3
3.3. Mekanisme Penjalaran Rasa Nyeri menuju Saraf Pusat Pada kasus nyeri nosiseptif terdapat proses transduksi, transmisi, dan persepsi. (Woolf, 2004) 1. Transduksi Adalah perubahan rangsang nyeri (noxious stimuli) menjadi aktifitas listrik pada ujung-ujung saraf sendoris. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri. Zat-zat analgesic seperti prostaglandin, serotonin, bradikinin, leukotrien, substan P, potassium, histamine, asam laktat, dan lain-lain akan mengaktifkan atau mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri. Reseptor nyeri merupakan anyaman ujung-ujung bebas serat-serat afferent A delta dan C. Reseptor-reseptor ini banyak dijumpai dijaringan kulit, periosteum, di dalam pulpa gigi dan jaringan tubuh lain. Serat-serat afferent A delta dan C adalah serat-serat saraf sensorik yang mempunyai fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke sentral kemudian ke susunan saraf pusat. Interaksi antara zat analgesic dengan reseptor nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Secara singkat, transduksi merupakan konversi stimulus noksioustermal, mekanik, atau kimia menjadi aktivitas listrik pada akhiran serabut sensorik

Mekanisme Penjalaran Rasa Nyeri Menuju Saraf Pusat

  • Upload
    kutungy

  • View
    103

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

....

Citation preview

Page 1: Mekanisme Penjalaran Rasa Nyeri Menuju Saraf Pusat

3.3. Mekanisme Penjalaran Rasa Nyeri menuju Saraf Pusat

Pada kasus nyeri nosiseptif terdapat proses transduksi, transmisi, dan

persepsi. (Woolf, 2004)

1. Transduksi

Adalah perubahan rangsang nyeri (noxious stimuli) menjadi aktifitas

listrik pada ujung-ujung saraf sendoris. Rangsang ini dapat berupa stimulasi

fisik, kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri. Zat-zat

analgesic seperti prostaglandin, serotonin, bradikinin, leukotrien, substan P,

potassium, histamine, asam laktat, dan lain-lain akan mengaktifkan atau

mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri. Reseptor nyeri merupakan anyaman

ujung-ujung bebas serat-serat afferent A delta dan C. Reseptor-reseptor ini

banyak dijumpai dijaringan kulit, periosteum, di dalam pulpa gigi dan

jaringan tubuh lain. Serat-serat afferent A delta dan C adalah serat-serat saraf

sensorik yang mempunyai fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke

sentral kemudian ke susunan saraf pusat. Interaksi antara zat analgesic dengan

reseptor nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri.

Secara singkat, transduksi merupakan konversi stimulus

noksioustermal, mekanik, atau kimia menjadi aktivitas listrik pada akhiran

serabut sensorik nosiseptif. Proses ini diperantarai oleh reseptor ion channel

yang spesifik. (Woolf, 2004)

2. Konduksi

Konduksi merupakan proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan

oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di

celah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya.

(Woolf, 2004)

3. Transmisi

Transmisi merupakan bentuk transfer sinaptik dari satu neuron ke

neuron lainnya. Kerusakan jaringan akan memacu pelepasan zat-zat kimiawi

(mediator inflamasi) yang menimbulkan reaksi inflamasi yang diteruskan

sebagai sinyal ke otak. Sinyal nyeri dalam bentuk impuls listrik akan

dihantarkan oleh serabut saraf nosiseptor tidak bermielin (serabut C dan δ)

Page 2: Mekanisme Penjalaran Rasa Nyeri Menuju Saraf Pusat

yang bersinaps dengan neuron di kornu dorsalis medulla spinalis. (Woolf,

2004)

4. Modulasi

Modulasi merupakan interaksi antara sistem analgesic endogen

(endofrin, NA, 5HT) dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior.

Impuls nyeri yang diteruskan oleh serat-serat A-delta dan C kesel-sel neuron

nosisepti di koruna dorsalis medulla spinalis tidak semuanya diteruskan ke

sentral lewat traktus spinotalmikus. Di daerah ini akan terjadi interaksi antara

impuls yang masuk dengan system inhibisi, baik system inhibisi endogen

maupun system inhibisi eksogen. Tergantung mana yang lebih dominan. Bila

impuls yang masuk lebih dominan, maka penderita akan merasakan sensible

nyeri. Sedangkan bila efek system inhibisi yang lebih kuat, maka penderita

tidak akan merasakan sensible nyeri.

5. Persepsi

Impuls yang diteruskan ke korteks sensoris akan mengalami proses

yang sangat kompleks termasuk proses intepretasi dan presepsi yang akhirnya

menghasilkan sensible nyeri.

Gambar. Proses Perjalanan Nyeri