Upload
dini-permatasari
View
341
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas m
Citation preview
Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing: Bapak Agus Santoso
Disusun oleh :
KELOMPOK VIII
1. Dini Permatasari (22020112130024)
2. Fanny Shofiyatul I (22020112130034)
3. Nur Lela Fitriani (22020112130046)
4. Hening Sri Wulandari (22020112130058)
5. Fitria Mega Wardani (22020112130070)
6. Troi Suryo Baskoro Joyo (22020112130098)
A.12 1
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah Model Praktik Keperawatan Profesional.
Makalah ini berisi tentang teori Model Praktik Keperawatan di
rumah sakit. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, semua saran dan kritik dari semua pihak
demi perbaikan makalah ini akan kami terima dengan terbuka. Sekian
dan Terima Kasih
Wassalamualaikum wr.wb
Semarang, 10 Maret 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MPKP ........................................................................... 4
2.2 Tujuan diadakannya MPKP ............................................................. 4
2.3 Lima pilar yang ada pada MPKP .................................................... 4
2.4 Jenis perencanaan yang diterapkan di MPKP .................................. 6
2.5 Komponen-komponen MPKP ......................................................... 14
2.6 Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang MPKP ........... 16
2.7 Rumah sakit di Indonesia yang menerapkan MPKP ...................... 17
2.8 Standar perawat MPKP ................................................................... 17
2.9 Perbedaan dampak pasien ruang MPKP dan ruang non MPKP ...... 18
2.10 Tugas kepala ruangan di ruang MPKP ............................................ 18
2.11 Tugas kepala tim di ruang MPKP .................................................... 18
2.12 Tugas perawat pelaksana di ruang MPKP ....................................... 19
2.13 Kendala penerapan MPKP di rumah sakit ....................................... 19
2.14 Perekrutan perawat MPKP .............................................................. 20
2.15 Bentuk komunikasi antar perawat di MPKP .................................. 21
2.16 Perbandingan atara jumlah pasien
dengan perawat di ruang MPKP ...................................................... 21
iv
2.17 Pelatihan khusus untuk perawat MPKP........................................... 22
2.18 Penerapan kegiatan supervisi pada MPKP ...................................... 22
2.19 Perbedaan dari MPKP dan SP2KP .................................................. 23
2.20 Jenis-jenis MPKP ............................................................................ 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 25
3.2 Saran .................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Sitorus dan Yulia Model Praktek Keperawatan Profesional
adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memfasilitasi perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Solihati, 2012).
Model Praktik Keperawatan Profesional ini diterapkan dalam pemberian
asuhan keparawatan kepada klien, termasuk individu, keluarga dan
masyarakat. Perawat bertanggung jawab membuat keadaan pasien, baik
secara bio, psiko, sosio dan kultural yang baik untuk penyembuhan pasien
karena beberapa tanggung jawab di atas wajib diketahui oleh seorang perawat
yang profesional, sehingga profesi keperawatan mampu memilih dan
menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional yang paling tepat bagi
klien. Diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata sehingga
meningkatkan mutu asuhan dan palayanan keperawatan.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah definisi dari MPKP?
1.2.2 Apa tujuan diadakannya MPKP?
1.2.3 Apa saja 5 pilar yang ada pada MPKP? jelaskan masing masing Pilar
tersebut!
1.2.4 Apakah jenis perencanaan yang diterapkan di MPKP?
1.2.5 Sebutkan komponen-komponen MPKP?
1.2.6 Bagaimana mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang
MPKP?
1.2.7 Manakah rumah sakit di Indonesia yang menerapkan MPKP?
1.2.8 Apa saja standar perawat MPKP?
1.2.9 Apakah perbedaan dampak pasien ruang MPKP dan ruang non
MPKP?
2
1.2.10 Apa tugas kepala ruangan di ruang MPKP?
1.2.11 Apa tugas kepala tim di ruang MPKP?
1.2.12 Apa tugas perawat pelaksana di ruang MPKP?
1.2.13 Bagaimana kendala penerapan MPKP di rumah sakit?
1.2.14 Bagaimana perekrutan perawat MPKP?
1.2.15 Bagaimana bentuk komunikasi antar perawat di MPKP?
1.2.16 Berapa perbandingan atara jumlah pasien dengan perawat di ruang
MPKP?
1.2.17 Adakah pelatihan khusus untuk perawat MPKP?
1.2.18 Bagaimana penerapan kegiatan supervisi pada MPKP?
1.2.19 Apakah perbedaan dari MPKP dan SP2KP?
1.2.20 Apa sajakah jenis-jenis MPKP?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan tahu lebih lanjut mengenai Model Praktik
Keperawatan professional.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang :
- Definisi dari MPKP
- Tujuan diadakannya MPKP
- Apa saja 5 pilar yang ada pada MPKP
- Jenis perencanaan yang diterapkan di MPKP
- Komponen-komponen MPKP
- Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang MPKP
- Manakah rumah sakit di Indonesia yang menerapkan MPKP
- Apa saja standar perawat MPKP
- Perbedaan dampak pasien ruang MPKP dan ruang non MPKP
- Tugas kepala ruangan di ruang MPKP
- Tugas kepala tim di ruang MPKP
- Tugas perawat pelaksana di ruang MPKP
3
- Kendala penerapan MPKP di rumah sakit
- Perekrutan perawat MPKP
- Bentuk komunikasi antar perawat di MPKP
- Perbandingan atara jumlah pasien dengan perawat di ruang
MPKP
- Penerapan kegiatan supervisi pada MPKP
- Perbedaan dari MPKP dan SP2KP
- Jenis-jenis MPKP
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Hoffart dan Woods Model Praktek Keperawatan
Profesional adalah sebagai suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut (Sudarsono, 2000). Menurut Sitorus dan Yulia Model Praktek
Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional) yang memfasilitasi perawat professional mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan (Solihati, 2012).
2.2 Tujuan diadakannya MPKP
2.2.1 Dengan adanya bangsal MPKP itu diharapkan keperawatan
profesional bisa diterapkan sehingga pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai masalah keperawatan klien.
2.2.2 Untuk memfasilitasi agar asuhan keperawatan yang diberikan itu lebih
fokus.
2.2.3 Holistik diberikan kepada pasien jadi masalah pasien itu bisa diatasi
secara bertahap melalui program-program MPKP itu sendiri
2.3 Lima Pilar MPKP
2.3.1 Nilai-nilai Profesional
Nilai professional adalah nilai inti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional yang terdiri dari nilai intelektual,
komitmen moral, otonomi, kendali dan tanggung gugat (Sitorus,
2011 dalam Solihati, 2012).
- Nilai intelektual
5
Terdiri dari tiga hal yang berkaitan yaitu pendidikan
spesialisasi, berfikir kritis dan body of knowledge.
- Komitmen moral
Tindakan perawat haruslah dilandasi sikap-sikap moral,
menjaga keselamatan klien, adil dan mengurangi resiko.
- Otonomi
Perawat memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan yang
mandiri.
- Kendali
Perawat memberikan pengarahan
- Tanggung gugat
Merupakan pertanggungjawaban atas tindakan apa yang
diberikan kepada klien.
2.3.2 Hubungan antar Profesional (Wati N.L, 2011)
Hubungan antara perawat dengan profesi kesehatan lain,
menggambarkan suatu kebersamaan, kerjasama, berbagi tugas,
kesetaraan, tanggung jawab dalam bekerja.
2.3.3 Pendekatan Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah proses menyelesaikan pekerjaan
melalui anggota perawat dibawah tanggungjawabnya, sehingga
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan professional kepada
klien dan keluarganya (Huber dan Sitorus, 2011 dalam Solihati, 2012).
2.3.4 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Metode penugasan keperawatan yang digunakan pada umumnya
modifikasi keperawatan primer dan tim. Metode pemberian asuhan
keperawatan biasanya ditetapkan oleh kepala ruang guna mencapai
tujuan dengan jumlah kategori tenaga yang ada diruangan.dan jumlah
klien yang menjadi tanggungjawabnya.
2.3.5 Sistem Kompensasi dan Penghargaan
Yaitu sesuatu yang diterima oleh perawat sebagai balasan jasa untuk
kerja dan pengabdiannya yang diberikan dengan dasar yang logis dan
6
rasional yang besarnya merupakan ukuran nilai pekerjaan (Solihati,
2012). Tujuan diberikannya kompensasi dan penghargaan adalah :
- Menghargai prestasi yang diraih oleh perawat
- Adanya jaminan keadilan
- Dapat membuat perawat betah bekerja di suatu rumah sakit.
- Pengendalian biaya
- Rumah Sakit bisa memperoleh perawat yang bermutu
- Memenuhi peraturan pemerintah
2.4 Jenis perencanaan yang diterapkan di MPKP (Keliat, 2009)
Jenis perencanaan yang diterapkan di ruang MPKP adalah perencanaan
jangka pendek. Perencanaan tersebut terdiri dari rencana harian, bulanan, dan
tahunan.
2.4.1 Rencana harian
Pada Rencana harian merupakan rencana aktifitas setiap hari.
Rencana harian ini dilakukan oleh seorang perawat (perawat
pelaksana, perawat primer) maupun ketua tim dan kepela ruangan.
1) Rencana harian kepala ruangan
Rencana harian ini dibuat oleh seorang kepala ruangan. Rencana
harian ini berisi semua kegiatan yang dilakukan oleh seluruh SDM
yang berada di ruangan tersebut dengan tujuan untuk menghasilkan
pelayanan yang berkualitas. Kepala ruangan ini bertanggung jawab
mrnjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di
ruangan.
Berikut isi rencana harian kepala ruangan :
- Asuhan keperawatan
- Supervisi Katim dan perawat pelaksana
- Supervisi tenaga selain perawat
- Kerja sama dengan unit yang terkait
- Table 1.1. Rencana Harian Kepala Ruangan
7
Nama : Ruangan : Tanggal :
Jumlah Perawat : Jumlah Pasien :
-
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1).
Mengecek SDM dan sarana prasarana
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi
dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien
yang memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervise pada ketua tim/ perawat
pelaksana
Perawat 1 :.(nama)
...(tindakan)
Perawat 2 :.(nama)
(tindakan)
Perawat 3 :..(nama)
(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/ incidental
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan
yang belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai
tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan
8
2) Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian ketua tim antara lain :
- Penyelenggaran asuhan keperawatan pada pasien di timnya
- Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk menilai
kompetensi secara langsung dan tidak langsung, serta on the
job training yang dirancang
- Kolaborsi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya.
Ketua tim ini biasanya melakukan dinas pagi karna di pagi hari
memang banyak kegiatan yaitu merencanakan kegiatan untuk sore
dan malam hari.
Tabel 1.2. Rencana Harian Ketua Tim
Nama Perawat : Ruangan: Tanggal:
Nama Pasien :
1. ___________________ 4. ___________________
2. ___________________ 5. ___________________
3. ___________________ 6. ___________________
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1
orang)
Membimbing makan dan member obat pasien
08.00 Pasien
1(tindakan)
Pasien
2..(tindakan)
Pasien
3..(tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan
9
kebutuhan)
Perawat 1..(nama)
(tindakan)
Perawat 2..(nama)
(tindakan)
10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11.00 Pasien 1
(tindakan)
Pasien
2..(tindakan)
Pasien
3..(tindakan)
12.00 Membimbing makan dan member obat pasien Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
3) Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana ini adalah melakukan
tindakan keperawatan kepada sejumlah pasien yang dirawat.
Rencana harian ini dilakukan oleh perawat pelaksana shif sore dan
malam agak berbeda jika hanya ada satu orang dalam satu tim
maka perawat tersebut berperan sebagai ketua dan perawat
pelaksana.
Contoh rencana harian pelaksana dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Nama perawat :
Nama pasien : 1._______________
2._______________
3._______________
4._______________
10
Ruangan :
Tanggal :
Waktu Kegiatan Ket
07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1
orang)
Membimbing makan dan memberikan
obat (dinas pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1
........................................(tindakan)
Pasien 2
.........................................(tindakan)
Pasien 3
.........................................(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4
.........................................(tindakan)
Pasien 5
.........................................(tindakan)
Pasien 6
.........................................(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1
.........................................(tindakan)
Pasien 2
.........................................(tindakan)
Pasien 3
.........................................(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4
.........................................(tindakan)
Pasien 5
.........................................(tindakan)
11
Pasien 6
.........................................(tindakan)
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat
pasien istirahat
13.00 20.00 06.00 Post conference (jika tim lebih dari satu
orang) dan dokumentasi askep
14.00 21.00 07.00 Operan
2.4.2 Rencana Bulanan
Tujuan dibuatnya rencana bulanan ini sehubungan untuk
peningkatan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Biasanya
rencana bulanan ini dibuat oleh seorang ketua tim dan kepala
ruangan.
1) Rencana Bulanan Kepala Ruangan
Evaluasi terhadap hasil kerja rutin ketua tim dan perawat pelaksana
dilakukan setiap bulannya oleh kepala ruang, sehubungan dengan
itu kepala ruang juga akan membuat rencana tindak lanjut dalam
rangka peningkatan kualitas hasil.
Kegiatan yang termasuk rencana bulanan :
- Membuat jadual dan memimpin case conference
- Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan
kelompok keluarga
- Membuat jadual dinas
- Membuat jadual petugas TAK
- Membuat jadual memimpin rapat bulanan perawat
- Membuat jadual dan memimpin rapat tim kesehatan
- Membuat jadual supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
- Melakukan audit dokumentasi
- Membuat laporan bulanan
12
Contoh Tabel Rencana Bulanan Kepala Ruangan
Rencana Kegiatan Bulanan Kepala Ruangan MPKP
Bulan :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1
Rapat
Ringan
LapBul
2
Supervisi
katim
3
Audit dok
4
Supervisi
PA
5
Audit dok
6
Penkes
Klp Klg
7
8
Rapat
Koord
9
Supervisi
katim
10
Audit dok
11
Supervisi
PA
12
Audit dok
13
Case
Conf
14
15 16
Supervisi
katim
17
Audit dok
18
Supervisi
PA
19
Audit dok
20
Penkes
Klp Klg
21
22
Menyusun
jadwal
dinas
23
Supervisi
katim
24
Audit dok
25
Supervisi
PA
26
Audit dok
27
Case
Conf
28
29
Rapat
Koord
30
Supervisi
katim
31
Audit dok
Mengetahui
Kepala Ruangan
(........................)
2) Rencana Bulanan Ketua Tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi keberhasilan
kegiatan yang dilakukan didalam timnya yaitu askep dan kinerja
perawat pelaksana. Berdasarkan hasil tersebut, dibuat rencana
13
tindak lanjut untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Ketua tim
membuat laporan evaluasi rencana kegiatan harian asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana dan
melaporkan hasil audit asuhan keperawatan serta melakukan
perbaikan asuhan keperawatan dengan merencanakan diskusi
langsung. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan
antara lain :
- Mempresentasikan kasus dalam case conference
- Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
- Melakukan supervisi perawat pelaksana
Contoh Tabel Rencana Bulanan Ketua Tim
Rencana Kegiatan Bulanan Ketua Tim MPKP
Bulan :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1
Rapat
Ruangan
2
Supervisi
PA
3
Supervisi
PA
4
Supervisi
PA
5
Supervisi
PA
6
Case Conf
Penkes klg
7
8
Alokasi
pasien
9
Supervisi
PA
10
Supervisi
PA
11
Supervisi
PA
12
Supervisi
PA
13
Case Conf
Penkes klg
14
15
Alokasi
pasien
16
Supervisi
PA
17
Supervisi
PA
18
Supervisi
PA
19
Supervisi
PA
20
Case Conf
Penkes klg
21
22
Menyusun
jadwal
dinas Tim
23
Supervisi
PA
24
Supervisi
PA
25
Supervisi
PA
26
Supervisi
PA
27
Case Conf
Penkes klg
28
29
Menyusun
30
Koordinasi
31
Menyusun
14
Laporan
Tim
dengan
Katim
menyusun
Lap Bulan
Laporan
Bulanan
Ketua Tim
Kepala Ruangan
(........................)
2.4.3 Rencana Tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil kegiatan
dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut
serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup :
a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP
baik proses kegiatan (aktifitas yang dilakukan dari 4 pilar praktek
profesional) serta evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-
masing tim
c. Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang
masih rendah pencapaiannya yang bertujuan mempertahankan
kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya
dimasa mendatangi
d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan
jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi
karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal,
membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
2.5 Komponen-komponen MPKP
Menurut Hoffart & Woods (1996) menyebutkan bahwa MPKP terdiri lima
komponen yaitu nilai-nilai professional yang merupakan yang merupakan inti
15
MPKP , hubungan antar profesional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengamnilan keputusan
serta sistem kompensasi dan penghargaan.
2.5.1 Nilai-nilai profesional
Dalam hal ini keluarga menjadi partner dalam melakukan asuhan
keperawatan. Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan
klien/keluarganya. Pada hal ini PA mempunyai tanggung jawab
membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-
nilai professional.
2.5.2 Hubungan antar professional
PP yang paling mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal
masuk. Pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam
penetapan rencana tindakan medik.
2.5.3 Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra
ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap
hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.
2.5.4 Pendekatan Manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM yaitu ada garis
koordinasi yang jelas antara PP dan PA, performa PA dalam satu tim
menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP ada;lah seorang
manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus
dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga
PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.
2.5.5 Sistem kompensasi dan penghargaan
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk
asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional.
16
Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan
bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan
berdasarkan prosedur.
2.6 Pelaksanaan MPKP di rumah sakit (Keliat, 2009)
2.6.1 Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap
tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih
memalui test
2.6.2 Kepala ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal
dinas (pagi, sore, malam)
2.6.3 Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim
2.6.4 Apabila suatu ketika saatu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena
kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat
pelaksanadari tim lain ke Tim yang mengalami kekurangan anggota
2.6.5 Ketua Tim menunjuk penganggung jawab shift sore, malam, dan pagi
apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas.
Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika
Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim
(perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
2.6.6 Ketua Tim menetapkan perawat Pelaksana untuk masing-masing
pasien
2.6.7 Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat
Pelaksana anggota Timnya
2.6.8 Kolaborasi dengan tim kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim.
Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung
jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di
dalam Tim
2.6.9 Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
2.6.10 Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien
yang menjadi tanggung jawabnya
17
2.7 Rumah sakit di Indonesia yang menerapkan MPKP
- Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta
- Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
- Rumah sakit jiwa daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang
- Rumah sakit jiwa Daerah Surakarta
- Rumah sakit Cipto Mangunkusuma Jakarta
2.8 Standar perawat MPKP (Nursalam, 2002)
Standar praktik keperawatan di Indonesia yang disusun oleh Depkes RI
(1995) yang terdiri dari beberapa standar. Menurut JCHO : joint Commision
on Accreditional of health care Organisation (1999; 1:4: 249-54) terdapat 8
standar tentang asuhan keperawatan yang meliputi
1) Menghargai hak hak pasien
2) Penerimaan sewaktu pasien MRS
3) Observasi keadaaan pasien
4) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
5) asuhan pada tindakan non operative dan administrative
6) Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
7) Pendidikan kepada pasien dan keluarga
8) Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14
KDM dari Henderson)
a. Oksigen
b. Cairan dan elektrolit
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyamanan fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Gerak dan jasmani
h. Spiritual
18
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dan mengatasi resiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi
2.9 Perbedaan dampak pasien ruang MPKP dan ruang non MPKP
Karena dalam suatu ruang yang menerapkan MPKP terdapat struktur
organisasi dan pada tiap jabatan terdapat job desk yang jelas. Pada setiap
jabatan tersebut selalu mempunyai rencana jangka pendek sampai dengan
rencana jangka panjang. Jadi pasien dalam ruangan yang ber MPKP lebih
intensif menerima asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat
pelaksana atau perawat associate disbanding dengan ruang yang tidak
menerapkan MPKP.
2.10 Tugas kepala ruangan di ruang MPKP (Keliat, 2009)
2.10.1 Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian
2.10.2 Mengorganisir pembagian tim dan pasien
2.10.3 Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya
2.10.4 Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya
2.10.5 Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya
2.10.6 Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,
kemudian menindak lanjutinya
2.10.7 Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya
2.11 Tugas kepala tim di ruang MPKP (Keliat, 2009)
2.11.1 Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian
19
2.11.2 Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala
ruangan
2.11.3 Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota timnya
2.11.4 Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
2.11.5 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
2.11.6 Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab
timnya
2.11.7 Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
2.12 Tugas perawat pelaksana di ruang MPKP (Keliat, 2009)
2.12.1 Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
2.12.2 Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi
dengan pasien dan keluarganya
2.12.3 Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
2.13 Kendala penerapan MPKP di rumah sakit
2.13.1 Tenaga kesehatan dalam halnya disini adalah perawat tidak sesuai
dengan jumlah keterbutuhan.
2.13.2 Kurangnya sarana dan prasarana di ruang MPKP
2.13.3 Dukungan manajemen yang kurang
2.13.4 Belum adanya reward atau penghargaan
2.13.5 Kurang supervisi
2.13.6 Kurang motivasi
2.13.7 Pelaksanaan pendokumentasian rencana keperawatan masih ditulis
secara terperinci belum berupa ceklist (Arifin, 2007)
20
2.14 Perekrutan perawat MPKP
Proses perekrutan perawat di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen
perawat yang ada di rumah sakit. Dalam menentukan perawat yang
diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori Ruang MPKP yang
akan dikembangkan.
Proses rekruitmen perawat di ruang MPKP yaitu :
1. Seluruh perawat di Rumah Sakit harus meyepakati level MPKP yang
akan dipilih, disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di
rumah sakit tersebut, diharapkan minimal MPKP level pemula.
2. Setelah level disepakati maka kepala bidang perawatan melakukan
sosialisasi pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat
struktural yang ada di rumah sakit untuk mendapatkan komimen dan
dukungan.
3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada
di ruangan tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat
yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi
kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran
dan biodata
Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (Karu),
perawat primer (PP) sebagai ketua tim, dan perawat pelaksana. Selain itu
juga perlu ditetapkan kriteria perawat yang dibutuhkan.
Proses seleksi perawat di ruang MPKP :
1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat
yang memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, perawat primer atau
ketua tim, dan perawat pelaksana
2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil
tes tulis menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan
bakal calon ketua tim dan kepala ruangan.
21
3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat
yang memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.
5. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes
maka pimpinan rumah sakit membuat suran keputusan (SK) penempatan
perawat yang bekerja di ruang MPKP.
6. Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk
membuat pernyataan akan kesediannya bekerja dan mengembangkan
ruang MPKP dan menandatanganinnya. Perawat diberikan penjelasan
tentang lingkup kerja dan pengembangan kerir.
2.15 Komunikasi antar perawat di MPKP (Keliat, 2009)
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP:
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi sore dan
malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke
dinas sore di pimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari dinas
sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggungjawab shift sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi Ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari ketua tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Ketua tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikutnya. Isi post konference adalah hasil askep tiap perawat dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh
ketua tim
2.16 Perbandingan atara jumlah pasien dengan perawat di ruang MPKP
Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien sangatlah penting.
Bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
yang terjadi adalah tidak ada waktu lagi perawat untuk melakukan tindakan
22
keperawatan yang seharusnya dilakukan. Waktu perawat hanya cukup untuk
melakukan tindakan kolaborasi dan perawat tidak sempat melakukan
tindakan terapi keperawatan, menganalisis tindakan observasi, dan
pemberian pendidikan kesehatan. Kesimpulannya, seharusnya antara jumlah
pasien dan perawat di ruang MPKP haruslah seimbang.
2.17 Pelatihan khusus untuk perawat MPKP
Pelatihan khusus untuk perawat MPKP sangatlah penting
dikarenakan disini perawat dituntut harus terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan. Kondisi saat ini adalah tidak semua perawat adalah
lulusan SI yang telah menempuh program profesi tetapi masih ada bahkan
banyak perawat lulusan DIII Keperawatan. Perawat lulusan DIII kurang
mampu melakukan tindakan terapi keperawatan tetapi lebih pada tindakan
kolaborasi, kurang mampu mengintroduksi hal-hal baru dan cenderung
bekerja secara rutin, kurang mampu menunjukkan kemampuan
kepemimpinan dan tidak ada otonomi dalam mengambil keputusan untuk
asuhan keperawatan klien. Saat ini praktek pelayanan keperawatan di
rumah sakit belum mencerminkan praktek pelayanan profesional dimana
aktivitas keperawatan belum sepenuhnya berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan pasien. MPKP merupakan salah satu upaya meningkatkan
praktek pelayanan keperawatan di rumah Sakit. Metoda pemberian asuhan
keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada
upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada
pelaksanaan tugas. Melihat kondisi tersebut diperlukan sekali pelatihan
untuk perawat di ruang MPKP.
2.18 Penerapan Kegiatan Supervisi pada MPKP (Keliat, 2009)
Di MPKP, kegiatan supervisi dilaksanakan secra optimal untuk
menjamin kegiatan pelayanan MPKP sesuai dengan standar mutu
profesional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang
memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan
23
serta menguasai pilar pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP.
Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut :
1. Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan
terhadap kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana.
2. Kepala ruangan melakukan pengawasan terhadap ketua tim dan
perawat pelaksana.
3. Ketua tim melakukan pengawasan terhadap perawat pelaksana.
Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari masing
masing staf perawat yang disupervisi. Untuk kepala ruangan, materi yang
disupervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan
keperawatan. Ketua tim di supervisi terkait dengan kemampuan
pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Perawat
pelaksana di supervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan
yang di laksanakan.
2.19 Perbedaan MPKP dan SP2KP
Menurut Sitorus dan Yulia (2006), MPKP terdiri dari lima
komponen yaitu, nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari MPKP,
hubungan antar profesional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan
serta sistem kompensasi dan penghargaan, sedangkan SP2KP mempunyai
lingkup yang meliputi aplikasi nilai-nilai profesional dalam praktik
keperawatan, manajemen dan pemberian asuhan keperawatan, serta
pengembangan profesional diri (Suhartati, 2009 dalam Wati, 2011).
2.20 Jenis-jenis MPKP (Keliat, 2009)
2.20.1 Model praktek Keperawatan Profesional III
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional
dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan
berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan
penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis
24
2.20.2 Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan
spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer.
Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan
melakukan penelitian keperawatan
2.20.3 Model Praktek Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut
tim primer
2.20.4 Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal
pengembangan yang akan menuju profesional I.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Perawat dapat menjelaskan tentang definisi MPKP yaitu suatu model
keperawatan profesional yang secara keilmuannya bisa
dipertanggungjawabkan sesuai kode etik keperawatan dan kaidah
keperawatan yang meliputi biopsiko sosial dan spiritual.
Pengetahuan perawat tentang struktur ruang MPKP yaitu meliputi
kepala ruang, ketua tim dan perawat asosiet dan tenaga administrasi.
Perawat juga mengetahui tujuan diadakannya bangsal MPKP yaitu
agar asuhan keperawatan profesional dapat diterapkan.
3.1.2 Perawat memiliki pengalaman yang menyenangkan, yaitu dapat
memberikan asuhan keperawatan yang profesional kepada pasien
dan pengalaman tidak menyenangkan, yaitu belum adanya reward
atau penghargaan bagi perawat MPKP.
3.1.3 Tugas kepala ruang untuk bangsal MPKP yaitu mengontrol,
mengawasi, memenejemen, Membuat perencanaan ruangan:
tahunan, bulanan, mingguan, harian dan memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
3.1.4 Tugas ketua tim/perawat primer bangsal MPKP yaitu Membuat
rencana bulanan, mingguan, dan harian timnya, Melaksanakan
pengkajian dan perencanaan asuhan keperawatan, tindakan dan
evaluasi dan mensupervisi perawat pelaksana.
3.1.5 Tugas dari perawat asosiet/perawat pelaksana di ruang MPKP yaitu
membuat rencana harian, memberikan pelayanan keperawatan yang
profesional.
3.2 Saran
Bagi perawat MPKP dapat menjaga kualitas asuhan keperawatan
dengan selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan di rumah sakit
dan bersedia jika diikutkan untuk pelatihan di luar rumah sakit. Selain itu
26
dengan melanjutkan pendidikan terutama bagi perawat dengan pendidikan
DIII agar pelaksanaan praktek keperawatan profesional di ruangan lebih
optimal. Bagi Penelitian Keperawatan dapat menggunakan sebagai dasar
untuk melakukan penelitian sejenis, metode yang sama ataupun berbeda di
tempat yang sama maupun tempat lain dengan jumlah sapel yang lebih luas
dan bisa dengan melibatkan pasien untuk mendapatkan hasil yang lebih
objektif dan lebih baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2009. Pedoman Pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta:
EGC
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Rohmiyati, Ana. Studi fenomenologi: Pengalaman Perawat dalam Menerapkan
MPKP di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang.
Sudarsono, R. 2000. Berbagai Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit. Seminar dan semiloka model praktek keperawatan profesional;
Jakarta, Indonesia, hal: 11.
Solihati, Indah. 2012. Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan
Profesional Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di IRNA B RSUP
Fatmawati. Jakarta.
Wati N.L dkk. 2011. Analisa Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Keperawatan Di
Ruang Murai I Dan Murai Ii Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau. No. 2. Vol
1 : 11-19.
28
Lampiran Wawancara
Kelompok kami mewawancarai Bapak Suminanto selaku Kepala Ruang di
salah satu ruang di rumah Sakit Jiwa daerah Surakarta. Kami menanyakan
beberapa hal mengenai Model Praktik Keperawatan Profesional. Kami
menanyakan tentang pelaksanaan MPKP di rumah Sakit. Menurut beliau MPKP
merupakan pelayanan keperawatan dengan struktur atau metode organisasi yang
terperinci. Selain itu kami juga menanyakan tahap-tahap perekrutan perawat
MPKP. Di rumah Sakit tempat beliau bekerja perekrutan dimulai dari tes untuk
menjadi kepala ruang. Ada beberapa tahap diantaranya adalah ujian tulis, fit and
propper test didepan para ahli atau pakar, karena Rumah Sakit ini adalah Rumah
sakit jiwa maka yang menguji adalah pakar jiwa. Kemudian setelah itu adalah
tahap wawancara. Setelah pengumuman, bagi perawat yang tidak diterima
menjadi Kepala Ruang, diangkat menjadi kepala Tim. Sedangkan untuk perawat
pelaksana ada dua tahap yaitu ujian tulis dan wawancara. Di rumah sakit ini
perbandingan antara jumlah pasiend dan perawat yaitu 1 perawat memegang 2
pasien. Tetapi hal ini juga bergantung pada kondisi yang ada.
Beliau menyatakan ada beberapa perbedaan pada pasien di ruang yang
memakai MPKP dan pada ruang non MPKP. Perbedaan tersebut terletak pada
pemberian asuhan keperawatan. pada ruangan yang memakai MPKP asuhan
keperawatan diberikan lebih intensif dan terencana, dibandingkan dengan ruangan
yang non MPKP. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan MPKP di
RumahSakit ini adalah tenaga kesehatan dalam hal ini adalah perawat jumlahnya
tidak sesuai dengan keterbutuhan tenaga.