan subjek secara acak akan dihindari, dan lebih
memilih seseorang key person yang dianggap mengetahui semua tentang fenomina
yang akan diteliti.
10. Kontak Personal Secara Langsung
Kegiatan lapangan merupakan hal utama dalam penelitian kualitatif, dalam proses
pengambilan datanya peneliti mengembangan hubungan personal secara langsung
dengan subjek.
11. Human Instrumen
Pada penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri yang
disebut sebagai human instrument atau key instrument. Kemampuan peneliti akan
berpengaruh terhadap hasil data.
12. Mengutamakan Data Langsung
Penelitian kualitatif seorang peneliti terjun langsung ke lapangan sehingga peneliti
akan beruasaha mendapatkan data langsung dari sumber asli, bukan sumber ke dua.
13. Pengumpulan Data dengan Observasi Terlibat
Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi secara langsung
dan terlibat dalam pros yang sedang dialami oleh subjek penelitian.
14. Hubungan antara Peneliti dengan Informan Terjalin Akrab
Interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian terjalin akrab dan setara. Jika
terjalin hubungan yang akrab dan setara akan lebih mudah bagi peneliti untuk
menggali indormasi sebanyak-banyaknya pada informan.
15. Prespektif Holistik
Penelitian kualitatif bersifat holistic, meliputi seluruh isi kehidupan subjek yang
diteliti, sehingga akan memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan utuh.
16. Baerorientasi pada kasus Unik
Kasus unik yang dimaksudkan adalah setiap fenomena yang diteliti ada kasus-kasu
tertentu yang sifatnya khas dan unik untuk situasi seperti itu.
17. Netralitas Empatik
dalam konteks netralitas mengacu pada sikap peneliti terhadap temuan-temuan
penelitiannya dan empatik mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek penelitiannya.
18. Keabsahan Data
Peneliti harus menunjukkan bahwa datnya valid da reliable, dengan cara memilih
pihak ketiga untuk memperoleh keabsahan data dan memprjelas hasil penelitian.
11
19. Analisis Data Dilakukan Secara Induktif
Analisis induktif dilakukan dengan memulai serangkaian observasi khusus yang
kemudian memunculkan tema-tema atau kategori-kategori, serta pola-pola hubungan
yang nantinya akan dapat ditemukan kenyataan-kenyataan ganda.
20. Kebenaran Emik
Kebenaran emik adalah sisi kebenaran kualitatif yang terletak lebih pada sisi
informan.
21. Simpulan Bersifat Subjektif
Simpulan analisis bersifat subjektif. Hal ini dikarenakan sifatnya yang subjektif
individual emik.
22. Bersifat Lentur (fleksible)
Penelitian kualitatif bersifat lentur dikarenakan proses pengambilan makna berjalan
melalui proses yang berkesinambungan dan kumulatif.
23. Pentingnya Makna Terdalam (Depth Meaning)
Makna-makna muncul ketika ditemukan berbagai symbol, artefak, perilaku, sikap,
ataupun bahasa-bahasa non verbal yang ada disekitar informan yang haris dipahami.
24. Proses Pengumpulan dan Analisis Data Stimultan
Pengumpulan data dan analisis data bisa dilakukan secara bersamaan saat
pengumpulan data dilakukan, saat itu pula dilakukan analisis data dan reduksi data
sehingga data berikutnya akan diketahui.
B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
1. Rinci
Dalama pembuatan proposal penelitian kuantitatof semuanya harus dijelsakan secara
terperinci, luas dan banyak menggunakan literature sebagai pendukung.
2. Penelitian Diorientasikan untuk Melihat Variable, Menguji Teori, dan Mencari
Generalisasi Bernilai Positif
Penelitian kuantitatif meilihat fenomena berdasarkan pada teori yang dimilikinya, dan
orientasi akhir adlah simpulan yang digeneralisasikan secra luas.
3. Desain Spesifik, Jelas, Rinci dan Ditentukan Sejak Awal
Desain penelitiannya telah sejak awal dirancang lebih spesifik, memiliki kejelasan
arah, dan telah terinci secara jelas sejak awal yang nantinya akan dijadikan pegangan
pada saat melakukan penelitian.
12
4. Menggunakan Logika Eksperimen
Menggunakan logika eksperimen yaitu dengan cara melakukan manipulasi terhadap
variable-variable penelitian yang dapat diukur secara kuantitatif.
5. Mencari Hukum Universal yang Dapat Meliputi Semua Kasus
walaupan dengan pengolahan statistik decapai tingkat probabailitas dengan
mementingkan sample untuk generalisasi, penlitian kuantitatif berupaya mencari
hukum universal yang dapat meliputi semua kasus.
6. Data Berupa Angka
Dalam penelitian kuantitatif data yang didapatkan banyak berupa angka. Sehingga
untuk melakukan pengukuran validitas dilakukan perhitungan statistika.
7. Subjek Banyak
Subjek yang dilakukan pada penelitian kuantitatif jumlahnya harus banyak. Hal ini
dikarenakan hasil penelitian kuantitatif harus digeneralisasikan.
8. Menggunakan Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian kuantitatif
adalah angket, tes, wawancara, quistionare’s guide, chek list dan lain sebaginya.
Sebelum disebarkan alat pengumpul data ini terlebih dahulu dilakukan uji instrument.
9. Netralitas dalam Pelaksanaan penelitian
proses netralitas ini hanya dengan dilakukan pengamatan yang hanya menaliti gejala-
gejala yang dapat diamati secara langsung dan mengabaikan apa yang tidak diamati
dan diukur dengan instrument yang valid dan reliable. Cara menetukan netralitas
adalah dengan cara memfokuskan apa yang sedang diteliti.
10. Bersifat Otomatis
Bersifat otomatis yaitu memecah kenyataan dalam bagian bagian yang kecil dan
mencari hubungan antar bagian (antar variable).
11. Bersifat Reduksi
Proses penelitian kuantitatif didalmnya melakukan penyederhanaan (simplikasi)
terhadap kenyataan (reduksi dilakukan dengan cara mengambil salah satu bagian
terkecil dari kehidupan subjek) kemudian dilakukan generalisasi.
12. Bersifat Deterministik
Peneliti kuantitatif telah melakukan pola deterministik sejak awal terkait dengan
variable yang akan ditelitinya.
13
13. Ada Intervensi terhadap Subjek
Dalam upaya memperoleh data bagi penelitiannya akan melakukan intervensi
terhadap aktivitas subjek dengan harapan akan memunculkan respon yang diharapkan
peneliti. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memeberikan perlakuan (treatment), baik
berupa pemberian angket, kuisioner, skala ataupaun pengkondisian perilaku.
14. Menguji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan banyak menggunakan formula statistik sedangkan
ukuran ataupun kriteria telah ditetapkan sejal awal oleh penliti.
15. Generalisasi Berdasarkan Sample
Generalisasi berdasarkan sample lebih kecil daripada populasi dilakukan dengan
asumsi gejala yang terjadi pada sample juga terjadi pada populasinya. Berdasarkan
atas asumsi inilah, peneliti melakukan generalisasi bukan ats nama sample tetapi
generaliasi atas nama populasi.
16. Interaksi Peneliti dengan Subjek Jauh
Hubungan peneliti dengan subjek jauh, dalam artian tanpa ada kontak. Hal ini yang
menyebabkan hasil penelitian kuantitatif lebih objektif.
17. Analisis Data Setelah Data Terkumpul
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan melakukan uji analisis
statistik dengan konsep deduktif.
18. Kebenaran Bersifat Etik
Untuk membuktikan benar atau tidaknya penelitianyang dilakukan peneliti akan
mengacu pada teori yang digunakannya.
C. Keterbatasan Penelitian Kualitatif
1. Kualitas Tergantung Pada Pengalaman Peneliti
Dalam penelitian kualitatif telah dijelaskan bahwa peneliti bertindak sebagai
instrument penelitian. Bagi peneliti yang masih awal biasanya menggunakan teknik
pengumpulan data dengan wawancara. Namun, hasil yang didapatkan terkadang tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan peneliti yang sudah memiliki
pengalaman melakukan penelitian dengan teknik quisioner’s guide yang sebelumnya
telah dirancang. Sehingga jawaban yang didapatkan sesuai dengan apa yang
diharpakan.
14
2. Subjektivitas Tinggi
Dalam penelitian kualitatif peneliti dan subjek memiliki hubungan yang erat dan
terkadang menimbulkan kekhawatiran bahwa data yang didapatkan tidak objektif.
Padahal, peneliti biasanya mengatasi hal itu dengan melakukan triangulasi.
3. Perubahan Perilaku Informan
Perubahan perilaku informan ini terjadi ketika informan menyadari bahwa dirinya
sedang diteliti. Sehingga terkadang jawaban yang didapatkan tidak natural.
4. Waktu Pengumpulan Data Lama
Dalam penelitian kualitatif dalam mendapatkan data yang diinginkan peneliti harus
memperpanjang masa observasi atau wawancara sehingga nantinya akan
mendaptakan kevalidan data. Namun, dengan melakukan penelitain dengan cara
memperpanjang masa observasi peneliti sendiri juga merasa bosan.
5. Tidak Ada Prosedur Standar
Penelitain kualitatif memiliki sifat yang lentur dan prosedur penelitiannya dapat dibah
pada saat melakukan penelitian dilapangan, sehingga penelitian ini tidak ada standar
yang ketat.
6. Kesulitan Mandapatkan Informan Kunci
Peneliti awal maupun senior terkadang sulit untuk menentukan infoman kunci, hal ini
dikarenakan pengamatan yang dilakukan peneliti belum sepenuhnya menjelaskan
tentang diri si informan.
7. Interpretasi Beda Antar Peneliti
Interpretasi yang dilakukan peneliti mungkin berbeda dengan peneliti yang lainnya.
Hal ini dikarenakan kemampuan untuk mengkritisi dan kepekaan terhadap apa yang
dimiliki peneliti berbeda.
8. Sulit Mengeneralisasikan (Tidak Dimaksudkan untk Generalisasi)
Penlitian kualitatif memiliki pendekatan emik. Bukan pendekatan etik. Sehingga
sangat sulit untuk melakukan generalisasi. Namun, format penelitian di Indonesia
mengharuskan penelitian kualitatif harus memilki hasil akhir kesimpulan.
9. Sulit Mengabaikan Teori yang Dimiliki Peneliti
Salah satu cirri penelitian kualitatif adalah peneliti harus turun langsung kelapangan
dengan mengabaikan konsep-konsep teori yang telah ditentukan yang nantinya
penelitian kualitatif yang dilakukan sarat bias.
15
10. Keterbatasan Peneliti
Penelitian kualitatif mengharapkan kedalaman informasi yang nantinya akan
dibuatnya. Sehingga dibutuhkan beberapa subjek. Namun, keterbatasan peneliti tidak
akan bisa mengamati perkembangan objek dalah waktu yang bersamaan dan tempat
yang berbeda.
D. Keterbatasan Penelitian Kuantitatif
1. Lama Proses Perencanaan
Proses penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan positivistik cenderung
mempersiapkan pelaksanaan secara ketat. Pelaksanaan ini dituangkan kedalam bentuk
proposal yang harus dibuat dengan sempurna yang akan memakan waktu lebih lama.
2. Sulit Memperdalam Data
Dalam desain penelitian kuantitatif peneliti melakukan penelitian menggunakan
anget/ skala/ test. Hasil penelitian hanya terbatas pada hal itu saja. Jika peneliti
menemukan hal yang menarik maka peneliti akan kesulitan untuk memperdalam data.
3. Kelemahan Angket/ Skala/ Test
a. Responden tidak dapat mengkomunikasikan hal-hal yang penting diluar
angket tersebut.
b. Peneliti dan responden menjaga jarak. Sehingga interaksi yang terjalin bersifat
kaku.
c. Ada kecenderungan responden mengisi angket hanya untuk kesenangan
peneliti saja. Sehingga terjadi bias data.
d. Dalam menjawab angket yang diberikan rsponden cenderung melihat faktor-
faktor sosial. Dalam artian menjawab pernyataan dengan melihat jawaban
mayoritas bukan atas jawabannya sendiri.
e. Dalam menjawab angket terkadang peneliti memberikan obsi lima jawaban.
Sehingga responden akan cenderung lebih mengamankan dririnya dengan
memilih jawaban atau opsi yang ditengah (central tendency)
f. Jika angket berasal dari luar maka peneliti akan melakukan penerjemahan
secara berulang-ulang melihat kondisi adat dan budaya lokal. Hal ini akan
memakan waktu yang lama dan akan merepotkan peneliti.
g. Angket digunakan sebagai instrument penting dalam mendapatkan data. Bagi
pemula akan kesulitan membuat angket yang baik. Sehingga kemungkinan
data yang didapatkan akan tidak berguna.
16
BAB IV
MERENCANAKAN PENELITIAN
A. Ktriteria Proposal Penelitian yang Baik
Penelitian dimulai dari beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil
penelitian. Hal-hal yang dlakukan saat persiapan adalah proses pemilihan tema, menntukan
fokus dan masalah penelitian, merumuskan hipotesis (jika ada), menyusun landasan
penelitian dan kajian pustaka, menentukan subjek penelitian, mengumpulkan instrument
pengumpulan data, dan menentukan teknik analisis data yang kemudian dituangkan kedalam
proposal. Tentang proposan yang baik, Robson (1993) memberi arahan dengan rangkaian
kalimat berikut:
1. A good proposal is direct and straight forward
2. A good proposal communicates well
3. A good proposal a well organized
B. Komponan Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang mengungkapkan tentang rasionalisme, mencakup permasalahan. Bisa
dimulai dengan menjelaskan tentang variable dependen terlebih dahulu kemudian
menghubungkannya dengan variable bebasnya.
2. Identifikasi Masalah Penelitian
Mengidentifikasi masalah secara tidak langsung memetakan tema yang akan diteliti
dan terkait dengan judul penelitian.
3. Batasan dan Perumusan Masalah
Dari semua identifikasi tidak semua dapat dijadikan rumusan masalah, perlu adanya
batasan-batasan sehingga penelitian tetap fokus.
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Setelah menentukan masalah penelitian, peneliti membuat tujuan penelitian yang
berhubungan dari rumusan masalah. Kemudian menjelaskan kegunaan penelitian
yang dilihat dari sudut akademi (ilmiah) dan sisi praktis bagi lembaga tempat
dilaksanakannya peneliti atau lembaga asal peneliti atau juga masyarakat umum.
Bentuk tujuan penelitian merujuk pada:
Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab
Hipotesis yang akan diuji sehingga menjadi arah
Tujuan penelitian merujuk pada:
17
Unit yang seharusnya diobservasi
Komponen yang harusnya diobservasi
Proses pengobservasiannya
Beberapa hal penting tentang tujuannya adalah:
Sasaran penelitian yang akan dilaksanakan
Mengetahui tentang permasalahan penelitian
Akar permaslahan penelitian
Faktor yang menjadi penyebabnya
Penangannya
Tujuan akan mempengaruhi desain
5. Penelitian Terdahulu
Dengan mencantumkan pnelitian terdahulu peneliti akan mengetahui posisi dirinya
dalam wacana tema yang akan ditelitinya baik sebagai replikasi tema, pembaharuan
atau gagasan baru atas rangkaian penelitian yang sama.
6. Landasan Teori
Peneliti harus menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk landasan penelitian.
7. Perumusan Hipotesis
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang akan menguji teori
saja yang menggunakan hipotesis. Hipotesis ditulis dalam kalimat berita.
8. Metode Penelitian
Menjelaskan tentang subjek penelitian, proses penentuan sample, jumlah sample, cara
mengumpulkan data, penyusuna alat ukur/ skala/ instrument/ angket, teknik uji
rehabilitas dan validitas alat dan teknik analisis data.
C. Komponen Proposal Penelitian Kualitatif
1. Latar Belakang Masalah
Mengungkapkan alasan yang rasioanl yang menjadikan tema itu menarik untuk
diteliti.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam kualitatif adalah istilah lain rumusan masalah.
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang dibuat tetap dengan tujuan memfokuskan penelitian yang akan
dilakukan. Ada beberapa pertanyaan penelitian, namun fokus tetap satu.
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sama halnya dengan penelitian kuantitatif.
18
5. Penelitian Terdahulu
Prinsipnya untuk mencantukan penelitian yang terdahulu adalah jangan menyatkan
penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
6. Konsep Teoritis
Istilah lainnya adalah erangka teoritis. teori-teori yang diajukan bukanlah teori-teori
mati yang akan dibawanya kedalam seluruh kegiatan penelitian.
7. Metode Penelitian
Bagian bahsan yang diteliti dalam metode penelitian adalah subjek (informan), alat
pengumpul data dan teknik analisis data.
D. Masalah Penelitian
1. Aktualitas Masalah
Permasalahan yang diangkat haruslah permasalah yang sedang hangat dibicarakan
didunia keilmuan, disarankan tidak memilih permaslahan yang sudah usang.
2. Kemudahan dalam Melaksanakan
Dalam melakukan penelitian harus memikirkan tentang kemudahan dalam
pelaksanaanya sesuia dengan kemampuan peneliti. Sehingga nantinya hasil yang
didapatkan sesuai dengan harapan peneliti.
3. Ketersediaan Data
Peneliti seharusnya sudah memprediksikan terlebih adahulu ketersediaan data yang
dibutuhkan pada saat penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan
penelitian.
4. Signifikasi Masalah
Penting tidaknya sebuah penelitian terlihat dari informasi yang didapatkan dalam
penelitian tersebut.
5. Menarik untuk Diteliti (Interested)
Menarik untuk diteliti sebenarnya tergantung pada peneliti. Namun, menarik dan
tidaknya bisa dilihat dari sifatnya yang khas, unik, serta mengandung peluang untuk
dilakukannya diskusi dan pemecahan terhadap masalah yang diteliti.
E. Sumber Masalah Penelitian
1. Dari Pengalaman
19
Pengalaman peneliti sangat berpengaruh terhadap penelitian. Hal ini dilihat dari segi
setiap peneliti yang menguasai sebuah bidang maka bidang tersebut digunakan
sebagai hal untuk melakukan penelitian. Jika, peneliti tidak menguasai bidang yang
akan ditelitinya maka akan menyulitkan peneliti itu sendiri.
2. Dari Teori
Masalah dari teori muncul karena setiap melakukan penelitian peneliti harus memakai
teori-teori yang digunakan sebagai dasar. Sehingga penelitian yang dilakukan tidak
asal-asalan.
3. Dari Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti diharus membaca hasil penelitian terdahulu. Sehingga peneliti akan
mendapatkan banyak masukan mengenai penelitian yang akan dilakukan.
F. Perumusan Judul Penelitian
Untuk penelitian kuantitatif peneliti harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Sifat penelitian
2. Variable penelitian
3. Subjek penelitian
4. Lokasi penelitian
5. Jenis Penelitian
6. Waktu Penelitian
Untuk penulisan judul yang baik sebaiknya:
1. Judul harus mencantumkan topik penelitian
2. Judul harus jelas dan mudah dipahami
3. Judul tidak perlu puitis
4. Judul ditulis singkat
5. Judul ditulis dalam kalimat berita
6. Judul ditulis secara logis
7. Hindari menggunakan singkatan
8. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
G. Perumusan Masalah Penelitian
Ada beberapa macam masalah penelitian:
1. Bila peneliti hanya mempermaslahkan satu variable saja maka penelitian yang
dilakukan bersifat deskriptif.
2. JIka peneliti ingin membuat dua hubungan, maka diklsifikasikan penelitian korelatif
(simetris maupun kaisalitas)
20
3. Peneliti menekankan perbedaan variable maka, permaslahan termasuk dalam kategori
komparatif.
H. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tidak berisi tujuan subjektif dari peneliti, melainkan tujuan utama
dilaksanakannya penelitian.
I. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian juga berisi manfaat peneliti dalam melaksanakan penelitian dan
dilihat dari sisi kelembagaan atau bidang ilmu yang ditekuni peneliti.
J. Penelitian Terdahulu dan Keaslian Penelitian
Mencari penelitian terdahulu dan keaslian penelitian sangat menguntungkan peneliti,
karena hal ini akan menghindarkan peneliti dari adanya dublikasi.
K. Perumusan Hipotesis
Ada beberapa syarat dalam penulisan hipotesis antara lain:
1. Dirumuskan dalam kalimat berita
2. Tidak bermakna ganda
3. Dirumuskan secara operasional
BAB V
ISTILAH PENELITIAN KUALITATIF
21
A. Studi Kasus
Bogdan (1990) mendefinisikan studi kasus sebagai kajian yang rinci atas peristiwa
tertentu. Robson (1993) lebih memposisikan studi kasus sebagai strategi untuk melakukan
penelitian. Ary (1982) bahwa studi kasus adalah suatu penyelidikan secara intensif terhadap
orang-orang tertentu. Ada tipe studi kasus yaitu:
1. Studi Kasus Intrinsik
Studi kasus yang menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap kasus
tunggal.
2. Studi Kasus Instrumental
Menekankan pada kasus tunggal untuk mendeskripsikan atau menguraikan secara
detail ataupun memperbaiki teori.
3. Studi Kasus Kolektif
Mempelajari kasus secara bersamaan, agar dapat meneliti fenomena, populasi atau
kondisi umum.
B. Fenomenologi
Berasal dari Edmund Husserl yang meyakini objek ilmu itu tidak terbatas pada hal
yang empiris saja, tetapi juga yang berasal dari luar yaitu presepsi, pemikiran, kemauan.
C. Etnomologi
Oleh Harold Garfinkel yang merujuk pada memepelajari perilaku sosial sebagimana
adanya yang menekankan pada interaksi secara wajar.
D. Etnografi
Mendeskripsikan kebudayaan dan aspek-aspek kebudayaan. Etnografi memiliki
karakteristik:
1. Menekankan pada penggalian alamiah sosial yang khusus tanpa maksud menguji
hipotesis.
2. Cenderung bekerja dengan data terstruktur dan rancangan penelitian bersifat terbuka
3. Peneliti bertindak sebagai instrument
4. Kasus cenderung sedikit dan dikaji secara mendalam
5. Analisis tentang fungsi dan makna perilaku manusia ditafsirkan secara eksplisit dalam
bentuk deskripsi dan penjelasan verbal.
6. Tidak menggunakan analisis statistik, namun tidak menolak data yang berupa angka.
BAB VI
DATA KUALITATIF
22
A. Pengertian Data dan Fakta
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan
tujuan penelitian. Fakta adalah ralita atau kenyataan yang tampak dalam bentuk fenomega
atau gejala yang merupakan kejadian-kejadian yang khas, informasi gejala tersebut berbentuk
abstraksi.
B. Berbagai Macam Data Penelitian Kualitatif
1. Catatan Lapangan
Merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam yang
diperoleh peneliti dengan cara wawancara dan observasi.
a. Catatan Lapangan Deskriptif
Merupakan deskripsi yang sedang diamati oleh peneliti. Catatan deskriptif mencakup
bidang-bidang seperti:
1. Gambaran tentang subjek: meliputi penampilan fisik, pakaian, perilaku khas,
gaya bicara dan tindaknnya.
2. Rekronstuksi Dialog: upaya mencatat isi percakapan peneliti dan subjek.
3. Deskripsi latar fisik: mencatat bemua benda disekitar subjek dan
menggambarkannya dalam bentuk sketsa sebagai latar fisik.
4. Catatan mengenai kejadian-kejadian khusu: deskripsi teantang pihak-pihak
yang terkait dalam kejadian, dengn cara bagaiman dan sifat perbuatan tindaknnya.
5. Tingkah laku pengamat: berfungsi menilai adanya pengaruh-pengaruh yang tidak
menguntukngkan dalam penelitian.
b. Catatan Lapangan Reflektif
Catatan lapangan reflektif yaitu catatan yang memiliki unsur intervensi penelti berupa
perasaan dan pikiran pengamat yang berfungsi memperjelas data deskriptif. Catatan
ini meliputi:
1. Refleksi tentang analisis: catatan berupa tema yang muncul dilapangan,
keterkaitan data, pengembangan gagasan, dan pikiran yang muncul.
2. Refleksi tentang metode: memuat tentang bahan mengenai prosedur atau strategi
yang digunakan dalam penelitian.
3. Refleksi tentang dilemma etik dan konflik: refleksi yang ditimbulkan dari
penelitianya karena peneliti hidup dan tinggal bersama subjek.
4. Refleksi tetang kerangka pikiran pengamat: ketika dilapangan peneliti akan
membandingkan asumsi yang dimiliknya dengan kenyataan dilapangan.
23
5. Informasi lain: informasi lain adalah informasi yang mendukung antara subjek
ataupun tema penelitian.
c. Bentuk Catatan Lapangan
Membahan tentang judul atau tema, waktu dan aktivitas terjadi, siapa yang terlibat
dalam aktivitas, menjelakan aktivitas yang sedang terjadi, dan tempat kejadian.
d. Penulisan Catatan Lapangan
Dalam penulisan catatan lapangan memuat beberapa tahapan yaitu segera mencatat
informasi yang didapatkan saat melakukan obsevasi lapanga, menunda diskusi tentang
hasil amatan sebelum semuanya ditulis secara terperinci, dalam menulis catatan
lapangan haruslah dimulai dengan catatan singkat yang memuat hal-hal yang penting,
tahapan selanjutnya adalah mengurutkan peristiwa yang terjadi selama penelitian,
langkah selanjutnya adalah menuliskan seluruh rangkaian kejadian secara apa adanya,
dan tahapan selanjutnya adalah berpikiran bahwa catatan lapangan bukan hasil ahkir
penelitian dan perlu diakukan hal lain yang mendukung hasil penelitian.
2. Sumber Data Tertulis dan Rekaman
a. Dokumen pribadi: surat pribadi, buku harian dan autobiografi (pemikiran,
perasaan ataupun aktivitas subjek).
b. Dokumen instansi/ kantor: berfungsi untuk memperoleh kejelasan data tentang
arah tujuan organisasi yang bersangkutan.
c. Fotografi: foto hasil temuan (foto yang dihasilkan oleh orang lain) dan foto hasil
peneliti
d. Film: memberikan gambaran yang lebih dinamis tentang subjek yang diteliti.
e. Audio Cassette: berisi suara atau hasil wawancara dengan subjek.
f. Statistik Kantor
3. Oral History
Oral history adalah sejarah lisan yang merupakan catatan peristiwa yang dituturka
oleh pelaku sejarah atau orang yang mengetahui seluk beluk sejarah tersebut.
4. Sejarah Hidup
Sejarah hidup berhubungan dengan pelaku sejarah, data bisa berupa lisan atau tulisan
seperti autobiografi.
5. Family Stories
24
Falimy stories ada;ah sejarah sebuah keluarga yang bersangkutan yang dijadikan
subjek penelitian.
6. Jurnal
Jurnal yang digunakan adalah jurnal yang biasanya dimuat secara berkala dan ditulis
oleh para ahli kemudia dipilih yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
7. Material Culture
Material culture adalah sebuah teks tertulis yang dilengkapi dengan symbol-simbol
tertentu yang kemudian diwujudkan dalam bentuk barang atau benda ataupun karya
manusia. Merupakan bukti diam yang meiliki kekayaan makna tersembunyi.
BAB VII
25
VARIABLE dan DATA KUANTITATIF
A. Macam-Macam Variable
1. Variable Diskrit
Istilah lain dari variable ini adalah variable nominal atau variable katagorik. Artinya
pemilihan variable berdasarkan penggolongan atau tidak tumpang tindih antara
kategori satu dengan kategori yang lainnya.
2. Variable Kontinum
Memiliki beberapa cirri-ciri yaitu, mempunyai cirri bersambung, dapat dibuat
klasifikasi berdasarkan kualitas, penggumpulan data menggunakan atal ukur,
diperolah dari data ordial, interval dan rasio. Berdasarkan penciriannya, variable
kontinum dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Variable Ordinal: variable yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu atau variable yang menunjukkan jenis-jenis tingkatan.
b. Variable Interval: variable yang dihasilkan dari hasil pengukuran. Contohnya
jarak Semarang- Yogyakarta 120 km.
c. Variable Rasio: variable rasio adalah variable perbandingan.
B. Variable Dalam Penelitian Eksperimen
1. Variable Indeendent
Istilah lainnya adalah variable stimulus, variable prediktor, variable antecedent,
vadiable eksogen dan dalam istilah yang lebih umum adalah variable bebas. Variable
bebbas ini merupakan sebab hadirnya variable terkait.
2. Variabele Dependent
Istilah lainnya adalah variable output, variable kriteria, variable konsekuen, variable
endogen dan dalam istilah yang lebih umum adalah variable terkait. Variable terkait
ini adalah variable yang dipengaruhi atau variable yang menjadi akibat karena adanya
variable bebas.
3. Variable Moderator
Variabl moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variable bebas dan variable terkait.
4. Variable Interving
Merupakan variable yang secara teoritis mempngaruhi hubungan antara variable
bebas dan terkait.
5. Variable Kontrol
26
Variable control adalah variable yang sebelumnya telah ditetapkan oleh peneliti
sebagai variable perbandingan.
6. Variable Laten
Variable laten merupakan bentuk teoritis atau hipotesis utama yang tidak dapat diukur
secara langsung.
7. Variable Terukur
Variable terukur adalah variable yang datanya harus dicari melalui penelitian
lapangan misalnya melaui instrument-instrument penelitian.
C. Mendefinisikan Variabe Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang lebih operasional tentang variable itu
sendiri dan tentu saja bagaimana mengukur variable itu, agar variable lebih spesifik.
D. Data Penelitian Kuantitatif
1. Menurut Asalnya
a. Data Literer: data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti buku,
majalah, koran dan tulisan internet.
b. Data Dokumenter: data dokumenter tertulis (relief candi), data dokumenter
terekam, data dokumenter verbal (norma, budaya, agama), data dokumenter
material budaya (senjata, rumah pakaian adat).
c. Data Laboratoris: data yang diperoleh dari hasil penelitian laboratorium.
d. Data Empiris: data yang diperoleh langsung dari sumber di lapangan.
2. Menurut Pengukurannya
a. Data Kuantitatif: data yang didominasi oleh angka (panjang, lebar volume).
b. Data Kualitatif: data merujuk pada kualitas objek (istimewa, baik, buruk)
3. Menurut Derajat Sumbernya
a. Data Primer: data yang diperoleh dari informan asli.
b. Data Sekunder: data yang diperoleh dari sumber ke dua.
4. Menurut Penggolonggannya
a. Data Diskrit: data yang ditetapkan atas dasar penggolongan (pria-wanita)
b. Data Kontinum: terdiri dari data ordinal (data berdasar pada jenjang), data
interval (terdapat satuan pengukuran), data rasio (data memiliki skala
prbandingan).
BAB VIII
27
SUBJEK PENELITIAN
A. Pengertian Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi
yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Biasanya lebih dikenal dengan
sebutan responden atau informan.
B. Penentuan Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif pemilihan subjek penelitain dapat menggunakan criterion-
based selection (Muhajir, 1993). Selain itu dalam menentukan informasn dapat juga
digunakan snowball sampling.
C. Populasi dan Sample
Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan
populasi yang ada. Cara sample adalah mengambil sebagian dari populasi yang ada.
D. Ukuran Sample Penelitian
1. Unit Analisis: sautuan subjek yang dijadikan populasi penelitian (guru, siswa)
2. Pendekatan atau Model Penelitian: dalam penelitian kualitatif subjek yang
dijadikan informan sedikit, dan pada penelitian kuantitatif subjek yang dijadikan
penelitian banyak.
3. Banyaknya Karakteristik Khusus (Ciri Utama) Populasi: semakin banyak
karakteristik khusus (ciri utama) populasi maka semakin banyak pula informannya.
4. Keterbatasan Peneliti: keterbatasan peneliti harus dipertimbangkan dalam
menentukan jumlah sample ataupun populasinya.
5. Teknik Sampling
a. Cluster Sampling (Sampling Kelompok): teknik ini digunakan apabila dalam
meneliti terdapat kelompok-kolompok yang memliki cirri-ciri sendiri.
b. Stratified Sampling: teknik bertingkat ini digunakan apabila terdapat kelompok-
kelompok subjek yang diteliti memiliki tingkatan.
c. Purposive Sampling: teknik pengambilan sampling yang digunakan peneliti jika
memiliki pertimbangan pertimbangan tertentu dalam pengambilan subjek.
d. Area Sampling: berhubungan dengan penelitian yang mempertimbangkan
wilayah-wilayah tertentu.
e. Duble sampling: mengharuskan peneliti mengambil sejumlah dua kali ukuran
sample yang ditentukan (peneliti mengambi 50 sample maka harus jadi 100
sample).
28
f. Quota Sampling: digunakan jika peneliti ingin terlebih dahulu menentukan
sample penelitiannya karena keterbatasan quota.
g. Incidental Sampling: aplikasinya dalah peneliti menganalisis unit analisisnya
kemudian membagikan skala, angket kepada subjek. Setelah mendapat jawaban
tersebut batu ditentukan samplenya.
h. Propotional Sampling: teknik pengambilan sample yaitu berdasarkan
pertimbangan jumlah masing-masing kelompok subjek.
i. Random Sampling: pengambilan secara acak (sampling acak sederhana,
sampling acak beraturan, sampling acak dengan bilangan random).
j. Snow Ball Sampling: jumblah subejk yang awlanya ditentukan sedikit maka lama
kelamaan akan bertambah banyak.
k. Multi Stage Sampling: teknik ini merupakan gabungan dari beberapa teknik
pengambilan sample. Hal ini digunakan karena untuk menentukan
pengelompokan berdasarkan kroteria sulit sehingga dilakukan teknik ini.
29
BAB IX
ALAT PENGUMPUL DATA
A. Mengenal Alat Pengumpul Data
1. Angket: daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar
orang tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan.
a. Angket Tertutup:yaitu angket yang disajikan dengan serangkaian alternatif
sedangkan responden hanya memberikan tanda silang, melingkar maupaun
mencentang pad jawabn yang sesuai dengan dirinya.
b. Angket Terbuka: responden disajikan berbagai pernyataan yang nantinya
akan dijawab sesuai dengan dri responden.
c. Angket Campuran: adalah gabungan antara angket terbuka dengan angket
tertutup.
2. Daftar Cocok (Check List): daftar cocok yang cara menjawabnya dicentang
maupaun disilang sesuai dengan perintah yang diajukan.
3. Skala (Scale): bentuk pernyataanya saama dengan angket tertutup. Namun, pilihan
jawabannya merupakan perjenjangan. Biasanya menggunakan 5 alternatif yaitu sangat
setuju, setuju, ragi-ragu, tidak setuju dan sanagt tidak setuju.
B. Teknik Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan fenomena yang dilakukan secara sitematis.
Beberapa keunggulan teknik ini menurut Guba & Lincon (1991) adalah:
1. Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.
2. Teknik ini juga memungkinkan untuk melihat, mengamati dan kemudian mencatan
hal apa saja yang termasuk dalam keadaan sebenarnya.
3. Kemungkinan dalam pengamatan mendapatkan sebuah peristiwa dalam situasi yang
berkaitan pengetahuan langsung yang diperoleh dari data.
4. Terkadang penliti merasa ragu-ragu sehingga diadakan penelitian ulang.
5. Pengamatan mengungkinkan peneliti mengerti stuasi-situasi yang rumit.
6. Dalam kasus tettentu pengamatan bisa menjadi hal yang sangat bermanfaat.
Jehoda dkk. (1958) memberi batasan keilmiahan teknik ini. Selama masih
menggunakan kaidah, teknik ini dianggap ilmiah yaitu:
1. Mengapdi pada tujuanpada tujuan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
2. Direncanakan secra sistematis bukan secara tidak terukur.
3. Dicatat dan dihubungkan dengan proporsi-proporsi yang lebih umum, tidak hanya
dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu belaka.
30
4. Dapat dicek dan dikontrol valditas dan reliabilitas ketelitiannya sebagaimana data
ilmiahnya.
Dalam melaksanakan observasi harus diperhatikan beberapa hal:
1. Mencari selengkap lengkapnya tentang hal-hal yang ingin diobservasi.
2. Pahami tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang sedang dilakukan, focus
penelitian, pertanyaan-pertanyaan penelitian beru kemudian ditentukan materi atau
objek yang hendak diobservasi.
3. Batasi ruang lingkup serta materi atau objek yang akan diobservasi sehingga tidak
melebar.
4. Mencatat hasil observasi sedetail mungkin.
5. Transipkan segera hasil rekaman.
Ada beberapa pola dalam observasi yaitu:
1. Pengamatan secara lengkap: pengemat menjadi anggota masyarakat yang diamati
secara penuh.
2. Pemeran Serta Sebagai Pengamat: peneliti tidak sepenuhnya menjadi pemeran hal
ini dikarenakan peneliti harus melakukan pengamatan yang lainnya.
3. Pengamatan Sebagai Pemeran Serta: peranan pengamat telah se[enuhnya diketahui
oleh subjek bahkan didukung oleh subjek.
4. Pengamatan Penuh: dalam proses ini peneliti bebas mengamati semua aktivitas dan
semua gerak gerik subjek tanpa diketahui oleh subje. Sehingga peneliti perlu menjaga
jarak dengan subjek.
C. Teknik Wawancara
Model wawancara dapat yang dapat dilakukan meliputi wawancara tak berencana
yang berfokus dan wawancara sambil lalu. Wawancara tak berencana berfokus ad;ah
pertanyaan yang diajukan tidak secara terstruktur, namun selalu berpusat pada pokok
permasalahan tertentu. Wawancara sambil lalu adlah wawancara yang dituju pada orang-
orang yang dipilih tanpa memalui seleksi terlebih dahulu secara teliti, tetapi dijumpai secara
kebetulan (Koentjaraningrat, 1986; Danandjaja, 1988).
1. Etika Wawancara: memberi tahu topic penelitian, melindungi identitas subjek
(informan), menghormati hal-hal yang dianggap “Tabu”, memahami bahasa dan
budaya informan, gunakan penerjemah (interpreter), informan sebagai pemandu
peneliti, memperhatikan penampilan diri, tidak menjelaskan secara detail kepada
informan tentang topic penelitian dan keinginan peneliti, tidak mengalihkan focus
31
pembicaraan, harus bersikap netral, memposisikan informan sebagai yang paling tahu,
dan ikuti pandangan dan pemikiran informan.
2. Jenis Wawancara: wawancara terstruktur (peneliti menyipakan terlebih dahulu
bahan pertanyaan), wawancara tidak terstruktur (bisanya dalam penelitian kualitatif),
wawancara kelompok (pertanyaan diajukan secra simultan antara oleh indivu yag
telah dipilih dalam suatu kelompok), wawancara bergender (pengelompokkan
berdasarkan status peran ex. pria dan wanita), wawancara berbingkai (wawancara
dengan cara membuat bingkai terlebih dahulu kerarah topic pembicaraan), wawancara
interpreting (menginpretasikan kembali apa yang diucapkan oleh informasn nauman
tidak mengubah informasi asli).
D. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion adalah diskusi kelompok terfokus. Tujuannya adalah
mendapatkan informasi sebanyak banyaknya tentang satu tema yang menjadi focus
penelitian.
1. Pedahuluan
a. Mengucapkan terima kasih pada peserta yang hadir
b. Memperkenalkan diri kemudian memperkenalkan semua peserta
c. Menginagtkan peserta tetang pentingnya peran masing-masing individu
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Memulai dengan mengungkapkan tema diskusi
b. Menyampaikan agar peserta tertarik memberikan saran dan komentar
c. Menyampaikan perbolehan jika terjadi perbedaan pendapat
d. Setiap peserta boleh menyampaikan pendapat tanpa harus menunggu giliran
e. Ada kemungkinan topic diskusi akan berkembang ke topic utama
f. Setelah satu topic selesai dibahas maka akan membahas topic selanjutnya
3. Materi Diskusi
Bagian pertama membicarakan tentang:
a. Masalah yang timbul
b. Penyebab timbulnya masalah
c. Presepsi masyarakat tentang timbulnya masalah tersebut
d. Akibat maslah tersebut
32
4. Penutup Diskusi
Menyamppaikan hasil ringkasan diskusi dan hal-hal yang penting. Masih
memperbolehkan jia masih ada peserta yang ingin berpendapat. Menyampaikan
terimakasih pada peserta yang sudah mau hadir dan berpartisipasi.
E. Human Instrument
Dalam penelitian kualitatif biasa dikenal istilah human instrument yaitu peneliti
bertidak langsung selaku instrument penelitian. Kelemahannya adalah peneliti tidak bisa
berada dalam situasi yang berbeda.
33
BAB X
MENGEMBANGKAN INSTRUMEN
A. Proses Pengembangan Instrumen
Fernandes (1994) mengajukan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang
pmbuat instrument meliputi, specification of purpose, translating the purpose in operational
terms, formulating the objectives in behavioral terms, test blue print, intem format and item
writing revision, item try out and analysis, assembly of final test, standardization
administration for norms, directions, time limit, scoring, attributes of test score reability,
validity norms. Mengacu pada paparan sebelumnya tahapan proses pengembangan
isntrumen secara singkat yaitu:
1. Pendefinisian Alat Ukur: merumuskan tujuan digunakannya alat ukur (eksploratif,
konseling, diagnostik), juga mengenali ranah yang diukur, dasar konseptual teoritis
yang digunakan, dan subjek yang dikenai instrument.
2. Memilih Model Skala yang Digunakan: Murphy dan Davidshofer (1991), ada tiga
model skala yang bisa digunakan yaitu, penskalaan rasional, penskalaan empiris, dan
skala analisis factor.
3. Menuliskan Pernyataan atau Pertanyaan: Murphy dan Davidshofer (1991)
menuliskan ada 3 rambu dalam menuliskan pertanyaan atau pernyataan yaitu,
panjangnya butir pernyataan (tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek),
penggunaan kosakata dalam penulisan butir pernyataan, jenis kelamin, rasa tau bahasa
yang kasar.
4. Uji Coba Instrument: tujuan uji coba instrument yaitu, mengidentifikasikan soal-
soal yang lemah, mengidentifikasikan taraf kesukaran soal, mengindentifikasikan
kemampuan daya beda soal, menentukan lamanya waktu mengerjakan soal-soal
tersebut, untuk menghindari adanya bias dala setiap soal.
5. Analisis Butir Soal: beberapa informasi yang didapatkan dari analisis butir soal
adalah, tingkat validitas butir soal, tingkat reabilitas, tingkat kesukaran butir soal, ICC
(grafik menggambarkan hubungan antara peluang jawaban), indeks diskriminasi soal
(kemampuan soal dalam membedakan anatara orang yang memiliki skor pada
kelompok atas dan pada kelompok bawah), tingkat keberfungsian pengecoh.
6. Revisi Butir Pernyataan: tujuan revisi ini adalah, mengidentifikasikan butir soal
yang dianggap kurang dan apa yang dapat seharusnya diukur (lemah), mendeteksi dan
memperbaiki soal yang lemah tersebut, membuang soal yang dianggap tidak
34
memenuhi persyaratan, membuang soal yang memiliki kesulitan tinggi atapun rendah,
mengganti pengecoh yang kurang berfungsi atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.
7. Pemberian Norma: pedoman untuk menuliskan norma yaitu, karakteristik yang
ditentukan instrument haruslah berurutan, instrument mencerminkan definisi
operasional, sebaran pertanyaan dari rendah ke tinggi, kelompok yang digunakan
sebagau dasar penyusunan statistik deskriptif harusnya sesuai dengan deskriptif dan
tujuannya, data hendaknya tersedia untuk kelompok.
8. Pemberian Skor: menentukan penggunaan skor apakah skor mentah, skor persentil,
ataupun skor baku.
9. Standarisasi Instrumen: tujuannya adalah mengeleminasi sebanyak mungkin
hadirnya variable luar yang mempengaruhi penampilan instrument.
10. Publikasi Instrumen: ada beberpa hal yang dilakukan oleh pengembang instrument
yaitu, menggunakan subjek tersebut pada subjek yang berbeda, mencatat hasil
kegiatan pada butir, tentang validitas, reabilitas, subjek, jumlah peserta dan kapan hal
tersebut dilakukan.
B. Adaptasi Instrumen Dari Luar Negeri
1. Ekuivalensi Translasi: model ekuivalensi translasi dapat dilakukan dengan cara,
menerjemahkan instrument secara tepat satu kata memiliki satu terjemahan yang tepat
dalam bahasa local, kemudian dari terjemahan tersebut kembali dilakukan terjemahan
ulang kedalam bahasa asli isntrumen tersebut, seandainya hasilnya tetap sama msks
kesalahan dalam menerjemahkan ataupun ada satu kata dalam instrument awal yang
memiliki makna ganda dalam bahasa local akan menyebabkan rendahnya validitas
instrument tersebut.
2. Ekuivalensi Konsep: penggunaan bahasa ataupun kata kata dalam budaya barat agar
bisa digunakan oleh peneliti di Indonesia peneliti harus mengartikan bhasa tersebut
agar nantinya intrumen dapat diterima karena sesuai dengan kultur dan budaya
masyarakat Indonesia.
3. Ekuivalensi Matrik: yaitu kesetaraan pengukuran yang digunakan. Hal ini dilakukan
kaitannya dengan skala pengukuran yang biasa digunakan oleh budaya setempat.
35
BAB XII
KESAHIHAN DAN KETERANDALAN
A. Validitas Alat Ukur Kuantitatif
1. Pengertian Validitas
Pengertian valid dapat dilihat dari dua segi. Pertama, bila dalam menyusun suatu
instrument penusun berusaha menyusun soal-soal yang logis diperkirakan dapat mengukur
apa yang mau diukur, hal ini baik didapatkan dari pikiran sendiri atau pertukaran pikiran
dengan orang lain atau para ahli maka hal yang didapatkan bisa dikatakan content validity.
Dalam artian isiny diperkirakan sesuai dengan apa yang seharusnya diukur. Kedua, adlah bila
instrument yang digunakan telah dibandingkan dengan instrument yang sebelumnya telah
digunakan maka hasilnya bisa dikatakan empiral validity, yang artinya intrumen tersebut
telah dianggap valid. Konsep valid sebuah instrument pada akhirnya akan juga menentukan
valid tidaknya data yang diperoleh oleh peneliti, akan merujuk setidaknya pada ketepatan alat
yang nantinya akan digunakan oleh peneliti. Dalam bidang psikologi ada tiga konsep
validitas yaitu:
a. Validitas Penelitian: bermakna adanya kesesuaian hasil-hasil simpulan sebuah
penelitian dengan kondisi nyatanya dilapangan. Validitas ini mencakup dua sisi yaitu
validitas internal (menyangkut kesesuaian hasil penelitian dengan kondisi sebenarnya)
dan validitas eksternal (kesesuaian generalisasi hasil penelitian dengan keadaan
sebenarnya).
b. Validitas Item (Butir Soal): tingkat korelasi antara skor buti soal (item) dengan skor
total (seluruh).
c. Validitas Test: merujuk pada kemampuan alat ukur untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk mengetahui kemapuan alat ukur bisa dilihat dari:
1. Validitas Isi: merujuk pada sejauh mana isi sebuah tes/ skala/ instrument mngukur
apa yang seharusnya diukur. Sebagai contoh mengukur motivasi.
2. Validitas Konstruk: mengacu pada teori yang digunakan oleh seorang peneliti,
bukan banyaknya pendapat para ahli tentang atribut atau variable yang akan
diteliti. Untuk mengetahui validitas konstruk sebuah skala dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu analisis factor (teknik untuk menganalisis pola interkorelasi diantara
banyak variable yang memisahkan dimensi-dimensi untuk memisahkan pola
tersebut), dan analisis multi traid multi method (digunakan untuk menentukan valid
tidaknya suatu instrument tertentu yang telah dibuat oleh peneliti), selanjutnya
adalah criterion related validity (dilakukan dengan cara membandingkan
36
berdasarkan criteria, caranya dapat menggunakan angka determinan yang
merupakan kuadrat hasil korelasi antara dua perangkat alat ukur).
B. Menghitung Validitas
Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
ri=∑j=1
n
( xij−x i) (t j−t)
√∑j=1
n
¿¿¿¿
Keterangan:
x ij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan ix i = rata-rata skor butir pertanyaan it j = total skor seluryh pertanyaan untuk responden ke-jt = rata-rata total skorri = kolerasi antara butir pertanyaan ke-I dengan total skor
C. Harga Validitas yang Diterima
Biasanya harga validitas ditunjukan dengan besarnya harga korelasi. Umumnya satu item
dinyatakan valid jika memiliki harha diatas 3.0. meskipun demikian, ada juga pakar yang
menyatakan bahwa harga validitas item dapat sebesar 0,25. Kedua harga ini dapat saja
digunakan sebagai patokan untuk menyatakan valid tidaknya satu item tertentu.
D. Reabilitas Alat Ukur Kuantitatif
1. Pengertian Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat kejekan saat digunakan kapan dan oleh siapa saja sehingga
akan cenderung menghasilkan data yang sama atau hamper sama dengan sebelumnya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Reabilitas
a. Kondisi yang terkait dengan alat ukur: bisa berupa panjang tes dan kualitas butir
soalnya.
b. Kondisi yang terkait Testee: bagaimana peneliti mengambil subjek sebagai sample
penelitiannya. Jika subjek yang diambil memiliki tingkat heterogen yang tinggi
cenderung akan menghasilkan reabilitas yang tinggi dibandingkan jika diujicobakan
pada kelompok tertentu yang homogeny.
c. Kondisi yang berhubungan dengan penyelenggara tes: proses penyelenggaraan tes
bersifat administratif akan banyak mempengaruhihasil tes. Beberapa hal diantaranya
adalah ada atau tidaknya petunjuk mengerjakan tes, pengawasan yang tertib dan
teratur dan lingkungan tenpat tes.
37
3. Mode Estimasi Reliabilitas
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa reabilitas sekaligus juga menunjukkan
derajat kesalahan pengukuran tak dapat ditentukan secra pasti, melainkan hanya dapat
diestimasi. Untuk mengestimasi reabilitas dapat digunakan tiga pendekatan yaitu:
a. Test-Retest Reability: metode ini digunakan untuk menilai konsistensi pengukuran
yang dilakukan antar waktu yang berbeda, namun masih ada jeda waktu pengukuran.
Jadi diharuskan melakukan dua kali pengukuran.
b. Parallel-Forms Reability: mengharuskan menggunakan dua alat ukur yang
memenuhi unsure pararel. Pararel bermakna bahwa kedua alat tersebut memiliki
kesamaan dalam tingkat penyekoran daya diskriminan, jumlah item, dan lain-lain.
c. Single Trial Administration: metode ini mengunakan seperangkat tes kepada
sekelompok subjek sebanyak satu kali kemudian akan menghasilkan informasi
tentang tingkat konsistensi internal alat ukur. Beberapa metode eksistensi internal
adalah:
1. Split Half Method (Belah Dua): pembelaha soal skor ganjil genap (menggolongkan
ganjil dalam satu kelompok dan genap dalam satu kelompok sendiri), pembelahan
skor soal awal akhir.
2. Metode Rumus Flanagan: membelah alat ukur tes menjadi dua bagian yang sama.
3. Metode Rulon: mengembangkan formula reabilitas sederhana, yakni saat intrumen
dibagi dalam dua bagian genap ganji, jika terjadi perbedaan diantara skor-skor
tersebut dapat diindikasikan adanya kesalahan pengukuran.
4. Teknik KR20: yang dikembangkan oleh Kuder dan Richrdson mengembangkan titik
reabilitasnya berdasarkan pada statistik butir soal.
5. Teknik KR21: pengembangan dari teknik KR20
6. Metode Analisis Varians: beberapa langkah untuk menentukan harga reabilitasnya
adalah, mencari jumlah kuadrat testee, mencari jumlah kuadrat item, mencari jumlah
kuadrat total, mencari jumlah kuadrat residu, mencari varian testee dan varian residu
dengan melihat tabel anava, menghitung harga reabilitas.
E. Keabsahan Data Kualitatif
Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yang valid dan reliable.
Dengan mengacu asa Moleong (1994), untu membuktikan validitas data ditentukan oleh
kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang
dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetuji oleh subjek penelitian. Cara
38
yang digunakan antara lain, memperpanjang obsevasi, pengamatan yang teru neberus,
triangulasi, membicarakan hasil temuan dengan orang lain, menganalisis kasus negative,
menggunakan bahan refrensi. Dalam penelitian kualitatif juga dikenal dengan data jenuh
yaitu pada saat memperpanjang waktu penelitian informan tetap mengeluarkan jawaban yang
sama pada saat itu juga penelitian bisa dihentikan.
39
BAB XII
ANALISIS DATA KUALITATIF
A. Pengelolaan Data
Dalam penelitian kualitatif melibatkan banyak data verbal. Jumlah data kualitatif yang
banyak itu perlu diperkecil dan dikelompokkan dalam kategori-kategori yang ada. Mengingat
proses analisisnya terkadang tidak langsung dilakukan pada data tersebut, maka perlu
dilakukan proses penyimpanan dan suatu saat diharapkan data tersebut dapat dikonstruksikan
dengan baik sesuai dengan tema yang dianalisis.
B. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman
Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model
interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan. Proses analisis interaktif ini merupakan proses siklus dan interaktif. Artinya
peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu yaitu:
1. Pengumpulan Data: dalam penelitian kualitatif banyak sekali data yang akan
didapatkan dari hasil penelitian tidak hanya dalam bentuk kata-kata melainkan bisa
dari dokumen pribadi, foto, pengalaman pribadi jurnal, sejarah hidup dan lain
sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti bisa menjadi partisipan observarian, dalam
artian peneliti terlibat langsung dalam proses pengambilan data dilapangan. Untuk
wawancara dengan informan kunci peneliti harus mengajukan pertanyaan yang
mengcakup 5W+1H yang dikembangkan secara lebih detail. Beberapa hal yang
mungkin dapat dijadikan pedoman saat pengambilan data yaitu, focus pada objek
penelitian (melakukan penyempitan lingkup pengumpulan data), tentukan jenis
penelitian (apakah merupakan kasus organisasi, studi pengamatan atau riwayat
hidup), membuat pertanyaan analitis (pertanyaan yang dapat menghantarkan peneliti
kepada suatu konsep yang menjadi dasar masing-masing suatu kajian), memulai dari
yang makro (dalam proses penelitian nantinya harus dimulai dari hal yang makro
kemudian menuju hal yang lebih mikro), mengomentari gagasan (dalam penelitian
gagasan yang muncul bisa dikomentari oleh peneliti), memo untuk diri sendiri
(menulis memo untuk diri sendiri tentang hal-hal yang telah ditemukan dan
dipelajari).
2. Tahap Reduksi Data : Tahap Reduksi data bisa diartikan sebagai sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi
data kasar yang muncul pada catatan-catatan yang tertulisa dari lapangan. Reduksi
40
data berlangsung secara terus menerus sejalan dengan penelitian yang sedang
berlangsung. Dalam penelitian kualitatif meskikun data masih tergolong sedikit harus
segera dilakukan reduksi data agar memudahkan peneliti dalam mengelompokkan
data sesuai dengan topic penelitian.
3. Display Data
Display data bisa dikatakan sebagai proses penyampaian data. Miles dan Huberman
(1992) menyatakan bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi yang
tersususn memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pegambilan
tindakan.
4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Bisa juga diartikan sebagai penarikan arti terhadap data yang telah ditampilkan.
Pemberian ini akan memberikan interpretasi bagi peneliti dalam prose penarikan
kesimpulannya. Miles dan Huberman (1992) menyatakan bahwa dari permulaan
pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda,
mencatat keteratoran, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin
ada, alur sebab akibat dan proposisi.
C. Analisis Maju Bertahap James Spradley
Spradley (1990) mengajukan model lain dalam penelitian kualitatif, yang disebutnya
dengan analisis maju bertahap yang terdiri dari, analisis domain, analisis taksonomi, dan
analisis kompensional. Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Hal yang menarik dalam penelitian adalah observasi terlibat, wawancara mendalam, dan
analisis data yang dilakukan secara maju dan bertahap. Dengan mengajukan model yang
digunakan oleh Spradley focus pengamatan dilakukan terhadap tiga komponan utama yaitu,
ruang (tempat), actor (pelaku), dan aktivitas (kegiatan). Adapun yang masuk dalam analisis
kegiatan a=yaitu analisisi domain, analisis taksonomi, dan analisis komponensial.
D. Analisis Domain
Analisis domain adalah suatu kategori pengertian budaya yang memasukkan kategori-
kategori yang lebih kecil lainnya. Domain-domain budaya dibentuk oleh tiga unsure yaitu:
1. Cover Term
Merupakan istilah atau perilaku terselubung yang melekat pada subjek penelitian.
Contoh bapak adalah laki-laki dari suami yang melahirkan saya. Istilah bapak yang
umum digunakan di Indonesia bukan berarti sama maknanya dengan konteks diatas.
2. Included Term
41
Includen term (istilah/ bagian perilaku), yaitu nama untuk seluruh kategori kecil yang
telah tercakup dalam domain. Misalnya dosen senior, mahasiswa berprestasi.
3. Semantic Relationship
Merupakan penghubunga antara cover term dan included term. Domain utama
ditentukan oleh tiga jenis cover term dan included term, yaitu sebagai berikut:
a. Folk domain (domain peserta), terdiri atas istilah-istilah yang berasal dari orang-
orang pada situasi social yang sedang diteliti.
b. Analitic domain (domain analitis), terdiri atas bahasa peneliti berdasarkan gagasan
yang disimpulkan melalui pengamatan tentang apa yang dilakukan dan dikatakan
orang-orang dan berkaitan dengan barang-barang yang digunakan.
c. Mixed domain (domain campuran), terdiri atas istilah peserta dan analitis yang
digunakan secara umum.
E. Langkah Analitis Domain
1. Pilih salah satu hubungan simantik. Ada 9 hubungan simantik dalam rentang budaya
yang luas yaitu, termasuk, spasial/bagian, sebab-akibat, rasional/alasan, lokasi untuk
tindakan, fungsi, alat-tujuan, uruta, memberi atribut/cirri-ciri.
2. Siapkan lembar analisis domain pertama.
3. Pilih satu sample catatan lapangan, dari catatan lapangan yang dibuat terakhir.
4. Cari kemungkinan cover term dan included term yang sesuai dengan hubungan
semantic dari sample catatan lapangan dan tuliskan domain domain yang ditentukan
pada lembar analisis domain kedua.
5. Ulangi usaha pencarian domain yang ditemukan.
F. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi digunakan untuk memperjelas istilah atau bagian perilaku dalam
domain khusus serta untuk menemukan bila dan bagaiamanakan istilah/perilaku tersebut
secara sistematis dihubung-hubungkan atau diorganisasikan. Langkah untuk melakukan
pengamatan terfokus adalah:
1. Membuat daftar domain yang terpilih secara tentative untu pengamatan terfokus.
2. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan structural yang berkaitan dengan domain tersebut.
3. Menemukan tempat untuk melakukan pengamatan terfokus.
4. Mengidentifikasi kegiatan ditempat peneliti berpartisipasi.
5. Melakukan observasi terfokus dan membuat catatan lapangan.
G. Langkah Analisis Taksonomi
1. Pilih satu domain terlebih dahulu untuk dianalisis.
42
2. Cari kesamaan atas dasar hubungan semantic yang sama, yang digunakan untuk
domain terpilih.
3. Cari tanbah istilah bagian.
4. Caro domain yang lebih besar dan lebih inklusif, barangkali dapat dimasukkan
sebagai subdomain yang sedang dianalisis.
5. Bentuk taksonomi sederhana.
6. Adakah pengamatan terfokus yang mengecek analisis yang telah dilakukan.
7. Bangun taksonomi secara lengkap.
H. Analisis Komponensial
Analisis komponensial adalah pencarian secra sistematis atribut-atribut yang
berhubungan dengan kategori budaya, yakni dengan mengkobtraskan antar elemen dalam
domain yang diperoleh dari hasil pengamatan terseleksi dan wawancara kontras. Pada bagian
pembahsan tentang wawancara telah diungkap adanya dua model pertanyaan kontras yaitu:
pertanyaan kontras dyadic, yaitu pertanyan yang membandingkan dua anggota dari suatu
domain dengan menanyakan,”dengan cara bagian dua hal tersebut berbeda?”. Pertanyaan
kontras triadic yaitu pertanyaan yang menggunakan tiga istilah atau kategori dalam waktu
yang sama dan menanyakan,” dua manakah yang sama, namuan berbeda dengan yang
ketiga?”. Pertanyaan kontras dengan katu pemisah, yaitu pertanyaan yang digunakan untuk
lebih mempermudah melihat perbedaan yang ada diantara kategori-kategori budaya.
I. Langkah Analisis Komponensial
1. Memilih dan menentukan domain yang dianalisis.
2. Menginventearisasi seluruh kontras (beda) yang ditemukan.
3. Menyiapkan dan membuat lembar paradigmatic.
4. Mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai.
5. Menggabungkan dimensi kontras yang saling berkaitan.
6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk cirri yang tidak ada.
7. Mengadakan observasi yang selektif untuk menemukan informasi yang hilang.
8. Menyiapkan lembar peradigma yang lengkap.
J. Tema Budaya
Tema budaya adalah prinsip yang terdapat dalam sejumlah domain yang berfungsi
sebagai hubungan antar-subsistem dari pengertian budaya. Adapun atas tema itu sendiri, ada
yang secra eksplisit tampak, namun adapula yang implisit.
K. Langkah Ketentuan Tema Budaya
1. Bergaul dengan masyarakat dalam proses penelitian berlangsung.
43
2. Menganalisis istilah istilah tersembunyi.
3. Melakukan pencarian domain yang lebih luas.
4. Menguji dimensi-dimensi yang kontras ditemukan.
5. Meidentifikasi domain yang telah terorganisasi.
6. Membuat skema tentang budaya setempat.
44
BAB XIII
ANALISIS DATA KUANTITATIF
A. Tahapan Analisis Data
Sarlito (dalam Bugin dan Widjajati, 1992:229) menyebutkan dua langkah dalam
menganalisis data yaitu, pencatatan hasil penelitian da prosedur pengolahan dan interpretasi
data. Sementara itu Suharsimi Arikunto menyebut langkah yang sama menjadi tiga bagian
yaitu persiapan, tabulasi dan penerpan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Penjelasan
tentang tahapan Suharsimi adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Cek identiras responden sesuai dengan informasi yang diharapkan.
b. Cek kelengkapan data yang akan diterima (isi instrument, jumlah instrument yang
seharusnya ada).
c. Cek jawaban responden terhadap variable-variable yang utama.
2. Tabulasi
Kegiatan tabulasi adalah kegiatan memasukkan data dalam tabel-tabel yang telah
dibuat (biasanya dengan sistem tally, yaitu menghitung frekuensi atau jumlah atau
memberi tanda coret atau garis tally) dan mengatur angka-angka yang dapat
dianalisis. Kegiatan tabulasi adalah sebagai berikut:
a. Scoring terhadap item-item yang diberi skor.
b. Koding, yaitu memberi kode0kode tertentu terhadap item yang bersangkutan tidak
diberi skor.
3. Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti melakukan tahapan analisis data yang ada sesuai dengan enis
penelitian. Tentunya dalam kajian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dibedakan atas analisis yang isfatnya deskriptif dan analisis uji interensial atau lebih
dikenal dengan uji hipotesis. Adapun uji inferensial merupakan cara menguji hipotesis
yang diajukan pneliti. Hipotesis biasanya ditandai dengan adanya uji H1 atau H0.
Kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan konteks
penelitian. Setelah pertanyaan tersebut dapat terjawab maka akan dapat b=dilakukan
teknik analisis data menggunakan beberapa cara seperti berikut:
a. Distribusi frekuensi adalah teknik analisis statistik yang digunakan untuk
mendeskripsikan kondisi angka-angka suatu gejala dengan menggunakan dasar
45
frekuensi kemunculan angka atau data yang ada dalam suatu rentangan kelas.
Distribusi frekunsi dibagi menjadi dua seperti berikut:
1. Distribusi frekuensi relatif: jika angka-angka frekuensinya tidak dinyatakan dalam
bentuk angka-angka yang absolute, tetapi dalam bentuk angka relatif/ presentase.
2. Distribusi frekuensi kumulatif: jika angka-angka frekuansinya dinyatakan dalam
bentuk ukukan “kurang dari” atau “lebih dari”.
b. Ukuran gejala pusat merupakan suatu bilangan yang menunjukkan sekitar mana
bilangan-bilangan yang ada dalam sekumpulan data itu tersebar. Oleh karena it,
ukuran gejala pusat sering disebut dengan harga rata-rata. Ukuran gejala pusat
meliputi median, modus, kuartil, desil, presentil.
c. Pengukuran variasi merupakan pengukuran yang muncul karena penerapan
pengukuran sipersi yang digunakan untuk membandingkan variabilitas nilai-nilai
observasi data lainnya. Pengukuran variasi meliputi, range (jarak), deviasi rata-rata
(rata-rata harga mutlak), standar deviasi, koefisien variasi (rasio), standart score (alat
untuk menilai besarnya harga).
B. Cara Pemaknaan Data
1. Penggunaan rumus Statistik dalam Pendekatan Kuantitatif
Teknik statistik ini digunakan jika peneliti akan menguji hipotesis, baik berupa
hubungan, pengaruh, ataupun komparasional.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Dalam menganalisis dengan menggunakan alanisis statistik deskriptif, biasanya
formula yang digunakan adalah mencakup keseluruhan atau setidaknya terdiri dari
mode, mean, presentase dan standar deviasi, selanjutnya akan digunakan sebagai cara
untuk mengelompokkan variable yang diteliti.
3. Statistik Inferensial (Digunakan untuk Menguji Hipotesis)
a. Mencari Hubungan 1 Variable Bebas dan 1 Variable Terkait
Untuk mencari hubungan satu variable bebas dan 1 variable terkait bisa menggunakan
analisis korelasi. Analisis korelasi adalah sekumpulan teknik statistika yang
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variable. Untuk itu peneliti
melakukan uji hipotesis. Sebelum dapat melakukan pengujian terhadap data yang
diperoleh, untuk menggunakan analisis korelasi, seorang penliti harus menggunakan
uji asumsi terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa asumsi yang harus terpenuhi
sebagai uji syarat untuk menentukan analisis korelasi yaitu, data harus berdistribusi
normal, samplenya harus random, hubungan antara variable X dan Y merupakan garis
46
lurus atau hubungan linier. Rumus yang bisa digunakan adalah (rumus halus, peta
korelasi dan angka kasar).
b. Mencari Hubungan Dua Variable Bebas dengan 1 Variable Terkait
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan analisis korelasi adalah
untuk mencari hubungan antara dua variable atau lebih. Pada korelasi sederhana,
variable bebasnya terdiri dari salah satu variable saja. Sementara itu, pada analisis
korelasi ganda jumlah variable bebas dua atau lebih.
c. Mencari Hubungan dengan 2 Variable Bebas dengan 1 Variable Terkait dengan
Cara Mengeliminasi Salah Satu Variable Bebas
Korelasi ganda erat hubungannya dengan korelasi parsial. Sama halnya dengan
korelasi ganda, dalam korelasi parsial terdapat variable terikat Y dan beberapa
variable bebas X. Tujuan menggunakan analisis korelasi parsial (dengan pengontrolan
terhadap variable bebas lainnya) adalah untuk menemukan harga korelasi murni,
terlepas dari variable-variable bebas lainnya.
d. Mencari Pengaruh 1 Variable Berbas terhadap 1 Variable Terkait
Mencari pengaruh 1 variable berbas terhadap 1 variable terkait, erat hubungannya
dengan regresi. Ada dua macam regresi yaitu regresi linier sederhana, dan yang kedua
adalah regresi linier ganda. Bagi regresi linier sederhana, satu variable dipengaruhi
(dependent) oleh variable lainnya. Variable yang mempengaruhi ini disebut variable
bebas (independent) atau dalam kajian regresi disebut predictor. Selanjutnya, variable
yang dipengaruhi ini disebut dengan variable tak bebas atau variable terikat. Tugas
analisis regresi yaitu, mencari korelasi antara variable bebas dan variable terkait,
menguji apakah korelasi itu signifikan, mencari persamaan garis regresinya,
menemukan sumbangan relative antara sesame predictor jika prediktorya lebih dari
satu.
Mencari Pengaruh 2 Variable Bebas atau Lebih terhadap 1 Variable Terikat
Agresi linier sederhana dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variable
bebas terhadap satu variable terikat. Apabila ingin mengetahui pengaruh variable bebas
terhadap variable terikat, formula statistika yang sesuai adalah analisis regresi linier ganda.
Membandingkan Antarvariable atau Kelompok
Banyak penelitin yang membandingkan atara dua keadaan atau tepatnya dua
kelompok sample, yang pada akhirnya digeneralisasikan pada opulasi. Untuk keperluan itu
digunakan daftar distribusi sampling mengenai selaisih yaitu selisih rata-rata.
47
Membandingkan Lebih Dari 2 Variable (Kelompok)
Teknik analisis yang digunakan untuk membandingkan mean lebih dari dua buah
adalah analisis varians. Analisis varians dibagi menjadi tiga macam yaitu, analisis varians
satu jalur, analisis varians dua jalur, analisis varians tiga jalur. Analisis variansi adalah suatu
teknik untuk menganalisis atau menguraikan seluruh variansi antar bagian-bagiannya yang
bermakna. Model efek tetap adalah suatu model yang perlakuannya ditetapkan sesuai dengan
tujuan untuk melakukan percobaan.
48
BAB XIV
LAPORAN PENELITIAN
A. Pentingnya Laporan Penelitian
Laporan Penelitain memiliki makna penting bagi peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Laporan tersebut menunjukkan bahwa peneliti telah selisai melakukan penelitian.
2. Temuan-temuan dilapangan harus dibukukan dalam sebuah karya ilmiah.
3. Karya ilmiah tersebut menjadi hak peneliti.
4. Dengan adanya laporan penelitian akan menambah kajian ilmi yang digelutinya.
5. Bagi para praktisi kemungkinan akan menerapkan penelitian dalam lingkup lebih luas
6. Bagi para peneliti lebih lanjut dapat digunakan sebagi rujukan.
B. Isi Laporan Penelitian
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian,
tujuan penelitian (mencari jawaban persoalan yang ingin diketahui), dan manfaat penelitian.
2. Konsep Teoritis
Tentang sumber bagi penulisan konsep teoritis, dan dapat digunakan pustaka cetak
seperti buku ilmiah umum, buku-buku teoritis, skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal ilmiah.
Sedapat mungkin gunakan jurnal ilmiah sebagai acuan karena jurnal ini telah dipublikasi
sehingga bernilai ilmiah tinggi. Saat ini informasi yang ada dalam dunia elektronik begitu
banyak, terutama dari jaringan internet. Untuk itu peneliti, peneliti juga harus memberi
perhatian pada kajian-kajian yang dilakukan di dunia maya tersebut, sebab mungkin saja
artikel yang di upload justru memiliki kabaharuan yang tinggi.
3. Metode Penelitian
Pada bagian metode ini dijelaskan tentang variable yang ada pada penelitian yang
dilakukan. Penjelasan ini maksudnya adalah memberikan definisi operasionalmasing-masing
variable, serta kedudukan variable dalam kontruk penelitian yang dilakukan. Selain itu dalam
penelitian ini dijelaskan metode penelitian yang digunakan kualitatif atau kuantitatif, dan juga
dijelaskan populasi dan sampling, serta teknik pengambilan sampling dan juga teknik analisis
data.
4. Hasil Penelitian
Semua hasil penemuan dalam penelitian dituliskan, dan juga menjelaskan tentang
metode-metode statistik yang digunakan dalam melakukan alnalisis data. Setelah
49
mendapatkan hasil, maka peneliti juga harus memaparkan pembahasan secara terperinci dari
hasil penelitian.
5. Kesimpulan, Diskusi, Saran
Kesimpulan akhir dibuat setelah semuanya selesai dan merupakan hal yang harus
sesuai dengan rumusan masalah. Hal ini dilakukan agar kesimpulan yang dibuat focus dan
tidak melebar kemana-mana. Diskusi ini mengungkap hal-hal yang menarik yang didapatkan
dilapangan. Dalam konteks diskusi inilah saran dibahas, sehingga saran yang diajukan
merupakan saran yang kongkret. Saran tersebut haruslah relevan dengan hasil diskusi. Saran
dibuat untuk bebrapa implikasi yaitu implikasi secara teoritis, saran praktis, dan saran untuk
peneliti lebih lanjut.
6. Kelengkapan Laporan Penelitian
Kelengkapan laporan penelitian antara lain, kata pengantar, daftar isi, Abstrak/
intisari, lembar pernyataan keaslian penelitian, lembar pengesahan, daftar pustaka,
keterangan pelaksanaan penelitian, lampiran, aturan penulisan daftar pustaka (nama penulis
karya, tahun terbit karya, judul buku, tempat terbit, nama penerbit, penulisan daftar pustaka
dibuat secara alfabetis, gelar kesarjanaan penulis tidak perlu ditulis).
50