15
KAJIAN KERUSAKAN HUTAN BAKAU AKIBAT PENEBANGAN LIAR UNTUK PEMBUATAN ARANG BAKAU DI DESA MUARA KACAMATAN TELUKNAGA TANGERANG BANTEN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI Disusun oleh : NAMA : AHMAD DIKA NURBUDIANSYAH NIM : 1201115001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

KAJIAN KERUSAKAN HUTAN BAKAU AKIBAT PENEBANGAN LIAR UNTUK.pptx

  • Upload
    dadang

  • View
    68

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

PowerPoint Presentation

KAJIAN KERUSAKAN HUTAN BAKAU AKIBAT PENEBANGAN LIAR UNTUK PEMBUATAN ARANG BAKAU DI DESA MUARA KACAMATAN TELUKNAGA TANGERANG BANTEN

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh :NAMA : AHMAD DIKA NURBUDIANSYAHNIM : 1201115001PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKAJAKARTALatar BelakangHutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Berdasarkan keadaan tanahnya, hutan terbagi menjadi hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest), hutan rawa gambut (peat swamp-forest), hutan rawa bakau atau hutan bakau (mangrove forest), hutan kerangas (heath forest), hutan tanah kapur (limestone forest).

Hutan bakau memiliki berbagai manfaat baik bagi alam itu sendiri maupun manusia. Karena pentingnya manfaat hutan bakau, maka penulis menyajikan pengetahuan mengenai kondisi hutan bakau saat ini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang dapat merusak hutan bakau. Selain itu juga disampaikan cara melestarikan populasi hutan bakau

Rumusan Masalah

Desa muara merupakan sebuah desa yang terletak kacamatan teluknaga tangerang banten Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah Seberapa besar tingkat kerusakan luas hutan bakau akibat penebangaan liar utuk pembuatan arang bakau

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keruskan luas hutan bakau akibat penebangan pohon bakau untuk pembuatan arang bakau

kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di pergunakan untukMemberikan sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang kerusakan hutanSebagai referensi bagi pemerintah setempat khususnya dinas kehutanan dan kelautan dalam rangka menangani kerusakan luas hutan bakauSebagai bahan masukan bagi peneliti sejenis pada waktu dan tempat yang lain.Sumbangan informasi dan bahan bacaan bagi peneliti-peneliti yang akan mengkaji lebih dalam tentang Desa Muara kecamatan Teluknaga Tangerang Banten.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

Pengertian dan definisi dari kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan ekosistemhutan yang sering disebutdegradasi hutan ditambah juga penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnyadeforestasi. Pengertian kerusakan hutan

Kerangka berfikir

Dalam pendapat yang sama, Nirwasita (2011) mengatakan bahwa hutan Bakau sebagai salah satu ekosistem wilayah pesisir yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, namun sudah semakin kritis ketersediaannya. Kondisi kritis tersebut menyebabkan kerusakan-kerusakan pada ekosistem Bakau yang berakibat pada penurunan luasan bakau

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah cara atau jalan penelitian yang dilakukan dengan upaya ilmiah. Sedangkan metodologi penelitian adalah cara-cara untuk mencapai tujuan penelitian melalui proses berfikir., penelitian ini didukung oleh beberapa metode.

Tempat, Waktu dan Jenis PenelitianPenelitian ini di laksanakan di Desa Muara Kecamatan Teluknaga kabupaten Tangerang banten, , maka penelitian ini difokuskan pada wilayah pesisir yang memiliki potensi sumberdaya alam hutan mangrove di mana masyarakat bermata pencaharian usaha produksi arang smangrove untuk dijual.

Desa sampel ditentukan dengan sengaja (purpossive), dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian adalah desa yang memiliki garis pantai yang panjang serta daerah pengolah kayu arang yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan fakta atau data yang diperoleh dari analisis di laboratorium. (Moh. Pabundu Tika, 2005:5). Untuk Menghitung Luas kerusakan hutan Bakau yang di tebang oleh pengusaha arang bakau.

Metode Penentuan SempelPopulasi

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika, 2005: 24). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lahan hutan Bakau di Desa Muara Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Banten

Sampel

Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili populasi (M.Pabundu Tika, 2005:24). Sempel yang di ambil dari penelitian ini yaitu luas kawasan hutan Bakau yang Rusak akibat penebangn liarMetode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti menurut Moh. Pabundu Tika (2005:44). Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data Luas kerusakan hutan bakau di Desa Muara Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang BantenDaftar Pustaka

M. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.Prof. Dr. Sugiono. 2008. Metode penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung penerbit AlfabetaAkib, M., (2002) Pengaturan Hukum Pengelolaan Hutan Mangrove; Studi di Pantai Timur Lampung Selatan. Laporan Penelitian Fakultas Hukum UNILA, Bandarlampung. 30 hal. http://repository.unila.ac.id:8180/dspace/bitstream/123456789/1453/1/laptunilapp-gdl-res-2007-muhammadak-1034-2002_lp_-1.pdf.Anonim, 2003. Peranan dan Fungsi Hutan Bakau (Mangrove) dalam EkosistemPesisir. Artikel Buletin Mina Diklat Kementerian Kelautan dan Perikanan. http://anekaplanta.wordpress.com/2009/01/27/peranan-dan-fungsi-hutan-bakau-mangrove-dalam-ekosistem-pesisir/._______, 2008. Inventarisasi dan Identifikasi Pemnafaatan Sumberdaya Hutan Mangrove. Laporan Akhir. Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi lahan dan Perhutanan Sosial. 140 hal. (tidak diterbitkan).