Upload
ivansuryawanwinarto
View
245
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 1/9
MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK
KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA
Hendro Sutowijoyo
1
, I Putu Artama W
2
, dan Sri Pingit W
3
1Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339,
e-mail: [email protected] Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339,
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula
pada sektor jasa konstruksi. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi
tantangan tersebut adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihakyang terlibat demi mencapai tujuan bersama. Konsep supply chain management merupakan
salah satu bentuk kerjasama yang dimaksud. Namun dengan diadosinya konsep tersebut ke
dalam industi konstruksi, bukan berarti hal ini tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan
baru.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada
pihak-pihak yang terlibat dengan sasaran responden para pengambil keputusan dalam organisasi
masing-masing dari proyek bersangkutan. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis
dengan menggunakan probability impact analysis untuk mengetahui besarnya risiko dan
analisis faktor untuk mengetahui variabel risiko yang paling dominan berpengaruh pada
hubungan yang terjadi antara kontraktor dan supplier, kontraktor dan subkontraktor, serta
subkontraktor dan supplier.Pada hubungan kontraktor terhadap subkontraktor dapat diambil kesimpulan
bahwa risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait
adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor , sedang pada hubungan kontraktor
terhadap supplier adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material. Pada hubungan
subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak
terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah, pada hubungan
subkontraktor terhadap supplier adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier,
pada hubungan supplier terhadap kontraktor adalah risiko pembayaran yang
terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah , dan
pada hubungan supplier terhadap subkontraktor adalah minimnya kepercayaan supplier
terhadap subkontraktor .
Kata kunci : Supply Chain Management , Manajemen Risiko, Analisis Faktor.
1. PENDAHULUANApabila dilakukan pengamatan terhadap jumlah perusahaan kontraktor sebagai
indikator perkembangan industri konstruksi pada umumnya, maka menurut data yang
dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi pada tahun 2007 telah
terdapat 83.894 kontraktor yang bergerak dalam berbagai sub bidang pekerjaan dan
kualifikasi. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2008 sebesar 81.3 % atau
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 2/9
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
sebesar 152.110 kontraktor. Penyumbang terbesar jumlah tersebut adalah dari propinsi
Jawa Timur.
Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan tersebut
adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihak yang
terlibat demi mencapai tujuan bersama. Penerapan metode supply chain managementdiyakini oleh beberapa peneliti bidang supply chain management dapat menjadi salah
satu solusi dari persoalan-persoalan yang terkait dengan penghantaran produk ke
pengguna akhir (end user ).
Namun penerapan supply chain management dalam proyek konstruksi, bukan
berarti tanpa menimbulkan risiko baru. Secara umum risiko dapat timbul dalam
berbagai bentuk dari setiap kejadian, tetapi dapat dikelola berdasarkan kebutuhan
organisasi. Risiko tidak dapat dihilangkan, namun dapat diolah berdasarkan kebutuhan
perusahaan. Penanganan risiko yang dilakukan dengan terstruktur dan menyeluruh dapat
berkontribusi terhadap perbaikan kinerja organisasi, sekaligus dapat menambah
keuntungan dengan mengurangi terjadinya kejadian risiko yang tidak diharapkan dalam
aktifitas organisasi tersebut.
2. SUPPLY CHAIN MANAGEMENTSupply chain management merupakan suatu metode terintegrasi diantara pihak-
pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menghasilkan
produk atau jasa dimulai pada proses mendapatkan bahan baku dari supplier menuju ke
proses produksi dan berakhir pada proses penghantaran kepada pengguna akhir yang
berlandaskan pada semangat kolaborasi demi mewujudkan tujuan bersama yaitu
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Para pelaku di dalam proyek konstrusi
sangat banyak, yang dapat dibedakan sebagai pihak pengguna jasa dan pihak penyedia,
yaitu owner, konsultan, kontraktor, subkontraktor dan supplier. Pada proyek-proyek
konstruksi terdapat sangat banyak risiko dimana risiko-risiko tersebut sangat bervariatif.
Menurut Zhi (1995) yang mengadopsi pendapat dari William (1993) berpendapat
bahwa, besar-kecil risiko tersebut dapat dihitung dengan mengalikan probabilitas
terjadinya risiko yang tidak diharapkan dengan besar dampak yang ditimbulkan.
Cavinato (2006) membagi risiko dalam supply chain management ke dalam lima
kategori yaitu jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan relasional
dan jaringan inovasi.
3. ANALISIS FAKTORAnalisis faktor adalah suatu teknik yang menggambarkan hubungan keragaman
diantara beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor, dimana variabel-variabel yang
mempunyai korelasi yang tinggi dikelompokkan dalam satu kelompok (faktor),
sedangkan korelasi antara variabel pada kelompok yang satu dengan yang lain relatif
kecil. Antar variabel di dalam satu kelompok tertentu mempunyai hubungan yang
sangat kuat, tetapi terhadap variabel-variabel lain dalam kelompok lain mempunyai
hubungan yang relatif kecil.
Pola hubungan supply chain management proyek konstruksi yang ditinjau
dalam penelitian ini yaitu yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu
seperti kontraktor, subkontraktor dan supplier. Untuk mencapai maksud penelitian yaitu
mengetahui variabel risiko yang paling dominan terhadap pihak-pihak tersebut maka
menggunakan analisis faktor. Analisis faktor yang digunakan di dalam penelitian ini
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 3/9
MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
DI SURABAYA
Jangan menulis apapun pada footer
bertujuan untuk mendapatkan variabel risiko paling dominan dan berpengaruh terhadap
hubungan antara kontraktor dan subkontraktor, kontraktor dan supplier, serta
subkontraktor dan supplier untuk setiap kategori jaringan yang dikelola dalam supply
chain management dan telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
4. METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian eksploratif dan deskriptif yang bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru sehingga
dapat memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya. Disamping itu juga bertujuan
untuk memperoleh deskripsi data yang mampu menggambarkan komposisi dan
karakteristik dari unit yang diteliti. Populasi penelitian adalah pelaku proyek bangunan
gedung yang sedang dalam proses konstruksi dan proyek yang telah selesai
dilaksanakan dalam dua tahun terakhir di kota Surabaya dengan objek/sampel penelitian
pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu supply chain management dalam proyek
konstruksi tersebut mulai dari supplier, subkontraktor, dan kontraktor. Sedangkan yangmenjadi responden dari penelitian ini adalah para pimpinan perusahaan, pimpinan
proyek ( project manager ) atau para pengambil keputusan dalam organisasi masing-
masing dari proyek bersangkutan. Pola hubungan risiko supply chain management
proyek konstruksi yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu pola hubungan risiko yang
terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu supply chain management yaitu
kontraktor, subkontraktor dan suppliernya dengan pengkategorian risiko ke dalam lima
kategori jaringan yaitu; jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan
relasional dan jaringan inovasi.
Tabel 1. Variabel Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Subkontraktor maupun Sub-
kontraktor terhadap Kontraktor No Kategori Keterangan variabel
1
Jaringan
fisik
Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak
2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar
3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
4Perubahan desain atau terjadi pekerjaan “tambah-kurang” pada saat
proses konstruksi berlangsung
5 Kekurangan tenaga kerja yang dimiliki Subkontraktor
6Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam
pekerja, material dan peralatan
7 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan8 Birokrasi perizinan yang berbelit
9 Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja sama
10 Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran
11 Jaringan
keuangan
Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya
Subkontraktor karena keuangan Kontraktor yang bermasalah
12 Harga kurang kompetitif
13 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
14Jaringan
informasi
Manipulasi informasi oleh Subkontraktor
15Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki
perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 4/9
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
Lanjutan Tabel 1...
No Kategori Keterangan variabel
16 Jaringan
informasi
Ketidakjelasan pihak Kontraktor dalam memberikan informasi
17 Minimnya kepercayaan Subkontraktor terhadap Kontraktor
18
Jaringan
relasional
Keterlambatan pemecahan masalah sengketa
19Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi
hukuman kepada Subkontraktor
20 Koordinasi yang lemah dengan Subkontraktor
21 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa
22Kurangnya kesadaran Kontraktor dalam membina hubungan jangka
panjang
23 Kontraktor sering melempar tanggung jawab
24Jaringan
inovasi
Pembengkakan biaya konstruksi dengan adanya metode konstruksi
yang baru
25 Ketidakpastian kualitas hasil pekerjaan dengan adanya metodekonstruksi yang baru
Tabel 2. Variabel Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Supplier maupun Supplier
kontraktor terhadap Subkontraktor
No Kategori Keterangan variabel
1
Jaringan
fisik
Cacat pada material
2 Keterlambatan supplai material
3Kesalahan desain oleh konsultan perencana selama proses
konstruksi berlangsung sehingga mengganggu suplai material
4 Ketidakstabilan suplai material5 Tidak tersedianya bahan baku
6 Pembatasan impor material dan peralatan
7 Birokrasi perizinan pengadaan material khusus yang berbelit
8
Jaringan
keuangan
Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem
pembayaran
9 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
10Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya
Supplier karena keuangan Subkontraktor yang bermasalah
11 Harga kurang kompetitif
12 Risiko akibat kenaikan harga bahan bakar
13
Jaringan
informasi
Ketidakjelasan Supplier dalam memberikan informasi
14Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki
perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi
15 Minimnya kepercayaan Supplier terhadap Subkontraktor
16 Manipulasi informasi oleh Subkontraktor
17
Jaringan
relasional
Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama
18 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa
19 Supplier/subkontraktor sering melempar tanggung jawab
20 Koordinasi yang lemah dengan Supplier
21 Kesulitan mencari supplier pengganti
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 5/9
MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
DI SURABAYA
Jangan menulis apapun pada footer
Lanjutan Tabel 2...
No Kategori Keterangan variabel
22Jaringan
relasional
Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya
konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan
23 Kurangnya kesadaran Subkontraktor dalam membina hubungan jangka panjang
24Jaringan
inovasi
Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi
25Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi
yang baru
Tabel 3. Variabel Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Supplier maupun Supplier
terhadap Kontraktor
No Kategori Keterangan variabel
1
Jaringan
fisik
Spesifikasi dan mutu material yang terkirim tidak sesuai dengankontrak
2 Ketidakstabilan suplai material oleh supplier
3Risiko keterlambatan yang diakibatkan oleh proses mendapatkan
material pengganti
4Kegagalan pengiriman material karena lokasi proyek yang kurang
jelas/sulit dilalui
5 Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit
6 Pembatasan impor material dan peralatan
7Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan
proyek terkait pengadaan material ke lokasi
8
Jaringan
keuangan
Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material
9 Risiko akibat fluktuasi (perubahan naik-turun) kurs mata uang
10 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
11Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena
keuangan kontraktor yang bermasalah
12 Harga kurang kompetitif
13
Jaringan
informasi
Manipulasi informasi oleh supplier
14 Ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi
15 Minimnya kepercayaan dengan kontraktor
16Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki
perusahaan pada proses pertukaran informasi17
Jaringan
relasional
Keterlambatan pemecahan masalah sengketa
18Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas
pelanggaran yang dilakukan Supplier
19 Kesulitan mencari supplier pengganti
20Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka
panjang
21 Kontraktor sering melempar tanggung jawab
22 Jaringan
inovasi
Pembengkakan biaya material dengan adanya metode konstruksi yang
baru
23 Munculnya penolakan dari owner
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 6/9
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
5. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANPola hubungan risiko supply chain management proyek konstruksi merupakan
pola hubungan risiko yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu
supply chain management yaitu kontraktor, subkontraktor dan suppliernya. Dalam
penelitian ini besarnya faktor risiko yang dominan dapat terlihat dari hasil analisisfaktor yang dilakukan.
5.1 Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Subkontraktor
Kontraktor merupakan suatu organisasi konstruksi yang mengimplementasikan
perencanaan yang telah dibuat menjadi hasil produk konstruksi. Sedangkan
Subkontraktor adalah suatu organisasi konstruksi yang mengambil sebagian item/jenis
proyek. Dan supplier adalah organisasi yang bertanggung jawab dalam memberikan
pasokan kebutuhan yang dibutuhkan dalam proyek. Dalam supply chain management
kontraktor melakukan hubungan kerja dengan subkontraktor dan supplier. Untuk
mengetahui variabel risiko yang paling dominan pada masing-masing hubungan kerja
digunakan analisis faktor. Dengan menggunakan analisis faktor didapatkan bahwavariabel risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait
adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor, manipulasi informasi oleh
subkontraktor, dan keterlambatan pemecahan masalah sengketa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel Risiko Paling Dominan antara Kontraktor terhadap Subkontraktor
5.2 Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Supplier
Pada hubungan kerja kontraktor terhadap supplier, variabel risiko yang paling
dominan adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material, kesulitan mencari
supplier pengganti, dan manipulasi informasi oleh supplier.
Tabel 5. Variabel Risiko Paling Dominan antara Kontraktor terhadap Supplier
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1 Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material 0.831
2 Kesulitan mencari supplier pengganti 0.827
3 Manipulasi informasi oleh supplier 0.815
5.3 Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Kontraktor
Dengan menggunakan analisis faktor didapatkan risiko yang paling dominan
dalam hubungan kerja antara subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang
terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang
bermasalah. Sedangkan untuk risiko dominan lainnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya
peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor0.908
2 Manipulasi informasi oleh subkontraktor 0.8653 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa 0.774
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 7/9
MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
DI SURABAYA
Jangan menulis apapun pada footer
Tabel 6. Variabel Risiko Paling Dominan antara Subkontraktor terhadap Kontraktor
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1
Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak
terbayarnya Subkontraktor karena keuangan
Kontraktor yang bermasalah
0.880
2 Kontraktor sering melempar tanggung jawab 0.821
3 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar 0.797
4 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan 0.766
5 Harga kurang kompetitif 0.751
6Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan kontrak0.726
7 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan 0.726
8Ketidakjelasan pihak kontraktor dalam memberikan
informasi0.650
9Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang
mengancam pekerja, material dan peralatan
0.594
5.4 Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Supplier
Jika dilakukan analisis faktor secara keseluruhan, didapatkan risiko yang paling
dominan adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier.
Tabel 7. Variabel Risiko Paling Dominan antara Subkontraktor terhadap Supplier
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1 Ketidakstabilan suplai material 0.901
2 Supplier sering saling melempar tanggung jawab 0.872
3 Cacat pada material 0.841
4Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yangdimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran
informasi
0.770
5
Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait
adanya inovasi
0.742
6Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak
kerjasama0.710
5.5 Hubungan Kerja Supplier terhadap Kontraktor
Risiko yang paling dominan pada hubungan kerja supplier terhadap kontraktor
adalah risiko akibat pembayaran yang terlambat. Sedangkan untuk risiko lainnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Variabel Risiko Paling Dominan antara Supplier terhadap Kontraktor
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1
Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak
terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor
yang bermasalah
0,920
2 Harga yang kurang kompetitif 0.900
3 Kontraktor sering saling melempar tanggung jawab 0.892
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 8/9
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
Lanjutan Tabel 8…
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
4
Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang
dimiliki perusahaan pada proses pertukaran
informasi
0.847
5Tidak tersedianya material dengan adanya metode
konstruksi yang baru0.832
6
Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di
sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan
material ke lokasi
0.759
7Minimnya kepercayaan supplier terhadap
kontraktor0.695
8Kegagalan pengiriman material karena lokasi
proyek yang kurang jelas/sulit dilalui0.628
5.6 Hubungan Kerja Supplier terhadap SubkontraktorHampir sama pada pembahasan sebelumnya, dengan menggunakan analisis faktor
didapatkan risiko yang paling dominan adalah minimnya kepercayaan supplier terhadap
subkontraktor . Sedangkan untuk risiko lainnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Variabel Risiko Paling Dominan antara Supplier terhadap Subkontraktor
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1Minimnya kepercayaan Supplier terhadap
Subkontraktor0.936
2Kurangnya kesadaran Subkontraktor dalam
membina hubungan jangka panjang0.875
3 Harga kurang kompetitif 0.845
4
Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak
terbayarnya Supplier karena keuangan
Subkontraktor yang bermasalah
0.806
5Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya
konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan0.694
6 Subkontraktor sering melempar tanggung jawab 0.649
6. KESIMPULAN
Dari hasil analisis didapatkan bahwa risiko yang paling dominan pada pola
hubungan risiko yang terjadi pada bagian hulu supply chain management yaitu
kontraktor, subkontraktor dan suppliernya adalah pihak-pihak yang tidak memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga diperlukan sikap yang sangat hati-hati dalam
menentukan rekanan dalam bekerjasama. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat
dikembangkan lagi pada pola hubungan risiko yang terjadi pada bagian hilir supply
chain management proyek konstruksi yaitu antara kontraktor, konsultan dan owner .
DAFTAR PUSTAKA
Bauer, K., (2004), “KPIs: not All Metrics are Created Equal”, DM Business Review, pp.
42-43.
Berry, D., Towill, D.R., & Wadsley, N., (1994), “Supply Chain Management in the
Electronics Products Industry”, International Journal of Physical Distribution and
Logistics Management , 24, pp. 20-32.
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 9/9
MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
DI SURABAYA
Jangan menulis apapun pada footer
Briscoe, G., Dainty, Andrew R.J., & Millett, S., (2001), “Construction Supply Chain
Partnership: Skills, Knowledge and Attitudinal Requirements”, European Journal
of Purchasing & Supply Management , Vol. 7, pp. 243-255.
Cavinato, J.L., Flynn, A.E., Kauffman, R.G., (2006), The Supply Management
Handbook , 7th
edition, McGraw-Hill Companies, New York.Chopra, S. and Meindl, P., (2001), Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operations, Prentice Hall, New York.
Christopher, M., (1992), Logistics and Supply Chain Management: Strategies for
Reducing Costs and Improving Service, Pitman Publishing, London.
Christopher, M., Peck, H., Abley, J., Haywood, Major M., Saw, R., Rutherford, C., &
Strathern, M. (2003), “Creating Resilient Supply Chains: A Practical Guide”,
Center for Logistics and Supply Chain Management, Cranfield School of
Management, Cranfield University, Cranfield, UK.
Cooper, M.C. and Ellram, L.M., (1993), “Characteristics of Supply Chain Management
and the Implications for Purchasing and Logistics Strategy”, International Journal
of Logistics Management , Vol. 4 (2), pp. 13-24.Cooper F.D., Gray S., Raymond G., and Walker, Phil, (2005), Managing Risk in Large
Projects and Complex Procurements, 1st edition, John Willey and Sons, Ltd.,
England.
Dani, S., (2009), Predicting and Managing Supply Chain Risks, in Supply Chain Risk: A
Handbook of Assessment, Management, and Performance, eds. Zsidisin, G.A.,
Ritchie, B., Springer, New York.
Green, Jutta, (2000), Job Satisfaction of Community College Chairpersons,
Dissertation, Faculty of the Virginia Polytechnic Institute & State University,
Virginia.
Johnson, Richard., Wichern, & Dean W., (1998), Multivariate Statistical Analysis, 4th
edition, Prentice Hall, New Jersey.
Kuncoro, Mudrajad, (2003), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Pujawan, I Nyoman, (2005), Supply Chain Management , Edisi Pertama, Guna Widya,
Surabaya.
Smeltzer, L.R. dan Siferd, S.P., (1998), “Proactive Supply Management: The
Management of Risk”, International Journal of Purchasing and Materials
Management , Vol. 34, No. 1, pp. 38-45.
Spekman, R.E. dan Davis, E.W., (2004), “Risky Business: Expanding the Discussion on
Risk and The Extended Enterprise”, International Journal of Physical
Distribution & Logistics Management , Vol. 34, No. 5, pp. 414-433.Suparno, (2004), “Model dan Pengukuran Kinerja Supply Chain”, Optima, Jurnal
Keilmuan & Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri, Vol. 1, No. 1, hal. 15-27.
Vrijhoef, R., (1998), Co-Makership in Construction Towards Construction Supply
Chain Management , Thesis of Graduate Studies, Delft University of Technology,
Netherland.
Zsidisin, G., (2003), “Managerial Perceptions of Risk”, Journal of Supply Chain
Management , Vol. 39, pp. 14-25.