29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas yaitu pada negara yang beriklim tropis dan sub tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300-500 juta dan mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian (Harijanto, 2000). Indonesia yang merupakan negara yang beriklim tropis yang mengakibatkan resiko terhadap penyakit malaria. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes 2001, di Indonesia setiap tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan 30.000 orang meninggal dunia. Pada umumnya malaria ditemukan pada daerah- daerah terpencil dan sebagian besar penderitanya dari golongan ekonomi lemah. Angka kesakitan malaria sejak 4 tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Di Jawa dan Bali dari 0.12 per 1000 penduduk pada tahun 1977 menjadi 0.52 per 1000 penduduk pada tahun 1999 dan 0.62 per 1000 penduduk pada tahun 2001 dan 0.47 kasus per 1.000 penduduk pada tahun 2002. Di luar Jawa dan Bali dari 16.0 per 1000 penduduk pada tahun 1997 menjadi 25.0 per 1000 penduduk pada tahun 1999 dan 26.2 per 1000 penduduktahun 2001 dan 19.65 kasus per 1.000 penduduk pada tahun 2002. Selama tahun 1998-2000 kejadian luar biasa (KLB) malaria terjadi di 11 provinsi meliputi 13 kabupaten di 93 desa dengan jumlah penderita hampir 20.000 orang dengan 74 kematian. Malaria adalah salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak, dan ibu melahirkan, serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Di daerah transmigrasi dan daerah lain yang didatangi penduduk baru daerah non- endemik sering terjadi letusan atau wabah yang menimbulkan banyak kematian. Lebih dari setengah penduduk Indonesia masih tinggal di daerah yang merupakan tempat terjadinya penularan malaria, sehingga berisiko tertular malaria.

Malaria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medicine

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangMalaria adalah penyakityang penyebarannya di dunia sangat luas yaitu pada negara yang beriklim tropis dan sub tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300!00 juta dan mengakibatkan 1,!2," juta kematian #$arijanto, 2000%. &ndonesia yang merupakan negara yang beriklim tropis yang mengakibatkan resiko terhadap penyakit malaria.'erdasarkan Sur(ei )esehatan *umah +angga #S)*+% ,epkes 2001, di &ndonesia setiap tahunnya terdapat sekitar 1! juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan 30.000 orang meninggal dunia. Pada umumnya malaria ditemukan pada daerahdaerah terpen-il dan sebagian besar penderitanya dari golongan ekonomi lemah. .ngka kesakitan malaria sejak 4 tahun terakhir menunjukkan peningkatan. ,i /a0a dan 'ali dari 0.12 per 1000 penduduk pada tahun 11"" menjadi 0.!2 per 1000 penduduk pada tahun 1111 dan 0.22 per 1000 penduduk pada tahun 2001 dan 0.4" kasus per 1.000 penduduk pada tahun 2002. ,i luar /a0adan 'ali dari 12.0 per 1000 penduduk pada tahun 111" menjadi 2!.0 per 1000 penduduk padatahun 1111 dan 22.2 per 1000 penduduktahun 2001 dan 11.2! kasus per 1.000 penduduk pada tahun 2002. Selama tahun 11132000 kejadian luar biasa #)4'% malaria terjadi di 11 pro(insi meliputi 13 kabupaten di 13 desa dengan jumlah penderita hampir 20.000 orang dengan "4 kematian.Malaria adalah salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak, dan ibu melahirkan, serta dapat menurunkan produkti(itas tenaga kerja. ,i daerah transmigrasi dan daerah lain yang didatangi penduduk baru daerah nonendemik sering terjadi letusan atau 0abah yang menimbulkan banyak kematian. 4ebih dari setengah penduduk &ndonesia masih tinggal di daerah yang merupakan tempat terjadinya penularan malaria, sehingga berisiko tertular malaria.Melihat keseriusan masalah ini, siapa pun berisiko untuk terkena malaria, terutama anak balita, 0anita hamil, dan penduduk nonimmun yang mengunjungi daerah endemi- malaria, seperti pekerja migran, pengungsi, transmigran, dan 0isata0an.B. TUJUAN+ujuan yang ingin di-apai penulis dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut 51. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti de6inisi, klasi6ikasi, etiologi, -ara penularan, mani6estasi klinik, pato6isiologi, path0ays, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, komplikasi, pen-egahan, dan penanganan.2. Mengetahui asuhan kepera0atan yang tepat yang harus diberikan pada penderita malaria.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA.Definisi MalariaPenyakit malaria menurut7orld $ealth 8rgani9ation #7$8%adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria #plasmodium% bentuk aseksualyang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria #.nophelesspp% betina. Penyakitmalaria termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menyerang semua orang, bahkan mengakibatkan kematian terutama yang disebabkan oleh parasit Plasmodium 6al-iparum #,epkes, 2003%B. Jenis-jenis MalariaMenurut $arijanto #2000% pembagian jenisjenis malaria berdasarkan jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut 51. a.Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)Malaria tropika: 6al-iparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 114 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. ,isebabkan oleh Plasmodium 6al-iparum. Plasmodium ini berupa *ing: -in-in ke-il yang berdiameter 1:3 diameter eritrosit normal dan merupakan satusatunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti #,ouble ;hromatin%.1. b.Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)Plasmodium Malariae mempunyai tropo9oit yang serupa dengan Plasmoduim (i(aal-i6arum, namun seiring dengan maturasi, tropo9oit (i(a< berubah menjadi amoeboid. +erdiri dari 1224 mero9oit o(ale dan pigmen kuning tengguli. ?ametosit berbentuk o(al hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning,aur hidup spesies malaria pada manusia yaitu51. a.Fase seksual >ase ini terjadi di dalam tubuh manusia #Ski9ogoni%, dan di dalam tubuh nyamuk #Sporogoni%. Setelah beberapa siklus, sebagian mero9oit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentukbentuk seksual jantan dan betina. ?ametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh .nopeles betina. ,i dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi 9igote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi 8okista. ,alam 0aktu 3 minggu, sporo9oit ke-il yang memasuki kelenjar ludah nyamuk.>ase eritrosit dimulai dan mero9oid dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropo9oid. Proses berlanjut menjadi tro6o9oit ski9onmero9oit. Setelah 23 generasi mero9oit dibentuk, sebagian mero9oit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan in6eksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas: in-ubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporo9oit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.1. b.Fase seksual+erjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terin6eksi parasit, menyengatmanusia dan dengan ludahnya menyuntikkan @ sporo9oit @ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di selsel paren-hym hati #Preeritrositer%. Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan #proses ski9ogoni dengan menghasilakn ski9on% 21 hari kemudian ski9on masak dan melepaskan beriburibu mero9oit. >ase di dalam hati ini di namakan @ Pra eritrositer primer.A +erjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml 82 dalam 100 ml darah. Britrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darahdi han-urkan di limpa yang mana proses penghan-uran yang di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dariusus halus. ,ari sebagian mero9oit memasuki selsel darah merah dan berkembang di sini menjadi tro6o9oit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam dihati dan di sebut @eksoeritrositer sekunder@. ,alam 0aktu 43 "2 jam, selsel darah merah pe-ah dan mero9oit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah pe-ah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh mero9oit dan protein asing yang di pisahkan. Se-ara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia #aseksual% dan sebagian ditubuh nyamuk.'erikut ini merupakan klasi6ikasi parasit malaria 5Phylum5 .pi-o-ompleamili5 Plasmodiidae?enus5 PlasmodiumSubgenus 5 4a(eraniaSpesies5 Plasmodium 6al-iparumPlasmodium (i(a dapat juga menghan-urkan plasmodium 6al-iparum in (itro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi parasit pada endotelium kapiler. )onsentrasi +F> dalam serum padaanak dengan malaria 6al-iparum akut berhubungan langsung dengan mortalitas, hipoglikemia,hiperparasitemia dan beratnya penyakit.+. Sek"estrasi eritr&sit ang terinfeksi.Britrosit yang terin6eksi plasmodium 6al-iparum stadium lanjut dapat membentuk tonjolantonjolan #knobs% pada permukaannya. +onjolan tersebut mengandung antigen malaria dan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan a6initas eritrosit yang mengandung plasmodium 6al-iparum terhadap endotelium kapiler darah dalam alat dalam, sehingga ski9ogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam, bukan di sirkulasi peri6er. Britrosit yang terin6eksi, menempel pada endotelium kapiler darah dan membentuk gumpalan #sludge%yang membendung kapiler dalam alamalat dalam.Protein dan -airan merembes melalui membran kapiler yang bo-or #menjadi permeabel% dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. .noksia jaringan yang -ukup meluas dapat menyebabkan kematian. Protein kaya histidin P. 6al-iparum ditemukan pada tonjolantonjolan tersebut, sekurangkurangnya ada empat ma-am protein untuk sitoaherens eritrosit yang terin6eksi plasmodium P. 6al-iparum.Patogenesis dan Pato6isiologi.,ase jaringan - 'r&eritr&sit- eks&eritr&sit'ekerja di daerah endemi- malaria+usukan nyamuk nop"eles spSporo9oit masuk melalui kulit#D1:21 jam% hepatosittropo9oit hatis-hi9ont hati #uk. 4! mikron membentuk D 10.000 mero9oit%hipno9oit #,8*M.F%mero9oit keluar masuk peredaran darah,ase eritr&sitSisi anterior mero9oit melekat membrane eritosit#P.vivax masuk melalui re-eptor permukaan eritrosit #>ya:>yb%+ropo9oit muda bentuk -i-n-in #D 1:3 eritrosit% IJ 24 jam pertama+etesan darah tebal S.,+ +ropo9oit matur #amuboid, inti parasite membelah menjadi inti lebih ke-il% I 24 jam kedua,emam periodik Ski9ont darah Mero9oit dilepas ke aliran darah #sporulasi%gametosit pelepasan toK -ir-um(entri-ularMalaise.noreal-i6arum. .nemia di sebabkan oleh penghan-uran eritrosit yang berlebihan Britrosit normal tidak dapat hidup lama #redu-ed sur(i(al time%. ?angguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.1. d.%kterus&kterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan sk&era mata akibat kelebihan bilirubin dalam darah. 'ilirubin adalah produk penguraian sel darah merah. +erdapat tiga jenis ikterus antara lain 51%&kterus hemolitik,isebabkan oleh lisisnya #penguraian% sel darah merah yang berlebihan. &kterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan2%&kterus hepatoselulerPenurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada dis6ungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.Menurut $arijanto #2000% pembagian mani6estasi malaria berdasarkan jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut 51. a.Mani6estasi pada Malaria +ropika #Plasmodium >al-i6arum%Plasmodium >al-i6arum menyerang sel darah merah seumur hidup. &n6eksi Plasmodium >al-i6arum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkanbanyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. &n6eksi ini sering kali lebih berat dari in6eksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi #Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, .lgid Malaria, dan 'la-k 7ater >e(er%.1. b.Mani6estasi pada malaria )0artana #Plasmodium Malariae%.;iri-iri demam tiga hari sekali setelah pun-ak 43 jam. ?ejala lain nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. )omplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom ne6rotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.1. c. Mani6estasi Malaria 8(ale #Plasmodium 8(ale%Serangan paroksismal 34 hari dan jarang terjadi lebih dari dari 10 kali 0alaupun tanpa terapidan terjadi pada malam hari.1. d.Mani6estasi tersiana #Plasmodium =i(ao0ler rendah menurunkan tekananintra abdomen, namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkannyeri se-ara alamiah.3% )ontrol suhu lingkungan.*asional 5 ,ingin pada sekitar ruangan membantu meminimalkanketidaknyamanan kulit.4% ,orong menggunakan teknik relaksasi. 'erikan akti(itas senggang.*asional 5 Meningkatkan istirahat dan dapat meningkatkan koping.!% )olaborasi pemberian obat sesuai indikasi.*asional 5 Menghilangkan:membantu dalam manajemen nyeri.". )urang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan: mengingat kesalahasn interprestasi in6ormasi, keterbatasan kogniti6.+ujuan 5Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat)riteria hasil 5)lien mengerti tentang proses penyakit malariaTindakan* intervensi+1%+injau proses penyakit dan harapan masa depan.*asional 5 Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.2%'erikan in6ormasi mengenai terapi obat J obatan, interaksi obat, e6ek samping dan ketaatan terhadap program.*asional 5 Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan danmengurangi kambuhnya komplikasi.3%,iskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.*asional 5 Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.4%,orong periode istirahat dan akti(itas yang terjad0al.*asional 5 Men-egah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan.!%+injau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.*asional 5 Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.2%&denti6ikasi tanda dan gejala yang membutuhkan e(aluasi medis.*asional 5 Pengenalan dini dari perkembangan : kambuhnya in6eksi."%+ekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.*asional 5 Pengguaan terhadap pen-egahan terhadap in6eksiBAB I2PENUTUPA.Kesi!'"lanMalaria adalah penyakit yang dapat bersi6at -epat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh proto9oa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk malaria #anopeles% betina. Selain berasal dari (ektor nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui trans6usi darah atau jarum suntik yang terkontaminasi darah penderita malaria. Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh Plasmodium 6al-iparum dan disebut sebagai malaria tertiana maligna. .da 4 jenis malaria5 Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae), Malaria Ovale (Plasmodium Ovale), Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax).