15
Manajemen resiko untuk pencapain tujuan perusahaan Created by : 1. Novi Rafitri Nuraini 2. Adinda Windasari 3. Athika Meliana Dewi 4. Metha Sita S 5. Amalia Wahyu Widdyati 6. Ari Rachdiani 7. Ary rudiyanto

Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengantar manajemen

Citation preview

Page 1: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Manajemen resiko untuk pencapain tujuan

perusahaanCreated by :

1. Novi Rafitri Nuraini2. Adinda Windasari

3. Athika Meliana Dewi4. Metha Sita S

5. Amalia Wahyu Widdyati6. Ari Rachdiani7. Ary rudiyanto

Page 2: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Pengertian Manajemen Resiko

O Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko

Page 3: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Sasaran dan tujuan utama manajemen resiko

O Sasarannya untuk menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi.

O Tujuan utama untuk memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi organisasi.

Page 4: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Tujuan Manajemen Risikolainnya :

O a.      Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

O b.      Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.

O c.       Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.

O d.      Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

O e.      Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.

O f.        Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus menerus dan berkesinambungan.

O  

Page 5: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Kategori ResikoO Resiko dapat dikategorikan ke dalam dua

bentuk :

Resiko spekulatif

Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal dengan istilah resiko bisnis (business risk)

Page 6: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

O Resiko murni

Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran

Page 7: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Kerangka Standar Manajemen Risiko

O     Kerangka standar manajemen risiko yang digunakan oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) adalah :O  O a.      Tahap komunikasi dan konsultasiO Proses yang dilakukan untuk merencanakan, mengkomunikasikan dan mengelola proses manajemen risiko yang sedang

berjalan.O  O b.      Tahap penetapan konteksO Proses untuk mendefinisikan parameter dasar dalam pengelolaan risiko dengan memberikan pemahaman mengenai

lingkungan internal dan eksternal dalam penerapan manajemen risiko.O  O c.       Tahap Identifikasi risikoO Proses sistematis untuk menjaring setiap risiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.O  O d.      Tahap Analisis RisikoO Proses penilaian risiko yang dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko telah dinilai kemungkinan (likelihood) dan

konsekuensinya (consequence)O  O e.      Tahap Evaluasi RisikoO Proses yang dilakukan untuk membandingkan tingkat risiko sehingga diketahui risiko-risiko yang memerlukan

penanganan/mitigasi lebih lanjut.O  O f.        Tahap Penanganan RisikoO Proses untuk menentukan opsi penanganan risiko yang paling tepat, efektif, efisien dan dapat diimplementasikan.O  O  g.      Tahap Pemantauan dan Review RisikoO Proses yang digunakan untuk melakukan review atas risiko, efektifitas penanganan risiko, proses manajemen risiko dan

pemantauan terhadap rencana penerapan manajemen risiko.

Page 8: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Prinsip Manajemen Risiko

O     Prinsip manajemen risiko adalah kaidah atau norma dasar yang dianut perusahaan dalam mengembangkan, menerapkan,

mengelola dan mengevaluasi manajemen risiko. Prinsip manajemen risiko merupakan filosofis yang harus dipatuhi dalam penerapan manajemen risiko. Agar penerapan manajemen risiko dapat efektif, setiap level perusahaan harus bekerja sesuai prinsip-prinsip berikut :

O  O 1.      Manajemen risiko melindungi dan bernilai tambahO Manajemen risiko berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan dibuktikan dengan

terjadinya peningkatan kinerja, misalnya efisiensi dalam operasional perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja, keamanan, ketaatan terhadap hukum dan peraturan, lingkungan hidup, kualitas produk, manajemen proyek, tata kelola perusahaan dan reputasi.

O 2.      Manajemen risiko merupakan bagian integral dari proses bisnis perusahaanO Manajemen risiko bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri, yang terpisah dari kegiatan utama dan proses

bisnis dalam perusahaan. Manajemen risiko merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen dan merupakan bagian integral dari seluruh proses perusahaan, termasuk dalam perencanaan strategis, semua proyek, dan proses manajemen perubahan (change management).

O 3.      Manajemen risiko merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan.O Manajemen risiko membantu pengambil keputusan dalam membuat pilihan, memprioritaskan tindakan

dan memutuskan di antara alternatif.O Manajemen risiko dapat membantu menunjukkan semua risiko yang ada, mana risiko yang dapat

diterima dan mana risiko yang memerlukan perlakuan lebih lanjut. Manajemen risiko juga memantau apakah perlakuan risiko yang telah diambil memadai dan cukup efektif atau tidak. Informasi ini merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan.

O 4.      Manajemen risiko berkaitan dengan ketidakpastianO Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian, sumber terjadinya ketidakpastian itu, dan

bagaimana cara mengatasinya.O 5.      Manajemen risiko dilaksanakan secara sistematis, terstruktur dan tepat waktu.O Sebuah pendekatan yang sistematis, tepat waktu dan terstruktur terhadap manajemen risiko

berkontribusi dalam pencapaian efisiensi, hasil yang konsisten, dan dapat diperbandingkan, dan andal.

Page 9: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

O 6.      Manajemen risiko didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia.O Masukan dalam proses manajemen risiko didasarkan pada sumber informasi seperti data historis,

pengalaman, umpan balik, observasi, prakiraan dan penilaian ahli. Namun, pengambil keputusan harus menginformasikan dan memperhitungkan setiap keterbatasan data atau model yang digunakan atau kemungkinan perbedaan pendapat di antara para ahli.

O 7.      Penerapan manajemen risiko disesuaikan dengan kondisi perusahaan (tailored)O Manajemen risiko yang diterapkan perusahaan harus disesuaikan dengan konteks eksternal dan internal

perusahaan, serta profit risiko. Termasuk dalam pengertian ini adalah disesuaikan dengan kebutuhan dari para stakeholder dalam perusahaan tersebut.

O 8.      Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budayaO Manajemen risiko harus memperhitungkan kemampuan, persepsi dan niat perorangan, baik dari

eksternal maupun internal perusahaan yang dapat membantu atau menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

O 9.      Manajemen Risiko bersifat transparan dan inklusifO Keterlibatan stakeholder, khususnya para pengambil keputusan di semua tingkatan perusahaan dapat

menjamin bahwa manajemen risiko tetap relevan dan mutakhir. Kepentingan stakeholder harus benar terwakili dan pandangan mereka harus diperhitungkan dalam menentukan kriteria risiko.

O 10.  Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahanO Ketika terjadi peristiwa baru, baik di dalam maupun di luar perusahaan, konteks manajemen risiko dan

pemahaman yang ada juga mengalami perubahan. Dalam situasi semacam inilah tahapan pemantauan dan reviu berperan memberikan kontribusi. Risiko baru pun muncul, ada yang berubah, ada juga yang menghilang. Oleh karena itu, menjadi tugas manajemen untuk memastikan bahwa manajemen risiko senantiasa memerhatikan, merasakan, dan tanggap terhadap perubahan.

O 11.  Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan berkesinambungan dari perusahaan.O Perusahaan harus mengembangkan dan menerapkan strategi untuk meningkatkan kematangan

manajemen risiko dan semua aspek lain dari perusahaan mereka. Karena itu rancangan dan penerapan manajemen risiko harus selalu disempurnakan sesuai kebutuhan perusahaan melalui peningkatan kompetensi dan perbaikan sistem manajemen risiko.

O 12.  Keseimbangan antara biaya dan manfaatO Dalam merancang dan menerapkan program manajemen risiko, manajemen harus tetap

memperhitungkan perimbangan antara biaya yang harus dikeluarkan dengan manfaat yang kemungkinan akan diperoleh.

O 13.  Keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak

Page 10: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Manfaat Penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan

O 1.      Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pen-capaian tujuan perusahaan dan mengamankan aset perusahaan yang meliputi sumber daya manusia, modal, aktiva, dan reputasi.

O 2.      Memberikan kerangka kerja menajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.

O 3.      Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadi sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.

O 4.      Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham (shareholders) serta memenuhi harapan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya.

Page 11: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Contoh kasus O Setiap perusahaan pasti memiliki risiko dalam menjalankan

kinerja perusahaanya, salah satu risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang di usahakan oleh perusahaan.

O Dalam pengukuran risiko kredit kita membagi ke dalam penilaian risiko kredit secara kualitatif, dan penilaian risiko kredit secara kuantitatif. Penilaian kualitatif pada risiko kredit berkaitan dengan penggunakan kerangka 3R dan 5C. Sedangkan penilaian kuantitatif pada risiko kredit yaitu dengan menggunakan analisis kuantitatif untuk mengukur risiko kredit. Ada beberapa metode penilaian kuantitatif, yaitu model scoring kredit, RAROC, yield income, mortality rate, credit metrics, dan kerangka opsi.

Page 12: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

O Penilaian KualitatifO Penggunaan penilaian kualitatif risiko kredit berdasarkan 3R dan

5C adalah sebuah usaha pendekatan untuk mendapatkan nilai pengukuran risiko kredit yang dialami oleh perusahaan. .

O Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa penilaian secara kualitatif ini di dasarkan pada pencintraan terhadap perusahaan di dalam hal ini PT. Astra Honda Motor dalam perspektif 3R ataupun 5C.

O Pedoman 3RO Return (pendapatan) yaitu menilai apakah PT. Astra Honda

Motor mempunyai pendapatan yang memadai dalam mencukupi atau melunasi hutang dan bunganya.

O Repayment Capacity (kemampuan mengembalikan pinjaman) yaitu menilai apakah PT. Astra Honda Motor mempunyai kapasitas/kemampuan dalam mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat jatuh tempo.

O Risk-bearing Ability yaitu menilai kemampuan PT. Astra Honda Motor dalam menanggung  risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit.

Page 13: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

O Pedoman 5CO Character yaitu penilaian kualitatif atas

kemauan peminjam untuk memenuhi kewajiban hutangnya dan bunganya.

O Capacity yaitu penilaian kualitatif atas peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya melalu pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.

O Capital yaitu penilaian kualitatif posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan.

O Collateral yaitu penilaian kualitatif aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu pinjaman.

O Condition yaitu penilaian kualitatif tentang sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.

Page 14: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

Contoh kasus 2

O Industri telekomunikasi seluler di Indonesia saat ini membutuhkan evaluasi luas dan eksplisit yang menekankan pada resiko bisnis. Teknologi, kompetisi, etika usaha, regulasi, dan kepatuhan adalah beberapa contoh dari sekian banyak potensi resiko yang dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu, manajemen resiko perusahaan atau Enterprise Risk Management (ERM) dibutuhkan sebagai salah satu pilar tata kelola perusahaan yang mumpuni.

O Saat ini, XL Axiata mengadopsi kerangka ISO 31000 yang dijalankan melalui manajemen resiko perusahaan untuk menghadapi potensi berbagai resiko. Kerangka ISO 31000 yang lengkap dan fleksibel menyediakan ruang yang memadai bagi XL Axiata dalam menilai, mengevaluasi, dan mengelola resiko perusahaan. Hubungan integrasi antara proses manajemen resiko perusahaan dengan audit internal juga memberikan jaminan efektivitas rencana penanganan atas potensi resiko.

Page 15: Manajemen Resiko Untuk Pencapain Tujuan Perusahaan

O Selain itu, kondisi geologis di Indonesia menandakan adanya kemungkinan resiko terjadinya bencana alam. Dalam hal ini, XL Axiata telah mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kondisi tersebut melalui Manajemen Bisnis yang Berkelanjutan (BCM) dengan membentuk Komite Manajemen BCM, yang memberikan panduan dan pengaturan dalam menjalankan manajemen bisnis yang berkelanjutan. Adapun prinsip utama dari BCM adalah fokus terhadap keselamatan karyawan dan keluarganya, kelanjutan layanan terhadap pelanggan, serta meminimalisir kerugian perusahaan. Manajemen BCM juga mencakup kegiatan analisis resiko yang lengkap, termasuk dampaknya terhadap bisnis dan penanggulangannya, serta rencana keberlanjutan manajemen bisnis. Selain itu, layanan yang diberikan kepada pelanggan juga bergantung kepada rekan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, XL Axiata menyadari pentingnya melakukan integrasi antara BCM dengan rekan bisnis perusahaan, serta mengawasi implementasi kerja sama bisnis agar selalu terhindar dari resiko-resiko bisnis yang merugikan.