Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Materi Datasering
Strategi Menulis Artikel Jurnal
Menjadikan Menulis sebagai Investasi”
Anatomi Artikel Jurnal Nasional
Judul
Metode
Simpulan & Saran Acknowledgement
Hasil
Abstrak Pengantar
Pembahasani
Simpulan & Saran Referensi
Menetapkan JUDUL ARTIKEL dari Laporan Hasil Penelitian
Laporan Penelitian
Pengembangan Model Penilaian Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Indonesia (Kuntarto,, E., 2018)
Judul Artikel
Teacher Competency Assessment (TCA) In Indonesia: A New Frame Work (Kuntarto,, E., 2018)
Language Style of Opposition Politician
Group In Indonesia: Critical Discourse
Analysis (Kuntarto,, E., 2018) Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme
dalam Interaksi Komunitas Politisi Indonesia di Media Sosial (Kuntarto, E., 2018)
• Kebaruan/ Novelty • Menjual • Singkat/ Padat < 15 kata • Unik
CO
NTO
H JU
DU
L A
RT
IKEL PA
DA
JUR
NA
L Q
-2
1. Memakai tanda titik pada akhir
judul
2. Menjamakkan kata yang sudah
menggunakan bentuk jamak
3. Menggunakan kata bersinonim
4. Judul yang menyesatkan
5. Judul yang tidak pararel
Pemanfaatan TIK dalam
Pembelajaran Daring.
Beberapa
Pembelajaran Daring
Pengeraman Telur Tanpa Cahaya
Agar Supaya Cepat Menetas
Metode Sederhana dalam
Pembelajaran Daring Di Daerah
Terpencil: Studi Kasus Rano Karno
Jasa Kurir Terpercaya dan Dijamin
Kualitasnya: Analisis Kasus Integritas
Pelayanan Publik
6. Menggunakan variabel “pengaruh”
untuk penelitian non-
eksperimental.
7. Menggunakan ”sampling” untuk
penelitian kualitatif.
8. Menyebutkan identitas
responden/subjek
9. Judul terlalu panjang
Pengaruh Sertifikasi Dosen dalam
Meningkatkan Kinerja Perguruan
Tinggi
Studi Etnografi Pada Sampel
Komunitas Pinggiran
Peran Guru dalam Mengembangkan
Kompetensi Abad 21 Pada Siswa
SMP Sawit, Kecamatan Sleman.
Hubungan Kausalitas Antara
Kampanye Tentang Pemenuhan
Kebutuhan Dasar dan Kesetiaan
Pemilih Mengambang Dalam Pemilu
Legislatif Di Tingkat Propinsi,
Sebuah Studi Analisis Kritis.
Struktur ABSTRAK
Orientation
(optional)
Rationale
(optional)
Purpose
(obligatory)
Methods
(obligatory)
Results
(obligatory)
Interpretation
(optional)
Psychological capital as a positive psychological characteristic that reflected through several components such self-efficacy, hope, optimism, and resilience is important to adjust the changes that experienced by freshmen in a college. Storytelling is a form of communication that allows the listener to fully immerse in the content of the story and experience the emotions felt by the characters. This study
aims to determine the effect of storytelling activities use “I’m a Superhero” module to increase students’ psychological capital. Quasi- experimental methods were used in the study that involving 127 first-year college students. The subjects of this study divided into two groups, 56 for the experimental group and 71 for the control group. The interventions were done for 22
days divided into six sessions and described in "I'm a Superhero" module. The analysis results using an independent sample t-test showed that there was a
difference between experiment and control groups (t(125) = 5.176; p < .01). It shows that the storytelling activity is the potential to be an alternative media to increasing students' psychological capital so that the freshmen more independent and quickly adjust to change.
Orientation
Purpose
Method
Results & Interpretation
(Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2020:.“I’M A SUPERHERO”: INCREASING STUDENTS’ PSYCHOLOGICAL CAPITAL THROUGH STORYTELLING)
Contoh Abstrak 1
Contoh Abstrak 2
Pembelajaran tematik terintegratif telah menuai berbagai kontroversi serta keluhan guru dari berbagai daerah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru kelas rendah di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh dalam melaksanakan pembelajaran tematik terintegratif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method yang melibatkan 96 guru kelas rendah dari SD/MI di Kota Lhokseumawe sebagai responden. Instrumen penelitian berupa angket pernyataan tertutup tentang kesulitan yang dihadapi guru dan angket pertanyaan terbuka tentang alasan dan penyebab kesulitan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan empat isu utama terkait kesulitan yang dialami oleh guru, yaitu kesulitan dalam penilaian sikap (55,6%), penyusunan RPP (53,8%), penyediaan media pembelajaran (53,8%), dan memadukan tema antar muatan (51,1%), serta. Kendala-kendala lainnya berupa kurang tersedianya buku yang sesuai serta beberapa faktor dari siswa, yang meliputi rendahnya minat dan motivasi belajar, rendahnya kemampuan membaca, berhitung, dan Bahasa Indonesia. Penelitian lanjutan untuk meningkatkan efektifitas implementasi pembelajaran tematik terintegratif juga didiskusikan.
Purpose
Orientation
Method
Results & Interpretation
Struktur PENGANTAR PENDAHULUAN (Jika ada)
Paparkan Area Penelitian
• Deskripsikan apa yang terjadi
• Uraikan idealnya Reviewing literature
Perlihatkan Celah (Gap)
• Justifying the research topic (obligatory)
• Justifying the research paradigm (optional)
Mengisi Celah
• Aims and scope of current research (obligatory)
• Defining key terms (optional)
• Outline (optional)
Paparan Area Penelitian
Reforms in school curriculum is a need for a country to comply with the development of knowledge and technology from time to time. The reforms have been conducted in many countries with diverse focuses. For examples, the recent focuses of the reform have been on ICT in Asia regions (Yuen & Hew, 2018), digital literacy in Netherlands (Strijker & Fisser, 2019), and Scientific skills in Mexico (Guerra-Ramos & García-Horta, 2018). Accordingly, the recent reform curriculum in Indonesia, known as Kurikulum 2013 (K13), focuses on integrating attitudes, skills, and knowledge (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2013).
…………………………….......................................................................................................................................
Reformasi terhadap kurikululm sekolah merupakan suatu kebutuhan bagi setiap negara untuk dapat sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Reformasi ini telah dilakukan oleh banyak negara dengan beragam fokus. Sebagai contoh, fokus terbaru dalam reformasi kurikulum terletak pada ICT di kawasan Asia (Yuen & Hew, 2018), literasi digital di Belanda (Strijker & Fisser, 2019), dan skill keilmuan di Mexico (Guerra-Ramos & García-Horta, 2018). Demikian juga reformasi terbaru pada kurikulum di Indonesia, yang dikenal dengan Kurikulum 2013 (K13), berfokus pada pengintegrasian sikap, skill, dan ilmu pengetahuan (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2013).
Perlihatkan signifikansi
Perkaya sitasi
Paparan Area Penelitian... (lanjutan)
.... When properly applied, the learning can bring positive impacts on students, e.g., improving students’ disciplines and responsibilities [5], performances, mathematical reasoning skills, as well as learning interest [6]. On the other hand, studies have suggested that implementing the scientific approach properly was not without difficulties [7], [8]. In addition, the complicated assessment components in K13 have been among the notable issues encountered by teachers [9], [10].
More particularly for mathematics subject, the approach would provide more opportunity for students to learn by revealing their ideas mathematically [5], [11], observing and proposing questions [12] in order to be able to find mathematics concepts by themselves. Nonetheless, most students encounter difficulties in trying to understand mathematics subject through reading or doing activities by themselves [13], [14]. There are a lot of efforts and skills required for teachers to design and apply proper learning methods embedded the scientific approach to make students understand materials in mathematics classrooms [15]–[17]. Besides, the time allocation in designing lesson plan as well as the complicated processes for evaluation [17], [18] were among the concerns raised by mathematics teachers.
……………………………................................................................................................................
Contoh Paparan Area Penelitian
Peran kurikulum dalam dunia pendidikan sangatlah penting sebagai penentu arah dan proses yang menentukan kompetensi lulusan. Kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan kurikulum ini tentunya mendasarkan pada perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Kurikulum di masa depan perlu dirancang dan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional dan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia (Puskur, 2017). Perkembangan kurikulum juga didukung oleh perkembangan teori dan praktek pendidikan serta variasi aliran-aliran atau teori pendidikan yang dianut sesuai dengan zamannya.
………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..
M em p e r lihatkan dan M e n g i si Celah
There have been plentiful studies focusing on mathematics teachers’ difficulties in implementing K13, but
those involving mathematics teachers from Aceh Province, more particularly, from Lhokseumawe city,
have been hardly found in literature. The development in the sector of the education has not been
conducted evenly in all the districts and cities in the province, while teachers competency has been in low rating
in the country, i.e., in 30th from the 34 provinces (Majid, 2014). Moreover, Lhokseumawe city is located in the
coastal area about 300 KM from Banda Aceh, the capital city of Aceh Province. Schools located in the coastal
areas in Aceh have generally been subjected to insufficient educational facilities, like internet, which resulted in
low technological literacy skills among students and teachers (Yolanda et al., 2020), whereas, the skills are
essential for K13 curriculum implementation. Accordingly, this study aimed at investigating the
difficulties encountered by mathematics teachers’ from Lhokseumawe in implementing K13.
Considering their demographic background and competencies, mathematics teachers from Lhokseumawe
might have some different difficulties related to the implementation of K13. While the studies focusing on
teachers’ difficulties in implementing K13 typically adopted qualitative approach, we applied a mixed-
method approach by using an instrument consisting of several closed and open-ended questions. The
findings were expected can reveal difficulties of all junior high school mathematics teachers in Lhokseumawe in
a more fruitful way, thus, would give valuable information for educational stakeholders in making policies for
improving educational qualities in the province. Besides, the instrument developed in this study has a potential
to be utilized for further studies aiming at investigating teachers’ difficulties involving a large sample.
Struktur METODE
Orientation
(optional)
locating the methods within an overall approach to research
Rationale
(optional)
arguing for the choice of methods
Description
(obligatory)
providing details on the subjects, data and procedure
Menulis METODE
Bagian Metode harus cukup jelas dan detil yang memungkinkan bagi peneliti lain untuk mengulang penelitian tersebut dan memperoleh hasil yang serupa.
Jika metode yang digunakan tergolong baru, asing, atau mungkin bersifat kontroversial, ataupun mungkin pembaca memiliki latar belakang bidang ilmu yang beragam, maka bagian Metode akan cenderung lebih panjang.
Contoh bagian deskripsi metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method, yaitu dengan menggabungkan metode kuantitatif deskriptif dengan kualitatif deskriptif dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi beberapa pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka yang ditujukan untuk mengungkapkan kesulitan guru dalam menerapkan K13. Data dianalisis dengan menghitung persentase untuk setiap komponen kesulitan (Muhammad, 1984) serta melakukan analisis isi (Elo & Kyngäs, 2008) untuk data respon tetulis dari guru terhadap pertanyaan terbuka.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Deskriptif disini memiliki makna melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian diskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum. Jenis penelitian diskriptif yang cukup dikenal adalah penelitian survei
Contoh bagian deskripsi karakteristik partisipan/obyek penelitian
Penelitian ini melibatkan 96 orang guru kelas yang mengajar di kelas rendah (yaitu kelas I, II, dan III) dari 16 SD/MI yang tersebar di empat kecamatan dalam wilayah Kota Lhokseumawe. Sekitar tiga sampai delapan orang guru dipilih dari setiap sekolah. Dari total 96 orang guru tersebut, hanya dua orang guru laki-laki. Hampir 90% memiliki pendidikan setara strata satu dan sisanya berijazah diploma dua atau diploma tiga. Usia responden berkisar antara 28-57 tahun, dimana 5 orang responden berusia diatas 50 tahun, 1 orang berusia 43 tahun dan sisanya dibawah 40 tahun. Rata-rata responden memiliki pengalaman mengajar di atas 10 tahun dan mengaku telah pernah mengikuti sosialisasi tentang pembelajaran tematik terintegratif.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Sugiono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah guru matematika SMP/MTs yang berada dalam Kota Lhokseumawe. Sebagian atau wakil populasi yang diteliti disebut sampel (Sugiono, 2006). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan
menggunakan Simple random sampling. Simple Random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2013).
Contoh bagian deskripsi pengembangan instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket pernyataan tertutup yang disebarkan untuk seluruh responden dan angket pertanyaan terbuka yang diisi oleh 50
orang responden. Angket ini dikembangkan dengan melewati tiga fase. Pada fase awal, peneliti merumuskan komponen-komponen yang berkaitan dengan kesulitan guru dalam mengimplementasikan suatu kurikulum dalam pembelajaran berdasarkan kajian dalam literatur pendidikan (contohnya, Muhith, 2018). Dalam fase ini, tiga komponen utama dirumuskan, berupa kesulitan dalam tahap perencanaan pembelajaran, kesulitan dalam tahap pelaksanaan pembelajaran, serta kesulitan dalam tahap evaluasi pembelajaran. Selanjutnya, dikembangkan item pernyataan untuk setiap tahap tersebut berdasarkan unsur-unsur yang diperkirakan terkait untuk dijadikan sebagai indikator dalam tiap komponen (Lihat Tabel 1). Misalnya, untuk tahap persiapan pembelajaran tematik diantaranya diperlukan persiapan tema pembelajaran dan persiapan media pembelajaran. Maka item pernyataan
untuk kedua indikator tersebut berupa: ‘saya merasa kesulitan dalam menentukan tema pembelajaran untuk pembelajaran tematik terintegratif,’ dan ‘saya masih kesulitan dalam menyiapkan media pembelajaran untuk memperlancar pencapaian tujuan dan kompetensi dasar pembelajaran tematik terintegratif.’ Tiga opsi disediakan ............................................................................................................................. ............................................... .....................................................................................................................................................................................................
Contoh Orientation & Rationale pada Metode
Terjemahan Bahasa Indonesia:
Because values on learning may be hpihghelnyom
releanteodgrtaophciuclturemse, twheod
applied a in this
study to reveal preservice EFL teachers’ value on the learning of statistics. The method, which was initiated by Marton and his colleagues (1981) in Sweden, was designed to answer particular questions about people’s thinking and learning. More specifically, (Marton 1994) defined phenomenography as
the empirical study of the limited number of qualitatively different ways in which various phenomena in, and aspects of, the world around us are experienced, conceptualized, understood, perceived and apprehended. (p. 4424)
This research method has been used widely in educational research to identify different ways of experiencing teaching and learning (e.g., Crawford, Gordon, Nicholas, and Prosser 1998; Tsai 2004) as well as academic disciplines included in the area of statistics education (e.g., Gordon 2004; Petocz and Reid 2005; Reid and Petocz 2002; Yang 2014).
Karena values on learning dapat sangat berkatiatan dengan budaya, dalam penelitian ini kami menerapkan metode fenomenografi untuk memperlihatkan bagaimana calon guru Bahasa Inggris menghargai pembelajaran statistika. Metode tersebut, yang diprakarsai oleh Marton dan rekan-rekannya (1981) di Swedia, dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu tentang pikiran dan pembelajaran manusia. Lebih spesifik, Marton (1994) mendefinisikan fenomenografi sebagai the empirical study of the limited number of qualitatively different ways in which various phenomena in, and aspects of, the world around us are experienced, conceptualized, understood, perceived and apprehended. (p. 4424)
metode penelitian ini telah banyak digunakan dalam penelitian kependidikan untuk mengetahui pengalaman dalam pembelajaran (e.g., Crawford, Gordon, Nicholas, and Prosser 1998; Tsai 2004) serta dalam berbagai bidang akademik termasuk pendidikan statistika (e.g., Gordon 2004; Petocz and Reid 2005; Reid and Petocz 2002; Yang 2014).
Ratio
nal
e
Orie
ntatio
n
Pemaparan Hasil Penelitian: Kuantitatif
Merangkum data yang ditampilkan;
Berikan ulasan/elaborasi terhadap data yang signifikan/relevan saja.
Data cukup dipaparkan sekali, tidak perlu diulang:
Data yang telah dipaparkan dalam tabel tidak perlu ditulis ulang dalam paragraf.
Tabel/Gambar harus diberi nomor dan judul
Pemaparan Hasil Penelitian: Kualitatif
Menyoroti/mengulas tema yang muncul dari hasil analisis
Ulasan diilustrasikan dengan kutipan yang diambil dari data.
Menulis PEMBAHASAN/ DISKUSI HASIL PENELITIAN
Pembahasan mencakup 3 hal pokok Melihat setiap sisi permasalahan atau pertanyaan sebelum mencapai simpulan;
Mempertimbangkan hasil penelitian dan implikasinya
Menghubungkan hasil penelitian dengan dengan penelitian sebelumnya yang dirujuk
Pembahasan biasanya berkisar pada pernyataan tentang hasil penelitian atau temuan penting
Karena biasanya penelitian memiliki lebih dari satu hasil, maka bagian pembahasan sering disusun dalam beberapa bagian yang urut
Ada kalanya pembahasan digabungkan dengan Hasil Penelitian,. Ulasan panjang langsung diberikan ketika memaparkan hasil di bawah sub-judul: Results and Discussions.
Uraian tentang pembasahan biasanya dilihat paling awqal oleh reviewer. Pembahasan menunjukkan kedalaman ilmu dan wawasan pengetahuan penulis.
Ada empat isu utama terkait kesulitan yang dialami oleh guru kelas rendah di Kota Lhokseumawe dalam menerapkan pembelajaran tematik terintegratif yang ditemukan dalam penelitian ini. Isu pertama adalah rendahnya tingkat keterampilan guru dalam penyusunan RPP. Rumitnya RPP Kurikulum 2013 (K13) telah banyak dikeluhkan oleh guru sejak masa-masa awal dicanangkan kurikulum tersebut hingga sekarang (misalnya, Muhith, 2018; Purwandari, 2015)....
................................................................. Nisa (2013) mendapati bahwa faktor penyebab kesulitan yang dialami guru
kelas rendah adalah karena kurangnya sosialisasi pemerintah tentang pembelajaran tematik. Faktanya, dalam penelitian ini diketahui bahwa walaupun sosialisasi terhadap pembelajaran tematik sudah dilakukan, namun kesulitan yang hampir sama
masih juga dialami oleh para guru kelas rendah. Hal ini disebabkan oleh kurang efektifnya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, sehingga ada baiknya efektifitas pelatihan tersebut ditinjau kembali. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pelatihan misalnya dengan melakukan follow up atau pendampingan terhadap guru-guru peserta pelatihan selama beberapa waktu setelah kegiatan pelatihan selesai (Subadi
dkk., 2016)...... Optimalisasi komunitas belajar antar sesama guru atau kelompok kerja guru kelas rendah juga layak dipertimbangkan sebagai bentuk sarana belajar bagi mereka (Somantri & Sa’adah, 2011).
Memberikan penjelasan/ulasan
Membandingkan dengan penelitian
sebelumnya
Restating hasil penelitian
Menawarkan solusi
Contoh PEMBAHASAN-1
Contoh PEMBAHASAN-2
Perlihatkan hasil yang tidak diprediksi
Selalu kaitkan/bandingkan temuan dengan literatur.
Menulis SIMPULAN bukan KESIMPULAN
Dua fungsi bagian simpulan: Meringkas dan merangkum main area yang tercakup dalam tulisan, yang disebut ‘looking back’;
Memberikan ulasan akhir atau pendapat. Ulasan akhir bisa berupa saran untuk perbaikan dan memperkirakan arah penelitian ke depan.
Dalam artikel penelitian, simpulan cenderung lebih kompleks dan akan mencakup juga bagian tentang signifikansi hasil penelitian dan rekomendasi untuk penelitian di masa datang.
Bagian simpulan kadang tidak wajib dalam artikel penelitian, jika rangkuman dan implikasi/generalisasi telah disampaikan pada bagian pembahasan.
Restating tujuan penelitian
Penelitian ini menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru matematiks di Kota
Lhokseumawe, Aceh, dalam menerapkan K13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isu utama adalah
kurangnya pemahaman guru tentang sistem K13. Guru matematika di Kota Lhokseumawe mengakui
bahwa pealtihan K13 yang mereka ikuti tidak efektif dan menyarankan agar ada program pendampingan
yang disediakan untuk mereka, sehingga merekan dapat berkonsultasi terkait kesulitan yang mereka hadapi
dalam menerapkan K13. Temuan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi praktisi pendidikan dalam
upaya meningkatkan kompetensi guru. Sementara itu, para dosen pendidikan matematika dapat
berkontribusi dalam mengatasi isu tersebut dengan membentuk program pengabdian masyarakat dengan
tema implementasi K13, misalnya dengan melakukan pendampingan bagi guru dalam jangka waktu
tertentu [22]–[24].
Di sisi lain, pernyataan-pernyataan pada angket dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan
penelitian kualitatif tentang kesulitan guru matematika dalam menerapkan K13 yang dilakukan oleh
Retnawati [13]. Hence, our study has not only showed the applicability of the difficulty components found
from the qualitative study on different participants, but also shed some lights on the possibility of
adopting the qualitative findings into a quantitative instrument. Selain itu, instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki potensi untuk ditingkatkan. For instance, referring to the stages of questionnaire
development in Idris and Yang [35], “Yes/No” options can be replaced by five Likert-Scale responses for
each item and more items can be added based on teachers’ written responses to the open- ended questions.
Then, using a large sample and item analysis, a valid and reliable questionnaire could be generated.
Researchers or educational practitioners aiming at investigating teachers’ difficulties in implementing K13
could have benefit from the instrument, given such instrument has been hardly found in literature.
Merangkum temuan utama
Rekomendasi untuk kebijakan/praktisi
Kontribusi
Rekomendasi penelitian lanjutan, mengakui
keterbatasan
Contoh SIMPULAN
Menyebutkan keterbatasan penelitian
There are two main limitations of the current study which should be taken
into consideration for further study. First, the participants involved in this study
were pre-service teachers majoring EFL, Islamic religion, mathematics, and
physics, who were from Aceh Province, Indonesia. Due to the limited sample size
and geographical site of the participants, the generalization of the results to the
entire Indonesian pre-service teachers may be restricted. Further study could be
extended to involve more major subjects undertaken by pre-service teachers in
different geographical sites of the country so that the results could be discussed in
stronger and deeper meanings. Second, some statistics in this study may not
indicate good reliability and validity of CSI. The values of Cronbach’s alpha
ranging from .69 to .71 could lead us to question the fitness of the model, although
these values are considered acceptable by some scholars (e.g., Hair et al., 1998).
Similarly, the CFI of .89, which was sometimes permissible, could be questioned.
Further study is required if we aim to establish the predictive validity of CSI and to
improve its external validity in different cultural contexts (Chan & Elliott, 2000).
Saran penelitian ke depan
Contoh Paparan Batasan Penelitian
Menulis REFERENSI
Gunakan Reference Manager Mempermudah sitasi
Akurasi sitasi
Akurasi daftar pustaka
Dapat menyimpan a rtikel jurnal
Wajib dilakukan jika ingin aretikelnya dimuat di jurnal bereputasi
Optimalkan jumlah dan kualitas referensi Perbanyak referensi dari artikel/jurnal
berkualitas dan ter baru
Refernsi dari artikel jurnal berkualitas lebih diakui secara akademik dibandingkan buku
MULAILAH MENULIS, then
DISKUSI DENGAN EXPERTS, and
So, What’s Next?
REVISI...REVISI...REVISI...
NEVER GIVE-UP