38
1. Bakteri - bakteri apa saja yang ada pada bagian tubuh manusia dan lingkungan? 2. Jelaskan struktur dan sel bakteri dan fungsinya! 3. Kapan bakteri itu bisa meyerang hingga membuat manusia sakit dan zat apa yang dikandung bakteri itu hingga membuat manusia sakit? BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana- mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya. - 1 -

makalah ttg bakteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisa sperma

Citation preview

Page 1: makalah ttg bakteri

1. Bakteri - bakteri apa saja yang ada pada bagian tubuh manusia dan

lingkungan?

2. Jelaskan struktur dan sel bakteri dan fungsinya!

3. Kapan bakteri itu bisa meyerang hingga membuat manusia sakit dan zat apa

yang dikandung bakteri itu hingga membuat manusia sakit?

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar

kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita pun juga

terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu

bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya

manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang

diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita

masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala

apa yang akan dberikannya.

Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal

terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan

adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran pencernaan terganggu

akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi banyak masyarakat yang tidak

peduli dengan penyakit yang ditimbulkan. Misalnya saja penyakit yang dapat

ditimbulkan oleh bakteri ada diare, gejala awalnya ada kondisi perut yang tidak enak

gejala awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu

menjadi akut dan fatal. Maka dari itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup

banyak pada saat ini.

- 1 -

Page 2: makalah ttg bakteri

I.2. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan agar kita semua dapat gambaran mengenai

bakteri khususnya pada saluran pencernaan yang banyak ditemukan. Sehingga

diharapkan para masyarakat dapat melakukan pencegahan atau pengobatan dalam

mengatasi bakteri ini.

I.3. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode

pustaka dan studi literatur, dengan mencari dan mengumpulkan data penting dari

berbagai sumber seperti website dan situs-situs internet serta buku-buku yang ada.

I.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi 3 bagian, meliputi :

Bab I pendahuluan

I.1 Latar Belakang

I.2 Tujuan Penulisan

I.3 Metode Penulisan

I.4 Sistematika Penulisan

Bab II Isi

II.1 Patogenesitas Bakteri

II.2 Bakteri pada saluran pencernaan

II.2.1 Escherichia coli

II.2.2 Shigella sp.

II.2.3 Salmonella sp.

II.2.4 Helicobacter pylori

II.2.5 Clostridium perfringens

II.2.6 Vibrio cholerae

II.2.7 Vibrio parahaemolyticus

II.2.8 Vibrio vulnficus

II.2.9 Bacillus cereus

- 2 -

Page 3: makalah ttg bakteri

Bab III Penutup

III. 1. Kesimpulan

III. 2. Saran

BAB II

ISI

II.1 Patogenesis Bakteri

Patogenisitas adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit pada organisme

inang. Mikroba mengungkapkan patogenisitas mereka dengan cara virulensi, sebuah

istilah yang mengacu pada tingkat patogenisitas mikroba. Oleh karena itu, faktor-faktor

penentu virulensi patogen adalah salah satu dari genetik atau biokimia atau struktural

fitur-fiturnya yang memungkinkan untuk menghasilkan penyakit pada inang.

Yang mendasari Mekanisme Patogenisitas Bakteri

1. Invasiveness adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi

mekanisme untuk kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal), produksi zat

ekstraselular yang memfasilitasi invasi (invasins) dan kemampuan untuk

memotong atau mengatasi mekanisme pertahanan inang.

2. Toxigenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan racun. Bakteri dapat

menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan endotoksin.

a. Exotoxins adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri dan dapat

bertindak di bagian jaringan yang menghapus situs pertumbuhan

bakteri.

b. Endotoksin dapat dilepaskan dari pertumbuhan sel-sel bakteri hasil

dari pertahanan inang efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan

antibiotik tertentu.

- 3 -

Page 4: makalah ttg bakteri

1. Kolonisasi

Tahap pertama dari infeksi mikroba adalah kolonisasi: pembentukan patogen di

portal masuk yang tepat. Patogen biasanya menjajah jaringan inang yang

berhubungan dengan lingkungan eksternal.

2. Kepatuhan spesifik Bakteri to Cell dan Jaringan Permukaan

Beberapa jenis pengamatan memberikan bukti tidak langsung untuk spesifisitas

kepatuhan bakteri ke inang atau jaringan.

1. Tissue tropisme: bakteri tertentu diketahui memiliki preferensi yang jelas untuk

jaringan tertentu atas orang lain.

2. Spesifisitas Spesies: bakteri patogen tertentu hanya menginfeksi spesies tertentu.

3. Genetik kekhususan dalam suatu spesies: strain tertentu atau ras dalam suatu

spesies secara genetik kebal terhadap pathogen.

3. Mekanisme Kepatuhan to Cell atau Jaringan Permukaan

Mekanisme untuk kepatuhan mungkin melibatkan dua langkah:

1. Nonspesifik kepatuhan : lampiran reversibel bakteri untuk eukariotik permukaan

(kadang-kadang disebut" docking)

2. kepatuhan Tertentu: lampiran permanen reversibel mikroorganisme ke permukaan

(kadang-kadang disebut "penahan").

Situasi umum adalah bahwa lampiran lampiran reversibel mendahului ireversibel

tetapi dalam beberapa kasus, situasi sebaliknya terjadi atau kepatuhan tertentu mungkin

tidak akan pernah terjadi.

kepatuhan nonspesifik melibatkan pasukan menarik spesifik yang memungkinkan

pendekatan bakteri ke permukaan sel eukariotik. Kemungkinan interaksi dan pasukan

yang terlibat adalah:

- 4 -

Page 5: makalah ttg bakteri

1. interaksi hidrofobik

2. atraksi elektrostatik

3. atom dan molekul getaran yang dihasilkan dari dipol berfluktuasi frekuensi yang sama

4. Brown

5. Perekrutan dan menyaring oleh polimer biofilm berinteraksi dengan glycocalyx bakteri

(kapsul)

II.2 Bakteri pada Saluran Pencernaan

Pada saluran pencernaan terdapat berbagai penyakit yang dapat terjadi. Salah satu

penyebabnya adalah bakteri. Begitu banyak bakteri yang dapat menjangkit saluran

pencernaan. Maka dari itu akan diperkenalkan bakteri-bakteri yang terdapat pada saluran

pencernaan.

II.2.1. Escherichia coli

a. Ciri-ciri:

Berbentuk batang

Bakteri gram negatif

Tidak memiliki spora

Memiliki pili

Anaerobik fakultatif

Suhu optimum 370C

Flagella peritrikus

Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas

Patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih

Gambar 1. Esherichia coli

- 5 -

Page 6: makalah ttg bakteri

b. Habitat

Habitat utama Escherichia coli adalah dalam saluran pencernaan manusia

tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan berdarah hangat. Bakteri ini

termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat. Total

bakteri ini sekitar 0,1% dari total bakteri dalam saluran usus dewasa.

c. Virulensi dan Infeksi

Penyebab diare dan Gastroenteritis (suatu peradangan pada saluran usus). Infeksi

melalui konsumsi air atau makanan yang tidak bersih. Racunnya dapat menghancurkan

sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah

ke ginjal dan hati. Menyebabkan perdarahan pada usus, yang dapat mematikan anak-anak

dan orang tua. E. coli dapat menyebar ke makanan melalui konsumsi makanan dengan

tangan kotor, khususnya setelah menggunakan kamar mandi. Solusi untuk penyebaran

bakteri ini adalah mencuci tangan dengan sabun.

d. Patogenesis

Untuk Escherichia coli, penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E. coli

sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya

memiliki mekanisme penularan yang berbeda-beda.

a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC)

E. coli ini menyerang manusia khususnya pada bayi. EPEC melekatkan diri pada

sel mukosa kecil. Faktor yang diperantarai oleh kromosom akan menimbulkan pelekatan

yang kuat. Pada usus halus, bakteri ini akan membentuk koloni dan menyerang pili

sehingga penyerapannya terganggu. Akibatnya adalah adanya diare cair yang biasanya

sembuh diri tetapi dapat juga menjadi kronik. EPEC sedikit fimbria, ST dan LT toksin,

tetapi EPEC menggunakan adhesin yang dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang

sel usus. Sel EPEC invasive (jika memasuki sel inang) dan menyebabkan radang.

b. E. Coli Enterotoksigenik (ETEC)

- 6 -

Page 7: makalah ttg bakteri

Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk menimbulkan pelekatan ETEC pada

sel epitel usus kecil. Lumen usus terengang oleh cairan dan mengakibatkan

hipermortilitas serta diare, dan berlangsung selama beberapa hari. Beberapa strain ETEC

menghasilkan eksotosin tidak tahan panas. Prokfilaksis antimikroba dapat efektif tetapi

bisa menimbulkan peningkatan resistensi antibiotic pada bakteri, mungkin sebaiknya

tidak dianjurkan secara umum. Ketika timbul diare, pemberian antibiotic dapat secara

efektif mempersingkat lamanya penyakit. Diare tanpa disertai demam ini terjadi pada

manusia, babi, domba, kambing, kuda, anjing, dan sapi. ETEC menggunakan fimbrial

adhesi (penonjolan dari dinding sel bakteri) untuk mengikat sel – sel enterocit di usus

halus. ETEC dapat memproduksi 2 proteinous enterotoksin: dua protein yang lebih besar,

LT enterotoksin sama pada struktur dan fungsi toksin kolera hanya lebih kecil, ST

enterotoksin menyebabkan akumulasi cGMP pada sel target dan elektrolit dan cairan

sekresi berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak invasive dan tidak tinggal pada

lumen usus.

c. E. Coli Enterohemoragik (EHEC)

Menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksinya pada sel Vero, suatu

sel hijau dari monyet hijau Afrika. Terdapat sedikitnya dua bentuk antigenic dari toksin.

EHEC berhubungan dengan holitis hemoragik, bentuk diare yang berat dan dengan

sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginja akut, anemia hemolitik

mikroangiopatik, dan trombositopenia. Banyak kasus EHEC dapat dicegah dengan

memasak daging sampai matang. Diare ini ditemukan pada manusia, sapi, dan kambing.

d. E. Coli Enteroinvansif (EIEC)

Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Memproduksi

toksin Shiga, sehingga disebut juga Shiga-toxin producing strain(STEC). Toksin merusak

sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan yang kemudian masuk ke dalam usus.

EIEC menimbulkan penyakit melaluii invasinya ke sel epitel mukosa usus.

e. E. Coli Enteroagregatif (EAEC)

- 7 -

Page 8: makalah ttg bakteri

Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di Negara berkembang.

Bakeri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC menproduksi

hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan ETEC.

Gambar 2. Patogenesis Escherichia coli

e. Penularan

Penularan pada bakteri ini adalah dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi

secara langsung, seperti :

- makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah

dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor

- Tidak mencuci tangan dengna bersih setelah selesai buang air besar atau

membersihkan tinja yang terinfeksi, sehingga kontaminasi perabotan dan alat-alat

yang dipegang.

II.2.2. Shigella sp.

a. Ciri-ciri:

Batang pendek

gram negatif

Tunggal

- 8 -

Page 9: makalah ttg bakteri

Tidak bergerak

Suhu optimum 370c

Tidak membentuk spora

Aerobik, anaerobik fakultatif

Patogenik, menyebabkan disentri

Secara morfologis tidak dapat dibedakan dari salmonella, tetapi dapat dibedakan

berdasarkan reaksi-reaksi fermentasi dan uji serologis. Tidak seperti salmonella, shigella

memfermentasikan berbagai karbohidrat, dengan pengecualian utama laktosa untuk

menghasilkan asam tanpa gas.

OrganismeProduksi Pencairan Reduksi Produksi Fermentasi Karbohidrat

H2S Gelatin Nitrat Indol Glukosa Laktosa Sukrosa Manitol Dulsitol

Shigella

dysentriae- - + - Asam - - - -

Shigella

flexneri- - + + Asam - - Asam -

Shigella

boydii- - + Variabel Asam - - Asam Variabel

Shigella

sonnei- - + - Asam - Asam Asam -

Tabel 1. Reaksi biokimiawi spesies-spesies Shigella

Shigella dysentriae merupakan penyebab penyakit yang paling parah karena

menghasilkan eksotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik dan enterotoksik. Jadi, anak-

anak yang terjangkiti shigelosis dapat menderita kejang. Eksotoksin ini adalah protein

terlarut yang tidak tahan panas. Darah dan lendir dalam tinja penderita penyakit diare

yang mendadak merupakan petunjuk kuat bagi shigelosis.

- 9 -

Page 10: makalah ttg bakteri

Gambar 3. Shigella sp.

b. Habitat

Habitat pada Shigella sp. ini adalah saluran pencernaan manusia. Dia dapat

tumbuh subur di usu manusa.

c. Virulensi dan Infeksi

Bakteri Shigella sp. dalan infeksinya melewati fase oral. Bakteri ini mampu

mengeluarkan toksin LT. Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus,

berkembang biak di daerah invasi tersebut. Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang

terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase).

Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan

matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak-tukak kecil di daerah invasi.

Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen

usus dan akhirnya keluar bersama tinja lalutinja bercampur lendir dan darah.

Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala

mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah

48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama

terdiri dari darah, lendir, dan nanah.

d. Patogenesis Shigella sp.

- 10 -

Page 11: makalah ttg bakteri

Shigella mempenetrasi intraseluler epitel usus besar

Terjadi perbanyakan bakteri

Menghasilkan edotoksin yang mempunyai kegiatan biologis

S. Dysenteriae menghasilkan eksotoksin yang mempunya sifat neorotoksik dan

enterotoksik

Gambar 4. Patogenesis Shigella sp.

e. Penularan

Infeksi Shigella sp. dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi,

walaupun keliatannya makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu

hal yang terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada

kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi.

II.2.3 Salmonella sp.

a. Ciri-ciri:

Batang gram negatif

Terdapat tunggal

Tidak berkapsul

Tidak membentuk spora

- 11 -

Page 12: makalah ttg bakteri

Peritrikus

Aerobik, anaerobik fakultatif

Patogenik, menyebabkan gastroenteritis

Gambar 5. Salmonella sp.

Menurut reaksi biokimiawinya, salmonella dapat diklasifikasikan menjadi tiga

spesies: S. typhi, S. choleraesuis dan S. enteriditis.

Uji atau

SubstratS. typhi

S.

enteriditis

S.

choleraesuis

Produksi H2S + + V

Reduksi nitrat + + +

Produksi indol - - -

Pencairan

gelatin- - -

Laktosa - - -

Sukrosa - - -

Glukosa A AG AG

Maltosa A AG AG

Manitol A AG AG

Dulsitol - V V

Tabel 2. Reaksi biokimiawi spesies Salmonella

- 12 -

V=variabel; A=asam; G=gas

Page 13: makalah ttg bakteri

b. Habitat

Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, jika terkontaminasi melalui

kulit,akan tumbuh dan berkembang pada saluran pencernaan manusia.

C. Infeksi

Masuk ke tubuh orang melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini.

Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya

dinding usus. Penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh

tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun

yang dihasilkan bakteri salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi

wanita, bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran. Satwa yang bisa

menularkan bakteri salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan burung.

d. Patogenesis

– Menghasilkan toksin LT.

– Invasi ke sel mukosa usus halus.

– Tanpa berproliferasi dan tidak menghancurkan sel epitel.

– Bakteri ini langsung masuk ke lamina propria yang kemudian menyebabkan

infiltrasi sel-sel radang.

- 13 -

Page 14: makalah ttg bakteri

Gambar 6. Patogenesis dari salmonella

e. Penularan

Melalui makanan yang erat kaitannya dengan perjamuan makanan. Terjadi sakit

perut yang mendadak. Jadi, melalui kontar makanan yang terjangkit atau terkontaminasi

bakteri.

II.2.4. Helicobacter pylori

Gambar 7. Helicobacter pylori

a. Ciri-ciri:

Berbentuk batang melengkung

Bakteri gram negatif

Mikroaerofilik

Memiliki 4-6 flagella

Dapat mengoksidasi hidrogen

Menghasilkan oksidase, katalase, dan urease

Patogenik, menyebabkan gastrointestinal

b. Habitat

Awal saluran pencernaan manusia.

- 14 -

Page 15: makalah ttg bakteri

c. Virulensi dan Infeksi H. Pylori

Helicobacter pylori memproduksi toksin yang disebut vacuolating cytotoxin A.

Racun ini dapat menyerang sel dalam vakuola, yang merupakan rongga terikat membran

dalam sel, menyebabkan gastritis dan bisul parah.

Pada titik tertentu dalam siklus kehidupan bakteri, beberapa bentuk perubahan

organisme dari bakteri bentuk spiral untuk coccoid. Alasan di balik ini juga tidak jelas

apakah itu adalah suatu usaha untuk beradaptasi dengan situasi stres, tahap tidak aktif,

atau sinyal kematian sel.

d. Patogenesis

- Setelah H. pylori tertelan, bakteri memasuki lumen lambung, atau rongga.

- Karena memiliki flagela Helicobacter pylori dapat menahan kontraksi otot perut.

- Setelah tiba di lapisan lendir, bakteri kemudian melubang lapisan

tersebutmenggunakan flagela dan bentuk heliks untuk membuat gerakan seperti

sekrup.

Gambar 8. Patogenesis Helicobacter pylori

- 15 -

Page 16: makalah ttg bakteri

II.2.5. Clostridium perfringens

a. Ciri-ciri:

Batang gram positif

Terdapat tunggal, barpasangan, dan dalam rantai

Berkapsul

Sporanya ovoid (melonjong), sentral sampai eksentrik

Anaerobik

Menghasilkan eksotoksin, menyebabkan kelemayuh (suatu infeksi jaringan disertai

gelembung gas dan keluarnya nanah)

Gambar 9. Clostridium perfringens

Spesies bakteri ini dibagi menjadi enam tipe, A sampai F, berdasarkan pada

toksin-toksin yang secara antigenik berbeda, yang dihasilkan oleh setiap galur. Tipe A

adalah galur yang menyebabkan keracunan makanan oleh perfingens. Peracunan

disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di rongga usus. Spora

akan menghasilkan eksotoksin yang enterostatik sehingga menyebabkan penyakit.

b. Habitat

Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus manusia,

hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme ini dapat bertahan di tanah, endapan,

dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau hewan.

c. Infeksi dan virulensi

- 16 -

Page 17: makalah ttg bakteri

Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan ´perfringens´ yang

merupakan istilah yang digunakan untuk keracunan makanan yang disebabkan oleh C.

perfringens . Keracunan perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare

yang mulai terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak

C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan. Keracunan perfringens

didiagnosis dari gejala-gejalanya dan waktu dimulainya gejala yang agak lama setelah

infeksi. Lamanya waktu antara infeksi dan timbulnya gejala merupakan ciri khas penyakit

ini. Diagnosis dipastikan dengan memeriksa adanya racun dalam kotoran pasien.

Konfirmasi secara bakteriologis juga dapat dilakukan apabila ditemukan sangat banyak

bakteri penyebab penyakit di dalam makanan atau di dalam kotoran pasien.

Dalam sebagian besar kasus, penyebab sebenarnya dari keracunan oleh C.

perfringens adalah perlakuan temperatur yang salah pada makanan yang telah disiapkan.

Sejumlah kecil organisme ini seringkali muncul setelah makanan dimasak, dan berlipat

ganda hingga tingkat yang dapat menyebabkan keracunan selama proses pendinginan dan

penyimpanan makanan. Daging, produk daging, dan kaldu merupakan makanan-makanan

yang paling sering terkontaminasi.

Keracunan perfringens paling sering terjadi dalam kondisi pemberian makan

bersama (misalnya di sekolah, kantin, rumah sakit, rumah-rumah perawatan, penjara, dll.)

di mana sejumlah besar makanan disiapkan beberapa jam sebelum disajikan.

d. Patogenesis

–Menghasilkan toksin LT

–Toksin merangsang enzim adenilat siklase pada dinding usus yang mengakibatkan

bertambahnya konsentrasi cAMP sehingga hipersekresi air dan klorida dalam usus.

–Hal ini mengakibatkan reabsorpsi Na terhambat dan menyebabkan diare.

Peracunan disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di

rongga usus. Pengobatannya hanya menghilangkan gejala karena tidak ada pengobatan

lain yang khusus.

- 17 -

Page 18: makalah ttg bakteri

Gambar 10. Patogenesis Clostridium perfringens

e. Penularan

Menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan

tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak.

II.2.6. Vibrio cholerae

a. Ciri-Ciri:

Bakteri gram negatif

Batang lurus dan agak lengkung

Terdapat tunggal dan dalam rantai berpilin

Tidak berkapsul

Tidak membentuk spora

Bergerak flagella tunggal polar

Aerobik, anaerobik fakultatif

Patogenik, menyebabkan kolera

- 18 -

Page 19: makalah ttg bakteri

Vibrio cholera terdapat dalam dua biotipe atau galur: biotipe klasik dan biotipe El Tor.

Dinamakan El Tor karena organism tersebut diisolasi di pos karantina El Tor di Teluk Suez

pada thun 1905.

Uji Klasik El Tor

Uji Voges-Proskauer untuk

asetilmetilkarbinol - +

Produksi Indol + +

Pencairan gelatin + +

Produksi H2S - -

Fermentasi glukosa + +

Fermentasi laktosa Lambat Lambat

Hemolisis butir darah merah

domba atau kambing - +

Hemaglutinasi butir darah merah

ayam- +

Tabel 3. Reaksi biokimiawi biotipe Vibrio cholerae

Gambar 11. Vibrio cholerae

b. Habitat bakteri

Bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi seperti di air laut dan

perairan payau. Tumbuh dan berkembang biak di dalam usus manusia.

- 19 -

Page 20: makalah ttg bakteri

c. Infeksi dan vilurensi

Menyebabakan penyakit kolera (cholera) yang penyakit infeksi saluran usus

bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam

tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut

mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare

(diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya

beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.

Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik

dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan

kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak

membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan

garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).

d. Patogenesis

Pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang

ditampakkan, antaralainialah :

- Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.

- Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan

putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti

manis yang menusuk.

- Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan

mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.

- Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.

- Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah

merasakan mual sebelumnya.

- Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.

- Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-

tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung,

- 20 -

Page 21: makalah ttg bakteri

hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti

cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.

e. Penularan

Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik.

Bakteri vibrio cholerae berkembang biak dan menybar melalui feces (kotoran) manusia,

bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya

maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera

itu juga.

II.2.7. Vibrio parahaemolyticus

a. Ciri-ciri:

Bentuk koma atau batang lurus gram negatif

Terdapat tunggal

Tidak berkapsul

Tidak membentuk spora

Falgelum tunggal mengutub

Aerobik, anaerobik fakultatif

Mmebutuhkan garam

Hemolitik

Patogenik, menyebabkan gastroenteritis

Gambar 12. Vibrio parahaemolyticus

b. Habitat

- 21 -

Page 22: makalah ttg bakteri

Tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,  pH 4.8 – 11,

terdapat di perairan laut dan berkembang pada hewan-hewan seafood. Pertumbuhan

berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10

menit.

c. Virulensi dan Infeksi

Penyebab penyakit gastroenteritis yang disebabkan oleh produk hasil laut

(seafood ), terutama yang dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau terkontaminasi

dengan seafood mentah setelah pemasakan. Gastroenteritis berlangsung akut, diare tiba-

tiba dan kejang perut yang berlangsung selama 48 – 72 jam dengan masa inkubasi 8 – 72

jam. Gejala lain adalah mual, muntah, sakit kepala, badan agak panas dan dingin. Pada

sebagian kecil kasus, bakteri juga menyebabkan septisemia. Kasus keracunan karena Vp

lebih banyak terjadi pada musim panas.  Kondisi ini berkorelasi positif dengan prevalensi

dan jumlah kontaminasi Vp pada sampel seafood lingkungan yang juga meningkat

dengan meningkatnya suhu perairan.  Tingkat salinitas air laut juga berpengaruh pada

tingkat kontaminasi.

d. Patogenesis

- Masa inkubasi: 8-72 jam

- Gejala utama: sakit perut, diare, mual, dan muntah

- Disertai sedikit demam & rasa kedinginan

- Sembuh dalam waktu 2-5 hari

- Tidak disebabkan toksin

e. Penularan

Dengan mengkonsumsi makananan laut yang sudah terkontaminasi

II.2.8. Vibrio vulnficus

a. Ciri-ciri:

Berbentuk batang melengkung

- 22 -

Page 23: makalah ttg bakteri

Bakteri gram negatif

Bergerak aktif, memiliki flagella

Habitat di air laut

Patogenik, menyebabkan selulitis atau keracunan darah dan gastroenteritis

Gambar 13. Vibrio vulnficus

b. Habitat

Banyak ditemukan di dalam air laut hangat. Tumbuh dan berkembang pada hewan

laut seperti kerang. Selnjutnya dapat tumbuh pada usus manusia jika terkontaminasi

melalui makanan.

c. Virulensi dan Infeksi

Patogen pada orang yang makan makanan laut yang terkontaminasi atau memiliki

luka terbuka yang terkena air. Menyebabkan muntah, diare, dan sakit perut. Dalam sistem

kekebalan, terutama mereka dengan penyakit hati kronis, V. vulnificus dapat menyerang

baik dari luka atau dari saluran pencernaan, menyebabkan penyakit yang disebut

septikemia primer, ditandai dengan demam, gerah, shock septik dan kematian.sebaiknya

setiap orang sangat disarankan untuk tidak mengkonsumsi mentah atau dimasak tidak

cukup makanan laut.

d. Patogenesis

- 23 -

Page 24: makalah ttg bakteri

- Masa inkubasi: biasanya 12 – 72 jam sesudah mengkonsumsi seafood mentah atau

setengah matang

- Masa penularan: dianggap tidak terjadi penularan dari orang ke orang baik langsung

atau melalui makanan yang terkontaminasi kecuali pada keadaan tertentu. 

e. Penularan

Penularan terjadi diantara mereka yang mempunyai risiko tinggi, yaitu orang-

orang yang “immunocompromised” atau mereka yang mempunyai penyakit hati kronis,

infeksi terjadi karena mengkonsumsi “seafood” mentah atau setengah matang.

Sebaliknya, pada hospes normal yang imunokompeten, infeksi pada luka biasanya terjadi

sesudah terpajan dengan air payau (misalnya kecelakaan ketika mengendarai

perahu/boat) atau dari luka akibat kecelakaan kerja (pengupas tiram, nelayan).

II.2.9. Bacillus cereus

a. Ciri-ciri:

Berbentuk batang

Bakteri gram positif

Dapat membentuk endospora

Tidak memiliki flagel

Anaerobik fakultatif

Menghasilkan enterotoksin

Patogenik, menyebabkan mual, muntah, dan diare

- 24 -

Page 25: makalah ttg bakteri

Gambar 14. Bacillus cereus

b. Habitat

Sangat umum berada di dalam tanah dan tumbuh-tumbuhan.

c. Virulensi dan Infeksi

Ada dua jenis penyakit yang berhubungan dengan Bacillus cereus. Yang paling

umum adalah penyakit diare disertai dengan sakit perut. Sebuah masa inkubasi 4 sampai

16 jam diikuti dengan gejala-gejala berlangsung 12 hingga 24 jam.

Jenis penyakit kedua adalah penyakit yg menyebabkan muntah sering dikaitkan

dengan konsumsi beras tidak benar didinginkan setelah memasak. Penyakit ini ditandai

dengan muntah dan mual yang biasanya terjadi dalam 1 sampai 5 jam setelah konsumsi

makanan yang terkontaminasi.

- 25 -

Page 26: makalah ttg bakteri

BAB III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

Bakteri merupakan makhluk hidup yang memiliki variasi atau keberagaman.

Karena perbedaan itu habitat, patogenesis, cara infeksi, dan penularannya pun berbeda-

beda. Ada yang terdapat pada saluran pernfasan, urogenital, dan tentu saja pada saluran

pencernaan. Pada saluran pencernaan umumnya mereka dapat berpengaruh pada feses

manusia dan umumnya menyebabkan diare walaupun tidak hanya itu saja. Cara

infeksinya berbeda-beda dan pengobatannya pun juga berbeda-beda.

III. 2. Saran

Bakteri makhluk kecil yang jarang kita sadari keberadaanya. Maka jika terjangkit

salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan gejala awal yang dialami karena

umumnya gejala awalnya sangat biasa. Karena jika diremehkan bisa saja menjadi akut.

Harus mengikuti tahap-tahap pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan diri.

- 26 -

Page 27: makalah ttg bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Jenis dan patogenesis Mikroorganisme penyebab diare.

www.scribd.com. 1 April 2010, pk 19.00

Pelczar Jr, Michael J. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi jilid 2 terjemahan. Jakarta :

Universitas Indonesia.

Anonim. Bacillus cereus. www.life.umd.edu. 2 April 2010, pk. 18:15

Anonim. Clostridium prefingens. www.microbewiki.kenyon.edu. 2 April 2010, pk 18:40

Anonim. Escherichia coli. www.eid.ac.cn. 2 April 2010, pk 18:53

Anonim. Helicobacter pylori. www.bioweb.uwlax.edu, pk 19:39

Anonim. Vibrio vulnificus. www.nwfsc.noaa.gov. 2 April 2010, pk 20:15

Anonim. Vibrio parahaemolyticus. www.pathmicro.med.sc.edu. 2 April 2010, pk 20:20

Todar Kenneth. 2009. Bacteri pathogenesis. www.textbookofbacteriology.net. 4 April

2010, pk 23:30

- 27 -