Upload
muhammadnurulhaq
View
214
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
good
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakangAda berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab
pertanyaan dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu
atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat
pendidikan dari aspek sosial antara lain mengartikan bahwa “Pendidikan adalah
sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan dari generasi ke generasi”
(Ishak, 2005:27). Pandangan lain di lihat dari aspek budaya menyebutkan bahwa
pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai
kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan
dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai
perkembangan kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi
antara lain melihat bahwa pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal
insan (Human Investmen), dan yang terakhir dilihat dari sudut pandang politik
antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha kader bangsa.
Namun, dalam usaha mewujudkan hal tersebut menemui banyak kendala-
kendala yang menyebabkan usaha tersebut tidak begitu berhasil,seperti dengan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang begitu pesat yang menyebabkan
peserta didik terpengaruh dan kurang memperhatikan pelajarannya.Nah, untuk
mengetahui seberapa jauh dampaknya maka dalam suatu kegiatan belajar di
perlukan suatu evaluasi belajar dan pembelajaran, agar apa yang menjadi tujuan
dapat tercapai.
Oleh karena itu dalam makalah yang akan kami paparkan kali ini yaitu
menganai evaluasi belajar dan pembelajaran untuk lebih memahami dan lebih
mengenal peserta didiknya.
1
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan apa yang kita sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan
membahas tentang Belajar dan Pembelajaran, maka yang akan menjadi rumusan
masalahnya kali ini yaitu :
1. Apa pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran?
2. Apa saja komponen-komponen evaluasi pembelajaran?
3. Apa tujuan penilaian?
4. Apa saja contoh-contoh alat penilaian?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tujuan penilaian.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh alat penilaian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran
Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari
kegiatan yang dilakukannya. Seringkali pula, orang yang melakukan kegiatan
tersebut, berkeinginan mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang
dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses dan
hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi
tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang
guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru
mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran sekaligus.Di sisi lain,
evaluasi juga merupakan salah atau komponen sistem pembelajaran/pendidikan.
Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap
kegiatan/proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi (baik evaluasi
hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran) merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/pendidikan.
Seperti dikemukakan sebelumnya, evaluasi mencakup evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan, mana kegiatan
evaluasi hasil belajar dan mana pula kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah
perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan
evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan
baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran
menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.Dalam konteks
pendidikan , khususnya berkaitan dengan hasil kerja siswa, Nitko dan Brookhart
3
(2007) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang
berkaitan dengan kinerja dan hasil belajar siswa. Fokus evaluasi dalam konteks ini
adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok siswa atau kelas.
Sudut pandang ini melihat bahwa evaluasi merupakan suatu proses penentuan
sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran ini, tampaklah pada kita akan pentingnya
penyelenggaraan kegiatan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang
guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Seorang guru akan lebih
menguasai kemampuan ini apabila sejak dini atau sejak sebagai calon guru sudah
dikenalkan dengan kegiatan evaluasi.
Guru akan dianggap memiliki kualifikasi kemampuan mengevaluasi, apabila
guru mampu menjawab mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi dalam kegiatan
pembelajaran/pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan Anda sebagai calon guru,
berikut akan disajikan mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi belajar dan
pembelajaran.
B. Komponen-komponen dalam evaluasi pembelajaran
Dalam evaluasi pendidikan, ada empat komponen yang saling terkait dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, artinya kegiatan evaluasi harus
melibatkan ketiga kegiatan lainnya, yaitu penilaian, pengukuran dan tes (nontes).
Evaluasi merupakan suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan hasil belajar
siswa berdasarkan informasi yang diperoleh dari penilaian. Sedangkan penilaian
adalah proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan untuk membuat
keputusan tentang pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah mencakup
siswa, kurikulum, program dan kebijakan.proses penilaian meliputi pengumpulan
bbukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta siswa. Pengukuran adalah
prosedur penetapan angka-angka dengan cara yang sistematik utuk menyatakan
karakteristik atau atribut individu. Karekteristik atau atribut ndividu ini bias
merupakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Terakhir, tes /nontes adalah suatu instrumen atau prosedur sistematik untuk
mengamati dan menggambarkan satu atau lebih karekteristik siswa dengan
menggunakan skala numerik atau skema klasifikasi. Di sekolah , biasanya tes
4
merupakn suatu rangkaian pertayaan yang harus dijawab oleh siswa dan hasilnya
merupakan skala numeric. Sedangkan skema klasifikasi biasanya berupa prosedur
observasi, wawancara, dan jenis non tes lainnya.
C. Tujuan penilaian
Masalah pertama yang harus dilakukan dalam langkah perencanaan penilaian
pembelajaran, ialah merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penilaian
bagi konselor pendidikan akan berbeda dengan tujuan penilaian bagi sebuah
panitia seleksi, dan akan berbeda pula dengan tujun penilaian bagi guru yang
mengajarkan mata pelajaran tertentu.
Seorang konselor pendidikan bertujun untuk memperoleh keterangan yang
selengkap-lengkapnya tentang karakteristik pebelajar agar dapat memberikan
bimbingan yang sebaik-baiknya. Sebuah panitia seleksi bertujuan untuk engetahui
kemampuan, keterampilan, dan sikap yang ada pada calon-calon untuk dapat
memilih calon yang tepat untuk jenis pendidikan atau jenis jabatan tertentu.
Dalam tulisan ini, penilaian akan dibatasi dalam ruang lingkup pembelajaran.
Amin (1988) mengemukakan bahwa tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah:
1. Untuk mengetahui status kecakapan belajar pebelajar dengan menggunakan
alat ukur yang sesuai dengan tujuan yang akan diukur.
2. Untuk meneliti hasil belajar pebelajar sebagai akibat kegiatan pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu
3. Untuk memperkirakan tingkatt perkembangan pebelajar dalam menyelesaikan
beban belajar yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pada dasarnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk, pengambilan keputusan tentang hasil belajar, pemahaman
tentang pebelajar, dan perbaikan dalam pengembangan program pembelajaran.
D. Contoh-contoh alat penilaian
Pada umumnya ada dua alat penilaian, yaitu tes dan non tes.
1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh pebelajar, sehingga
5
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi pebelajar tersebut,
yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh pebelajar lain atau
dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana , 1986). Apabila rumusan
ini diterima, maka akan ditemukan unsure-unsur sebagai berikut: bahwa tes itu
berbentuk suatu tugas, bahwa tes itu diberikan kepad apebelajar untuk
dikerjakan, bahwa respon pebelajar perlu dinilai.
Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu : tes individual, yaitu tes yang pada saat diberikannya, kita hanya
menghadapi satu pebelajar, tes kelompok yaitu jika pada saat itu diberikan kita
menghadapi sekelompok pebelajar.
Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas
dua jenis, yaitu: tes buatan guru, dan tes standar. Tes buatan guru yaitu tes
yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini
biasa diberikan untuk ulangan harian (formatif), umum (sumatif), atau
penghabisan (EBTA). Tes buatan guru ini dimaksudkan untuk mengukur
sampai dimana penguasaan pebelajar terhadap materi pelajaran yang telah
diajarkan. Sedangkan tes standar adalah tes yang sudah sahih (valid) dan andal
(reliable) berdasarkan percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup luas.
Tes standar adalah tes yang sudah dikaji berulang-ulang kepada kelmpo besar
testi.
2. Non tes
Untuk menilai aspek-aspek tingkah laku, jenis non tes lebih sesuai dengan
dipergunakan sebagai alat penilaian. Alat penilaian jenis non tes ini antara
lain:
a. Observasi, yakni pengamatan tingkah laku pada situasi tertentu.
b. Wawancara, yakni berkomunikasi langsung antara yang
menginterview dan yang diinterview. Untuk memudahkan
pelaksanaanya perlu disediakan pedoman wawancara berupa pokok-
pokok yang ditanyakan.
c. Studi kasus, yaitu mempelajari individu dalam periode tertentu secara
terus menerus untuk melihat perkembangannya.
6
d. Skala penilaian, merupakan salah satu alat penilaian yang
mempergunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negative
sampai kepada ujung yang positif.
e. Chek list, sebenarna hampir menyerupai skala penilaian, hanya pada
skala ini tidak perlu disusun criteria dari negative sampai kepada yang
positif. Cukup dengan kemungknan-kemungkinan jawaban yang akan
diminta dari yang dinilai.
f. Inventori, yaitu “pertanyakan” dimana yang ditanya tinggal memilih
alternative jawaban, apakah ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’ . bentuk non
tes ini adalah para pebelajar setelah menyelesaikan program bidang
studi.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evaluasi adalah pengambilan keputusan dari hasil penilaian.
2. Komponen –komponen evaluasi adalah penilaian, pengukuran, dan tes,
atau nontes.
3. Pada dasarnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk,
pengambilan keputusan tentang hasil belajar, pemahaman tentang
pebelajar, dan perbaikan dalam pengembangan program pembelajaran.
B. Saran
Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya
sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan pengertian evaluasi belajar
dan pembelajaran, agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di
kelas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . 2002. Belajar dan Pembelajaran.
Rineka Cipta & Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, . 2008.Evaluasi belajar dan
pembelajaran. Universitas Samawa
9