Upload
chairani-novi
View
905
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
MENURUNNYA KUALITAS AIR AKIBAT KERUSAKAN LINGKUNGAN February 1, 2012
Filed under: lingkungan — Urip Santoso @ 1:01 am Tags: kerusakan lingkungan, kualitas air
Disusun oleh: Susi Efrianti, S.TP
ABSTRAK
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pencemaran air yang makin marak terjadi. Di dalam makalah ini juga akan dibahas sumber, dampak dan penanggulangan pencemaran air. Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta cara penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran pada diri kita semua. Pada akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman untuk kita konsumsi.
Data yang dikumpulkan dalam penulisan karya tulis ini adalah dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari beberapa literature ilmiah. Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam tanah), . pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan, limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida), limbah pengolahan kayu, penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut, rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan menjaga air agar tetap bersih diantaranya : menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman, pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem, pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran, memperluas gerakan penghijauan, tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan, memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya, melakukan intensifikasi pertanian.
Kata kunci : pencemaran, air, kulitas dan lingkungan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Sebelumnya telah terjadi banyak pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi udang dan bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar seperti kerang hijau terlah berkembang secara pesat. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga akan berakibat terjadinya pencemaran air. Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi pencemaran air akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama.
Krisis air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian polusi air? Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air? Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar?
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pencemaran air yang makin marak terjadi. Di dalam makalah ini juga akan dibahas sumber, dampak dan penanggulangan pencemaran air. Diharapakan dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta cara penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran pada diri kita semua. Pada akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman untuk kita konsumsi.
D. Manfaat
Makalah ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang pencemaran air, sumber, dampak serta penanggulangannya, terutama bagi kita semua yang membutuhkan air yang aman, bersih serta sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Pencemaran Air2. 1. Apa itu pencemaran air?
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan sebagai : “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya.(Pasal 1, angka 2).
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia,
pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air. Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
2. Penyebab pencemaran air
Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian.Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti :
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum. 3. Komponen pencemaran air
Zaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia.Dan hampir 100.000 zat kimia digunakan secara komersil.Sebagian besar sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah.Seperti pestisida yang digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat elektronik.
3.1. Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
3.2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
3.3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
3.4. Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu.Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
3.5. Bahan buangan berupa panas
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
3.6. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
1. Zat warna kimia,2. Zat radioaktif.
4. Bahaya dari polusi air
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia.Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya.Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara.Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak.Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang.Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air3. Pendangkalan dasar perairan4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
Beberapa contoh polutannya adalah sebagai berikut :
1. Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen.
1. Nitrat dan Nitrit
Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses pembusukan materi organic.
1. Poliklorin Bifenil (PCB)
Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat listrik.
1. Residu Pestisida Organiklorin
Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh serangga.
1. Minyak dan Hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.
1. Radio Nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah radioaktif.
1. Logam-logam Berat
Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.
1. Kotoran manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
1. 5. Dampak pencemaran air di lingkungan sekitar
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
- Dampak terhadap kehidupan biota air
- Dampak terhadap kualitas air tanah
- Dampak terhadap kesehatan
- Dampak terhadap estetika lingkungan
5.1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
5.2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
5.3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen, Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri, Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
5.4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping
tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
1. 6. Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran4. Memperluas gerakan penghijauan5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya7. Melakukan intensifikasi pertanian
Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenai dengan sebutan banjir pun ada dua macam :
1. Banjir Bandang dapat diatasi secara meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu.2. Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan air dari penyumbatan yang
mengakibatkan air meluap.
Banyak orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah banjir genangan :
v Dalam merencanakan jalan – jalan lingkungan baik itu program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air misalnya, penggunaan bahan dari paving blok (blok – blok adukan beton yang disusun dengan rongga – rongga resapan air disela–selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran / drainase lingkungan pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut.
v Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang – ruang terbuka, buatlah sumur–sumur resapan air hujan sebanyak–banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita yang cukup baik dan banyak serta tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan–lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah selokan – selokan rumah/talang – talang rumah, air dapat dialirkan kesumur – sumur resapan. Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan tersendiri. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm satu-satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang permukaan air banjir. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang hanya teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
Kendala dalam mengatasi pencemaran air :
1. Kurangnya kesadaran diri dari orang – orang untuk membuang sampah pada tempatnya
2. Kurangnya sistem drainase di jalan – jalan
3. limbah – limbah yang tidak diolah oleh manajemen pabrik dengan baik, sehingga
mencemari lingkungan sekitar
4. Kurangnya perhatian dari pemerintah mengenai pencemaran lingkungan.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami
Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan Polusi air adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke
dalam air sehingga kualitas air terggangu Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah
pertanian, limbah industri dan sebagianya Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ
manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain
1. B. Saran
Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak
Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air
Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
DAFTAR PUSTAKA
Http://forum.cekinfo.com/showthread.php
Http://en.wikipedia.org/wiki/Water_polution
Http://loudewik.blogspot.com
Http://loudy92.blogspot.com
Idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/…/pencemaran-air/hal. 17.html -
Ipvt.blogspot.com/2009/2/makalah-pencemaran-air.html –
Juli Soemirat Slamet. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Natah, 2007, Jurnal Pemukiman
Pandisuryadi-berbagiilmu.blogspot.com/…/karya-ilmiah-dampak-pencemaran-air-oleh-html
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan pengawasan air minum, Jakarta.
Pusat litbang SDA, Jurnal Teknologi pengendalian Air di Indonesia
Rahmi, D. H. dan B. Setiawan. 1999. Perancangan Kota Ekologi. Dikti, P & K. Jakarta.
Restorasibumi.blogspot.com/…/cara-mencegah-pencemaran-air.html-
Soedradjat, R. 1999. Lingkungan Hidup, Suatu Pengantar. Dikti, P & K. Jakarta.
Soemarwoto, O. 1991. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Gramedia Pustaka Utma. Jakarta.
Suratno, F.. 1990, Analisis mengenai dampak lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
WWW.anneahira.com
WWW.kompas.com
WWW.kapanlagi.com
WWW.pikiranrakyat.com
Trihardi, B. 1997. Berbagai kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai.
Pencemaran Air Sungai Di Indonesia
20 April 2012 - dalam Makalah Oleh alhada-fisip11
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Menjaga lingkungan alam berarti menjaga diri kita sendiri 2. Lingkungan alam yang sehat mendorong kehidupan yang sejahtera 3. Lingkungan alam yang sehat mencerminkan kesehatan jasmani dan rohani penduduknya 4. Kebersihan pangkal kesehatan dan kesehatan pangkal kesejahteraan 5. Kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal merupakan faktor kenyamanan
hidup kita 6. Lingkungan alam bukan warisan nenek moyang kita namun titipan anak cucu kita
PERSEMBAHAN :
Karya tulis ini saya persembahkan kepada :
1. Drs. Salamun, M.Pd selaku kepala SMAN 1 Srengat 2. Bapak Muslih, S.Pd selaku pembina mata pelajaran geografi kelas XI IIS4 SMAN 1
Srengat 3. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materil 4. Teman-teman SMAN 1 Srengat yang banyak memeberikan dorongan dalam pembuatan
karya tulis ini.
ABSTRAKSI
Sesuai dengan kenyataan yang ada, sungai Indonesia semakin tercemar oleh berbagai bahan pencemar. Bahan pencemaran bisa masuk ke sungai pada umumnya disebabkan oleh perilaku manusia. Dampak negatif yang disebabkan karena pencemaran air sungai sangat banyak dan memebahayakan mahluk hidup sehingga kita perlu melakukan berbagai langkah untuk menanggulangi terjadinya pencemaran air sungai di Indonesia.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai pencemaran air sungaui di Indonesia, mulai dari pengertian, penyebab, dampak, sampai cara menanggulanganinya. Sehingga dari uraian-uraiannya kita dapat mengetahui dan memahami pentingnya menjaga dan melestarikan aliran sungai.
Menjaga dan melestarikan air sungai bertujuan untuk mencegah dampak-dampak buruk yang timbul akibat tercemarnya air sungai, serta agar kita dapat memanfaatkan aliran sungai tersebut untuk mensejahterakan kehidupan secara luas.
Perkembangan zaman yang semakin modern ini sangat berdampak pada pencemaran air sungai, sehingga kita dituntut untuk terus menjaga dan merawat sungai dengan giat dan penuh kesadaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekarang ini air sungai di Indonesia sudah semakin tercemar, sehingga kita harus menjaga, merawat, dan melestarikannya dengan penuh kesadaran supaya beban pencemarannya tidak terus berkelanjutan sehingga jika air kita bersih dan tidak tercemar, kita dapat memanfaatkannya untuk mensejahterakan kehidupan secara luas.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini dengan judul “Pencemaran AIr Sungai di Indonesia.”
Walaupun masih banyak kekurangannya.
Penyusunan karya ilmiah ini untuk memenuhi tugas geografi dan sebagai ajang latihan untuk membuat makalah pada masa mendatang
Tugas ini dapat terselesaikan karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Drs. Salamun, M.Pd, selaku kepala SMAN 1 Srengat 2. Bapak Muslih, S.Pd selaku pembina mata pelajaran geografi Kelas XI IIS4 SMAN 1
Srengat 3. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materil 4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini
Penyusun mengharap kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan penyusunan karya tuulis pada masa menadatang
Harapan penyusun, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun pada khusuusnya dan pembaca pada umunya yang berhubungan dengan pencemaran air sungai di Indonesia
November, 2009
Penyusun,
BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Seperti yang dimuat dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 alenia 4 “ memajukan kesejahteraan umum”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia di harapkan hidup dalam kondisi sejahtera. Untuk mencapai hidup sejahtera di perlukan lingkungan
hidup yang sehat. Lingkungan hidup yang sehat bisa terwujud salah satunya bila air sungai kita bersih dan sehat, sehingga kita dapat memanfaatkan air sungai tersebut untuk mensejahterakan kehidupan secara luas.
Menteri Negara lingkungan hidup (Rachmat Witoelar) mengatakan ratusan sungai di Indonesia kini dalam kondisi rusak dan tercemar. Jika di ibaratkan orang sakit, kondisi sungai itu sudah sangat buruk “62 ICU,70 koma,” ujarnnya saat melakukan kunjungan kerja dan penelusuran sungai Cisadane di pabrik PT Indah Kiat, Serpong, Kamis pagi meurutnya daerah aliran sungai (DAS) yang rusak tersebut harus segera diperbaiki. Penangananya dapat di lakukan secara konfrehensif dengan kerja sama dengan semua instansi. Menteri Negara lingkungan hidup akan berkoordinasi dengan departeme kehutanan, pertanian, pekerjaan umum dengan melakukan penelusuran DAS untuk mengatasi hal-hal yang menjadi musibah. Katanya dia menilai “keadaan alam Indonesia saat ini sudah sangat buruk (ICU). “lebih buruk dari yang buruk”, katanya.
Rachmat memperkirakan butuh waktu 15-20 tahun untuk memperbaiki itu semua. Sejauh ini, pencemara terhadap sungai banyak dilakuka oleh masyarakat industri dan masyarakat umum.
Menurut hasil pengamatan penulis terhadap sungai yang ada di sekitar tempat tinggal, sungai tersebut sudah mulai tercemar oleh sampah-sampah domestic dan pertanian yang di buang penduduk tanpa melalui proses pengolahan. Sampah-sampah tersebut menghambat aliran sunagi bahkan ketika hujan lebat air sempat meluap sehingga mengalir melalui jalan raya dan sebagian menggenangi halaman rumah penduduk. Selain itu, air buangan dari pertanian yang tercampur oleh pupuk, pestisida dll. Membuat warna air menjadi kecoklatan dan mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalamnya.
esadaran penduduk akan pentingnya sungai merupakan salah satu hal yang penting, Karena dengan kesadaran tersebut masyarakat dapat menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga sungai-sungai di Indonesia menjadi terawat dan terjaga kelestariannya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mensejahterakan kehidupannya.
Dengan memperhatikan ulasan uraian yang ada di atas, karya tulis ini berjudul “Makalah tentang Pencemaran Air Sungai di Indonesia
B. Permasalahan
1. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud pengertian pencemran air sungai?
- Apa penyebab pencemaran air sungai di Indonesia?
- Apa dampak pecemaran air sungai di Indonesia?
- Bagaimana cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia?
2. Batasan Masalah
- Pengertian pecemaran air sungai
- Penyebab pencemaran air sungai di Indonesia
- Dampak pencemaran air sungai di Indonesia
- Cara mencegah pencemaran air sugai di Indonesia.
C. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan Umum
Penulis ingin mengajak pembaca agar senantiasa menjaga dan melestarikan air sungai.
2. Tujuan khusus
Penulis ingin mengetahui :
1. Pengertian pencemaran air sungai2. Penyebab pencemaran air sungai di Indonesia3. Dampak pencemaran air sungai di Indonesia4. Cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia
D. Manfaat Pembahasan
1. Bagi penulis
Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat karya tulis berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan dating hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan penulis mengenai pencemaran sungai.
2. Bagi Masyarakat
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat adalah masyarakat dapat mengetahui berbagai masalah mengenai pencemaran air sungai sehingga setelah membaca makalah ini masyarakat dapat menjaga dan melestarikan air sungai karena sumber daya alam khususnya air sungai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan makhluk hidup.
3. Bagi Pelajar
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah pelajar dapat menambah wawasan/pengetahauannya mengenai pencemaran air sungai di Indonesia mulai dari pengertian, penyebab, dampak, dan cara pencegahannya. Sehingga setalah membaca makalah ini, pelajar dapat terus menjaga dan melestarikan air sungai serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar air sungai di Indonesia dapat terjaga kelestariannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat di perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi. Air sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan termasuk pula terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan.
Pada masa sekarang ini, nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang di perkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut, selain itu aktifitas manusia merupakan salah satu yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air di dalam ekosistem air.
Menurut SK menteri Kependudukan Lingkungan Hidup no. 02/MENKLH/1988. “Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan / atau berubahnya tatanan (komposisi air) oleh kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.”
Pencemaran air sungagi terjadi apabila dalam sungai tersebut terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga air sungai tersebut kualitasnya menurun dan berkurang nilai gunanya yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
Menurut Diryanto (2004:73) pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
Pada hakikatnya antara aktifitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkunganya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi, akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemaran yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Pada saat ini pencemaran terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masukya logam berat.
B. Penyebab Pencemaran Air Sungai Di Indonesia
Menurut Achmad Lutfi,2009:01 pada dasarnya pencemaran air sungai di indonsia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. Berkembangnya industri-industri di Indonesia
Denwasa ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa:
1. Logam Berat: timbale, tembaga, seng dll.2. Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan
mematikan biota air.
2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat.
3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya.
Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.
4. Pencemaran air sungai karena proses alam
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim.
Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.
Dari uraian penyebab pencemaran air sungai di Indonesia diatas, bahan pencemarannya dapat dikelompokkan menjadi:
1. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah dari tanaman air seperti enceng gondok yang mati, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan, kotoran manusia dan kotoran hewan ternak), dll. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersebut berada di dalam air, maka perairan tersebut akan kekurangan oksigen.
2. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit yaitu bahan pencemaran yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
3. Bahan pencemar senyawa organik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik.
4. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik yang berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintesis, limbah industri dan limbah minyak.
5. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat dan senyawa fosfat.
6. Bahan pencemar berupa zat radioaktif yang biasanya berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan- percobaan nuklir lainnya.
7. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus.
8. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin.
C. Dampak Pencemaran Air Sungai di Indonesia
Menurut Triastuti,2008:01 pencemaran air sungai di Indonesia membawa dampak negatif yang beraneka ragam. Diantaranya adalah:
1. Meracuni sumber air minum
Misalnya air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
Selain itu pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.
2. Mengakibatkan penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit.
3. Merusak ekosistem air (membunuh ikan-ikan dan organisme dalam air lainnya)
Yaitu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
Þ Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Þ Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
Þ Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam air).
Þ Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik.
Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Þ Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.
4. Mengakibatkan terjadinya bencana alam
Seperti banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya.
D. Cara Mencegah Pencemaran Air Sungai di Indonesia
Menurut Achmad Lutfi,2009:01 untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di Indonesia kita perlu melakukan berbagai langkah diantaranya adalah:
1. Melestarikan tumbuhan di hulu sungai dan membuat sengkadan pada lahan pertanian yang miring
Agar tidak menimbulkan erosi tanah, di sekitar hulu sungai sebaiknya ditanami tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan pertanian yang miring dibuat sengkedan agar tidak menimbulkan erosi dan tanah longsor
1. Tidak membuang sampah apapun ke dalam sungai
Sampah seharusnya memang tidak di buang ke sungai tetapi sampah dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Misalnya:
Þ Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang berguna. Misalnya dapat diolah menjadi karet.
Þ Sampah organik yang dapat diuraiakan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunkan sebagai pupuk.
1. Tidak menggunakan pupuk atau pestisida secara berlebihan
Penggunaan pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan pertanian yang airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Maka dari itu, penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran yang serius
1. Mengolah limbah industri menjadi barang yang bermanfaat. Misalnya mengolah limbah industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun menjadi micin (yang dapat digunakan sebagai penguat rasa makanan).
2. Memanfaatkan tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali menjadi barang-barang kerajinan, seperti tas
3. Melestarikan hutan
Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan tidak berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi air dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam yang dapat merusak ekosistem air sungai
1. Membuat undang-undang mengenai pencemaran air sungai di Indonesia serta melakukan pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah tersebut.
2. Yang paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai di Indonesia adalah menyadarkan masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan. Karena dengan kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga mereka tidak akan membuang bahan pencemaran ke dalam sungai dan sungai akan terjaga kelestariannya yang akan membawa kesejahteraan bagi makhluk hidup di sekitarnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian pada BAB II diatas penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pencemaran air sungai adalah masuk atau dimasukkannya sesuatu yang dapat merubah tatanan (komposisi) air ke dalam aliran sungai.
2. pencemaran air sungai di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab.
3. Pencemaran air sungai di Indonesia membawa banyak dampak buruk yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup.
4. Secara garis besar cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia adalah menyadarkan masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya air sungai bagi makhluk hidup serta dampak buruk yang ditimbulkan jika air sungai tercemar. Sehingga mereka mau menjaga dan merawat aliran sungai dengan penuh kesadaran.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
1. Kepada Masyarakat
Melihat banyak dan bahayanya dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran air sungai maka masyarakat Indonesia diharapkan dapat menjaga dan melestarikan air sungai dengan penuh kesadaran agar air sungai tersebut tidak tercemar dan dapat berguna serta bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup.
1. Kepada Pelajar
Pelajar diharapkan terus menjaga dan merawat aliran sungai serta terus belajar dan mengembangkan wawasannya mengenai cara menanggulangi pencemaran air sungai khususnya di Indonesia agar pencemaran air sungai di Indonesia tersebut dapat dikurangi atau bahkan diatasi dan kehidupan makluk hidup di Indonesia menjadi lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
v Sam,Arianto 2008 pengertian Pencemaran Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://smileboys.blogspot.com diakses Agustus 2008)
v Triastuti 2008 Dampak Pencemaran Air di Lingkungan Sekitar Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://tridewi.blogspot.com diakses Mei 2008)
v Lutfi,Achmad 2009 Sumber dan Bahan Pencemaran Air Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://www.chem-is-try.org diakses 12 Maret 2009)
v Lutfi,Achmad 2009 Penanggulangan Terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan Pengolahan Limbah Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://www.chem-is-try.org diakses 12 Maret 2009)
v HI HMTL-ITS,Departemen 2007 Pencemaran Kali Surabaya: Sebuah Kasus yang Akan Selalu Terulang Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://www.pdam-sby.go.id diakses 4 November 2007
Jurnal Kimia LingkunganMei 26
Nama : Muhammad Ihsan
NIM : A1C311214
Mata Kuliah : Kimia Lingkungan
Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam Inhibitor Kerak pada Sumur Minyak
(The Effect of Temperature to Phosphonate Reaction in Scale Inhibitor at
the Oil Fields)
ABSTRAKpembentukan air. Suhu dalam formasi air cukup tinggi untuk mempengaruhi stabilitas dari
inhibitor. Oleh karena itu perlu Salah satu cara untuk mencegah pembentukan kerak pada ladang minyak adalah dengan menyuntikkan inhibitor skala ke dalam
untuk mempelajari bagaimana pengaruh suhu itu. Untuk tujuan ini, jenis inhibitor skala yang digunakan adalah Jet-Cote 592 dan Servo UCA 301. Mereka disuntikkan ke dalam formasi air di
Pematang dan Bekasap Selatan. Metode asam askorbat dengan spektrometri digunakan untuk menentukan fosfat yang ada dan fosfonat di inhibitor skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suhu mempengaruhi perubahan fosfonat, itu akan menjadi lebih tinggi ketika suhu meningkat. Perubahan dari fosfonat terbentuk di Selatan Bekasap dan Pematang minyak pembentukan
bidang air adalah 5,99% dan 8,36% untuk, Servo-UCA 301 6.13 dan 8,24 untuk Jet-Cote 592.
Kata kunci: suhu, fosfonat, inhibitor skala, spektrometri.
PENDAHULUAN
Kerak (scale) merupakan masalah yang cukup
kompleks dan selalu terjadi diladang-ladang minyak. Kerak didefinisikan sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi (Kemmer, 1979). Kerak yang terbentuk pada pipa-pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran fluida pada sistem pipa tersebut. Terganggunya aliran fluida menyebabkan suhu semakin naik dan tekanan semakin tinggi maka kemungkinan pipa akan pecah dan rusak.
Salah satu cara untuk mencegah terbentuknya kerak diladang-ladang minyak adalah dengan menginjeksikan bahan-bahan kimia pencegah kerak (scale inhibitor) ke dalam air formasi. Prinsip kerja dari scale inhibitor yaitu pembentukan senyawa kompleks (chelat) antara scale inhibitor dengan unsur-unsur pembentuk kerak. Senyawa kompleks yang terbentuk larut dalam air sehingga menutup kemungkinan pertumbuhan kristal yang besar. Di samping itu dapat mencegah kristal kerak untuk melekat pada permukaan pipa (Patton, 1981).
Pada umumnya scale inhibitor yang digunakan di ladang-ladang minyak dibagi atas dua tipe yaitu scale inhibitor anorganik dan scale inhibitor organik. Senyawa anorganik fosfat yang umum digunakan sebagai inhibitor adalah kondesat fosfat dan dehidrat fosfat. Anorganik fosfat banyak digunakan sebagai scale inhibitor sebelum berkembangnya fosfonat, fosfat ester dan polimer. Pada dasarnya bahan-bahan kimia ini mengandung group P-O-P dan cendrung untuk melekat pada permukaan kristal. Ikatan oksigen- fosfor ini sangat tidak stabil dalam larutan encer dan akan terhidrolisa (bereaksi dengan air) menghasilkan ortofosfat yang tidak aktif atau tidak berfungsi sebagai scale inhibitor. Reaksi ini biasa disebut sebagai reversi (Cowan, 1976).
Scale inhibitor organik yang biasa digunakan: organo fosfonat, organo fosfat ester dan polimer-polimer organik. Organo fosfat ester efektif untuk kerak CaSO4, organo fosfonat efektif untuk kerak CaCO3 dan polimer-polimer organik efektif untuk kerak CaCO3, CaSO4 dan BaSO4.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan inhibitor adalah : keefektifan, kestabilan, kacocokan dan biaya. Sifat dari scale inhibitor yang sangat diharapkan stabil dalam air pada waktu yang panjang dan temperatur yang
tinggi. Organo fosfor lebih stabil dari anorganik polifosfat. Ikatan langsung antara karbon-fosfor menyebabkan organo fosfat lebih stabil melawan reversi terhadap waktu, temperatur dan pH (Cowan, 1976).
Menurut Buzalmi (1986) sebagian besar pada ladang-ladang minyak daerah Bekasap dan Pematang terbentuk kerak CaCO3. Organo fosfonat merupakan scale inhibitor yang cocok untuk mencegah kerak tersebut.
Temperatur reservoir minyak dan gas bumi terutama ditentukan oleh kedalamannya, makin dalam makin tinggi temperaturnya. Di lain pihak nilai dari temperatur ini ditentukan oleh gradien panas bumi. Nilai rata-rata gradien panas bumi 2oF/kaki atau 1,11oC/kaki. Kedalaman sumur minyak daerah Bekasap dan Pematang lebih kurang 4500 kaki dan temperatur reservoir 195oF.
Mengingat temperatur reservoir daerah Bekasap dan Pematang cukup tinggi dan kestabilan inhibitor yang sangat dipengaruhi oleh temperatur maka dalam tulisan ini dikaji berapa besar pengaruh temperatur untuk mempercepat terjadinya reaksi hidrolisa tersebut.
METODOLOGI Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Water
Analysis PT Caltex Facific Indonesia Duri Riau.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : asam askorbat, asam sulfat, natrium hidroksida, antimonil potasium tartrat, amonium molibdat, phenolftalen dan amonium persulfat. Sedangkan alat yang digunakan : spektronik 1201 dan seperangkat peralatan gelas.
Penyediaan Sampel
Sampel yang dianalisa dibagi menjadi 3 bagian :
1. Sampel bahan kimia (chemical) yang belum dinjeksikan ke dalam sumur minyak. Bahan kimia yang diambil merk Jet-Cote 592 dan Servo-UCA 301.
2. Sampel air formasi dari sumur yang diinjeksi dengan 2 macam bahan kimia di atas. Sampel ini diambil dari sumur Bekasap Selatan 10 dan sumur Pematang 8 untuk yang diinjeksi dengan Jet-Cote 592 dan sumur Bekasap Selatan 11 dan Pematang 2 untuk yang diinjeksi dengan dengan Servo- UCA 301.
3. Sampel air formasi dari sumur yang tidak diinjeksi dengan scale inhibitor yang letaknya berdekatan dengan sumur bagian dua (Bekasap Selatan 6, Pematang 31, Bekasap Selatan 4 dan sumur Pematang13).
Prinsip Metoda
Dalam penelitian ini dipakai metoda asam askorbat secara spektrometri. Konsentrasi fosfat total (ortofosfat total) ditentukan dengan merubah semua fosfor ke dalam bentuk ortofosfat dengan cara destruksi (digestion) menggunakan amonium persulfat sebagai oksidator, sedangkan untuk penentuan fosfat saja tidak dilakukan destruksi. Dalam metoda asam askorbat, amonium molibdat dan potasium antimonil tartrat bereaksi dengan ortofosfat dalam media asam membentuk asam pospomolibdat dan kemudian direduksi menjadi kompleks molibdat oleh asam askorbat.
Pengaruh temperatur terhadap perubahan fosfonat menjadi fosfat ditentukan dengan menvariasikan temperatur antara 100-210oF dan kandungan fosfonatnya ditentukan dengan cara merubah semua fosfor ke dalam bentuk ortofosfat.
Penentuan fosfat (ortofosfat) total.
Sampel 50 mL dimasukkan ke dalam beaker
gelas, ditambahkan 0,4 g amonium persulfat dan
1 mL H2SO4 6M. Larutan ini kemudian didestruksi sampai hampir kering, dibiarkan dingin. Setelah dingin diberi indikator phenolftalen, ditambah NaOH 6M sampai warna pink muncul, kemudian dinetralkan dengan H2SO4 5N sampai warna pink hilang. Larutan ini diencerkan sampai volume 50 mL. Dimasukkan 8 mL reagen singel (asam sulfat pekat + antimonil potasium tartrat + amonium molibdat + asam askorbat) dan dibiarkan selama 40 menit. Diukur
%T dengan alat spektrometer pada panjang gelombang maksimum 880 nm.
Penentuan Fosfat (Ortofosfat Saja)
Sampel 50 mL dimasukkan ke dalam beaker gelas, ditambah 8 mL reagen singel dan dibiarkan
selama 40 menit dan diukur %T dengan alat spektrometer pada panjang gelombang maksimum 880 nm.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Fosfonat dalam Scale Inhibitor
Jet-Cote 592 dan Servo-UCA 301 merupakan scale inhibitor fosfonat yang berwujut cair. Hasil analisa fosfat dan fosfat total dari 0,05 mL scale inhihitor dalam aquades dan air formasi yang tidak diinjeksi dengan bahan kimia dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil di atas menunjukkan bahwa sebelum scale inhibitor diinjeksikan ke dalam air formasi (sumur minyak) telah ada 8493 ppm dalam Jet Cote-592 dan 5605 ppm dalam Servo UCA-301 fosfat. Fosfat ini mungkin berasal dari fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat. Dalam air formasi ternyata kandungan fosfatnya lebih tinggi dibanding dalam aquades, yang berarti di dalam air formasi juga terdapat fosfat sehingga scale inhibitor yang diencerkan dalam air formasi kandungan fosfat lebih tinggi dibanding dalam aquades.
Kandungan fosfonat yang masih aktif diketahui dengan menentukan kandungan fosfat
total yang dikurangi dengan fosfat yang ada di dalamnya. Dalam setiap 0.05 mL Jet Cote-592 terdapat rata-rata 107373 ppm fosfonat dan
92969 ppm dalam Servo UCA-301. Angka tersebut menunjukkan bahwa kandungan fosfonat Jet-Cote 592 sedikit lebih tinggi dibanding Servo-UCA 301.
Pengaruh Temperatur Terhadap Perubahan
Fosfonat
Pengaruh temperatur terhadap perubahan
fosfonat menjadi fosfat dapat dilihat pada gambar 1 dan 2. Dari gambar 1 dan 2 terlihat fosfonat yang berubah menjadi fosfat semakin banyak dengan naiknya temperatur. Pada temperatur rendah perubahannya kecil, tetapi semakin naik temperatur semakin banyak fosfonat yang berubah menjadi fosfat.
Tabel 1. Kandungan fosfat dan fosfat total dalam scale inhibitor.
Sampel Pengencer Konsentrasi (ppm)Fosfat Fosfat total Fosfonat
Jet-Cote 592
Aquades 5605 120096 114491Air sumur Pematang 31 19090 117018 97928Air sumur Bekasap Selatan 424094 133796 109702
Servo-UCA 301
Aquades 8493 113418 104925Air sumur Pematang 13 20758 104937 84179Air sumur Bekasap Selatan 621647 111450 89803
Hasil diatas menunjukkan bahwa sebelum scale inhibitor diinjeksikan ke dalam air formasi (sumur minyak) telah ada 8493 ppm dalam Jet Cote-592 dan 5605 ppm dalam Servo UCA-301 fosfat. Fosfat ini mungkin berasal dari fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat. Dalam air formasi ternyata kandungan fosfatnya lebih tinggi dibanding dalam aquades, yang berarti di dalam air formasi juga terdapat fosfat sehingga scale inhibitor yang diencerkan dalam air formasi kandungan fosfat lebih tinggi dibanding dalam aquades.
Kandungan fosfonat yang masih aktif diketahui dengan menentukan kandungan fosfat total yang dikurangi dengan fosfat yang ada di dalamnya. Dalam setiap 0.05 mL Jet Cote-592 terdapat rata-rata 107373 ppm fosfonat dan
92969 ppm dalam Servo UCA-301. Angka tersebut menunjukkan bahwa kandungan fosfonat Jet-Cote 592 sedikit lebih tinggi dibanding Servo-UCA 301.
15
10
5
0
Aquades
Pematang 13
Bekasap Selatan
6
90 100 120 140 160 180 200 210
Temperatur (oF)
Gambar 1. % perubahan fosfonat menjadi fosfat pada Servo UCA-301 dalam aquades, air formasi daerah Pematang dan Bekasap Selatan
14
12
Aquades
Pematang 31
Bekasap Selatan 4
10
8
6
4
2
0
90 100 120 140 160 180 200 210
Temperatur (oF)
Gambar 2. % perubahan fosfonatmenjadifosfat pada JC-592 dalam aquades,
Hasil analisa Servo UCA-301 dalam aquades pada temperatur rendah sampai 200oF perubahannya tidak terlalu tajam, hanya kurang dari 3%, tetapi bila temperatur dinaikkan
menjadi 210oF fosfonat yang berubah menjadi fosfat meningkat tajam mencapai 6,68% (lihat gambar
1). Fosfonat yang berubah menjadi fosfat pada air formasi lebih tinggi dibanding dengan dalam aquades, disamping dalam air formasi sendiri mengandung fosfat juga banyak kandungan ion- ion lain yang kemungkinan dapat mempercepat
terjadinya perubahan ini.
Menurut Koesoemadinata dan Lalicker (1959) air formasi mengandung ion-ion seperti kalsium, magnesium, aluminium, silika, tembaga, vanadium dan lain-lain. Kemungkinan diantara ion-ion tersebut ada yang bersifat katalis untuk reaksi ini sehingga mempengaruhi perubahan fosfonat menjadi fosfat.
Hasil analisa Jet Cote-592 dalam aquades pada temperatur rendah sampai 200oF perubahannya kurang dari 4%, tetapi bila temperatur dinaikkan menjadi 210oF fosfonat yang berubah menjadi fosfat meningkat tajam sampai 6,79%. Dalam air formasi pada 200oF perubahannya sekitar 7,2% tetapi pada temperatur 210oF perubahannya mencapai
11,74% pada air formasi sumur Pematang dan
9,19% dalam air formasi sumur Bekasap (lihat gambar 2). Hasil analisis Jet Cote-592 baik dalam aquades maupun dalam air formasi sumur pematang dan Bekasap Selatan tidak jauh berbeda dengan Servo-UCA 301 yang berarti kestabilannya tidak jauh berbeda, juga keduanya cocok untuk kerak CaCO3, hanya saja Jet Cote-
592 kandungan fosfonatnya sedikit lebih tinggi
dibanding Servo UCA-301, yang berarti Jet Cote-592 lebih efektif dari Servo UCA-301 karena semakin banyak kandungan fosfatnya semakin banyak mengikat kerak.
Scale Inhibitor pada Sumur Minyak
Untuk mengetahui kandungan fosfonat dalam sumur minyak, dilakukan analisis fosfat dan fosfat total yang terdapat dalam air formasi yang mengandung fosfat maka dilakukan analisis fosfat pada air formasi dari sumur yang tidak diinjeksi dengan scale inhibitor. Air formasi yang dipilih letaknya berdekatan dengan sumur minyak yang diinjeksi dengan scale inhibitor. Hasil analisa kandungan fosfat dan fosfat total pada sumur yang diinjeksi dengan scale inhibitor dan fosfat pada sumur yang tidak diinjeksi dengan bahan kimia serta perubahan fosfonatnya dapat dilihat pada tabel 2-5. Sampel ini diambil sebanyak 6 kali dengan jarak waktu 3 hari.
Hasil analisis pada tabel 2-5 menunjukkan bahwa fosfat ada dalam air fomasi sumur yang tidak diinjeksi dengan scale inhibitor. Kandungan fosfat pada air formasi sumur minyak daerah Pematang terlihat lebih tinggi dibanding dengan air formasi sumur minyak daerah Bekasap Selatan. Fosfat yang ada dalam air formasi ini berkisar antara 0,037 ppm sampai
0,073 ppm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan fosfat tidak sama setiap waktu, hal ini sangat dimaklumi bahwa sampel yang diambil merupakan sampel yang mengalir. Air yang bercampur dengan minyak ini dihisap oleh pompa dari dalam tanah yang komposisi kimianya tidak sama.
Tabel 2. Jet Cote-592 pada air formasi sumur Pematang
No Pematang 8 Pematang 13 % Fosfonat → fosfatFosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1
2
3
4
5
6
O,075
0,126
0,042
0,068
0,126
0,088
0,428
0,499
0,306
0,344
0,646
0,473
0,043
0,068
0,017
0,036
0,088
0,088
7,48
11,62
8,17
9,30
5,88
6,98x 0,088 0,449 0,051 8,24
Tabel 3. Jet Cote-592 pada air sumur Bekasap Selatan
No Bekasap Selatan 10 Bek. Sel. 6 % Fosfonat → fosfatFosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1 0,056 0.563 0,030 4,64
2
3
4
5
6
0,062
0,068
0,100
0,126
0,133
0,730
0,704
0,852
0,826
0,922
0,023
0,036
0,043
0,055
0,068
5,34
4,55
6,69
8,56
7,05x 0.091 0,766 0,043 6,83
Tabel 4. Servo UCA-301 pada air formasi sumur Pematang
No Pematang 2 Pematang 31 % Fosfonat → fosfatFosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1
2
3
4
5
6
0,107
0,158
0,152
0,171
0,145
0,073
0,711
0,887
0,858
0,819
0,825
0,641
0,059
0,094
0,094
0,075
0,081
0.036
6,75
7,21
6,76
11,72
7,76
9,98x 0,139 0,790 0,073 8,36
Tabel 5. Servo UCA-301 pada air formasi sumur Bekasap Selatan
No Bekasap Selatan 11 Bek. Sel. 4 % Fosfonat → fosfatFosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1
2
0,094
0,068
0,588
0,608
0,043
0,036
8,67
5,26
3
4
5
6
0,102
0,065
0,071
0,049
0,646
0,524
0,768
0,659
0,062
0,030
0,043
0,011
6,19
6,68
3,36
5,77x 0.075 0,633 0,037 5,99
Fosfonat (fosfat total) yang dalam air formasi berkisar antara 0,306 ppm sampai 0,922 ppm. Fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat dalam air formasi dihitung dengan mengurangi kandungan fosfat total dengan fosfat. Perubahan fosfonat yang terjadi di dalam air formasi sumur minyak Bekasap Selatan dan Pematang sebesar
5,99% dan 8,36% untuk Servo-UCA 301serta
6,13% dan 8,24% untuk Jet-Cote 592. Dari angka tersebut terlihat bahwa perubahan fosfonat yang terjadi dalam air formasi sumur daerah Pematang lebih tinggi dari daerah Bekasap Selatan. Dari gambar 1 dan 2, yaitu scale inhibitor yang diperlakukan pada temperatur
yang bervariasi menunjukkan bahwa perubahan
8,36% dan 8,24% terjadi pada temperatur di atas
200oF, berarti bahwa temperatur reservoir daerah Pematang lebih tinggi dari 200oF. Fosfonat yang belum berubah menjadi fosfat (91%) akan melewati pipa-pipa saluran menuju tangki
pengumpul (gathering station).
KESIMPULAN DAN SARAN
Temperatur mempengaruhi perubahan fosfonat menjadi fosfat dimana perubahannya semakin besar dengan semakin naiknya temperatur. Scale inhibitor Servo UCA-301 dan Jet Cote-592 lebih baik digunakan pada temperatur dibawah 200oF. Perubahan fosfonat yang terjadi di dalam air formasi sumur minyak Bekasap Selatan dan Pematang sebesar 5,99% dan 8,36% untuk Servo- UCA 301serta 6,13% dan 8,24% untuk Jet-Cote592.
DAFTAR PUSTAKA
Buzalmi, 1990. Perbandingan Efektifitas Kerja antara Scale inhibitor Perdagangan dengan
Scale inhibitor Buatan Sendiri dalam Mencegah Terbetuknya Kerak pada Pipa Saluran Minyak PT CPI Duri, Jurusan Kimia Universitas Riau, 61.
Cowan, J.C. and D.J. Weintritt, 1976. Water- Formed Scale Deposit. Houston, Texas,
Gulf Publishing Co., 1-484.
Koesoemadinata, R. P. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Edisi 2. Penerbit ITB Bandung,44-47. Kemmer F.N., 1979. The Nalco Water Hand Book. Nalco Chemical Co. Mc Graw Hill
Book CO. New York, 20, 1-19.
Lalicker G.G., 1959. Principles of Petroleum Geology. Appletion-Century-Crafts Inc. New York, 68-72
Jurnal RUSAKNYA TANAH DAN LINGKUNGAN DI INDONESIA AKIBAT PEMAKAIAN PESTISIDA YANG BERLEBIHAN
05:28 No comments
RUSAKNYA TANAH DAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
AKIBAT PEMAKAIAN PESTISIDA YANG BERLEBIHAN
Vionita Firdausy
Universitas Negeri Malang
email: [email protected]
ABSTRAK : Pertanian di wilayah Indonesia yang ada, semuanya tidak bisa lepas dengan pengaruh pestisida. Pestisida sangat membantu petani dalam membasmi hama. Tetapi pestisida juga memiliki masalah tersendiri terhadap kualitas dihasilkan. Serta penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanah sekitar pertanian juga akan merusak unsur hara kesuburan tanah.
Kata kunci : residu pestisida, kerusakan kesuburan tanah, dampak, kerusakan lingkungan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa semua industri pertanian yang terdapat di negeri ini semuanya
bergantung pada pestisida. Pestisida sangat membantu petani dalam membasmi hama. Namun banyak
dampak negatif yang terjadi, ini diakibatkan penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang
dianjurkan, dan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak
ekosistem. Dan karena pestisida pula tingkat kesuburan tanah di wilayah Indonesia semakin menurun.
Pestisida sendiri adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Hama dalam hal ini yaitu serangga, tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain
yang dianggap merugikan, dan hanya dengan pestisida ini bisa dibasmi.
Pestisida mungin sangat bermanfaat bagi pertanian. Namun akhir-akhir ini disadari bahwa
pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis ibarat pisau bermata dua. Dibalik manfaatnya yang
besar bagi peningkatan produksi pertanian, terdapat bahaya yang merugikan. Tidak bisa dipungkiri,
bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak
mengikuti aturan yang ada. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat
dikelompokkan atas 3 bagian : (1). Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, (2).
Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida secara tidak langsung
meningkatkan perkembangan populasi jasad pengganggu tanaman, dan ini sangat merugikan petani itu
sendiri.
DAMPAK NEGATIF PESTISIDA TERHADAP LINGKUNGAN PERTANIAN
Penggunaan pestisida sendiri, disamping bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian
tapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap kesehatan.
Dibidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran, maksudnya dalam proses
pemberian pestisida kurang lebih hanya 20 persen mengenai sasaran (tumbuhan) sedangkan 80 persen
lainnya jatuh ke tanah. (Sa’id, 1994).
Dan dari akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian.
Kesuburan tanah lambat laun akan menurun, sehingga dari tahun ketahun jumlah hasil produksi
pertanian juga akan semakin menurun karena tidak terjaganya unsur hara yang ada didalam tanah.
Apabila pestisida masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency
Syndrom) dan sebagainya.
Pestisida yang paling berpengaruh menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam
kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang
disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka
terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai, (Sa’id, 1994). Dan pastisida sintetik ini banyak
digunakan oleh petani-petani Indonesia. Jika pestisida sintetik ini dipakai terus menerus zat kimianya
akan terakumulasi sehingga unsure hara menjadi berkurang dan sulit untuk dikembalikan seperti
semula.
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan
dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahan-bahan kimia tersebut dipergunakan di lingkungan.
Sebagian besar bahan-bahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh
mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar
ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah.
Pestisida sendiri tanpa disadari bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau
yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada
lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah. Pembuangan bahan-bahan kimia yang yang
tidak sengaja dan berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air.
Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya,
dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh
partikel-partikel tanah.
Berdasarkan data yang diperoleh Theresia (1993) dalam Sa’id (1994), di Indonesia kasus
pencemaran oleh pestisida menimbulkan berbagai kerugian. Di Lembang dan Pengalengan tanah
disekitar kebun wortel, tomat, kubis dan buncis telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup
tinggi. Juga telah tercemar beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk
dan juga tercemarnya produk-produk hasil pertanian.
UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN PESTISIDA
Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi kesuburan tanah, lingkungan dan
kesehatan, sehingga perlu adanya pengendalian dan pembatasan dari penggunaan pestisida tersebut
serta mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh residu pestisida. Melalui proses sosialisasi dari
dinas pertanian seharusnya turun tangan dalam menjelaskan pemakaian pestisida secara benar.
Sehingga para petani tidak berlebihan dalam mengoprasikannya.
Kebijakan global pembatasan penggunaan pestisida sintetik yang mengarah pada
pemasyarakatan teknologi bersih (clean technology) yaitu pembatasan penggunaan pestisida sintetik
untuk penanganan produk-produk pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport (Suwahyono,
1996). Dalam hal ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pestisida dan mencegah
pencemaran lebih berlanjut lagi.
Dan solusi aman dari bebas pestisida ini. Dimulai dari kembali lagi menggunakan pupuk organik,
selain biaya tidak terlalu mahal dibandingkan dengan pestisida pupuk organic juga memiliki berbagai
macam manfaat. Yaitu penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan
sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif
sedikit, Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, dan Membentuk senyawa kompleks dengan
ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan. Sehingga dapat meningkatkan
kualitas lahan secara berkelanjutan.
KESIMPULAN
Pestisida memang sangat bermanfaat bagi petani. Namun, jika banyak dampak negative dalam
penggunaannya. Terutama berdampak pada masalah lingkungan, maka perlu ada pembatasan dan
pengawasan dalam penggunaannya, agar dampak yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan. Dan akan
lebih baik lagi jika penggunaan pupuk anorganik atau pestisida diganti dengan pupuk organic. Karena
memang pupuk organic sangat berfungsi dalam menjaga unsure hara tanah. Pupuk organik sangat
bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Seharusnya di Indonesia
ini lebih mengembangkan lagi penggunaan pupuk organic, karena bahan pembuatan pupuk organic ini
sangat banyak di Negeri ini.
REFERENSI
M.Sudjak Saenong dan Awaludin Hipi. Jurnal Kerusakan Lingkungan Dan Gangguan Kesehatan Sebagai Dampak Pengunaan Pestisida Pertania. Peneliti Hama Penyakit pada BALITSEREAL.
Sofia, Diana. Jurnal Pengaruh Pestisida dalam Lingkungn Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatra Utara.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Poskan KomentarLangganan: Poskan Komentar (Atom)
Social Profiles
Popular Tags Blog Archives
Total Tayangan Laman7618
Selamat datangsemoga blog yang saya buat dapat bermanfaat buat teman-teman.
Mengenai Saya
Vionita Firdausy
Lihat profil lengkapku
Daftar Isi Blog Vio....
SEJARAH KURIKULUM GEOGRAFI SMA
STRUKTUR KURIKULUM KTSP SMA/MA
KONSEP KURIKULUM
Search
Planet X Bukan Planet Nibiru
PROSES TERJADINYA BUMI
Mengapa Langit Gelap di Malam Hari?
HAKIKAT GEOGRAFI
Praktikum Mengukur profil Lereng dan Arah Mata Angin DI Parangkritis
Praktikum Mengukur Periode Gelombang di Parangkritis
Praktikum Menghitung Sudut Datang Hempasan Pantai Parangtritis
Parameter Oseanografi
Parangtritis
Graben Bantul
Museum Merapi
Kali Putih Jogya
Kalimuncar, Desa Segoro Karangsambung
Sungai Luk Ulo Karangsambung
Kali Mandala Karangsambung
Gunung Wurung Karangsambung
Museum Karangsambung
Desa Pucangan Karangsambung
Gerhana matahari cincin
Sensor Curah Hujan
BIOTA AIR TAWAR SUNGAI DAN WADUK
Adaptasi Morfologi
huatn magrove (2)
Hutan Mangrove
TEORI LOKASI EKONOMI
PERTAMBANGAN
potensi tambang tulungagung
contoh PENGHITUNGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Gelombang laut
Jurnal ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN TERHADAP KAWASAN PERTANIAN BERDASARKAN RENCANA PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2008-2018.
WAKTU SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK TANAH
ORGANISME SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK TANAH
Iklim Sebagai Faktor Pembentuk Tanah
FAKTOR PEMBENTUK TANAH BAHAN INDUK
PENGARUH TOPOGRAFI DALAM PEMBENTUKAN TANAH
Bahan Induk Tanah
contoh sk dan kd IPS SMP
contoh sk dan kd IPS SMP
Contoh Pembelajaran IPS Terpadu SMP
penelitian mengenai permasalahan pembelajaran IPS Terpadu terutama pada mata Geografi
MANGROVE COAST
Planck Menyingkap Alam Semesta
Menggali Catatan Sejarah Bima Sakti
Alam Semesta, Besar, Indah dan (sebagian besar) Tidak Tampak
Struktur di Bima Sakti Yang Dilihat Fermi
Langit Malam nan Cemerlang
Tatapan Sepasang Mata dari Angkasa
Kisah penemuan Galaksi Bima Sakti (Bagian Pertama)
Bintang Kaya Logam, Induk Bagi Planet Batuan
Penemuan Planet Pengembara di Ruang Angkasa
Planet Terbesar Yang Bergerak Terbalik
35 Spesies Alga Beracun Ada di Indonesia
Tanggapan terjadinya gempa bumi di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara , 22 Maret 2012
Penurunan Aktivitas G. Semeru dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II)
Hari Equinox
Jurnal RUSAKNYA TANAH DAN LINGKUNGAN DI INDONESIA AKIBAT PEMAKAIAN PESTISIDA YANG BERLEBIHAN
Analisis Iklim Jepang
Pentingnya Pendidikan Geografi dalam Mitigasi Bencana
Gelombang air laut
LETAK GEOGRAFIS LUMAJANG
10 Situs Geologis Paling Menakjubkan di Dunia
elfa Fajri
alert("WELCOME TO elfa Fajri's BLOG");
Minggu, 27 November 2011
Review Jurnal : “Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan Yogyakarta: Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM Yogyakarta”
A. LATAR BELAKANG
Gubernur DI.Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, tingkat pencemaran udara
di wilayah Jateng dan Yogyakarta makin tinggi, kalau boleh dikatakan sudah memasuki nilai ambang
batas, sehingga semua pihak diminta waspada dan berhati-hati. Sehubungaan dengan itu, perlu diambil
langkah-langkah untuk menghindari kemungkinan hujan asam yang efeknya merugikan manusia. Secara
umum,meski dari hasil penelitian belum dapat disimpulkan ada tren naik atau menurun dalam hal gas
polutan yang dilepas ke udara, mengingat dari hasil pemantauan beberapa parameter menunjukkan
angka fluktuatif, sesungguhnya harus diakui kualitas udara menurun. Bahkan beberapa pakar
berpendapat, kualitas udara Yogyakarta sudah memasuki nilai ambang batas dan perlu diwaspadai.
Karena itu perlu segera diambil langkah-langkah guna menghindari kemungkinan terjadi hujan asam.
Sekarang di jalan raya makin banyak para pengendara sepeda motor yang mengenakan masker
meskipun seadanya. Sebab, mereka menyadari bahwa tingkat pencemaran udara makin tinggi (Sri Sultan
HB X, 2002).
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini lebih difokuskan pada profil fisikokimiawi
pencemaran udara dan konservasi ruang terbuka hijau (RTH) menuju eco-garden city yang nyaman,
ramah lingkungan dan berkelanjutanmelalui karakterisasi tanaman hutan kota (THK) yang berfungsi
sebagai bioreductor pencemaran udara yang lebih difokuskan pada pencemar logamberat timbal/timah
hitam(Pb). Karakterisasi berbagai jenis tanaman yang banyak ditanam di kawasan tumbuh cepat
perkotaan Yogyakarta dengan beragam fungsinya yang kemudian disebut tanaman hutan kota (THK).
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini sangat diperlukan untuk formulasi tata ruang eco-garden city
yang nyaman, ramah lingkungan dan sustainable di kawasan tumbuh cepat perkotaan Yogyakarta
sekaligus sebagai output penelitian ini secara holistic.
B. METODE
1. Alat
HVAS
Termometer
RH-meter
Anemo meter
Midget impinge
Colorimeter
Gravimetri
AAS
2. Bahan
Sampel udara sebanyak 9 sampel yang diambil di setiap titik sampel yang berjumlah 3 titik, yaitu di
kawasan Malioboro, Kridosono dan UGM.
3. Langkah Kerja
Metode penelitiannya menggunakan desain penelitian lapangan dan laboratorium dengan pendekatan
eksperimen (true experimental research). Dalam penelitian ini dibatasi pada 3 titik sampling yang
diharapkan dapat mewakili populasi secara kewilayahan, yakni kawasan tumbuh cepat perkotaan
Yogyakarta. Dalam 3 titik sampel tersebut diuji parameter fisik dan kimianya yang terkait dalam
pencemaran udara di lokasi sampling tersebut. Tiga titik sampling tersebut terdiri dari kawasan
Malioboro tepatnya di depan gedung DPRD yang mewakili pusat kota, kawasan Kridosono yang mewakili
pemukiman kota, dan kawasan UGM tepatnya di jalur perempatan MM yang mewakili kampus kota.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai parameter kimia yang diteliti adalah kadar Pb di udara,
dalam daun tanaman, dan dalam air cucian (leaching) daun tanaman sampel.
C. DATA
Kondisi fisikokimia yang berhasil diuji dan dianalisis secara langsung di 3 titik sampling.
Tabel 1.
Kondisi fisikokimia di titik sampling 1 (kawasan Malioboro)
No. Parameter SatuanBaku
Mutu
Hasil
PengujianAlat / Metode
Fisika :
1. Suhu udara oC - 36 Thermometer
2. Kelembaban udara % - 42 RH-meter
3. Kecepatan angin m/s - 0,8 Anemo meter
4. Keadaan cuaca - - Cerah Visual
Kimia :
1. Timbal (Pb) µg/m3 60 68,24 HVAS, Destruksi, AAS
2. Sulfur dioksida (SO2) mg/L 0,3 1,168 Midget impinge, Calorimeter
3. Nitrogen dioksida (NO2) mg/L 0,2 0,81 Midget impinge, Calorimeter
4. Partikulat (debu) µg/m3 230 0,296 HVAS, Gravimetri
Sumber : data primer tanggal 14 Maret 2007
Tabel 2
Kondisi fisikokimia di titik sampling 2 (kawasan Kridosono)
No. Parameter SatuanBaku
Mutu
Hasil
PengujianAlat / Metode
Fisika :
1. Suhu udara oC - 28 Thermometer
2. Kelembaban udara % - 49 RH-meter
3. Kecepatan angin m/s - 1,3 Anemo meter
4. Keadaan cuaca - - Cerah Visual
Kimia :
1. Timbal (Pb) µg/m3 60 46,97 HVAS, Destruksi, AAS
2. Sulfur dioksida (SO2) mg/L 0,3 1,006 Midget impinge, Calorimeter
3. Nitrogen dioksida (NO2) mg/L 0,2 0,16 Midget impinge, Calorimeter
4. Partikulat (debu) µg/m3 230 0,215 HVAS, Gravimetri
Sumber : data primer tanggal 14 Maret 2007
Tabel 3.
Kondisi fisikokimia di titik sampling 3 (kawasan UGM)
No. Parameter SatuanBaku
Mutu
Hasil
PengujianAlat / Metode
Fisika :
1. Suhu udara oC - 35 Thermometer
2. Kelembaban udara % - 51,5 RH-meter
3. Kecepatan angin m/s - 1,7 Anemo meter
4. Keadaan cuaca - - Cerah Visual
Kimia :
1. Timbal (Pb) µg/m3 60 46,75 HVAS, Destruksi, AAS
2. Sulfur dioksida (SO2) mg/L 0,3 1,112 Midget impinge, Calorimeter
3. Nitrogen dioksida (NO2) mg/L 0,2 0,1 Midget impinge, Calorimeter
4. Partikulat (debu) µg/m3 230 0,216 HVAS, Gravimetri
Sumber : data primer tanggal 14 Maret 2007
D. PEMBAHASAN
Pada tabel 1 tersebut bahwa secara kimia, parameter logam berat Pb di udara menunjukkan
angka yang lebih besar dibanding baku mutunya. Adapun parameter kimia lainnya seperti SO 2 dan NO2
juga menunjukkan angka yang jauh lebih besar dibanding baku mutunya. Parameter suhu udara sangat
tinggi yakni 36oC padahal suhu kamar untuk daerah tropis seperti Indonesia umumnya berkisar 27oC, jadi
peningkatan panasnya adalah 9oC. Peningkatan suhu ruang yang besar menyebabkan penurunan kadar
air di udara sehingga kelembaban udaranya menjadi rendah yakni 42 %.
Pada tabel 2 tersebut bahwa secara kimia, parameter logam berat Pb di udara menunjukkan
angka yang lebih kecil dibanding baku mutunya. Adapun parameter kimia lainnya seperti SO 2 juga
menunjukkan angka yang jauh lebih besar dibanding baku mutunya, sedangkan parameter NO2
menunjukkan angka yang relatif kecil dibanding baku mutunya. Secara fisik, parameter suhu udara
relatif sama dengan suhu kamar, hanya selisih 1oC yakni 28oC padahal suhu kamar untuk daerah tropis
seperti Indonesia umumnya berkisar 27oC, jadi peningkatan panasnya adalah 1oC. Suhu ruang yang
relatif sama dengan suhu kamar menyebabkan peningkatan kadar air di udara sehingga kelembaban
udaranya menjadi tinggi yakni 49 %.
Pada tabel 3 tersebut bahwa secara kimia, parameter logam berat Pb di udara menunjukkan
angka yang lebih kecil dibanding baku mutunya. Adapun parameter kimia lainnya seperti SO 2 juga
menunjukkan angka yang jauh lebih besar dibanding baku mutunya, sedangkan parameter NO2
menunjukkan angka yang relatif kecil dibanding baku mutunya. Secara fisik, parameter suhu udara
sangat tinggi yakni 35oC padahal suhu kamar untuk daerah tropis seperti Indonesia umumnya berkisar
27oC, jadi peningkatan panasnya adalah 8oC. Peningkatan suhu ruang yang besar ternyata menyebabkan
kenaikan kadar air di udara sehingga kelembaban udaranya menjadi sangat tinggi yakni 51,5 %.
Fakta tersebut bertentangan dengan fakta pada lokasi sampel I (kawasanMalioboro), setelah
dianalisis lebih lanjut ternyata yang menyebabkan peningkatan kelembaban udara di lokasi sampel III
(kawasan UGM) adalah adanya air selokan Mataram yang melimpah di dekat lokasi sampling sehingga
kadar air di udara menjadi lebih besar.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan di atas maka secara berurutan dapat disimpulkan
bahwa tingkat pencemaran udara yang ditinjau dari aspek fisikokimiawi adalah kawasan Malioboro
kemudian kawasan Kridosono dan terakhir kawasan UGM. Secara fisikokimiawi parameter cemaran
udaranya sudah melebihi ambang batas/baku mutunya khususnya di kawasan Malioboro. Adapun
tingkat pencemaran udara di kawasan Kridosono lebih rendah dibanding kawasan Malioboro, dan
tingkat pencemaran di kawasan UGM relatif sama dengan kawasan Kridosono kecuali aspek fisiknya
yang relatif berbeda. Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut
adalah dengan menciptakan sabuk hijau di jalur-jalur transportasi padat, khususnya jenis
pohon/tumbuhan tertentu yang memiliki kemampuan untuk menyerap cemaran udara.
Diposkan oleh elfa Fajri di 18:23
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
About
Mengenai Saya
elfa Fajri
solo, Jawa Tengah, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Archives
► 2012 (4) o ► Mei (1) o ► Januari (3)
▼ 2011 (81) o ► Desember (26) o ▼ November (12)
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID PADA DAUN KATU ... Review Jurnal : “Profil Pencemaran Udara Kawasan P...
MATERI GENETIKA DASAR Nanopartikel Membahayakan Kesehatan? MOTTO Arsen Si Pembunuh Bayaran Catatan Harian Natrium PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP SIFAT TOLERANSI ... Luas Daun, Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbnhan... KANDUNGAN KLOROFIL DAN PERTUMBUHAN KACANG PANJANG ... Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) SPEKTRUM ATOM HIDROGEN
o ► Juli (14) o ► Juni (23) o ► Mei (6)
Template Picture Window. Gambar template oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.
cahaya dunia
Rabu, 04 April 2012
dampak polusi udara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas karunia dan rahmat yang telah diberikan sehingga jurnal
kesehatan “Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak
lupa pula shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W yang berperan sebagai suri tauladan bagi seluruh
umat manusia, dengan mengajarkan ilmu pengetahuan baik dunia maupun akhirat.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan jurnal kesehatan “Dampak Polusi Udara
Terhadap Kesehatan” ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada yang terhormat :
1. Bpk. Abdul Rochim, M. st., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah fisika yang selalu memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis.
2. Bapak,Ibu dan keluarga yang selalu mensuport perkuliahan penulis.
3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa FKM UAD yang selalu ada bersama penulis untuk saling bertukar fikiran
dan sharing.
4. Teman-teman Asrama Putra/i Anambas yang selalu mendampingi penulis.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam jurnal kesehatan ini, yang telah
banyak memberikan dorongan moril guna terselesaikannya jurnal ini.
Penulis menyadari bahwa jurnal kesehatan “Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan” ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan jurnal kesehatan ini. Akhir kata semoga jurnal kesehatan ini berguna bagi kita semua,
khususnya dalam pelaksanaan penulisan jurnal selanjutnya.
Yogyakarta, 20 desember 2011
Penulis
ABSTRAK
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber
pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran,
dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang
dibuang ke udara bebas. Polusi/ pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain dalam lingkungan lain dan atau berubahnya tatanan lingkungan dari
kegitatan proses alam, sehingga kwalitas turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi secara optimal. Sedangkan polusi udara adalah
penyusutan kualitas udara sampai pada yang mengganggu kehidupan karena masuknya polutan ke
udara. Dalam jurnal ini penulis menyimpulkanbeberapa masalah yaitu:Penyebab terjadinya polusi
udara;dampak yang terjadi akibat polusi udara;cara penanggulangan dan pencegahan polusi udara.
Secara umum tujuan penulisan jurnal ini untuk: Dapat diketahuinya karakteristik dan sumber pencermar
udara di lingkungan; Dapat diketahuinya dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh parameter pencemar
udara dan dapat mengambil tindakan pengandalian. Manusia. Secara alami, polusi udara timbulkarena
letusan gunung berapi,kebakaran hutan dengan sebab alamiah, pembusukan, dan nitrifikasi serta
denitrifikasi makhluk hidup. Akan tetapi, sumber utama dari polusiudara ditimbulkan oleh manusia.
Kata Kunci: Asap kendaraan, Debu, Penyakit, Pencegahan,Pengendalian
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan.
Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber
pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran,
dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang
dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam,
seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara
tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia.Udara merupakan media yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan
perhatian yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana
program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan dampak positif
namun disisi lain akan memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara
dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit.
Sumber pencemaran udara dapat pula berasal dari asap kendaraan, asap rokok, asap pabrik,
sampah, debu dan sebagainya. Mengingat bahayanya pencemaran udara terhadap kesehatan
sebagaimana kasus-kasus tersebut diatas, maka dipandang perlu bagi petugas kesehatan di daerah
untuk mengetahui berbagai parameter pencemar seperti : sifat bahan pencemar, sumber dan distribusi,
dan dampak yang mungkin terjadi juga cara pengendalian, maka diperlukan suatu pedoman atau acuan
dalam rangka meminimalkan terjadi dampak terhadap kesehatan .
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja penyebab terjadinya polusi udara?
2. Dampak yang terjadi pada kesehatan akibat polusi udara?
3. Bagaimana mengatasi atau mengurangi jumlah polusi udara?
III. TUJUAN
A. UMUM
. Terwujudnya kualitas udara yang memenuhi syarat serhingga dapat memberikan kenyamanan dan
kesehatan bagi masyarakat.
B. KHUSUS
1. Dapat diketahuinya karakteristik dan sumber pencermar udara di lingkungan.
2. Dapat diketahuinya dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh parameter pencemar udara dan dapat
mengambil tindakan pengandalian
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap makhluk hidup membutuhkan udara. Oleh karena itu, udara adalah hal yang
sangat penting dan mendasar bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara
merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78% nitrogen (N2),20% oksigen (O2), 0,93%
argon, 0,03% karbon dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He),
metana (CH4) dan hidrogen (H2). Udara dikatakan "normal" dan dapat mendukung kehidupan
manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas.Sedangkan apabila terjadi penambahan
gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan
udara sudah tercemar atau terpolusi. Istilah polusi atau pencemaran berasal dari negara Yunani yang
berarti mengotorkan,m e r u s a k k a n a t a u m e n c e m a r k a n .
M e n u r u t U U R I N o . 2 3 T a h u n 1 9 9 7 P a s a l 1 A y a t 3 , polusi / pencemaran adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,dan atau komponen lain kedalam lingkungan
dan atau berubahnya tatanan lingkungan dari kegiatan proses alam, sehingga kualitas turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi secara
optimal.Sedangkan polusi udara adalah penyusutan kualitas udara sampai pada yang mengganggu
kehidupan karena masuknya polutan ke udara.Ada empat tingkatan pencemaran yang
diklasifikasikan oleh WHO. Pencemaran tingkat pertama, yaitu pencemaran yang tidak
menimbulkan kerugian bagi manusia.
Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian
bagim a n u s i a s e p e r t i t e r j a d i n y a i r i t a s i p a d a i n d r a k i t a . P e n c e m a r a n t i n g k a t
k e t i g a , y a i t u pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada daya tahan tubuh dan
menyeb a b k a n terjadinya penyakit yang kronis. Dan yang terakhir adalah pencemaran tingkat
keempat,yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun
hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu
pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri,
perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan
menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan
rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan
tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti
Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap
konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus
terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-
usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan
penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan
hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer diatmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah
contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global
dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi;
Kegiatan manusia
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber-sumber lain
Transportasi amonia
Kebocoran tangki klor
Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
Uap pelarut organik
Jenis-jenis pencemar
Karbon monoksida
Oksida nitrogen
Oksida sulfur
CFC
Hidrokarbon
Ozon
Volatile Organic Compounds
Partikulat
Polusi udara dapat timbul baik secara alami,maupun karena ulah manusia. Secara
alami, polusi udara timbul karena letusan gunung berapi, kebakaran hutan dengan sebab
alamiah, pembusukan, dan nitrifikasi serta denitrifikasi makhluk hidup. Akan tetapi, sumber utama dari
polusi udara ditimbulkan oleh manusia. Negara-negara yang sedang berkembang memiliki angka
pertambahan penduduk y a n g ti n g g i . J u m l a h p e n d u d u k y a n g t e r u s - m e n e r u s
b e r t a m b a h s e c a r a ti d a k l a n g s u n g m e n i m b u l k a n p o l u s i u d a r a . P e r t a m b a h a n
p e n d u d u k m e n y e b a b k a n a r u s m o b i l i t a s meningkat.
J i k a a r u s m o b i l i t a s m e n i n g k a t , h a l i n i m e n u n t u t b e r t a m b a h n y a j u m l a h
k e n d a r a a n , k h u s u s n y a k e n d a r a a n b e r m o t o r s e h i n g g a k e n d a r a a n b e r m o t o r
m e n j a d i penyebab utama polusi udara karena kendaraan bermotor mengeluarkan emisi gas
karbonmonoksida (CO). Fardiaz (1992) mengungkapkan bahwa 60% dari pencemar udara terdiridari
karbon monoksida dan 15 % dari hidrokarbon. Walhi (2004) menjelaskan
bahwa,k e n d a r a a n b e r m o t o r m e n y u m b a n g h a m p i r 1 0 0 % ti m b a l , 1 3 % - 4 4 % S P M ,
7 1 % - 8 9 % hidrokarbon, 34%-73% oksida nitrogen, dan hampir seluruh karbon monoksida ke
udaraJ a k a r t a . H a s i l p e m b a k a r a n t e r s e b u t b e r u p a p o l u t a n y a i t u C O , H C , S O 2 ,
N O 2 , d a n partikulat.S e l a i n k e n d a r a a n b e r m o t o r , p o l u s i u d a r a j u g a
d i s e b a b k a n o l e h k e g i a t a n perindustrian dan rumah tangga. Pada umumnya, asap-asap yang
dihasilkan dari kegiatan perindustrian mengandung sulfur dioksida. Sementara itu, kegiatan rumah
tangga, seperti pembakaran sampah rumah tangga merupakan sumber utama debu yang
tercampur diudara.
Polusi udara menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan di bumi. Polusi
udarammberikan pengaruh baik bagi kesehatan manusia maupun pada lingkungan.
Dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia diantaranya adalah:
1 . M e n y e b a b k a n p e n y a k i t p e r n a p a s a n , m i s a l n y a p a r u - p a r u , a s m a ,
d a n bronkhitis.
Z a t - z a t a s i n g y a n g t e r d a p a t p a d a u d a r a a k a n t e r h i r u p , t e r b a w a k e p a r u - p a r u ,
d a n mengendap di paru-paru. Keberadaan zat asing tersebut akan menyebabkan infeksidan gangguan
kerja paru-paru.
2 . Penurunan kesehatan dan kemampuan mental anak-anak
Unsur timbal (Pb) yang terhirup anak akan menyerang sel syaraf, dapat meracuni atau merusak fungsi
mental dan perilaku, serta menganggu pertumbuhan anak .
3. Penurunan kecerdasan (IQ) anak-anak
Pb (timbal) dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, mengurangi intelegensia, dan dapat
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel syaraf dan sistem otak.Sementara itu, dampak polusi udara
terhadap lingkungan diantaranya adalah:
4. Terjadinya pemanasan global (global warming) dan efek rumah kaca
P e m a n a s a n g l o b a l d i s e b a b k a n o l e h e m i s i d a r i z a t - z a t p e n c e m a r s e p e r t i
k a r b o n dioksida (CO2), metan, dan oksida nitrat. Zat-zat pencemar tersebut berkumpul
diatmosfer membentuk lapisan tebal yang menghalangi matahari dan
menyebabkan pemanasan planet dan efek rumah kaca.
5. Terjadinya kerusakan lapisan ozon
Semakin menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh zat CFC yang bersumber dari AC,lemari es, dan
semprotan aerosol.
6. Terjadinya hujan asam
Hujan asam diebabkan oleh SO2dan NO2 yang berasal dari asap knalpot dan pupuk yang
digunakan dalam pertanian.
7. Membuat pertumbuhan tanaman terhambat
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
P e r m a s a l a h a n p o l u s i u d a r a y a n g s e d e m i k i a n h a r u s s e g e r a m u n g k i n
d i t a n g g u l a n g i s e c a r a maksimal. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi
udara di bumi ini.Cara-cara tersebut diantaranya adalah:
a. Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar bernilai oktan tinggi
Bahan bakar yang mempunyai nilai oktan yang tinggi melakukan pembakaran
yanglebih efisien sehingga hanya menghasilkan sedikit gas karbon monoksida (CO).
Melakukan penghijauan dan reboisasi
Penghijauan dan reboisasi sangat penting untuk dilakukan agar jumlah
tumbuhanmenjadi semakin banyak sehingga CO2 yang berada di udara dapat diubah menjadi O2
melalui proses fotosintesis.
Menghentikan pembakaran hutan
Pembakaran hutan menyebabkan luas hutan yang bertindak sebagai paru-paru
dunia b e r k u r a n g s e c a r a s i g n i f i k a n . S e l a i n i t u , a s a p y a n g t i m b u l d a r i k e b a k a r a n
h u t a n menghasilkan emisi gas CO2 dalam jumlah yang sangat besar. Menggunakan sepeda sebagai alat
transportasiSepeda tidak menghasilkan emisi gas apapun sehingga sangat ramah lingkungan.
Memanfaatkan kendaraan umum
D e n g a n m e n g g u n a k a n k e n d a r a a n u m u m y a n g d i p a k a i b e r s a m a ,
b e r a r t i k i t amengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi dan pencemaran udara pun berkurang.
Memakai kendaraan yang usianya maksimal 10 tahunKendaraan yang usia mesinnya sudah tua
melakukan pembakaran yang tidak efisiensehingga menghasilkan banyak gas CO dan tidak ramah
lingkungan.S e m u a e l e m e n m a s y a r a k a t h a r u s s a d a r a k a n d a m p a k
b u r u k p o l u s i u d a r a d a n berpartisipasi aktif dalam usaha meminimalisasi polusi di
bumi ini agar tingkat polusidapat benar-benar berkurang sehingga kita dapat
menyelamatkan bumi dari kerusakanyang lebih parah dan manusia dapat hidup di lingkungan yang
sehat.
Diposkan oleh dewi di 04:20
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan KomentarBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (1) o ▼ April (1)
dampak polusi udara
Mengenai Saya
dewi
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.