13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab pertanyaan dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat pendidikan dari aspek sosial antara lain mengartikan bahwa “Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan dari generasi ke generasi” (Ishak, 2005:27). Pandangan lain di lihat dari aspek budaya menyebutkan bahwa pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi antara lain melihat bahwa pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal insan (Human Investmen), dan yang terakhir dilihat dari sudut pandang politik antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha kader bangsa. Namun, dalam usaha mewujudkan hal tersebut menemui banyak kendala-kendala yang menyebabkan usaha tersebut 1

MATERI 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

Page 1: MATERI 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangAda berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab

pertanyaan dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu

atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat

pendidikan dari aspek sosial antara lain mengartikan bahwa “Pendidikan adalah

sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan dari generasi ke generasi”

(Ishak, 2005:27). Pandangan lain di lihat dari aspek budaya menyebutkan bahwa

pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai

kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan

dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai

perkembangan kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi

antara lain melihat bahwa pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal

insan (Human Investmen), dan yang terakhir dilihat dari sudut pandang politik

antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha kader bangsa.

Namun, dalam usaha mewujudkan hal tersebut menemui banyak kendala-

kendala yang menyebabkan usaha tersebut tidak begitu berhasil,seperti dengan

perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang begitu pesat yang menyebabkan

peserta didik terpengaruh dan kurang memperhatikan pelajarannya.Nah, untuk

mengetahui seberapa jauh dampaknya maka dalam suatu kegiatan belajar di

perlukan suatu evaluasi belajar dan pembelajaran, agar apa yang menjadi tujuan

dapat tercapai.

Oleh karena itu dalam makalah yang akan kami paparkan kali ini yaitu

menganai evaluasi belajar dan pembelajaran untuk lebih memahami dan lebih

mengenal peserta didiknya.

1

Page 2: MATERI 5

B. Rumusan masalah

Sesuai dengan apa yang kita sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan

membahas tentang Belajar dan Pembelajaran, maka yang akan menjadi rumusan

masalahnya kali ini yaitu :

1. Apa pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran?

2. Apa saja komponen-komponen evaluasi pembelajaran?

3. Apa tujuan penilaian?

4. Apa saja contoh-contoh alat penilaian?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran.

2. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam evaluasi pembelajaran.

3. Untuk mengetahui tujuan penilaian.

4. Untuk mengetahui contoh-contoh alat penilaian.

2

Page 3: MATERI 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran

Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari

kegiatan yang dilakukannya. Seringkali pula, orang yang melakukan kegiatan

tersebut, berkeinginan mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang

dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam

kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses dan

hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi

tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang

guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru

mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran sekaligus.Di sisi lain,

evaluasi juga merupakan salah atau komponen sistem pembelajaran/pendidikan.

Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap

kegiatan/proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi (baik evaluasi

hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran) merupakan bagian integral yang tak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/pendidikan.

Seperti dikemukakan sebelumnya, evaluasi mencakup evaluasi hasil

belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan, mana kegiatan

evaluasi hasil belajar dan mana pula kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi

hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah

perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan

evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi

tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan

pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan

baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran

menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.Dalam konteks

pendidikan , khususnya berkaitan dengan hasil kerja siswa, Nitko dan Brookhart

3

Page 4: MATERI 5

(2007) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang

berkaitan dengan kinerja dan hasil belajar siswa. Fokus evaluasi dalam konteks ini

adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok siswa atau kelas.

Sudut pandang ini melihat bahwa evaluasi merupakan suatu proses penentuan

sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran ini, tampaklah pada kita akan pentingnya

penyelenggaraan kegiatan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang

guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Seorang guru akan lebih

menguasai kemampuan ini apabila sejak dini atau sejak sebagai calon guru sudah

dikenalkan dengan kegiatan evaluasi.

Guru akan dianggap memiliki kualifikasi kemampuan mengevaluasi, apabila

guru mampu menjawab mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi dalam kegiatan

pembelajaran/pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan Anda sebagai calon guru,

berikut akan disajikan mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi belajar dan

pembelajaran.

B. Komponen-komponen dalam evaluasi pembelajaran

Dalam evaluasi pendidikan, ada empat komponen yang saling terkait dan

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, artinya kegiatan evaluasi harus

melibatkan ketiga kegiatan lainnya, yaitu penilaian, pengukuran dan tes (nontes).

Evaluasi merupakan suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan hasil belajar

siswa berdasarkan informasi yang diperoleh dari penilaian. Sedangkan penilaian

adalah proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan untuk membuat

keputusan tentang pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah mencakup

siswa, kurikulum, program dan kebijakan.proses penilaian meliputi pengumpulan

bbukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta siswa. Pengukuran adalah

prosedur penetapan angka-angka dengan cara yang sistematik utuk menyatakan

karakteristik atau atribut individu. Karekteristik atau atribut ndividu ini bias

merupakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

Terakhir, tes /nontes adalah suatu instrumen atau prosedur sistematik untuk

mengamati dan menggambarkan satu atau lebih karekteristik siswa dengan

menggunakan skala numerik atau skema klasifikasi. Di sekolah , biasanya tes

4

Page 5: MATERI 5

merupakn suatu rangkaian pertayaan yang harus dijawab oleh siswa dan hasilnya

merupakan skala numeric. Sedangkan skema klasifikasi biasanya berupa prosedur

observasi, wawancara, dan jenis non tes lainnya.

C. Tujuan penilaian

Masalah pertama yang harus dilakukan dalam langkah perencanaan penilaian

pembelajaran, ialah merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penilaian

bagi konselor pendidikan akan berbeda dengan tujuan penilaian bagi sebuah

panitia seleksi, dan akan berbeda pula dengan tujun penilaian bagi guru yang

mengajarkan mata pelajaran tertentu.

Seorang konselor pendidikan bertujun untuk memperoleh keterangan yang

selengkap-lengkapnya tentang karakteristik pebelajar agar dapat memberikan

bimbingan yang sebaik-baiknya. Sebuah panitia seleksi bertujuan untuk engetahui

kemampuan, keterampilan, dan sikap yang ada pada calon-calon untuk dapat

memilih calon yang tepat untuk jenis pendidikan atau jenis jabatan tertentu.

Dalam tulisan ini, penilaian akan dibatasi dalam ruang lingkup pembelajaran.

Amin (1988) mengemukakan bahwa tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah:

1. Untuk mengetahui status kecakapan belajar pebelajar dengan menggunakan

alat ukur yang sesuai dengan tujuan yang akan diukur.

2. Untuk meneliti hasil belajar pebelajar sebagai akibat kegiatan pembelajaran

dalam jangka waktu tertentu

3. Untuk memperkirakan tingkatt perkembangan pebelajar dalam menyelesaikan

beban belajar yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, pada dasarnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran

bertujuan untuk, pengambilan keputusan tentang hasil belajar, pemahaman

tentang pebelajar, dan perbaikan dalam pengembangan program pembelajaran.

D. Contoh-contoh alat penilaian

Pada umumnya ada dua alat penilaian, yaitu tes dan non tes.

1. Tes

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu

tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh pebelajar, sehingga

5

Page 6: MATERI 5

menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi pebelajar tersebut,

yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh pebelajar lain atau

dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana , 1986). Apabila rumusan

ini diterima, maka akan ditemukan unsure-unsur sebagai berikut: bahwa tes itu

berbentuk suatu tugas, bahwa tes itu diberikan kepad apebelajar untuk

dikerjakan, bahwa respon pebelajar perlu dinilai.

Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua

jenis, yaitu : tes individual, yaitu tes yang pada saat diberikannya, kita hanya

menghadapi satu pebelajar, tes kelompok yaitu jika pada saat itu diberikan kita

menghadapi sekelompok pebelajar.

Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas

dua jenis, yaitu: tes buatan guru, dan tes standar. Tes buatan guru yaitu tes

yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini

biasa diberikan untuk ulangan harian (formatif), umum (sumatif), atau

penghabisan (EBTA). Tes buatan guru ini dimaksudkan untuk mengukur

sampai dimana penguasaan pebelajar terhadap materi pelajaran yang telah

diajarkan. Sedangkan tes standar adalah tes yang sudah sahih (valid) dan andal

(reliable) berdasarkan percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup luas.

Tes standar adalah tes yang sudah dikaji berulang-ulang kepada kelmpo besar

testi.

2. Non tes

Untuk menilai aspek-aspek tingkah laku, jenis non tes lebih sesuai dengan

dipergunakan sebagai alat penilaian. Alat penilaian jenis non tes ini antara

lain:

a. Observasi, yakni pengamatan tingkah laku pada situasi tertentu.

b. Wawancara, yakni berkomunikasi langsung antara yang

menginterview dan yang diinterview. Untuk memudahkan

pelaksanaanya perlu disediakan pedoman wawancara berupa pokok-

pokok yang ditanyakan.

c. Studi kasus, yaitu mempelajari individu dalam periode tertentu secara

terus menerus untuk melihat perkembangannya.

6

Page 7: MATERI 5

d. Skala penilaian, merupakan salah satu alat penilaian yang

mempergunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negative

sampai kepada ujung yang positif.

e. Chek list, sebenarna hampir menyerupai skala penilaian, hanya pada

skala ini tidak perlu disusun criteria dari negative sampai kepada yang

positif. Cukup dengan kemungknan-kemungkinan jawaban yang akan

diminta dari yang dinilai.

f. Inventori, yaitu “pertanyakan” dimana yang ditanya tinggal memilih

alternative jawaban, apakah ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’ . bentuk non

tes ini adalah para pebelajar setelah menyelesaikan program bidang

studi.

7

Page 8: MATERI 5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Evaluasi adalah pengambilan keputusan dari hasil penilaian.

2. Komponen –komponen evaluasi adalah penilaian, pengukuran, dan tes,

atau nontes.

3. Pada dasarnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk,

pengambilan keputusan tentang hasil belajar, pemahaman tentang

pebelajar, dan perbaikan dalam pengembangan program pembelajaran.

B. Saran

Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya

sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan pengertian evaluasi belajar

dan pembelajaran, agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di

kelas.

8

Page 9: MATERI 5

DAFTAR PUSTAKA

 

Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . 2002. Belajar dan Pembelajaran.

Rineka Cipta & Departemen Pendidikan & Kebudayaan.

Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, . 2008.Evaluasi belajar dan

pembelajaran. Universitas Samawa

9