24
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lata r Be lakan g Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting arti ny a seba ga i salah satu alat yang ef ek ti f dan ef isie n gu na menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan produktifitas dan menjamin mutu produk dan / atau jasa, sehingga dapat mingkatkan day a saing, melindu ngi kons umen , tenag a kerja, dan masy arakat baik keselamatan maupun kesehatannya. (Djoko Wijono, 1999 : !"#. $una me nurunkan angka ke ma tian ibu yang masih %ukup tinggi, salah satu upaya adalah meningkatkan mutu pelayanan bidan melalu i standa risasi bidan praktik s&as ta ('S#. )'erdasarka n Sur*ei Dasar +esehatan ndonesia -ahun !, angka kematian ibu adalah !!0 per 1. kelahiran hidup. Sementara angka kematian bayi "9  per 1. kelahiran hidup. enurunkan angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu tujuan kita. bu hamil diharapkan dapat dengan mudah mengakses layanan persalinan yang aman. Dengan %ara seperti ini, diharap kan angka kematia n ibu bisa diteka n. Sementara unt uk membuat persalinan yang aman, harus melibatkan seluruh komponen,

Makalah Standar Persalinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangStandarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan produktifitas dan menjamin mutu produk dan / atau jasa, sehingga dapat mingkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya. (Djoko Wijono, 1999 : 623).

Guna menurunkan angka kematian ibu yang masih cukup tinggi, salah satu upaya adalah meningkatkan mutu pelayanan bidan melalui standarisasi bidan praktikswasta (BPS). Berdasarkan Survei Dasar Kesehatan Indonesia Tahun 2007, angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara angka kematianbayi 39 per 1.000 kelahiran hidup. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu tujuan kita. Ibu hamil diharapkan dapat dengan mudah mengakses layanan persalinan yang aman. Dengan cara seperti ini, diharapkan angka kematian ibu bisa ditekan. Sementara untuk membuat persalinan yang aman, harus melibatkan seluruh komponen, salah satunya meningkatkan peran dan kompetensi bidan. Dengan meningkatkan kompetensi bidan, diharapkan mereka bisa mengantisipasi dan mengambil tindakan ketika persalinan menghadapi masalah.

Telah disadari bahwa pertolongan pertama/penanganan kegawatdaruratan obstetric neonatal merupakan komponen penting dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kebidanan di setiap tingkat pelayanana. Bila hal tersebut dapat diwujudkan, maka angka kematian ibu dapat diturunkan. Berdasarkan itu, standar pelayanan kebidanan ini salah satunya mencakup standar untuk penanganan persalinan.Maka dari hal inilah landasan kami untuk membuat makalah yang membahas lebih lanjut tentang Standar Pertolongan Persalinan.1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa pengertian Standar Pertolongan Persalinan ?1.2.2 Apa saja yang termasuk Standar Pertolongan Persalinan ?1.2.3 Apa Tujuan dan Manfaat dari Standar Pertolongan Persalinan ?1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum :

Membantu mahasiswa memahami tentang Standar Pertolongan Persalinan. Untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan.1.3.2 Tujuan Khusus :

Agar Mahasiswa memahami pengertian, tujuan, dan manfaat, dari materi Standar Pertolongan Persalinan.1.4 Manfaat Penulisan1.4.1 Untuk Mahasiswa : Memahami tentang Standar Pertolongan Persalinan. Memahami pengertian, tujuan, dan manfaat, dari materi Standar Pertolongan Persalinan.1.5 Ruang Lingkup

Dalam penulisan makalah ini, penulis memberikan batasan yaitu hanya tentang pembahasan tentang pengertian, tujuan, dan manfaat, dari materi Standar Pertolongan Persalinan.1.6 Metode Penulisan

Adapun metode yang penulis lakukan dalam penulisan makalah ini yaitu : Pengumpulan sumber data melalui studi di perpustakaan dan mencari literature dari di internet.1.7 Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :BAB I : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Pembahasan yang terdiri dari Pengertian BAB III : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran.BAB II

PEMBAHASAN2.1 Pengertian Standar Pelayanan Kebidanan

Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan produktifitas dan menjamin mutu produk dan / atau jasa, sehingga dapat mingkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya. (Djoko Wijono, 1999 : 623).

Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan kurikulum pendidikan. Selain itu, standar pelayanan dapat membantu dalam penentuan kebutuhan operasional untuk penerapannya, misalnya kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme, peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap pelaksana kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditemukan sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik. Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan di puskesmas adalah kepuasan pasien. (Djoko Wijono, 1999 : 623).

2.1.1 Pengertian Standar Pertolongan Persalinan

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.

a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janing dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (manuaba, 1998).

b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).

c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).

d. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup didunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar).

e. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (APN, 2004).

f. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000 : 291).

g. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007 : 100).2.2 Standar Pertolongan Persalinan2.2.1 Standar 9: Asuhan Persalinan Kala 1

Tujuan :

Memberikan pelayanan kebidanan yg memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Pernyataan Standar

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, memperhatikan kebutuhan ibu, melakukan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, bersikap sopan, dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu, serta memperhatikan tradisi setempat.

Ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan

Hasil

Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bila diperlukan.

Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan terlatih.

Berkurangnya kematian kesakitan ibu dan bayi akibat partus lama. Prasyarat

1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampingi selama proses persalinan dan kelahiran.

2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mules/ ketuban pecah.

3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk:

a. memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman

b. penggunaan partograf dan pembacaanya

4. Ada alat untuk pertolongan persalinan termasuk beberapa sarung tangan DTT/ steril.

5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman.

6. Tersedia ruangan yg hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.

7. Mengggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA, partograf dan kartu ibu.

8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat daruratan obstetri yang efektif.

Proses.

1. Minta Bumil agar sering BAK sedikitnya 2 jam.

2. Pada persalinan normal, mintalah Ibu banyak minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin.

3. Selama persalinan,beri dukungan moril dan perlakuan yg baik dan peka thd kebuthan bumil,suami/keluarga/orang terdekat yg mendampingi

4. Jelaskan proses persalinan yg sdng tjd pd ibu,suami dan keluarganya.Beritahu mereka kemajuan persalinan scr berkala.

5. Segera catat semua temuan pada partograf dan kartu ibu

6. Saat proses persalinan berlangsung,bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi

7. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman

8. Segera mendatangi bumil ketika diberi tahu persalinan sudah mulai /ketuban pecah.

9. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan dngan memberikan perhatian trhdp TD. Teratur tdk nya his dan DJJ bila ketuban telah pecah.

10. Catat semua temuan pemrksaan denga tepat .jik ditemukan kelainan,lakukan rujukan ke PKM/RS.

11. Lakukan PD scr aseptik dan sesuai dngn kebutuhan (jika his tertr dan tdk ada hal yg mengkhawtrkn atau his lemah atau TTV: ibu/ janin .normal,maka tdk perlu di lakukan PD.

12. Dalam keadaan normal PD cukup setiap 4 jam dan HARUS selalu secara septik.

13. Jika sampai pada fase aktif, catat temuan dalam partograf dan kartu ibu.

14. Anjurkn ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak sprt biasa dan memilih posisi yang dirasakan nyaman.

15. Amati kontraksi dan DJJ sdktnya 30 mnt pd kala 1. Pada akhir kala 1 atau jika kontraksi sudah sangat kuat, periksa DJJ setiap 15 mnt

16. Catat dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam.

17. Catat TD setiap 4 jam.2.2.2 Standar 10 :Asuhan Persalinan Kala 2 Yang Aman

Tujuan:

Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

Pernyataan Standar

Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan.

Hasil

Persalinan yang bersih dan aman

Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan

Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong Bidan.

Menurunnya komplikasi seperti pendarahan postpartum, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran.

Menurunnya angka sepsis puerperalis. Prasyarat

Proses

1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah.

2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman.

3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi/ steril.

4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.

5. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.

6. Menggunakan KMS Ibu Hamil/ Buku KIA, Kartu Ibu partograf

7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri yang efektif.

Bidan harus :

1. Memastikan tersedianya ruangan yg hangat,bersih dan sehat utk persalinan,juga kain hangat utk mengeringkan BBL,tempat utk plasenta2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih,kemudian keringkan hingga betul betul kering dengan handuk bersih3. Bantu ibu mengambil posisi yang paling nyaman baginya4. Anjurkan ibu mengeran hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan5. Pada kala II dengarkan DJJ stiap his berakhir6. Hindari peregangan vagina secara manual dengan grakan menyapu/menariknya ke arah luar7. Pakai sarung tangan sedpt mungkin saat kepala bayi kelihatan8. Jika ada kotoran keluar dari rektum bersihkan dengan kain kering9. Bantu kepala bayi lahir perlahan,sbaiknya diantara his10. Begitu kepala bayi lahir,jika bahu tidak memutar ikuti standar 1811. .Segera setelah lahir,keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat dan letakkan di dada ibu untuk disusui12. Pembersihan jalan nafas bayi tidak selalu diperlukan13. Tali pusat di klem di 2 tempat,lalu potong diantara 2 klem dengan gunting steril yang tajam14. Perhatikan tanda pelepasan plasenta.Periksa kelengkapan plasenta setelah lahir15. Letakkan tangan pada fundus uteri untuk memeriksa kontraksi16. Lakukan pemeriksaan by,pwt mata dan prosedur lain untuk pwt BBL17. Bersihkan perineun dg air bersih dan tutupi dengan kain bersih18. Berikan plasenta kepada suami/klg ibu19. Pastikan ibu dan bayi merasa nyaman.Berikan bayi pada ibu untuk diberi ASI20. Catat semua temuan dengan seksama

2.2.3 Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala 3

Tujuan:

Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek waktu persalinan kala 3, mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta.

Pernyataan standar

Secara rutin Bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga

Hasil Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala tiga

a. Menurunkan terjadinya atonia uterib. Menurunkan terjadinya retensio plasenta.c. Memperpnedek waktu persalinan kala tiga.d. Menurunkan teradinya perdarahan postpartum akibat salah penanganan kala tiga.

Prasyarat

1. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam melahirkan plasenta secara lengkap dengan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga secara benar.

2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk melahirkan plasenta termasuk air bersih, larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi, sabun dan handuk yang bersih untuk cuci tangan,juga tempat untuk plasenta. Bidan seharusnya menggunakan sarung tangan DTT/ steril.

3. Tersedia obat-obatab oksitosika dan metode yang efektif untuk penyimpanan dan pengirimannyayang dijalankan dengan baik.

4. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri yang efektif. Proses

a) Masukkan oksitosin dlm alat suntik menjelang persalinanb) Setelah bayi lahir,periksa kemungkinan bayi kembar.Jika tidak ada beri oksitosin secara IMc) Tunggu tanda terlepasnya plasentad) Bantu ibu bersandar/berbaring untuk pengeluaran plasenta dan selaputnyae) Jika plasenta sdh terlepas,letakkan tangan kiri di atas simfisis dan regangkan tali pusat dengan tangan yg lain tetapi jangan ditarikf) Jika plasenta sudah tampak dari luar secara bertahap tarik ke atas sehingga plasenta mengikuti jalan yang sama dengan bayig) Keluarkan selaput dengan hati-hatih) Begitu plasenta sudah lahir secara lengkap,periksa apakah uterus berkontraksi dengan baiki) Taksi jumlah kehilangan darah secermat cermatnyaj) Periksa kelengkapan plasenta,jika tdk lengkap ulangi pembrian oksitosika.Perdarahan bnyak plasenta manual, perdarahan tdk bnyakrujukk) Bersihkan vulva dan perineum dengan air bersih dan tutup dengan pembalut yang bersihl) Periksalah TTV.Catat semua temuan secermat cermatnyam) Berikan plasenta kepada suami/klg ibu

2.2.4 Standar 12:Penanganan Kala 2 Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi

Tujuan:

Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.

Pernyataan Standar

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti penjahtan perineum.

Hasil

Penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat.

Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua.

Prasayarat

Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan epiotomi dan menjahit perineum secara benar.

Tersedia sarung tangan/ alat/perlengkapan untuk melakukan episiotomi, termasuk gunting tajam yang steril/DTT, dan alat bahan yang steril/ DTT untuk penjahitan perineum ( anestesi lokal misalnya dengan 10 ml lidokain 1% dan alat suntik/ jarum hipodermik steril).

Mengggunakan kartu ibu, partograf dan buku KIA. Proses

Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sdh terlihat,mk satu satunya cara yg dpt dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan janin adalah dg melakukan episiotomy

Tindakan Penanganan Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi bidan

Mempersiapkan alat alat steril utk tindakan

Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi

Anestesi lokal diberikan saat his

Tunggu 1 menit agar anestesi bekerja,lakukan tes kekebalan

Pada puncak his berikutnya,lindungi kepala bayi kemudian lakukan pengguntingan tunggal

Minta ibu meneran diantara dua his

Begitu bayi lahir,tutupi perineum dengan pembalut steril dan lakukan resusitasi neonatus jika diperlukan

Lahirkan plasenta scr lengkap

Sesudah plasenta dikeluarkan,lakukan penjahitan secara aseptik dengan peralatan yang steril

Lakukan penjahitan secara berlapis,mulai dari vagina lalu perineum

Sesudah penjahitan,masukkan jari dengan hati-hati ke rektum untuk memastikan bahwa penjahitan tdk menembus dinding rektum.Periksa vagina,pastikan tdk ada bahan yang tertinggal

Bersihkan perineum dengn air bersih.Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah berhenti

Pastikan ibu diberitahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering

Catat semua temuan secermat cermatnyaBAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanStandar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan kurikulum pendidikan. Selain itu, standar pelayanan dapat membantu dalam penentuan kebutuhan operasional untuk penerapannya, misalnya kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme, peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap pelaksana kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditemukan sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik.Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya.

Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, jika ada kesalahan dan kekurangan dengan apa yang kami tulis mohon dimaafkan. Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat memahami isi dari makalah ini dan untuk para mahasiswa agar mengerti maksud dari materi tentang Standar Pertolongan Persalinan. 3.2 Saran 3.2.1 Untuk Mahasiswa :

Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengenal dan memahami secara utuh tentang Standar Pertolongan Persalinan, juga menerapkannya dalam praktek kebidanan yang sesungguhnya. Mengetahui dan memahami secara rinci tentang Standar Pertolongan Persalinan.3.2.2 Untuk Institusi Pendidikan Hendaknya lebih memperbanyak teori-teori pengajaran mengenai 24 Standar Pelayanan Kebidanan, khususnya Standar Pertolongan Persalinan. Hendaknya mengimbangi pengajaran teori tentang Standar Pertolongan Persalinan, dengan praktik pelayanan kesehatan serta tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan seorang bidan nantinya.DAFTAR PUSTAKADepkes RI, Kep.Men.Kes. 2010. Standar Profesi Bidan. : JakartaAl-Assaf. 2012. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC

Yulifah, dkk. 2012. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Http://Painlesslabor.Wordpress.Com. Profesionalisme Bidan. (Di Akses Pada Tanggal 28 September 2013)Aa-aamas. 2011. Online. http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan- persalinan.html. Akses 12 11 2012.

Anakamak. 2010. Online. http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-pendahuluan-i.html. Akses 21 11 2012.Bencoolen, Rafless. 2011. Online. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-iv.html. Akses 21 11 2012.

Midwifery, Lheys. 2011. Online. http://lheyzuthary.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-iii.html. Akses 12 11 2012.

Reza Muhamad Pahlevi. 2012. Online. http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-persalinan.html. Akses 21 11 2012