23

MergedFile - UNY

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MergedFile - UNY
Page 2: MergedFile - UNY
Page 3: MergedFile - UNY
Page 4: MergedFile - UNY
Page 5: MergedFile - UNY
Page 6: MergedFile - UNY

360

PENDIDIKAN BERBASIS KOMUNITAS UNTUK PEMBERDAYAANPEREMPUAN DI DESA WISATA

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta Ummaya SantiFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan panduan model pembelajaran guna

pemberdayaan perempuan pedesaan wisata melalui pendidikan berbasis komunitas di DesaWisata Bejiharjo. Metode penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Hasilpenelitian ini adalah tersusunnya panduan model pemberdayaan perempuan desa wisatamelalui kelompok belajar usaha yang mendukung di bidang pariwisata dan pendidikanmasyarakat dalam bentuk panduan kegiatan dan Compact Disk (CD) pembelajaran interaktifyang berisikan panduan buku panduan aktivitas dan pembelajaran interaktif. Model yangdikembangkan mulai dari pengumpulan data awal mengenai kondisi, masalah, dan potensimasyarakat sasaran, membuat program, memberikan pelatihan, dan pendampingan program.Desain model pemberdayaan perempuan desa wisata melalui pendidikan berbasis komunitasini terdiri atas calon peserta, memilih peserta, dan program pendidikan berbasis komunitasdalam bentuk pelatihan. Isi program pendidikan berbasis komunitas dalam bentuk pelatihan,penilaian, sosialisasi program, pelaksanaan program, evaluasi program, dan pendampingan.Berdasarkan data hasil validasi ahli dapat disimpulkan bahwa panduan model pemberdayaanperempuan melalui pendidikan berbasis komunitas memanfaatkan potensi lokal dikategorikansangat baik.Kata kunci: pemberdayaan perempuan, desa wisata, pendidikan berbasis komunitas

COMMUNITY-BASED EDUCATION FOR WOMEN EMPOWERMENTIN TOURISM VILLAGE

AbstractThis study was aimed at generating a women empowerment model through community-

based education in the Bejiharjo,tourism village. The study used the research and development(R & D) method. The results of the study produce a guideline modelin the form of a compactdisk (CD) fi le for women’s empowerment of tourism villages through business learninggroups that support tourism and community education containing an activity guideline bookand interactive learning activities. Models were developed from the initial data collectionon the conditions, problems, and potentials of the target community, programming, training,and program assistance. Stages of the includedata collection for candidates, selectionof participants, and community-based education programs in the form of training. Thecommunity-based education programs include assessment, program socialization, programimplementation, program evaluation, and mentoring. Based on the data of the expertvalidation, it can be concluded that the guidance model of women empowerment throughcommunity based education utilizing local potentials is categorized as very good.Keyword: women empowerment, tourism village, community-based education

Page 7: MergedFile - UNY

361

PENDAHULUANPemberdayaan masyarakat khususnya

perempuan adalah suatu proses yangmendorong masyarakat, khususnyaperempuan yang kurang memiliki akseskepada sumber daya pembangunan untukmakin mandiri dalam mengembangkanperikehidupannya. Selain itu, perempuandituntut mampu dalam menemukan solusiyang tepat dan mengakses sumber dayayang diperlukan, baik sumber daya eksternalmaupun sumber daya milik masyarakat itusendiri. Kegiatan pemberdayaan perempuanditentukan oleh masyarakat. Lembagapendukung memiliki peran sebagai fasili-tator. Kelompok sasaran utama pendekatanpemberdayaan perempuan pedesaanadalah kelompok-kelompok marginaldalam masyarakat. Namun demikian,ini tidak berarti mengenyampingkanpartisipasi pihak-pihak lain dalam kegiatanpemberdayaan perempuan pedesaan.

Astuti, Sugiarti, Sunarsih, Sarah,dan Warto (2008) menyatakan bahwakebutuhan perempuan pedesaan untukmeningkatkan partisipasinya di bidangpembangunan pariwisata cukup bervariasiberdasarkan karakteristik potensi desadan masyarakatnya. Beberapa kebutuhantersebut antara lain pendidikan dan pelatihanserta penyuluhan dan bimbingan di bidangpengembangan atraksi/daya tarik sepertipertunjukan kesenian daerah, penyediaanhomestay, pengetahuan dan keterampilan dibidang usaha pariwisata seperti pembuatansouvenir, usaha katering, penyediaansarana telekomunikasi/wartel, kesehatan,serta pengembangan usaha jasa pariwisatalainnya.

Peluang yang tersedia bagi perempuanpedesaan wisata dalam meningkatkanpartisipasinya di bidang pembangunanpariwisata cukup beragam antara lainmembuka jasa akomodasi (penginapan)berupa homestay di desa-desa tujuan

wisata, mengemas hasil pertanian menjadipaket oleh-oleh khas, membudidayakantanaman hias untuk dijadikan oleh-olehwisatawan, menyajikan hasil pertaniansebagai produk makanan khas, membukawarung makan, membuat cendera mata,membuka kios cendera mata, menyediakanjasa pemanduan wisata, membentukkelompok seni pertunjukan yang melibatkanperempuan, membuka jasa katering ,dan lain-lain. Perempuan pedesaanmenghadapi beberapa permasalahan dalammeningkatkan partisipasinya di bidangpembangunan pariwisata antara lainberupa terbatasnya profesionalisme untukmengelola kegiatan usaha yang mendukungbidang pariwisata, faktor produksi danpemasaran produk masih terbatas ataukurang lancar; latar belakang budaya danpersepsi sebagian masyarakat pedesaanyang masih bias gender; keterbatasandana untuk menyediakan sarana danprasarana objek wisata, kerjasama dankoordinasi antarsektor/instansi yang kurangintensif sehingga pemberdayaan perempuanpedesaan di bidang pariwisata ini masihkurang optimal pelaksanaannya.

Sudarmanto (2010, pp. 29-30)menyatakan bahwa pada aspek keterampil-an, sebagian besar perempuan desa masihbuta huruf dan tidak memiliki keterampilanyang berarti untuk mencari nafkah sehinggamembutuhkan solusi untuk meningkatkanharkat dan martabatnya. Bagi merekayang memiliki keterampilan, ternyata jugamerasa bahwa keterampilan yang telahdimiliki masih belum cukup untuk dapatdigunakan sebagai modal berusaha. Be-berapa keterampilan yang pernah diterimaantara lain pembuatan sirup jambu mete,pembuatan keripik singkong, membuatkeset dari kain perca, dan menenun denganalat sederhana. Keterampilan yang telahdiperoleh juga dipraktikkan tetapi lebihbanyak dipakai sendiri tidak untuk dijual.

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta U. S.: Pendidikan Berbasis Komunitas...

Page 8: MergedFile - UNY

362

Sementara itu, keterampilan yang diinginkanlebih banyak keterampilan dagang.

Pada aspek keterampilan, sebagianbesar perempuan khususnya yang berperansebagai ibu rumah yang tidak bekerja atautidak berpenghasilan di Desa Bejiharjotidak memiliki keterampilan yang berartiuntuk mencari nafkah. Sebagian besaribu-ibu bekerja mengerjakan lahannyasendiri atau buruh tani di tempat oranglain. Bagi ibu yang memiliki keterampilan,masih belum cukup untuk dapat digunakansebagai modal untuk menciptakan lapangankerja sendiri. Beberapa keterampilan yangpernah diterima adalah; pembuatan keripiksingkong dan membuat selai pisang.Keterampilan yang telah diperoleh jugabelum banyak dipraktikkan, ada sebagaipernah mempraktikkan namun lebihbanyak dikonsumsi sendiri dan tidak untukdijual. Sementara itu, keterampilan yangdiinginkan lebih banyak keterampilanberusaha/berjualan.

Masyarakat di daerah ini khusunyaibu-ibu rumah tangga rata-rata memilikiketerampilan yang masih rendah, khususnyayang berkaitan dengan pengolahan sumberdaya alam yang ada. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki belum dimilikidengan baik, sehingga perlu dilakukanpelatihan keterampilan dan kecakapanterhadap pemanfaatan sumber daya yangada guna meningkatkan keterampilan-keterampilan usaha ekonomi produktif.Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojomerupakan salah satu desa wisata yangmemiliki potensi wisata “Gua Pindul” danpotensi wisata sumber daya alam yangmulai dikenal oleh wisatawan lokal daninternasional, sehingga perempuan dapatdiberdayakan sesuai dengan potensi daerahyang dimiliki. Selain itu, upaya optimalisasikelompok belajar dan organisasi ekonomidi desa tersebut perlu diberdayakan.

Di samping beberapa permasalahantersebut, penelitian Sujarwo dan Wibawa(2012) juga menemukan potensi yangdimiliki Desa Wisata Bejiharjo KecamatanKarangmojo. Banyak potensi yang dapatdimanfaatkan untuk memberdayakanperempuan terutama ibu-ibu rumah tanggayang tidak bekerja di Bejiharjo, antaralain: optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (lahan dan wisata), sumberdaya manusia (membantu dalam kegiatanpendidikan dan pelatihan keterampilankewirausahaan, memperluas akses danjejaring sosial), karakter budaya (nilairasa kebersamaan dan kegotongan yangkuat, wisata budaya, wisata religi danadat), organisisasi ekonomi, organisasikemasyarakatan. jejaring sosial danmodal sosial yang sangat potensial untukdikembangkan. Potensi yang dimilikidi lingkungan tempat tinggal dapatdimanfaatkan sebagai sumber belajardalam pendidikan komunitas dalampemberdayaan perempuan.

Permasalahan dalam hubungan sosial,dalam penelitian Sujarwo dan Wibawa(2012, pp. 29-31) menemukan bahwamasyarakat Desa Bejiharjo KecamatanSemanu Kabupaten Gunung Kidul padaumumnya menganut paham patrilinealyang menyebabkan laki-laki memilikidominasi yang sangat kuat. Laki-laki lebihberperan dalam hubungan antara keluargadengan kelembagaan masyarakat, sehinggasangat melemahkan peran dan aktivitasperempuan pada organisasi masyarakat.Perempuan adalah masyarakat “kelas dua”yang seringkali tidak dapat memperolehhak-haknya sebagaimana mestinya. Kondisiperempuan ibu rumah tangga di daerahini, lebih banyak mengurus rumah, tanahpekarangan, sawah dan anak-anak dirumah, kalaupun ada sebagian perempuanibu rumah tangga yang bekerja sifatnyahanya membantu suaminya mengurus

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 360-372

Page 9: MergedFile - UNY

363

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta U. S.: Pendidikan Berbasis Komunitas...

lahannya sendiri atau ikut gotong royongmembantu pengerjaan lahan tetangga.

Salah satu program pemberdayaanperempuan desa wisata yang sangatstrategis adalah program pendidikanberbasis komunitas. Pembelajaran berbasiskomunitas merupakan pembelajaran yangdilakukan secara berkelompok sesuaidengan komunitasnya masing-masing.Proses pembelajaran sangat dipengaruhikondisi dan potensi lingkungan. Lingkunganmemiliki strategis dalam pembelajaranpada komunitas tertentu. Hal ini sejalandengan hasil penelitian Suyitno, Kamil,.Sunoto, dan Suherjanto (2016) bahwapembelajaran berbasis lingkungan dapatmeminimalkan kejenuhan peserta didik,menumbuhkan kecintaan pada lingkungan,menumbuhkan gairah belajar dan pesertadidik dapat memperoleh pengalaman yangsesungguhnya.

Pemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis masyarakatyang dikemas dalam panduan pembelajaranyang berbentuk cetak dan Visual CompactDisk (VCD) pembelajaran. Panduanpembelajaran merupakan pedoman dalampelaksanaan pembelajaran, dalam hal inipembelajaran penyadaran dan motivasiberwirausaha, mengelola usaha dan tahapselanjutnya keterampilan menyajikanmenu. VCD pembelajaran merupakanmedia visual dalam program fl ash yangberisi materi pembelajaran mengenaipemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pembelajaran berbasis komunitasyang dilengkapi dengan gambar. Adanyapanduan dan VCD pembelajaran berbasiskomunitas belajar wirausaha diharapkanmembantu perempuan desa wisata dalammeningkatnya pengetahuan, keterampilan,kepedulian dan partisipasi masyarakatdalam pengelolaan desa wisata yangnyaman, harmonis, dan produktif.

METODEMetode penelitian yang diperguna-

kan adalah metode peneli t ian danpengembangan atau Research & Develop-ment (R&D). Metode penelitian danpengembangan merupakan metodeyang dipergunakan untuk menghasilkansuatu produk dan menguji keefektifanproduk tersebut sesuai dengan tujuanpengembangan. Penelitian dilaksanakandi Desa Wisata Bejiharjo kecamatanKarangmojo Kabupaten Gunung Kidul.Berdasarkan studi pendahuluan diperkuatdengan informasi dari tokoh masyarakatBejiharjo bahwa masyarakat yang tinggaldi Desa Wisata Bejiharjo KecamatanKarangmojo Kabupaten Gunung Kidultermasuk salah satu desa wisata yangsangat potensial untuk diberdayakanmelalui kelompok belajar berwirausaha

Prosedur penelitian dan pengembang-an menurut Borg dan Gall (2003, p. 772)pada dasarnya terdiri atas dua tujuan utama,yaitu: mengembangkan produk dan meng-uji keefektifan produk dalam mencapaitujuan. Prosedur atau langkah kerjadalam penelitian ini meliputi; penelitianpendahuluan, membuat disain, produksipanduan kegiatan dan pembelajaran,serta uji coba produk. Langkah-langkahprosedur pengembangan yang dilakukandisajikan pada Gambar 1.

Data yang telah dikumpulkandalam penelitian awal digunakan sebagaidasar dalam menyusun desain programpemberdayaan perempuan, Setelah desainmodel selesai dilakukan penilaian ahlimateri dan ahli bahan ajar, uji coba terbatas,serta uji keefektifan kemudian dianalisisdan dideskripsikan. Data yang diperolehberupa data kualitatif dan kuantitatif.Dengan demikian ada dua teknik analisisdata yang dipergunakan,yaitu analisisdeskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Page 10: MergedFile - UNY

364

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPemberdayaan perempuan di Desa

Wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojodilakukan melalui pendidikan berbasiskomunitas wirausaha jasa kuliner. Wirausaha

jasa kuliner dipilih dengan pertimbanganadanya daya dukung dari potensi ling-kungan, potensi wisata dan tersedianyabahan yang relevan. Potensi lingkungandan tersedianya bahan merupakan stimulus

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 360-372

Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian Dan Prosedur Pengembangan

Penelitian Pendahuluan(pengamatan lapangan, kajian pustaka, persiapan laporan

tentang pokok persoalan)

Menyusunrancangan

pembelajaran

Membuat drafpanduan kegiatandan pembelajaran

Membuat desain

Mengumpulkanmateri sesuai

kompetensi danstrategi pemb.

Menyusun materidalam sajian panduan

pembelajaran

Mereview produksecara internal.

PROSES PRODUKSI PANDUAN

VALIDASI/EVALUASI

Layak

Belum LayakValidasi

Ahli Materi danAhli Media

Analisis Revisi IUji cobalapangan

Revisi Ulang

AnalisisRevisi II

Panduan dan CDPembelajaran

Page 11: MergedFile - UNY

365

yang harapkan dapat membangkitkanwarga masyarakat khususnya ibu-ibu dalammempraktikkan hasil belajarnya dalamkehidupan sehari-hari. Pemilihan danpenggunaan potensi lokal dalam pendidikanberbasis komunitas yang tepat memiliki artipenting untuk mencapai keberhasilan dalampemberdayaan perempuan. Keberhasilanpendidikan banyak dipengaruhi olehkondisi peserta didik, pendidik. kondisilingkungan, fasilitas, dan pemilihan materiyang sesuai dengan komunitas belajar.

Pengembangan model pemberdayaanperempuan desa wisata melalui pendidikanberbasis komunitas merujuk pada penelitiantindakan. Dari informasi yang diperolehpada tahap pengumpulan data awal,selanjutnya peneliti mendesain produkyang berupa desain model pemberdayaanperempuan desa wisata melalui pendidikanberbasis komunitas. Untuk mendukungkeberhasilan pemberdayaan perempuandesa wisata melalui pendidikan berbasiskomunitas perlu adanya panduan yangdapat dijadikan acuan dalam kegiatanpembelajaran.

Panduan yang tersusun didasarkanhasil kondisi, potensi dan kebutuhanmasyarakat khususnya perempuan di DesaWisata Bejiharjo yang telah memilikiusaha jasa kuliner dan yang baru merintisusahanya. Jasa layanan kuliner banyakdikelola oleh kaum perempuan yangtinggal di desa setempat yang belumdikelola secara profesional. Rata-ratadikelola secara perorangan, belum kolektif,sehingga sering terjadi kecemburuan antarpelayanan jasa kuliner di desa wisata ini.Belum adanya kelompok atau organisasiyang mengelola secara kelompok, danbelum tersedianya panduan mengelola jasalayanan kuliner.

Penggunaan panduan pembelajarandiharapkan memberikan banyak manfaatantara lain memperjelas pesan yang

disampaikan, mengatasi keterbatasan indra,ruang dan waktu, mengatasi sikap pasif daripeserta didik dan memberikan pengalamanyang menarik dan beragam. Adapun desaindari model tersebut disajikan pada Gambar2.

Desain pada Gambar 2 dapat di-jelaskan sebagai berikut. Calon pesertapemberdayaan perempuan adalah ibu-ibuyang menjadi anggota komunitas wirausahayang menekuni bidang jasa kuliner di desaBejiharjo. Berdasarkan hasil penelitianawal diperoleh informasi bahwa di desaBejiharjo terdapat beberapa perempuanyang telah berwirausaha jasa kuliner danyang mulai merisntis usaha jasa kuliner,namun belum dibentuk kelompok usaha(komunitas). Berdasarkan data lapanganmenunjukan bahwa perempuan yang akandiberdayakan pada program ini adalahperempuan yang tinggal di bejiharjo yangtelah berwirausaha jasa kuliner (makanansiap saji dan oleh-oleh) di WirawisataGua Pindul yang berjumlah 15 dan 10perempuan anggota komunitas jasa kulinerdi Desa Bejiharjo yang berjumlah 25 orang.

Program pendid ikan berbas i skomunitas dilakukan dalam bentukpelatihan. Isi program pendidikan berbasiskomunitas dalam bentuk pelatihandilakukan melalui tiga tahapan. Tahapawal persiapan, tahap ini mempersiapkanperangkat pembelajaran, tempat, mediadan sumber belajar yang mendukungkegiatan pendidikan berbasis komunitas.Masing-masing dipaparkan sebagai berikut;menetapkan tujuan, untuk meningkatkanpartisipasi perempuan desa wisata dalampengelolaan potensi lokal sebagai dayadukung wisata untuk meningkatkanpendapatan perempuan. menyusun materipelatihan dan pendampingan dalam kegiatanpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitasmeliputi: motivasi dan sikap mental

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta U. S.: Pendidikan Berbasis Komunitas...

Page 12: MergedFile - UNY

366

berwirausaha, manajemen pengelolaanwirausaha kuliner, keterampilan usahakuliner (aneka masakan) dan pendampinganawal dalam berusaha.

Strategi pelatihan merupakan prosedurpenataan cara-cara penyampaian materidan penggalian informasi dalam mencapaitujuan pelatihan. Strategi pelatihan yangditerapkan dalam pelatihan ini meliputi;

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 360-372

Gambar 2. Desain Model Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata melalui Pendidikan Berbasis Komunitas (modifi kasi model Sujarwo, 2015)

Page 13: MergedFile - UNY

367

strategi problem solving, pembelajaranberbasis pada pengalaman, dan learning bydoing. Metode yang digunakan: ceramah,diskusi kelompok, demonstrasi, praktik, danmentoring. Media yang dibutuhkan dalamkegiatan pelatihan dan pendampinganini meliputi: komputer, LCD, bahan,dan alat masak. Bahan (aneka bahanutama masakan/ketela, jagung, ayam,dan sebagainya) dan alat pendukung jasalayanan kuliner (kotak, plastik, rafia,staples, dan alat tulis). Menyusun bahanajar yang diperlukan untuk memberikanpanduan atau pedoman kepada pesertadalam mengikuti kegiatan pelatihan danpelaksanaan praktik lapangan. Bahan ajardalam kegiatan pelatihan wirausaha dalambentuk panduan berwirausaha jasa kulineryang disusun berdasarkan karakteristik danpotensi lokal. Di samping bahan ajar praktisyang diperlukan dalam pembuatan anekamasakan kuliner.

Penilaian yang dimaksud pada kegiatanini dilakukan dalam bentuk monitoring danevaluasi kegiatan. Monitoring dilakukanselama kegiatan pelatihan (teori danpraktik) sampai pada tahap pendampingan.Setelah selesai dilakukan sosialisasiprogram. Sosialisasi program dilakukandi lokasi Wirawisata Gua Pindul DesaBejiharjo Kecamatan Gunungkidul denganmempemkenalkan program kegiatandan meminta masukan teknis terkaitdengan pelaksanaan program. Sosialisasidilakukan dengan melibatkan; calonpeserta, perangkat desa, pengelola wisatadan nara sumber (pelaku usaha dan pakar).

Tahap kedua, pelaksanaan programp e m b e r d a y a a n p e r e m p u a n d e s awisata melalui pendidikan komunitasdi Desa Bejiharjo dilakukan dilakukanmelalui kegiatan pelatihan, praktik,dan pendampingan. Kegiatan pelatihandilakukan di lokasi komunitas jasa kulinerdi wirawisata dan omah pasinaon Bejiharjo.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan untukmemotivasi berwirausaha dan memberi-kan pengetahuan dan keterampilanberwirausaha jasa kuliner. Di samping itu,diberikan materi manajemen pengelolaanwirausahasa kuliner. Kegiatan dilanjutkandengan praktik di lapangan (lokasi wisataGua Pindul) yang dilanjutkan denganpendampingan. Pada kegiatan pelatihandilakukan dengan melibatkan tenagaahli wirausahawan jasa kuliner yangtelah berhasil. Kegiatan pendampingandilakukan pada saat praktik wirausaha jasalayanan kuliner, baik mulai dari pemilihanjenis olahan, pengemasan, sajian, layananpemasaran dan penghitungan transaksikeuangan. Pendampingan dilakukan olehmitra dan narasumber.

Setelah panduan tersusun, tahapselanjutnya adalah tahap uji coba. Ujicoba produk awal dilakukan kepada ahlimateri (content expert) dan ahli bahan ajar.Dilanjutkan dengan tahap uji coba untukmengetahui kelayakan panduan modelpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitas ini.Uji coba dilakukan kepada peserta didikdengan uji coba lapangan terbatas (12 orangyang terbagi ke dalam 2 kelompok, masing-masing 6 orang). Melalui serangkaianvalidasi ahli dan uji coba kepada pesertadidik akhirnya produk akhir panduan modelpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitasyang dikembangkan terus mengalamipenyempurnaan dengan menyesuaikansaran dan revisi dari instruktur, ahli materi,ahli bahan ajar, dan peserta didik.

Uji coba dari produk pengembanganini dilakukan terhadap ahli materi, ahlibahan ajar dan sasaran pengguna (pesertadidik) yang mengacu kepada kisi-kisievaluasi uji coba, maka gambaran datayang diperoleh pada langkah uji coba danvalidasi disajikan dalam bentuk deskripsi

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta U. S.: Pendidikan Berbasis Komunitas...

Page 14: MergedFile - UNY

368

secara berurutan sebagai berikut. Ujicoba produk pengembangan terhadapahli bahan ajar/panduan merupakan datayang terkait dengan ketepatan panduanyang digunakan. Data uji ahli bahan ajarpembelajaran diperoleh skor total rata-ratauntuk aspek panduan bahan ajar adalah4,13 termasuk kategori sangat baik. Datauji coba pengembangan panduan modelpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitas dariahli isi/materi, dari data yang terkumpultotal rata-rata keseluruhan uji coba olehahli materi adalah 4,00. Dalam tabel skalalima, nilai tersebut termasuk dalam kategorisangat baik. Ini berarti bahwa ketepatanmateri pengembangan panduan modelpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitasmengenai berwirausaha jasa kulinertermasuk sangat baik. Selain memberikanpenilaian, ahli materi juga memberikankomentar terhadap kandungan isi.

Uji coba lapangan berdasarkan masuk-an dari tinjauan ahli isi/materi, dan ahlibahan ajar, maka pada langkah berikutnyaadalah melaksanakan uji coba lapangandilakukan terhadap 15 (lima belas ) orangpeserta didik. Hasil uji coba kelompok besarini dipaparkan dalam bentuk tabel tanggapanyang memuat skor masing-masing butir dandata rata-rata skor. Deskripsi tanggapanpeserta didik dalam uji coba lapangan dapatdilihat dapat disimpulkan skor rata-ratauntuk aspek panduan adalah 4,1 kategorisangat baik; skor rata-rata untuk aspek fi sikpanduan 4,2 kategori sangat baik; aspektujuan adalah 4,2 kategori sangat baik; skorrata-rata untuk aspek uraian materi adalah3,8 kategori baik; dan skor rata-rata untukaspek tampilan adalah adalah 4,2 kategorisangat baik.

Data yang dikumpulkan melalui ujilapangan ini dilakukan untuk memperolehinformasi mengenai kemanfaatan panduan

dalam meningkatkan pengetahuan, keteram-pilan dan kepedulian berwirausaha jasakuliner pada umumnya. Berdasarkanhasil observasi dan uji praktik diperolehinformasi bahwa sebagian besar pesertadidik telah bisa membaca, dan memahamiisi panduan dengan baik. Hal ini ditunjukanpada saat menuliskan kembali langkah-langkah materi pembelajaran dan praktikpenyiapan bahan dan alat, menyediakanmedia, menanam dan memupuk. Rata-rata peserta didik dapat membuat laporandengan baik, dan disampaikan denganlancar.

Untuk hasil angket dari peserta didikyang mengikuti pelatihan berwirausaha jasakuliner total rata-rata keseluruhan adalah4,1. Dalam tabel skala lima, nilai tersebuttermasuk dalam kategori sangat baik.Artinya, aspek panduan sangat cocok dalampembelajaran berwirausaha jasa kuliner.

Saran dan revisi dari para pesertadidik bagi produk pengembangan panduanberwirausaha jasa kuliner memanfaatkanpotensi lokal ini materi yang disampaikansudah baik, sehingga jumlahnya dapatdiperbanyak untuk dilakukan uji lapanganyang lebih luas. Dari catatan revisi di atas,maka dilakukan perbaikan pada panduanyang memiliki tampilan yang lebih menarik(mudah dibawa dan mudah dibaca), ilustrasigambar disesuaikan dengan kondisi danpotensi desa, materi dan ilustrasi yang lebihutuh (mulai materi motivasi, pengelolaanjasa kuliner, panduan membuat anekaolahan, dan manajemen sajian, sertapenghitungan rugi laba). Pada panduanbaru terdiri dari; kata pengantar, petunjukbelajar, tujuan pembelajaran, uraian materiyang dilengkapi dengan ilustrasi gambarserta daftar Pustaka. Panduan hasil daripengembangan ini selanjutnya di produksisebagai acuan dalam pelaksanaan programkegiatan pelatihan dan pendampinganberwirausaha jasa kuliner memanfaatkan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 360-372

Page 15: MergedFile - UNY

369

potensi lokal pada tahun kedua selanjutnyaatau di tempat lain.

Dari hasil pengembangan desain modelpemberdayaan perempuan desa wisata yangdikembangkan melalui pendidikan berbasiskomunitas dalam bidang usaha jasa kulinerpada tahap awal di atas, memberikanarah dan harapan dalam mengembangkanusaha jasa kuliner dengan memanfaatkanpotensi lokal. Pemberdayaan perempuanmerupakan upaya untuk mewujudkankesetaraan peran, akses, dan kontrolperempuan dan laki-laki di semua bidangpembangunan. Program pemberdayaanperempuan desa wisata dilengkapi denganpanduan-panduan yang telah divalidasiuntuk memberikan pendampingan dalampemberdayaan selanjutnya. Program-program pemberdayaan perempuanyang dilakukan oleh pemerintah danmasyarakat selama ini merupakan upayauntuk senantiasa mewujudkan terciptanyadan terdistribusinya manfaat pembangunanbagi laki-laki dan perempuan secaraberimbang (Marwanti & Astuti, 2012, p.133). Model yang dikembangkan mulaidari pengumpulan data awal mengenaikondisi dan potensi masyarakat sasaran,membuat program, memberikan pelatihandan pendampingan program.

Dalam pelaksanaannya disusunpanduan program pelatihan pengembanganusaha jasa kuliner. Panduan dalam bentukbuku dan bahan ajar difahami bentukarah dan pedoman saluran informasi yangdigunakan dalam proses menyimpaninformasi yang dikaji dalam pembelajaran.Panduan adalah arah dan pedoman bahanyang digunakan untuk membantu fasilitator/instruktur dalam melaksanakan kegiatanpembelajaran. Bahan pembelajaran me-rupakan suatu produk instruksional yangmerupakan kombinasi dari bahan, teknikdan alat yang digunakan untuk mencapaitujuan pembelajaran. Penggunaan panduan

pembelajaran memberikan banyak manfaatuntuk memperjelas pesan yang disampaikan,mengatasi keterbatasan indra, ruang danwaktu, mengatasi sikap pasif dari pesertadidik dan memberikan pengalaman yangmenarik dan beragam. Panduan dan bahanajar yang di susun berbasis potensi lokal,hal ini membantu peserta dalam memahamimeteri pembelajaran dengan mudah.Sujarwo (2012, p. 54) dalam penelitiannyamenemukan bahwa penggunaan bahan ajarberbasis potensi lokal ini juga mempunyaipengaruh yang sangat baik terhadappenguasaan materi pembelajaran.

Dipilihnya pemberdayaan perempuandesa wisata melalui pendidikan berbasiskomunitas mengenai berwirausahajasa kuliner atas dasar pertimbangan:setiap kelompok masyarakat memilikikebudayaan sendiri yang mengatur caraberperilaku, berkomunikasi, beradaptasi,bekerjasama dan berinteraksi sosial dalammenghadapi tantangan hidup (Amin,2016), dalam memenuhi kebutuhan belajarpada pendidikan berbasis komunitasmelalui berwirausaha jasa kuliner denganmemanfaatkan potensi lokal pada pesertadidik, untuk membekali perempuanmemiliki kemampuan dan kemandiriandalam mengghadapi tantang hidup (Amin,2016), dapat digunakan fasilitator sebagaisarana dalam pendidikan sadar lingkunganmelalui berwirausaha jasa kuliner, dapatdigunakan peserta didik belajar secarakelompok, dapat membelajarkan pesertadidik dalam berwirausaha kuliner

Panduan yang dikembangkan mem-punyai beberapa kelebihan meliputi;membantu mempermudah fasilitatordalam membelajarkan materi, memberikankemudahan peserta didik dalam memahamimateri pembelajaran. Panduan/bahan ajarmempermudah dalam pencapaian tujuanpembelajaran (Leksono, Syachruroji, &Marianingsih, 2016). Tersedianya panduan

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta U. S.: Pendidikan Berbasis Komunitas...

Page 16: MergedFile - UNY

370

pembelajaran yang dirancang secaraspesifik memberikan gambaran nyatauntuk membantu dalam menumbuhkanmotivasi belajar peserta didik sehinggadapat meningkatkan hasil belajar pesertadidik. Ciri-ciri panduan yang efektif antaralain: berpusat pada masalah nyata dankebutuhan mendesak bagi peserta, modelpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitasdengan memanfaatkan potensi lokalsesuai dengan keterampilan belajar yangdibutuhkan peserta didik (Depdiknas,2008). Mengembangkan belajar aktifbagi peserta didik model pemberdayaanperempuan desa wisata melalui pendidikanberbasis komunitas dengan memanfaatkanpotensi lokal dalam berwirausaha jasakuliner di Desa Wisata Bejiharjo.

Setelah melewati beberapa tahapanuji coba, baik uji coba ahli dari ahli isi/materi dan uji coba ahli bahan ajar, maupunuji coba kepada peserta didik produkpengembangan panduan berwirausaha jasakuliner memanfaatkan potensi lokal inisudah layak menjadi produk akhir yang dapatdisebarluaskan dan diimplementasikankepada para pengguna. Hal ini diperjelasdengan perolehan rata-rata penilaian hampirsemua tahapan yaitu pada uji coba ahli isi/materi total rata-rata keseluruhan adalah4,00 dalam tabel skala lima; nilai tersebuttermasuk kategori sangat baik. Pada uji cobaahli bahan ajar total rata-rata keseluruhanadalah 4,13 dalam tabel skala lima; nilaitersebut termasuk kategori sangat baik.Pada uji coba kelompok kecil total rata-rata keseluruhan adalah 4,1 dalam tabelskala lima; nilai tersebut termasuk kategorisangat baik. Hasil tersebut menunjukanbahwa bahan ajar yang dikembangkanlayak dan efektif untuk pembelajaran dalampendidikan berbasis komunitas dalampemberdayaan perempuan.

Panduan model pemberdayaan perem-puan desa wisata melalui pendidikanberbasis komunitas dengan memanfaatkanpotensi lokal setelah dilakukan uji cobalapangan sudah memenuhi kategorilayak digunakan. Hal ini sejalan denganpernyataan Depdiknas (2008) bahwadalam mengembangkan bahan belajar perlumemperhatikan hal-hal sebagai berikut:struktur sosial ekonomi masyarakatsasaran, keyakinan dan praktik kehidupanbermata pencaharian masyarakat sasaran,perhatian dan permasalahan yang di-hadapi masyarakat sasaran, bahasa dankemampuan komunikasi masyarakatsasaran, lingkungan hidup masyarakatsasaran secara umum (pekarangan, rumah,makanan, teknologi yang dikenal, dan lain-lain), dan kesukaan masyarakat sasaran.Dipilihnya berwirausaha jasa kulinersebagai objek kajian materi pembelajaranmampu menumbuhkan minat peserta didikdalam mengikuti pelatihan berwirausahajasa kuliner dengan memanfaatkan potensilokal dan mempermudah dalam mencapaitujuan pembelajaran.

SIMPULAN Dari paparan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan sebagaiberikut: Pemberdayaan perempuan desawisata melalui pendidikan berbasis komu-nitas merujuk pada penelitian tindakan.Dari informasi yang diperoleh padatahap pengumpulan data, selanjutnyapeneliti mendesain produk yang berupadesain pemberdayaan perempuan desawisata melalui pendidikan berbasis komu-nitas. Untuk mendukung keberhasilanpemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitasperlu adanya panduan yang dapat dijadikanacuan dalam kegiatan pembelajaran.Adapun komponen desa in model

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 360-372

Page 17: MergedFile - UNY

371

pemberdayaan perempuan desa wisatamelalui pendidikan berbasis komunitasini terdiri atas: calon peserta, memilihpeserta, program pendidikan berbasiskomunitas dalam bentuk pelatihan, isiprogram pendidikan berbasis komunitasdalam bentuk pelatihan, media, bahanajar, penilaian, sosialisasi program,pelaksanaan program, evaluasi program,dan pendampingan,

Model pemberdayaan perempuandesa wi sa ta yang d ikembangkanmelalui pendidikan berbasis komunitasmemberikan arah dan harapan dalammengembangkan usaha jasa kuliner denganmemanfaatkan potensi lokal. Model yangdikembangkan mulai dari pengumpulandata awal mengenai kondisi dan potensimasyarakat sasaran, membuat program,memberikan pelatihan dan pendampinganprogram. Dalam pelaksanaanya disusunpanduan pembelajaran yang layak dijadi-kan pedoman dalam pembelajaran danpendampingan. Berdasarkan data hasilvalidasi ahli di atas dapat disimpulkanbahwa panduan berwirausaha jasa kulinermemanfaatkan potensi lokal dikategorikansangat baik sehingga layak diujicobakanlapangan dan digunakan.

Dari kesimpulan di atas dapatdisarankan sebagai berikut. Adanyapengembangan panduan pemberdayaanperempuan desa wisata melalui pendidikanberbasis komunitas usaha jasa kulinerdengan memanfaatkan potensi lokalini, maka perlu adanya tindak lanjutyang lebih mendalam untuk materipembelajaran yang sesuai dengan potensidan kondisi masyarakat yang lain. Panduanyang dikembangkan belum sepenuhnyamemenuhi kebutuhan belajar pada programpemberdayaan secara luas sehingga perludilakukan penambahan untuk materi yanglain. Perlu adanya pengkajian ilmiahtentang implementasi hasil pengembangan

panduan ini agar dapat digunakan secaralebih efektif.

DAFTAR PUSTAKAAmin, M. (2016). Soft skills berbasis

budaya lokal untuk pendidik calonguru SMK. Jurnal Kependidikan,46(1), 41-55.

Astuti, I. D. N., Sugiarti, R., Sunarsih,G.,Sarah, R. H., & Warto. (2008). Modelpemberdayaan perempuan pedesaandi bidang pariwisata. Spirit Publik,4(1), 51-68.

Borg, W. R & Gall, M. D. (2003).Educational research an introduction(7th ed.). New York: Logman Inc.

Depdiknas. (2008). Panduan penyusunanbahan ajar . Jakarta : Dikmen,Depdiknas.

Leksono, S. M., Syachruroji, & Marianingsih,P. (2015). Pengembangan bahanajar biologi konservasi berbasisetnopedagogi. Jurnal Kependidikan,45(2), 168-183.

Marwanti, S., & Astuti, I. D. N. (2012).Model pemberdayaan perempuanmiskin melalui pengembangankewirausahaan keluarga menujuekonomi kreatif di KabupatenKaranganyar. SEPA, 9(1), 134-144.

S u d a r m a n t o , D . ( 2 0 1 0 ) . M o d e lpemberdayaan perempuan melaluikejar KF. Surabaya: BPPLSP RegionalVI Surabaya.

Sujarwo, & Wibawa, L. (2012). Analisispermasalahan perempuan dan potensilokal (Laporan penelitian tidakditerbitkan). Fakultas Ilmu PendidikanUNY, Yogyakarta.

Sujarwo. (2012). Pengembangan bahanajar berbasis potensi lokal padaprogram pendidikan keaksaraanusaha mandiri di PKBM USAHAMULIA Sleman (Laporan penelitian

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta U. S.: Pendidikan Berbasis Komunitas...

Page 18: MergedFile - UNY

372

tidak diterbitkan). Fakultas IlmuPendidikan UNY, Yogyakarta.

Sujarwo. (2015). Model pendidikan sadarlingkungan masyarakat korbanerupsi Merapi berbasis potensi lokal.Cakrawala Pendidikan, 34(1), 12-23.

Suyitno, Kamil, I., Sunoto, M., & Suherjanto,I. (2016). Teknik pembelajaranobservasi lingkungan berbasis kearifanlokal. Jurnal Kependidikan, 46(1),14-28.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 360-372

Page 19: MergedFile - UNY

373

AAlgoritma C4.5, 139-142, 144, 147, 148

BBahan ajar, 38, 41, 42, 44, 45, 47Bencana dan ketahanan sekolah, 84Berpikir analitis, 100-104, 108, 109

CChecklist, 71, 77,

DDecision tree, 139, 140-144, 148Disaster management, 85-88,Disaster mitigation education, 84, 86-88,

98Dolanan anak, 1, 4-11

EEksperimen, 12, 16

FFocus Group Discussion (FGD), 6

IInstrumen analytical thinking and science

process skill (atsps), 100, 102,Instrumen atsps, 100, 103-105, 109,Instrumen penilaian kemampuan berpikir

analitis, 100Instrumen penilaian kinerja, 67Instrumen performance assessment, 67,

70, 71, 74-78, 81Islamic character building, 114

KKarakter dan kreativitas anak usia dini,

150Keaktifan siswa, 1, 10

INDEKS SUBJEKJURNAL KEPENDIDIKAN VOLUME 1

Kesalahan berpikir siswa, 50, 53, 54Keterampilan proses sains kimia, 100,

102, 103, 109Kewirausahaan, 125-128, 130, 132-137Knowledge discovery in database (KDD),

141, 142Kondisi damai, 111, 115, 117, 119, 120,

122,Kuantitatif, 12, 16

MMajeda, 1, 5-11Masalah matematika, 50, 52-54. 64Mengukur sikap ilmiah, 67, 71, 74-76,Mentalitas damai, 111Metode deskriptif eksploratif, 50Modal sosial, 84,Model 4-D (four-d model), 100Model borg and gall, 1, 6, 67Model decision tree, 139Model learning cycle 7e, 67, 74, 75,Model pembelajaran kemampuan

produktif, 125, 127, 128, 132, 133Model pembelajaran kewirausahaan, 126-

128, 130, 134, 136,Model pembelajaran majeda, 1,Model pembelajaran produktif, 125, 133Modul pembelajaran bilingual berbasis

komputer, 12, 15, 16, 18-22

PPAUD, 2, 3Pembelajaran bilingual, 13, 14Pembelajaran olahraga, 24Pendidikan anak usia dini, 151Pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan, 24, 25Pendidikan keselamatan, 24, 26, 29, 31-

36

Page 20: MergedFile - UNY

374

Pendidikan matematika realistikindonesia (pmri), 38-42, 44-47

Penelitian dan pengembangan, 1, 6Penelitian deskriptif, 24, 29Penelitian deskriptif-eksploratif, 53Penelitian kualitatif, 84Penelitian pengembangan (research &

development), 125Penelitian tindakan kelas, 150, 153, 154Pengukuran sikap ilmiah, 67, 78-80Perbandingan senilai, 38-45, 47Pesantren, 111-114, 117, 118, 120-123Program pembelajaran kewirausahaan,

126

RResearch and development (R&D), 139

SSekolah berbasis pesantren, 111, 114Sikap ilmiah, 67-69, 71-74, 76-78, 80, 81Sistem rekomendasi pemilihan jurusan,

139, 148Social capital and school resilience, 84,

88,Social capital, 84-86, 88-92, 98

TTeori Gardner, 2Tingkat kepraktisan dan efektivitas, 12Total Physical Response warm up game,

150TPR warm up game, 150-155, 157-161

Page 21: MergedFile - UNY

375

AAlfi riani, A., 12Ambarini, R., 150Apriyani, R., 38

DDapan, 1Darmawijoyo, 38Dewi, Debi S., 67Dwiningrum, Siti I. A., 84

HHariyanto, V. Lilik, 125Hidayat, A., 111Hutabri, E., 12

IIlfi andra, 111Irwanto, 100

JJaedun, A., 125

KKartadinata, S., 111Khasanah, F., 50

LLaksono, Endang W., 100

NNurjana, Efi F., 50

PPrabowo, Indra, M., 139Prayitno, A., 50Prihastuti, 84

RRaharjo, Nuryadin E., 125Rohaeti, E., 100Rosana, D., 67

SSomakim, 38Subiyanto, 139Suherman, Wawan S., 1Sukarmin, Y., 24Sumaryanti, 24Sutapa, P., 1Suwarjo, 84Suyanta, 100

INDEKS PENGARANGJURNAL KEPENDIDIKAN VOLUME 1

Page 22: MergedFile - UNY

376

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA MITRA BESTARI

Dengan hormat, Dewan Redaksi JURNAL KEPENDIDIKAN (JK) mengucapkan

terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu yang telah bersedia menjadi mitra bestari JURNALKEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017 dan Nomor 2, November 2017,

yaitu:

Dr. Puji YAnti Fauziah(Universitas Negeri Yogyakarta)

Bambang Sugeng, Ph.D(Universitas Negeri Yogyakarta)

Dr. Widiyanto(Universitas Negeri Yogyakarta)

Dr. Awal Isgiyanto(Universitas Negeri Bengkulu)

Dr. Heri Retnawati(Universitas Negeri Yogyakarta)

Suhadi Purwantara, M.Si(Universitas Negeri Yogyakarta)

Jaslin Ikhsan, Ph.D(Universitas Negeri Yogyakarta)

Dr. Marzuki(Universitas Negeri Yogyakarta)

Moh. Khairudin, Ph.D(Universitas Negeri Yogyakarta)

Prof. Dr. Bintang Petrus Sitepu(Universitas Negeri Jakarta)

Siti Mulyani, M.Hum(Universitas Negeri Yogyakarta)

dr. Atien Nur Chamidah, M.Dis.St(Universitas Negeri Yogyakarta)

Dr. Arif Rohman(Universitas Negeri Yogyakarta)

Page 23: MergedFile - UNY

377

Dr. Wuri Wuryandari(Universitas Negeri Yogyakarta)

Prof. Dr. Mundilarto(Universitas Negeri Yogyakarta)

Yulia Ayriza, Ph.D(Universitas Negeri Yogyakarta)

Hartono(Universitas Negeri Yogyakarta)

Prof. Dr. Bambang Subali(Universitas Negeri Yogyakarta)

Achmad Samsudin(Universitas Pendidikan Indonesia)

Dr. Anwar Efendi(Universitas Negeri Yogyakarta)