71
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER PALCOMTECH PALEMBANG SKRIPSI MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI Diajukan oleh: 1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041 2. HAMDANI / 012070048 3. PERI SAPUTRA / 012090286 Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Komputer PALEMBANG 2014

MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSIlibrary.palcomtech.com/pdf/6214.pdf1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang terjadi, maka penulis merumuskan masalah yaitu

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    PALCOMTECH PALEMBANG

    SKRIPSI

    MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI

    Diajukan oleh:

    1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041

    2. HAMDANI / 012070048

    3. PERI SAPUTRA / 012090286

    Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat - Syarat

    Guna Mencapai Gelar Sarjana Komputer

    PALEMBANG

    2014

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    PALCOMTECH PALEMBANG

    SKRIPSI

    MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI

    Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

    Guna Menyelesaikan Program Strata Satu

    Diajukan oleh:

    1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041

    2. HAMDANI / 012070048

    3. PERI SAPUTRA / 012090286

    PALEMBANG

    2014

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    PALCOMTECH PALEMBANG

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

    NAMA/NPM :1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041

    2. HAMDANI / 012070048

    3.PERI SAPUTRA / 012090286

    PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA

    JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1

    KONSENTRASI : JARINGAN

    JUDUL SKRIPSI : MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI

    Tanggal : Mengetahui,

    Dosen Pembimbing, Ketua,

    D. Tri Octafian, S.Kom., M.Kom. Benedictus Effendi, S.T., M.T.

    NIDN: 0213108002 NIP: 09.PCT.13

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    PALCOMTECH PALEMBANG

    HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

    NAMA/NPM :1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041

    2. HAMDANI / 012070048

    3. PERI SAPUTRA / 012090286

    PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA

    JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1

    KONSENTRASI : JARINGAN

    JUDUL SKRIPSI : MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI

    Tanggal : ................... Tanggal : ...................

    Penguji 1 : Penguji 2 :

    Febrianty,SE, M.Si D Yanti Efendy, S.Kom., M.Kom.

    NIDN: 0013028001 NUDN: 9902006047

    Menyetujui,

    Ketua,

    Benedictus Effendi, S.T., M.T.

    NIP: 09.PCT.13

  • xiii

    ABSTRACT

    Hendri Firmansyah, Hamdani, Peri Saputra: Distributed Storage Media

    The need for information that is getting bigger and the perceived increase is not

    sufficient to mention if only stored in a computer or server only. Moreover, that

    computer will be accessed by many users to store and retrieve data, coupled with

    a less good computer specifications especially its storage media. It takes a system

    in the network that can store a lot of data into the server where the data in the

    server connected to one another is called a distributed storage media.

    Distributed storage is a Media device for storing data, orders and information to

    use in the future connected to each other in the network. By applying the method

    of load balancing using the round robin algorithm the server workload more

    evenly and not resting on one server only. This can help companies that require

    large storage medium that can be accessed by many users.

    The expected results of this distributed storage media that may be combined with

    load balancing method for dividing the workload using the round robin algorithm

    the server and for the process of scheduling.

    Keywords: FTP, Load Balancing, Storage Media, Round Robin

  • xiv

    ABSTRAK

    Hendri Firmansyah, Hamdani, Peri Saputra: Media Penyimpanan Terdistribusi

    Kebutuhan akan informasi yang semakin besar dan meningkat dirasakan sudah

    tidak mencukupi lagi jika hanya disimpan dalam sebuah komputer atau server

    saja. Apalagi komputer tersebut akan diakses oleh banyak pengguna untuk

    menyimpan dan mengambil data, ditambah dengan spesifikasi komputer yang

    kurang baik terutama media penyimpanannya. Dibutuhkanlah sebuah sistem

    dalam jaringan yang dapat menyimpan data ke dalam banyak server yang mana

    data-data dalam server tersebut saling terhubung satu sama lain yang disebut

    dengan media penyimpanan terdistribusi.

    Media penyimpanan terdistribusi merupakan perangkat untuk menyimpan data,

    perintah dan informasi untuk penggunaan di masa mendatang yang saling

    terhubung satu sama lain dalam jaringan. Dengan menerapkan metode load

    balancing menggunakan algoritma roundrobin maka beban kerja server lebih

    merata dan tidak bertumpu pada satu server saja. Hal ini dapat membantu

    perusahaan yang membutuhkan media penyimpanan yang besar yang dapat

    diakses oleh banyak pengguna.

    Hasil yang diharapkan bahwa media penyimpanan terdistribusi ini dapat

    digabungkan dengan metode load balancing untuk pembagian beban kerja server

    dan menggunakan algoritma roundrobin untuk proses penjadwalannya.

    Kata Kunci: FTP, Load Balancing, Media Penyimpanan, Round Robin

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kemajuan teknologi terutama yang awalnya penyimpanan data

    dilakukan secara manual menggunakan media buku, saat ini sudah digantikan

    dengan media penyimpanan yang terkomputerisasi. Mulai dari media

    penyimpanan data yang hanya dapat diakses oleh satu komputer saja, tetapi

    dengan adanya teknologi jaringan komputer yang dinamakan dengan konsep

    client-server maka media penyimpanan tersebut dapat diakses kapan saja.

    Salah satu konsep tersebut adalah media penyimpanan terdistribusi. Media

    penyimpanan terdisribusi adalah konsep dimana kumpulan data komputer

    yang saling terhubung dan terintegrasi serta diorganisasikan dan disimpan

    untuk memudahkan proses pengambilan data kembali dengan tujuan untuk

    meminimalisir duplikasi data.

    PT. Distriversa BuanaMas (PT. DBM) merupakan perusahaan yang

    bergerak dibidang jasa penjualan barang-barang yang dipasok dari

    perusahaan Brataco Group dan beberapa supplier lainnya dengan jangkauan

    pasar se-Indonesia yang melayani banyak proses transaksi. Untuk proses

    penyimpanan data PT. DBM Palembang belum memiliki media penyimpanan

    data yang terdistribusi. Saat ini PT DBM hanya menyediakan file yang di-

    share oleh sebuah komputer administrator untuk menyimpan dan mengambil

    data perusahaan. Setiap karyawan selesai melakukan pekerjaan maka data

  • 2

    yang diolah oleh karyawan akan disimpan di komputer administrator tersebut

    dan karyawan yang membutuhkan data dari karyawan lain dapat

    mengambilnya langung dengan mengakses file sharing tersebut untuk

    pengolahan data lebih lanjut. Hanya dengan sebuah komputer administrator

    harus dapat menyimpan seluruh data perusahaan, sehingga menyebabkan

    media penyimpanan komputer tersebut semakin berkurang dan beban kerja

    komputer tersebut semakin meningkat, bahkan sering terjadi hang karena

    kelebihan beban akses oleh komputer karyawan.

    Masalah yang terjadi pada PT. DBM tersebut dapat diatasi dengan

    membangun dua buah media penyimpanan terdistribusi dengan kapasitas

    penyimpanan yang besar yang dapat diakses oleh komputer karyawan

    sehingga memudahkan pengontrolan oleh PT. DBM Palembang. Untuk

    membagi beban kerja dua server tersebut, maka dibutuhkanlah suatu metode

    yang dinamakan dengan load balancing agar beban kerja server dapat merata

    dan tidak tertumpu pada satu server saja.

    Load balancing adalah metode untuk membagi beban kerja sebuah

    server menjadi sama rata dengan cara membagi pekerjaan berdasarkan

    strategi pembagian tertentu sehingga dapat memanfaatkan sumber daya

    pengolahan yang tersedia secara lebih efektif.

    Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengambil

    judul “Media Penyimpanan Terdistribusi” dengan metode load balancing

    pada PT. Distriversa BuanaMas Palembang.

  • 3

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang terjadi, maka penulis

    merumuskan masalah yaitu “Membangun sebuah media penyimpanan data

    terdistribusi dengan metode Load Balancing menggunakan algoritma

    RoundRobin pada PT. DBM”

    1.3 Batasan Masalah

    Agar pembahasan tidak menyimpang terlalu jauh, maka penulis

    membatasi permasalahan pada:

    1. Server yang didistribusikan berupa layanan penyimpanan data dengan 2

    server FTP.

    2. Aplikasi load balancing menggunakan HAProxy.

    3. Pembagian beban kerja data terdistribusi dengan metode load balancing

    ncing menggunakan algoritma Round Robin.

    4. Hanya dalam ruang lingkup jaringan lokal PT. DBM Palembang

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan media

    penyimpanan terdistribusi dengan metode load balancing menggunakan

    algoritma RoundRobin.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

  • 4

    1. Bagi Penulis

    Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan

    menambah pengetahuan terutama dalam membangun media

    penyimpanan terdistribusi dan metode load balancing.

    2. Bagi Perusahaan

    Dapat membantu kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien dan

    mempermudah pengontrolan data perusahaan.

    3. Bagi Akademik

    Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian:

    BAB I PENDAHULUAN

    Membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

    BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    Membahas tentang profil perusahaan tempat penelitian, struktur

    organisasi perusahaan serta tugas dan wewenang masing-masing

    bagian dalam perusahaan.

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA

    Membahas tentang teori-teori pendukung dan hasil penelitian

    terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini.

  • 5

    BAB IV METODE PENELITIAN

    Membahas tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis data yang

    digunakan, teknik pengumpulan data, jenis penelitian, alat dan

    teknik pengembangan sistem dan teknik pengujian.

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

    Membahas tentang hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian dan

    pembahasan terhadap hasil yang dicapai.

    BAB VI PENUTUP

    Membahas tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran yang

    diberikan untuk penelitian selanjutnya.

  • 6

    BAB II

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 Profil Perusahaan

    2.1.1 Sejarah Perusahaan

    Perseroan adalah suatu badan hukum Indonesia yang telah secara

    sah berdiri dan dijalankan berdasarkan peraturan perundang-undangan

    Republik Indonesia. Perseroan menjalankan bisnis utama dibidang

    distribusi, yang menyediakan jasa penjualan barang-barang yang

    dipasok dari perusahaan Brataco Group dan beberapa supplier

    lainnya dengan jangkauan pasar se-Indonesia.

    Perseroan ini didirikan pada tahun 1994 dengan nama PT.

    Distriversa BuanaMas oleh Bapak dan Ibu Winata berdasarkan akta

    tertanggal 25 November 1994 nomor 264, yang dibuat dihadapan Adam

    Kasdarmadji, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta. Akta telah

    memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang, sebagimana

    ternyata dari Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

    tertanggal 27 Desember1994 nomor C2-19.019 HI.01.01.Th.94

    dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

    tertanggal 12 September 1995 nomor 73.

    Dalam menjalankan usahanya pertama kali, PT. Distriversa

    BuanaMas ini berkedudukan di Bandung. Pada tahun 1999, PT.

    Distriversa BuanaMas mendirikan 6 cabang, 6 gudang dan 6

  • 7

    subdistributor di luar pulau Jawa, sedangkan pada tahun 2000

    membangun cabang baru di Jakarta, Palembang, Malang. Pada tahun

    2001 membangun cabang baru di Pontianak, Solo, Cirebon. Pada tahun

    2003 menambah cabang baru lagi di Jakarta dan sampai tahun 2005,

    PT. Distriversa

    BuanaMas telah memiliki 15 cabang dan 15 subdistributor yang

    tersebar di seluruh nusantara. Perusahaan ini menjalankan usahanya

    dengan cara menjual barang-barang ke seluruh pelosok nusantara

    dengan bantuan pendistribusian melalui kantor cabang- cabangnya dan

    mendapat pasokan dari perusahaan Brataco Group (PT. Ikapharmindo

    Putramas dan PT. Ikafood) dan beberapa perusahaan diluar Brataco

    Group , barang-barang yang dipesan customer dikirim melalui darat,

    udara, dan laut, tergantung dari jarak keberadaan customer dari

    cabang terdekat PT. Distriversa BuanaMas. Jenis barang yang dijual

    seperti makanan, farmasi dan berbagai macam kebutuhan sehari-hari

    masyarakat.

    Pada awal berdirinya sampai sekarang ini, PT. Distriversa

    BuanaMas mempunyai beberapa macam pelayanan utama seperti

    gudang yang tersentralisasi, biaya angkut dan pabean untuk barang

    impor, penjualan dan penagihan, pengiriman dan pelayanan setelah

    penjualan terhadap tempat-tempat penjualan, manajemen resiko

    terhadap kredit, pelayanan pemasaran, sistem pelaporan, pelayanan

  • 8

    publik dan public relation, hubungan dengan institusi pemerintah,

    registrasi.

    Dalam menjalankan usahanya, PT. Distriversa BuanaMas

    mengutamakan kepercayaan kepada customer-nya, terutama customer

    lama, sehingga perusahaan tidak menetapkan suatu jaminan hutang bagi

    masing-masing customer, selama customer tersebut membayar piutang

    yang ada tepat pada waktunya. Untuk sekarang ini, melalui 15 cabang

    dan 15 subdistributor yang tersebar di Indonesia disertai dengan

    dukungan dari banyak sumber daya manusia yang berkualitas, PT.

    Distriversa BuanaMas telah menjalin kerjasama dengan 30.000

    customer yang ada di seluruh nusantara.

    2.1.2 Visi dan Misi

    Visi: Menjadi perusahaan distribusi yang berorientasi kepada

    pelanggan dan dikenal di seluruh nusantara.

    Misi: a. Menjadi perusahaan distribusi yang berorientasi kepada

    kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat.

    b. Memberi jasa pelayanan yang cepat, tepat, dan terpercaya.

    c. Memperluas cabang-cabang yang mencakup seluruh nusantara

    sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

    d. Membentuk dan menyediakan Sumber Daya Manusia yang

    tanggap, efisien dan berdedikasi tinggi pada visi dan misi

    perusahaan, serta dapat meningkatkan kemampuan dalam

  • 9

    pengoperasian teknologi modern sehingga memberi pelayanan

    yang berkualitas baik.

    e. Menjalin kerjasama yang erat dengan pelanggan, supplier,

    mitra bisnis, lembaga terkait, dan pemerintah dalam

    menjalankan bisnis perusahaan.

    f. Mencapai peningkatan penghasilan dan pengembalian

    investasi bagi pemegang saham dengan operasional dan

    praktek keuangan yang disiplin.

    2.2 Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan

    pola tetap tentang hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau

    posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,

    wewenang dan tanggungjawab dalam pekerjaanya yang berbeda-beda pada

    suatu organisasi menurut keahlian (skill) yang dimilikinya. Pada PT.

    Distriversa BuanaMas struktur organisasinya berbentuk garis, dimana tiap-

    tiap bagian mempunyai kepala dan seorang kepala tidak dapat memerintah

    bawahannya sewenang-wenang.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    gambar 2.1.

  • 10

    Sumber: PT. DBM

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Distriversa BuanaMas

    2.3 Tugas Wewenang

    Untuk melaksanakan kegiatan di perusahaan agar terkoordinir dengan

    baik, dibutuhkan pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian

    atau unit kerja yang ada di perusahaan. Struktur Organisasi pada PT. DBM

    memiliki tugas, tanggungjawab dan wewenang sebagai berikut:

    1. BOD (Bottom Of Director)

    BOD pada PT. DBM adalah sebagai pemilik dan pemimpin tunggal yang

    dipegang oleh 1 orang

    Tugas BOD:

    a. Menentukan kebijakan yang perlu diambil

    b. Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan

    Tanggungjawab BOD:

    a. Menetapkan Visi dan Misi perusahaan

  • 11

    b. Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan dan

    disesuaikan dengan kebutuhan dan aktifitas perusahaan

    Wewenang BOD:

    a. Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal

    dan dalam segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun

    kepemilikan

    b. Menetapkan keputusan perjanjian kerjasama dengan pihak lain

    2. Direktur

    Tugas Direktur:

    a. Menentukan kebijakan yang perlu diambil

    b. Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan

    Tanggungjawab Direktur:

    a. Bertanggung jawab kepada BOD

    b. Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan dan

    disesuaikan dengan kebutuhan dan aktifitas perusahaan

    Wewenang Direktur:

    a. Menetapkan keputusan

    b. Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar

    3. Manager Logistik

    Tugas Manager Logistik:

    a. Memimpin serta mengkoodinir kegiatan pembelian

    b. Memberikan laporan persediaan kepada pihak yang diajak bekerjasama

    Tanggungjawab Manager Logistik:

  • 12

    a. Mengkoordinir fungsi persediaan

    b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembelian

    Wewenang Manager Logistik:

    a. Memeriksa laporan persediaan

    b. Menyejutui pemesanan barang ke supplier

    4. Manager Konsumen

    Tugas Manager Konsumen:

    a. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan penjualan yang ada di

    supermarket, hypermarket, minimarket, grosir, retail dan salon

    b. Meningkatkan penjualan produk

    Tanggungjawab Manager Konsumen:

    a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penjualan

    b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,

    kondisi pasar serta masalah yang muncul untuk divisi konsumen

    Wewenang Manager Konsumen:

    a. Menetapkan DPC (Discount Proposal Control)

    b. Menetapkan budget control

    5. Manager Penjualan

    Tugas Manager Penjualan:

    a. Mengembangkan jalur penjualan dan distribusi

    b. Memastikan pencapaian target penjualan

    Tanggungjawab Manager Penjualan:

    a. Menganalisa pelaksanan kegiatan penjualan dibidang konsumen

  • 13

    b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,

    kondisi pasar serta masalah yang muncul

    Wewenang Manager Penjualan:

    a. Mengusulkan permintaan DPC (Discount Proposal Control)

    b. Mengusulkan permintaan bugdet control

    6. Manager Pharma

    Tugas, tanggungjawab dan wewenang Manager Pharma sama dengan

    Manager Konsumen yang berbeda hanya di divisi.

    Tugas Manager Pharma:

    a. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan penjualan yang ada di

    toko obat, apotik, institusi pharma.

    b. Meningkatkan penjualan produk

    Tanggungjawab Manager Pharma:

    a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penjualan di bidang pharma

    b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,

    kondisi pasar serta masalah yang muncul untuk divisi pharma

    Wewenang Manager Pharma:

    a. Menetapkan DPC (Discount Proposal Control)

    b. Menetapkan budget control

    Asisten Pharma disini bertugas hanya membantu Manager Pharma.

    Apabila Manager Pharma tidak ditempat maka Asisten Pharma yang

    menggantikannya.

  • 14

    7. Region Manager

    Tugas Region Manager:

    a. Menanggani semua cadang yang masuk dalam satu region.

    b. Meningkatkan target penjualan dalam semua divisi

    Tanggungjawab Region Manager:

    a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan cabang yang masuk dalam

    devisi yang dia pimpin

    b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,

    kondisi pasar serta masalah yang muncul ditiap area masing-masing.

    Wewenang Region Manager:

    a. Memutuskan semua hal yang terjadi di cabang yang termasuk dalam

    divisi yang dipimpinnya

    b. Meminta laporan keuntungan, laporan omzet.

    8. Key Account

    Tugas Key Account:

    a. Memberikan laporan tentang kegiatan yang dilakukan oleh competitor

    b. Membantu kepala cabang dalam mencari omzet penjualan.

    Tanggungjawab Key Account:

    a. Bertanggung jawab kepada Region Manager, Manager divisi

    konsumen, Manager divisi pharma, assisten Manager pharma dan

    kepala-kepala cabang

    b. Melakukan sales spreading dengan salesman atau supervisor

  • 15

    Wewenang Key Account:

    a. Melakukan inspeksi mendadak ke setiap outlet.

    b. Meminta tambahan diskon kepada manager

    9. Bussines Development Coordinator

    Tugas Bussines Development Coordinator:

    a. Mencari principle baru untuk diajak bekerja sama

    b. Menjalin hubungan baik dengan principle baik dalam persediaan

    barang, diskon.

    Tanggungjawab Bussines Development Cordinator:

    a. Bertanggung jawab kepada Direktur, BOD, Key Account.

    b. Bertanggung jawab dalam menangani masalah-masalah

    berhubungan dengan principle.

    Wewenang Bussines Development Cordinator:

    a. Mengusulkan principle baru

    b. Mengadakan negosiasi dengan principle

  • 16

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Teori Pendukung

    3.1.1 Jaringan Komputer

    Jika komputer anda bekerja berhubungan dengan komputer lain

    dan peralatan lain sehingga membentuk suatu group, maka ini disebut

    sebagai network (jaringan). Sedangkan bagaimana komputer tersebut

    bisa saling berhubungan serta mengatur sumber yang ada disebut

    sebagai sistem jaringan (networking). (Wirija, 2005:1)

    Jaringan komputer adalah suatu sistem yang menghubungkan

    komputer menggunakan suatu teknologi transmisi data. Secara lebih

    sederhana, jaringan komputer dapat diartikan sebagai sekumpulan

    komputer beserta mekanisme dan prosedurnya yang saling terhubung

    dan berkomunikasi. (Ramadhan, 2006:2)

    Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi

    komputer dan teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini

    melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencakup

    pemakaian database, software aplikasi dan peralatan hardware secara

    bersamaan, sehingga pengguna komputer yang sebelumnya hanya

    berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang

    terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

  • 17

    tugasnya, sistem inilah yang disebut jaringan komputer. (computer

    network). (Sopandi, 2010:2)

    Menurut Sofana (2008:4), jaringan komputer terbagi berdasarkan

    beberapa klasifikasi yang berdasarkan area atau skala, berdasarkan

    media penghantar dan berdasarkan fungsinya:

    1. Berdasarkan Area

    a. Local Area Network (LAN)

    LAN adalah jaringan lokal yang dibuat pada area tertutup,

    misalkan dalam satu gedung atau dalam satu ruangan. Kadangkala

    jaringan lokal disebut juga jaringan privat. (Sofana, 2008:4)

    Gambar 3.1 Jaringan LAN

    b. Metropolitan Area Network (MAN)

    Menggunakan metode yang sama dengan LAN, namun daerah

    cakupannya lebih luas. Daerah cakupan MAN bisa satu RW,

    beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama, satu kota

    bahkan satu provinsi. (Sofana, 2008:4)

  • 18

    LAN LAN

    LAN

    MAN

    Gambar 3.2 Jaringan MAN

    c. Wide Area Network (WAN)

    Cakupannya lebih luas dari MAN, meliputi satu kawasan, satu

    Negara, satu pulau bahkan satu benua. Metode yang digunakan

    WAN hampir sama dengan LAN dan MAN. (Sofana, 2008:5)

    Gambar 3.3 Jaringan WAN

    d. Internet

    Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada

    di dunia, sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet,

    bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antar planet.

    (Sofana, 2008:5)

  • 19

    2. Berdasarkan Media

    a. Wire Network

    Adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai

    medias penghantar. Jadi, data mengalir pada kabel. Kabel yang

    umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan

    bahan tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan

    bahan jenis fiber optic atau serat kaca. (Sofana, 2008:6)

    b. Wireless Network

    Adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media

    penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Frekuensi yang

    digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya

    menggunakan frekuensi tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8 GHz.

    Sedangkan penggunaan infrared umumnya hanya terbatas untuk

    jenis jaringan yang hanya melibatkan dua komputer saja atau

    disebut point-to-point. (Sofana, 2008:6)

    3. Berdaasrkan Fungsi

    a. Client - Server

    Adalah jaringan komputer yang satu (boleh lebih) komputer

    difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer yang lain.

    Server melayani komputer lain yang disebut client, layanan

    diberikan berupa akses web, e-mail, file atau yang lain. Client

    server banyak dipakai pada internet. (Sofana, 2008:6)

  • 20

    b. Peer-to-peer

    Adalah jaringan komputer dimana setiap komputer bisa menjadi

    server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan

    memberikan akses dari komputer lain. (Sofana, 2008:6)

    3.1.2 Topologi Jaringan Komputer

    Topologi Jaringan adalah gambaran dari struktur jaringan yang

    akan dibangun dan merupakan suatu aturan bagaimana menghubungkan

    komputer satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara

    komponen-komponen yang berkomunikasi melalui media/peralatan

    jaringan, seperti server, workstation, hub/switch dan pengkabelannya.

    (Utomo, 2006:21). Secara umum topologi yang paling dikenal ada

    empat macam yaitu:

    1. Topologi Bus

    Dalam topologi ini masing-masing komputer akan terhubung

    ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal dan pada akhir dari

    kabel harus diakhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah

    sangat jarang digunakan dalam membangun jaringan komputer biasa

    karena memiliki beberapa kekurangan diantaranya kemungkinan

    terjadinya tabrakan aliran data, jika salah satu perangkat putus atau

    terjadi kerusakan pada satu bagian komputer maka jaringan langsung

    tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut diatasi. (Utomo,

    2006:21)

  • 21

    Gambar 3.4 Topologi Bus

    2. Topologi Ring

    Topologi cincin atau yang sering disebut dengan ring topologi

    adalah topologi jaringan dimana setiap komputer yang terhubung

    membuat lingkaran. Dengan artian setiap komputer yang terhubung

    ke dalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua arah lainnya

    sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.

    Adapun kelebihan dari topologi ini adalah kabel yang digunakan bisa

    lebih hemat. Tetapi kekurangannya adalah pengembangan jaringan

    akan menjadi susah karena setiap komputer akan saling terhubung.

    (Utomo, 2006:22)

    Gambar 3.5 Topologi Ring

  • 22

    3. Topologi Star

    Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan

    topologi star. Pada topologi ini kita mengguakan bantuan alat lain

    untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang dipakai

    disini adalah hub, switch dll. Keuntungan dari topologi ini

    diantaranya memudahkan admin dalam mengelola jaringan,

    memudahkan dalam penambahan komputer atau terminal,

    kemudahan mendeteksi kerusakan dan kesalahan pada jaringan.

    Kekurangan topologi ini diantaranya pemborosan kabel, control

    yang terpusat pada hub terkadang jadi permasalahan kritis kalau

    seandainya terjadi kerusakan pada hub maka semua jaringan tidak

    bisa digunakan. (Utomo, 2006:23)

    Gambar 3.6 Topologi Star

    4. Topologi Tree

    Topologi pohon atau disebut juga topologi hirarki dan dapat

    juga disebut topologi bertingkat merupakan topologi yang bisa

    digunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.

    Sentral pusat atau yang berada di bagian paling atas merupakan

  • 23

    sentral yang aktif, sedangkan sentral yang dibawahnya adalah sentral

    yang pasif. (Utomo, 2006:24)

    Gambar 3.7 Topologi Tree

    3.1.3 Perangkat Jaringan Komputer

    Perangkat network atau perangkat jaringan adalah sebuah

    perantara atau alat untuk menjalankan sebuah jaringan komputer.

    (Sofana, 2008:64). Ada beberapa perangkat jaringan standar yang

    sering digunakan, antara lain:

    1. Server

    Secara umum server adalah sebuah komputer yang berisi

    program baik sistem operasi maupun program aplikasi yang

    menyediakan pelayanan kepada komputer atau program lain yang

    sama ataupun berbeda. Komputer server adalah komputer yang

    biasanya dikhususkan untuk penyimpanan data yang akan digunakan

    bersama, atau sebagai basis data. Dalam model programming

    client/server, server adalah program-program yang menunggu dan

  • 24

    memenuhi permintaan dari client program yang sama atau berbeda.

    (Sopandi:2010:13)

    2. Workstation

    Adalah komputer yang ditujukan sebagai client, dimana

    komputer ini sebagai tempat kerja atau pengolahan data yang diakses

    dari server. (Sopandi, 2010:15)

    3. LAN Card (Network Interface Card)

    Kartu jaringan atau juga network card adalah sebuah karu yang

    berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke jaringan komputer.

    Jenis NIC yang beredar terbagi menjadi dua jenis, yaitu NIC yang

    bersifat fisik dan NIC yang bersifat logis. Setiap jenis NIC diberi

    nomor alamat yang disebut dengan MAC address, yang dapat

    bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna. (Sofana, 2008:66)

    Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang dipasang pada slot

    ekspansi pada sebuah motherboard komputer (server maupun

    workstation) sehingga komputer dapat dihubungkan ke dalam sistem

    jaringan. Ethernet adalah teknologi yang paling banyak dipakai saat

    ini dalam LAN. (Sopandi, 2010:15)

    4. Hub / Switch

    Hub adalah istilah umum yang digunakan untuk menerangkan

    sebuah central connection point untuk komputer pada network. Hub

    tidak memiliki fasilitas routing, sehingga informasi yang datang

    akan dikirimkan ke semua komputer (broadcast). (Sopandi, 2010:18)

  • 25

    Switch adalah hub pintar yang mempunyai kemampuan untuk

    menentukan tujuan MAC address (Media Access Control Address;

    Ethernet Address, physical address atau hardware address) dari

    packet. (Sopandi, 2010:19)

    5. Kabel dan Connector

    Kabel merupakan salah satu bagian terpenting dalam media

    koneksi antara komputer dengan komputer lainnya. Setiap jenis

    kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda.

    (Sopandi, 2010:29)

    Terdapat banyak jenis kabel yang bisa kita gunakan untuk

    media komunikasi jaringan komputer. Beberapa diantaranya yang

    popular saat ini adalah kabel UTP dan STP. Untuk koneksi kabel

    jenis ini menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45. (Sopandi,

    2010:36)

    6. Modem

    Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator.

    Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi ke

    dalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan.

    Sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal

    informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang

    diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik.

    Modem merupakan penggabungan keduanya, artinya modem adalah

    alat komunikasi dua arah. (Utomo, 2006:70)

  • 26

    3.1.4 Media Penyimpanan

    Media penyimpanan merupakan perangkat untuk menyimpan

    data, perintah dan informasi untuk penggunaan di masa mendatang,

    contohnya komputer dapat menyimpan ratusan atau jutaan nama dan

    alamat konsumen. Penyimpanan data ini bersifat permanen. Komputer

    menyimpan data, perintah dan informasi dalam media penyimpanan

    (storage media). Contoh media penyimpanan adalah floppy disk, USB

    flash drive, harddisk, CD, DVD dan memory card. Perangkat

    penyimpanan (storage device) merekam (menulis) dan/atau

    mendapatkan kembali (membaca) berbagai hal ke dan dari media

    penyimpanan. Alat penyimpanan sering kali berfungsi sebagai sumber

    input karena media penyimpanan memidahkan data penyimpanan ke

    memori. (Shelly, 2007:8),

    Harddisk menyediakan kapasitas penyimpanan yang jauh lebih

    besar dibandingkan floppy disk maupun USB flash drive. rata-rata

    harddisk mampu menyimpan lebih dari 100 miliar karakter. harddisk

    ditempatkan dalam rangka tertutup dan kedap udara. Walaupun

    beberapa harddisk eksternal dapat dipindahkan, harddisk kebanyakan

    berada dalam rangka komputer. (Shelly, 2007:8)

    Komponen perangkat keras berupa disket, harddisk, CD/DVD

    disebut juga sebagai media penyimpanan (storage). Disebut media

    karena berfungsi sebagai wadah atau tempat penampungan. Media

    penyimpanan bisa berfungsi ganda, yaitu sebagai piranti masukan

  • 27

    (menyediakan data untuk diolah oleh processor) dan sekaligus sebagai

    piranti keluaran (menyimpan data/informasi yang sudah diolah). (Talib,

    2005:5)

    3.1.5 Sistem Terdistribusi

    Sebelum jaringan komputer popular, user komputer pernah

    mengenal sistem terdistribusi. Terdapat hal yang cukup

    membingungkan dalam pemakaian istilah jaringan komputer dan sistem

    terdistribusi. Persamaannya adalah keduanya merupakan sekumpulan

    komputer yang saling terkoneksi dengan media transmisi yang relatif

    tidak jauh berbeda, dan sama-sama harus memindahkan file. (Syafrizal,

    2005:5)

    Perbedaan utama antara jaringan komputer dengan sistem

    terdistribusi terletak pada perangkat lunaknya (khususnya sistem

    operasi), bukan pada perangkat kerasnya, karena perangkat lunaklah

    yang menentukan tingkat keterpaduan dan transparasi jaringan yang

    bersangkutan. (Syafrizal, 2005:7).

    Menurut Marimin dkk (2006:58), pada sistem terdistribusi atau

    desentralisasi, pengguna dapat mengoperasikan suatu program dan

    kemudian program tersebut secara otomatis akan bekerja dan bertugas

    memilih prosesor, menemukan dan mengirimkan file ke suatu prosesor

    dan menyimpan hasilnya di tempat yang tepat. Inilah yang merupakan

    tugas sistem operasi. Sistem terdistribusi ini merupakan antara sistem

  • 28

    sentralisasi dan sistem desentralisasi, yaitu setiap unit dapat mengolah

    data secara sendiri-sendiri (bebas), selain itu dapat mengalihkan

    informasi yang dihasilkan ke sentral untuk selanjutnya data/informasi

    tersebut dapat diolah di sentral.

    Gambar 3.8 Skema Sistem Terdistribusi

    3.1.6 Load Balancing

    Load balancing adalah suatu proses dan teknologi yang

    mendistribusikan trafik situs diatara beberapa server dengan

    menggunakan perangkat berbasis jaringan. Proses ini mampu

    mengurangi beban kerja tiap server sehingga tidak ada server yang

    overload, memungkinkan server untuk menggunakan bandwidth yang

    tersedia secara lebih efektif dan menyediakan akses yang cepat ke situs-

    situs yang di-hosting. (Sagala, 2010:17),

    Menurut Madcoms (2010:14), network load balancing (NLB)

    merupakan gerbang jaringan yang memungkinkan anda untuk

    mendistribusikan TCP/IP ke beberapa sistem, dalam rangka

    mngoptimalkan pemafaatan sumber daya, penurunan waktu komputasi

    dan memastikan ketersediaan sistem.

  • 29

    Algoritma load balancing yang baik mempergunakan kecepatan

    jalur dan informasi keandalan. Load balancing meningkatkan kegunaan

    segmen-segmen jaringan, sehingga menambah keefektifan bandwidth

    jaringan. (Wahana, 2004:326).

    Gambar 3.9 Skema Load Balancing

    3.1.7 Round Robin

    Menurut Hariyanto (2006:113), round robin merupakan:

    a. Penjadwalan preemptive, namun proses tidak di preempt secara

    langsung oleh proses lain namun oleh penjadwalan berdasarkan lama

    waktu berjalannya suatu proses maka penjadwalan ini disebut

    preempt-by-time.

    b. Penjadwalan tanpa prioritas.

    Konsep dari penjadwalan round robin ini proses dilakukan secara

    bergiliran berdasarkan antrian dan setiap proses dikerjakan secara

    berurutan. Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu

    pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time-slice tempat proses

    itu berjalan. (Hariyanto, 2006:113)

  • 30

    Ketentuan algoritma round robin (rr) sebagai berikut:

    a. Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka proses running itu

    menjadi ready (runnable) dan pemroses dialihkan ke proses lain.

    b. Jika kwanta belum habis dan proses menunggu suatu kejadian

    (misalnya menunggu selesainya suatu operasi I/O), maka proses

    running itu menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain.

    c. Jika kwanta belum habis tapi proses telah selesai maka proses

    running itu diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses lain.

    (Hariyanto, 2006:113).

    Menurut Hariyanto (2006:114), kelebihan algoritma round robin

    berdasarkan kriteria penilaian penjadwalan:

    a. Fairness, penjadwalan round robin adil bila dipandang dari

    persamaan pelayanan oleh pemroses.

    b. Penjadwalan round robin cenderung efisien pada sistem interaktif.

    c. Waktu tanggap (response time), penjadwalan round robin

    memuaskan untuk sistem interaktif.

    d. Turn arround time, penjadwalan round robin cukup bagus.

    e. Throughput, penjadwalan round robin cukup bagus.

    Penggunaan round robin cocok untuk sistem interactive-time

    sharing dalam hal ini sebagian besar waktu dipergunakan untuk

    menunggu kejadian eksternal, tetapi round robin tidak cocok untuk

    sistem waktu nyata apalagi hard-real-time-applications. (Hariyanto,

    2006:1134)

  • 31

    3.1.8 FTP (File Transfer Protocol)

    FTP merupakan singkatan dari File Transfer Protocol. FTP

    merupakan aplikkasi yang memberikan akses/ pertukaran data antara

    dua komputer (client dan server). Transfer file/data ini terjadi antara

    komputer di jaringan lokal atau melalui internet. FTP biasanya

    menggunakan dua buah port untuk koneksi yaitu port 20 dan port 21

    dan berjalan exclusively melalui TCP bukan UDP. FTP server

    mendengar pada port 21 untuk incoming connection dari FTP client.

    Biasanya port 21 adalah command port dan port 20 adalah data port.

    (Satria, 2009)

    FTP memungkinkan seseorang mentransfer file antar komputer di

    internet. Secara teknis, FTP adalah suatu protokol jaringan sederhana

    menurut IP, tetapi banyak juga orang yang memakai istilah FTP untuk

    menunjuk jenis layanan file sharing ini. (Wahana, 2004:239)

    Layanan FTP didasarkan pada arsitektur client-server. Program

    client FTP memulai koneksi dengan komputer lain yang letaknya

    terpisah dengan menjalankan perangkat lunak FTP. Setelah koneksi

    terbentuk, client dapat memilih untuk mengirimkan dan/atau menerima

    salinan file, satu demi satu atau secara berkelompok. Untuk dapat

    berkoneksi dengan suatu FTP server, seorang client biasanya wajib

    menyertakan username (nama pengguna) dan password (kata sandi)

    seperti yang sudah ditetapkan oleh pengelola server. (Wahana,

    2004:239)

  • 32

    Gambar 3.10 Skema Kerja FTP server

    3.1.9 HAProxy (High Availability Proxy)

    HAProxy adalah load balancing yang berkinerja tinggi yang

    menyediakan layanan TCP dan HTTP. HAProxy mampu mendukung

    load balancing yang dengan konfigurasi yang lengkap, tetapi lebih

    digunakan dalam konfigurasi dasar yang berguna untuk BOSH

    connection manager. (Moffitt, 2010:390)

    Menurut situs resminya (http://haproxy.1wt.eu/) yang diakses

    tanggal 27 November 2013, HAProxy merupakan aplikasi gratis, sangat

    cepat dan solusi handal yang menawarkan tingkat ketersediaan yang

    tinggi, load balancing, dan proxy untuk aplikasi berbasis HTTP dan

    TCP. Hal ini sangat cocok untuk situs web yang mulai berkembang

    dengan beban sangat tinggi yang membutuhkan ketekunan atau

    pengolahan di Layer7. Mendukung ribuan koneksi yang sangat realistis

    dengan perangkat keras yang ada sekarang. Cara pengopeasiannya

    dengan membuat integrasi ke dalam arsitektur yang ada dengan sangat

    mudah dan rendah resiko. HAProxy menerapkan model event-driven,

    single-process yang memungkinkan dukungan untuk banyak koneksi

    yang sangat tinggi pada koneksi secara terus-menerus dengan kecepatan

  • 33

    yang sangat tinggi. Multi-process atau model multi-threaded kurang

    dapat mengatasi ribuan koneksi dikarenakan keterbatasan memori,

    keterbatasan sistem penjadwalan dan pertukaran kunci di mana-mana.

    Client

    Server1 Server2

    HAProxy

    Gambar 3.11 Skema HAProxy

    3.1.10 ProFTPd

    Menurut situs resmi ProFTPd (http://www.proftpd.org) yang

    diakses tanggal 27 November 2013, ProFTPd tumbuh berdasarkan

    kebutuhan untuk mdapat emiliki sebuah server FTP yang aman dan

    mudah dikonfigurasi, muncul dari kecocokan yang besar terhadap

    Apache web server. ProFTPd adalah salah satu aplikasi untuk transfer

    file menggunakan FTP (file transfer protocol). Salah satu kegunaan

    ProFTPd adalah unutk download maupun upload file ke dalam web

    server atau server.

    Proftpd menawarkan beberapa fitur berikut :

    1. Per direktori ".ftpaccess" konfigurasi mirip dengan Apache

    ".htaccess".

  • 34

    2. Mudah untuk mengkonfigurasi beberapa server FTP virtual dan

    layanan FTP anonim.

    3. Dirancang untuk menjalankan baik sebagai server yang berdiri

    sendiri atau dari inetd/xinetd, tergantung pada beban sistem.

    4. Direktori Root Anonymous FTP tidak memerlukan struktur

    direktori tertentu, sistem biner atau file sistem lainnya.

    5. Source code tersedia untuk administrator dan pengembang untuk

    melakukan audit.

    6. Direktori tersembunyi dan file, berdasarkan izin Unix-style atau

    kepemilikan user/group.

    7. Dukungan password suite, termasuk dukungan untuk account yang

    kadaluarsa.

    8. Desain modular, yang memungkinkan server untuk diperpanjang

    mudah dengan modul. Modul telah ditulis untuk database SQL,

    server LDAP, enkripsi SSL/TLS, dukungan RADIUS, dll.

    9. Dukungan IPv6 .

  • 35

    3.2 Hasil Penelitian Terdahulu

    Untuk mendukung penelitian, penulis menggunakan beberapa hasil

    penelitian terdahulu sebagai bahan referensi penulis dalam melakukan

    penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1 Hasil Penelitian Terdahulu

    No Judul Penulis dan

    Tahun

    Hasil Penelitian

    1 Membangun

    Sistem Cloud

    Computing dengan

    Implementasi Load

    Balancing dan

    Pengujian

    Algoritma

    Penjadwalan Linux

    Virtual Server pada

    FTP Server

    Yoppi

    Lisyadi

    Oktavianus,

    2013

    Banyak hal dapat

    diimplementasikan dengan

    teknologi cloud computing seperti

    layanan penyimpanan, aplikasi dan

    lain-lain. Dalam penelitian ini

    teknologi cloud computing

    diimplementasikan dengan layanan

    aplikasi FTP (File Transfer

    Protocol). Melalui proses teknologi

    virtualisasi, 3 server FTP dibangun

    dalam bentuk virtual di dalam satu

    komputer server hypervisor yang

    dapat diakses melalui jaringan.

    Demi terciptanya ketersediaan

    layanan FTP yang handal, maka

    digunakan teknologi load

    balancing high availability dengan

    aplikasi LVS (Linux Virtual Server)

    dan memakai metode direct

    routing. Algoritma penjadwalan

    yang digunakan, yaitu least

    connection (LC), weighted least

    connection (WLC), source hashing

    (SH), shortest expected delay

    (SED) dan never queue (NQ).

    Berdasarkan hasil pengujian, sistem

    cloud computing memiliki tingkat

    efisiensi pemanfaatan resource

    yang lebih efisien dari sistem

    konvensional dengan pemanfaatan

    processor sampai 51% dan memori

    53%, serta performansi yang lebih

    baik dari sistem konvensional

    dengan response time rata-rata

  • 36

    0,998787 ms dan throughput rata-

    rata 10789997,75 Bps. Algoritma

    never queue (NQ) dipilih sebagai

    algoritma terbaik dari 4 algoritma

    lainnya pada sistem load balancing

    berdasarkan response time rata-rata

    yang paling kecil yaitu 0,926667

    mb dan throughput rata-rata yang

    paling besar yaitu 10862038 Bps.

    2 Analisis

    Perbandingan

    Unjuk Kerja Sistem

    Penyeimbang

    Beban Web Server

    Dengan HAProxy

    Dan Pound Links

    Dite Ardhian,

    Adian

    Fatchur

    Rochim , Eko

    Didik

    Widianto,

    2013

    1. Kinerja sistem penyeimbang beban Haproxy maupun Pound

    Links pada Ubuntu server 12.04

    dapat membagi beban CPU,

    memori dan trafik.

    2. Sistem penyeimbang beban ini menggunakan failover mode saat

    salah satu server mengalami

    kegagalan server maka layanan

    web tetap dapat diakses klien.

    3. Data yang dikirimkan oleh server ke klien baik pada sistem

    penyeimbang beban Haproxy

    maupun Pound Links tidak rusak

    maupun hilang.

    4. Web server menjadi aman karena IP nya menggunakan IP lokal

    yang tidak dapat di akses maupun

    di traceroute secara langsung dari

    Internet.

    5. Replikasi dua arah basis data MySQL berfungsi untuk update

    basis data server secara realtime.

    6. Sinkronisasi menggunakan Unison memiliki keunggulan

    yaitu hemat bandwidth.

    7. Sistem penyeimbang beban menggunakan Haproxy memiliki

    keunggulan dibanding Pound

    Links dari parameter waktu

    respon 70% lebih cepat,

    throughput 20% lebih besar dan

    akses halaman per menit 60%

    lebih banyak.

  • 37

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    4.1.1 Lokasi

    Penulis melakukan penelitian di PT. Distriversa BuanaMas yang

    beralamat di Jalan Malaka 2 No. 99 Kenten Palembang.

    4.1.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, mulai dari bulan

    Oktober 2013 sampai dengan Desember 2013.

    4.2 Jenis Data

    Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan jenis data primer

    dan data sekunder.

    4.2.1 Data Primer

    Menurut Sugiarto (2003:14), data primer adalah data yang

    diperoleh dari sumber pertama baik dan individu maupun perseorangan

    baik dengan penyebaran kuisioner maupun hasil wawancara.

    Data primer yang penulis gunakan didapatkan secara langsung

    dari PT. DBM dan dari sistem yang dibuat, seperti topologi jaringan

    dan data-data hasil pengujian dari alat yang dibuat.

  • 38

    4.2.2 Data Sekunder

    Menurut Sugiarto (2003:14), data sekunder adalah data yang

    diperoleh dari penelitian kepustakaan atau bahan yang bersifat teoritis

    yang relevan dengan penelitian buku-buku, majalah, internet dan media

    lainnya.

    Data sekunder yang penulis dapatkan secara tidak langsung baik

    dari PT. DBM maupun studi literatur, seperti sejarah dan struktur

    organisasi PT. DBM, teori-teori pendukung yang berhubungan dengan

    penelitian.

    4.3 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk

    mendapatkan data, yaitu:

    4.3.1 Observasi

    Menurut Raco (2010:112), Observasi berarti mengumpulkan data

    langsung dari lapangan. data yang diobservasi dapat berupa gambaran

    tentang sikap, kelakuan, prilaku, tindakan keseluruhan interaksi antar

    manusia.

    Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke PT.

    DBM dan dari alat yang dibuat untuk mendapatkan data-data seperti

    struktur organisasi, topologi jaringan dan data-data hasil pengujian yang

    penulis lakukan terhadap sistem yang dibuat.

  • 39

    4.3.2 Wawancara

    Menurut Moleong (2007:186), wawancara adalah percakapan

    dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,yaitu

    pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

    terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

    Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan Bapak

    Fredy Purwanto selaku Staf IT pada PT. DBM.

    4.3.3 Studi Pustaka

    Menurut Zed (2008:3), studi pustaka ialah serangkaian kegiatan

    yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca

    dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.

    Penulis mengumpulkan data-data seperti teori-teori pendukung

    dalam bentuk teks-teks tertulis maupun soft-copy seperti buku, ebook,

    artikel-artikel, dan jurnal penelitian

    4.4 Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian terapan

    (Applied Research). Meurut Nawawi & Martini (2005), Penelitian Terapan

    dilakukan untuk mencari pemecahan masalah-masalah nyata (real) dalam

    kehidupan secara ilmiah. Hasil penelitian yang obyektif mengenai latar

    belakang dan sebab-sebab suatu masalah, merupakan petunjuk yang dapat

    dipergunakan dalam menyusun implementasi dan alternatif saran-saran

    tindakan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

  • 40

    4.5 Teknik Pengembangan Sistem

    Teknik pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian

    ini adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Menurut Stiawan

    (2009:2), NDLC merupakan sebuah metode yang bergantung pada proses

    pembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur hidup

    pengembangan aplikasi dan analisis pendistribusian data. Beberapa tahapan

    dalam NDLC, yaitu:

    Gambar 4.1 Tahapan NDLC

    1. Analysis: Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa

    permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa

    topologi/jaringan yang sudah ada saat ini.

    2. Design: Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini

    akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan

    dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran

    seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desai struktur

  • 41

    topologi, desain akses data, desain tata letak perkabelan, dan sebagainya

    yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan

    dibangun.

    3. Simulation Prototype: Beberapa networker’s akan membuat dalam

    bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti

    BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini

    dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan

    dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work

    lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak

    para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk

    membangun topologi yang akan didesain.

    4. Implementation: Di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari

    tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan

    semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi

    merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya

    project yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan diuji

    dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.

    5. Monitoring: setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan

    yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan

    sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal

    analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.

    6. Management: Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi

    perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk

  • 42

    membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan

    baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan

    sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis

    perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau

    alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

    4.6 Teknik Pengujian

    Langkah pertama yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah

    membuat dua FTP server terdistribusi, kemudian mesin akan diuji untuk

    mendapatkan data hasil pengujian dengan beberapa pengujian yaitu:

    1. Pengujian penyimpanan data dari client ke FTP server dengan cara meng-

    upload sebuah file oleh client kemudian akan diukur berapa lama waktu

    yang dibutuhkan untuk proses penyimpanan data tersebut oleh client

    dilakukan sebanyak 5 kali.

    2. Pengujian pengambilan data FTP server ke client dengan cara men-

    download sebuah file oleh client kemudian akan diukur berapa lama waktu

    yang dibutuhkan untuk proses pengambilan data tersebut oleh client.

    3. Pengujian Algoritma RoundRobin dengan cara menggunakan utilitas ping

    dari client ke FTP server, kemudian akan dilihat client tersebut akan

    dibebankan ke FTP server1 atau FTP server2. Pengujian ini akan

    dilakukan sebanyak 5 kali.

  • 43

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil

    5.1.1 Analisis

    5.1.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan

    Jaringan komputer pada PT. DBM Palembang saat ini

    menggunakan jaringan lokal (LAN) dimana yang terdiri dari banyak

    komputer yang digunakan karyawan dan hanya tersedia satu unit

    komputer yang digunakan sebagai komputer administrator untuk

    penyimpanan dan pengolahan data-data dari karyawan, print sharing dan

    backup data.

    Semua komputer karyawan terhubung dengan komputer

    administrator. Penyimpanan data juga dapat dilakukan pada setiap

    komputer karyawan masing-masing dengan media penyimpanan yang

    terbatas. Setiap karyawan selesai melakukan pekerjaan maka data yang

    diolah oleh karyawan akan disimpan di komputer administrator dengan

    mengakses sebuah file yang di-sharing oleh komputer administrator.

    Sehingga karyawan lain yang membutuhkan data dari karyawan lain

    dapat mengambilnya langung dengan mengakses file sharing tersebut

    untuk pengolahan data lebih lanjut.

  • 44

    a. Topologi Jaringan yang Digunakan

    Topologi yang digunakan adalah topologi star untuk menghubungkan

    masing-masing komputer yang ada disetiap lantai dengan

    menggunakan switch sebagai penghubung antar kabel jaringan, seperti

    pada gambar 5.1.

    Printer

    Scanner

    Lantai 3

    Lantai 2

    Lantai 1

    Proxy & DHCP

    Server

    Modem

    172.16.1.1

    INTERNET

    Adm

    DHCP Client

    172.16.1.5 –

    172.16.1.45

    Sumber: PT. Distriversa BuanaMas

    Gambar 5.1 Topologi Jaringan yang Digunakan

  • 45

    b. Teknologi yang Digunakan

    Teknologi yang digunakan pada PT. DBM Palembang antara lain:

    1. Sistem Operasi Debian untuk Proxy dan DHCP Server

    2. Sistem Operasi Windows XP untuk client

    3. File Sharing

    4. Print Sharing

    5. Internet

    c. Media yang Digunakan

    Media yang digunakan pada PT. DBM Palembang antara lain:

    1. Switch sebagai penghubung server dan client.

    2. LAN Card Fast Ethernet.

    3. Kabel UTP Cat.5 dan Connector RJ 45.

    4. Modem.

    5.1.1.2 Analisis Permasalahan

    PT. DBM Palembang belum memiliki media penyimpanan data

    terdistribusi. Semua data disimpan pada sebuah file yang dibagikan oleh

    sebuah komputer admin untuk menyimpan dan mengambil data. Hanya

    dengan 1 unit komputer biasa harus melayani banyak komputer karyawan

    untuk melakukan proses transaksi penyimpanan maupun proses

    pengambilan data, sehingga menyebabkan kapasitas media penyimpanan

    komputer tersebut menjadi semakin sedikit dan beban kerja komputer

  • 46

    tersebut semakin meningkat, bahkan sering menyebabkan komputer

    menjadi hang dikarenakan kelebihan beban kerja.

    5.1.1.3 Alternatif Solusi Masalah

    Melihat permasalahan yang terjadi pada PT. DBM maka

    dibutuhkanlah suatu media peyimpanan data yang terdistribusi dengan

    membangun dua FTP server yang saling terdistribusi dengan kapasitas

    penyimpanan yang besar dan dengan menerapkan metode load balancing

    untuk agar beban kerja server dapat merata dan tidak tertumpu pada satu

    server saja. FTP server ini selain dapat diakses oleh admin dan juga dapat

    diakses langsung dari komputer karyawan agar dapat meng-upload dan

    men-download file secara langsung. Solusi ini diharapkan dapat

    membantu mengatasi permasalahan yang terjadi pada PT. DBM

    Palembang.

    5.1.2 Desain

    Untuk dapat menerapkan media penyimpanan terdistribusi

    dibutuhkanlah beberapa perubahan dan penambahan terhadap topologi

    jaringan dan teknologi dan media yang digunakan pada PT. DBM

    Palembang.

  • 47

    5.1.2.1 Topologi Jaringan yang Diusulkan

    Untuk topologi dibutuhkan penambahan dua buah FTP server yang

    dapat dilihat pada gambar 5.2.

    FTP Server 1

    IP: 172.16.1.47

    SM: 255.255.255.0

    GW: 172.16.1.1

    FTP Server 2

    IP: 172.16.1.48

    SM: 255.255.255.0

    GW: 172.16.1.1

    Printer

    Scanner

    MODEM

    IP: 172.16.1.1

    INTERNET

    Proxy Server

    Lantai 1

    Lantai 2

    Lantai 3

    Adm

    IP Address Client

    IP: 172.16.1.16 – 172.16.1.25

    SM: 255.255.255.0

    GW: 172.16.1.1

    IP Address Client

    IP: 172.16.1.2 – 172.16.1.15

    SM: 255.255.255.0

    GW: 172.16.1.1

    IP Address Client

    IP: 172.16.1.26 – 172.16.1.30

    SM: 255.255.255.0

    GW: 172.16.1.1

    Sumber: Diolah sendiri

    Gambar 5.2 Topologi Jaringan yang Diusulkan

    5.1.2.2 Teknologi dan Media yang Digunakan

    Adanya beberapa penambahan teknologi yang diusulkan:

    1. Sistem Operasi Debian 6.0 untuk FTP server.

    2. Windows XP untuk client.

    3. Aplikasi FTP Server menggunakan ProFTPd.

  • 48

    4. FileZilla untuk aplikasi FTP pada client.

    5. Metode load balancing untuk pembagian beban server.

    6. Algoritma Round Robin untuk penjadwalan server.

    Adanya beberapa penambahan teknologi yang diusulkan:

    1. FTP server load balancing.

    2. Switch sebagai penghubung server dan client.

    3. LAN Card Fast Ethernet.

    4. Kabel UTP Cat.5 dan Connector RJ 45.

    5.1.2.3 Spesifikasi FTP Server

    Karena harus melayani banyak client maka spesifikasi FTP server

    harus baik, berikut spesifikasi minimum FTP server yang akan dibuat:

    1. Processor intel Dual Core 2.6 GHz

    2. RAM 4GB DDR2

    3. Harddisk 500 GB

    4. Monitor 14”

    5. LAN Card Fast Ethernet

    6. VGA Card Onboard

    5.1.3 Simulasi Implementasi

    Tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah simulasi

    implementasi, yaitu mengimplementasikan simulasi rancangan dan atau

  • 49

    mengimplementasikan konfigurasi ke dalam alat jaringan yang

    sesungguhnya.

    5.1.3.1 Instalasi ProFTPd

    Aplikasi ProFTPd tidak secara otomatis terinstal di sistem operasi

    debian, sehingga pengguna harus secara manual melakukan instalasi.

    Untuk instalasinya jalankan perintah berikut:

    Pada saat instalasi, pengguna akan diminta untuk memilih untuk

    menjalankan aplikasi ProFTPd pada mode inetd atau standalone. Inetd

    digunakan pada saat server FTP hanya diakses sesekali oleh beberapa

    user dengan alasan untuk penghematan sumber daya. Sedangkan mode

    standalone digunakan untuk server FTP yang diakses secara masal oleh

    banyak user. Dalam hal ini penulis memilih mode standalone. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.3.

    Gambar 5.3 Konfigurasi ProFTPd

    apt-get install proftpd

  • 50

    5.1.3.2 Konfigurasi HAProxy RoundRobin

    Untuk proses konfigurasi HAProxy dimulai dengan masuk ke

    direktori HAProxy dengan menjalankan perintah:

    Selanjutnya buka settingan roundrobin dengan mengetikkan perintah:

    Kemudian ubah settingan standar haproxy.cfg yang dapat dilihat pada

    gambar 5.4:

    Gambar 5.4 Konfigurasi HAProxy

    cd /etc/haproxy/

    nano haproxy.cfg

  • 51

    Pengaturan yang dilakukan terhadap haproxy.cfg sesuai dengan

    gambar 5.4 yaitu:

    a. Konfigurasi hendri.com sebagai load balance server dengan ip

    address 172.16.1.148.

    b. Ubah mode server menjadi tcp dan option mode menjadi option

    tcplog, karena kita mengkonfigurasi FTP sever .

    c. Konfigurasi balance roundrobin untuk menggabungkan antara 2 FTP

    server hendri.com antara server FTP ip address 172.16.1.148 dengan

    FTP server ip address 172.16.1.147.

    d. Konfigurasi hendri.com sebagai DNS server menggunakan bind

    dengan ip address 172.16.1.148.

    e. Pada saat client mengakses server hendri.com akan langsung

    mengakses port 21 yaitu port FTP. Untuk beban yang di terima server

    diatur dengan minimal 10 koneksi (weight 10 minconn) sampai

    dengan maksimal 30 koneksi (30 maxconn) yang diterima oleh server.

    Setelah selesai dikonfigurasi, jalankan HAProxy dengan perintah:

    5.1.3.3 Instalasi FileZilla Client

    Untuk mempermudah proses upload dan download file ke server,

    kita dapat menggunakan aplikasi FileZilla FTP client secara langsung dan

    cepat yang dapat di download secara gratis di https://filezilla-project.org/.

    /etc/init.d/haproxy start

  • 52

    Setelah di download langkah selanjutnya adalah instalasi. Proses instalasi

    FileZilla Client sangat mudah tinggal mengikuti petunjuk yang telah

    disediakan pada saat proses instalasi, seperti pada gambar 5.5 dan 5.6.

    Gambar 5.5 Intalasi FileZilla Client

    Gambar 5.6 Tampilan FileZilla Client

  • 53

    5.1.3.4 Pengujian

    Setelah sistem diimplementasikan, langkah selanjutnya adalah

    pengujian. Penulis akan melakukan pengujian terhadap upload file,

    download file dan pengujian algoritma roundrobin.

    a. Pengujian Upload File

    Pengujian upload file menggunakan aplikasi FileZilla client. Client

    akan meng-upload sebuah file berukuran 14,3 MB sebanyak 5 kali,

    kemudian akan dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

    men-download file tersebut, yang dapat dilihat pada gambar 5.7.

    Gambar 5.7 Proses upload file ke server

    File yang di-upload akan otomatis tersimpan ke FTP server1 dan juga

    FTP server2. Hal ini sesuai dengan konsep yang telah dijelaskan

    sebelumnya pada teori pendukung tentang load balancing, bahwa load

    balancing mendistribusikan trafik secara merata ke beberapa server

    sehingga proses ini mampu mengurangi beban kerja setiap server.

    Sedangkan untuk pembagian beban kerja diatur oleh roundrobin sesuai

    dengan konsep roundrobin dimana setiap proses akan dikerjakan

  • 54

    secara bergiliran berdasarkan antrian dan dikerjakan secara berurutan.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.8 dan gambar 5.9.

    Gambar 5.8 Indeks FTP server 1

    Gambar 5.9 Indeks FTP server 2

  • 55

    b. Pengujian Download File

    Untuk Pengujian download file client akan mengakses FTP server

    menggunakan browser Mozilla Firefox, dengan mengetikkan ip

    address server pada addressbar di browser, yaitu: 172.16.1.147 untuk

    server1 atau 172.16.1.148 untuk server2, kemudian akan tampil

    jendela login untuk mengakses server, karena setiap akses memerlukan

    identifikasi username dan password, seperti pada gambar 5.10.

    Gambar 5.10 Jendela Login FTP server

    Pengujian akan dilakukan dengan cara men-download sebuah file

    berukuran 7,10 MB sebanyak 5 kali kemudian akan dihitung berapa

    lama waktu yang dibutuhkan untuk men-download file tersebut, yang

    dapat dilihat pada gambar 5.11.

    Gambar 5.11 Konfirmasi download file

  • 56

    c. Pengujian Algoritma RoundRobin

    Pengujian Algoritma RoundRobin dengan cara menggunakan utilitas

    ping dari client ke FTP server, kemudian akan dilihat client tersebut

    akan dibebankan ke FTP server1 atau FTP server2.

    Untuk melihat informasi domain pada FTP server dapat menjalankan

    perintah nslookup, seperti pada gambar 5.12.

    Gambar 5.12 nslookup hendri.com

    Untuk melihat melihat pembagian beban dengan algoritma Round

    Robin menggunakan utilitas ping, seperti pada gambar 5.13.

    Gambar 5.13 utilitas ping

  • 57

    Dari gambar 5.13 diatas dapat dilihat bahwa pada waktu proses

    ping pertama kali ke hendri.com, maka permintaan akan diberikan

    kepada server 2 dengan ip address 172.16.1.148, kemudian untuk

    proses ping yang kedua maka permintaan akan diproses oleh server 1

    dengan ip address 172.16.1.147. Hal ini sesuai dengan ketentuan dari

    algoritma roundrobin dimana setiap proses akan dikerjakan secara

    bergiliran berdasarkan antrian dan dikerjakan secara berurutan.

    5.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, selanjutnya akan

    dibahas mengenai hasil pengujian upload, download dan pengujian algoritma

    roundrobin yang akan ditampilkan dalam bentuk tabel.

    5.2.1 Hasil Pengujian Upload File Sebelum

    Hasil pengujian pertama sebelum ada server, untuk upload file. Data

    yang didapatkan dari perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.1.

    Tabel 5.1 Hasil Pengujian Upload File

    Pengujian Waktu (MBps)

    1 7

    2 5

    3 4

    4 3

    5 4

    Rata-rata 4,6

  • 58

    Hasil pengujian pada tabel 5 didapatkan dengan cara client meng-

    upload sebuah file bertipe pdf yang berukuran 14,3 MB.Berdasarkan hasil

    pengujian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kecepatan upload antara 7 MBps

    sampai 5 MBps, dimana untuk pengujian pertama didapatkan kecepatan

    waktu sebesar 7 MBps, kemudian pengujian kedua turun sebesar 5 MBps,

    kemudian kecepatannya turun menjadi 4MBps pada pengujian ketiga,

    kemudian turun kembali menjadi 3 MBps pada pengujian keempat dan naik

    kembali menjadi 4MBps pada pengujian kelima sehingga didapatkan rata-rata

    kecepatan dari 5 kali pengujian sebesar 4,6 MBps.

    Jadi bisa di simpulkan untuk kecepatan upload di saat jam sibuk trafik

    upload mengalami penuruanan. Semakin sibuk trafik semakin kecil hasil

    Upload.

    5.2.2 Hasil Pengujian Upload File Sesudah

    Hasil pengujian pertama adalah pengujian upload file. Data yang

    didapatkan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.2.

    Tabel 5.2 Hasil Pengujian Upload File

    Pengujian Waktu (MBps)

    1 10

    2 11

    3 9

    4 10

    5 9

    Rata-rata 9,8

  • 59

    Hasil pengujian pada tabel 5.2 didapatkan dengan cara client meng-

    upload sebuah file bertipe pdf yang berukuran 14,3 MB. Berdasarkan hasil

    pengujian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kecepatan upload antara 9

    MBps sampai 11 MBps, dimana untuk pengujian pertama didapatkan

    kecepatan waktu sebesar 10 MBps, kemudian pengujian kedua naik sebesar

    11 MBps, kemudian kecepatannya turun menjadi 9 MBps pada pengujian

    ketiga, kemudian naik kembali menjadi 10 MBps pada pengujian keempat

    dan turun kembali menjadi 9 MBps pada pengujian kelima sehingga

    didapatkan rata-rata kecepatan dari 5 kali pengujian sebesar 9,8 MBps.

    5.2.3 Hasil Pengujian Download File Sebelum

    Hasil pengujian selanjutnya adalah pengujian download file yang

    dilakukan dengan cara client men-download sebuah file bertipe pdf berukuran

    10 MB. Data yang didapatkan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

    Tabel 5.3 Hasil PengujianDownload File

    Pengujian Waktu (MBps)

    1 7

    2 6

    3 4

    4 5

    5 4

    Rata-rata 5,2

    Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa kecepatan

    download antara 4 MBps sampai 7 MBps, dimana untuk pengujian pertama

  • 60

    didapatkan kecepatan waktu sebesar 7MBps, kemudian pengujian kedua turun

    sebesar 6MBps, kemudian kecepatannya turun menjadi 4MBps pada

    pengujian ketiga, kemudian naik kembali menjadi 5MBps pada pengujian

    keempat dan turun kembali menjadi 4MBps pada pengujian kelima sehingga

    didapatkanrata-rata kecepatan dari 5 kali pengujian sebesar 4,62 MBps.

    5.2.4 Hasil Pengujian Download File Sesudah

    Hasil pengujian selanjutnya adalah pengujian download file yang

    dilakukan dengan cara client men-download sebuah file bertipe pdf

    berukuran 7,10 MB. Data yang didapatkan selengkapnya dapat dilihat pada

    tabel 5.4.

    Tabel 5.4 Hasil Pengujian Download File

    Pengujian Waktu (MBps)

    1 4

    2 5

    3 5,1

    4 5

    5 4

    Rata-rata 4,62

    Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa

    kecepatan download antara 4 MBps sampai 5,1 MBps, dimana untuk

    pengujian pertama didapatkan kecepatan waktu sebesar 4 MBps, kemudian

    pengujian kedua naik sebesar 5 MBps, kemudian kecepatannya naik

    menjadi 5,1 MBps pada pengujian ketiga, kemudian turun kembali menjadi

  • 61

    5 MBps pada pengujian keempat dan turun kembali menjadi 4 MBps pada

    pengujian kelima sehingga didapatkan rata-rata kecepatan dari 5 kali

    pengujian sebesar 4,62 MBps.

    5.2.5 Hasil Pengujian Algoritma Round Robin

    Hasil pengujian terakhir adalah pengujian algoritma roundrobin.

    Pengujian Algoritma RoundRobin didapatkan dengan cara menggunakan

    utilitas ping dari client ke FTP server.. Data yang didapatkan selengkapnya

    dapat dilihat pada tabel 5.5.

    Tabel 5.5 Hasil Pengujian Algoritma Round Robin

    Pengujian FTP Server

    1 Server 1

    2 Server 2

    3 Server 1

    4 Server 1

    5 Server 2

    6 Server 1

    7 Server 2

    8 Server 1

    9 Server 2

    10 Server2

    Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa untuk pengujian ke 1

    sampai pengujian ke 3, pembagian beban kerja server bergantian ke server

    FTP 1 dan server FTP 2, sedangkan untuk pengujian ke 4 dan ke 9,

    pembagian beban kerja kembali ke FTP server 1 dan FTP server 2

    bergantian, sedangkan pengujian ke 10 pembagian kerja dibebankan

  • 62

    kepada server 1. Dapat disimpulkan bahwa penerapan algoritma round

    robin telah berhasil.

  • 63

    BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab

    sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa:

    1. Dengan menggunakan 2 FTP server yang terdistribusi proses

    penyimpanan dan pengambilan data dapat lebih cepat dan mudah.

    2. Dengan menerapkan metode load balancing dengan algoritma

    RoundRobin, maka beban kerja server dapat lebih merata dan tidak

    bertumpu pada satu server saja.

    3. Media penyimpanan terdistribusi dengan metode load balancing

    menggunakan algoritma RoundRobin dapat diterapkan pada PT.

    Distriversa BuanaMas Palembang.

    6.2 Saran

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan

    beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan

    selanjutnya, yaitu:

    1. Dapat dikembangkan untuk menghubungkan antara PT. DBM

    Palembang dengan cabang-cabang yang ada di luar kota.

    2. Dapat menggunakan jenis server yang baik dan berspesifikasi tinggi.

  • xv

    DAFTAR PUSTAKA

    Madcoms. 2010. Panduan Lengkap Microsoft Windows Server 2008. Andi.

    Yogyakarta

    Marimin, dkk. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia.

    Grasindo. Jakarta

    Moffitt, Jack. 2010. Professional XMPP Programming. Wiley Publishing.

    Indianapolis

    Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

    Bandung

    Nawawi, Hadari & Martini, Mimi. 2005. Penelitian Terapan. GMUP.

    Yogyakarta

    Petersen, Richard. 2013. Ubuntu 13.04 Server: Administration and Refernce.

    Surfing Turtle Press, Alameda

    Raco, J, R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo. Jakarta

    Ramadhan, Arif. 2006. Pengenalan Jaringan Komputer. Elek Media Komputindo,

    Jakarta

    Sagala, Asbin, Muhfin. 2010. Implementasi Load Balancing pada Web Server.

    Universitas Sumatera Utara. Medan

    Satria, Rico. 2009. Membangun FTP Server pada Windows Server 2008 di

    Lembaga Penyiaran Publik TVRI. IPB. Bogor

    Shelly, dkk. 2007. Menjelalah Dunia Komputer Edisi 3. Salemba Infotek. Jakarta

    Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer. Informatika. Bandung

    Sopandi, Dede. 2008. Instalasi dan konfigurasi Jaringan Komputer. Informatika.

    Bandung

    Stiawan, Deris. 2009. Internetworking Development & Design. Unsri, Palembang

    Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. Cetakan kedua. PT Gramedia Pustaka

    Utama. Jakarta

    Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Andi. Yogyakarta

  • xvi

    Talib, Haer. 2005. Panduan Praktis Belajar Komputer. Elek Media Komputindo.

    Jakarta

    Utomo, Eko, Priyo. 2005. Pengantar Jaringan Komputer Bagi Pemula. Yrama

    Widya. Bandung

    Wahana Komputer. 2004. Kamus Lengkap Jaringan Komputer. Salemba Infotek.

    Jakarta

    Wirija, Sudantha. 2005. Microsoft Windows Server 2003. Elek Media

    Komputindo. Jakarta

    Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.

    Jakarta

    http://haproxy.1wt.eu/#desc, Diakses tgl 27 Nov 2013. 10.00 WIB

    http://www.proftpd.org, Diakses tgl 27 Nov 2013. 11.00 WIB